Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METHODS OF TEFL
“GENRE BASED TEACHING: STORY GENRE”

GROUP
Fadhil Muhammad : 1830104015
Anggun Julia Agusti : 1930104007
Alfi Alfarizy : 1930104005
Arif Furqan : 1930104012
Asyraf Fuadi : 1930104013
Bunga Berliansyah : 1930104015
Dwi Okta Febyola : 1930104018
Fadhilla Zahra : 1930104019
Iqbal Hadima : 1930104026

Supporting Lecturer
ZULHERMINDRA,M.Pd.
NIP.19690910199903100

ENGLISH TEACHING DEPARTMENT


TARBIYAH FACULTY AND EDUCATION SCIENCE
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2020/2021
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Genre Cerita


Genre, istilah serapan untuk ragam, adalah pembagian suatu bentuk seni atau tutur
tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Dalam semua jenis seni, genre
adalah suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas. Genre terbentuk melalui konvensi, dan
banyak karya melintasi beberapa genre dengan meminjam dan menggabungkan konvensi-
konvensi tersebut. Lingkup kata "genre" biasanya dibatasi pada istilah dalam bidang seni dan
budaya.
Genre dalam ceita merupakan model yang menjadi dasar cerita
sebuah buku. Genre juga mencerminkan tren dalam masyarakat dan berevolusi ketika penulis
bereksperimen tanpa batasan-batasan. Hingga pada akhirnya pembacalah yang akhirnya
memutuskan apakah eksperimennya berhasil dengan membeli buku-buku tersebut.
Menurut menurut Pardyono (2007: 17-313), ada dua belas jenis genre, yaitu: narasi,
recount, description, report, discussion, penjelasan, eksposisi analitik, prosedur, anekdote,
eksposisi hortatory, spoof, item berita. Genre cerita adalah teks sastra yang dibangun untuk
menarik emosi dan imajinasi kita. Namun, kita hanya akan membahas Narrative, Recount and
Spoof.

1. Narrative Text
a. Definisi Narrative Text
Menurut Anderson dalam Titin, I. (2015:21), narrative text adalah sepotong
teks yang menceritakan sebuah cerita atau menghibur/menginformasikan pembaca
atau pendengar. Teks naratif adalah jenis teks yang tepat untuk menceritakan
kegiatan atau peristiwa dimasa lalu, yang menunjukkan pengalaman bermasalah
dan resolusi berarti menghibur sering dimaksudkan untuk memberikan pelajaran
moral kepada pembacanya (Pardoyo 2007: 94). Di sisi lain, menurut Pardiyono,
“Narasi adalah cerita yang menceritakan kegiatan atau peristiwa masa lalu yang
bertujuan untuk menimbulkan masalah dan memberi pelajaran kepada pembaca”.
AS Hornby dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary mendefinisikan “Narasi
adalah deskripsi peristiwa, terutama dalam novel atau cerita, tindakan atau proses
merasakan sebuah cerita”. Sama halnya dengan John Langan yang mengatakan,
“Narasi adalah seorang penulis menceritakan tentang sesuatu yang terjadi”
melalui narasi, kita membuat pernyataan menjadi jelas dengan menceritakan
secara rinci sesuatu yang telah terjadi pada kita”.
Dari definisi diatas dapat kita simpulkan teks naratif adalah sebuah cerita yang
menceritakan tentang sesuatu yang menarik yang bertujuan untuk menghibur dan
menghibur bagi pembaca atau permisa.

b. Struktur Umum
1) Orientasi: Pada bagian ini berisi paragraf pembuka yang mana karakter cerita
mulai diperkenalkan. (Berisi mengenai tempat, tokoh, serta waktu membaca
cerita, siapa dan juga kapan)
2) Komplikasi: Bagian masalah dalam cerita mulai berkembang. (Permasalahan
mulai muncul atau mulai terjadi serta mulai berkembang)
3) Resolusi: Bagian masalah dalam cerita mulai diselesaikan. Masalah selesai,
baik secara “happy ending” bahagia maupun “bad ending” atau buruk.
4) Coda/ reorientasi (opsional): Bagian yang menjelaskan pelajaran yang dapat
dipetik dari cerita.

c. Jenis-jenis Narrative Text


1) Fable (fabel): Cerita yang mengisahkan mengenai binatang.
2) Myth (mite): Cerita atau mitos ini banyak berkembang pada masyarakat serta
umumnya dianggap menjadi cerita yang faktual atau benar – benar terjadi.
3) Legend (legenda): Cerita rakyat yang mengisahkan bagaimana asal usul dari
sebuah tempat itu ada.
4) Folk tale (cerita rakyat): Cerita yang diceritakan secara turun temurun
sehingga menjadi suatu bagian dari tradisi masyarakat.
5) Fairy tales (dongeng): Cerita rakyat atau cerita anak – anak yang di dalamnya
mengandung unsur keajaiban/ ketidakmungkinan terhadap para tokoh
ceritanya serta pada bagian akhir mengandung pesan moral.
6) Love story: Cerita cinta lebih menegaskan tema ceritanya yang isinya
perjuangan untuk memperoleh cinta untuk si tokoh utama.
7) Selain itu juga ada jenis lain seperti: Science fiction, Horror, Mystery, History,
Slice of life, Personal experience, dll.
d. Ciri Kebahasaan
1) Past tense: (Killed, drunk, went, won, sent, etc)(terbunuh, mabuk, pergi,
menang, mengirim, dll).
2) Keterangan waktu (Adverb of time): (Once upon a time, today, one day, will,
yesterday, later, etc) (Pada suatu waktu, hari ini, suatu hari, akan, kemaren,
nanti, dll).
3) Konjungsi waktu (Time conjunction): (When, then, suddenly, before, after,
until, a soon as, etc) (kapan, kemudian, tiba-tiba, sebelum, sesudah, sampai,
segera, dll).
4) Karakter spesifik (Specific character)/ penggunaan karakter cerita yang
spesifik, bukan umum. (Cinderella, Alibaba, Putri Salju, Tangled, Ariel, dll)
5) Kata kerja aksi (Action verbs)/ kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan:
(Killed, walked, wrote, stayed, dug, etc) (terbunuh, berjalan, menulis, tinggal,
digali, dll)
6) Membacakan pidato langsung untuk membuat ceritanya seakan lebih
hidup (Direct speech). (Princess said,”My name is Princess) (Princess berkata,
“Namaku Princess). Pidato langsung memakai present tense.
7) Saying and thinking verb: Kata kerja yang menunjukan ujaran atau pelaporan.
(Said, told, thought, etc) (berkata, bercerita, berpikir, dll).

8) Contoh
The Mouse Deer And The Tiger
One day, there was a mouse deer. He was thirsty so he wanted to drink on the
river.
When the mouse deer came next to the rive, a tiger approached him and
wanted to eat him. Of course the mouse deer tried to escape, but the tiger run
faster and caught him.
In that dangerous situation the mouse deer thought hard how to escape the
tiger. Then he got idea and said to the tiger, “Listen! Your mightiness and
toughness are all great! But I have my own king. He has a greater strength than
yours! I am sure that nobody can match his powers!” Because the tiger felt
taunted, he declared that he would challenge the mouse deer’s king.
Next the mouse lead the tiger to the river, and said, “Now Look at the water.
You will see my king” Foolishly the tiger looked in the river and surely saw
another tiger in the water. Then he growled, but the tiger in the river imitated to
growl too. Because of his too high self pride, the tiger jumped into the water, and
wanted to fight. He was believing there was another tiger in the water.
The mouse deer took that opportunity to escape. After fighting with himself in
the river, the tiger realized that he was fooled by the mouse deer.

2. Recount Text
a. Definisi Recount Text
Recount text merupakan salah satu jenis teks dalam Bahasa Inggris yang berisi
mengenai cerita suatu tindakan maupun kegiatan penulis atau tokoh-tokoh dalam
cerita tersebut. kegiatan atau tindakan yang dimaksud merupakan pengalaman dari
penulis yang diungkapkan melalui recount text, biasanya tujuan recount text
adalah untuk menghibur pembaca, serta memberikan informasi. Menurut
Anderson dalam Saiful, A. (2015:16) sebuah recount adalah berbicara atau
menulis tentang peristiwa masa lalu atau sepotong teks yang menceritakan
kembali peristiwa masa lalu, biasanya dalam urutan yang terjadi. Tujuan teks
adalah menceritakan kembali peristiwa masa lalu atau menceritakan pengalaman
seseorang secara kronologis.

b. Jenis-jenis Recount Text


1) Personal Recount
merupakan recount text yang memiliki fungsi untuk menceritakan mengenai
pengalaman pribadi penulis. Personal recount merupakan jenis paling umum yang
biasa digunakan untuk menulis teks recount. 
2) Factual Recount
Sebuah recount faktual mendokumentasikan serangkaian peristiwa secara
berurutan dan mengevaluasi signifikansi mereka. Ini dapat disajikan sebagai
recount sejarah, sains eksperimen, laporan lalu lintas, laporan olahraga atau dalam
film, televisi dan video.
3) Imaginative
merupakan salah satu recount text yang memiliki fungsi untuk menceritakan
peristiwa imajinatif. Contohnya recount text yang menceritakan pengalaman
penulis dalam menghayalkan sebuah adegan yang dia dapat dari mimpinya. 
4) Historical Recount
merupakan recount text yang berisi mengenai sejarah. Contohnya merupakan
recount text mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia. 

c. Fungsi Sosial
1) Fokus pada  individual people seperti dengan menggunakan personal
participant yaitu I atau we. 
2) Menggunakan kata-kata yang mengindikasikan kapan serta dimana kejadian
atau peristiwa tersebut terjadi. 
3) Menulis dengan menggunakan past tense. 
4) Menggunakan action words seperti pada language feature. 

d. Struktur Umum
1) Orientation, struktur pertama yang berisi informasi mengenai tokoh, tempat
kejadian, kapan kejadian berlangsung dan lain sebagainya. Informasi yang
diberikan oleh penulis diharapkan dapat memberikan pengetahuan atau informasi
yang diperlukan oleh pembaca agar dapat memahami jalan cerita.
2) Events, struktur kedua merupakan isi dari teks atau berupa cerita mengenai
kejadian maupun pengalaman yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca. 
3) Reorientation, struktur ketiga berisi mengenai kesimpulan maupun rangkuman
atau pengulangan informasi yang ada pada struktur orientation. 

e. Contoh
1) Orientation (Pembukaan)
Hari Kamis yang lalu adalah hari liburku. Aku tidak pergi kemana-
mana. Aku hanya menghabiskan waktu dirumah dengan melakukan aktivitas
yang sama, lagi dan lagi. Aku merasa itu menjadi hari terburuk yang pernah
aku alami.
2) Event (Isi)
Saya bangun lebih awal dan melakukan sholat subuh. Setelah itu, saya
sarapan bersama keluarga di pagi harinya. Pada jam 8.00, aku menghidupkan
komputer dan bermain game. Tak terasa, sudah pukul 10.00. Saya bergegas
mandi untuk menyegarkan badanku.
Kemudian, aku menonton acara TV kesukaanku hingga menjelang
siang. Pada pukul 13.00, Aku pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan
segera melakukan sholat zuhur. Lalu, aku makan siang dan membantu ibu
membersihkan rumah.
Karena kecapekan, aku tertidur di sofa. Tak disangka, setelah bangun
tidur aku sudah kedatangan tamu yang bisa menghibur hati, bibi datang
bersama anaknya yang masih kecil. Aku terus bermain bersama keponakanku
hingga menjelang malam.
3) Re-orientation (Kesimpulan)
Meskipun hanya liburan dirumah, paling tidak dapat menyegarkan
pikiranku untuk menjalankan aktivitas rutin di kantor. Kami berangkat pukul

3. Spoof
a. Definisi Spoof
Spoof text merupakan jenis teks yang dianggap paling menyenangkan untuk
dipelajari. Spoof text adalah salah satu jenis teks bahasa Inggris yang isinya
mengenai cerita lucu. Tujuan komunikatif dari jenis teks ini adalah untuk
menghibur pembaca atau mendengar dari cerita tersebut. Hartono (2005),
sebagaimana dikutip dalam Putra (2012, hlm. 10), menjelaskan bahwa teks adalah
satuan makna yang koheren dan sesuai dengan konteksnya.Lebih jauh, spoof
adalah teks yang menceritakan kisah yang berpotensi faktual yang telah terjadi di
masa lalu dengan akhir yang tidak terduga dan lucu.

b. Fungsi Sosial

Menurut Handayani, N. D. dan Khairul Harha dalam Uyun (2019: 32), teks
spoof adalah teks yang menceritakan sebuah kisah faktual yang telah terjadi di
masa lalu dengan akhir yang tidak terduga dan lucu. Ini adalah salah satu teks
genre narasi yang menceritakan peristiwa masa lalu. Fungsi Sosial Teks Spoof
Sudarwati dan Grace dalam Uyun (2019: 32) menjelaskan bahwa tujuan dari teks
spoof adalah untuk menghibur pembaca dari menceritakan kembali peristiwa
masa lalu. Jadi kita bisa mendapatkan poin fungsi sosial dari teks spoof adalah
untuk menceritakan kembali suatu peristiwa dengan twist yang lucu.
c. Generic Structure
Prima dan Triyanti dalam supiati (2017:16-17) menekankan organisasi teks spoof
adalah sebagai berikut:
1) Orientasi
Ini memberi tahu pembaca siapa yang terlibat, apa yang terjadi, di
mana peristiwa ini terjadi, dan kapan itu terjadi. Ini juga merupakan pengantar
cerita. Dengan memberikan orientasi, pembaca akan mengenali, untuk
pertama kalinya, siapa yang terlibat dalam cerita/peserta, kapan/waktu, dan di
mana/tempat. Ini harus memperkenalkan peserta peristiwa yang terjadi,
menunjukkan tempat di mana peristiwa terjadi dan mengidentifikasi peristiwa
dengan jelas.
2) Kejadian
Ini melibatkan peristiwa di mana mereka terjadi. Ini juga menceritakan
apa yang terjadi dalam urutan kronologis dan dalam urutan apa. Komentar
pribadi atau komentar evaluasi, yang merupakan selingan di seluruh peristiwa
rekaman. Peristiwa harus ditulis dalam kalimat lengkap. Acara harus
konfirmatif dan menghibur bagi pembaca (keduanya). Peristiwa harus
ditambahkan dengan detail yang tidak relevan dengan topik teks.
3) Memutar (twist)
Ini memberikan akhir lucu yang tak terduga. Hal ini juga memberikan
bagian paling lucu dari cerita yang tak terduga dan akhir lucu melibatkan
menghibur pembaca. Pembaca bahkan tidak memprediksi sebelumnya.

d. Ciri-ciri Kebahasaan
Menurut Sudarwati dan Grace (2007: 178), teks spoof memiliki ciri-ciri
kebahasaan sebagai berikut:
1) Kata benda: berhubungan dengan orang, binatang atau hal-hal tertentu dalam
teks.
2) Kata kerja tindakan: berhubungan dengan kata kerja yang menunjukkan
peristiwa (contoh: makan, berlari, tinggal, dll.).
3) Kata hubung: kata hubung dengan urutan kejadian (contoh: pertama,
kemudian, setelah,sebelum, akhirnya, dll).
4) Keterangan waktu dan tempat: menjelaskan kapan dan di mana peristiwa itu
terjadi (contoh: di taman, dua hari yang lalu, dll.).
5) Simple past tense: simple past tense berkaitan dengan aktivitas yang terjadi di
masa lalu, dan menggunakan kata kerja dalam bentuk lampau.

e. Contoh
Lelaki Tua dan Bus
Suatu hari seorang lelaki tua berdiri di halte bus. Dia tampak sedang menunggu
sesuatu. Kemudian, dia bertanya pada pemuda di diekatnya. “Permisi, jam
berapakah jadwal bus ke Bandung?”. “Lima menit lagi,” jawab si pemuda.
“Bagaimana dengan bus ke Semarang?” tanya lelaku tua lagi. “Sekitar 10 menit
lagi,” jawab si pemuda dengan singkat. “Kemana anda hendak pergi, Pak?”
“Aku hanya ingin menyeberangi jalan ini. Aku takut bus itu menabrakku,” ujar
lelaki tua kemudian melangkah menyeberangi jalan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarwati, M, & Grace, E. (2007). Look ahead book 2: Kursus bahasa Inggris untuk siswa
SMA kelas XI. Jakarta. Erlangga.
Titin, I. (2015) . IMPROVING WRITING SKILLS ON NARRATIVE TEXTS FOR Grade
VIII E STUDENTS OF SMPN 6 MAGELANG THROUGH COLLABORATIVE WRITING
TECHNIQUE IN THE ACADEMIC YEAR OF 2014/2015. Hal 21
Uyun, Y. (2019). THE USE OF HUMOROUS SPOOF TEXTS TO IMPROVE STUDENTS'
READING COMPREHENSION. Salatiga: IAIN Salatiga Press.

Anda mungkin juga menyukai