Anda di halaman 1dari 7

Tugas Teori Sastra Ke-2

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Sastra Yang Diampu Oleh :

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Haris Supratno

Oleh:

Burhanuddin Robbany

20020144034

PRODI S-1 SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020
ANALISIS STRUKTUR INTRINSIK CERPEN “ROBOHNYA SURAU KAMI” KARYA

A.A. NAVIS

Oleh : Burhanuddin Robbany

A. Pendahuluan
Karya Sastra adalah salah satu hasil ekspresi yang berupa gagasan atau sebuah ide,
perasaan, dan pengalaman dari seorang pengarang yang dituangkan dalam sebuah karya
sastra. Karya Sastra merupakan suatu struktur yang dibangun melalui struktur intrinsic dan
struktur ekstrinsik. Struktur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam setiap karya
sastra seperti : tema, plot, setting, penokohan, sudut pandang, dan konflik. Sedangkan
struktur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang ada di luar karya sastra seperti aspek sosial,
politil, ekonomi, adat, religi, dan lingkungan.
Dalam setiap karya sastra menceritakan suatu permasalahan tertentu sesuai dengan
minat pengarangnya. Jadi, tidak setiap karya sastra menceritakan seluruh aspek ekstrinsik,
tetapi hanya membicarakan aspek sosial sesuai dengan minat pengarangnya. Cerpen
“Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis merupakan sebuah cerita yang menceritakan
seorang pemuda yang khawatir kepada kakek karna telah mendengar cerita dari kakek
penjaga yang masjid atau surau yang telah kemakan omongan dari seorang pembual yang
bernama ajo sidi. Dimana isi pembualan itu seperti orang yang hanya focus dengan diri
sendirinya saja tanpa melihat dan berguna untuk orang lain.
B. Landasan Teori
1. Tema
Tema menurut (Esten : 1990) adalah sesuatu yang menjadi persoalan atau
pikiran utama. Sedangkan menurut (Rusyana:1998) adalah dasar sebuah cerita
atau pandangan hidup yang membangun gagasan utama dalam suatu karya sastra.
Kesimpulan dari dua pengertian diatas adalah tema berarti suatu cerita yang
menjadi topik atau gagasan utama dalam suatu karya sastra ataupun karya lainnya.
2. Plot(Alur)
Plot menurut Rusyana (1987:67) adalah hubungan sebab akibat suatu
peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain di dalam cerita. Sedangkan
menurut Aminudin(1991:126) adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh
tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita bisa berbentuk dalam
rangkaian peristiwa yang berbagai macam. Kesimpulan dari dua pengertian diatas
adalah plot atau alur berarti suatu keadaan baik berupa latar tempat, latar waktu,
dan latar suasana yang ada didalam suatu cerita.
3. Setting
Setting menurut Indrawati(2009:64) adalah tempat, waktu, dan suasana yang
digunakan dalam suatu cerita. Sedangkan menurut Suparmi (2009:54) adalah
suatu keadaan yang melingkupi pelaku pada sebuah cerita. Kesimpulan dari dua
pengertian diatas berarti setting itu adalah suatu keadaan baik berupa latar tempat,
latar waktu, dan latar suasana yang ada didalam suatu cerita.
4. Penokohan
Penokohan menurut Sudjirman(1988) adalah penokohan lebih cenderung
membahas bagaimana jalan piker sipengarang dalam menentukan dan memilih
tokoh yang nantinya berperan dalam sebuah cerita. Sedangkan menurut
Nurgiyantoro(2000) pengertian tokoh dapat dimaknai sebagai seorang atau
sekelompok orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, para pembaca
dapat melihat sebuah kecenderungan yang diekspresikan baik melalui ucapan
maupun tindakan. Kesimpulan dari dua pengertian diatas bahwa penokohan
adalah suatu tokoh atau peran yang ada didalam cerita yang dibuat oleh si penulis.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang menurut Attar Semi(1988:51) adalah posisi dan penobatan diri
seorang pengarang dalam ceritanya, atau seorang pengarang melihat peristiwa-
peristiwa yang ada dalam sebuah cerita. Sedangkan menurut Aminudin(1995:90)
adalah cara seorang pengarang menampilkan para tokoh/pelaku dalam dongeng
yang disampaikan/dipaparkan. Kesimpulan dari dua pengertian diatas bahwa
sudut pandang adalah suatu pandangan yang diberikan penulis kepada pembaca
untuk memudahkan pembaca untuk memahami jalan cerita.
6. Konflik
Konflik menurut A.W. Hijau(1956) adalah upaya yang disengaja untuk
melawan atau memaksa kehendak lain atau orang lain. Sedangkan menurut Max
Weber(1968) adalah sepanjang tindakan yang ada di dalamnya secara sengaja
ditujukan untuk melawan pihak lain. Kesimpulan dari dua pengertian diatas
berarti konflik adalah suatu tindakan yang disengaja untuk mendesak kehendakan
orang lain.
C. Pembahasan
1. Tema
Berdasarkan penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa tema adalah gagasan
utama atau ide pokok yang ada didalam suatu cerita. Demikian tema yang ada
didalam cerpen “Rubuhnya Surau Kami” adalah Penyesalan, alasan saya
mengambil tema ini karna didalam cerita menceritakan tentang penyesalan
seorang kakek, hal tersebut terbukti pada data tersebut :
“Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang
memurungkan Kakek.” Dan “Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia
sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak
menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan segala apa yang disukai
mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka mencopoti papan
dinding atau lantai di malam hari.”
2. Plot / Alur
Berdasarkan penjalasan diatas telah dijelaskan bahwa plot adalah rangkaian
peristiwa yang ada didalam suatu cerita. Demikian plot yang ada didalam cerpen
“Rubuhnya Surau Kami” adalah Mundur, alasan saya memilih tema ini karena di
dalam cerita menceritakan yang beberapa tahun lalu saat kakek masih hidup, hal
tersebut terbukti pada :
“KALAU beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan
menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer
dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke
kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan
nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya
mengalir melalui empat buah pancuran mandi.”
3. Setting/Latar
Berdasarkan penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa Setiing adalah keadaan
didalam suatu cerita seperti latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Demikian
setting yang ada didalam cerpen “Rubuhnya Surau Kami” adalah dengan latar
tempatnya yaitu di surau , latar waktu yaitu beberapa tahun yang lalu , dan latar
suasana yaitu iba/kasian. Hal tersebut terbukti pada : latar tempat “. Dan di ujung
jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua.” “Sekali hari aku datang pula
mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka
memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk
dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke
depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya”, Latar waktu
“KALAU beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan
menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer
dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke
kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan
nanti akan Tuan temui sebuah surau tua.” , dan latar suasana “Sebagai penjaga
surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya
sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasil pemungutan
ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id
kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih dikenal sebagai
pengasah pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang
suka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-
orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting,
memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong,
memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering
diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.”
4. Penokohan
Berdasarkan penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa penokohan adalah suatu
keadaan yang membentuk peran dalam suatu cerita seperti
protagonist,antagonis,tritagonis, dan figuran. Demikian penokohan yang terdapat
didalam cerpen “Rubuhnya Surau Kami” adalah dengan tokoh protagonisnya
yaitu tokoh kakek, tokoh antagonisnya yaitu tokoh ajo sidi, tokoh tritagonisnya
yaitu tokoh aku, dan tokoh figuran seperti istriaku, istri ajo sidi, dan haji saleh.
Hal tersebut terbukti pada :
Tokoh kakek “Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya istri, punya
anak, punya keluarga seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri.
Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan
kepada Allah Subhanahu wataala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat
seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.
Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan
dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak
kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan Pengasih dan
Penyayang kepada umat-Nya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci.
Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-
Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya.
Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila
aku terkejut. Masya Allah kataku bila aku kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu?
Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.” Tokoh ajo sidi “kata Ajo Sidi
memulai, di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang.
Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa
dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah di mana-
mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada seorang yang
di dunia dinamai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia
sudah begitu yakin akan dimasukkan ke dalam surga. Kedua tangannya
ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke
kuduk. Ketika dilihatnya orang- orang yang masuk neraka, bibirnya
menyunggingkan senyum ejekan.” Tokoh aku “Tiba-tiba aku ingat lagi pada
Kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat
bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku ingin
tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. “Apa ceritanya, Kek?”” tokoh haji saleh “Aku
Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.” Tokoh istri aku
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang
mengerikan sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.” Tokoh istri ajo
sidi ““Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi.”
5. Sudut Pandang
Berdasarkan penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa sudut pandang adalah
suatu keadaan yang dibuat penulis untuk memudahkan pembaca membaca jalan
cerita. Demikian sudut pandang didalam cerpen “Robohnya Surau Kami” adalah
dicerpen ini pengarang memposisikan dirinya kedalam cerita sebagai tokoh utama,
selain itu pengarang membuat tokok kakek sebagai tokoh bawahan ketika kakek
bercerita tentang ajo sidi didepan tokoh aku. Hal tersebut terbukti dengan : tokoh
aku “Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira
menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu
muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan
dagunya.” Tokoh kakek “Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya. Dan
akhirnya Kakek bercerita lagi.
Pada suatu waktu, kata Ajo Sidi memulai, di akhirat Tuhan Allah memeriksa
orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di
tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang
yang diperiksa. Maklumlah di mana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang
yang diperiksa itu ada seorang yang di dunia dinamai Haji Saleh. Haji Saleh itu
tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan dimasukkan ke dalam
surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada
dan menekurkan kepala ke kuduk”
6. Konflik
Berdasarkan penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa konflik adalah perjalan
suasana didalam cerita yang terdapat adanya pertentangan. Demikian konflik pada
cerpen “Robohnya Surau Kami” adalah konflik psikis tokoh kakek yang
digambarannya mempunyai jiwa yang rapuh hingga memilih jalan yang tidak
benar yaitu bunuh diri. Hal tersebut terbukti:
“Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan
ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak
karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik,
beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri
kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal.”, “Tidak.
Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut
masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan
kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga
mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu
egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak
mempedulikan mereka sedikit pun. Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar
dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.”, dan “Ya. Tadi subuh Kakek
kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggorok
lehernya dengan pisau cukur.”
D. Kesimpulan
 Tema : Untuk tema ini seperti pelajaran bagi kita yaitu dimana selalu adanya
penyesalan dan bergunalah bagi orang lain. Serta untuk cerpen ini sudah
cukup jelas untuk bagian tema.
 Plot : Dari cerpen tersebut untuk bagian plotnya yaitu mundur karna
menceritakan tentang masa lalu yang pernah ada didaerah itu.
 Setting : Dari cerpen tersebut untuk bagian setting cukup jelas dengan latar
yang ada mulai dari latar tempat , latar suasana ,dan latar waktu.
 Penokohan :Untuk ini juga sudah cukup jelas dan bagus seperti tokoh aku
yang sebagai tokoh penengah dan kakek sebagai tokoh utama.
 Sudut pandang :Dari cerpen tersebut untuk sudut pandang juga jelas karna
menceritakan tokoh yang ingin tau tentang kakek yang membuat kakek
menjadi tokoh utama.
 Konflik : Untuk ini konflik yang ada juga cukup jelas tapi jangan diterapi
didalam dunia nyata seperti jangan bunuh diri.
Daftar Pustaka :
o https://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-tema/
o https://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-plot-atau-alur.html
o https://teks.co.id/pengertian-latar/
o https://tekooneko.com/pengertian-tokoh/
o https://guruppkn.com/pengertian-konflik-menurut-para-
ahli#:~:text='Konflik%20adalah%20proses%20sosial%20dimana,untuk
%20mencapai%20tujuan%2C%20berusaha%20untuk

Anda mungkin juga menyukai