Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS UNSUR PEMBANGUN CERPEN

DARI MASA KEMASA KARYA A.A.NAVIS

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Peminatan yang diampu oleh ibu Nabila Nurshalilla, S.Pd

Anggota Kelompok :
Aliffia Naurah Syifa
Ibrahim Sajati
Maulana Alan
Muthia Tsany Zakiyyah
Nada Savaira Rizqin
Nurkomalasari
Rula Daffa
Taufik Hidayat
Zahra Daimah
Kelas XI.K

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SUKABUMI


Jalan Karamat No.93, Gunung Puyuh, Sukabumi
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Cerpen yang berjudul Dari Masa Ke Masa merupakan karya dari sastrawan
Indonesia asal Sumatra Barat yang tersohor karena ke-eksentrikan-nya dalam
membuat suatu karya. Beliau merupakan H. Ali Akbar Navis atau A. A Navis.
Beliau sering dijuluki sebagai “sang pencemooh” karena gayanya yang ceplas
ceplos saat mengkritik sesuatu agar objek yang dikritiknya sadar dan mau
merubah diri. Ia melakukan itu, karena ia peduli dengan problematika
indonesia. Seringkali kecemasan beliau dituangkan ke dalam karyanya. Salah
satu karyanya yang menggambarkan kegelisahan A.A Navis adalah cerpen
berjudul Dari Masa Ke Masa yang terdapat dalam kumpulan cerpen Robohnya
Surau Kami.
Cerita berawal dari deskripsi tokoh “saya” yang sangat kesal/ dongkol jika harus
meminta nasihat dan restu kepada para orang tua sebelum melakukan suatu hal.
Ia merasa tidak adil, mengapa orang yang tidak pergi ke medan perang harus
meminta nasihat dulu sebelum melakukan suatu hal sedangkan yang ke medan
perang tidak perlu melakukan itu. ia juga dongkol karena tidak jarang para
orang tua itu bersikap semaunya kepada yang muda. Tetapi apa daya, pada saat
itu meminta nasihat merupakan suatu aturan yang memang harus dilakukan jika
ingin hal yang akan dilaksanakan berjalan lancar.
Menurut kami, hal yang menarik untuk dibahas mengenai cerpen ini adalah
bagaimana pengaruh suatu nasihat pada seseorang atau golongan. Jika nasihat
diberikan atas dasar kepentingan pribadi, itu bukan lagi nasihat namanya.
Nasihat yang sesungguhnya adalah petuah yang tulus dari hati dan benar-benar
membangun, bukan malah menjatuhkan secara tidak langsung.
Dan juga mengenai respon tokoh “saya” yang tidak mau mengulangi kesalahan
orang-orang tua zaman dulu, ia tidak mau memberi nasihat kepada orang-orang
muda. ia lebih memilih diam dan menikmati “betapa segannya orang
dengannya”. Setelah berbincang dengan sobatnya, tokoh “saya” merasa apa
yang dia lakukan selama ini juga salah. Yang seharusnya dilakukan adalah
membenahi akibat dari pekerjaan terdahulu.
Cerpen karya A.A Navis ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan baik yang
tua maupun yang muda, karena di dalam menyinggung mengenai hubungan
sosial antara orang-orang tua dengan orang-orang muda. A.A Navis tentunya
ingin memberikan gambaran yang tepat mengenai hal tersebut agar para
pembacanya dapat memetik pelajaran dan memperbaiki keadaan menjadi lebih
baik.
1.1 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
Berikut :
1. Apa pengertian cerpen menurut 3 para ahli?
2. Apa unsur pembangun yang ada di dalam cerpen “Dari Masa Kemasa”?
1.2 TUJUAN
1. Untuk mendapatkan nilai tugas Bahasa Indonesia Perminatan
2. Dapat menambahkan wawasan pembelajaran
3. Untuk menambah pemahaman penulis tentang pokok permasalahan teoritis
yang dikaji
4. Untuk menguraikan suatu permasalahan yang menjadi focus suatu analisis
penelitian
1.3 MANFAAT
1. Memperluas ilmu pengetahuan
2. Memperoleh nilai dari guru mata Pelajaran
3. Membuka pemikiran kritis saat menulis makalah
4. Belajar memahami masalah dan menemukan sebuah Solusi dari
permasalahan kecil
5. Sebagai sarana dan prasarana belajar yang baik
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN CERPEN MENURUT AHLI


1. KBBI
kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan Tunggal
yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.
2. Edgar Allan Poe
Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam
sekali duduk, kira kira selama 30 menit hingga 2 jam-atau suatu hal yang
sekiranya waktu membaca tidak mungkin dilakukan untuk novel.
3. Jakob Sumardjo
Menurutnya cerpen adalah kisah cerita yang tidak benar-benar terjadi di dunia
nyata. Namun cerita tersebut bisa terjadi dimana dan kapan saja bahkan di
dunia nyata dan ceritanya relatif singkat dan pendek
2.2 UNSUR PEMBANGUN CERPEN
Cerpen memiliki unsur pembangun yang menjadikan cerpen itu utuh.
Semua unsur pembangun cerpen sangat berhubungan dengan isi cerita. Jika
unsur pembangunnya tidak lengkap maka cerpen tersebut tidak akan utuh.
Unsur pembangun cerpen terdiri atas dua jenis yaitu, unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Menurut para ahli unsur intrinstik adalah unsur-unsur yang
membangun sebuah karya sastra. Sedangkan, unsur ekstrinsik menurut para
ahli adalah unsur yang berada di luar dari suatu karya atau cerita, tetapi dapat
menentukan bentuk dan isi suatu karya itu sendiri.
Masruroh (2017, 12) mengatakan, cerita pendek memiliki unsur-unsur
pembangun dalam cerpen adalah sebagai berikut.
1) Tema.
2) Plot/alur.
3) Tokoh.
4) Penokohan.
5) Latar.
6) Sudut pandang.
7) Amanat.
Berdasarkaan kutipan tersebut, cerita pendek mempunyai unsur pembangun
yang membentuk cerita menjadi utuh diantaranya sebagai berikut, tema, plot,
alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat.
Nurgiyantoro (2013, hlm. 29) mengatakan, unsur-unsur fiksi adalah sebagai
berikut.
1) Tema.
2) Plot.
3) Latar.
4) Sudut pandang.
5) Tokoh.
Berdasarkaan kutipan tersebut, cerpen mempunyai unsur pembangun yang
membentuk cerita diantaranya sebagai berikut, tema, plot, latar, sudut pandang,
dan tokoh.
Simpulan dari para ahli, penulis menarik simpulan unsur-unsur cerita
pendek diantaranya sebagai berikut. Tema, plot atau alur, penokohan, latar,
sudut pandang, dan amanat.
1. Tema
Tema berhubugan dengan ide dan gaagasan penulis tujuan menulisnya.
Masruroh (2017, hlm. 12) mengatakan, “Tema merupakan inti dalam penulis
sebuah cerita atau dapat dikatakan jantungnya cerpen oleh karenanya dalam
suatu sayembara kepenulisan cerpen, yang menjadi syarat utama adalah tema.
Saat kita hendak menulis sebuah cerpen, hal yang menjadi pemikiran utama
adalah tema”. Kosasih (2014, hlm. 122) mengatakan, “Tema adalah gagasan
utama dan gagasan cerita. Tema cerpen yang satu dengan cerpen lain, mungkin
saja sama. Tema tentang kasih sayang kita telah membaca puluhan atau ratusan
cerpen yang bertema ini”. Berdasarkan kutipan tersebut di atas, tema adalah
sebuah gagasan pengarang dalam membuat cerita. Sebagai seorang pembaca
kita sering membaca tema tentang ‘cinta’ tetapi dalam tema tersebut bukan
berarti isi dalam cerita itu sama.
Simpulan dari para ahli, tema adalah sebuah ide atau gagasan yang ditulis
oleh penulis untuk menyampaikan isi cerita.
2. Alur/plot
Alur adalah sebuah rangkaian yang kronologis dalam membangun sebuah
cerita yang berkaitan dengan ruang dan waktu. Brooks dan Waren dalam
Tarigan (1982, hlm. 156) mengatakan, “Alur atau plot adalah trap atau dramtik
conflict. Ke empat istilah ini bermakna “struktur gerak atau laku dalam suatu
fiksi atau drama”. Berdasarkan kutipan tersebut, alur atau plot adalah suatu
konflik yang bersifat dramatis yang dilakukan oleh seorang tokoh dalam cerita.
Alur dalam cerita fiksi harus terstruktur dalam alur tokoh sangat berperan
menjalankan serbuah cerita.
Nurgiyantoro (2013, hlm. 164) mengatakan, “Plot merupakan unsur fiksi yang
sangat penting, bahkan tidak sedikit orang yang menganggap sebagai hal yang
terpenting diantara berbagai unsur fiksi lainnya”. Berdasarkan kutipan tersebut,
alur merupakan sebuah unsur penting dalam sebuah cerita fiksi. Alur ini
menentukan sebuah jalan cerita dari cerita pendek tersebut.
Berikut macam-macam alur dalam cerpen.
a) Alur Maju/Progresif
Rangkaian peristiwa dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa
akhir cerita dengan urutan waktu teratur dan runtut.
b) Alur Mundur/Regresi
Rangkaian perisriwa dalam alur mundur berawak dari masa lampau kemasa
kini dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak runtut.
c) Alur Campuran
Alur campuran adalah gabungan dari alur mundur dan alur maju. Alur ini
melihat masa lampau dan masa kini. Alur campuran atau bisa disebut alur maju
mundur adalah alur yang diawali dengan klimaks kemudian menceritakan masa
lampau.
3. Penokohan
Hidayati (2010, hlm. 35) mengatakan, “Penokohan adalah watak atau jati diri
seorang tokoh dalam cerita fiksi atau novel. Dalam menulis sebuah cerita
pengarang harus menggambarkan sifat-sifat tokoh pada ceritanya”.
Berdasarkan kutipan tersebut, penokohan adalah watak yang ada di dalam
tokoh sehingga bisa menggambarkan sebuah jati diri tokoh di dalam cerita.
Menulis sebuah cerita, pengarang harus melukiskan semua sifat-sifat tokoh
yang ada di dalam cerita. Masruroh (2017, hlm. 16) mengatakan, “Penokohan
yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut. Sifat yang
telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh
terhadap suatu hal”.
Berdasarkan kutipan tersebut, penokohan ialah sebuah pemberian penulis
untuk menciptakan sebuah watak atau sifat-sifat dalam tokoh. Sifat itu dapat
dilihat darisuatu pandangan tokoh. Ketika mengucapkan sebuah kalimat
sehingga menggambarkan suatu perwatakan yang jelas dan mudah dimengerti
oleh pembaca.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa, penokahan adalah
suatu gambaran sifat atau perwatakan dari tokoh. Tokoh ini merupakan suatu
karakter yang ada di dalam cerita yang diciptakan oleh pengarang, dalam
sebuah cerita pasti memiliki tokoh-tokoh.
4. Latar
Kosasih (2014, hlm. 119) mengatakan, “Yang dimasud latar adalah adalah
tempat, waktu dan suasana atas terjadinya peristiwa. Latar diperlukan untuk
memperkuat terjadinya peristiwa ataupun alur. Tanpa kehadiran latar peristiwa
dalam cerita menjadi tidak jelas”. Berdasarkan kutipan tersebut, latar
merupakan sebuah tempat, waktu dan suasana yang terjadi di dalam peristiwa
di dalam isicerita. Latar sangat diperlukan untuk membuat sebuah peristiwa
atau alur. Ketika dalam cerita tidak memiliki latar maka cerita tidak akan
mudah dimengerti oleh pembaca, mereka juga bingung untuk menyempulkan
isi latar tersebut. Tarigan (1982, hlm.164) mengatakan, “Latar adalah
menciptakan suatu suasana, yang sesuai dengan perasaan yang telah kita alami
mengenai suatu lokasi. Latar dalam suatu karya bahkan dapat menyajikan
fungsi yang lebih penting lagi sebagai sesuatu kekuatan dalam konflik dengan
keinginan-keinginan serta upaya manusia”. Berdasarkan kutipan tersebut, latar
adalah menciptakan suatu suasana dalam cerita yang dialami oleh tokoh
tersebut. latar juga menunjukan suatu tempat yang ada di dalam cerita, selain
itu latar juga menunjukan waktu kapan peristiwa itu terjadi dalam cerita.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa, latar terdiri menjadi
tiga jenis. Tempat adalah suatu kejadian dimana sebuah konflik itu terjadi.
Waktu menggabarkan bahwa kapan peristiwa itu terjadi. Selanjutnya suasana
merupakan gambaran perasaan yang dirasakan seorang manusia dalam cerita.
5. Sudut Pandang
Simpulan dari para ahli, sudut pandang adalah suatu pandang seorang atau cara
memandang narator kepada tokohnya, untuk merencanakan suatu ide dalam
cerita. Sebuah cerita fiksi termasuk cerita pedek mempunyai sebuah padangan
terhadap lingkungan yang ada disekitarnya. Sudut pandang dapat dirasakan
oleh pembaca mengenai pandangan dari suatu tokoh-tokoh yang akan dibahas.
Sudut pandang terdiri dari tiga jenis dapat dipaparkan sebagia berikut, sudut
pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, sudut pandang orang
ketiga, dan sudut pandang orang campuran.
6. Amanat
Kosasih (2014, hlm. 119) mengatakan, “Dalam cerpen terkandung amanat atau
pesan-pesan yang dibuat oleh pengarang. Amanat dalam suatu cerpen selalu
berkaitan dengan temanya. Cerpen yang bertema tentang kasih sayang
amanatnya tidak akan jauh dari pentingnya kita menebar kasih sayang”.
Berdasarkan kutipan tersebut , amanat merupakan pesan-pesan yang
disampaikan oleh pengarang serta dibuat oleh pengarang. Biasanya dalam
cerita ketika cerita harus memiliki amanat. Amanat dalam cerpen pasti
berkaitan dengan tema yang diangkat oleh penulis. Suryaman dkk. (2017, hlm.
169) mengatakan, “Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak
disampaikan oleh pengarang. Amanat cerpen biasanya disembunyikan oleh
pengarangnya dalam cerita. Amanat juga tidak bisa lepas dari cerita”.
Berdasarkan kutipan tersebut , amanat adalah sebuah pesan yang hedak
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. amanat cerpen biasanya
disembunyikan oleh penulis. Setiap cerita pendek pasti mempunyai amanat.
Berdasarkan pendapat para ahli penulis menyimpulkan bahwa, amanat adalah
sebuah pesan yang disampaikan oleh pengarang untuk pembaca agar pembaca
bisa menarik simpulan dalam cerpen yang dibaca. Amanat ini,
dapatdisembunyikan dalam cerita ataupun dapat muncul dalam cerita,
tergantung pengarang menyampaikan sebuah pesan dalam cerita pendek
tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2000:24) menyatakan bahwa unsur ekstrinsik
adalah unsur luar dalam karya sastra yang memiliki sifat tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme atau bagian terpenting karya
sastra.
Menurut Kosasih (2012:72) unsur ekstrinsik terbagi atas :
a) Latar belakang pengarang
b) Kondisi sosial budaya
c) Tempat atau lokasi karya dibuat
Menurut Nurgiyantoro (2005:24) mengungkapkan unsur ekstrinsik sebagai
berikut:
a) Keadaan subjektivitas dari pengarang
b) Biografi pengarang
c) Keadaan psikologis
d) Keadaan sosial dan lingkungan pengarang
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa, unsur
ekstrinsik dalam cerpen adalah unsur luar dalam karya sastra dan tidak
mempengaruhi bagian terpenting karya sastra. Dalam unsur ekstrinsik terdapat,
latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai-nilai.
BAB III
HASIL ANALISIS

3.1 UNSUR PEMBANGUN CERPEN


Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema adalah gagasan utama dalam sebuah cerita. Tema dalam cerpen “Dari
masa kemasa” mengenai perubahan sosial dan nilai-nilai yang berubah dari
masa kemasa.
2. Tokoh
Tokoh adalah seseorang yang berperan dalam sebuah cerita. Di
dalam cerpen “Dari masa kemasa” terdapat dua tokoh yaitu saya sebagai
seorang pemuda dan orang tua.
3. Alur (plot)
Alur bisa juga disebut plot atau jalan cerita yang artinya jalan peristiwa dalam
karya sastra. Berdasarkan penjelasan di atas, Cerpen “Dari masa kemasa”
memiliki alur campuran (Maju mundur).
4. Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu
peristiwa di dalam cerita. Berdasarkan dalam cerpen “Dari masa kemasa”
menggunakan sudut pandang orang pertama yang ditandai dengan kata saya
sebagai orang pertama.
5. Latar
Latar adalah keadaan atau situasi dalam sebuah cerita diantaranya latar tempat,
waktu, dan suasana.
• Latar tempat
yang digunakan dalam cerpen “Dari masa kemasa” adalah di rumah, taman
bunga di halaman rumah, dan ruang tamu.
• Latar waktu
yang di gunakan dalam cerpen “Dari masa kemasa” adalah zaman dulu dan
zaman sekarang.
• Latar suasana
yang digunakan dalam cerpen “Dari masa kemasa” adalah dongkol, gelisah,
dan kecewa.
6. Gaya bahasa :
Gaya bahasa adalah cara khas yang digunakan penulis dalam menyampaikan
bahasa dalambentuk lisan dan tulisan. Cerpen “Dari masa kemasa”
menggunakan bahasa Indonesia yang digunakandalam kehidupan seharai-hari,
agar pembaca lebih memahami isi cerpen tersebut.
7. Amanat :
Cerita ini menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami perubahan
sosial dan nilai-nilai yang berubah dari masa ke masa. Hal ini memberikan
gambaran terhadap perubahan-perubahan nilai-nilai sosial yang sangat
berbanding terbalik pada zaman dahulu dan zaman sekarang.

Unsur Ekstrinsik
1. Latar belakang penulis
A. A. Navis merupakan seorang sastrawan dan budayawan terkemuka yang
berasal dari Indonesia. Karyanya yang terkenal adalah cerita pendek
"Robohnya Surau Kami". A.A Navis memiliki julukan 'Sang Pencemooh'. Dia
cukup sering mencemooh atau mengkritik kondisi sosial masyarakat dalam
karya-karyanya. Sebagai laki-laki yang memiliki darah Minang, A. A Navis
juga banyak memberikan latar belakang masalah sosial masyarakat Minang
dalam karya-karyanya, seperti "Surau Kami", Bianglala (1963), Kemarau
(1967), Cerita Rakyat Sumbar (1994), dan masih banyak lagi.
2. Latar belakang masyarakat
Cerpen ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan baik yang tua maupun
yang muda, karena di dalam menyinggung mengenai hubungan sosial antara
orang-orang tua dengan orang-orang muda. Cerpen ini memberikan gambaran
yang tepat mengenai hal tersebut agar para pembacanya dapat memetik
pelajaran dan memperbaiki keadaan menjadi lebih baik. Pengalaman
pengarang cerpen ini ketika masih muda yang selalu disuruh oleh orang-orang
tua minta nasihat kepada orang tua-tua sebelum melakukan suatu pekerjaan
yang dianggap penting. Anak-anak muda dulu giat bekerja, berani, dan banyak
inisiatif, Sekarang anak-anak muda malas bertanya dan minta nasihat kepada
orang tua, kurang berani, dan kurang inisiatifnya. Tampaknya tidak ada
kemajuan, bahkan banyak kemundurannya.
3. Nilai yang terkandung
Cerita ini menggambarkan perubahan-perubahan dan nilai-nilai sosial yang
sangat berbanding terbalik pada zaman dahulu dan zaman sekarang.
BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Kesimpulan dari makalah cerpen umumnya mencakup rangkuman cerita,
penekanan pada pesan moral atau tema yang disampaikan, dan memberikan
gambaran tentang dampak cerita tersebut terhadap pembaca. Kesimpulan
sebaiknya menggambarkan pentingnya cerpen tersebut dalam menyampaikan
nilai-nilai atau pengalaman manusia.
4.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan dalam makalah cerpen mencakup aspek-aspek
seperti pengembangan karakter yang lebih mendalam, peningkatan alur cerita
untuk menjaga ketertarikan pembaca, serta pilihan gaya bahasa yang lebih kuat
untuk memperkaya pengalaman membaca. Selain itu, saran bisa berfokus pada
penggunaan konflik yang relevan dan penyampaian pesan secara lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://jejakpustaka.com/7-pengertian-cerpen-menurut-berbagai-ahli-simak/.
Diakses 23 Februari 2024 pukul 10.25
http://repository.unpas.ac.id/45621/4/BAB%20II.pdf. Diakses 24 Februari
2024 pukul 19.40
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4602/Derita%20Pale
ntina%20Hutahaean.pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Nurgiyantoro%20(20
13%20%3A35)%2C,membangun%20karya%20sastra%20itu%20sendiri. Diakses
24 Februari 2024 pukul 20.05
https://www.gramedia.com/literasi/unsur-ekstrinsik-novel-dan-cerpen/.
Diakses 24 Februari 2024 pukul 20.17
https://umsu.ac.id/berita/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-pada-cerpen/. Diakses
24 Februari 2024 pukul 20.30
https://bsolikhahindonesianbahasasastra.blogspot.com/2017/02/analisis
cerpen-dari-masa-ke-masa.html?m=1 Diakses 23 Februari 2024 pukul: 09:50 WIB.
https://wirahadie-com.cdn.ampproject.org/v/s/wirahadie.com/cerpen-dalam
bahasaindonesia/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQIUAKwASCAAg
M%3D#aoh=17086543530509&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&a
mp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwirahadie.com%2Fce
rpen-dalam-bahasa-indonesia%2F. Diakses 23 Februari 2024 pukul 09.28 WIB
https://dedsquad1.blogspot.com/2016/12/analisis-cerpen-dari-masa-ke-masa-
aa.html?m=1 Diakses, 23 Februari 2024 pukul 15.36 WIB.
https://dapobas.kemdikbud.go.id/home?show=isidata&id=1316 Diakses, 23
Februari 2024 pukul 15.38 WIB.
https://brainly.co.id/tugas/54703952?utm_source=android&utm_medium=share&
utm_campaign=question Diakses, 23 Februari 2024 pukul 16.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai