Anda di halaman 1dari 23

KARYA ILMIAH

“EYE SHADOW”
D

OLEH

1. GITA CAHYANI

2. PUTRI SYAHARANI

3. AZZAHRA APRILIA

4. LARA SELTIS

5. ICHA LOVILIA

6. FITRIA NUR ASYIFAH

KELAS: XI IPA 4

SMAN 15 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah novel yang berjudul “eye shadow” ini ditulis oleh :
Nama: Gita Cahyani
Putri Syaharani
Azzahra Aprilia Putri
Lara Seltis
Icha Lovilia

Kelas: XI IPA 4
Yang telah disetujui guru pembimbing sebagai tugas mapel Bahasa Indonesia.

Palembang, Februari 2018


Guru Pembimbing,

(Desmi Hernani, S.Pd)

NIP: 197207161992032003
Karya ilmiah ini kami persembahkan kepada:

 Orang tua kami yang telah mendoakan, yang selalu memberikan kami dukungan baik itu
moral maupun materi, dan selalu jadi pendengar yang baik.
 Teman-teman yang selalu jadi tempat untuk bercerita, pendengar yang baik dan juga
yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
 Ibu Desmi Hernani, S.Pd terima kasih atas tugas yang selama ini diberikan khususnya
tugas karya ilmiah ini.
 Terima kasih juga kepada guru piket yang masih memaklumi jika kami terlambat
 Untuk sekolah tercinta kami terima kasih karena telah menjadi tempat kami untuk
menuntut ilmu, dan juga untuk menjadi tempat yang telah mempertemukan kami dengan
guru-guru yang baik dan berpengalaman.

Motto:

 Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan
doa, karena sesungguhnya nasib seorang manusia tidak akan berubah dengan
sendirinya tanpa berusaha.
 Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai kegagalan.
 “If you fall a thousand times, stand up millions of time because you do not know how
close you are to success.”
“jika kamu jatuh ribuan kali, berdirilah jutaan kali karena kamu tidak tahu seberapa
dekat kamu dengan kesuksesan.”
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat Rahmat dan Ridho Allah Swt karya ilmiah ini dapat
terselesaikan, serta Sholawat beserta Salam tak lupa kami ucapkan kepada Nabi Besar
Muhammad Saw.

Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.
Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Desmi Hernani, S.Pd
selaku pembimbing materi dalam pembuatan karya tulis ini, serta semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang isi dari novel ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Palembang, Februari 2018


DAFTAR ISI

Sampul (Cover)............................................................................................................ 1
Surat Pengesahan......................................................................................................... 2
Motto dan Persembahan............................................................................................... 3
Kata Pengantar............................................................................................................. 4
Daftar Isi...................................................................................................................... 5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 6
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 7
1.3. Tujuan............................................................................................................. 7
1.4. Manfaat........................................................................................................... 7
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1. Unsur intrinsik dan ekstrinsik......................................................................... 8
2.2. Nilai-nilai yang biasanya terdapat dalam novel.............................................13
BAB 3 PEMMBAHASAN
3.1. Kajian unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam novel............................... 14
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................................... 20
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................... 21
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................... 22
LAMPIRAN
Tentang Novel................................................................................................. 23
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan
kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta
banyak membahas aspek kehidupan manusia.

Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010: 46), yang
menjelaskan, "Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus
yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis.

Karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti
puisi dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella
yang artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau
karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita
pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari
kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang
pokok-pokok saja. Juga perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja,
tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Dan kejadian yang digambarkan itu
mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib".

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996 (dalam Siswanto 2008
:141), “Novel” diartikan sebagai "Karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sifat pelaku. Biasanya novel menceritakan peristiwa pada masa tertentu.

Bahasa yang digunakan lebih mirip bahasa sehari-hari. Meskipun demikian,


penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema, plot, latar, gaya bahasa,
nilai tokoh dan penokohan. Dengan catatan, yang ditekankan aspek tertentu dari unsur
intrinsik tersebut".

Dalam karya ilmiah ini akan membahas novel terjemahan dari Korea Selatan, yang
berjudul “eye shadow”. Yang ditulis oleh Keisha Sarang dan diterbitkan oleh Laskar
Aksara
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana unsur intrinsik dan ekstrinsik novel “eye shadow”.
2. Nilai apa saja yang terdapat dalam novel “eye shadow”.

1.3. Tujuan
1. Menguraikan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam novel “eye shadow”
2. Menguraikan nilai-nilai yang terdapatpada novel “eye shadow”

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat bagi para pelajar:
1. Mengetahui bagaimana cara penyusunan karya ilmiah dengan baik
2. Dapat mempermudah pembelajaran di sekolah
3. Dapat lebih memahami perasaan orang lain
Manfaat bagi masyarakat:
1) Dapat menambah wawasan tentang sastra
2) Dapat menjadi pemacu dalam membaca sebuah novel
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1. Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik


 Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang
mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur
dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan.
a. Tema (Gagasan utama/pikiran pokok.)
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah
satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai
sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema
apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai
macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti
sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat
oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan
memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
b. Tokoh
Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan.
c. Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Yang dimaksud penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra
tokoh. Ada beberapa metode penyajian watak tokoh, yaitu:
1) Metode analitis/langsung/diskursif. Yaitu penyajian watak tokoh dengan cara
memaparkan watak tokoh secara langsung.
2) Metode dramatik/taklangsung/ragaan. Yaitu penyajian watak tokoh melalui
pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan
dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau
tempat tokoh.
3) Metode kontekstual. Yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang
dipakai pengarang.
d. Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang bersufat kronologis, dibangun oleh urutan
waktu. Mungkin juga dibentuk oleh urutan keruangan atau spasial.
1) Alur maju (Progesi) adalah sebuah alur yang memiliki klimaks di akhir cerita
dan merupakan jalinan/ rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang
berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal
sampai akhir cerita.
2) Alur mundur (Regresi) adalah sebuah alur yang menceritakan tentang masa
lampau yang memiliki klimaks di awal cerita dan merupakan jalinan/
rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai
dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita.
3) Alur Campuran adalah alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi
masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian yang menceritakan
banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal
untuk menceritakan tokoh yang lain.
e. Latar.
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi
latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau
lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama
tingkah laku, adat dan pandangan hidup.
f. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara bagaimana penulis cerita menempatkan dirinya pada
cerita, atau dari sudut mana penulis cerita memandang cerita yang dibuatnya.
Sudut pandang dapat dikatakan juga sebagai suatu teknik ataupun siasat yang
disengaja dilakukan oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya.
Sudut pandang umumnya dibagi kedalam 4 jenis, diantaranya:
1) Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama
2) Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan
3) Sudut pandang orang ketiga serba tahu
4) Sudut pandang orang ketiga pengamat
g. Gaya bahasa
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra
semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Jenis-jenis majas:
 Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebihan
dari kenyataan, contoh: hatiku hancur mengenang dikau, berkeping-keping
jadinya.
 Metonomia
Metonomia adalah penamaan terhadap suatu benda dengan menggunakan
nama yang sudah terkenal atau melekat pada suatu benta tersebut, contoh:
ayah membeli kijang.
 Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang memperamalkan benda-benda mati
seolah-olah hidup atau mempunyai sifat kemanusiaan. Berdasarkan pendapat
tersebut gaya bahasa personifikasi mempunyai contoh: pohon melambai-
lambai diterpa angin.
 Perumpamaan
Gaya bahasa perumpamaan yaitu perbandingan dua hal yang hakikatnya
berlainan dan yang sengaja dianggap sama. Terdapat kata laksana, ibarat, dan
sebagainya yang dijadikan sebagai penghubung kata yang diperbandingkan.
Dengan kata lain, setiap kalimat yang dipakai dalam gaya bahasa
perumpamaan, tidak dapat disatukan, dan hanya bisa dibandingkan. Hal
tersebut akan terlihat jelas pada contoh berikut ini: setiap hari tanpamu
laksana buku tanpa halaman.
 Pleonasme
Gaya bahasa pleonasme menggunakan dua kata yang sama arti sekaligus,
tetapi sebenarnya tidak perlu, baik untuk penegas arti maupun hanya sebagai
gaya, contoh: ia menyalakan lampu kamar, membuat supaya kamar menjadi
terang.
 Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan secara implisit yang
tersusun singkat, padat, dan rapi; contoh: generasi muda adalah tulang
punggung negara.
 Alegori
Gaya bahasa alegori adalah kata yang digunakan sebagai lambang yang untuk
pendidikan serta mempunyai kesatuan yang utuh, contoh: hati-hatilah kamu
dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang
penuh dengan badai dan gelombang. Apabila suami istri, antara nahkoda dan
jurumudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahteranya, niscaya ia akan
sampai ke pulau tujuan.
 Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan nama sebagian untuk
seluruhnya atau sebaliknya, contoh: akhirnya Maya menampakkan batang
hidungnya.
 Alusio
Gaya bahasa yang menunjuk sesuatu secara tidak langsung kesamaan antara
orang, peristiwa atau tempat, contoh: memberikan barang atau nasihat seperti
itu kepadanya, engkau seperti memberikan bunga kepada seekor kera.
 Simile
Simile atau perumpamaan dapat diartikan suatu majas membandingkan dua
hal/benda dengan menggunakan kata penghubung, contoh: caranya bercinta
selalu mengagetkan, seperti petasan.
 Asosiasi
Asosiasi adalah gaya bahasa yang berusaha membandingkan sesuatu dengan
hal lain yang sesuai dengan keadaan yang digambarkan, contoh: wajahnya
pucat pasi bagaikan bulan kesiangan.
 Eufemisme
Eufemisme adalah gaya bahasa yang berusaha menggunakan ungkapan-
ungkapan lain dengan maksud memperhalus, contoh: kaum tuna wisma makin
bertambah saja di kotaku.
 Epitet
Epitet adalah gaya bahasa berwujud seseorang atau suatu benda tertentu
sehingga namanya dipakai untuk menyatakan sifat itu, contoh: raja siang
sudah muncul, dia belum bangun juga (matahari)
 Eponim
Eponim adalah pemakaian nama seseorang yang dihubungkan berdasarkan
sifat yang sudah melekat padanya, contoh: kecantikannya bagai Cleopatra.
 Hipalase
Hipalase merupakan gaya bahasa yang menerangkan sebuah kata tetapi
sebenarnya kata tersebut untuk menjelaskan kata yang lain., contoh: dia
berenang di atas ombak yang gelisah. (bukan ombak yang gelisah, tetapi
manusianya).
 Pars pro toto
Pars pro toto merupakan suatu bentuk penggunaan bahasa sebagai pengganti
dari wakil keseluruhan, contoh: sudah tiga hari, dia tidak kelihatan batang
hidungnya.
h. Amanat.
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca
berupa nilai- nilai luhur yang dapat dijadikan contoh atau teladan. Penyampaian
pesan selalu didasarkan tema dan tujuan yang telah ditetapkan penulis pada saat
menyusun rancangan cerita.

 Unsur Ekstrinsik.
Merupakan unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur
ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan masyarakat saat karya itu dibuat, serta
sejarah perkembangan karya sastra. Melalui sebuah karya novel kita kadang secara
jelas dapat memperoleh sedikit gambaran tentang biografi pengarangnya. Melalui
sebuah novel kita pun dapat memperoleh gambaran tentang budaya dan keadaan
masyarakat tertentu saat karya itu dibuat.
2.2. Nilai-nilai yang biasanya terdapat di dalam sebuah novel
1) Nilai social masyarakat, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum
(menolong, menderma, dan lain-lain).
2) Nilai budaya Nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
3) Nilai hedoik yaitu jika karya sastra tersebut memberikan kesenangan secara
langsung kepada penikmatnya. Nilai ini dapat dirasakan oleh pembaca karena
novel ini menceritakan pengalaman pengarang saat kecil. Jadi setiap pengalaman
yang digambarkan dalam novel ini mampu membawa pembaca masuk dalam
suasana yang pernah dialami oleh pengarang sehingga memberi kesenangan bagi
pembaca.
4) Nilai artistik yaitu bila karya sastra itu memanifestasikan suatu seni atau
keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya tersebut.
5) Nilai kultural yaitu bila karya sastra memiliki hubungan yang mendalam dengan
masyarakat, peradaban, atau kebudayaan tertentu dapat dikatakan mengandung
nilai kultural.
6) Nilai etis, moral, yaitu bila karya sastra berkaitan dengan muatan pancaran ajaran-
ajaran yang bersangkut-paut dengan etika, moral, dan agama.
7) Nilai praktis yaitu praktis jika karya sastra itu memberikan sesuatu (faedah) yang
dapat dilaksanakan atau dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1. Kajian Unsur Intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam novel


 Kajian Unsur Intrinsik
a) Tema
Novel eye shadow ini mengambil tema “cinta itu menyakitkan”
b) Sinopsis
Eye shadow, sebuah novel drama romantis, mengiris tragis tentang cinta yang
terkikis.

Setiap apa yang kulihat selalu ada bayangannya di mataku. Saat aku
mengkultuskan cinta, maka saat itu juaga aku terjebak di dalam permainannya
(sarangeun apeun-go) cinta itu menyakitkan, meskipun (sarangeun modeun geoseul
chiyu hamnida) cinta itu menyembuhkan segalanya. Sebuah kebodohan telah
membuatku kehilangan orang yang sangat kucintai. Penyesalan selalu datang di
akhir cerita. Setelah aku tau betapa besar cinta dan pengorbanannya untukku Jindo,
(sarang han dago) aku mencintaimu.
Cinta yang agung memerlukan sebuah taman yang luas untuk
menumbuhkannya.
Cinta yang tulus akan nampak saat kita melihatnya dengan mata hati dan
menajamkannya dengan belati batin. Keagungan cinta terbentuk karena mataharinya
tak pernah terbenam untuk menerangi wujud cinta dalam genggaman rasa.
“Jindo, sampai kapan pun aku masihmenyimpan cinta itu untuk mu. Kedua
mataku adalah matamu yang menyatu dengan batin pengelihatanku. EYE SHADOW.
Semua yang kulihat kini selalu ada bayanganmu di mataku. Betapa besar
sesungguhnya cintamu, kasihmu, sayangmu, rindumu untuk ku. Semua telah
terlambat, sifat dan sikap burukku membuatmu mengikis semua cinta yang telah ada.
Kebodohanku membuatku kehilangganmu.”
Jindo adalah orang yang perhatian, baik, dan ramah meskipun Nara sering
memarahinya dan membuatnya kecewa tetapi cinta seorang Jindo akan selalu ada
untuk Nara. Tetapi di dalam benak Nara, Jindo adalah orang yang sok romantis, dan
munafik didunia ini.
Kisah cinta antara Nara dan Jindo merupakan kisah cinta yang sangat tragis,
banyak cobaan dalam kisah cinta mereka. Pengorbanan cinta Jindo yang besar untuk
Nara tidaklah membuahkan hasil, karena pada akhiranya Nara bukanlah untuk Jindo.
Tetapi ada seseorang yang lebih tepat untuk Jindo yaitu Ryu, orang yang lebih baik
dari Nara. Dan kisah cinta barupun dimulai namun masih berakhir dengan tragis. Pada
saat kebenaran terungkap Nara akan merasa benar-benar menyesal, karena selama ini
ia telah menyia-nyiakan pengorbanan seseorang.
c) Tokoh dan penokohan
 Jindo :Bijak, dan perhatian.
Pembuktian:
 Jindo memang benar-benar pria bijak. Ia banyak berubah. (halaman 39)
 “Na, kamu kan baru sembuh dari sakit. Recovery penting. Minggu depan
banyak jadwal pemotretan iklan. Apa tidak sebaiknya kami bed rest
dulu?” (halaman 39)
 Nara :Egois, dan pencemburu
Pembuktian:
 Kadang aku iri dengan Ryu. Aku jadi seperti orang ketiga di antara
mereka. Dan aku mulai curiga dengan pandangan mata Ryu saat
berbicara dengan jindo. (halaman 53)
 “Heh! Keadaan siapa? Dan berguna bagi siapa? Rakyat negeri ginseng
ini? Terlalu muluk cita-citamu kukira! Sampai kapan kamu bercinta
dengan alam? Berburu ke hutan, ke gunung, off road! Hobby motret
hanya sebagai alasan kuat untuk menghilangkan senggangnya waktu
buat merawat cinta yang telah bertunasa dan tumbuh!”
 Kim :Romantis
Pembuktian:
 Aku masih bingung ketika kim memegang tangan kananku dengan erat.
Lalu menciumnya. Kenapa aku tak menolaknya ya Tuhan? Entahlah.
(halaman 32)
 Ryu :Baik
Pembuktiam:
 “Ryu gadis yang baik. Aku menganggapnya bukan sebagai pembantu.
Namun juga sebagai adik. Sudahlah apa yang perlu kamu cemburu dari
dia?” (halaman 42)
 Eun :Baik, bawel
Pembuktian:
 Beruntung pagi itu Eun, sepupuku yang sangat bawel datang ke
apartment. (halaman 10)
 Julian :Misterius
Pembuktian:
 Aku terpaku diam, misterius amat sih nih orang? Ingin rasanya aku
bertamu ke kamarnya. (halaman 24)
d) Alur
Novel eye shadow ini memiliki alur maju. Alur maju yaitu rangkaian momen
yang urutannya sesuai dengan urutan waktu perihal atau cerita yang bergerak ke
depan terus.
e) Latar
 Pulau Jeju
Pembuktian:
 Baru sehari di pulau Jeju, aku sudah mulai kesal. (halaman 53)
 Kamar Nara
Pembuktian:
 Duh! Krang kring! Siapa sih pagi-pagi gini sudah sok nyapa. Dengan
mata masih setengah terpejam, kuangkat telepon kamarku. (halaman 15)
 Bandara
Pembuktian:
 Perjalanan dari Soul dengan pesawat terbang hanya memakan waktu satu
jam sampai bandara Juje Internasional. (halaman 43)
 Rumah sakit
Pembuktian:
 Mama menangis, papa sibuk dengan segala diskusi bersama dokter mata,
dokter ahli syaraf dan semua para medis yang terlibat sebagai tim
penyelamatku. (halaman 63)
 Café
Pembuktian:
 Lalu kami duduk di sudut kanan cafe. Namun setelah duduk,
pandanganku serasa tak nyaman dengan yang kulihat di samping kiri meja
kami. (halaman 35)
 Sungai Han
Pembuktian:
 Berjalan menyusuri sungai han dan sepanjang jalan dipenuhi bunga
sakura, memang mengasyikkan dan walupun telah berjalan lebih dua kilo
meter, namun serasa tidak melelahakan. (halaman 11)
 Pantai
Pembuktian:
 Lalu kami singgah ke sebuah CAFE tenda di pinggir pantai. (halaman 59)
 Apartment Nara
Pembuktian:
 “Jin, jemput aku malam ini di apartment. Aku ingin tidur di apartment
kamu!” (halaman 26)
f) Setting (waktu)
 Waktu pagi hari
Pembuktian:
 Duh! Krang kring! Siapa sih pagi-pagi gini sudah sok nyapa. Dengan
mata masih setengah terpejam, kuangkat telepon kamarku. (halaman 15)
 Pagi itu, aku dan Eun berjalan santai menyusuri, pulau Jeju sepanjang
jangkauan kaki kami. (halaman 55)
 Waktu sore hari
Pembuktian:
 Tanpa terasa, matahari sudah mulai terbenam. (halaman 59)
 Waktu malam hari
Pembuktian:
 tatapku di remang malam itu, tiba-tiba tertangkap mata Julian, yang
sepertinya telah lama memperhatikanku. (halaman 23)
 kebisuan malam, senyapnya jalan, semakin memiriskan gelisahku karena
pertengkaran kami selama ini, tak pernah ada kata indah buat
menyelesaikannya. (halaman 2)
 “(nuna), nona Nara? Sudah jam 12 malam belum tidur? Sedang apa di
situ?” (halaman24)
g) Sudut pandang
Sudut pandang dalam novel ini menceritakan orang pertama pelaku utama.
Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan
tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri,
maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si
”aku”menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar
diri si ”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan
dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah
yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian,si ”aku” menjadi tokoh
utama (first person central).
h) Gaya bahasa
Dalam novel ini menggunakan gaya bahasa:
 Hiperbola
 Personifikasi
 Perumpamaan
 Asosiasi
 Pleonasme
i) Amanat
Sebaikanya kita dapat lebih menghargai perasaan orang lain dan tidak mudah
berprasangka buruk terhadap orang lain agar tidak menyesali ketika mengetahui
hal yang sebenarnya
 Kajian Unsur Ekstrinsik
Beberapa nilai yang terdapat dalam novel ini adalah:
1. Nilai sosial adalah sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum (menolong,
menderma, dan lain-lain).
Contoh: “Maaf jika saya divonis menjadi pesakitan yang menyakiti eonni Nara.
Namun ada satu hal yang eonni perlu tahu tentang bagaimana cinta dan
pengorbanan oppa Jindo. Maaf, seorang Nara, yang kini sudah bisa melihat
kembali indahnya dunia itu karena sepasang mata Jindo yang ia beri untuk orang
yang ia cintai.” Ryu. (halaman 147)

2. Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
Contoh: “ The Yeouido Spring Flower Festival.” Yaitu festival musim semi
dikorea. Dimulai tujuh tahun lalu dan festifal ini juga memiliki serangkaian acara
budaya korea. (halaman 11)
BAB 4
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sastra ialah karya tulis yang, jika dibandingkan dengan karya tulis yang
lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, serta keindahan
dalam isi dan ungkapannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah
sastra atau karya sastra : prosa atau puisi. Dengan membaca karya sastra, kita akan
memeroleh ”sesuatu” yang dapat memerkaya wawasan dan meningkatkan harkat hidup.
Dengan kata lain, dalam karya sastra ada sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Robert Frost menyebutkan, sastra ialah pertunjukan dalam kata. Ini berkaitan dengan seni.
Jadi, dapat pula dikatakan bahwa sastra itu pada hakikatnya adalah pertunjukan dalam kata-
kata.
Abdul Wachid B.S. secara eksplisit mengemukakan dalam buku kumpulan esai
sastranya berjudul “Sastra Pencerahan” (2005) bahwa sastra berfungsi sebagai media
perlawanan terhadap slogan omong-kosong tentang sosial kemasyarakatan.
Sapardi (1979) mengemukakan tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
a) Sudut pandangan ekstrim kaum Romantik misalnya menganggap bahwa sastra
sama derajatnya dengan karya pendeta atau nabi; dalam anggapan ini tercakup
juga pendirian bahwa sastra harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak.
b) Dari sudut lain dikatakan bahwa sastra bertugas sebagai penghibur belaka; dalam
hal ini, gagasan “seni untuk seni” tak ada bedanya dengan praktik melariskan
dagangan untuk mencapai best seller.
c) Semacam kompromi dapat dicapai dengan meminjam sebuah slogan klasik: sastra
harus mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur
Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh semua orang, terkhusus remaja karena
didalam novel ini memaparkan bagaimana seharusnya bersikap dalam menjalani sebuah
kehidupan dan menghargai apa yang sudah orang lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/karya-tulis-ilmiah/
http://www.pengertianahli.com/2015/02/pengertian-amanat-dan-contoh-amanat.html

http://alfianjaelani.blogspot.co.id/p/pengertian-unsur-intrinsik-dan.html

http://indonesialesson.blogspot.co.id/2011/09/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Majas

http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/nilai-dan-fungsi-sastra
KAJIAN PUS TAKA

Menurut The American College dictionary (Purba, 2010: 62), “Novel” diartikan
sebagai “Suatu cerita prosa yang fiktif dengan panjangnya tertentu, yang melukiskan para
tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang refressentatif dalam suatu alur atau keadaan
yang agak kacau atau kusut”.

Novel dibagi menjadi dua jenis, yaitu: novel populer dan novel serius. “Novel
populer” adalah “Novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya” Burhan
Nurgiyantoro (2010, 18). Sedangkan novel serius menurut Nurgiyantoro (2010: 18-19)
“Novel ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat
universal”.

Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sudut pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabar
an tentang sudut pandang tersebut.
Unsur Ekstrinsik menurut Nurgiyantoro (2009: 23) adalah unsur yang berada di
luar karya fiksi yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalamkary
a fiksi itu sendiri. Sebelumnya Wellek dan Warren (1956 via Nurgiyantoro, 2009: 23) juga
berpendapat bahwa unsure ektrinsik merupakan keadaan subjektivitas pengarang yang
tentang sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang melatarbelakangi lahirnya suatu karya
fiksi, dapat dikatakan unsur biografi pengarang menentukan cirri karya yang akan dihasilkan.
LAMPIRAN

 Tentang Novel
Penulis :Keisha Sarang
Cover Designer :Osman_Moehammad
Layout :Asep_Sadikin
Editor :Nova Novieta

Hak cipta dilindungi undang-undang


Cetakan I, 2014, 13 cm X 19 cm 172 halaman
ISBN: 978-602-9041-40-8

Penerbit :Laskar Aksara


Email :laskaraksaramedia@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai