Anda di halaman 1dari 34

konsep Berfikir Sinkronik.

Sejarah adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan

berlangsung terus sepanjang usia manusia. Mempelajari sejarah, antara lain

bertujuan agar pengalaman manusia, baik manusia lain atau dirinya sendiri pada

masa lampau, dapat menjadi pelajaran, pengingat, inspirasi, sekaligus motivasi.

Dalam buku Historiografi Barat (2014) karya Wahyu Iryana, ilmu sejarah

membagi sejarah dalam dua pengertian, yaitu sejarah sebagai peristiwa dan

sejarah sebagai kisah. Sejarah dalam pengertian kedia merupakan ilmu yang

mempelajari peristiwa yang bersangkut paut dengan kehidupan manusia pada

masa lampau secara selektif. Sejarah dan ilmu sosial memiliki hubungan yang

timbal balik. Sebab, pada dasarnya, sejarah adalah bagian dari ilmu sosial. Sejarah

dan ilmu sosial memiliki ikatan yang tidak terpisahkan.


Apa itu konsep berpikir sinkronik? Sinkronik bersangkutan dengan

peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas. Sinkronik berasal dari

bahasa Yunani, "Syn" artinya dengan dan "khronos" artinya waktu atau masa.

Berpikir sejarah secara sinkronik yaitu berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas

dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial.

Sinkronik lebih menekankan pada struktur dan hanya menganalisis suatu kondisi

tertentu. Apa tujuan berpikir sinkronik? Tujuan berpikir sinkronik dalam

mempelajari sejarah adalah melihat perubahan segala sesuatu yang bersangkutan

dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Baca juga: Sumber Sejarah Primer

dan Sekunder Apa ciri-ciri konsep berpikir sinkronik? Dalam konsep berpikir

sinkronik terdapat beberapa ciri, di antaranya: Bersifat horizontal Tidak memiliki

konsep perbandingan Bersifat kronologis Mengkaji peristiwa sejarah pada masa

tertentu Jangkauan lebih sempit Kajian lebih terstruktur Kajian yang sistematis

Kajian lebih mendalam dan serius Lihat Foto Pengunjung melihat koleksi di

Museum HM Soeharto, Yogyakarta.(Tribun Jogja/ Hamim Tohari) Contoh konsep

berpikir sinkronis Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, berpikir sinkronis dengan menyertakan cara berpikir ilmu-

ilmu sosial. Misalnya dalam materi demokrasi liberal 1950-1959 yang dilihat

secara kondisi ekonominya. Meskipun Indonesia telah merdeka, tetapi kondisi

ekonomi pada saat demokrasi liberal masih sangat buruk. Baca juga: Apa Itu

Sejarah? Definisi dan Syarat Sejarah Faktor yang menyebabkan ekonomi

tersendat pada waktu itu, adalah: Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor

hasil bumi. Bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan yang
telah ditetapkan dalam Konferensi Meja Bundar. Defisit yang harus ditanggung

pemerintah pada waktu itu sebesar Rp 5,1 miliar yang dirancang Belanda.

Pemerintah belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem

ekonomi kolonial menjadi nasional. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak

menguntungkan. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan

banyak pengeluaran diluar rencana. Jumlah angka pertumbuhan penduduk yang

besar Dari uraian ekonomi tersebut dapat direkonstruksikan dengan berpikir

sinkronis, yaitu menganalisa permasalahan ekonomi masyarakat Indonesia pada

masa Demokrasi Liberal. Dengan melibatkan cara berpikir ilmu sosial maka

kajian sejarah akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Baca juga: Manfaat Sejarah: Intrinsik dan Ekstrinsik Pada masa Demokrasi

Liberal dapat dianalisa bagaimana kondisi ekonomi masyarakat saat itu dalam

memperjuangkan hidupnya setelah merdeka. Peristiwa sejarah tidak lepas dalam

konsep ruang dan waktu. Ruang merupakan tempat suatu peristiwa terjadi,

sedangkan waktu adalah saat terjadinya peristiwa sejarah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsep Berpikir Sinkronik

dan

Contohnya", https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/22/171850669/konsep-

berpikir-sinkronik-dan-contohnya?page=all.

Penulis Serafica Gischa

Editor : Serafica Gischa


Konsep Berpikir Diakronis

Ilmu sejarah membagi sejarah dalam dua pengertian, pertama sejarah

sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah. Sejarah sebagai kisah adalah

peristiwa masa lampau yang menyangkut kehidupan manusia sebagaimana

terjadinya. Sedangkan, sejarah sebagai kisah yaitu peristiwa sejarah seperti yang

dikisahkan atau dituliskan. Di sini sejarah merupakan ilmu yang mempelajari

peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau. Dalam buku Historiografi Barat

(2014) karya Wahyu Iryana, manfaat sejarah sebagai sarana berpikir,

membayangkan masa lalu dengan ilustrasi peristiwa, sumber lisan, dan dokumen

visual. Baca juga: Manfaat Sejarah: Intrinsik dan Ekstrinsik Apa itu konsep

berpikir diakronis? Diakronis berasal dari kata diakronik atau "diachronich".

Terdiri dari dua kata, "dia" dalam bahasa latin artinya melalui atau melampau dan
"chronicus" yang artinya waktu. Sehingga diakronis artinya memanjang dalam

waktu tetapo terbatas dalam ruang. Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis

(urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian

yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa

sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali peristiwa berdasarkan urutan

waktu secara tepat. Selain itu membantu membandingkan kejadian sejarah dalam

waktu yang sama di tempat yang berbeda namun saling berkaitan. Konsep

diakronis mementingkan proses. Sejarah akan membicarakan peristiwa tertentu

yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya.

Melalui diakronis, sejarah berupaya menganalisis sesuatu dari waktu ke waktu

yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi

sepanjang masa. Baca juga: Apa Itu Sejarah? Definisi dan Syarat Sejarah Taukah

kamu mengapa dalam melihat sejarah harus menggunakan cara berpikir

diakronis? Sejarawan akan menggunakan pendekatan diakronis untuk

menganalisis dampak perubahan variabel sesuatu, sehingga memungkinkan

sejarawan untuk mengetahui mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan

sebelumnya. Cara berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadinya

sebuah peristiwa. Apa tujuan diakronis? Tujuan berpikir diakronis adalah untuk

mengajarkan cara berpikir secara kronologis yang teratur dan berurutan. Lihat

Foto Ilustrasi pengunjung museum belajar sejarah (shutterstock.com) Apa ciri-ciri

konsep berpikir diakronis? Dalam konsep berpikir diakronis terdapat beberapa

ciri, di antaranya: Bersifat vertikal Lebih menekankan pada proses durasi Cakupan

kajian yang luas Mengurai pembahasan pada satu peristiwa Mengkaji masa
peristiwa yang satu dengan yang lain Terdapat konsep perbandingan Contoh

konsep berpikir diakronis Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, penerapan berpikir diakronis merupakan cara berpikir khas

sejarah dengan memanjang dalam waktu dan mementingkan proses terjadinya

sebuah peristiwa. Misalnya dalam materi demokrasi liberal 1950-1959 yang dapat

diuraikan memanjang dengan menguraikan secara kronologis pembentukan

pemerintahan demokrasi liberal hingga adanya Dekrit Preside 5 Juli 1959. Baca

juga: Sumber Sejarah Primer dan Sekunder Dalam catatan sejarah, antara 1950-

1959 terjadi tujuhkali pergantian kabinet, yaitu: Kabinet Natsir (6 September

1050- 21 Maret 1951) Kabinet Sukiman (27 April 1951 - 3 April 1952) Kabinet

Wilopo (3 April 1952 - 3 Juli 1953) Kabinet Ali Sastroamidjojo (31 Juli 1953 - 12

Agustus 1955) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)

Kabinet Ali II (20 Maret 1956 - 4 Maret 1957) Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 5

Juli 1959) Dalam menguraikan Demokrasi Liberal dui atas, dapat direkonstruksi

dengan berpikir diakronis. Dengan memanjangkan waktu terjadinya Demokrasi

Liberal sejak 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan

menghentikan Demokrasi Liberal.  

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsep Berpikir Diakronis

dan

Contohnya", https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/22/153554669/konsep-

berpikir-diakronis-dan-contohnya?page=all.

Penulis Serafica Gischa


Editor : Serafica Gischa

Berpikir Kausalitas dalam sejarah

Seperti yang tercantum dalam Kompetensi Dasar:(pembelajar-siswa guru) dapat

Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik,

ruang dan waktu dalam sejarah, maka dalam pengembangannya cara berpikir juga

diarahkan pada masalah-masalah yang saling mendukung. Seperti cara berpikir

kausalita, interpretasi, dan periodisasi.

Berikut adalah penjelasan tentang kausalitas dalam sejarah.

Kausalitas (Berpikir Kausalitas dalam sejarah) menyangkut hubungan sebab

akibat antara dua atau lebih peristiwa.

Pengetahuan tentang hubungan sebab akibat tersebut sangat penting dalam

pembelajaran sejarah, terutama untuk menjawab pertanyaan mengapa suatu

peristiwa terjadi?

jawaban terhadap pertanyaan mengapa itu mengharuskan adanya sebuah uraian

tentang sesuatu yang menjadi penyebab terjadinya sebuah peristiwa.

Sebagai contoh, mengapa terjadi perang Dunia II pada tahun 1939?

Mengapa Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945?

Kedua pertanyaa ini harus dijawab dengan menguraikan penyebab-penyebabnya.

Uraian penyebab ini dalam ilmu sejarah disebut sebagai kausalitas.

Ada dua teori kausalitas, yaitu monokausalitas dan multikausalitas.


1. Monokausalitas

Monokausalitas adalah teori hubungan sebab akibat yang pertama kali

muncul dalam ilmu sejarah. Teori ini bersifat deterministic

(ketergantungan), yakni mengembalikan kausalitas suatu peristiwa,

keadaan, atau perkembangan kepada satu faktor saja. Faktor itu dipandang

sebagai faktor tunggal atau satu-satunya faktor yang menjadi faktor kausal.

Deterministik dalam monokausalitas terdiri dari determinstik geografis,

deterministik rasial, dan deterministuk ekonomis. Menurut teori

determinisme geografis ini bahwa faktor geografi atau lokasi tempat

tinggal merupakan penyebab tunggal dari sebuah peistiwa, keadaan

ataupun perkembangan suatu bangsa. Sebagai contoh, bangsa-bangsa di

negeri dingin pada umumnya maju oleh karena kondisi ekologinya

menuntut “jiwa” yang mampu menyesuaikan diri dan mengatasi

kondisi alamiah yang berat. Sebaliknya, di negeri panas (tropika) alam sangat

memudahkan hidup sehingga tidak menimbulkan banyak tantangan. Sementara

deterministic rasila lebih menekankan faktor biologis sebagai penentu kemajuan

suatu bangsa.

Sejalan dengan pemikiran faktor tunggal, deterministic ekonomis menganggap

faktor ekonomi sebagai penyebab tunggal perkembangan masyarakat. Menurut

deterministic ekonomis bahwa seluruh lembaga social, politik dan cultural

ditentukan oleh proses ekonomis, khususnya sistem produksi. Sebagai contoh,


sistem produksi agraris dengan teknologi tradisional menciptakan struktur politik

dan social yang bersifat feodalistik. Keduanya berkisat sekitar hubungan antara

tuan tanah dan penggarap atau buruh tani.

2. Multikausalitas

Teori kausalitas yang kedua adalah multikausalitas, yakni menjelaskan

suatu peristiwa dengan memperhatikan berbagai penyebab. Multikausalitas

didasarkan pada perspektivisme, yaitu pandangan terhadap permasalahan

yang mendekati dari berbagai segi atau aspek dan perspektif.

Perspektivisme di sini berkaitan dengan konsep dan pendekatan sistem.

Pendekatan ini beranggapan bahwa antar unsure-unsur ada saling

ketergantungan serta saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan

mencari kausalitas, maka dalam hal ini lebih ditekankan adanya kausalitas

dan bukan monokausalitas. Disinilah letak perbedaan antara

perspektivisme dengan determinisme.

Kemunculan multikausalitas disebabkan oleh keteidakmampuan

monokausalitas dalam menjelaskan peristiwa, keadaan atau

perkembangan. Sebagai contoh, penjelasan tentang Perang Dunia Pertama.

Dalam teori monokausalitas, perang ini dijelaskan sebagai akibat dari

ditembak matinya putra mahkota Kerajaan Austria di Sarajevo pada tahun

1914. Multikausalitas tidak puas dengan penjelasan yang menempatkan


penembakan putra mahkota Kerajaan Austria itu sebagai penyebab tunggal

meletusnya Perang Dunia I tersebut. Menurut teori multikausalitas bahwa

Perang Dunia I disebabkan berbagai faktor menyangkut situasi hubungan

internasional pada saat itu.

Multikausalitas sangat berguna untuk memahami peubahan sosial.

Pembicaraan tentang konsep perubahan sosial bertolak dari butir-butir

referensi sebagai berikut:

Dinamika masyarakat menunjukkan pergerakan dari tingkat

perkembangannya yang terdahulu ke yang kemudian, lazimnya dari yang

sederhana ke yang lebih maju. Unsur-unsur mana yang berubah dan

faktor-faktor apakah yang menyebabkan perubahan.

Dalam berbagai teori senantiasa perubahan social mempunyai arah, yaitu dari

yang sederhana bentuknya ke yang kompleks, berarti yang lebih baik fungsinya

untuk menyelenggarakan proses hidupnya. Ada teori evolusi, teori kemajuan, teori

Darwinisme social, teori positivis, dan lain sebagainya. Teori-teori ini masuk

filsafat sejarah atau filsafat social.

Dalam studi sejarah tentang perubahan social yang dikaji masalah pola-pola,

struktur, dan tendensi dalam proses perubahan itu. Fokus perhatian ada pada

transformasi structural serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Apakah

struktur yang sama berasal dari struktur lain yang sama pula dan apakah faktor

kausalnya? Apakah struktur yang sama berasal dari kausalitas yang sama dan

sebaliknya apakah kausalitas yang sama selalu menghasilkan struktur yang

sama?
Sehubungan dengan tiga masalah di atas maka perlu dilakukan studi sejarah

komparatif, yakni melakukan perbandingan antarperistiwa. Perlu ditekankan

bahwa yang diperbandingkan bukan fakta sejarah tetapi berbagai pola, tendensi,

dan strukturnya. Sejarah dengan pendekatan ilmu social mempunyai kemampuan

untuk melakukan perbandingan antarperistiwa. Ada beberapa kemungkinan

membuat perbandingan:

 Antara dua negeri dengan periode yang sama

 Persamaan tema atau jenis gejala sejarah

 Kombinasi butir pertama dan kedua.

 Antara dua periode yang berbeda dari satu negeri.

 Antara dua periode yang berbeda dari dua negeri.

Sebagai contoh membandingkan antara politik kolonial Belanda di Indonesia

dengan politik kolonial Inggris di India. Dalam analisisnya

akan dapat diekstrapolasikan antara lain:

Proses modernisasi lewat edukasi

Sistem social ekonomi

• Komersialistik fiscal

• Aagraris feudal

• Struktur organisasi aliran inovatif

• Pernanan golongan inteligensia

• Kendala dari struktur social

• Kasta etnisitas,
Perbandigan antara Indonesia dan Indonesia juga dapat dilakukan pada tingkat

keberhasilan modernisasi yang diperolehnya. Perbandingan derajat modernisasi

menggunakan criteria sebagai berikut:

• Mobilitas social

• Integrasi horizontal dan vertical

• Produktivitas sumber daya alamiah dan social budaya

• Sistem teknologi

• Struktur kekuasaan demokrasi

• Tingkat kesejahteraan rakyat.

Interpretasi Dalam Sejarah Dan Jenisnya

Referensi

Peri

stiwa Perang Bubat

Interpretasi dalam sejarah memiliki arti penafsiran terhadap suatu peristiwa atau

memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa sejarah.


Dikutip dari Wikipedia, Interpretasi adalah sebuah tahapan atau kegiatan

menafsirkan fakta-fakta dan menetapkan makna yang saling hubungan daripada

fakta-fakta yang diperoleh.

Terdapat 2 macam interpretasi, yaitu analisis yang berarti menguraikan dan

sintesis yang berarti menyatukan. Melalui tahapan interpretasi inilah, kemampuan

seorang intelektual sejarawan benar – benar diuji.

Seorang sejarawan dituntut mampu berimajinasi, membayangkan bagaimana

sebuah peristiwa masa lalu bisa terjadi. Tetapi, bukan berarti imajinasi yang bebas

seperti seorang sastrawan. Imajinasi seorang sejarawan dipagari oleh fakta – fakta

sejarah yang ada.

Sejarah sebagai suatu peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dapat

diungkap kembali oleh para ahli sejarah melalui berbagai sumber. Sumber-sumber

sejarah tersebut berbentuk data-data. Namun, tidak semua data-data yang

terkumpul dapat dijadikan sarana pendukung untuk mengungkapkan suatu

peristiwa sejarah.

Dari data-data tersebut diinterpretasikan atau ditafsirkan sehingga data-data yang

terkumpul dapat mengungkap kebenaran suatu peristiwa yang telah terjadi di

masa lampau.
Peristiwa Perang Bubat

Interpretasi Sejarah

Suatu peristiwa sejarah bisa menimbulkan bermacam-macam interpretasi. Salah

satunya adalah Peristiwa Bubat pada tahun 1357 M. Peristiwa ini mempunyai

penafsiran yang berbeda-beda, tergantung dari cara pandang terhadap peristiwa

itu.

Jika dilihat dari cita-cita persatuan nusantara, di bawah Kerajaan Majapahit yang

dicanangkan oleh Maha Patih Gajah Mada melalui Sumpah Palapa, maka

Peristiwa Bubat merupakan keberhasilan Gajah Mada mempersatukan Nusantara.

Tetapi jika dilihat dari sudut pandang Kerajaan Pajajaran, maka Gajah Mada gagal

dalam mempersatukan Nusantara, karena kerajaan Pajajaran menyatakan tidak

pernah tunduk terhadap kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Namun demikian, penafsiran terhadap suatu peristiwa sejarah harus dilandasi

dengan bukti-bukti yang telah diakui kebenarannya.


Pengertian Periodisasi Sejarah

Secara bahasa "periodisasi sejarah" terdapat dua kata yaitu "periodisasi" dan

"sejarah". Periodisasi berasal dari kata "periode atau periodi" kemudian mendapat

imbuhan "sasi", maka menjadi kata "periodisasi" yang artinya adalah membagi

atau memperiodekan. Lalu sejarah sendiri memiliki arti history atau masa lampau.

Jadi secara bahasa, periodisasi sejarah adalah membagi masa yang telah terjadi.
Dalam bukunya Dwi Ari Listiyani (2009) menyebutkan bahwa, pengertian

periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu

dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman, atau periode.

Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan

dikelompokkan. Dalam bukunya Wardaya yang berjudul Cakrawala Sejarah

(2009:6) menyebutkan bahwa, periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu

yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa.

Dari kedua pengertian di atas sepertinya berbeda, akan tetapi mengandung inti

yang sama yaitu, membagi sejarah menjadi beberapa periode. Seperti yang sudah

disebutkan di atas, sejarah merupakan peristiwa-peristiwa masa lampau yang

begitu panjang. Maka dari itu, agar kita mudah untuk mempelajarinya, maka

diadakannya periode atau pembabakan masa lampau. Seperti ketika kita bermain

sepak bola. Untuk mempermudah pertandingan sepak bola berjalan dengan baik,
maka harus diadakan yang namanya pembagian babak (babak penyisihan, babak

semi final, dan babak final).

Demikian juga ketika seumpamanya kita belajar tentang Sejarah Kepresidenan

Negara Indonesia, maka akan dibagi menjadi beberapa babak atau periode.

Pertama adalah periode presiden Ir. Sukarno atau Bung Karno, kedua, periode

presiden Pak Suharto, ketiga periode Pak Habibi, dan seterusnya sampai presiden

yang terakhir. Itulah contoh mudah mengenai periodisasi sejarah. Dari sejarah

kepresidenan Indonesia yang dibagi menjadi beberapa periode. Maka dari itu,

kesimpulan dari pengertian periodisasi dalam sejarah adalah pembagian peristiwa-

peristiwa di masa lampau yang sesuai dengan fakta atau bukti-bukti sejarah.

Masih bingung dan belum paham dengan pengertian periodisasi sejarah?

Jika jawabannya "Ya", maka akan saya sederhanakan bahasa penyampaiannya.

Oke.... Dia atas sudah disebutkan bahwa periodisasi adalah satu proses

strukturalisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak,

zaman, atau periode.

Begini, proses strukturalisasi waktu adalah mengurutkan atau memposisikan

waktu suatu kejadian dari yang paling pertama terjadi sampai akhir suatu

kejadian. Waktu yang diurutkan merupakan kejadian yang berlangsung sangat

lama. Jadi peristiwa yang berlangsung sangat lama tersebut dibagi menjadi

beberapa periode sesuai

dengan urutan waktu terjadinya suatu sejarah.


Contoh Periodisasi Dinasti Cina. Sejarah Dinasti Cina mengalami rentang waktu

yang begitu panjang, sehingga perlu adanya periodisasi.

Kembali pada pengertian periodisasi, adalah proses pembagian waktu yang amat

panjang dan diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Dinasti Cina yang

mengalami rentang waktu sangat panjang dibagi atau diperiodekan dari periode

Dinasti Shang-periode Dinasti terakhir yaitu, Dinasti Manchu.

Pengertian Kronologi Dalam Sejarah

Jika periodisasi sejarah membagi peristiwa-peristiwa masa lampu, maka

"kronologi sejarah" hanya akan membagi satu peristiwa sejarah sesuai dengan

urutannya. Semisal jika kita mendengar acara berita di TV yang menceritakan

kronologi kejadian yang telah lampau, seperti kronologi reka ulang pembunuhan

di TKP yang diadakan oleh pihak kepolisian. Dari awal rencana pembunuhan
sampai terjadinya pembunuhan diperagakan ulang oleh pelaku pembunuhan. Hal

semacam ini juga termasuk dalam kronologi sejarah yang disebut dengan

kronologi pembunuhan.

Dari keterangan di atas menunjukan bahwa pengertian kronologi sejarah adalah

catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.

Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu

peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu

untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat

berbeda yang terkait peristiwanya (Wardaya, Cakrawala Sejarah, 2009:12).

Contoh Periodisasi dan Kronologi Dalam Sejarah

Baik, setelah mempelajari pengertian periodisasi dan kronologi sejarah,

selanjutnya untuk lebih jelasnya perlu adanya contoh yang lebih detail. Karena
contoh yang disebutkan tadi adalah contoh mudahnya saja. Akan tetapi, sebelum

membaca contoh dari periodisasi dan kronologi sejarah alangkah baiknya

mengulang kembali pengertian periodisasi dan kronologi dalam sejarah jika

belum benar-benar memahami pengertian sejarah, pengertian periodisasi sejarah,

dan pengertian kronologi sejarah.

Contoh Periodisasi Sejarah

Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa pengertian periodisasi adalah

pembabakan waktu yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Atau bisa juga

periodisasi adalah pembabakan dalam sejarah berdasarkan kurun waktu

(Hendrayana, Sejarah, 2009:12). Dengan demikian contoh mudahnya adalah

Sejarah Kepresidenan Indonesia yang dibagi menjadi beberapa periode.

1. Dr. Ir. H. Soekarno 1945-1967

2. H. M. Soeharto 1967-1998

3. Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ. Habibie) 1998-1999

4. Dr. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 1999-2001

5. Dr. Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarno putri (Megawati

Soekarno Putri) 2001-2004

6. Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2014

7. Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) 2014-2019

8. Dan Seterusnya
Contoh Periodisasi Pertumbuhan Anak

Adapun Hendrayana dalam bukunya yang berjudul "Sejarah" menyebutkan

bahwa:

"Periodesasi sejarah dilakukan oleh setiap masyarakat, bangsa, dan negara di

dunia. Namun, setiap bangsa dimiliki periodisasi yang berbeda, berdasarkan cara

bangsa tersebut memandang rentang-waktu yang ada dalam sejarah mereka.

Periodesasi sejarah Indonesia tentu tak sama dengan periodesasi sejarah Malaysia,

misalnya, meski dua negera tersebut berdekatan dan pernah diduduki Portugis dan

Inggris. Begitu pula periodesasi sejarah India akan berbeda dengan periodesasi

Mesir." (Hendrayana, Sejarah, 2009:12).

Maka dari kutipan di atas, Hendrayana memberikan contoh periodisasi Dinasti-

Dinasti di China.
Contoh Periodisasi Dinasti-dinasti di China

1. Dinasti Shang 1766 SM-1122 SM

2. Dinasti Chou 1122 SM-255 SM

3. Dinasti Chin 255 SM-205 SM

4. Dinasti Han 205 SM-211 SM

5. Dinasti Tang 618-907

6. Dinasti Sung 960-1279

7. Dinasti Mongol 1279-1369

8. Dinasti Ming 1368-1642

9. Dinasti Manchu 1644-1911

Itulah contoh periodisasi sejarah yaitu mengenai contoh periodisasi sejarah

kepresidenan Indonesia dan Contoh Periodisasi Dinasti-Dinasti di China. Setelah

itu, lanjut pada contoh kronologi dalam sejarah.

Contoh Kronologi Dalam Sejarah

Sebelum memulai contoh dari pada kronologi dalam sejarah, alangkah baiknya

jika kita simak terlebih dahulu pendapat Hendrayanan dalam bukunya yang

berjudul Sejarah (2009).

"Kronologi sejarah berkaitan dengan periodesasi sejarah. Kronologi sejarah

diperlukan karena dalam peristiwa-peristiwa sejarah terdiri berbagai jenis dan

bentuk yang berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasi berdasarkan jenis dan
bentuk peristiwanya. Persitiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu lalu

disusun secara runut berdasarkan waktu kejadian berlangsung. Secara runut di sini

berarti masing-masing peristiwa tersebut disusun dari masa yang paling awal

hingga masa yang paling akhir." (Hendrayana, Sejarah, 2009:13).

Kembali pada pengertian kronologi sejarah, inti dari pengertian kronologi sejarah

adalah mengurutkan suatu peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya,

contoh yang sudah disebutkan adalah "kronologi terjadinya tindak kriminal".

Adapun secara detail contoh kronologi sejarah adalah sebagai berikut:

Contoh kronologi sejarah kepresidenan Pak Soeharto (kronologi Pak Soeharto

mengudurkan diri kekuasaan kepresidenan):

1. 12 Mei Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.

2. 13 Mei Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di

kota Solo. Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara

berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke

Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat


Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari

jabatannya sebagai presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan

Indonesia.

3. 14 Mei Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kotakota di

Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD

di daerah.

4. 18 Mei Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta

Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden.

5. 19 Mei Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari

jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya.

Beberapa tokoh Muslim, termasuk Nurcholis Madjid dan Abdurrahman

Wahid, bertemu dengan Soeharto.

6. 20 Mei Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada

Jumat 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru.

Sebelas menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar

Kartasasmita, milyuner kayu Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia

Syahril Sabirin.

7. 21 Mei Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00

WIB Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia.

(Sumber: Buku Sejarah Hendrayana, Sejarah, 2009:13-14)

Itulah contoh dari periodisasi dan kronologi dalam sejarah. Selanjutnya adalah

manfaat dari periodisasi dan kronologi sejarah.


Manfaat atau Tujuan Periodisasi dan Kronologi Sejarah

Mempelajari sejarah haruslah mengetahui manfaat sejarah. Karena jika kita

mempelajari sejarah, tanpa mengetahui manfaat dari sejarah, maka kita sulit untuk

mengambil hikmah dibalik sejarah itu sendiri. Manfaat sejarah begitu penting dan

banyak manfaatnya. Begitu juga dengan manfaat dari periodisasi dan kronologi

sejarah. Percuma jika kita belajar sejarah tetapi kita tidak mengetahui manfaat dari

mempelajari sejarah, begitu juga dengan manfaat dari periodisasi dan kronologi

sejarah. Percuma jika kita hanya mempelajarinya tanpa mengetahui manfaatnya.

Mungkin dalam benak kita terdapat pertanyaan "mengapa harus ada periodisasi

dan kronologi dalam sejarah?". Nah pertanyaan itu akan terjawab setelah kita

mempelajari manfaat dari periodisasi dan kronologi sejarah. Berikut ini adalah

beberapa manfaat atau tujuan dari diadakanya periodisasi dan kronologi sejarah

yang bersumber dari buku paket sejarah kelas 10 karangan dari Dwi Ari Listiyani

yang diterbitkan oleh departemen pendidikan (2009, halaman:9-10):

Melakukan Penyederhanaan

Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu

banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi

sederhana, sehingga mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti.

Memudahkan Klasifikasi Dalam Ilmu Sejarah

Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku,

bangsa, dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan
waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi,

bentuk, dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu.

Mengetahui Peristiwa Sejarah Secara Kronologis

Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan

suatu masalah. Ahli kronologi menerangkan pelbagai tarikh, atau sistem

pemenggalan yang telah dipakai dipelbagai tempat dan waktu, memungkinkan

kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh yang lain.

Memudahkan Pengertian

Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu

dikelompok-kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu

tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian.

Untuk Memenuhi Persyaratan Sistematika Ilmu Pengetahuan

Semua peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi dan

pengaruh peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis. Untuk point yang ke

lima ini masih ada kaitanya dengan sejarah sebagai ilmu.

Jadi, tujuan diadakannya periodisasi ialah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh

terhadap peristiwa-peristiwa dan saling hubungannya dengan berbagai aspeknya.

Pelaksanaan periodisasi yang paling mudah ialah dengan pembabakan yang

disusun berdasarkan urutan abad. Akan tetapi, periodisasi yang demikian

mempunyai kelemahan tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman

yang ditinjau.
Perbedaan Periodisasi dan Kronologi

Mungkin dari kalian ada yang masih bingung perbedaan antara periodisasi dan

kronologi sejarah. Maka dari itu akan kami bahas perbedaannya.

Ditinjau dari pengertiannya.

Periodisasi adalah proses strukturalisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian

atas beberapa babak, zaman, atau periode. Sedangkan kronologi adalah catatan

kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.

Dari pengertian tersebut ada beberapa perbedaan.

Pertama, rentang waktu.

Jika pada periodisasi, rentang waktu sejarah yang dibagi sangat panjang, seperti

sejarah dinasti cina. Dinasti cina yang berlangsung sangat lama dibagi menjadi

beberapa periode.

Sedangkan kronologi hanya mencakup satu peristiwa saja yang di dalam peristiwa

tersebut juga terdapat peristiwa penting lainnya.

Contoh kronologi kecelakaan. Maka kronologi hanya membahas peristiwa penting

dalam kecelakaan tersebut. Misalnya peristiwa tabrakan sepeda motor, maka yang

dibahas hanya seputar peristiwa itu saja, seperti sebab mengapa terjadi kecelakaan

diceritakan sampai terjadi kecelakaan.


Itulah pelajaran yang dapat disampaikan mengenai pengertian dan kronologi

sejarah, contoh periodisasi dan kronologi sejarah, serta tujuan periodisasi dan

kronologi sejarah. semoga bermanfaat.

Suatu lukisan yang menceritakan tentang Peristiwa Bubat. Dalam peristiwa

tersebut diceritakan Raja Hayam Wuruk hendak meminang Putri Pajajaran yang

bernama Diah Pitaloka. Namun karena terjadi kesalahpahaman, maka yang terjadi

adalah peristiwa yang berakhir tragis.

Konsep Kehidupan Manusia dalam Ruang dan Waktu

Konsep Pelajaran SMA Kelas 10 Sejarah X


 Keterkaitan Manusia dalam Ruang dan Waktu

Hai RG Squad, sudah tahu belum kalau unsur manusia itu tidak dapat dipisahkan

dari ruang dan waktunya? Jadi dalam peristiwa sejarah, manusia mengalami

berbagai hal dalam hidupnya, dan semua itu berlangsung dalam ruang dan waktu.

Kalian tahu nggak kaitannya hidup manusia dengan konsep ruang dan waktu? Jika

belum, perhatikan dan baca baik-baik tulisan artikel ini ya.

Kalian percaya kan bahwa keberlangsungan sebuah peristiwa itu, pasti melewati

medium ruang. Ruang sendiri memiliki arti, yaitu tempat berlangsungnya atau

terjadinya peristiwa sejarah. Nah, karena adanya konsep ruang ini, para penulis

sejarah kemudian mengkategorikan peristiwa-peristiwa sejarah berdasarkan

tempat, misalnya sejarah daerah, sejarah lokal, sejarah dunia, sejarah

nasional, dan masih banyak lagi.

Sedangkan adanya konsep waktu menunjukkan kapan terjadinya peristiwa sejarah

tersebut. Jika peristiwa manusia itu tidak mungkin terjadi tanpa melewati ruang,

begitu pula dengan waktu. Konsep penting dalam sejarah itu adalah waktu, hal

ini dikarenakan kehidupan manusia tidak akan bisa dilepaskan dari yang namanya

waktu. Nah pada konsep ini lah terkandung sebuah konsep kesinambungan. Apa

artinya? Jadi, konsep kesinambungan itu maksudnya waktu masa lalu sangatlah

menentukan apa yang terjadi pada masa sekarang ini, kemudian masa sekarang

menentukan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Jadi, dalam

sejarah kehidupan manusia, seluruh manusia akan tumbuh bergerak dengan

seiring perjalanan waktu dan ruang di mana manusia itu berada.


Peristiwa sejarah manusia berjalan dengan dinamis, bukan statis. Mulai dari

manusia itu berada dalam kandungan, kemudian lahir, hingga beranjak dewasa,

dan menjadi orang tua. Kalau kita melihat hal itu, kita bisa menyadari bahwa fase

kehidupan manusia menunjukkan adanya kesinambungan dalam kehidupan

manusia, dan kehidupan itu terikat oleh ruang dan waktu.

 Keterkaitan manusia dalam perubahan dan keberlanjutan

Kehidupan manusia dan masyarakat cenderung bergerak dan terus

berkembang. “Panta rei” begitu kata Heraclitus, yang artinya, tidak ada yang

tidak berubah, semua mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah.

Selain Heraclitus, Wertheim pernah menuliskan “History is a continuity and

change” (Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan


berubah). Itulah maksud dari keterkaitan manusia dalam konsep perubahan,

Squad.

Selain keterkaitan manusia dalam konsep perubahan, manusia pun hidup berkaitan

dengan konsep keberlanjutan. Apa yang dimaksud dengan keberlanjutan? Kalau

RG Squad senang mengikuti peristiwa sejarah, kalian akan sadar bahwa sebuah

peristiwa itu memiliki rangkaian, dan itu merupakan peristiwa berkelanjutan.

Kehidupan manusia hari ini tidak terlepas dari kehidupan manusia pada masa

lampau, begitu juga dengan masa yang akan datang, oleh karena itu dapat disebut

mata rantai kehidupan manusia. Sebuah peristiwa selalu berkaitan dengan

peristiwa lainnya, tidak terpisahkan.


RG Squad bisa lihat contohnya pada pergantian sistem pemerintahan di Indonesia,

mulai dari Orde Lama era Soekarno, kemudian berubah ke Orde Baru era

Soeharto, sampai Reformasi yang terjadi akibat meledaknya aksi masyarakat yang

dimotori oleh kalangan pemuda mahasiswa, membuat lengsernya Soeharto.

Semua berkaitan, pada setiap waktu yang terus bergerak, masyarakat mengalami

perubahan pada kondisi sosial dan budayanya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan dan perkembangan

yang berkelanjutan, diantaranya:

 Keterkaitan kehidupan manusia masa lalu untuk kehidupan masa

kini
RG Squad pastinya ingat dong pesan Ir. Soekarno, “JASMERAH” (Jangan

Sekali-kali Meninggalkan Sejarah). Sepenggal kata itu selalu teringat di benak

kita semua. Betapa Soekarno begitu menganjurkan kita semua untuk tidak lupa

pada sejarah. Kenapa kita tidak boleh melupakan sejarah?

Oke jadi gini Squad, sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

masa lampau. Nah, berdasarkan konsep ruang dan waktu, kemudian adanya

konsep perubahan dan keberlanjutan, kondisi masa lampau sangat berpengaruh

pada kondisi hari ini. Sejarawan asal Indonesia, Sartono Kartodirjo pernah

mengatakan hal yang sangat dalam, baginya orang-orang yang lupa dengan

masa lampaunya itu telah kehilangan identitas, oleh karena itu orang-orang

tersebut dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya.

Sekarang RG Squad sudah tahukan, bahwa sejarah kehidupan manusia itu selalu

berkaitan dengan ruang dan waktu? Hal itu pula yang membuat terjadinya

perubahan. Nah, dari perubahan-perubahan itulah terjadi kondisi yang terus

mengalami keberlanjutan. Kalian harus selalu ingat bahwa masa lampau

mempengaruhi masa kini dan masa yang akan datang. Kalian juga

bisa lho menambah pengetahuan dengan bergabung di grup diskusi belajar

Anda mungkin juga menyukai