Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS NOVEL HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Pendekatan Struktural Robert Stanton

Kelompok 4

Disusun Oleh :

1. Venendra Sanny Nurfajri 20210144026


2. Fajar Ramadhan 20210144033
3. Hanifa Puspitasari 20210144043
4. Dellya Salsabila 20210144044
5. Nurul Hafizah Eka P 20210144048
6. Emira Shaumayya 20210144057
PENDAHULUAN

Karya Sastra adalah penciptaan disampaikan kepada komunikatif tentang maksud


penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering mengatakan, baik di pertama atau ketiga
orang, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang berhubungan
dengan waktu mereka. Melalui sastra, pengarang menawarkan berbagai permasalahan hidup
dan kehidupan setelah mengahayati berbagai permasalahan tersebut dengan kesungguhan
yang diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan prosa naratif yang bersifat
imajinatif. Meskipun begitu, namun karya tersebut biasanya masuk akal dan mengandung
kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa naratif yang panjang, yang di dalamnya
terdapat rangkaian cerita tentang kehidupan seorang tokoh, watak dan sifat tokoh, konflik,
dan orang-orang di sekitarnya. Ada juga yang menjelaskan definisi novel adalah suatu
karangan sastra yang berbentuk prosa, dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Berbeda dengan cerpen (cerita pendek), isi cerita didalam novel jauh lebih
panjang, lebih kompleks, dan terdapat pesan-pesan tersembunyi yang ingin disampaikan oleh
novelis. Bahkan ada beberapa judul novel yang dibuat hingga berseries-series.

Tentu saja dalam memahami karya sastra, kita tidak bisa hanya melihat karya tanpa
memahami strukturnya, sehingga kita perlu memahami cerita dalam karya melalui analisis.
Jika kita dapat menganalisis struktur yang terdapat dalam karya tersebut, pasti akan lebih
mudah untuk memahami isi dalam karya tersebut. Untuk melakukan penelitian struktural
tentunya perlu dilakukan analisis struktural dalam karya sastra.

Analisis struktural dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan


fungsi dan hubungan antara unsur-unsur internal novel terkait (Nurgiyantoro, 2009: 37).
Setelah mengidentifikasi dan mendeskripsikan peristiwa, plot, karakter, setting, dan opini,
kemudian dijelaskan bagaimana fungsi dari masing-masing elemen tersebut mendukung
makna secara keseluruhan. Selain itu dijelaskan pula bagaimana hubungan antar unsur-unsur
tersebut membentuk suatu kesatuan yang utuh.Sebuah karya sastra merupakan suatu kesatuan
struktural, dan setiap bagian mewakili keseluruhannya. Oleh karena itu, struktur karya sastra
tersusun atas unsur-unsur karya sastra. Elemen-elemen ini adalah elemen dalam dan elemen
luar.

Dalam makalah ini kami akan menggunakan pendekatan struktural pada novel Hujan Bulan
Juni. Pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya
menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari
hubungan atau keterkaitan unsur-unsur yang satu dengan yang lain dalam rangka mencapai
kebulatan makna. Karya sastra harus dikaji berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar
belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

1. STRUKTUR DALAM NOVEL HUJAN BULAN JUNI

Metode struktural adalah metode dalam karya sastra yang menganalisis unsur-unsur
struktural karya sastra dari dalam, dan menemukan hubungan atau keterkaitan antar unsur
tersebut untuk mencapai konsistensi makna.

`Penyusunan struktur novel Hujan Bulan Juni terdiri dari alur atau plot dan
menggunakan grafik ke depan. Peristiwa-peristiwa dalam novel "Hujan Bulan Juni" mulai
dari panggung pameran, panggung stimulasi, panggung panggung, panggung kompleks,
klimaks, panggung terobosan, dan panggung penyelesaian.

1.1 FAKTA – FAKTA CERITA

Karya fiksi adalah cerita yang menampilkan cerita hasil imajinasi pengarangnya. Bentuk
cerita fiksi hanyalah sebuah fantasi yang ditampilkan dalam bentuk sebuah karya / cerita
melalui sebuah karya.

Unsur-unsur yang membentuk fakta cerita adalah: unsur internal, yaitu unsur
pembentuk karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang membuat karya sastra seindah novel.
Unsur-unsur intrinsik meliputi tokoh dan penokohan, alur atau plot, serta latar
Fakta cerita merupakan unsur yang mendasari terbentuk sebuah cerita yang menarik.
Unsur tersebut umumnya mengkaji/ membicarakan tentang rangkaian peristiwa secara
kronologis dalam kaitan sebab akibat sampai akhir kisah.

a. Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah aktor yang melakukan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa
tersebut dapat berupa cerita (Aminuddin dalam Nurgiyantoro, 1995: 79). Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tokoh adalah orang imajiner dalam cerita,
dan aktor yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Sedangkan penokohan adalah cara pengarang menyajikan tokoh-tokoh dalam cerita agar
dapat memahami tokoh atau ciri-ciri tokoh tersebut. Melalui representasi ini, penulis dapat
mengungkap alasan logis dari tingkah laku tokoh tersebut. Dinyatakan atau digambarkan
dalam cerita adalah menjadikan para aktor atau tokoh dalam cerita memiliki ciri fisik dan
psikis (Hayati, 1990:119).

Karakter adalah perasaan yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu, reaksi terhadap
seseorang atau sesuatu. Saat Anda senang tentang sesuatu, marah pada seseorang, atau takut
pada sesuatu, Anda akan menunjukkan perasaan. Kami memberikan perasaan kepada orang-
orang dalam cerita tersebut, sehingga pembaca tertarik dengan rangkaian kata-kata.

Rasanya seperti memainkan peran penting dalam cerita, sama seperti mengubah cerita
menjadi kehidupan nyata. Seperti halnya ketika kita membaca sebuah cerita, kita marah dan
melihat endingnya tidak sesuai dengan ekspektasi, atau ketika suasana emosional yang
diciptakan oleh pengarangnya meneteskan air mata.

Dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono mengisahkan tentang relasi
pasangan dalam budaya dan agama yang berbeda. Novel Hujan Bulan Juni (Hujan Bulan
Juni) bercerita tentang kisah asmara Sarwono dan Pingkan, namun tidak disadari oleh
keluarga wanita tersebut. Mereka adalah dua orang, dan masing-masing berbeda. Berbeda
dengan asal kota, budaya, ras bahkan agama. Tak satu pun dari mereka peduli tentang
perbedaan ras atau kepercayaan yang berbeda

- Sarwono

Sarwono merupakan tokoh utama yang sangat lugu, mandiri, cerdas dan sederhana. Sarwono
sebagai seorang penulis dan dosen. Sarwono memiliki sifat yang humoris, setiap
percakapannya ia mampu mengucapkannya dengan penuh makna yang mendalam. Tidak
hanya bercandanya dengan Pingkan perempuan yang dicintainya, bersama Toar dan teman
yang lainnya juga sama..

Ketika pertama kali mendengar berita Pingkan akan berangkat ke Jepang


melanjutkan studinya, Sarwono tampak menarik – narik dagunya sendiri yang tak berjanggut
dan berbisik,

“Lha, sekarang aku merasa jadi samurai yang akan ditinggalkan anak
buahnya yang akan berangkat jafi ronin.”

“Sar, kamu ini sudah sekolah tinggi – tinggi tapi otakmu masih juga ngelesot
dibawah pohon sawo kecil di halaman keraton itu.”

Kutipan novel diatas menggambarkan wujud Sarwono yang setiap melakukan percakapan
mampu mengucapkan kalimat dengan penuh makna yang mendalam.

Tulisan Sarwono boleh dibilang menjadi pengisi tetap media cetak itu ; apa saja
ditulisnya dari sepak bola sampai politik, sesuai dengan janji kepada dirinya sendiri untuk
tidak tergantung kepada orang tuanya yang PNS,yang gajinya pas pasan saja untuk
menyelenggarakan hidup.

Kutipan diatas menggambarkan sifat Sarwono yang sederhana, cerdas serta mandiri karena ia
mau berusaha sendiri untuk keperluan hidupnya dan tidak bergantung kepada orang tuanya.

- Pingkan

Didalam cerita Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, Pingkan juga perempuan
yang cerdas karena dia mampu mendapatkan beasiswa di Jepang sampai menerima ijazah
dari rektor mewakili wisudawan fakultasnya. Tokoh Pingkan juga merupakan perempuan
yang cerdas, baik, dan penyayang. Dia sangat menyayangi semua orang yang baik
terhadapnya apalagi yang sangat menyayangi Sarwono

Maksudnya, penjelasan yang cerdas karena ia tau gadis yang duduk di


depannya selalu saja bisa menjelaskan hal sesulit apapun yang kadang – kadang
mengganggu pikiran Jawa-nya.
Kutipan diatas cukup menjelaskan pernyataan Sarwono mengenai Pingkan yang cerdas
karena mampu menjelaskan hal sesulit apapun itu.

- Toar

Tokoh tambahan memilki sifat yang baik,penyayang dan sedikit humoris. Toar adalah salah
satu tokoh yang memiliki sifat baik dan perhatian. Sebagai kakak dari Pingkan Toar sangat
bertanggung jawab menjaga dan menyayangi adiknya. Terlebih dia harus menjadi kepala
keluarga menggantikan Ayahnya yang sudah meninggal.

“Ayah pernah bilang dari manapun asal usul Ibu terserah, bukan masalah,
asal tidak dari Neraka”

Toar diam sejenak menahan tawa.

Kutipan diatas menjelaskan wujud Toar yang sedikit humoris saat berbicara dengan Sarwono.

- Ibu Hadi dan Pak Hadi

Ibu Hadi dan Pak Hadi. Mereka adalah orang tua dari Sarwono. Pak Hadi memberikan
kebebasan Sarwono untuk melanjutkan sekolah dan mencapai cita-citanya. Selain itu, Pak
Hadi dan Ibu Hadi tidak pernah mempermasalahkan dan memberikan kebebasan Sarwono
untuk memilih sendiri pendamping hidupnya.

Lepas SMA, Sarwono nekat sekolah di Jakarta, Budiman tetap di solo jadi wartawan.
Ia merasa bisa ‘mendapatkan’ adik Toar karena tetap di satu kota, tetapi bayangannya
menguap ketika ternyata Pingkan disuruh keluarganya sekolah di Jakarta saja, bisa ikut
pamannya yang baru pindah dari Manado.

Kutipan novel diatas menunjukkan bahwa Bu Hadi dan Pak Hadi selaku orang tua Sarwono
sangat membebaskan Sarwono untuk bersekolah dimana saja asal itu kemauan Sarwono.

- Ibu Hartini
Ibu Hartini (Ibu Pelenkehu). Dia adalah sosok ibu yang perhatian, baik serta bijak. Ia
menanggapi masalah hubungan Sarwono dengan Pingkan dengan bijak. Ia pun tidak ingin
memaksakan kehendak keluarga Pingkan lainnya yang tidak setuju atas hubungan.

Tetapi Ibu Pelenkahu – ibunya Toar – malah muncul justru lebih dahulu daripada
tamu – tamu lain. Pak Palenkahu sudah lama meninggal, konon karena malaria yang parah
ketika sedang bertugas di Ambon.

Kutipan diatas sedikit menggambarkan bahwa Ibu Palenkahu adalah sosok ibu yang perhatian
dan bijak.

b. Plot atau Alur

Dalam sebuah cerita fiktif, kita akan menjumpai berbagai peristiwa yang saling
berhubungan yang tidak dapat dipisahkan dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Rangkaian
peristiwa ini disusun secara kronologis dan berperan penting dalam proses cerita yang bisa
kita sebut plot. Rangkaian peristiwa yang saling terkait secara kronologis ini menyadarkan
pembaca bahwa peristiwa yang dibacanya bukan hanya sebagai sub-elemen yang terjalin
dalam deret waktu, tetapi juga sebagai pola jamak dengan kausalitas atau kausalitas.

Alur ialah struktur rangkaian dari kejadian-kejadian didalam sebuah cerita yang disusun secara
kronologis. Addapula pengertian lain dari alur ialah sebuah rangkaian cerita dari awal hingga
akhir. Alur mengatur seperti apa tindakan-tindakan yang ada didalm cerita dan harus berkaitan
satu sama lain. Dan seperti bagaimana sebuah peristiwa berkaitan dengan peristiwa yang
lainnya, kemudian bagaimana tokoh yang digambarkan dan juga berperan di dalam cerita yang
keseluruhannya terkait dengan sebuah kesatuan waktu.

Dalam novel Hujan di Bulan Juni ini menggunakan alur campuran dimana ada alur maju dan
alur mundur atau flashback. Alur maju digunakan untuk menuliskan keadaan sekarang yang
terjadi antara Sarwono dan Pingkan, sementara alur mundur digunakan untuk menjelaskan
kejadian masa lalu yang di alami Sarwono, contohnya seperti kutipan dibawah ini

Lepas SMA, Sarwono nekat sekolah di Jakarta, Budiman tetap di solo jadi wartawan.
Ia merasa bisa ‘mendapatkan’ adik Toar karena tetap di satu kota, tetapi bayangannya
menguap ketika ternyata Pingkan disuruh keluarganya sekolah di Jakarta saja, bisa ikut
pamannya yang baru pindah dari Manado.
c. Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-
peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik
pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa
didalam karya sastra. Atau bisa juga latar yaitu semua keterangan, petunjuk pengaluran yang
berhubungan dengan ruang, waktu dan juga suasana. Latar diantaranya meliputi penggambaran
mengenai letak geografis, kesibukan si pelaku/tokoh, waktu berlakunya peristiwa, lingkungan
agama, musim, moral, intelektual sosial, serta emosional si pelaku/tokoh.

Latar/setting dalam cerita novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono yaitu latar
tempat, latar waktu, latar sosial budaya. Latar tempat yang diperoleh dari analisis data
tersebut antara lain (1) Sarwono sedang berada di Yogyakarta untuk melakukan penelitian.
Latar tempat selanjutnya yaitu Jakarta yang sangat padat dan mulai tidak nyaman dengan
asap knalpot yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor; (2) Sarwono sedang berada di Solo.
Kota asal kelahirannya; (3) Pingkan dan Sarwono menjalankan tugas dari Kaprodi
Universitasnya untuk menyusun MUO dengan Universitas Sam Ratulang; (4) Pingkan sedang
berada di Jepang tepatnya di Kyoto untuk melanjutkan studinya.

Ketika turun dari lantai tiga sebuah Hotel di Bulaksumur, dekat kampus UGM, yang
ada di kepala Sarwono hanya satu : ke Malioboro mencari kios majalah.

Kutipan novel diatas menunjukkan latar tempat sarwono yang sedang berada di kampus
UGM yaitu di jogja.

Latar waktu yang diperoleh dari analisis data tersebut antara lain (1) masa sekarang
komunikasi dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menggunakan e-mail, beda dengan
masa dulu yaitu alat komunikasinya menggunakan surat dan sekarang sudah banyak yang
menggunakan WA sebagai alat komunikasi; (2) menggambarkan keadaan ekonomi dan
penghasilan masyarakat juga sudah tinggi. Misalnya dengan penggunaan hotel sebagai alat
penginapan; (3) masa sekarang alat transportasi juga sudah modern. Orang-orang bepergian
jauh sudah banyak yang menggunakan kereta api,mobil, pesawat dan lainnya. Berbeda
dengan masa dulu yang menggunakan becak, andong, sepeda, motor, dan lain-lain sebagai
alat transportasi; (4) Menggambarkan tentang pergaulan anak muda pada masa sekarang yaitu
tentang aliran musik.

Ia ingin memotret tiga sajak itu di hp-nya agar bisa dilampirkan di WA yang akan di
kirimkan ke Kyoto,tetapi kerumunan orang tampak sama sekali tidak memberinya ruang
untuk itu.

Kutipan diatas menunjukkan latar waktu masa sekarang yang menggunakan WA sebagai alat
komunikasi.

Latar sosial budaya yang diperoleh dari analisis data tersebut antara lain (1) Budaya
Jawa yang identik dengan diam yang berarti setuju; (2) kehidupan sosial masyarakat di
Manado dan Jakarta. Masyarakat Manado membuat tempat ibadah dengan cara bergotong
royong, dan 242 dana yang digunakan untuk membuat rumah ibadah pun usaha sendiri; (3)
Agama yang dianut oleh masayarakat Jakarta dan Manado yaitu di Manado mayoritas
masyarakatnya menganutagama non islam, sedangkan di Jakarta masyarakatnya menganut
agama islam; (4) Perayaan hanami merupakan satu dari beberapa perayaan tahunan di Negara
Jepang yang diselenggarakan pada musim semi, tepatnya pada bulan April.

SARANA – SARANA SASTRA

a. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah arah pandang seorang pengarang dalam menyampaikan sebuah cerita,
sehingga cerita tersebut menjadi lebih hidup dan bisa disampaikan dengan baik kepada
pembaca atau pendengarnya. Sederhananya, sudut pandang ialah cara penulis dalam
memandang atau menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Adanya sudut pandang,
pengarang seolah-olah bisa menjadi pelaku utama atau menjadi orang lain dalam sebuha
cerita yang dibuat.

Dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono mengisahkan tentang
relasi pasangan dalam budaya dan agama yang berbeda. Novel Hujan Bulan Juni (Hujan
Bulan Juni) bercerita tentang kisah asmara Sarwono dan Pingkan, namun tidak disadari oleh
keluarga wanita tersebut. Mereka adalah dua orang, dan masing-masing berbeda. Berbeda
dengan asal kota, budaya, ras bahkan agama. Tak satu pun dari mereka peduli tentang
perbedaan ras atau kepercayaan yang berbeda.

b. Judul

Judul merupakan nama karangan atau kepala karangan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
judul sebaiknya berhubungan dengna tema. Judul dalam karangan juga dapat ditentukan lebih
dahulu sebelum karangan dijabarkan menjadi sebuah kerangka karangan. Dapat pula
ditentukan setelah kerangka karangan dijaberkan menjadi karangan

Sapardi Djoko Damono memilih judul Hujan Bulan Juni karena pada saat ia menulis puisi
tersebut, hujan memang tak pernah jatuh pada bulan Juni. Puisi itu ditulis oleh Sapardi sambil
melihat telaga Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan.

c. Tema

Tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar
mengarang, menggubah sajak dan lain sebagainya (menurut KBBI). Dalam novel ini terdapat
tema kisah percintaan antara dua dosen muda yang penuh liku karena dihadapkan pada
berbagai perbedaan yaitu budaya, suku dan agama.

d. Gaya Bahasa

Gaya merupakan cara pengungkapan seorang yang khas bagi seorang pengarang. Gaya
seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya
karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera
pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar. Oleh karena itu
sering dikatakan bahwa gaya adalah orangnya: gaya pengarang adalah suara-suara pribadi
pengarang yang terekam dalam karyanya. (Suminto A. Sayuti, 2017:189).

Gaya Bahasa yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono dalam novel ini menggunakan
gaya Bahasa campuran, dimana ada Bahasa sehari hari dan sedikit menggunakan Bahasa
daerah yaitu Jawa dan Manado. Sapardi Djoko Damono juga menggunakan sedikit Bahasa
kiasan.

e. Simbolisme
Menunjukkan sebuah simbol dapat menggunakan teks susastra, baik itu berupa puisi, cerita
pendek, novel maupun drama. Simbol yang termuat dalam karya sastra memiliki makna-
makna tersirat dan semakin memperjelas pesan dalam cerita. Simbol-simbol tersebut dapat
berupa segala sesuatu dalam latar cerita seperti benda-benda, sesuatu yang berulang, gerak-
gerik, bentuk, warna, suara, dan udara. Agar sebuah tanda dapat menajdi sebuah simbol, di
dalamnya akan terdapat suatu kondisi, situasi dan budaya tertentu.

Menurut kami novel Hujan Bulan Juni ini menggandung simbol budaya dan pandangan
hidup. Dimana simbol budaya yang terjadi adalah antara budaya Jawa dan Manado.

KETERKAITAN UNSUR

Tanpa adanya keterkaitan antar unsur di dalam novel HHujan Bulan Juni akan membuat
novel tersebut tidak bisa menyampaikan isi atau pesan didalamnya dengan baik. Pembaca
akan merasa bosan atau kurang tertarik membacanya, namun dalam novel ini penulis
membuat keterkaitan antar unsur yang nyata sehingga membuat pembaca menikmati setiap
alur ceritanya. Dengan tema percintaan dan alur campuran akan menambahkan kesan yang
menarik untuk para pembaca.
Daftar Pustaka

Agus Susanto.2016, ANALISIS NOVEL HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO
DAMONO : http://repository.unwidha.ac.id/572/1/Agus%20Susanto.fix.pdf

MS Gau.2019, Makalah Kritik Sastra : http://muhsakirmsg.blogspot.com/2014/04/makalah-


kritik-
sastra_7.html#:~:text=Latar%20Belakang&text=Kritik%20sastra%20menganalisis%20teks
%20karya,atau%20buruk%20suatu%20karya%20sastra.

Kompas.2020, Sapardi Djoko Damono dan Ceritanya Tentang Hujan Bulan Juni :
https://lifestyle.kontan.co.id/news/sapardi-djoko-damono-dan-ceritanya-soal-hujan-bulan-
juni?page=all

Era Yustika Sari, S.Pd.2017, Perbedaan Tema, Topik dan Judul :


https://blog.typoonline.com/perbedaan-tema-topik-dan-
judul/#:~:text=Menurut%20KBBI%20judul%20adalah%20nama,sebagainya)%20atau%20dis
ebut%20juga%20tajuk.&text=Di%20dalam%20judul%20juga%20menyiratkan%20suatu%20
tema%20dan%20topik.

Trigonal Media.2015, Pengertian Plot atau Alur :


https://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-plot-atau-alur.html

Ruang Sekolah.2020, Tokoh dan Penokohan : https://ruangsekolah.net/tokoh-dan-penokohan-


pengertian-jenis-karakter-dan-analisis-
446#:~:text=A.&text=Berdasarkan%20pengertian%20tersebut%2C%20dapat%20dikatakan,y
ang%20mengalami%20peristiwa%20dalam%20cerita.&text=Penokohan%20adalah%20cara
%20pengarang%20menampilkan,atau%20sifat%20para%20tokoh%20itu.

Jevi Nugraha.2020, 4 Macam Sudut Pandang dalam Cerita, Lengkap Beserta Contohnya :
https://www.merdeka.com/jateng/4-macam-sudut-pandang-dalam-cerita-lengkap-beserta-
contohnya-
kln.html#:~:text=Sudut%20pandang%20adalah%20arah%20pandang,menempatkan%20dirin
ya%20dalam%20sebuah%20cerita.

Karya Sastra Novel: Pengertian dan Unsur-Unsur Didalamnya


https://kotakpintar.com/pengertian-novel-adalah/
Pengertian Karya Sastra Beserta Bentuk, Fungsi dan Jenisnya
https://www.sastrawan.web.id/pengertian-karya-sastra-beserta-bentuk-fungsi-dan-jenisnya/

pak, saya pasrah mau dikasih nilai berapapun, karena saya kewalahan.
Maksih banyak pak.

Anda mungkin juga menyukai