Anda di halaman 1dari 26

Assalamualaikum Wr.

Wb

Kelompok 9
1. Cici Setyaningrum (20193030034)
2. Emira Shaumayya (20193030045)
3. Mila (20193030062)
Pernyataan Standar
Pernyataan Standar
Akuntansi
Akuntansi
Keuangan 9
Pengert
ian
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 tentang
Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek disetujui
dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24
Agustus 1994 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan
Akuntan Indonesia pada tanggal 7 September 1994
endahuluan Pernyataan ini menjelaskan tentang
pengertian dan penyajian aktiva lancar
dan kewajiban jangka pendek dalam
laporan keuangan. Pernyataan ini tidak
menjelaskan tentang dasar penilaian
aktiva dan kewaiiban tersebut.

- Pengidentifikasian aktiva lancar


dan kewajiban jangka pendek
dianggap berguna untuk

Penjelasan
membantu pemakai laporan
keuangan dalam menganalisis
posisi keuangan suatu
perusahaan.
- Selisih lebih aktiva lancar dari
kewajiban jangka pendek sering
disebut sebagai aktiva lancar
bersih (net current assets) atau
modal kerja bersih (net working
capital).
Pandangan
Terdapat anggapan bahwa pengklasifikasian aktiva dan
kewajiban menjadi "lancar" dan "tak lancar" dimaksudkan
untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan.
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan aktivitas usahanya sehari-hari tanpa
mengalami kesulitan pendanaan/keuangan. Anggapan lain
adalah bahwa pengklasifikasian tersebut memberikan
identifikasi tentang sumber dana dan kewajiban suatu
perusahaan yang terus menerus berputar (continuously
circulating).

Tujuan tersebut sampai suatu batas tertentu menjadi


tidak selaras, berhubung dalam mengukur tingkat
likuiditas, kriteria untuk pengklasifikasian aktiva dan
kewajiban menjadi lancar dan tidak lancar adalah apakah
aktiva atau kewajiban tersebut dapat dicairkan atau
direalisasikan dalam jangka pendek, sedangkan kriteria
untuk pengklasifikasian aktiva dan kewajiban sebagai
suatu perputaran (circulating), adalah apakah aktiva
atau kewajiban tersebut digunakan atau diselesaikan
dalam rangka menghasilkan pendapatan selama siklus
operasi normal dari suatu perusahaan. Misalnya,
pekerjaan kontstruksi dalam proses, dengan kriteria
pertama, sebagian besar akan dikeluarkan dari
klasifikasi aktiva lancar, sementara dengan kriteria
kedua termasuk dalam aktiva lancar.
kupan Aktiva Lanca
a. Kas dan Bank

(i) Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas


dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

(ii) Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro


perusahaan yang
(iii) Kas dan bank yang penggunaannya dibatasi dapat
dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan
dimasukkan dalam aktiva
umum
lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk
perusahaan.
menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau
jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun.

(iv) Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok


kewajiban sebagai
kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro
pada bank
yang sama dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai
satu kesatuan.
b. Surat-surat berharga (e) Piutang
yang mudah dijual dan
tidak dimaksudkan untuk (i) Menurut sumber terjadinya, piutang
ditahan digolongkan dalam dua kategori yaitu
piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha
(i) Surat berharga yang mudah dijual merupakan meliputi piutang yang timbul karena penjualan
bentukpenyertaan sementara produk atau penyerahan jasa dalam rangka
dalam rangka pemanfaatan dana yang tidak kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang
digunakan. timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal
perusahaan digolongkan sebagai piutang lainlain.
(ii) Bentuk penyertaan sementara ini harus Piutang usaha dan piutang lain-lain yang
mempunyai sifat sebagai berikut: diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau
- Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan siklus usaha normal, diklasifikasikan sebagai aktiva
dengan segera. lancar.
- Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu
dekat bila terdapat (ii) Piutang yang diperkuat dengan promes disebut
kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan, wesel.
- Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan
lain. (iii) Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-
lain harus disajikan secara
(c) Deposito jangka terpisah dengan identifikasi yang jelas.
pendek

(d) Wesel tagih yang akan


(g) Persediaan.

(h) Pembayaran uang muka


untuk pembelian aktiva
lancar.
(i) Pembayaran pajak di muka
(j) Biaya dibayar di muka.
(i) Biaya dibayar di muka dimaksudkan sebagai biaya yang
telah terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas
perusahaan yang akan datang, misalnya:
premi asuransi, bunga, alat tulis dan keperluan kantor,dll

upan Kewajiban Jangka Pendek


(a) Pinjaman bank dan pinjaman lainnya. Jika suatu pinjaman dilunasi sesuai dengan
jadual yang disetujui oleh kreditur, maka pinjaman tersebut diklasifikasikan
sesuai dengan jadual pelunasannya, dengan mengabaikan bahwa hak kreditur
sesungguhnya memiliki hak untuk meminta pelunasan sewaktu-waktu.
(b) Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun sejak tanggal neraca
(c) Hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.
(d) Uang muka penjualan
(e) Hutang pembelian aktiva tetap, pinjaman bank dan rupa-rupa hutang lainnya
yang harus diselesaikan dalam waktu satu tahun.
(f) Penyisihan kewajiban pajak
(g) Hutang dividen.
(h) Pendapatan yang ditangguhkan dan uang muka dari pelanggan.
(i) Kewajiban kontinjen (sehubungan dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 8 tentang Kontinjensi dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca).

Penyajian Dalam Laporan Keua


- Dengan adanya pengelompokan dan penjumlahan aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek di
neraca, maka akan meningkatkan kegunaan informasi yang disajikan.
- Untuk memungkinkan pengidentifikasian secukupnya atas pemisahan aktiva dan kewajiban suatu
perusahaan, jumlah aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang tersajikan lazimnya tidak
dikurangkan dengan aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek lainnya. Akan tetapi saling
menghapuskan (offsetting) demikian mungkin benar, bila dibenarkan menurut hukum dan saling
menghapuskan (offsetting) tersebut merupakan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban
yang diharapkan
Keterbatasan
Pengklasifikasian
Lancar dan Tidak
tentang bagian modal perusahaanLancar
Klasifikasi lancar dan tidak lancar pada umumnya dipercaya dapat memberikan identifikasi
yang relatif likuid yang dapat digunakan untuk memenuhi
kewajiban perusahaan dalam siklus operasi yang normal. Akan tetapi selama usaha perusahaan
tetap berlangsung, maka perusahaan harus secara terus-menerus menggantikan persediaan
yang sudah direalisasi dengan persediaan baru agar terjadi kesinambungan usaha. Aktiva
lancar juga mungkin mencakup persediaan yang diperkirakan tidak dapat direalisasi dalam
jangka waktu dekat. Sebaliknya, banyak perusahaan membiayai operasinya dengan pinjaman
bank yang dinyatakan dapat dilunasi sewaktu-waktu sesuai dengan permintaan bank dan
karenanya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, walaupun pada kenyataannya
persyaratan pelunasan sesuai permintaan bank tersebut merupakan proteksi bagi bank, dan
kenyataannya telah merupakan kesepakatan antara peminjam dan pemberi pinjaman bahwa
pinjaman tersebut akan berlangsung untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pernyataan Standar
Standar
Akuntansi
Keuangan
Keuangan 16
DEFINISI
aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan
selama lebih dari satu periode.

P e n g a k u a n B i ay a P e r o l e h a n
AMenurt
w a l PSAK
A s e16.
t Te t a p
untuk dapat dikapitalisasi ke dalam
aset tetap, biaya perolehan awal aset tetap harus
memenuhi dua kriteria kapitalisasi, yaitu kemungkinan
besar manfaat ekonomis aset akan mengalir ke
perusahaan di masa mendatang dan biaya perolehannya
dapat diukur secara andal.
Menurut UU PPh, harga perolehan suatu aset
diatur sebagai berikut:
a. Harga perolehan atau harga
penjualan dalam hal terjadi jual beli d.  Apabila terjadi pengalihan harta:
harta yang tidak dipengaruhi 1) yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
hubungan istimewa sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, maka dasar
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) penilaian bagi yang menerima pengalihan sama
adalah jumlah yang sesungguhnya dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan
dikeluarkan atau diterima, sedangkan pengalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur
apabila terdapat hubungan istimewa Jenderal Pajak;
adalah jumlah yang seharusnya 2) yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dikeluarkan atau diterima dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasar penilaian
b. Nilai perolehan atau nilai penjualan bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai
dalam hal terjadi tukar‐menukar harta pasar dari harta tersebut.
adalah jumlah yang seharusnya e. Apabila terjadi pengalihan harta sebagaimana
dikeluarkan atau diterima berdasarkan dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c, maka dasar
harga pasar. penilaian harta bagi badan yang menerima pengalihan
c. Nilai perolehan atau pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut.
harta yang dialihkan dalam rangka f.  Persediaan dan pemakaian persediaan untuk
likuidasi, penggabungan, peleburan, penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga
pemekaran, pemecahan, atau perolehan yang dilakukan secara rata‐rata atau dengan
pengambilalihan usaha adalah jumlah cara mendahulukan persediaan yang diperoleh
yang seharusnya dikeluarkan atau pertama.
diterima berdasarkan harga pasar,
kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.
Biaya
Selanjutnya
 Jika biaya yang dikeluarkan terkait aset memenuhi kriteria kemungkinan
besar manfaat ekonomis aset akan mengalir ke perusahaan di masa
mendatang dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal, maka biaya
lanjutan tersebut dapat dikapitalisasi ke dalam nilai aset. Sedangkan jika
biaya lanjutan tersebut tidak memenuhi dia kriteria di atas, maka biaya
tersebut langsung dibebankan misalnya biaya perawatan sehari-hari.
Pengukuran
Setelah
Pada dasarnya, aset tetap dapat diukur melalui dua model,
yaitu cost model atau revaluasian model. Pada model
Pengakuan
cost/biaya, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Sedangkan pada model revaluation, aset tetap dicatat
pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi
Umur
Beberapa hal di bawahManfaat
ini harus diperhatikan dalam menentukan umur manfaat
suatu aset:
a. ekspektasi daya pakai aset
b. ekspektasi tingkat keausan fisik aset
c. keusangan teknis dan keusangan komersial
d. pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (Misalnya karena sewa)
Nilai Wajar
Menurut PSAK adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar
(arm’s length transaction). Nilai wajar bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, lukuidasi yang dipaksanakan atau penjualan
akibat kesulitan keuangan.

Menurut PSAK 16, untuk menentukan nilai wajar 2. Jika kuotasi harga pada pasar aktif tidak dapat ditemui, maka
digunakan hierarki berikut ini: digunakan teknik penilaian yang meliputi:
1. Kuotasi harga di pasar aktif. Pasar aktif a. penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan jika
adalah pasar di mana transaksi atas aset atau
tersedia (bahasanya agak belibet ya, maksudnya ya transaksi di
liabilitas terjadi dengan frekuensi dan volume yang pasar biasa seperti retail market, atau pasar pada umumnya)
memadai untuk menyediakan informasi penentuan b. referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
harga secara berkelanjutan (sesuai definisi pada secara substansi sama
PSAK 68). Contoh pasar aktif adalah pasar saham c. analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
atau pasar komoditas analysis) dan
d. model penetapan harga opsi (option pricing models)
Revaluation
Model
 Pencatatan aset tetap dapat dilakukan dengan dua model, cost
model atau revaluation model. Pada cost model, aset tetap dicatat sebesar nilai
perolehannya, kemudian disusutkan menurut nilai bukunya. Sedangkan
pada revaluation model, aset tetap direvaluasi secara berkala untuk
menentukan nilai wajarnya pada tanggal revaluasi. Selanjutnya revaluation
model juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu proporsional dan eliminasi. Apabila
suatu aset dicatat dengan revaluation model, seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama harus direvaluasi juga.
Penghentian
Pengakuan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada
saat pelepasan atau saat tidak terdapat lagi manfaat ekonomi
masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan atau
pelepasannya
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap ditentukan selisih antara jumlah hasil
pelepasan neto jika ada dan jumlah tercatatnya.
Pernyataan
Pernyataan Standar
Standar

Akuntansi
Akuntansi
Keuangan 48
si psak 48
Menurut PSAK 48, pada setiap akhir periode pelaporan,
entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah
tercatatnya melebihi jumlah terpulihkannya.

Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk
menetapkan prosedur yang diterapkan entitas
agar aset dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya
Indikasi
Penurunan Nilai
Terdapat indikasi yang diobservasi bahwa nilai aset telah turun
secara signifikan selama periode tersebut lebih dari yang diperkirakan
sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.
Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, akonomi atau
lingkup hukum.
Suku bunga pasar atau tingkat imbal hasil pasar lain.
Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
Elemen-elemen yang tercermin dalam
penghitungan nilai pakai aset:

• Estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
aset
• Harapan mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas
masa depan tersebut
• Nilai waktu uang, direpresentasikan oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku
• Harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
• Faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku
pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan
diperoleh dari aset tersebut.
Unit
Penghasil Kas Jumlah terpulihkan dari
Unit penghasil kas adalah kelompok aset aset individual tidak dapat
terkecil teridentifikasi yang ditentukan jika:
menghasilkan arus kas masuk yang • nilai pakai aset tidak
sebagian besar independen dari arus kas dapat diestimasi mendekati
masuk dari aset atau kelompok aset lain. nilai wajarnya dikurangi
biaya pelepasan
• aset tidak menghasilkan
arus kas masuk yang
independen dari kelompok
aset lain.

Jika terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami


penurunan nilai, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk
aset individual tersebut. Jika tidak mungkin untuk
mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka entitas
menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas yang
mana aset tercakup.
Jurnal Pembalik
Kerugian Penurunan
Nilai
Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat
indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang talah diakui atas aset (selain
goodwill) pada periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Rugi penurunan nilai
yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
dibalik jika dan hanya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi
penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu
pembalikan rugi penurunan nilai.
 Pembalikan rugi penurunan nilai aset individual

Jumlah tercatat aset yang meningkat selain goodwill yang dapat diatribusikan ke pembalikan rugi
penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau penyusutan) seandainya aset
tidak mengalami rugi penurunan nilai pada tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset
selain goodwill diakui segera dalam laba rugi. Setelah pembalikan rugi penurunan nilai diakui, penyusutan
(amortisasi) yang dibebankan atas aset tersebut disesuaikan pada periode masa depan untuk mengalokasikan
julah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai residunya, dengan dasar sistematik selama sisa umur manfaatnya.

 Pembalikan rugi penurunan nilai unit penghasil kas

Pembalikan rugi penurunan nilai unit penghasil kas dialokasikan pada aset dari unit tersebut (kecuali
untuk goodwill) secara prorata dengan jumlah tercatat aset tersebut. Peningkatan dalam jumlah tercatat ini
diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan diakui segera dalam laba rugi.

 Pembalikan rugi penurunan nilai goodwill

Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode selanjutnya.
TERIMAKASIH BANYAK
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai