Anda di halaman 1dari 9

Nama : Selly Al Azhar

Nim : 2203210021

Kelas : Sastra Indonesia A

Stambuk : 2020

Tugas : Menganalisis unsur intrinsik dan Ekstrinsik dari cerpen Saksi Mata karya
Seno Gumira Ajidarma

1.Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat dalam suatu karya sastra. unsur intrinsik yaitu tema,
alur, latar, dan tokoh, sudut pandang, penokohan, dan gaya bahasa

A. Tema
Dalam sebuah cerpen tema merupakan ruh atau nyawa dari setiap karya cerpen. Dengan kata lain tema
merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen.

Tema yang memiliki sifat umum dan umum yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan
yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang itu sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa,
persahabatan dan lain-lain.

Pengertian tema menurut para ahli

Selain itu juga terdapat beberapa pengertian tema dari beberapa para ahli yang telah menerangkan hal
tersebut.Berikut pengertian tema menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :

1.Menurut Sastra Indonesia telah menyatakan bahwa Tema adalah salah satu ide pokok yang memiliki
gagasan dengan persoalan yang akan di gunakan sebagai landasan dalam membuat cerita.

2.Menurut Kamus Populer telah menyatakan bahwa Tema adalah salah satu dari pokok pemiikiran dari
persoalan yang akan dijabarkan pada sebuah karangan.

3.Menurut Stanton telah menyatakan bahwa Tema adalah salah satu makna yang terkandung pada
sebuah cerita karya sastra.

Tema dalam cerpen “SaksiMata” adalah kebenaran yang di tutup-tutupi.

B. Alur
Alur merupakan sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun dengan
secara kronologis. Atau definisi alur yakni suatu rangkaian cerita sejak awal hingga akhir.

Pengertian Alur menurut beberapa ahli

Berikut Ini Merupakan Pengertian Alur (Plot) Menurut Para Ahli.

Virgil Scoh (1966)

mendefinisikan bahwa plot adalah prinsip yang isensial dalam cerita.

Morjorie Boulton (1975)


mendefinisikan plot sebagai pengorganisasian dalam novel atau penentu struktur novel

Dick Hartoko, (1948)

menyatakan bahwa plot sebagai alur cerita yang dibuat oleh pembaca yang berupa deretan peristiwa
secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kausalitas sesuai dengan apa yang dialami pelaku
cerita.

Jenis-Jenis Alur (Plot)

1. Alur Maju

Alur maju ialah peristiwa yang ditampilkan secara kronologis, maju dan secara berurut dari tahap awal,
tahap tengah, hingga sampai tahap akhir cerita.

2. Alur Mundur

Alur mundur ialah alur yang ceritanya dimulai dengan sebuah penyelesaian. Alu ini juga sering
ditemukan pada cerita yang menggunakan setting waktu pada masa lampau. Dan penulis yang sering
menggunakan alur ini haris pintar didalam menyusun cerita agar tidak membuat para pembaca menjadi
kebingungan.

3. Alur Campuran

Alur campuran ialah alur yang diawali dengan sebuah klimaks dari sebuah cerita, dan kemudian
malihat kembali masa lalu ataupun masa lampau dan kemudian diakhiri dengan sebuah penyelesaian
dari cerita tersebut. Sedangkan alur ini akan mudah untuk digunakan di dalam pembuatan cerita jika
sipengarang cerita memahami cara mengatur plot ceritanya.

Jadi alur yang di gunakan dalam cerpen ini termasuk alur campuran. Indikator bisa di lihat kenapa alur
campuran, dalam dialog antara tokoh Hakim dan Saksi mata, disitu bisa kita lihat kalau saat saksi mata
menerangkan, di ceritakanlah kejadian sebelum waktu percakapan antara si Hakim dan si Saksi mata.

Alur dalam cerpen “Saksi Mata” iala alur rekat. Hal tersebut diketahui karena jumlah tokoh yang
digunakan dalam cerpen tidak banyak. Cerpen “Saksi Mata” memiliki tokoh saksi mata yang
memengaruhi hubungannya dengan tokoh-tokoh lain. Alur cerpen “Saksi Mata” memiliki tiga bagian.
Bagian pertama diawali dengan permasalahan. Alur kedua berisi penggambaran plausabilitas atau
hubungan antarperistiwa. Bagian terakhir memulai kembali dari awal. Bagian ketiga tersebut
merupakan endingyang menggantung, sehingga memaksa pembaca untuk melanjutkan cerita dan
menjawab sendiri.

C. Latar
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa didalam
suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang
meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra.

Pengertian Latar Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian latar menurut para ahli, terdiri atas:

1.Kusnadi Dkk

Latar tempat ataupun latar waktu dalam sebuah karya sastra akan mempengaruhi inti cerita dan
pengambilan nilai-nilai yang akan diungkapkan si pengarang.

2.Indrawati
Latar adalah tempat, waktu serta suasana yang digunakan dalam sebuah cerita.

3.Suparmin

Latar adalah suatu keadaan yang melingkupi pelaku pada sebuah cerita.

4.Abrams

Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan. Latar dalam cerita dapat diklasifikasikan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial.

5 .KBBI

Latar adalah keterangan tentang waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam sebuah karya sastra.

Jenis-Jenis Latar

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis latar, terdiri atas:

1,Latar Waktu

latar waktu adalah saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada saat kejadian peristiwa
dalam cerita yang sedang telah terjadi. Seperti misalnya: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari,
dizaman dulu, dimasa depan dan lain sebagainya.

2.Latar Tempat

latar tempat adalah dimana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau peristiwa didalam
cerita. Seperti misalnya: didalam bangunan tua, di sebuah gedung, dilautan, didalam hutan, di sekolah,
di sebuah pesawat, di ruang angkasa, dan lain sebagainya.

3.Latar Suasana

latar suasana adalah situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku melakukan sesuatu.
Seperti misalnya: saat galau, gembira, lelah dan lain sebagainya.

4.Latar Alat

latar alat adalah peralatan apa saja yang diperlukan atau dipakai si pelaku dalam suatu cerita. Seperti
misalnya: Tombak, pistol, pedang, buku, pulpen dan lain sebagainya.

Fungsi Latar

Fungsi dari latar sendiri yaitu untuk memberikan suatu gambaran yang jelas supaya peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada suatu karya sastra benar-benar terjadi atau memberikan informasi yang jelas
mengenai situasi didalam sebuah cerita.

Jadi dalam cerpen tersebut hanya menyajikan latar waktu di siang hari, latar tempat disebuah ruang
persidangan, latar suasananya yaitu riuh ricuh dan latar alat nya adalah palu yang digunakan sang
hakim

Latar dalam cerpen “Saksi Mata” ialah Latar dimanayang digunakan cerpen “Saksi Mata” adalah ruang
pengadilan, sedangkan latar kapan ialah pada saat jalannya persidangan. Latar dimana dan latar kapan
lainnya muncul dalam cerpen, namun latar tersebut merupakan cerita berbingkai atau cerita yang
diceritakan oleh tokoh yang terdapat dalam cerita.
D. Tokoh
Pengertian Tokoh menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut :

1.Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007: 165) tokoh cerita adalah orang (-orang) yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas
moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan
dalam tindakan.

2.Menurut Thobroni (2008: 66) tokoh dan penokohan merupakan dua buah unsur cerita yang penting.
Selain tokoh dan penokohan, di dalam ilmu sastra juga ada istilah-istilah serupa yaitu watak dan
perwatakan, serta karakter dan karakterisasi. Tokoh merujuk kepada orang, alias pelaku cerita.

3. Aminuddin (1995: 79) peristiwa dalam karya sastra fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh.

4.Menurut Khairil (2010) tokoh ialah pelaku dalam karya sastra.

Dengan melihat definisi tersebut, kita dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita memiliki variasi
fungsi atau peran mulai dari peran utama, penting, agak penting, sampai sekedar penggembira saja.
Perbedaan peran inilah yang menjadikan tokoh mendapat predikat sebagai tokoh utama (sentral), tokoh
protagonis, antagonis, peran pembantu utama (tokoh andalan), tokoh tidak penting (figuran), dan tokoh
penggembira (lataran).

Menurut Nurgiyantoro (2007: 176-178) tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat

Penokohan dalam cerpen “Saksi Mata” adalah Tokoh utama dalam cerpen adalah Saksi Mata,
sedangkan tokoh pendukung yaitu hakim, sopir hakim, masyarakat, dan ninja. Penokohan tergambar
jelas dalam cerpen “Saksi Mata”. Saksi mata memiliki sikap peduli dengan keadilan dan kebanaran,
hakim memiliki sikap acuh-tak-

acuh dengan persidangan tersebut. Sopir hakim memilikipenokohan yang jelas, meskipun ia muncul
pada bagian akhir cerita. Ia memiliki sikap peduli dengan keadilan dan kebenaran seperti halnya
dengan Saksi Mata. Selanjutnya masyarakat, mereka memiliki sikap tidak peduli dengan keadaan
sekitar, seolah menutup mata dan telinga dengan kebenaran yang mereka ketahui. Penokohan terakhir
yaitu ninja. Ninja memiliki sikap patuh pada tugas yang diterima dari atasan

E. Sudut Pandang
Pengertian Sudut pandang adalah merupakan arah pandang yang berasal dari seorang penulis dalam
menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan juga dapat tersampaikan dengan
baik kepada pembaca atau pendengarnya.

Macam – Macam Sudut Pandang

Menurut Teori Sastra sudut pandang sendiri terbagi menjadi atas dua jenis, yaitu sudut pandang orang
pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
sudut pandang orang pertama – tokoh utama serta sudut pandang orang pertama – tokoh sampingan.

Sementara untuk sudut pandang orang ketiga juga di bagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang
orang ketiga serba tahu atau mahatahu, dan juga sudut pandang orang ketiga pengamat.
Sementara itu, secara umum terdapat berbagai macam teori mengenai sudut pandang. Diantaranya
adalah terdapat sudut pandang campuran dan ada juga sudut pandang pihak kedua.

Macam-macam sudut pandang antara lain sebagai berikut :

1.Sudut Pandang Orang Pertama ( Tokoh Utama ) sang penulis seolah – olah masuk berada dalam
cerita tersebut sebagai tokoh utama atau tokoh sentral dalam cerita ( First person central)

2.Sudut Pandang Orang Pertama ( Tokoh Sampingan )

Dalam teknik ini, tokoh “ aku ” hadir tidak dalam peran utama, melainkan dalam peran pendukung
ataupun tokoh tambahan ( First Personal Peripheral ). Kehadiran dari tokoh “ aku ” dalam cerita
berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai cerita kepada pembaca.

3.Sudut Pandang Orang Ketiga

Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang dipakai adalah “ dia ” dan “ ia
” atau nama tokoh dan juga mereka ( Jamak ). Kata ganti ini dipakai untuk menceritakan tokoh utama
di dalam sebuah cerita.Pada sudut pandang orang ketiga, sang penulis berada di luar isi cerita serta
hanya mengisahkan tokoh “ dia ” pada cerita.

4.Sudut Pandang Orang Ketiga ( Serba Tahu )

Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, sang penulis akan menceritakan apa saja yang terkait
tokoh utama. Maka ia seakan tau benar mengenai watak, pikiran, perasaan, dan kejadian, bahkan latar
belakang yang mendalangi dari sebuah kejadian atau peristiwa . Ia seperti seorang yang mahatahu atau
serba tahu mengenai tokoh yang sedang ia ceritakan. Selain dapat memakai kata ganti “ Ia ” atau “
dia ”, maka kata ganti yang biasa dipakai adlah nama dari si tokoh tersebut sendiri. Hal tersebut
berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga atau pengamat.

Jadi dari cerpen tersebut menggunakan sudut pandang dari orang ke-tiga.

F. Penokohan
Menurut Dewojati (2010:169), unsur karakter yang dalam drama biasa disebut tokoh adalah bahan
yang paling aktif untuk menggerakkan alur. Lewat penokohan ini, pengarang dapat mengungkapkan
alasan logis terhadap tingkah laku tokoh. Perwatakan atau penokohan dalam suatu cerita adalah
pemberian sifat baik lahir maupun batin pada seorang pelaku atau tokoh yang terdapat pada cerita
(Hayati, 1990:119). Menurut Santosa, dkk (2008:90) penokohan merupakan usaha untuk membedakan
peran satu dengan peran yang lain.

Adapun macam-macam penokohan antara lain :

1. Protagonis

Protagonis adalah peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita. Keberadaan peran
adalah untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul ketika mencapai suatu cita-cita. Persoalan ini
bisa dari tokoh lain, bisa dari alam, bisa juga karena kekurangan dirinya sendiri. Peran ini juga
menentukan jalannya cerita.

2.Antagonis

Antagonis adalah peran lawan, karena dia seringkali menjadi musuh yang menyebabkan konflik
itu terjadi. Tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan menjalin pertikaian, dan pertikaian
itu harus berkembang mencapai klimaks. Tokoh antagonis harus memiliki watak yang kuat dan
kontradiktif terhadap tokoh protagonis.

3.Deutragonis
Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak tokoh protagonis. Peran ini ikut mendukung
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh protaganis.

4. Tritagonis

Tritagonis adalah peran penengah yang bertugas menjadi pendamai atau pengantara protagonis dan
antagonis.

5. Foil

Foil adalah peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi tetapi ia diperlukan
guna menyelesaikan cerita. Biasanya dia berpihak pada tokoh antagonis.

6. Utility

Utility adalah peran pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan
kesinambungan dramatik. Biasanya tokoh ini mewakili jiwa penulis

Dari hasil penjelasan mengenai penokohan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penokohan dari
tokoh saksi mata adalah protagonis yang dimana ia peduli dengan keadilan dan kebenaran, sedangkan
tokoh yang sebagai hakim adalah antagonis ,hakim memiliki sikap acuh-tak-acuh dengan persidangan
tersebut. Sopir hakim memiliki penokohan protagonis yang jelas, meskipun ia muncul pada bagian
akhir cerita. Ia memiliki sikap peduli dengan keadilan dan kebenaran, Selanjutnya masyarakat yaitu
termasuk kedalam utility yaitu hanya peran pembantu, yang dimana mereka sebagai pengisi ruangan
dalam acara persidangan

G. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau definisi dari
gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat bahasa-
bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.

Berikut di bawah ini jenis-jenis Majas dilengkapi dengan contohnya:

1. Gaya Bahasa Pertentangan

a. Hiperbola

Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari kenyataan yang
ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta perhatian. Seperti
contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.

b. Litotes

Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan
kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya: Aku tidaklah Pintar
itulah mengapa aku selalu bekerja keras.

c. Paradoks

Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau 2 (dua)
pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku merasa kesepian di
kota yang ramai ini.

d. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda ataupun sifat
yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan arti. Seperti
contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton film tersebut.

2. Gaya Bahasa Sindiran

a. Ironi atau sindiran halus

Ironi yaitu gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang digunakan untuk
menyindir seseorang tapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya: Rajin sekali kau masuk sekolah,
sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi.

b. Sinisme

Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara langsung
kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang
siswa / Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.

c. Sarkasme

Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan hati. Seperti
contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan!

3. Gaya Bahasa Penegasan

a. Inversi

Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut. Seperti
contohnya: Besar sekali kolamnya.

b. Retoris

Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian
ataupun bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang kau ucapkan tadi?

c. Paralelisme

Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan didalam
bahasa puisi.

d. Enumerasio

Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau peristiwa dengan
cara menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu keseluruhan.

e. Koreksio

Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah, baik itu
secara sengaja ataupun tidak disengaja. Seperti contohnya: Tadi dia baru saja pulang, oh… bukan di
baru saja berangkat lagi.

f. Repertis

Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Seperti contohnya: Kita
sudah berusaha, kita sudah menang, kita sudah berhasil.

g. Klimaks
Klimaks yaitu gaya bahasa yang menguraikan suatu peristiwa secara berturut-turut dan lama maka
ceritanya akan semakin memuncak atau meningkat. Seperti contohnya: Semua kalangan dari anak-anak
sampai orang dewasa beramai-ramai mengikuti kompotisi sepak bola.

h. Anti klimaks

Anti klimaks yaitu gaya bahasa yang dimana penguraian suatu peristiwa secara berturut-turut tapi
makin lama maka ceritanya akan semakin menurun, ini adalah kebalikan dari Klimaks.Seperti
contohnya: Di seluruh pelosok desa dan kota merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 /
Guru-guru dan seluruh orang tua siswa menghadiri acara kelulusan.

i. Pleonasme

Pleonasme yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau sepatah kata secara berlebihan dengan
maksud untuk menegaskan arti dari suatu kata. Seperti contohnya: Seluruh pelajar yang berada di
bawah segera naik ke atas / Mereka menerobos ke dalam stadion untuk menyaksikan pertandingan
tersebut.

j. Ekslamasio

Ekslamasio yaitu gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata seru. Seperti contohnya: Wah…,
keren sekali orang itu!

k. Tautologi

Tautologi yaitu gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata didalam suatu kalimat. Seperti
contohnya: Mungkin, mungkin dia bisa berhasil dalam melaksanakan tugasnya.

Aliran sastra penulis

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen meliputi :

Nilai agama adalah menceritakan tentang keagamaan atau spritual

Nilai sosial adalah menceritakan kondisi masyarakat dalam segi ekonomi, dan lainnya

Nilai moral adalah menceritakan tentang moral atau amanat yang diambil dari cerita tersebut

Nilai budaya adalah yang menceritakan tentang adat istiadat atau suatu kebudayaan.

Dari hasil paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam cerpen tersebut penulis mengambil latar
belakang tentang politk yang dimana sang penulis menceritakan untuk menegakkan keadilan dan
mengambil Nilai sosial yang dimana juga membahas bagaimana kehidupan sekarang yang suasah
untuk menerapkan keadilan.
Literatur(referensi)
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/69902

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/alur.html

digilib.ump.ac.id

http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-gaya-bahasa-atau-majas-dan-jenisnya-serta-
contohnya.html#:~:text=Gaya%20bahasa%20adalah%20cara%20bagaimana,sehingga%20dapat
%20menimbulkan%20kesan%20tertentu.

https://www.artikelkami.com/2017/07/pengertian-penokohan-dan-tokoh.html?m=1

https://saintif-com.cdn.ampproject.org/v/s/saintif.com/unsur-ekstrinsik/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQCrABIA%3D
%3D#aoh=16020604915327&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fsaintif.com%2Funsur-ekstrinsik%2F

Anda mungkin juga menyukai