OLEH:
PENDAHULUAN
Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau kaidah penggunaan bahasa dalam
bentuk tertulis. Sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai
sarana menghibur diri pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Warren dalam
(Nurgiyantoro, 2010:3) yang menyatakan bahwa membaca sebuah karya sastra fiksi
berarti menikmati cerita dan menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin.
Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal dua macam sastra, yaitu
sastra klasik dan sastra modern. Sastra klasik mencakup pantun, syair, hikayat, legenda,
mite, sage, parabel, dan fabel. Sedangkan sastra modern termasuk di dalam prosa baru,
yang mencakup prosa, cerpen, novel, roman, puisi, dan drama. Dalam makalah ini,
penuliis lebih memfokuskan pada genre sastra modern yakni prosa fiksi. Prosa adalah
karya fiksi yang dibangun melalui unsur intrinsik. Unsur-unsur tersebut sengaja
dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-
peristiwa di dalamnya, sehingga nampak sungguh terjadi.
Berdasarkan ulasan di atas makalah ini disusun agar pembaca lebih memahami
dan menambah pengetahuan para pembaca tentang prosa fiksi.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ”kajian” berasal dari kata ”kaji” yang berarti (1) ”pelajaran”; (2)
penyilidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata
”kajian” menjadi berarti ”proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan (pelajaran yang
mendalam); penelaahan (KBBI, 1999: 431).
Fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan (tidak mengacu)
pada kebenaran sejarah (Abrams, 1981:61). Istilah fiksi sering dipergunakan dalam
pertentangannya dengan realitas (sesuatu yang benar ada dan terjadi didunia nyata
sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris). Muliadi (2017:1)
mengatakan bahwa fiksi atau prosa “adalah salah satu jenis gengre sastra,di samping
gengre lainya.gengre lain yang di maksut ialah puisi dan drama. Prosa termasuk karya
sastra yang disebut,cerpen, cerber,dan novel”. Secara umum prosa/fiksi memiliki arti
sebuah cerita rekaan yang kisahannya mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat
pengisahan yang keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang.
Proses penciptaan karya sastra pada hakikatnya adalah proses berimajinasi. Hal
ini sejalan dengan pengertian prosa fiksi yakni rangkaian cerita yang diperankan sejumlah
pelaku dalam urutan peristiwa tertentu dan bertumpu pada latar tertentu pula sebagai hasil
dari imajinasi pengarang. Dengan demikian, proses penciptaan prosa fiksi adalah hasil
kerja imajinasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun bentuk tulisan (Wahid,
2004:65). Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh
pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan serta rangkaian cerita
tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita
(Aminuddin, 2011: 66). Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif
atau wacana naratif. Istilah fiksi adalah cerita rekaan atau cerita khayalan yang berbentuk
prosa, prosa naratif atau teks naratif.
Kajian sastra bisa diartikan sebagai proses atau perbuatan mengkaji, menyelidiki,
dan menelaah objek material yang bernama sastra (Wiyatmi, 2006:19). Nurgiyantoro
(2000: 30-31) menyatakan bahwa hakikat pengkajian fiksi menyaran pada penelaahan,
penyelidikan, pemahaman melalui analisis karya fiksi dengan kerja analisis yang
dilakukan langsung dalam keadaan totalitasnya. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengkajian prosa fiksi merupakan proses, cara, perbuatan mengkaji,
menganalisis, menyelidiki, menelaah, dan memahami melalui analisis karya prosa fiksi
(prosa cerita, prosa narasi, atau cerita berplot).
Keterampilan yang harus dimiliki mahasiswa dalam mengkaji prosa fiksi adalah sebagai
berikut :
1) Memahami kajian prosa fiksi, yaitu memahami dan mengidentifikasi karya prosa
fiksi yang akan dikaji atau ditelaah.
2) Memilih teori sebagai pisau analisis kajian prosa fiksi.
3) Menyelesaikan pengkajian, penelaahan, yaitu melakukan pengkajian, penelaahan
struktur prosa fiksi secara benar dengan teori kajian yang tepat.
4) Menafsirkan solusi, yaitu memperkirakan dan memeriksa kebenaran pengkajian atau
penelaahan, masuk akalnya hasil penelaahan, dan apakah penelaahan yang dilakukan
sudah memadai.
Setelaah membahas tentang pengertian prosa fiksi, adapun ciri ciri yang terdapat pada
prosa fiksi, sebagai berikut :
Hal ini sejalan dengan pemikiran Semi (2008 :77-79) bahwa karya fiksi mengandung
beberapa aspek atau ciri penanda yaitu adanya unsur cerita, situasi bahasa teks fiksi tidak
homogen, adanya peristiwa yang disusun secara kronologis.
Ciri utama dari prosa fiksi adalah berupa narasi atau rangkaian beberapa kejadian
atau peristiwa yang terjalin menjadi sebuah cerita. Jenis karya sastra yang termasuk prosa
fiksia dalah mitos, parabel, roman, novel, dan cerita pendek(Musthafa, 2008 : 25).
2.3 Jenis-Jenis Prosa
1. Prosa Modern
Prosa baru adalah karya yang penulisannya telah terpengaruh budaya modern
Barat. Literasi Barat merupakan pusat peradaban berbagai pemikiran inovatif dan baru di
dunia di zaman modern (1970-an). Sehingga rumusan baru mengenai sastra juga muncul
disana dan diadopsi oleh seluruh dunia.
2. Prosa Lama
Prosa lama adalah tulisan cerita atau kisah yang belum mendapatkan pengaruh
budaya modern Barat. Tulisan ini biasanya bersifat anonim (tidak ada penulis tunggal)
dan menyebar dari mulut ke mulut secara lisan dan tulisan terbatas.
a. Tema
Tema ialah inti atau landasan utama pengembangan cerita. Hal yang sedang
diungkapakan oleh pengarang dalam ceritanya. Tema dapat bersumber pada
pengalaman pengarang, pengamatan pada lingkungan, permasalahan kehidupan, dan
sebagainya. Misalnya, tentang cinta, kesetiaan, ketakwaan, korupsi, perjuangan
mencapai keinginan, perebutan warisan, dan sebagainya.
b. Alur/Plot
Alur ialah jalan cerita atau cara pengarang bercerita. Alur dapat disebut juga
rangkaian atau tahapan serta pengembangan cerita. Dari mana pengarang memulai
cerita mengembangkan dan mengakhirinya. Alur contoh teks ulasan terdiri atas alur
maju, alur mundur (flash back), alur melingkar, dan alur campuran. Tahapan-tahapan
alur yaitu:
pengenalan
pengungkapan masalah
menuju konflik
ketegangan
penyelesaian
c. Penokohan
Cara pengarang menggambarkan para tokoh cerita ialah dengan secara langsung
dijelaskan nama tokoh beserta gambaran fisik, kepribadian, lingkungan kehidupan,
jalan pikiran, proses berbahasa, dan lain-lain. Dapat juga dengan cara tidak langsung,
yaitu melalui percakapan/dialog, digambarkan oleh tokoh lainnya, reaksi dari tokoh
lain, pengungkapan kebiasaan tokoh, jalan pikiran, atau tindakan saat menghadapi
masalah.
d. Latar/Setting
e. Amanat
Sudut pandang pengarang atau point of view ialah posisi pengarang dalam cerita.
Posisi pengarang dalam cerita terbagai menjadi dua, terlibat dalam cerita dan berada
di luar cerita.
Terdiri atas pengarang sebagai pemeran utama (orang pertama), isi cerita
bagaikan mengisahkan pengalaman pengarang. Selain itu, keterlibatan pengarang
dalam cerita juga dapat memosisikan pengarang hanya pemeran pembantu.
Artinya, pengarang bukan tokoh utama atau sentral namun ia ikut menjadi tokoh,
misalnya cerita tentang kehidupan orang-orang terdekat pengarang, ayah, ibu,
adik, atau sahabat seperti roman sastra berjudul “Ayahku” yang dikarang oleh
HAMKA.
g. Gaya Bahasa
Ada beberapa pandangan dari pengertian prosa fiksi menurut para ahli, diantaranya
yaitu:
1) Menurut Aminuddin
Prosa fiksi ialah kisahan atau ceritera yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu
dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang
bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya, sehingga menjalin suatu ceritera
(Aminuddin 2002 : 66). Selain itu, Aminuddin juga menyebutkan bahwa istilah
prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga disebut dengan prosa cerita,
prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi tersebut adalah
kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranananya, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak
dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin
1985: 66). Secara umum prosa/fiksi memiliki arti sebuah cerita rekaan yang
kisahannya mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat pengisahan yang
keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang.
Mengemukakan pengertian prosa fiksi “fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot
atau ceritera rekaan disingkat cerkan” ialah bentuk ceritera atau prosa kisahan
yang mempunyai pemeran, lakukan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya
imajinasi. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks
naratif (nartive text) atau wacana naratif (narrative discource). Sehingga istilah
prosa atau fiksi atau teks naratif, atau wacana naratif berarti cerita rekaan
(cerkan) atau cerita rekaan.
Kata fiksi (fiction) diturunkan dari bahasa Latin ficti, fictum, yang berarti
”membuat, membentuk, mengadakan, dan menciptakan”. Dengan demikian
dapatlah dianalogikan bahwa kata benda fiksi dalam bahasa Indonesia secara
singkat “sesuatu yang dibentuk, sesuatu yang diciptakan sesuatu yang dibuat,
sesuatu yang diimajinasikan.
4) Menurut Teeuw “1984:258-249”
Dapat juga dikatakan bahwa fiksi bersifat relitas, sedangkan nonfiksi bersifat
aktualitas.
Karya prosa fiksi menurutnya dibagi menjadi tiga yakni roman, novel dan cerita
pendek “cerpen”.
Ketiga genre sastra tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda ketiganya hanya
terpaut pada perbedaan panjang pendeknya cerita dan kedalam cerita. Namun
ketiganya memiliki persamaan tentang unsur pembangunnya. Novel dan cerita
pendek “juga dengan roman” sering dicoba bedakan orang, walaupun tentu saja
hal itu bersifat teoritis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari Hakikat dan Pengertian Pengkajian Prosa Fiksi dan
Pandangan Prosa Fiksi menurut Beberapa Ahli Sastra, dapat disimpulkan sebagai berikut.
3.2 Saran
Istiqomah, Nuriana.dkk. 2014. Sikap Hidup Orang Jawa dalam Novel Orang-Orang
Proyek Karya Ahmad Tohari. Jurnal Sastra Indonesia, 3 (1) : 1-9.
(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/view/3964), diunduh pada
23 September 2020.
Syarifudin, Muhamad dan Nursalim. 2019. Strategi Pengajaran Sastra. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5 (2) : 1-8. (http://e-
jurnal.unisda.ac.id/index.php/pentas/article/view/1540), diunduh pada 22
September 2020.
Thabroni, Gamal. 2019. Prosa- Pengertian, Unsur, Jenis, dan Prnjelasn Lengkap.
(https://serupa.id/prosa/) , diakses pada 23 September 2020.
Yanti, Citra Salda. 2015. Regionalitas Islam dalam Novel Ratu yang Bersujud Karya
Amrizal Mochamad Mahdavi. Jurnal Humanika, 3 (15) : 1-15.
(http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/585), diunduh pada 22
September 2020.