Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MEMAHAMI STRUKTUR CERITA ULANG

DISUSUN OLEH :
IQBAL ADI NUGROHO
M. ILHAM FATTULLAH
M. FACHRURREZA
AHMAD JINDAN P
M. PUTRA ALIF
RAFLIANDI ARDANA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 PALEMBANG

Jl. Laksamana R.E. Martadinata/Gotong Royong Sei Buah, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Telp: 713259
http://Sman5palembang.sch.id/

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Teks cerita ulang adalah sebuah teks yang menceritakan sebuah kejadian yang
telah terjadi baik yang menyenangkan dan menyedihkan. Teks cerita ulang digunakan
untuk menceritakan kejadian-kejadian yang telahterjadi di waktu lampau dengan
tujuan untuk menginformasikan atau menghibur. Teks cerita ulang biasanya dimulai
dengan orientasion yang memberikan latar belakang informasi yang dibutuhkan
untuk memahami teks, meliputi siapa yang terlibat, di mana dan kapan
terjadinya peristiwa.

Cerita ulang (recount) atau rekon adalah teks yang menceritakan kembali
pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuan untuk memberi
informasi, atau menghibur pembacanya, atau bisa keduanya.

1.1 Permasalahan
Bagaimana struktur cerita ulang?

1.2 Tujuan
Agar memahami struktur cerita ulang.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1Pengertian

Cerita ulang adalah teks yang menceritakan kepada pembaca mengenai


sebuah cerita,aksi, maupun aktivitas masa lampau. Tujuannya untuk
melaporkan peristiwa, kejadaian atau kegiatan yang terjadi pada masa
lampau dalam sebuah urutan kronologis menghibur atau memberikan
informasi kepada pembaca.

2.2 Ciri-ciri

Adapun ciri-ciri teks cerita ulang :


1.Menceritakan seorang tokoh/ terfokus pada obyek tertentu.
2.Menceritakan kejadian-kejadian yang bisa kita amati.
3.Menceritakan waktu dan tempat kejadian.
4.Bersifat faktual/Imajinatif.
5. Menceritakan masa lalu.

2.3Jenis-Jenis Cerita Ulang:

1. Cerita Ulang Personal


Adalah cerita ulang yang melibatkan penulis atau pencerita secara
personal didalamnya. Cerita ulang atau personal berfungsi untuk membangun
keakraban antara penulis dan pembaca.
Contoh teks cerita ulang personal adalah buku harian, surat pribadi dan
percakapan. Cerita ulang personal memiliki ciri-ciri berikut:
1. Berupa pengalaman personal penulis
2. Ditulis secara subjektif
3. Menggunakan kata ganti orang pertama (aku dan kami) dan orang ketiga
(dia dan mereka)
Cerita ulang personal personal contohnya surat pribadi yang ditujukan
seorang anak kepada ibunya. Dalam surat tersebut, sang anak mengatakan
bahwa ia sangat merindukan ibunya.

2. Cerita Ulang Fakta


Adalah cerita yang merekam suatu peristiwa berdasarkan kenyataan.
Contoh cerita ulang fakta adalah catatan sejarah, biografi, autobiografi,
laporan penelitian ilmiah dan berita media massa. Cerita ulang fakta memiliki
beberapa ciri berikut:
1. Penulisan waktu dilakukan secara detail untuk memudahkan pembaca
memahami urutan suatu peristiwa
2. Akhir cerita ulang dapat diketahui dari hasil aktivitas atau kejadian,
misalnya pada aktivitas ilmiah
3. Pendeskripsian fakta dilakukan secara detail untuk menyediakan informasi
semakin lengkap.

3. Cerita Ulang Imajinasi


Adalah cerita ulang yang diciptakan berdasarkan pengalaman imajinasi.
Contoh cerita ulang imajinasi adalah cerita pendek (cerpen) dan novel. Cerita
ulang imajinasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengalaman atau imajinasi penulis
2. Menggunakan gaya bahasa tertentu

2.4 Struktur teks cerita ulang sebagai berikut di bawah ini:

1.Orientasi (pendahuluan/pengantar)
Tahapan orientasi berisi pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat,
dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
2.Urutan peristiwa kehidupan Tokoh
di bagian ini menceritakan lagi apa yang terjadi, bisa dikatakan menceritakan secara
lengkap beserta urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok yang
digambarkan.

3.Re-orientasion/ reorientasi
Pada tahap akhir ini berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Bagian
ini bersifat pilihan artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis.

2.6 Contoh cerita ulang

Chairil Anwar (1922-1949) Penyair Legendaris Indonesia


Chairil Anwar lahir di Medan pada tanggal 26 Juli 1922. Chairil menekuni
pendidikan HIS dan MULO, walau pendidikan MULO-nya tidak tamat. Ia
kemudian pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun
1940, tempat di mana ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah
mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis.
Pusinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian,
individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya


manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya
bertajuk: “Krawang-Bekasi”, yang disadurnya dari sajak “The Young Dead
Soldiers”, karya Archibald MacLeish (1948). Dia juga menulis sajak
“Persetujuan dengan Bung Karno”, yang merefleksikan dukungannya pada
Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945.
Bahkan sajaknya yang berjudul “Aku” dan “Diponegoro” juga banyak
diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam
sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk
bebas merdeka. Chairil Anwar yang dikenal sebagai “Si Binatang Jalang”
(dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan ’45 yang
menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat
lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori
puisi modren Indonesia.

Puisi-puisinya digemari hingga saat ini. Salah satu puisinya yang paling
terkenal sering dideklamasikan berjudul Aku ( “Aku mau hidup Seribu Tahun
lagi!”). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke
dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya
Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan “Gelanggang
Seniman Merdeka” (1946). Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan
yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949); Tiga
Menguak Takdir (1950 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin); Aku Ini
Binatang Jalang (1986); Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk
Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara
(1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini
BinatangJalang(1986).

Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948,


Andre Gide); Kena Gempur (1951, John Steinbeck). Sementara karya-
karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol
adalah: “Sharp gravel, Indonesian poems”, oleh Donna M. Dickinson
(Berkeley, California, 1960); “Cuatro poemas indonesios, Amir Hamzah,
Chairil Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca, 1962); Chairil Anwar:
Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New
Directions, 1963); “Only Dust: Three Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli
Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969); The
Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan
oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970); The
Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw
Yock Fang, dengan bantuan HB Jassin (Singapore: University Education
Press, 1974); Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh
Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978); The Voice of the Night:
Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens,
Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan
dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari
meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Walau telah tiada,
puisi-puisi “Si Binatang Jalang” ini telah menjadi inspirasi bagi perjuangan
kemerdekaan bangsanya. Ia seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-
karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti
keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar masih
dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk
kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa
Chairil Anwar.

Strukturnya:

Orientasi: Dari kalimat “Chairil Anwar lahir di Medan...” sampai kalimat


“hingga tak jarang multi-interpretasi.”

Urutan Peristiwa: Dari kalimat “Chairil memang penyair besar...” sampai


kalimat “oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for
International Studies, 1993)”

Reorientasi: Dari kalimat” Chairil Anwar meninggal dalam usia muda”


sampai kalimat “Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil
Anwar.”

Jenis teks: Teks cerita ulang faktual.


BAB 3

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan :

1. Cerita ulang adalah cerita yang menceritakan peristiwa atau kejadian pada masa
lampau yang berupa cerita faktual ataupun imajinatif yang diceritakan secara
berurut. Teks cerita ulang memiliki beberapa ciri ciri dan berbagai jenis. Salah satu
contohnya adalah teks cerita ulang biografi yang termasuk jenis cerita ulang faktual,
dengan struktur: Orientasi (pendahuluan/pengantar), Urutan peristiwa kehidupan
Tokoh, dan terakhir, Reorientasi.
2. Cerita ulang biografi berguna untuk mengingatkan kembali kepada para
pembaca atas rekam jejak kehidupan dati tokoh yang ada di dalam biografi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai