Anda di halaman 1dari 12

Menjelaskan Dan Mengidentifikasi Kesusastraan Indonesia

1. Periode Sastra Indonesia


Periodisasi adalah Periode merupakan kurun waktu yang ditentukan oleh kesamaan
ciri khas bagian terbesar karya sastra yang diciptakan sezaman. Periode sastra
membabakan sejarah perkembangan kesusastraan menurut kriteria yang ditentukan
oleh sudut pandang peneliti.
Kriteria atau dasar penggolongan periodisasi itu bermacam-macam, yakni :
1) Masa penerbitan karya sastra
2) Pertimbangan instrinsik karya sastra
3) Pertimbangan eksterinsik karya sastra
4) Pengaruh situasi zaman.
Adapun Periodisasi Sastra menurut beberapa pakar yakni sebagai berikut :
1. Periodisasi sastra menurut H.B Jassin adalah
A. Sejarah Melayu Lama
B. Sastra Indonesia Modern
1. Angkatan 20
2. Angkatan 33 atau Pujangga Baru
3. Angkatan 45
4. Angkatan 66
2. Periodisasi sastra menurut Buyung Saleh adalah
A. Sebelum tahun 20-an
B. Antara tahun 20-an hingga tahun 1933
C. Tahun 1933 hinga Mei 1942
D. Mei 1942 hingga kini (1956)
3. Periodisasi sastra menurut Nugroho Notosusanto
A. Sastra Melayu Lama
B. Sastra Indonesia Modern
I. Masa Kebangkitan (1920—1945)
1. Periode '20
2. Periode '30
3. Periode '42
II. Masa Perkembangan (1945—sampai sekarang)
1. Periode '45
2. Periode '50
4. Periodisasi sastra menurut Zuber Usman pada buku Kesusastraan Baru
Indonesia (1956)
1. Zaman Balai Pustaka (1908)
2. Zaman Pujangga Baru (1933)
3. Zaman Jepang (1942)
4. Zaman Angkatan 45 (1945)
2. Tokoh dan Karyanya
A. Pujangga lama
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasikan karya sastra Indonesia
yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Hamzah Pansuri adalah yang pertama
diantara penulis angkatan pujangga lama dari istana kesultanan Aceh pada
abad ke-17 muncul karya klasik selanjutnya yang paling terkenal adalah karya
Syamsudin Pasai dan Abdul Rauf Singkir serta Nuruddin Arraniri.
Karya Sastra Pujangga Lama :
1. Hikayat Abdullah
2. Syair Bidasari
3. Nur ad-duqa’iq (cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh
Syamsudin Pasai.
B. Sastra melayu lama
Dihasilkan antara tahun 1870-1942 berkembang sumatra seperti “Langkat,
Tapanuli, Minangkabau dan Sumatra.
Karya sastra Melayu Lama :
A. Bung Rampai oleh A.F. Bewali
B. Nyui Dasima oleh G. Prancis
C. Cerita Si Conat oleh F.D.J
C. Angkatan Balai Pustaka
Terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. “Nur
Sultan Iskandar” dapat disebut sebagai “raja angkatan balai pustaka”.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka
1. Merari Siregar
- Azab dan Sengsara (1920)
- Binasa Karna Gadis Priangan (1931)
- Cinta dan Hawa Nafsu
2. Marah Roesli
- Siti Nurbaya (1922)
- Laihami (1924)
- Anak dan Kemanakan (1956)
3. Nur Sultan Iskandar
- Apa Dayaku Karna Aku Seorang Perempuan (1923)
- Cinta Yang Membawa Maut (1926)
- Salah Pilih (1928)
D. Pujangga Baru
Muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai
Pustaka. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan
elistik.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
1. Sutan Takdir Alisjabana
- Dian Tak Kunjung Padam (1932)
- Tebaran Mega- kumpulan sajak (1935)
- Anak Perawan di Sarang Penyuman (1940)
2. Armijn Pane
- Jiwa Berjiwa Gamelan Djiwa- kumpulan sajak (1960)
- Djinak-djinak Merpati- sandiwara (1950)
- Kisah Antara Manusia (1953)
3. Tengku Amir Hamzah
- Nyanyi Sunyi (1937)
- Begawat Gita (1933)
- Setanggi Timur (1939)
E. Angkatan 1945
Banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Angkatan ini
memiliki konsep yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang” .
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945
1. Chairil Anwar
- Kerikil Tajam (1949)
- Deru Campur Debu (1949)
2. Idrus
- Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
3. Achdiat K. Mihardja
- Atheis (1949)
F. Angkatan 1950-1960-an
Ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan H.B. Jassin. Ciri
angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi oleh cerita pendek dan
kumpulan puisi.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 – 1960-an
1. Pramoedya Ananta Toer
- Keranji dan Bekasi Jatuh (1947)
2. Nh. Dini
- Dunia Dunia (1950)
3. Sitor Situmorang
- Dalam Sadjak (1950)
G. Angkatan 1966-1970-an
Ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar Lubis.
Munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan
absurd.
Penulis Dan Karya Sastra Angkatan 1966 – 1970-an
1. Taufik Ismail
- Tirani dan Benteng
- Puisi – Puisi Langit
2. Abdul Hadi WM
- Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975)
- Tergantung Pada Angin (1977)
3. Goenawan Muhamad
- Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972)
- Seks, Sastra dan Kita
H. Angkatan 1980-1990-an
Ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang
menonjol pada masa tersebut . Pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang
beraliran pop.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990-an
1. Y.B Mangunwijaya
- Burung-burung Manyar (1981)
2. Dorothea Rosa Herliany
- Kepompong Sunyi (1993)
- Nikah Ilalang (1995)
3. Afrizal Malna
- Pistol Perdamaian (1996)
- Kalung Dari Teman(1998)
I. Angkatan Reformasi
Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi,
cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khususnya seputar
Reformasi.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi
1. Widji Thukul
- Puisi Pelo
Darman
J. Angkatan 2000-an
Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya
“Angkatan 2000”. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus
sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000
1. Seno Gumira Ajidarma
- Sepotong Senja Untuk Pacarku
2. Habiburrahman El Shirazy
- Ayat-ayat Cinta (2004)
3. Andrea Hirata
- Laskar Pelangi (2005)
K. Cybersastra
Kegiatan sastra yang memanfaatkan media komputer atau internet yang
bermula dengan hadirnya komuninas-komunitas di dunia maya.
Contoh Cybersastra
1. Alternative Universe (AU)
- Dikta dan Hukum” karya Dhia’an Farah
2. Wattpad
- Antares
3. Write.as
Menganalisis dan Mengimplementasikan Ketrampilan Berbahasa Indonesia
1. Hakikat Ketrampilan Berbahasa
a. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem yang berbentuk bunyi atau lambang dan
bersifat arbiter, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antara makhluk
sosial untuk menyampaikan pesan serta ekspresi melalui lisan atau tulisan.
b. Pengertian Ketrampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa
dalam berkomunikasi baik dalam menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Encoding adalah penerima pesan aktif memilih pesan,
memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi/tulisan.
Decoding adalah lambanglambang tersebut disampaikan kepada si penerima
pesan, dan si penerima pesan menerjemahkan lambang-lambang tersebut
menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh.
c. Manfaat Ketrampilan Bahasa
1) Mempermudah Menyampaikan Informasi
Ketepatan dan kecepatan informasi yang diberikan melalui lisan dari
seseorang kepada yang lain amat bergantung pada mutu dan kejelasan
pembicaraan pemberi informasi
2) Memperlancar Proses Komunikasi
Komunikasi antar manusia terbanyak dilakukan dengan jalan atau
melalui berbicara. Oleh karena itu, secara mendasar bahwa
kemampuan berbicara menduduki peranan penting dalam komunikasi
sosial antar sesama.
3) Menambah Tingkat Kepercayaan Diri
Pembicara yang baik lebih percaya diri dalam menyampaikan sesuatu
kepada orang lain. Pembicara yang baik adalah seseorang yang mampu
mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dengan jelas dan bisa
memahami keadaan lawan bicara atau mitra tuturnya. Dengan kata
lain, pembicara yang baik berarti juga dapat menguasai audiensnya.
2. Ketrampilan Mendengarkan
Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseptif. . Pada kegiatan mendengar tidak tercakup unsur kesengajaan, konsentrasi,
atau bahkan pemahaman. Sementara pada kegiatan mendengarkan terdapat unsur-
unsur kesengajaan, dilakukan dengan penuh perhatian dan konsentrasi untuk
memperoleh pemahaman yang memadai. Kita dapat memperoleh keterampilan
mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari yang disebut dengan proses
aquisition (pemerolehan).
Dua jenis situasi dalam mendengarkan yakni :
1) Mendengarkan interaktif
Percakapan tatap muka dan percakapan di telepon. Dalam
mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas
mendengarkan dan berbicara.
2) Mendengarkan Noninteraktif
Tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta
pembicara mengulangi apa yang diucapkannya, dan tidak bisa meminta
pembicaraan diperlambat. Contoh situasi-situasi mendengarkan
noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau
mendengarkan dalam acara-acara seremonial.
Tahap ketrampilan mendengarkan :
1) Mendengarkan
Mendengarkan merupakan proses fisiologis dari penerima rangsangan.
Kita tidak dapat berbicara tanpa proses mendengarkan terlebih dahulu,
tetapi kita mungkin saja mendengarkan tanpa benar-benar
mendengarkan apa yang seseorang katakana.
2) Memahami
Di tahap ini, kita berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang
disampaikan oleh orang lain, baik pikiran maupun intonasi
penyampaian pesan yang mewakili emosi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan ketika sedang memahami, yaitu:
a) Menghubungkan informasi terbaru dari si pembicara dengan
apa yang terjadi saat ini di faktanya.
b) Pertanyaan untuk mengklarifikasi.
c) Mengubah kalimat komunikator menjadi kalimat sendiri yang
lebih mudah dipahami.
d) Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang
disampaikan
3) Mengingat
Manusia juga memerlukan adanya ingatan, untuk mengingat pesan
yang telah disampaikan. Pesan perlu diingat agar kita tidak keliru
ataupu ranc
4) Mengartikan
Proses ini terdiri dari dua bagian yaitu pertama, memperhatikan segala
perilaku verbal dan non verbal orang yang berbicara sehingga kita
dapat mentapkan arti dari pesan yang dikatakan orang tersebut. Kedua,
memberikan sinyal bagaimana kira mengartikan pesan dari orang itu
5) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengan realitas
dan fakta yang terjadi.
6) Merespon
Terdapat dua fase dalam tahapan ini, pertama respons yang
ditunjukkan ketika orang tersebut masih berbicara, misalnya
tersenyum, menganggukkan kepala atau mengertukan dahi. Kedua,
respon yang diberikan setelah orang tersebut selesai berbicara, misal
dengan mengajukan pertanyaan klarifikasi, memberi saran atau kritik
3. Ketrampilan Berbicara
Keterampilan berbicara adalah sebuah kemampuan berbahasa dalam
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide, pikiran, pendapat, gagasan, dan
perasaan kepada orang lain sebagai mitra pembicara didasari oleh kepercayaan diri,
jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis
seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.
3 jenis ketrampilan berbicara yakni :
1) Kegiatan berbicara dalam situasi interaktif
Situasi interaktif ini memungkinkan para pelaku komunikasi untuk
meminta klarifikasi, pengulangan kata/kalimat, atau meminta lawan
bicara untuk memperlambat tempo bicara, dan lain-lain. Kegiatan
berbicara dalam situasi interaktif ini dilakukan secara tatap muka
langsung, bersifat dua arah, atau bahkan multiarah
2) Kegiatan berbicara secara semiinteraktif
Contoh berbicara semiinteraktif adalah berpidato di hadapan umum,
kampanye, khutbah/ceramah, dan lain-lain, baik yang dilakukan
melalui tatap muka secara langsung namun berlangsung secara satu
arah. Kegiatan bicara secara noninteraktif
Pembicaraan dilakukan secara satu arah dan tidak melalui tatap muka
langsung, misalnya berpidato melalui radio atau televisi. Pidato
kenegaraan yang disampaikan melalui siaran televisi atau radio
termasuk ke dalam jenis ini.
Jenis-jenis Ketrampilan berbicara
1) Bercerita
Bercerita adalah memutuskan suatu cerita secara lisan. Kebiasaan
bercerita ini banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. K
2) Debat
Debat merupakan bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas
masalah yang masih merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan
aturan dan tata tertib tertentu
3) Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai
suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau
ditayangkan pada layar televisi.
4) Pidato dan cemarah
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi
untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang
suatu hal.
5) Percakapan
Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih.
Manfaat Ketrampilan Berbicara
1) Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
2) Meningkatkan Ketrampilan Sosial
3) Meningkatkan Rasa percaya Diri
4) Meningkatkan Kemampuan Untuk Memperoleh Informasi
4. Ketrampilan Membaca
Membaca merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
sebuah pesan. Pesan tersebut dapat berupa media kata-kata.
A. Jenis-jenis Ketrampilan Membaca
1) Membaca Nyaring
Membaca nyaring Membaca nyaring merupakan proses membaca yang
diucapkan dengan suara lantang, dengan intonasi dan jeda yang tepat,
sangat memperhatikan tanda baca dan dilaksanakan dengan lancar agar
mudah ditangkap oleh pendengar dan penyimak.
Membaca nyaring terdiri atas :
a) Membaca Teknik
Membaca teknik mementingkan kebenaran pelafalan serta
meningkatkan tingkat pemahaman pembaca terhadap materi-
materi ilmiah.
b) Membaca Estetik
Membaca estetik berorientasi pada ketajaman perasaan
menikmati keindahan karya sastra
2) Membaca dalam hati atau membava sunyi
membaca yang dilakukan dalam batin saja, mata atau pandangan kita
menyusuri untaian kata dari kiri ke kanan (untuk huruf latin, huruf arab
sebaliknya), dari atas ke bawah, tanpa mulut berkomat kamit.
Membaca dalam hati terdiri atas :
a) Membaca Insentif
Membaca intensif atau membaca pemahaman merupakan
kegiatan membaca secara mendalam untuk memahami secara
lengkap isi dari bacaan tertentu.
b) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan teknik membaca secara cepat
tanpa mengurangi pemahaman inti bacaan.
B. Metode dalam ketrampilam membaca
1) Metode aja
Awal dalam pembelajaran membaca yang pengajarannya dimulai
dengan pengenalan hurufhuruf secara alfabetis
2) Metode bunyi
Prinsip dasar dari proses pembelajaran dalam metode bunyi tidak jauh
berbeda dengan metode eja atau abjad.
3) Metode suku kata
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi, bu,
be, bo, dan seterusnya setalah itu di kaitkan menjadi kata-kata
bermakna.
4) Metode kata
Metode yang menjadikan kata sebagai dasar untuk pengenalan suku
kata dan huruf.
5) Metode global
Metode dalam pengajaran bahasa untuk mengajarkan membaca dan
menulis permulaan dengan menyajikan satuan bahasa secara utuh dan
menyuruh sehingga siswa dapat mengenal dan menyalinnya secara
keseluruhan.
C. Tujuan membaca
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts).
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization).
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference).
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading
to compare or contrast)
5. Ketrampilam Menulis
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan
gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan.
A. Pembelajaran Ketrampilan Menulis di Sekolah Dasar
1) Pembelajran menulis permulaan
Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata
dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa
diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat dimulai dengan
tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j dan dapat berupa suku kata seperti
su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana.
Pembelajaran permulaan ini terjadi pada kelas rendah yaitu kelas I dan
kelas II.
2) Pembelajaran Menulis Lanjut
Pembelajaran menulis ini terdapat dikelas III, IV, V, VI. Tujuan
menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan
perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Contohnya :
menulis cerita , Menulis untuk keperluan sehari-hari.
B. Jenis-jenis Ketrampilan Menulis
1) Menulis deskripsi
Seorang penulis deskripsi melalui tulisannya mengharapkan pembaca
dapat melihat, mendengar, mencium bau, mencicipi dan merasakan hal
yang sama dengan penulis
2) Menulis Narasi
Menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan waktu dari waktu ke waktu
3) Menulis Eksposisi
Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap suatu
hal
4) Menulis Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk
menyatakan kebenaran dengan didukung argumen atau alasan yang
sesuai
5) Menulis Presuasi
menulis persuasi bertujuan untuk menghimbau dan mengajak orang
untuk mengikuti anjuran yang dibuat. Contohnya adalah iklan layanan
masyarakat.
C. Tujuan Ketrampilan Menulis
1) Assigment Purpose (Tujuan Penugasan).
2) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik).
3) Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif).
4) Informational Purpose (Tujuan Informasional).
5) Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Menjelaskan Dan Menganalisis Kaitan Antar Ketrampilan Berbahasa
1. Ketrampilan membaca dengan berbicara dan menulis
A. Ketrampilan Membaca
Keterampilan membaca merupakan kemampuan seseorang memahami,
menafsirkan, membaca dan memecahkan kode bahasa pada teks tulis.
B. Kaitan ketrampilan membaca dengan berbicara
1) Berbicara merupakan keterampilan yang bersifat produktif
(menghasilkan gagasan dan pemikiran)
2) Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca
3) Melalui kegiatan membaca, seseorang mampu memiliki ujaran yang
jelas dan lancar, kosakata yang luas, penggunaan kalimat lengkap dan
sempurna
4) Contohnya ketika membaca informasi melalui internet, kemudian
menyalurkan informasi tersebut kepada orang lain, hal tersebut
menunjukkan keterampilan berbicara
C. Persamaan dan perbedaan ketrampilan membaca dan berbicara
a) Persamaan
Keduanya merupakan keterampilan berbahasa
b) Perbedaan
1) Berbicara bersifat langsung sedangkan membaca bersifat tak
langsung
2) Berbicara bersifat produktif sedangkan membaca bersifat
reseptif
3) Berbicara bersifat ekspresif sedangkan membaca bersifat
apresiatif dan fungsional
D. Kaitan ketrampilan membaca dan menulis
1) Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif
2) Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis
3) Keterampilan membaca berpengaruh pada keterampilan menulis
sedangkan keterampilan menulis membutuhkan ide-ide dari kegiatan
membaca
4) Contohnya ketika menerima pesan melalui sms kemudian pesan
tersebut akan dibaca maka keterampilan membaca ditunjukkan. Setelah
membaca, seseorang membalas pesan maka keterampilan menulis
ditunjukkan.
E. Persamaan dan perbedaan ketrampilan membaca dan berbicara
a) Persamaan
1) Bersifat tidak langsung
2) Komunikasi dapat dilakukan tanpa tatap muka
3) Menggunakan media tulisan
b) Perbedaan
1) Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif
2) Menulis bersifat ekspresif sedangkan membaca bersifat
apresiatif
2. Ketrampilan mendengarkan dengan berbicara dan menulis
A. Pengertian Ketrampilam Mendengarkan
Mendengarkan adalah menyangkut penerimaan rangsangan, kata menerima
menegaskan bahwa seseorang menyerap rangsangan dan memprosesnya
dengan cara tertentu.
B. Kaitan ketrampilan mendengarkan dengan berbicara
Keterampilan mendengarkan dan membaca memiliki hubungan yang erat
dalam konteks pemahaman bahasa dan komunikasi secara umum.
Keterampilan ini juga saling terkait dan menjadi peran penting dalam
pengembangan kemampuan literasi siswa.
1) Ujaran biasanya dipelajari melalui proses mendengarkan dan proses
meniru. Dengan demikian, materi yang didengarkan dan direkam
dalam ingatan berpengaruh terhadap kecakapan berbicara seseorang
2) Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di lingkungan
keluarga dan masyarakat tempatnya hidup, misalnya dalam
penggunaan intonasi, kosakata, dan pola-pola kalimat.
3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
mendengarkan berarti pula membantu meningkatkan kualitas
berbicara.
4) Bunyi suara yang didengar merupakan faktor penting yang
berpengaruh terhadap kemampuan berbicara seseorang (terutama anak-
anak). Oleh karena itu, suara dan materi pembicaraan yang berkualitas
baik yang didengar dari seorang guru, tokoh-tokoh, cerita-cerita yang
bernilai tinggi, sangat membantu anak atau seseorang yang sedang
belajar berbicara.
C. Kaitan ketrampilan mendengarkan dengan menulis
Keterampilan mendengarkan dengan menulis memiliki hubungan yang erat
dalam proses komunikasi dan pengembangan kemampuan literasi
siswa.Ketika seseorang mendengarkan dengan baik, mereka dapat
mengumpulkan informasi yang relevan dari pembicara. Jadi, keterampilan
mendengarkan merupakan landasan penting dalam proses menulis yang
efektif. Kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian,
memahami, dan menyaring informasi yang diterima dapat meningkatkan
kualitas tulisan seseorang serta membantu mereka menjadi penulis yang lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai