Menjelaskan Dan Mengidentifikasi Kesusastraan Indonesia
1. Periode Sastra Indonesia
Periodisasi adalah Periode merupakan kurun waktu yang ditentukan oleh kesamaan ciri khas bagian terbesar karya sastra yang diciptakan sezaman. Periode sastra membabakan sejarah perkembangan kesusastraan menurut kriteria yang ditentukan oleh sudut pandang peneliti. Kriteria atau dasar penggolongan periodisasi itu bermacam-macam, yakni : 1) Masa penerbitan karya sastra 2) Pertimbangan instrinsik karya sastra 3) Pertimbangan eksterinsik karya sastra 4) Pengaruh situasi zaman. Adapun Periodisasi Sastra menurut beberapa pakar yakni sebagai berikut : 1. Periodisasi sastra menurut H.B Jassin adalah A. Sejarah Melayu Lama B. Sastra Indonesia Modern 1. Angkatan 20 2. Angkatan 33 atau Pujangga Baru 3. Angkatan 45 4. Angkatan 66 2. Periodisasi sastra menurut Buyung Saleh adalah A. Sebelum tahun 20-an B. Antara tahun 20-an hingga tahun 1933 C. Tahun 1933 hinga Mei 1942 D. Mei 1942 hingga kini (1956) 3. Periodisasi sastra menurut Nugroho Notosusanto A. Sastra Melayu Lama B. Sastra Indonesia Modern I. Masa Kebangkitan (1920—1945) 1. Periode '20 2. Periode '30 3. Periode '42 II. Masa Perkembangan (1945—sampai sekarang) 1. Periode '45 2. Periode '50 4. Periodisasi sastra menurut Zuber Usman pada buku Kesusastraan Baru Indonesia (1956) 1. Zaman Balai Pustaka (1908) 2. Zaman Pujangga Baru (1933) 3. Zaman Jepang (1942) 4. Zaman Angkatan 45 (1945) 2. Tokoh dan Karyanya A. Pujangga lama Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasikan karya sastra Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Hamzah Pansuri adalah yang pertama diantara penulis angkatan pujangga lama dari istana kesultanan Aceh pada abad ke-17 muncul karya klasik selanjutnya yang paling terkenal adalah karya Syamsudin Pasai dan Abdul Rauf Singkir serta Nuruddin Arraniri. Karya Sastra Pujangga Lama : 1. Hikayat Abdullah 2. Syair Bidasari 3. Nur ad-duqa’iq (cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsudin Pasai. B. Sastra melayu lama Dihasilkan antara tahun 1870-1942 berkembang sumatra seperti “Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan Sumatra. Karya sastra Melayu Lama : A. Bung Rampai oleh A.F. Bewali B. Nyui Dasima oleh G. Prancis C. Cerita Si Conat oleh F.D.J C. Angkatan Balai Pustaka Terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. “Nur Sultan Iskandar” dapat disebut sebagai “raja angkatan balai pustaka”. Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka 1. Merari Siregar - Azab dan Sengsara (1920) - Binasa Karna Gadis Priangan (1931) - Cinta dan Hawa Nafsu 2. Marah Roesli - Siti Nurbaya (1922) - Laihami (1924) - Anak dan Kemanakan (1956) 3. Nur Sultan Iskandar - Apa Dayaku Karna Aku Seorang Perempuan (1923) - Cinta Yang Membawa Maut (1926) - Salah Pilih (1928) D. Pujangga Baru Muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan elistik. Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru 1. Sutan Takdir Alisjabana - Dian Tak Kunjung Padam (1932) - Tebaran Mega- kumpulan sajak (1935) - Anak Perawan di Sarang Penyuman (1940) 2. Armijn Pane - Jiwa Berjiwa Gamelan Djiwa- kumpulan sajak (1960) - Djinak-djinak Merpati- sandiwara (1950) - Kisah Antara Manusia (1953) 3. Tengku Amir Hamzah - Nyanyi Sunyi (1937) - Begawat Gita (1933) - Setanggi Timur (1939) E. Angkatan 1945 Banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Angkatan ini memiliki konsep yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang” . Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945 1. Chairil Anwar - Kerikil Tajam (1949) - Deru Campur Debu (1949) 2. Idrus - Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948) 3. Achdiat K. Mihardja - Atheis (1949) F. Angkatan 1950-1960-an Ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi oleh cerita pendek dan kumpulan puisi. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 – 1960-an 1. Pramoedya Ananta Toer - Keranji dan Bekasi Jatuh (1947) 2. Nh. Dini - Dunia Dunia (1950) 3. Sitor Situmorang - Dalam Sadjak (1950) G. Angkatan 1966-1970-an Ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar Lubis. Munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penulis Dan Karya Sastra Angkatan 1966 – 1970-an 1. Taufik Ismail - Tirani dan Benteng - Puisi – Puisi Langit 2. Abdul Hadi WM - Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975) - Tergantung Pada Angin (1977) 3. Goenawan Muhamad - Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972) - Seks, Sastra dan Kita H. Angkatan 1980-1990-an Ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut . Pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990-an 1. Y.B Mangunwijaya - Burung-burung Manyar (1981) 2. Dorothea Rosa Herliany - Kepompong Sunyi (1993) - Nikah Ilalang (1995) 3. Afrizal Malna - Pistol Perdamaian (1996) - Kalung Dari Teman(1998) I. Angkatan Reformasi Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi 1. Widji Thukul - Puisi Pelo Darman J. Angkatan 2000-an Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Angkatan 2000”. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000 1. Seno Gumira Ajidarma - Sepotong Senja Untuk Pacarku 2. Habiburrahman El Shirazy - Ayat-ayat Cinta (2004) 3. Andrea Hirata - Laskar Pelangi (2005) K. Cybersastra Kegiatan sastra yang memanfaatkan media komputer atau internet yang bermula dengan hadirnya komuninas-komunitas di dunia maya. Contoh Cybersastra 1. Alternative Universe (AU) - Dikta dan Hukum” karya Dhia’an Farah 2. Wattpad - Antares 3. Write.as Menganalisis dan Mengimplementasikan Ketrampilan Berbahasa Indonesia 1. Hakikat Ketrampilan Berbahasa a. Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem yang berbentuk bunyi atau lambang dan bersifat arbiter, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antara makhluk sosial untuk menyampaikan pesan serta ekspresi melalui lisan atau tulisan. b. Pengertian Ketrampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi baik dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Encoding adalah penerima pesan aktif memilih pesan, memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi/tulisan. Decoding adalah lambanglambang tersebut disampaikan kepada si penerima pesan, dan si penerima pesan menerjemahkan lambang-lambang tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh. c. Manfaat Ketrampilan Bahasa 1) Mempermudah Menyampaikan Informasi Ketepatan dan kecepatan informasi yang diberikan melalui lisan dari seseorang kepada yang lain amat bergantung pada mutu dan kejelasan pembicaraan pemberi informasi 2) Memperlancar Proses Komunikasi Komunikasi antar manusia terbanyak dilakukan dengan jalan atau melalui berbicara. Oleh karena itu, secara mendasar bahwa kemampuan berbicara menduduki peranan penting dalam komunikasi sosial antar sesama. 3) Menambah Tingkat Kepercayaan Diri Pembicara yang baik lebih percaya diri dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pembicara yang baik adalah seseorang yang mampu mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dengan jelas dan bisa memahami keadaan lawan bicara atau mitra tuturnya. Dengan kata lain, pembicara yang baik berarti juga dapat menguasai audiensnya. 2. Ketrampilan Mendengarkan Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif. . Pada kegiatan mendengar tidak tercakup unsur kesengajaan, konsentrasi, atau bahkan pemahaman. Sementara pada kegiatan mendengarkan terdapat unsur- unsur kesengajaan, dilakukan dengan penuh perhatian dan konsentrasi untuk memperoleh pemahaman yang memadai. Kita dapat memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari yang disebut dengan proses aquisition (pemerolehan). Dua jenis situasi dalam mendengarkan yakni : 1) Mendengarkan interaktif Percakapan tatap muka dan percakapan di telepon. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. 2) Mendengarkan Noninteraktif Tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkannya, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat. Contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Tahap ketrampilan mendengarkan : 1) Mendengarkan Mendengarkan merupakan proses fisiologis dari penerima rangsangan. Kita tidak dapat berbicara tanpa proses mendengarkan terlebih dahulu, tetapi kita mungkin saja mendengarkan tanpa benar-benar mendengarkan apa yang seseorang katakana. 2) Memahami Di tahap ini, kita berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh orang lain, baik pikiran maupun intonasi penyampaian pesan yang mewakili emosi. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika sedang memahami, yaitu: a) Menghubungkan informasi terbaru dari si pembicara dengan apa yang terjadi saat ini di faktanya. b) Pertanyaan untuk mengklarifikasi. c) Mengubah kalimat komunikator menjadi kalimat sendiri yang lebih mudah dipahami. d) Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang disampaikan 3) Mengingat Manusia juga memerlukan adanya ingatan, untuk mengingat pesan yang telah disampaikan. Pesan perlu diingat agar kita tidak keliru ataupu ranc 4) Mengartikan Proses ini terdiri dari dua bagian yaitu pertama, memperhatikan segala perilaku verbal dan non verbal orang yang berbicara sehingga kita dapat mentapkan arti dari pesan yang dikatakan orang tersebut. Kedua, memberikan sinyal bagaimana kira mengartikan pesan dari orang itu 5) Mengevaluasi Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengan realitas dan fakta yang terjadi. 6) Merespon Terdapat dua fase dalam tahapan ini, pertama respons yang ditunjukkan ketika orang tersebut masih berbicara, misalnya tersenyum, menganggukkan kepala atau mengertukan dahi. Kedua, respon yang diberikan setelah orang tersebut selesai berbicara, misal dengan mengajukan pertanyaan klarifikasi, memberi saran atau kritik 3. Ketrampilan Berbicara Keterampilan berbicara adalah sebuah kemampuan berbahasa dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide, pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan kepada orang lain sebagai mitra pembicara didasari oleh kepercayaan diri, jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain. 3 jenis ketrampilan berbicara yakni : 1) Kegiatan berbicara dalam situasi interaktif Situasi interaktif ini memungkinkan para pelaku komunikasi untuk meminta klarifikasi, pengulangan kata/kalimat, atau meminta lawan bicara untuk memperlambat tempo bicara, dan lain-lain. Kegiatan berbicara dalam situasi interaktif ini dilakukan secara tatap muka langsung, bersifat dua arah, atau bahkan multiarah 2) Kegiatan berbicara secara semiinteraktif Contoh berbicara semiinteraktif adalah berpidato di hadapan umum, kampanye, khutbah/ceramah, dan lain-lain, baik yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung namun berlangsung secara satu arah. Kegiatan bicara secara noninteraktif Pembicaraan dilakukan secara satu arah dan tidak melalui tatap muka langsung, misalnya berpidato melalui radio atau televisi. Pidato kenegaraan yang disampaikan melalui siaran televisi atau radio termasuk ke dalam jenis ini. Jenis-jenis Ketrampilan berbicara 1) Bercerita Bercerita adalah memutuskan suatu cerita secara lisan. Kebiasaan bercerita ini banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. K 2) Debat Debat merupakan bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang masih merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan aturan dan tata tertib tertentu 3) Wawancara Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi. 4) Pidato dan cemarah Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. 5) Percakapan Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Manfaat Ketrampilan Berbicara 1) Meningkatkan Kemampuan Komunikasi 2) Meningkatkan Ketrampilan Sosial 3) Meningkatkan Rasa percaya Diri 4) Meningkatkan Kemampuan Untuk Memperoleh Informasi 4. Ketrampilan Membaca Membaca merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sebuah pesan. Pesan tersebut dapat berupa media kata-kata. A. Jenis-jenis Ketrampilan Membaca 1) Membaca Nyaring Membaca nyaring Membaca nyaring merupakan proses membaca yang diucapkan dengan suara lantang, dengan intonasi dan jeda yang tepat, sangat memperhatikan tanda baca dan dilaksanakan dengan lancar agar mudah ditangkap oleh pendengar dan penyimak. Membaca nyaring terdiri atas : a) Membaca Teknik Membaca teknik mementingkan kebenaran pelafalan serta meningkatkan tingkat pemahaman pembaca terhadap materi- materi ilmiah. b) Membaca Estetik Membaca estetik berorientasi pada ketajaman perasaan menikmati keindahan karya sastra 2) Membaca dalam hati atau membava sunyi membaca yang dilakukan dalam batin saja, mata atau pandangan kita menyusuri untaian kata dari kiri ke kanan (untuk huruf latin, huruf arab sebaliknya), dari atas ke bawah, tanpa mulut berkomat kamit. Membaca dalam hati terdiri atas : a) Membaca Insentif Membaca intensif atau membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca secara mendalam untuk memahami secara lengkap isi dari bacaan tertentu. b) Membaca Ekstensif Membaca ekstensif merupakan teknik membaca secara cepat tanpa mengurangi pemahaman inti bacaan. B. Metode dalam ketrampilam membaca 1) Metode aja Awal dalam pembelajaran membaca yang pengajarannya dimulai dengan pengenalan hurufhuruf secara alfabetis 2) Metode bunyi Prinsip dasar dari proses pembelajaran dalam metode bunyi tidak jauh berbeda dengan metode eja atau abjad. 3) Metode suku kata Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi, bu, be, bo, dan seterusnya setalah itu di kaitkan menjadi kata-kata bermakna. 4) Metode kata Metode yang menjadikan kata sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. 5) Metode global Metode dalam pengajaran bahasa untuk mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menyajikan satuan bahasa secara utuh dan menyuruh sehingga siswa dapat mengenal dan menyalinnya secara keseluruhan. C. Tujuan membaca 1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). 2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). 3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization). 4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). 5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify). 6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate). 7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) 5. Ketrampilam Menulis Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. A. Pembelajaran Ketrampilan Menulis di Sekolah Dasar 1) Pembelajran menulis permulaan Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Pembelajaran permulaan ini terjadi pada kelas rendah yaitu kelas I dan kelas II. 2) Pembelajaran Menulis Lanjut Pembelajaran menulis ini terdapat dikelas III, IV, V, VI. Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Contohnya : menulis cerita , Menulis untuk keperluan sehari-hari. B. Jenis-jenis Ketrampilan Menulis 1) Menulis deskripsi Seorang penulis deskripsi melalui tulisannya mengharapkan pembaca dapat melihat, mendengar, mencium bau, mencicipi dan merasakan hal yang sama dengan penulis 2) Menulis Narasi Menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan waktu dari waktu ke waktu 3) Menulis Eksposisi Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap suatu hal 4) Menulis Argumentasi Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menyatakan kebenaran dengan didukung argumen atau alasan yang sesuai 5) Menulis Presuasi menulis persuasi bertujuan untuk menghimbau dan mengajak orang untuk mengikuti anjuran yang dibuat. Contohnya adalah iklan layanan masyarakat. C. Tujuan Ketrampilan Menulis 1) Assigment Purpose (Tujuan Penugasan). 2) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik). 3) Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif). 4) Informational Purpose (Tujuan Informasional). 5) Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah) Menjelaskan Dan Menganalisis Kaitan Antar Ketrampilan Berbahasa 1. Ketrampilan membaca dengan berbicara dan menulis A. Ketrampilan Membaca Keterampilan membaca merupakan kemampuan seseorang memahami, menafsirkan, membaca dan memecahkan kode bahasa pada teks tulis. B. Kaitan ketrampilan membaca dengan berbicara 1) Berbicara merupakan keterampilan yang bersifat produktif (menghasilkan gagasan dan pemikiran) 2) Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca 3) Melalui kegiatan membaca, seseorang mampu memiliki ujaran yang jelas dan lancar, kosakata yang luas, penggunaan kalimat lengkap dan sempurna 4) Contohnya ketika membaca informasi melalui internet, kemudian menyalurkan informasi tersebut kepada orang lain, hal tersebut menunjukkan keterampilan berbicara C. Persamaan dan perbedaan ketrampilan membaca dan berbicara a) Persamaan Keduanya merupakan keterampilan berbahasa b) Perbedaan 1) Berbicara bersifat langsung sedangkan membaca bersifat tak langsung 2) Berbicara bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif 3) Berbicara bersifat ekspresif sedangkan membaca bersifat apresiatif dan fungsional D. Kaitan ketrampilan membaca dan menulis 1) Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif 2) Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis 3) Keterampilan membaca berpengaruh pada keterampilan menulis sedangkan keterampilan menulis membutuhkan ide-ide dari kegiatan membaca 4) Contohnya ketika menerima pesan melalui sms kemudian pesan tersebut akan dibaca maka keterampilan membaca ditunjukkan. Setelah membaca, seseorang membalas pesan maka keterampilan menulis ditunjukkan. E. Persamaan dan perbedaan ketrampilan membaca dan berbicara a) Persamaan 1) Bersifat tidak langsung 2) Komunikasi dapat dilakukan tanpa tatap muka 3) Menggunakan media tulisan b) Perbedaan 1) Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif 2) Menulis bersifat ekspresif sedangkan membaca bersifat apresiatif 2. Ketrampilan mendengarkan dengan berbicara dan menulis A. Pengertian Ketrampilam Mendengarkan Mendengarkan adalah menyangkut penerimaan rangsangan, kata menerima menegaskan bahwa seseorang menyerap rangsangan dan memprosesnya dengan cara tertentu. B. Kaitan ketrampilan mendengarkan dengan berbicara Keterampilan mendengarkan dan membaca memiliki hubungan yang erat dalam konteks pemahaman bahasa dan komunikasi secara umum. Keterampilan ini juga saling terkait dan menjadi peran penting dalam pengembangan kemampuan literasi siswa. 1) Ujaran biasanya dipelajari melalui proses mendengarkan dan proses meniru. Dengan demikian, materi yang didengarkan dan direkam dalam ingatan berpengaruh terhadap kecakapan berbicara seseorang 2) Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di lingkungan keluarga dan masyarakat tempatnya hidup, misalnya dalam penggunaan intonasi, kosakata, dan pola-pola kalimat. 3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara. 4) Bunyi suara yang didengar merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara seseorang (terutama anak- anak). Oleh karena itu, suara dan materi pembicaraan yang berkualitas baik yang didengar dari seorang guru, tokoh-tokoh, cerita-cerita yang bernilai tinggi, sangat membantu anak atau seseorang yang sedang belajar berbicara. C. Kaitan ketrampilan mendengarkan dengan menulis Keterampilan mendengarkan dengan menulis memiliki hubungan yang erat dalam proses komunikasi dan pengembangan kemampuan literasi siswa.Ketika seseorang mendengarkan dengan baik, mereka dapat mengumpulkan informasi yang relevan dari pembicara. Jadi, keterampilan mendengarkan merupakan landasan penting dalam proses menulis yang efektif. Kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami, dan menyaring informasi yang diterima dapat meningkatkan kualitas tulisan seseorang serta membantu mereka menjadi penulis yang lebih baik.