B. Asli, B Cacah, B Bulat
B. Asli, B Cacah, B Bulat
Oleh:
Tidak lupa diucapkan terima kasih kepada bapak dosen Matematika yang telah
mencurahkan ilmunya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. Selanjutnya
dimohon kepada bapak dosen khususnya dan pembaca pada umumnya, bila ada kesalahan
atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun kontennya, diharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-
karya tulis yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Bilangan.....................................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Bilangan.....................................................................................................3
2.2.1 Bilangan Asli........................................................................................................3
2.2.1.1 Jenis – jenis bilangan Asli................................................................................3
2.2.1.2 Sifat-Sifat Bilangan Asli...................................................................................4
2.2.2 Bilangan Cacah........................................................................................................5
2.2.2.1 Sifat-sifat Bilangan Cacah................................................................................5
2.2.2.2 Operasi Bilangan Cacah...................................................................................6
2.2.3 Bilangan Bulat.........................................................................................................7
2.2.3.1 Sifat-Sifat Bilangan Bulat.................................................................................8
2.2.3.2 Operasi Hitung Bilangan Bulat......................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................22
KESIMPULAN........................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan................................................................................................................22
3.2 Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut (Nirmalasari, 2019) matematika merupakan suatu ilmu yang pasti
dan menjadi dasar dari ilmu lain, dengan begitu matematika itu saling berkaitan
dengan ilmu lainnya. Menurut (Payung, 2014) menginat pentingnya matematika maka
kecepatan berhitung matematika di sekolah perlu mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh. Menurut (Munir, 2023) Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang di anggap menakutkan dan sangat sulit untuk dipelajari oleh siswa karena harus
menghafal banyak rumus dan menghitung menggunakan logika.
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan bilangan asli, dan apa saja sifat-sifat bilangan
asli?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan bilangan cacah, dan apa saja sifat-sifat bilangan
cacah?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan bilangan bulat, dan apa saja sifat-sifat bilangan
bulat, serta operasi pada bilangan bulat?
1.3.2 Untuk Mengetahui bilangan asli, dan apa saja sifat-sifat bilangan asli
1.3.3 Untuk Mengetahui bilangan cacah, dan apa saja sifat-sifat bilangan cacah
1.3.4 Untuk Mengetahui bilangan bulat, dan apa saja sifat-sifat bilangan bulat, serta
operasi pada bilangan bulat?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bilangan
Menurut Adjie dkk, (2006:104) Bilangan adalah suatu objek matematika yang
bersifat abtrak dan termasuk suatu unsur dalam matematika yang tidak didefinisikan.
Menurut (Payung, 2014) Bilangan dibedakan antara nilai dan lambangnya. Dalam
sistem bilangan setidaknya meliputi : bilangan asli,bilangan cacah,bilangan bulat,
bilangan rasional,bilangan real, serta bilangan kompleks. Bilangan adalah suatu
konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol
ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai
angka atau lambang bilangan. Lambang bilangan biasa dinotasikan dalam bentuk
tulisan sebagai angka. Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai
masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut sebagai operasi
numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan menghasilkan satu
keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah operasi biner,
yang mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan
sebagai keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, perpangkatan, dan perakaran. Bidang matematika yang mengkaji operasi
numeris disebut sebagai aritmetika.
a) Bilangan Ganjil
v
Bilangan ganjil adalah merupakan bilangan asli yang bukan dari
kelipatan dua atau tidak bisa dibagi dengan angka dua. Contoh bilangan
yang termasuk ke dalam angka ganjil adalah 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17,
19, 21, 23.
b) Bilangan Genap
Bilangan genap merupakan kebalikan dari bilangan ganjil, yaitu
bilangan asli yang merupakan kelipatan dua atau bisa dibagi dengan
angka dua. Contoh bilangan yang termasuk ke dalam angka genap
adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24.
c) Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya bisa habis dibagi satu
atau habis dibagi dengan angka itu sendiri. Contoh bilangan prima
adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,19, 31, 37, 41. Bilangan-bilangan tersebut
hanya bisa habis jika dibagi dengan satu atau angka itu sendiri.
Misalnya, angka 11 hanya bisa dibagi habis oleh 1 dan 11, tidak bisa
dibagi habis oleh angka lain.
d) Bilangan Komposit
Bilangan komposit adalah bilangan asli yang memiliki lebih dari dua
faktor. Bilangan ini bisa dibagi habis oleh angka satu, angka itu sendiri,
dan angka lainnya. Misalnya angka 4 bisa dibagi 1, dibagi 4, dan dibagi
4. Contoh angka komposit yang lainnya adalah 6, 8, 9, 10.
a × (b + c) = ab + ac
a × (b - c) = ab – ac
http://eprints.unm.ac.id/20724/1/Buku%20%20Bilangan%20dan
%20Pembelajarannya.pdf Bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli
ditambah dengan nol atau sering disebut dengan bilangan gabungan. Contoh :
{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10,11,12,13,14 ...} dan seterusnya hingga sampai tak
hingga. Bilangan cacah ini adalah bilangan bulat non negatif atau yang bukan
negatif. Dimana ,tidak ada bilangan negatif seperti -1,-2, dan angka minus
lainnya. Jadi,bilangan cacah hanya berisi bilangan positif saja seperti
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12.
vii
Walaupun dikelompokan dengan angka berbeda, tapi hasilnya
akan tetap sama.
c) Distributif
Sifat dalam operasi bilangan cacah selanjutnya yaitu
distributif atau penyebaran. Maksudnya, hasil operasi hitung
bilangan cacah dalam bentuk penjumlahan, pengurangan,
perkalian, sampai pembagian ini bisa disebarkan kelompoknya.
Rumusnya yaitu (a + b) x c = (a x c) + (b x c). Misalnya:
(2 + 3) x 2 = 10
Sifat distributif dari operasi bilangan cacah bisa
menghasilkan angka yang sama kalau masukin rumus di atas.
Jadinya:
(2 x 2) + (3 x 2) = 4 + 6 = 10
b. Operasi Pengurangan
Pengurangan adalah pengambilan suatu objek dari kumpulan
objek. Jika suatu bilangan cacah a dikurangi dengan b, maka akan
menghasilkan c. Operasinya dilambangkan dengan a-b = c.
Dalam hal ini, operasi yang berlaku berkebalikan dengan
penjumlahan. Bisa dikatakan bahwa jika a-b = c, maka b+c = a.
Bilangan cacah pada operasi pengurangan memiliki sifat-
sifat yakni:
viii
2) Tidak memenuhi sifat pertukaran, artinya a-b tidak sama
dengan b - a. Sifat pertukaran hanya berlaku jika a dan b
memiliki nilai sama, dan hasilnya akan 0.
3) Tidak memenuhi sifat identitas, artinya a - 0 ≠ 0 - a.
Contohnya 4 - 0 ≠ 0 - 4.
4) Tidak memenuhi sifat pengelompokkan atau komulatif. Jika
ada tiga bilangan cacah a, b, dan c, maka a - (b-c) ≠ (a-b) - c.
Contohnya 5 - (2-1) ≠ (5-2) - 1.
c. Operasi Perkalian
Pada operasi perkalian bilangan cacah, berlaku prinsip
sebagai berikut: Jika terdapat bilangan cacah r dan s, maka
hasil dari r dikali s adalah jumlah s yang ditambahkan sebagai r
kali. Misalnya r = 4 dan s = 5, maka 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5
(penambahan hingga 4 kali). Bilangan cacah pada operasi
perkalian memiliki sifat yang mirip dengan operasi
penjumlahan, yakni:
1) Konsep Partisi
Contoh: 22 : 2 = 11 dengan cara membagi 22 ke dalam 2
kelompok. Setelah dibagi sama banyak, ternyata masing-
masing kelompok bernilai 11.
ix
Untuk mencapai angka 0, 20 harus dikurangi angka 4
hingga lima kali. Jadi, hasil dari 20 : 4 = 5.
1) Penjumlahan (+) ⇒ a + b
Contohnya : 5 + 3 = 8
2) Pengurangan (-) ⇒ a - b
Contohnya : 15 – 5 = 10
3) Perkalian (x) ⇒ a x b
x
Contohnya : 11 x 3 = 33
b) Sifat Komunikatif
1) Penjumlahan (+) ⇒ a + b = b + a
Contohnya 5 + 4 = 4 + 5
2) Perkalian (x) ⇒ a x b = b x a
Contohnya: 3 x 5 = 5 x 3
c) Sifat Asosiatif
1) Penjumlahan (+) ⇒ (a + b) + c = a + (b + c)
Contohnya: 7 + (2 + 10) = (7 + 2) + 10
2) Perkalian (x) ⇒ (a x b) x c = a x (b x c)
Contohnya: (8 x 2) x 3 = 8 x (2 x 3)
d) Sifat Distributif
xi
Sifat distributif adalah sifat penyebaran. Sifat distributif
bilangan bulat menyatakan bahwa operasi perkalian dapat
didistribusikan melalui penambahan dan pengurangan untuk
mempermudah perhitungan. Sifat distributif dikelompokan menjadi
dua macam, yaitu sebagai berikut:
e) Sifat Identitas
xii
Unsur invers penjumlahan adalah lawan bilangan pada operasi
penjumlahan.
a + (-a) = 0
Contoh:
4 + (-4) = 0
7 + (-7) = 0
1) Penjumlahan
Contoh :
3 + (-5) =…
xiii
bernilai netral dan yang tidak mendapatkan pasangan yakni
sebanyak 2 langkah. Karena yang tidak memiliki pasangan
berada di sebelah kiri angka nol, maka nilainya negatif. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa banyaknya langkah yang tidak
berpasangan adalah 2 dan berada di sebelah kiri angka nol,
sehingga hasilnya menjadi -2. Jadi hasil operasi hitung
penjumlahan 3 + (-5) = -2.
Contoh :
(-4) + 6 = …
Contoh :
4+6=…
xiv
Mula-mula model berdiri dari 0, karena
bilangan pertama menunjukkan bilangan positif yaitu 4
maka model menghadap ke kanan, kemudian
melangkah maju sebanyak 4 langkah. Selanjutnya,
bilangan kedua juga menunjukkan bilangan bulat positif
yaitu 6 maka arah model tetap ke kanan kemudian maju
sebanyak 6 langkah. Setelah melompat sebanyak 6
langkah kemudian kita hitung berapa langkah yang
dilewati dimulai dari arah model awal berdiri yaitu nol.
Sehingga, banyaknya langkah yang dilewati adalah 10
dan karena operasi bilangan berlangsung di sebelah
kanan angka nol, maka hasilnya menjadi 10. Jadi hasil
dari 4 + 6 = 10
Contoh :
-3 + (-5) =…
xv
langkah yang dilewati adalah 8. Karena hasil operasi bilangan
berlangsung di sebelah kiri angka 0, maka hasilnya menjadi -8.
Jadi, hasil dari -3 + (-5) = -8.
2) Pengurangan
Contoh :
(-7) – 3 =…
Contoh :
5 – (-3) = …
xvi
Mula-mula model berdiri di titik nol menghadap
ke arah kanan karena bilangan 1 merupakan bilangan
positif. Lantas melangkah sebanyak 5 langkah karena
bilangan 5. Kemudian karena bilangan 2 negatif, maka
arah panah berbalik arah menjadi hadap kiri.
Selanjutnya melangkah mundur sebanyak 3 langkah.
Setelah melangkah mundur, guru mengajak siswa untuk
menghitung berapa banyak langkah yang telah dilalui.
Langkah yang telah dilalui sebanyak 8 langkah. Karena
langkah berada di sebelah kanan 0 maka hasil operasi
pengurangan tersebut bernilai positif, yaitu 8. Sehingga
diperoleh 5 – (-3) = 8
Contoh :
9–6=…
xvii
netral (0). Nah langkah yang telah dilalui sebanyak 3
langkah. Karena langkah berada di sebelah kanan 0
maka hasil operasi pengurangan tersebut bernilai
positif, yaitu 3. Sehingga diperoleh 9 – 6= 3
Contoh :
(-1) – (-4) = …
3) Perkalian
xviii
Contoh :
-2 x 4 = …
Contoh :
3 x (-2) = …
xix
jadi arah model berbalik ke kanan. Karena bilangan
bulat -3 merupakan bilangan pertama yang berarti
lompatan dilakukan sebanyak 3 kali. Kemudian
bilangan bulat -2 merupakan bilangan ke-2 yang berarti
setiap lompatan melewati 2 satuan. Sehingga banyaknya
satuan yang dilewati ada 6 satuan dan karena operasinya
berada disebelah kanan bilangan netral maka hasil
operasi tersebut bernilai positif, yaitu 6 yang dimana itu
merupakan hasil akhir dari operasi hitung tersebut. Jadi
-3 x (-2) = 6.
Contoh :
4x2=…
xx
Contoh :
-3 x (-2) = …
4) Pembagian
Contoh :
-9 : 3 = …
xxi
Mula-mula model berdiri di tiitk 0, karena
bilangan ke-2 dari operasi hitung tersebut bernilai
positif maka arah modelnya ke kanan. Untuk
mengetahui berapa kali melompat dan berapa banyak
satuan yang dilewati setiap melompat, kita bisa
melihatnya di operasi hitung tersebut. Dikarenakan
bilangan pertama bernilai negatif maka arah model
berbalik arah ke kiri. Lalu melangkah maju sebanyak 9
langkah. Kemudian, definisi pembagian adalah
pengurangan berulang maka dari bilangan 9 melompat
mundur, yang setiap lompatan mundur melewati 3
satuan sampai menuju 0. Dengan demikian terdapat 3
kali lompatan mundur dan banyaknya lompatan mundur
tersebut adalah hasilnya. Karena operasi bilangannya
berada di sebelah kiri 0 maka bernilai negatif. Jadi hasil
dari -9 : 3 = -3
Contoh :
6 : (-2) = …
xxii
lompatan mundur dan banyaknya lompatan mundur adalah
hasilnya. Karena operasi bilangannya berada di sebelah kiri
0 maka bernilai negatif. Jadi hasil dari 6
: (-2) = -3
Contoh :
8:4=…
Contoh :
-10 : (-5) = …
xxiii
Mula-mula model berdiri di titik 0, karena
bilangan ke-2 adalah (-5) dan bernilai negatif maka arah
modelnya ke kiri. Untuk mengetahui berapa kali
melompat dan berapa banyak satuan yang dilewati
setiap lompatan, kita bisa melihatnya di operasi hitung
tersebut. Kemudian kita lihat bilangan pertama, karena
tanda negatif pada bilangan kedua sudah terpakai pada
model awal jadi tanda negatifnya bisa dihilangkan.
Lalu, bilangan pertama adalah 10 dan bernilai negatif
maka model berbalik arah dari kiri ke kanan. Kemudian
melangkah maju sebanyak 10 langkah. Lalu dari
bilangan 10 melompat mundur, yang setiap
lompatannya melewati 5 satuan sampai menuju 0.
Dengan demikian terdapat 2 kali melompat mundur dan
banyaknya lompatan mundur tersebut merupakan
hasilnya. Karena operasi bilangannya berada di sebelah
kanan 0 maka bernilai positif. Jadi hasil dari -10 : (-5) =
2
xxiv
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara
kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
xxv
SULAIMAN (PMDS) PUTRI PALOPO. SKRIPSI. Retrieved 09 17, 2023, from
http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/2723/1/NIRMALASARI.pdf
xxvi