Anda di halaman 1dari 26

BILANGAN MATEMATIKA

Disusun untuk memenuhi tugas Kapita Selekta Matematika


Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika
Dosen Pengampu : Drs. I Wayan Wiarta,S.Pd.,M For

Oleh:

Nama : Ni Nyoman Ayu Dhyana Radha Patni


NIM : 2111031294
Kelas : O semester 5
Nomor Urut : 28

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena berkat beliau lah
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disampaikan kepada pembina Mata Kuliah
Kapita Selekta Matematika Drs. I Wayan Wiarta, S.Pd,M. For., sebagai tugas Kapita Selekta
Matematika.

Tidak lupa diucapkan terima kasih kepada bapak dosen Matematika yang telah
mencurahkan ilmunya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. Selanjutnya
dimohon kepada bapak dosen khususnya dan pembaca pada umumnya, bila ada kesalahan
atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun kontennya, diharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-
karya tulis yang akan datang.

Denpasar, 23 September 2023

Ni Nyoman Ayu Dhyana Radha Patni

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Bilangan.....................................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Bilangan.....................................................................................................3
2.2.1 Bilangan Asli........................................................................................................3
2.2.1.1 Jenis – jenis bilangan Asli................................................................................3
2.2.1.2 Sifat-Sifat Bilangan Asli...................................................................................4
2.2.2 Bilangan Cacah........................................................................................................5
2.2.2.1 Sifat-sifat Bilangan Cacah................................................................................5
2.2.2.2 Operasi Bilangan Cacah...................................................................................6
2.2.3 Bilangan Bulat.........................................................................................................7
2.2.3.1 Sifat-Sifat Bilangan Bulat.................................................................................8
2.2.3.2 Operasi Hitung Bilangan Bulat......................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................22
KESIMPULAN........................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan................................................................................................................22
3.2 Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut (Nirmalasari, 2019) matematika merupakan suatu ilmu yang pasti
dan menjadi dasar dari ilmu lain, dengan begitu matematika itu saling berkaitan
dengan ilmu lainnya. Menurut (Payung, 2014) menginat pentingnya matematika maka
kecepatan berhitung matematika di sekolah perlu mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh. Menurut (Munir, 2023) Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang di anggap menakutkan dan sangat sulit untuk dipelajari oleh siswa karena harus
menghafal banyak rumus dan menghitung menggunakan logika.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan bilangan?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan bilangan asli, dan apa saja sifat-sifat bilangan
asli?

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan bilangan cacah, dan apa saja sifat-sifat bilangan
cacah?

1.2.4 Apa yang dimaksud dengan bilangan bulat, dan apa saja sifat-sifat bilangan
bulat, serta operasi pada bilangan bulat?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk Mengetahui yang dimaksud dengan bilangan

1.3.2 Untuk Mengetahui bilangan asli, dan apa saja sifat-sifat bilangan asli

1.3.3 Untuk Mengetahui bilangan cacah, dan apa saja sifat-sifat bilangan cacah

1.3.4 Untuk Mengetahui bilangan bulat, dan apa saja sifat-sifat bilangan bulat, serta
operasi pada bilangan bulat?

iv
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bilangan
Menurut Adjie dkk, (2006:104) Bilangan adalah suatu objek matematika yang
bersifat abtrak dan termasuk suatu unsur dalam matematika yang tidak didefinisikan.
Menurut (Payung, 2014) Bilangan dibedakan antara nilai dan lambangnya. Dalam
sistem bilangan setidaknya meliputi : bilangan asli,bilangan cacah,bilangan bulat,
bilangan rasional,bilangan real, serta bilangan kompleks. Bilangan adalah suatu
konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol
ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai
angka atau lambang bilangan. Lambang bilangan biasa dinotasikan dalam bentuk
tulisan sebagai angka. Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai
masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut sebagai operasi
numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan menghasilkan satu
keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah operasi biner,
yang mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan
sebagai keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, perpangkatan, dan perakaran. Bidang matematika yang mengkaji operasi
numeris disebut sebagai aritmetika.

2.2 Jenis-jenis Bilangan


2.2.1 Bilangan Asli
Menurut http://eprints.unm.ac.id/20724/1/Buku%20%20Bilangan%20dan
%20Pembelajarannya.pdf Bilangan asli adalah himpunan bilangan bulat
positif yang bukan nol. Nama lain dari bilangan ini adalah bilangan hitung
atau bilangan yang bernilai positif (integer positif). Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, ...}. Seperti sejarah asalnya, menurut Britannica Encyclopedia (2021),
bilangan asli adalah bilangan yang diperoleh dari kegiatan menghitung untuk
mengetahui jumlah satu benda dalam sebuah kelompok. Dikutip dari buku
Pengantar Matematika Dasar (2021) karya Andi Kaharuddin, bilangan asli
adalah himpunan bagian dari sistem bilangan bulat yang merupakan bilangan
bulat positif. Bilangan asli dimulai dari angka 1 yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan
seterusnya. Oleh karena itu, bilangan asli juga sering disebut dengan bilangan
bulat positif, yang artinya bilangan positif yang dimulai setelah angka 0.
Bilangan ini tidak termasuk nol (0), pecahan, desimal, dan bilangan negatif.

2.2.1.1 Jenis – jenis bilangan Asli


Bilangan asli merupakan bilangan bulat positif yang dimulai dari
angka satu. Himpunan bilangan ini juga terdiri dari berbagai jenis
bilangan.

a) Bilangan Ganjil

v
Bilangan ganjil adalah merupakan bilangan asli yang bukan dari
kelipatan dua atau tidak bisa dibagi dengan angka dua. Contoh bilangan
yang termasuk ke dalam angka ganjil adalah 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17,
19, 21, 23.

b) Bilangan Genap
Bilangan genap merupakan kebalikan dari bilangan ganjil, yaitu
bilangan asli yang merupakan kelipatan dua atau bisa dibagi dengan
angka dua. Contoh bilangan yang termasuk ke dalam angka genap
adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24.

c) Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya bisa habis dibagi satu
atau habis dibagi dengan angka itu sendiri. Contoh bilangan prima
adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,19, 31, 37, 41. Bilangan-bilangan tersebut
hanya bisa habis jika dibagi dengan satu atau angka itu sendiri.
Misalnya, angka 11 hanya bisa dibagi habis oleh 1 dan 11, tidak bisa
dibagi habis oleh angka lain.

d) Bilangan Komposit
Bilangan komposit adalah bilangan asli yang memiliki lebih dari dua
faktor. Bilangan ini bisa dibagi habis oleh angka satu, angka itu sendiri,
dan angka lainnya. Misalnya angka 4 bisa dibagi 1, dibagi 4, dan dibagi
4. Contoh angka komposit yang lainnya adalah 6, 8, 9, 10.

2.2.1.2 Sifat-Sifat Bilangan Asli


a) Sifat Tertutup
Bilangan asli bersifat tertutup terhadap operasi penjumlahan
dan perkalian. Setiap penjumlahan dan perkalian bilangan asli, baik
itu dua angka atau lebih akan selalu menghasilkan bilangan asli.
Artinya, jika a dan b adalah bilangan asli, maka a + b dan a x b
hasilnya merupakan bilangan asli juga.
Contoh pada penjumlahan yaitu 2 + 3 = 5
Contoh pada perkalian yaitu 5 x 5 = 25
b) Sifat Asosiatif
Penjumlahan dan perkalian tiga bilangan asli bersifat asosiatif,
yang hasilnya tidak bergantung pada pengelompokan dari angka
yang dioperasikan. Artinya, jika a, b, dan c merupakan bilangan asli,
maka a + (b + c) = (a + b) + c dan a x (b x c) = (a x b) x c.
Contoh pada penjumlahan yaitu 2+ (3+ 5) = (2+3) + 5 = 10
Contoh pada perkalian yaitu 2 x (3×4) = (2×3) x 4 = 24
c) Sifat Komunikatif
Penjumlahan dan perkalian dua bilangan asli. Sifat komutatif
ialah sifat operasi hitung dua bilangan yang apabila urutannya diubah
tidak akan merubah hasilnya. Artinya, jika a dan b adalah bilangan
asli, maka berlaku hubungan a + b = b + a dan a x b = b x a.
Contoh sifat komutatif pada penjumlahan, yaitu 3 + 5 = 5 + 3
Contoh sifat komunikatif pada perkalian yaitu 3 x 5 = 5 x 3
d) Sifat Distributif
vi
Perkalian pada bilangan asli bersifat distributif terhadap
penjumlahan. Distributif merupakan sifat penggabungan atau
penyebaran pada suatu operasi hitung terhadap elemen-elemen
kombinasi, baik itu penjumlahan maupun pengurangan.
Contoh sifat distributif pada perkalian terhadap penjumlahan:

a × (b + c) = ab + ac

Contoh sifat distributif perkalian terhadap pengurangan:

a × (b - c) = ab – ac

2.2.2 Bilangan Cacah

http://eprints.unm.ac.id/20724/1/Buku%20%20Bilangan%20dan
%20Pembelajarannya.pdf Bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli
ditambah dengan nol atau sering disebut dengan bilangan gabungan. Contoh :
{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10,11,12,13,14 ...} dan seterusnya hingga sampai tak
hingga. Bilangan cacah ini adalah bilangan bulat non negatif atau yang bukan
negatif. Dimana ,tidak ada bilangan negatif seperti -1,-2, dan angka minus
lainnya. Jadi,bilangan cacah hanya berisi bilangan positif saja seperti
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12.

2.2.2.1 Sifat-sifat Bilangan Cacah

a) Tertutup Untuk Penjumlahan dan Perkalian


Hasil dari penjumlahan dan perkalian kedua bilangan
cacah akan tetap bulat. Jika ada dua bilangan buat yang
ditambahkan, hasilnya akan tetap bulat atau cacah. Contohnya :
2+2 = 4.
Sehingga, hasil dari penjumlahan kedua bilangan cacah
itu bakal tetap bulat. Sifat tertutupnya juga sama di operasi
perkalian. Misalnya, 2×4 = 8. Hasil dari perkalian bilangan
cacah bakal tetap bulat dan cacah juga.
b) Asosiatif
Hasil dari penjumlahan dan perkalian tiga bilangan
bulat akan tetap sama walaupun pengelompokkannya berbeda-
beda. Sifat asosiatif dalam operasi bilangan cacah ini
maksudnya yaitu hasil dari penjumlahan dan perkalian tiga
bilangan bulat bakal tetap sama walaupun pengelompokannya
berbeda-beda. Misalnya:
(2+3) + 4 = 9
2 + (3+4) = 9
Sehingga, setiap ada tiga bilangan cacah yang
dijumlahkan, hasilnya sebenarnya bakal tetap sama walaupun
cara mengelompokkan bilangannya berbeda kayak di atas. Sifat
ini juga berlaku buat perkalian. Misalnya:
(2×3) x 4 = 24
2 x (3×4) = 24

vii
Walaupun dikelompokan dengan angka berbeda, tapi hasilnya
akan tetap sama.
c) Distributif
Sifat dalam operasi bilangan cacah selanjutnya yaitu
distributif atau penyebaran. Maksudnya, hasil operasi hitung
bilangan cacah dalam bentuk penjumlahan, pengurangan,
perkalian, sampai pembagian ini bisa disebarkan kelompoknya.
Rumusnya yaitu (a + b) x c = (a x c) + (b x c). Misalnya:
(2 + 3) x 2 = 10
Sifat distributif dari operasi bilangan cacah bisa
menghasilkan angka yang sama kalau masukin rumus di atas.
Jadinya:
(2 x 2) + (3 x 2) = 4 + 6 = 10

2.2.2.2 Operasi Bilangan Cacah


a. Operasi Penjumlahan
Operasi hitung yang pertama adalah penjumlahan yang
terdiri dari beberapa sifat. Mulai sifat tertutup, komutatif, asosiatif,
dan identitas.
Sifat bilangan cacah:

1) Tertutup: Penjumlahan sesama bilangan menghasilkan


bilangan cacah.
Contoh: 3 + 3 = 6

2) Komutatif (pertukaran): Ditulis a + b = b + a.


Contoh: 3 + 2 = 2 + 3

3) Asosiatif (pengelompokan): Ditulis (a + b) + c = a + (b + c).


Contoh: (1 + 2) + 3 = 1 + (2 + 3)
4) Identitas: Penjumlahan dengan 0 menghasilkan angka sama a
+0=0+a
Contoh: = 3 + 0 = 0 + 3

b. Operasi Pengurangan
Pengurangan adalah pengambilan suatu objek dari kumpulan
objek. Jika suatu bilangan cacah a dikurangi dengan b, maka akan
menghasilkan c. Operasinya dilambangkan dengan a-b = c.
Dalam hal ini, operasi yang berlaku berkebalikan dengan
penjumlahan. Bisa dikatakan bahwa jika a-b = c, maka b+c = a.
Bilangan cacah pada operasi pengurangan memiliki sifat-
sifat yakni:

1) Tidak memenuhi sifat tertutup, karena tidak setiap


pengurangan a dan b menghasilkan bilangan cacah juga.
Hasilnya bisa berupa bilangan negatif.

viii
2) Tidak memenuhi sifat pertukaran, artinya a-b tidak sama
dengan b - a. Sifat pertukaran hanya berlaku jika a dan b
memiliki nilai sama, dan hasilnya akan 0.
3) Tidak memenuhi sifat identitas, artinya a - 0 ≠ 0 - a.
Contohnya 4 - 0 ≠ 0 - 4.
4) Tidak memenuhi sifat pengelompokkan atau komulatif. Jika
ada tiga bilangan cacah a, b, dan c, maka a - (b-c) ≠ (a-b) - c.
Contohnya 5 - (2-1) ≠ (5-2) - 1.
c. Operasi Perkalian
Pada operasi perkalian bilangan cacah, berlaku prinsip
sebagai berikut: Jika terdapat bilangan cacah r dan s, maka
hasil dari r dikali s adalah jumlah s yang ditambahkan sebagai r
kali. Misalnya r = 4 dan s = 5, maka 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5
(penambahan hingga 4 kali). Bilangan cacah pada operasi
perkalian memiliki sifat yang mirip dengan operasi
penjumlahan, yakni:

1) Bersifat tertutup, artinya hasil perkalian bilangan cacah


adalah bilangan cacah juga
2) Ada unsur identitas pada perkalian, artinya semua bilangan
cacah yang dikali 0 akan menghasilkan 0.
Contoh: 5 x 0 = 0.

3) Berlaku sifat komutatif, artinya a x b = b x a.


4) Bersifat asosiatif, artinya (a x b) x c = a x (b x c).
d. Operasi Pembagian
Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi
perkalian. Pada operasi ini berlaku prinsip:

Jika a x b = c, maka a = c : b atau b = c : a. Contohnya 3


x 4 = 12, maka 12 : 4 = 3 atau 12 : 3 = 4

Pembagian biasanya digunakan mencari bilangan cacah


yang belum diketahui. Operasi pembagian bilangan cacah
memiliki sifat-sifat yang sama dengan operasi pengurangan.
Dalam operasi pembagian juga dikenal dua konsep, yakni:

1) Konsep Partisi
Contoh: 22 : 2 = 11 dengan cara membagi 22 ke dalam 2
kelompok. Setelah dibagi sama banyak, ternyata masing-
masing kelompok bernilai 11.

2) Konsep Pengukuran atau Pengurangan Berulang


Contoh: 20 : 4 = 20 - 4 - 4 - 4 - 4 - 4

ix
Untuk mencapai angka 0, 20 harus dikurangi angka 4
hingga lima kali. Jadi, hasil dari 20 : 4 = 5.

2.2.3 Bilangan Bulat


Latri Aras book copy 2 (unm.ac.id) Pengertian bilangan bulat adalah bilangan
yang utuh dalam arti bukan berupa pecahan dengan demikian bilangan bulat dapat
berupa bilngan positif, nol, maupun bilangan negatif. Bilangan negative
dipandang sebagai lawan dari bilangan positif demikian pula sebaliknya, sebagai
contoh misalnya lawan dari 5 adalah -5 (baca “negatif lima”) sedangkan lawan
dari -12 adalah 12, demikian pula untuk yang lainnya. Menurut modul ajar
Himpunan bilangan bukat terdiri atas bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan
bulat positif. Pada pembelajaran operasi bilangan bulat sering menyulitkan karena
sering tercampurnya tanda positif dan negatif bilangan bulat dan operasi
penjumlahan atau pengurangan. Hal ini mengakibatkan konsep operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak dipahami dengan baik. Banyak
benda yang dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan konsep bilangan
bulat. Contohnya :

2.2.3.1 Sifat-Sifat Bilangan Bulat


a) Sifat Tertutup

Sifat tertutup adalah saat bilangan bulat mengalami


operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian, maka
hasilnya akan selalu bilangan bulat.

1) Penjumlahan (+) ⇒ a + b

Contohnya : 5 + 3 = 8

2) Pengurangan (-) ⇒ a - b

Contohnya : 15 – 5 = 10

3) Perkalian (x) ⇒ a x b
x
Contohnya : 11 x 3 = 33

Namun, sifat tertutup bilangan bulat tidak berlaku pada operasi


pembagian. Karena, pembagian bilangan bulat dapat juga
menghasilkan bilangan desimal dan pecahan. Misalnya, 7 : 2 sama
dengan 3,5. Adapun, 3,5 bukanlah bilangan bulat melainkan
desimal.

b) Sifat Komunikatif

Sifat komutatif adalah saat dua bilangan bulat ditambah atau


dikalikan, posisinya dapat ditukar dan hasilnya tetap sama.

1) Penjumlahan (+) ⇒ a + b = b + a
Contohnya 5 + 4 = 4 + 5
2) Perkalian (x) ⇒ a x b = b x a
Contohnya: 3 x 5 = 5 x 3
c) Sifat Asosiatif

Sifat asosiatif aalah ketika bilangan bulat ditambahkan atau


dikalikan hasilnya akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja. Sifat
ini berlaku pada operasi hitungan bulat yang melibatkan penjumlahan
dan perkalian.

1) Penjumlahan (+) ⇒ (a + b) + c = a + (b + c)

Contohnya: 7 + (2 + 10) = (7 + 2) + 10

2) Perkalian (x) ⇒ (a x b) x c = a x (b x c)

Contohnya: (8 x 2) x 3 = 8 x (2 x 3)

Namun, sifat asosiatif tidak berlaku pada pengurangan dan


pembagian bilangan bulat.

d) Sifat Distributif

xi
Sifat distributif adalah sifat penyebaran. Sifat distributif
bilangan bulat menyatakan bahwa operasi perkalian dapat
didistribusikan melalui penambahan dan pengurangan untuk
mempermudah perhitungan. Sifat distributif dikelompokan menjadi
dua macam, yaitu sebagai berikut:

1) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


(a x b) + (a x c) = a x (b + c)
Contoh:
(2 x 5) + (2 x 10) = 2 x (5 + 10) = 30
(3 x 4) + (3 x 5) = 3 x (4 + 5) = 27
2) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
(a x b) – (a x c) = a x (b – c)
Contoh :
(5 x 3) – (5 x 2) = 5 x (3 – 2) = 5
(4 x 8) – (4 x 5) = 4 x (8 – 5) = 12

e) Sifat Identitas

Terdapat dua pengelompokan sifat identitas pada operasi hitung


bilangan bulat, yaitu sebagai berikut:

1) Sifat Identitas Penjumlahan


0+a=a+0
Contoh:
5+0=0+5=5
8+0=0+8=8
2) Sifat Identitas Perkalian
ax1=a
Contoh:
10 x 1 = 10
5x1=5

f) Unsur Invers Penjumlahan

xii
Unsur invers penjumlahan adalah lawan bilangan pada operasi
penjumlahan.

a + (-a) = 0

Contoh:
4 + (-4) = 0
7 + (-7) = 0

2.2.3.2 Operasi Hitung Bilangan Bulat

Pada operasi hitung bilangan bulat dapat menggunakan garis bilangan.

1) Penjumlahan

Konsep penjumlahan adalah menggabungkan, jika


menggunakan garis bilangan maka konsepnya adalah maju contoh
penjumlahan bilangan bulat menggunakan garis bilangan.

(a) Bilang bulat positif dengan bilang bulat negatif

Contoh :

3 + (-5) =…

Mula-mula model berdiri di titik 0, karena bilangan


pertama adalah bilangan bulat positif yakni bilangan 3, maka
tanda panah menghadap ke kanan, kemudian maju sebanyak 3
langkah. Selanjutnya, bilangan kedua menunjukan bilangan
bulat negatif yaitu bilangan -5, maka tanda panah berbalik arah
ke kiri. Karena operasi penjumlahan adalah maju maka
langkahnya maju sebanyak 5 langkah. Setelah maju sebanyak 5
langkah, kemudian kita amati seksama ada yang terlihat
berpasangan sehingga yang mendapatkan pasangan tersebut

xiii
bernilai netral dan yang tidak mendapatkan pasangan yakni
sebanyak 2 langkah. Karena yang tidak memiliki pasangan
berada di sebelah kiri angka nol, maka nilainya negatif. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa banyaknya langkah yang tidak
berpasangan adalah 2 dan berada di sebelah kiri angka nol,
sehingga hasilnya menjadi -2. Jadi hasil operasi hitung
penjumlahan 3 + (-5) = -2.

(b) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat positif

Contoh :

(-4) + 6 = …

Mula-mula model berdiri dari 0, karena bilangan


pertama adalah bulat negatif yaitu 4, maka arah model
menghadap ke kiri. Karena operasi penjumlahan adalah
maju, maka langkahnya maju sebanyak 4 langkah.
kemudian karena bilangan kedua positif maka model
berbalik arah ke kanan dan maju sebanyak 6 langkah.
Setelah maju sebanyak 6 langkah, kemudian ada yang
berpasangan, sehingga yang mendapatkan pasangan
bernilai netral dan yang tidak mendapatkan pasangan
yakni 2 langkah. Kemudian karena yang tidak
mendapatkan pasangan berada di sebelah kanan nol
maka 2 langkah tersebut bernilai positif. Sehingga
hasilnya -4 + 6 = 2.

(c) Bilang bulat positif dengan bilang bulat positif

Contoh :

4+6=…

xiv
Mula-mula model berdiri dari 0, karena
bilangan pertama menunjukkan bilangan positif yaitu 4
maka model menghadap ke kanan, kemudian
melangkah maju sebanyak 4 langkah. Selanjutnya,
bilangan kedua juga menunjukkan bilangan bulat positif
yaitu 6 maka arah model tetap ke kanan kemudian maju
sebanyak 6 langkah. Setelah melompat sebanyak 6
langkah kemudian kita hitung berapa langkah yang
dilewati dimulai dari arah model awal berdiri yaitu nol.
Sehingga, banyaknya langkah yang dilewati adalah 10
dan karena operasi bilangan berlangsung di sebelah
kanan angka nol, maka hasilnya menjadi 10. Jadi hasil
dari 4 + 6 = 10

(d) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat negatif

Contoh :

-3 + (-5) =…

Mula-mula model berdiri di titik 0, karena bilangan


pertama adalah bilangan bulat negatif yaitu bilangan -3, maka
tanda panah menghadap ke kiri, kemudian melangkah maju
sebanyak 3 langkah. Selanjutnya, karena bilangan kedua
bernilai negatif juga yaitu bilangan -5, maka tanda panah tetap
menghadap ke kiri dan maju sebanyak 5 langkah. Kemudian
dapat kita hitung berapa langkah yang sudah dilewati dimulai
dari arah model awal berdiri yaitu di titik nol, sehingga banyak

xv
langkah yang dilewati adalah 8. Karena hasil operasi bilangan
berlangsung di sebelah kiri angka 0, maka hasilnya menjadi -8.
Jadi, hasil dari -3 + (-5) = -8.

2) Pengurangan

Pengurangan merupakan “mengambil” objek dan disimbolkan


dengan tanda “-”.

(a) Bilang bulat positif dengan bilang bulat negatif

Contoh :

(-7) – 3 =…

Mula-mula model berdiri di titik nol menghadap


ke arah kiri karena bilangan 1 merupakan bilangan
negatif. Lantas melangkah sebanyak 7 langkah karena
bilangan -7. Kemudian karena bilangan 2 positif, maka
arah panah berbalik arah menghadap ke arah kanan.
Selanjutnya melangkah mundur sebanyak 3 langkah.
Setelah melangkah mundur, guru mengajak siswa untuk
menghitung berapa banyak langkah yang telah dilalui.
Langkah yang telah dilalui sebanyak 10 langkah.
Karena langkah berada di sebelah kiri 0 maka hasil
operasi pengurangan tersebut bernilai negatif, yaitu -10.
Sehingga diperoleh (-7) – 3 = -10

(b) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat positif

Contoh :

5 – (-3) = …

xvi
Mula-mula model berdiri di titik nol menghadap
ke arah kanan karena bilangan 1 merupakan bilangan
positif. Lantas melangkah sebanyak 5 langkah karena
bilangan 5. Kemudian karena bilangan 2 negatif, maka
arah panah berbalik arah menjadi hadap kiri.
Selanjutnya melangkah mundur sebanyak 3 langkah.
Setelah melangkah mundur, guru mengajak siswa untuk
menghitung berapa banyak langkah yang telah dilalui.
Langkah yang telah dilalui sebanyak 8 langkah. Karena
langkah berada di sebelah kanan 0 maka hasil operasi
pengurangan tersebut bernilai positif, yaitu 8. Sehingga
diperoleh 5 – (-3) = 8

(c) Bilang bulat positif dengan bilang bulat positif

Contoh :

9–6=…

Mula-mula model berdiri di titik nol menghadap


ke arah kanan karena bilangan 1 merupakan bilangan
positif. Lantas melangkah sebanyak 9 langkah karena
bilangan 9. Kemudian karena bilangan 2 juga positif,
maka arah panah tetap. Selanjutnya melangkah mundur
sebanyak 6 langkah. Setelah melangkah mundur, guru
mengajak siswa untuk menghitung berapa banyak
langkah dilalui. Apabila langkah berwarna biru bertemu
dengan langkah berwarna merah maka itu bilangan

xvii
netral (0). Nah langkah yang telah dilalui sebanyak 3
langkah. Karena langkah berada di sebelah kanan 0
maka hasil operasi pengurangan tersebut bernilai
positif, yaitu 3. Sehingga diperoleh 9 – 6= 3

(d) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat negatif

Contoh :

(-1) – (-4) = …

Mula-mula model berdiri di titik nol menghadap


ke arah kiri karena bilangan 1 merupakan bilangan
negatif. Lantas melangkah sebanyak 1 langkah karena
bilangan -1. Kemudian karena bilangan 2 juga negatif,
maka arah panah tetap. Selanjutnya melangkah mundur
sebanyak 4 langkah. Setelah melangkah mundur, guru
mengajak siswa untuk menghitung berapa banyak
langkah dilalui. Apabila langkah berwarna biru bertemu
dengan langkah berwarna merah maka itu bilangan
netral (0). Nah langkah yang telah dilalui sebanyak 3
langkah. Karena langkah akhir berada di sebelah kanan
0 maka hasil operasi pengurangan tersebut bernilai
positif, yaitu 3. Sehingga diperoleh (-1) – (-4) = 3

3) Perkalian

Perkalian merupakan “penjumlahan berulang” dengan


menggunakan bilangan yang sama besarnya dan ditandai dengan
simbol “x”.

(a) Bilang bulat positif dengan bilang bulat negatif

xviii
Contoh :

-2 x 4 = …

Mula-mula model berdiri di titik 0 menghadap


ke arah kanan karena bilangan ke-2nya bernilai positif.
Lalu kita lihat bilangan pertama operasi hitung tersebut,
karena bilangan pertamanya bernilai negative jadi arah
model berbalik ke kiri, kemudian jika dilihat bilangan
pertamanya -2 berarti lompatan dilakukan sebanyak 2
kali. Kemudian bilangan bulat 4 merupakan bilangan
ke-2 yang berarti setiap lompatan melewati 4 satuan.
Sehingga banyaknya satuan yang dilewati ada 8 satuan
dan karena operasinya berada disebelah kiri bilangan
netral maka hasil operasi tersebut bernilai negative,
yaitu -8 yang dimana itu merupakan hasil akhir dari
operasi hitung tersebut. Jadi -2 x 4 = -8.

(b) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat positif

Contoh :

3 x (-2) = …

Mula-mula model berdiri di titik nol menghadap


ke arah kiri karena bilangan ke-2nya bernilai negatif.
Lalu kita lihat bilangan pertama operasi hitung tersebut,
karena bilangan pertamanya bernilai negative dan
lambang negative pada bilangan ke-2 sudah digunakan

xix
jadi arah model berbalik ke kanan. Karena bilangan
bulat -3 merupakan bilangan pertama yang berarti
lompatan dilakukan sebanyak 3 kali. Kemudian
bilangan bulat -2 merupakan bilangan ke-2 yang berarti
setiap lompatan melewati 2 satuan. Sehingga banyaknya
satuan yang dilewati ada 6 satuan dan karena operasinya
berada disebelah kanan bilangan netral maka hasil
operasi tersebut bernilai positif, yaitu 6 yang dimana itu
merupakan hasil akhir dari operasi hitung tersebut. Jadi
-3 x (-2) = 6.

(c) Bilang bulat positif dengan bilang bulat positif

Contoh :

4x2=…

Mula-mula model berdiri di titik 0 menghadap


ke arah kanan karena bilangan ke-2 merupakan bilangan
positif. Lalu kita lihat bilangan pertama operasi hitung
tersebut, karena bilangan pertamanya 4 berarti lompatan
dilakukan sebanyak 4 kali. Kemudian bilangan bulat 2
merupakan bilangan ke-2 yang berarti setiap lompatan
melewati 2 satuan. Sehingga banyaknya satuan yang
dilewati ada 8 satuan dan karena operasinya berada
disebelah kanan bilangan netral maka hasil operasi
tersebut bernilai positif, yaitu 8 yang dimana itu
merupakan hasil akhir dari operasi hitung tersebut. Jadi
4 x 2 = 8.

(d) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat negatif

xx
Contoh :

-3 x (-2) = …

Mula-mula model berdiri di titik 0 menghadap


ke arah kiri karena bilangan keduanya bernilai negative.
Lalu kita lihat bilangan pertama operasi hitung tersebut,
karena bilangan pertamanya 3 berarti lompatan
dilakukan sebanyak 3 kali. Kemudian bilangan bulat -2
merupakan bilangan ke-2 yang berarti setiap lompatan
melewati 2 satuan. Sehingga banyaknya satuan yang
dilewati ada 6 satuan dan karena operasinya berada
disebelah kiri bilangan netral maka hasil operasi
tersebut bernilai negatif, yaitu -6 yang dimana itu
merupakan hasil akhir dari operasi hitung tersebut. Jadi
3 x (-2) = -6.

4) Pembagian

Pembagian merupakan “pengurangan berulang” dengan


pengurangan angka yang sama sampai hasil pengurangannya nol dan
ditandai dengan simbol “:”.

(a) Bilang bulat positif dengan bilang bulat negatif

Contoh :

-9 : 3 = …

xxi
Mula-mula model berdiri di tiitk 0, karena
bilangan ke-2 dari operasi hitung tersebut bernilai
positif maka arah modelnya ke kanan. Untuk
mengetahui berapa kali melompat dan berapa banyak
satuan yang dilewati setiap melompat, kita bisa
melihatnya di operasi hitung tersebut. Dikarenakan
bilangan pertama bernilai negatif maka arah model
berbalik arah ke kiri. Lalu melangkah maju sebanyak 9
langkah. Kemudian, definisi pembagian adalah
pengurangan berulang maka dari bilangan 9 melompat
mundur, yang setiap lompatan mundur melewati 3
satuan sampai menuju 0. Dengan demikian terdapat 3
kali lompatan mundur dan banyaknya lompatan mundur
tersebut adalah hasilnya. Karena operasi bilangannya
berada di sebelah kiri 0 maka bernilai negatif. Jadi hasil
dari -9 : 3 = -3

(b) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat positif

Contoh :

6 : (-2) = …

Mula-mula model berdiri di titik 0, karena bilangan


ke-2 adalah (-2) dan bernilai negatif maka arah modelnya
ke kiri. Untuk mengetahui berapa kali melakukan lompatan
dan berapa banyak satuan yang dilewati setiap lompatan,
kita bisa melihatnya di operasi hitung tersebut. Bilangan
bulat 6 merupakan bilangan pertama berarti kita melangkah
maju sebanyak 6 langkah. Kemudian karena bilangan kedua
negatif dan bilangan tersebut sudah digunakan pada model
awal jadi tanda negatifnya bisa dihilangkan dan arah model
tidak perlu berbalik arah. Maka dari bilangan 6 melompat
mundur, yang setiap lompatan mundur melewati 2 satuan
sampai menuju 0. Dengan demikian terdapat 3 kali

xxii
lompatan mundur dan banyaknya lompatan mundur adalah
hasilnya. Karena operasi bilangannya berada di sebelah kiri
0 maka bernilai negatif. Jadi hasil dari 6
: (-2) = -3

(c) Bilang bulat positif dengan bilang bulat positif

Contoh :

8:4=…

Mula-mula model berdiri di titik 0, karena


bilangan ke-2 adalah 4 dan bernilai positif maka arah
modelnya ke kanan. Untuk mengetahui berapa kali
melompat dan berapa banyak satuan yang dilewati
setiap lompatan, kita bisa melihatnya pada operasi
hitung tersebut. Bilangan 8 merupakan bilangan
pertama yang bernilai positif maka arah model tetap ke
kanan dan maju sebanyak 8 langkah. Kemudian, karena
pembagian merupakan pengurangan berulang maka dari
bilangan 8 melompat mundur yang setiap lompatan
mundur melewati 4 satuan sampai menuju 0. Dengan
demikian terdapat 2 kali lompatan mundur dan
banyaknya lompatan mundur tersebut adalah hasilnya.
Karena operasi bilangannya berada di sebelah kanan 0
maka bernilai positif. Jadi hasil dari 8
:4=2

(d) Bilang bulat negatif dengan bilang bulat negatif

Contoh :

-10 : (-5) = …
xxiii
Mula-mula model berdiri di titik 0, karena
bilangan ke-2 adalah (-5) dan bernilai negatif maka arah
modelnya ke kiri. Untuk mengetahui berapa kali
melompat dan berapa banyak satuan yang dilewati
setiap lompatan, kita bisa melihatnya di operasi hitung
tersebut. Kemudian kita lihat bilangan pertama, karena
tanda negatif pada bilangan kedua sudah terpakai pada
model awal jadi tanda negatifnya bisa dihilangkan.
Lalu, bilangan pertama adalah 10 dan bernilai negatif
maka model berbalik arah dari kiri ke kanan. Kemudian
melangkah maju sebanyak 10 langkah. Lalu dari
bilangan 10 melompat mundur, yang setiap
lompatannya melewati 5 satuan sampai menuju 0.
Dengan demikian terdapat 2 kali melompat mundur dan
banyaknya lompatan mundur tersebut merupakan
hasilnya. Karena operasi bilangannya berada di sebelah
kanan 0 maka bernilai positif. Jadi hasil dari -10 : (-5) =
2

xxiv
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara
kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adjie dan Rostika. 2006.Konsep Dasar Matematika. Bandung:UPI PRESS

Munir, M. M. (2023). PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA TERINTEGRASI


NILAI-NILAI ISLAMI KONTEKS AL-QUR'AN PADA MATERI HIMPUNAN
KELAS VII DI SMP 21 NUSA (NAHDLATUL ULAMA SYAMSUL ARIFIN)
JEMBER. DIGITAL LIBRARY. Retrieved 09 17, 2023, from
http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/26198

Nirmalasari. (2019). PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS ISLAM


PADA MATERI HIMPUNAN KELAS X SMA PESANTREN MODERN DATOK

xxv
SULAIMAN (PMDS) PUTRI PALOPO. SKRIPSI. Retrieved 09 17, 2023, from
http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/2723/1/NIRMALASARI.pdf

xxvi

Anda mungkin juga menyukai