Anda di halaman 1dari 21

HIMPUNAN MATEMATIKA

Disusun untuk memenuhi tugas Kapita Selekta Matematika


Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika
Dosen Pengampu : Drs. I Wayan Wiarta,S.Pd.,M For

Oleh:

Nama : Ni Nyoman Ayu Dhyana Radha Patni


NIM : 2111031294
Kelas : O semester 5
Nomor Urut : 28

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas
Rahmatnya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Himpunan
Matematika”, penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori
sempurna, oleh karena itu penulis dengan senang hati dan tangan tebuka mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada pembina Mata Kuliah Kapita Selekta
Matematika Drs. I Wayan Wiarta, S.Pd,M. For. Yang telah memberu arahan serta
bimbingan,dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak
langsung dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori
sempurna,oleh karena itu penulis dengan senang hati dan tangan terbuka menghaapkan
kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.

Denpasar, 13 September 2023

Ni Nyoman Ayu Dhyana Radha Patni

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Himpunan..................................................................................................3
2.2 Cara menyatakan Himpunan.......................................................................................3
2.2.1 Tabulasi (The Roster Method).............................................................................3
2.2.2 Dengan notasi pembentuk Himpunan..................................................................4
2.2.3 Dengan menyebutkan syarat keanggotaannya.....................................................4
2.3 Jenis-jenis Himpunan..................................................................................................4
2.3.1 Himpunan Kosong...............................................................................................4
2.3.2 Himpunan Semesta...............................................................................................5
2.3.3 Himpunan Hingga................................................................................................5
2.3.4 Himpunan tak Hingga..........................................................................................6
2.3.5 Himpunan Sama...................................................................................................6
2.3.6 Himpunan Ekuivalen............................................................................................6
2.3.7 Himpunan Bagian.................................................................................................7
2.4 Diagram Ven...............................................................................................................7
2.5 Operasi pada Himpunan..............................................................................................8
2.5.1 Operasi Irisan.......................................................................................................9
2.5.2 Operasi Gabungan (Union)................................................................................12
2.5.3 Operasi Penjumlahan.........................................................................................13
2.5.4 Operasi pengurangan..........................................................................................14
2.5.5 Operasi perkalian...............................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................16
KESIMPULAN........................................................................................................................16

iii
3.1 Kesimpulan................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Logika tidak mempelajari semua bentuk pemikiran, melainkan bentuk
pemikiran yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring, dan
mengevaluasi gagasan dengan cara yang serius dan terpelajar, bertujuan untuk sampai
pada kebenaran, terlepas dari kepentingan dan keinginan pribadi. Logika merumuskan
dan menerapkan hukum dan standar yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir
dengan benar, efisien, dan teratur.

Menurut (Nirmalasari, 2019) matematika merupakan suatu ilmu yang pasti


dan menjadi dasar dari ilmu lain, dengan begitu matematika itu saling berkaitan
dengan ilmu lainnya. Menurut (Munir, 2023) Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang di anggap menakutkan dan sangat sulit untuk dipelajari oleh siswa
karena harus menghafal banyak rumus dan menghitung menggunakan logika.

Logika tidak mempelajari semua bentuk pemikiran, melainkan bentuk


pemikiran yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring, dan
mengevaluasi gagasan dengan cara yang serius dan terpelajar, bertujuan untuk sampai
pada kebenaran, terlepas dari kepentingan dan keinginan pribadi. Logika merumuskan
dan menerapkan hukum dan standar yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir
dengan benar, efisien, dan teratur.

Matematika merupakan media yang mengembangkan kemampuan berpikir


kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan memecahkan masalah, sedangkan bahasa
merupakan media yang menyampaikan ide dan konsep yang ada dalam pikiran
manusia. Tentu saja matematika memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.

Himpunan adalah salah satu dasar matematika. Konsep dalam matematika


dapat dikembalikan ke konsep himpunan, misalnya garis adalah himpunan titik.
Faktanya, makna himpunan mudah dipahami dan diterima secara intuitif. Mengingat
pentingnya teori himpunan, kali ini kami akan menjelaskan beberapa konsep tentang
teori himpunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan himpunan ?

2. Bagaimana cara menyatakan himpunan ?

3. Apa saja jenis-jenis himpunan ?

4. Bagaimana cara menyatakan himpunan dengan gambar ?

v
5. Apa saja operasi himpunan ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian himpunan

2. Untuk mengetahui cara menyatakan himpunan

3. Untuk mengetahui jenis-jenis himpunan

4. Untuk mengetahui cara menyatakan himpunan dengan gambar ?

5. Untuk mengetahui operasi himpunan

vi
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Himpunan
Himpunan (set) adalah kumpulan objek yang didefinisikan dengan baik (well
defined). Objek yang terdapat di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau
anggota. Sedangkan arti dari ‘terdefinisi dengan baik’ bahwa untuk sembarang
objek yang diberikan, selalu dapat ditentukan apakah obyek itu termasuk
himpunan atau tidak.

Himpunan dinotasikan dengan menggunakan tanda kurung kurawal { } dan


biasanya suatu himpunan diberi nama dengan memakai huruf-huruf kapital
maupun dengan menggunakan simbol-simbol lainnya. Beberapa himpunan yang
khusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah baku. Terdapat sejumlah
simbol baku yang berbentuk huruf tebal (boldface) yang biasa digunakan untuk
mendefinisikan himpunan yang sering digunakan, antara lain:

P = himpunan bilangan bulat positif

N = himpunan bilangan asli

Z = himpunan bilangan bulat

Q = himpunan bilangan rasional

R = himpunan bilangan riil

C = himpunan bilangan kompleks

Terhadap suatu himpunan, suatu objek dapat menjadi anggota atau bukan
anggota himpunan tersebur. Untuk menyatakan keanggotaan tersebut digunakan
notasi berikut.

x  A untuk menyatakan x merupakan anggota himpunan A; dan

x  A untuk menyatakan x bukan merupakan anggota himpunan A

2.2 Cara menyatakan Himpunan


Beberapa menyatakan himpunan Beberapa cara untuk menyatakan himpunan,
di antaranya adalah:

2.2.1 Tabulasi (The Roster Method)


Anggota-anggota himpunannya satu persatu, dan dalam penulisannya
tiap-tiap anggota dipisahkan oleh tanda koma (,).

Contoh :

vii
Himpunan B adalah himpunan yang berisi empat bilangan genap
positif pertama, ditulis: B = {2, 4, 6, 8, 10}.

2.2.2 Dengan notasi pembentuk Himpunan


Cara lain menyatakan himpunan adalah dengan notasi pembentuk
himpunan (set builder). Dengan cara ini, himpunan dinyatakan dengan
menulis syarat yang harus dipenuhi anggotanya.
Notasi: {x | syarat yang harus dipenuhi oleh x}

Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan:

a) Bagian di kiri tanda ‘|’ melambangkan elemen himpunan.

b) Tanda ‘|’ dibaca dimana atau sedemikian hingga.

c) Bagian di kanan tanda ‘|’ menunjukkan syarat keanggotaan


himpunan.

d) Setiap tanda ‘,’ di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai


dan.

Contoh :

A adalah himpunan bilangan bulat postif yang lebih


kecil dari 5, dinyatakan sebagai

A = {x | x himpunan bilangan bulat postif yang lebih


kecil dari 5} Atau dalam notasi yang lebih ringkas:

A = {x | x  P, x < 5} yang sama dengan

A = {1, 2, 3, 4}

2.2.3 Dengan menyebutkan syarat keanggotaannya


Cara ini adalah menyatakan himpunan dengan membuat deskripsi,
yaitu menyatakan himpunan dengan kata-kata atau menyebutkan syarat
kenggotaannya.

Contoh :

C adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40, ditulis:

C = {bilangan prima antara 10 dan 40}.

2.3 Jenis-jenis Himpunan


2.3.1 Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Sering terjadi, sesuatu yang bukan himpunan diangap sebagai himpunan
kosong. Untuk itu, harus benar-benar diperhatikan syarat-syarat

viii
keanggotannya. Bila anggotanya benar-benar tidak ada, maka kumpulan
itu termasuk himpunan kosong. Sebaliknya bila anggotanya tidak jelas,
atau tidak dapat dibedakan apakah suatu objek termasuk anggota suatu
himpunan atau tidak, maka kumpulan tersebut bukanlah himpunan.
Sebagai contoh himpunan K = {0}, himpunan K bukan merupakan
himpunan kosong karena himpunan K mempunyai 1 anggota, yaitu
bilangan 0. Dalam bahasa Inggris, himpunan kosong diistilahkan dengan
empty set dan dilambangkan dengan Ø atau { }.

Contoh :

a) Himpunan A adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari 0,

b) Himpunan B adalah himpunan hari yang berawalan huruf “N”.

c) Himpunan C adalah himpunan bilangan prima yang lebih dari 2


dan habis dibagi 2.

Istilah seperti kosong, hampa, dan nihil, ketiganya mengacu pada


himpunan yang tidak mengandung elemen, tetapi istilah nol tidak sama
dengan ketiga istilah di atas, sebab nol menyatakan sebuah bilangan
tertentu.

2.3.2 Himpunan Semesta


Himpunan semesta adalah suatu himpunan yang memuat seluruh benda
atau semua obyek yang sedang dibicarakan, atau himpunan yang menjadi
objek pembicaraan. Himpunan semesta sering disebut semesta
pembicaraan atau set universum, dilambangkan dengan S atau U.

Contoh :

a) Himpunan nama-nama hari yang dimulai dengan huruf S.


Himpunan semestanya adalah himpunan nama-nama hari.

b) Misalkan A = {2, 3, 5, 7}. Himpunan semesta yang mungkin untuk


himpunan tersebut adalah S = {bilangan prima}. Himpunan
bilangan prima bukanlah satu-satunya himpunan semesta bagi A
akan tetapi masih banyak himpunan lain yang dapat dianggap
sebagi himpunan semestanya. Misalnya, himpunan bilangan asli,
himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan bulat, dan
sebagainya

2.3.3 Himpunan Hingga


Himpunan hingga (finite set) merupakan himpunan yang banyak
anggotanya terhingga, artinya banyak anggotanya dapat dihitung atau dengan
kata lain suatu himpunan dikatakan berhingga jika terdapat n elemen berbeda
yang dalam hal ini n adalah bilangan bulat tak negatif.

ix
Misalkan A merupakan himpunan berhingga, jumlah elemen berbeda
di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Untuk menyatakan kardinalitas
himpunan digunakan notasi n(A).

Contoh :

a) A = {x | x bilangan asli < 10}, makan(A) = 9, dengan elemen-


elemen dari A adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

b) B = {x | x adalah bilangan bulat positif kurang dari 1}, maka


n(B) = 0, karena tidak ada bilangan positif yang kurang dari 1.

2.3.4 Himpunan tak Hingga


Himpunan tak hingga (infinite set) merupakan himpunan yang banyak
anggotanya tak terhingga. Himpunan yang mempunyai anggota sangat
banyak, sehingga tak mungkin kita tulis secara terperinci. Karena itu,
dapat ditulis dengan cara tabulasi, namun menggunakan tanda “…” (tiga
titik, dibaca ‘seterusnya’. Himpunan yang tidak berhingga mempunyai
kardinal tidak berhingga pula.

Contoh :

a) H = {x | x bilangan asli > 15} maka H dapat ditulis: H = {16, 17,


18, …}

b) Himpunan titik di sepanjang garis y = 2x + 3

2.3.5 Himpunan Sama


Dua himpunan A dan B dikatakan sama, bila setiap anggota
himpunan A adalah juga merupakan anggota himpunan B, demikian
sebaliknya. Ditulis: A = B

Contoh :

a) A = {1, 3, 5} dan B = { 3, 1, 5}

b) C = { k, a, r, t, u} dan D = { t, u, k, a, r }

2.3.6 Himpunan Ekuivalen


Dua himpunan A dan B dikatakan ekuivalen (ditulis A  B) jika dan
hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama. Dua buah
himpunan dapat mempunyai kardinal yang sama meskipun anggota kedua
himpunan tersebut tidak sama.

Contoh :

a) A = {nama hari dalam seminggu yang diawali dengan huruf S}


B = {a, b, c} Dalam hal ini, dikatakan A  B karena n(A) =
n(B)

x
b) P = {nama hari dalam seminggu} Q = {2, 3, 5, 7, 11} Dalam
hal ini, dikatakan A tidak ekuivalen B karena n(A)  n(B)

2.3.7 Himpunan Bagian


Himpunan Bagian Himpunan A disebut himpunan bagian dari
himpunan B, ditulis A  B, bila setiap anggota A merupakan anggota B.
Dapat pula ditulis B  A yang dibaca B mengandung A atau B super set
A. Bila A tidak merupakan himpunan bagian dari B ditulis A  B.
Selanjutnya, A disebut himpunan bagian murni (sejati) dari B jika dan
hanya jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B
tetapi sekurang-kurang ada sebuah anggota himpunan B yang bukan
merupakan anggota himpunan A. Dalam beberapa sumber, A himpunan
bagian dari himpunan B sering ditulis A  B, sedangkan A himpunan
bagian murni dari B ditulis A  B.

Berdasarkan uraian di atas, ada hal yang menarik dalam suatu


himpunan bagian yaitu: himpunan kosong adalah bagian dari setiap
himpunan dan himpuan itu sendiri merupakan bagian dari dirinya sendiri.
Jika dihitung secara keseluruhan, banyaknya himpunan bagian dari suatu
himpunan dapat ditentukan dengan rumus: 2 n(A) .

Contoh :

Jika A={a, b, c}, maka himpunan bagian dari B adalah: { }, {a},


{b}, {c}, {a, b}, {a, c}, {a, c}, dan {a, b, c}. Dalam hal ini, dapat dilihat
bahwa banyaknya himpunan bagian sesungguhnya dapat dihitung dengan
rumus: 2 3 = 8. Bilangan 3 adalah banyak anggota himpunan A

2.4 Diagram Ven


Diagram Venn adalah cara untuk menyatakan himpunan dengan gambar.
Diagram Venn diperkenalkan pertama kali oleh Jhon Venn seorang ahli
Matematika berkebangsaan Inggris pada tahun 1834-1923. Dalam Diagram Venn,
himpunan semesta digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan
lainnya digambarkan sebagai lingkaran di dalam segi empat tersebut. Anggota-
anggota suatu himpunan berada di dalam lingkaran, sedangkan anggota himpunan
lain di dalam lingkaran yang lain pula. Anggota semesta yang tidak termasuk di
dalam himpunan manapun digambarkan di luar lingkaran.

Contoh :

Diberikan suatu himpunan:

S={1,2,3,4,5,6,7,8}

A={1,2,3,6,7}

B={3,4,5,7}

xi
Diagram venn-nya dapat disajikan sebagai berikut.

S
A B

1 3 4
6
2 7 5

Namun demikian, pada kasus tertentu, bila anggota himpunannya tidak


bisa di daftar karena anggotanya terlalu banyak, maka diagram Venn cukup
digambarkan dengan memberikan namanya saja.

Contoh :

Diberikan suatu himpuan:

S = {Bilangan bulat}

P = {Bilangan genap}

Q = {Bilangan ganjil}

Diagram venn-nya dapat disajikan sebagai berikut.

S
A B

2.5 Operasi pada Himpunan


Operasi pada himpunan, dapat digolongkan ke dalam dua kelompok operasi
yaitu: pertama operasi uner (monar) dan kedua operasi biner. Kedua jenis operasi
tersebut dapat diuraikan satu per satu sebagai berikut.

xii
Pertama, operasi uner (monar) pada teori himpunan adalah operasi
komplemen. Operasi komplemen dinotasikan dengan membubuhkan tanda aksen
(‘) pada himpunan yang dioperasikan itu. Dengan demikian, komplemen dari
suatu himpunan A didefinisikan sebagai berikut.

A’ = { x | x  A, x  S}

Himpunan S di sini adalah semesta pembicaraan dari himpunan A. untuk


menentukan A’ haruslah diketahui anggota dari A dan anggota dari S yang
merupakan himpunan semestanya.

Contoh :

Diberikan himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5} dan A = {2, 4, 5} adalah


himpunan bagian dari S. Sesuai dengan definisi di atas, komplemen dari
himpunan A adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota S yang
bukan anggota A. Jadi, A’ ={1, 3}. Perhatikan diagram Venn di bawah ini

 1 A
 2
 4  5

 3

Kedua adalah operasi biner, yaitu operasi yang berkenaan dengan


dua himpunan atau lebih. Operasi biner pada himpunan yang terdefinisi
ada lima macam yaitu: operasi irisan, gabungan, penjumlahan,
pengurangan, dan operasi perkalian/silang.

2.5.1 Operasi Irisan


Dua himpunan A dan B dikatakan saling beririsan, bila ada
elemenelemen himpunan tersebut yang merupakan anggota himpunan
A dan juga merupakan anggota himpunan B.

Operasi irisan dapat dinotasikan dengan tanda . Himpunan A


beririsan dengan himpunan B dapat ditulis dengan simbol operasi
yaitu: AB (dibaca: “A irisan B”, atau “A interseksi B”).

xiii
S
A B

Daerah yang diarsir merupakan bagian dari daerah A irisan B


(AB.)

Contoh :

Bila A = {p, q, r, s} dan B = {r, s, t} maka A  B = {r , s}. Hasil


tersebut dapat digambarkan menggunakan Diagram Venn sebagai berikut.

S A B

 p  r

 q  s
 t

Diperoleh A  B = {r, s}, karena r dan s merupakan anggota


himpunan A sekaligus juga merupakan anggota himpunan B.
Selanjutnya, operasi irisan juga dapat didefinisikan sebagai berikut.

A  B = { x | x  A, x  B },

dibaca: himpunan A irisan B adalah himpunan x sedemikian hingga x merupakan anggota A


dan x merupakan anggota B. Dari definisi tersebut, didapat simpulan bahwa irisan antara dua
buah himpunan adalah himpunan yang anggotanya termasuk pada kedua himpunan itu.

Ada dua jenis relasi berkaitan dengan operasi irisan, yaitu:

xiv
a) Relasi Berpotongan

Dua buah himpunan disebut berpotongan jika dan hanya jika


irisannya bukan himpunan kosong. Ditulis dalam notasi matematika: A
 B   Himpunan-himpunan yang irisannya tidak kosong disebut
himpunan berpotongan atau himpunan beririsan (join sets).

b) Relasi Lepas (disjoin set)

Dua himpunan disebut himpunan lepas jika dan hanya jika


irisan kedua himpunan tersebut merupakan himpunan kosong. Ditulis
dalam notasi matematika A  B = .

Contoh :

1) A = {1, 2, 3}, dan B = {0, 2, 4, 5} diperoleh A  B = {2}.

Diagram Venn-nya digambarkan sebagai berikut.

S A B

 1  0

 3  2  4
 5

Daerah yang diarsir pada diagram venn tersebut menyatakan A  B.

2) P = {1, 3, 5, 7}, dan Q = {0, 2, 4, 6, 8}

Diperoleh P  Q = .

Diagram Venn-nya:

S
A B

 1
  0
3  2
 5  6
  8
7  4

xv
2.5.2 Operasi Gabungan (Union)
Gabungan (union) dari dua buah himpunan A dan B adalah
himpunan yang elemen-elemennya adalah anggota himpunan A saja atau
B saja, atau anggota kedua himpunan A dan B. Gabungan himpunan A dan
B ditulis A  B (dibaca “A gabungan B” atau “A union B”).

Contoh :

1) Diberikan himpunan S = {1, 2, 3, …, 10}, A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B


= {4, 5, 6, 7} maka A  B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Dalam bentuk
diagram Venn dapat digambarkan sebagai berikut.

S A B

 1  4  6
 2 7
 3  5

 8  9  10

Semua bilangan yang ada di dalam lingkaran-lingkaran


di atas menunjukan A  B dan A  B = {4, 5}.

Dengan notasi pembentuk himpunan, operasi gabungan


antara dua buah himpunan A dan B adalah: A  B = {x | x  A
atau x  B}, dibaca himpunan A gabungan B adalah himpunan
x sedemikian hingga x merupakan anggota A atau x merupakan
anggota B. Pengertian “atau “ dalam definisi di atas bersifat
inklusif, yaitu untuk x anggota A saja, x anggota B saja, dan x
anggota irisannya (A  B).

2) A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5} diperoleh A  B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}


Diagram Venn-nya adalah:

xvi
S A B

 1  0

 3  2  4
 5

Daerah yang diarsir menyatakan A  B

3) C = {1, 3, 5, 7}, D = {0, 2, 4, 6, 8} diperoleh C  D = {0,1,2,3, …,


8}

Digram Venn-nya adalah:

S
C D

 3  1
 0 2

 7  5  4 6 8

Daerah yang diarsir menyatakan C  D, dalam contoh ini C  B =


{}

2.5.3 Operasi Penjumlahan


Operasi penjumlahan dua buah himpunan dengan notasi
pembentuk himpunan dapat ditulis:

A + B = {x | x  A, x  B, x  (AB) }

Notasi ini dapat dimaknai sebagai himpunan A ditambah himpunan


B ditulis A + B, adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau anggota himpunan B, tetapi bukan anggota A  B.

Contoh :

1) Contoh 3.10 Diberikan himpunan A = {1, 2, 3}, dan B = {0, 2, 4, 5},


bila dijumlahkan diperoleh A + B = {0, 1, 3, 4, 5} Diagram Venn-nya
adalah:

xvii
S A B

 1  0

 3  2  4

Daerah yang diarsir menyatakan A + B

2) Diberikan Himpunan C = {1, 3, 5, 7}, dan D = {0, 2, 4, 6, 8} bila


dijumlahkan diperoleh C + D = {0, 1, 2, 3, …, 8}

Digram Venn-nya adalah:

S
C D

 3  1
 0 2

 7  5  4 6 8

Daerah yang diarsir menyatakan C + D. Perlu dicermati bahwa operasi


tambah (+) dan gabungan untuk dua himpunan seperti C dan D di atas
menghasilkan himpunan yang sama.

2.5.4 Operasi pengurangan


Operasi pengurangan dua buah himpunan A dan B diberi notasi (–)
yang didefinisikan sebagai berikut:

A – B = {x | x  A, x  B}

Hal ini dapat dimaknai bahwa hasil pengurangan dua himpunan A dan
B adalah himpunan yang anggota-anggotanya adalah anggota himpunan A
yang bukan anggota himpunan B.

Contoh :

xviii
1) Diberikan himpunan A = {1, 2, 3}, dan B = {0, 2, 4, 5} diperoleh
A – B = {1, 3}.

Daerah yang diarsir menunjukkan daerah A – B

2.5.5 Operasi perkalian


Operasi perkalian dalam himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggota-anggotanya merupakan pasangan terurut yang berasal dari
himpunan A dan B. Misalkan himpunan A= {a, b} dan B = {1, 2, 3}.
Selanjutnya, dapat dibentuk pasangan terurut (x,y) yang unsur pertamanya
adalah x yaitu unsur dari himpunan A dan unsur keduanya adalah y yaitu
dari unsur himpunan B. Dengan demikian diperoleh himpunan:

{(a, 1); (a, 2); (a, 3); (b, 1); (b, 2); (b, 3)}

Himpunan yang anggotanya adalah pasangan-pasangan terurut tersebut


merupakan hasil kali dari himpunan A dan himpunan B, yang ditulis A x B
dan dibaca A kali B atau A silang B. Jadi, Perkalian dua Himpunan A dan
B (ditulis A x B) adalah himpunan pasangan terurut yang unsur
pertamanya anggota A dan unsur keduanya anggota B. Dengan
menggunakan notasi pembentuk himpunan, perkalian dua Himpunan A
dan B ditulis:

A x B = { (x,y) | x ϵ A dan y ϵ B }

xix
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Himpunan (set) adalah kumpulan objek yang didefinisikan dengan baik (well
defined). Himpunan dinotasikan dengan menggunakan tanda kurung kurawal { } dan
biasanya suatu himpunan diberi nama dengan memakai huruf-huruf kapital maupun
dengan menggunakan simbol-simbol lainnya. Beberapa menyatakan himpunan Beberapa
cara untuk menyatakan himpunan, di antaranya ada tabulasi,notasi pembentukan
himpunan, menyebutkan syarat keanggotaannya. Himpunan memiliki jenis-jenis
yaitu :Himpunan kosong ,Himpunan semesta ,Himpunan hingga ,Himpunan tak
hingga ,Himpunan sama ,Himpunan ekuivalensi ,Himpunan bagian .

Himpunan juga bisa di gambar dengan diagram ven. Ada beberapa operasi
daalam himpunan yakni :

1. Operasi irisan, Dua himpunan A dan B dikatakan saling beririsan, bila ada
elemenelemen himpunan tersebut yang merupakan anggota himpunan A
dan juga merupakan anggota himpunan B.

2. Operasi gabungan, himpunan yang elemen-elemennya adalah anggota


himpunan A saja atau B saja, atau anggota kedua himpunan A dan B.

3. Operasi penjumlahan, operasi penjumlahan dua buah himpunan dengan


notasi pembentuk himpunan

4. Operasi pengurangan, Operasi pengurangan dua buah himpunan A dan B


diberi notasi (–)

5. Operasi perkalian, Operasi perkalian dalam himpunan A dan B adalah


himpunan yang anggota-anggotanya merupakan pasangan terurut yang
berasal dari himpunan A dan B.

3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara
kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

xx
DAFTAR PUSTAKA

Matematika,T . K. (2021). E-Modul Matematika Dasar . Singaraja: Undiksha

Munir, M. M. (2023). PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA TERINTEGRASI


NILAI-NILAI ISLAMI KONTEKS AL-QUR'AN PADA MATERI HIMPUNAN
KELAS VII DI SMP 21 NUSA (NAHDLATUL ULAMA SYAMSUL ARIFIN)
JEMBER. DIGITAL LIBRARY. Dipetik 09 17, 2023, dari
http://digilib.uinkhas.ac.id/id/eprint/26198

Nirmalasari. (2019). PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS ISLAM


PADA MATERI HIMPUNAN KELAS X SMA PESANTREN MODERN DATOK
SULAIMAN (PMDS) PUTRI PALOPO. SKRIPSI. Dipetik 09 17, 2023, dari
http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/2723/1/NIRMALASARI.pdf

Nurma Izzati, i. f. (2015). PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN


MATEMATIKA BERMUATAN EMOTION QUOTIENT PADA POKOK
BAHASAN HIMPUNAN. Article Metrics, 4(2). Dipetik 9 17, 2023, dari
https://www.jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/eduma/article/view/29/29

xxi

Anda mungkin juga menyukai