Anda di halaman 1dari 5

1. Jelaskan pengertian berdasarkan pandangan ahli/pakar!

(20)

a. Sastra religius,

Menurut Mohammad (1969:88), bahwa sastra religius adalah sebuah genre sastra yang
bermaksud memberikan jawaban kepada situasinya dengan berbasiskan nilai-nilai yang
bersifat tradisional keagamaan.

b. Sastra sufi

Sastra sufistik adalah ragam karya sastra yang mendapat pengaruh kuat dari sastra sufi
atau sastra tasawuf, termasuk sistem pencitraan, penggunaan lambang, dan metafora
(Hadi W.M., 1999).

c. Sastra Islam dan


- Istilah yang terakhir ini berbicara tentang ilmu kejadian alam yang ditulis dalam
bentuk puisi dan prosa yang indah. Derivat lainnya adalah istilah sastra kitab yang
disampaikan, antara lain, oleh Braginsky (1998:275-276)
- Menurut Bakar (1996:27) sastra Islam adalah karya sastra yang di dalam- nya
membicarakan falsafah ketauhidan yang bersumber dari Alquran dan hadis nabi
yang memancarkan nilai-nilai ke- islaman.
d. Sastra Qur’ani

Menurut salden (1991:27) bagian fungsional yang diperlukan dalam kontrol sosial dan
unsur penting dalam perubahan sosial

2. Uraikan secara singkat dan jelas sejarah sastra religius di Indonesia.dan tokohnya! (20)

Ada dua pendekatan pengalaman religius. Pertama, pengalaman religius melalui


pengetahuan tanpa harus jadi pelaku serius dari pengalaman itu. Kedua, pengalaman
religius sebagai pelaku. Pendekatan pertama, pada dekade 1980-an Abdul Hadi W.M.
mengibarkan sastra sufistik melalui rubrik budaya di Berita Buana yang diasuhnya.
Fenomena tersebut dapat sambutan tak hanya dari pelaku sufisme yang menulis sastra,
tetapi dari siapa pun mereka yang ingin sajaknya dimuat di koran itu. Karenanya, mereka
memainkan idiom yang biasa dipakai oleh sufi-penyair seperti Rumi, Hafiz, Attar, dan
lainnya. Sampai-sampai Emha Ainun Nadjib merasa gerah dengan idiom sufistik yang
sekadar main-main itu. Ia tegas mengatakan bahwa tidak ada sastra sufistik di Indonesia,
apalagi sastra sufi. Namun, setidaknya pada masa itu gairah terhadap literatur agama
menjadi hidup. Ini hikmah lain sehingga hari ini kita memiliki penyair seperti Isbedy
Stiawan Z.S., Acep Zamzam Noor, dan Mathori A. Elwa. Namun, bukankah religiositas
tidak selalu dihubungkan dengan agama (religi/religion)? Ada religiositas yang tumbuh
karena religi dan ada yang tidak. Menurut William James, religiositas adalah perasaan
keagamaan atau menurut Romo Y.B. Mangunwijaya, religiositas adalah penghayatan
terhadap hidup. Banyak pelaku religi yang tidak religius. Sebaliknya, banyak orang tidak
beragama secara formal, tetapi perilakunya cocok dengan anjuran agama. Menurut
Murtadha Muthahari, hal itu karena religiositas merupakan bawaan manusia yang
kemudian menghasilkan budi baik.

3. Kemukakan ciri-ciri dan karakteristik sastra religius! (15)

Ciri-ciri & Sifat

1. Sastra religi mengandung nilai-nilai agama di dalamnya, baik dapat diterima maupun
tidak oleh kalangan masyarakat.

Menurut Wachid B.S (2002:176) seorang yang religius adalah mereka yang mencoba
mengerti hidup dan kehidupan secara pribadi dari kehidupan ini, dan mentaransedensikan
hidup. Jadi dapat dikatakan bahwa orang yang religius adalah orang yang taat terhadap
ajaran- ajaran agama yang diyakininya.

2. Karya sastra sufi-religius merupakan karya sastra yang membuat pembaca merenung
dan mengilhami karya tersebut.

Menurut Hasjmy (1986:48-49) religiusitas adalah fitrah manusia yang berwujud dalam
bentuk kesadaran jiwa paling dalam tentang hakikat dirinya, akan secara keseluruhan,
dan tujuan hidup sesungguhnya.
3. Dapat membuka cakrawala berfikir para pembacanya untuk melakukan kontempalasi
yang dalam berdasarkan norma-norma yang berlaku dan ada hubungannya dengan
dimensi religiutas yang dimiliki oleh Muhammad (dalam Hoerip, 1982: 138-140).

4. Sastra yang mempersoalkan dimensi kehidupan manusia dalam kaitannya dengan


dimensi trasedental yang puncaknya adalah Allah SWT melalui tubuh hati.

Mangunwijaya (1988: 12) religiusitas lebih melihat aspek yang di dalam lubuk hati, riak
getaran hati nurani pribadi; sikap personal yang lebih sedikit banyak misteri bagi orang
lain, karena menapaskan intmitas jiwa, dan karena itu, pada dasarnya religiusitas
mengatasi, atau lebih dalam dari agama yang tampak, formal, resmi.

4. Kemukakan lima orang pengarang Indonesia tahun 2000-an yang berorientasi religius
beserta contoh masing-masing judul karyanya!.(15)

- Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka berdiri tahun 1917 dengan ditandai berdirinya Balai
Pustaka. Para penulis/pengarang dan para ahli bahasa Melayu, didaulat menjadi
redaktur dari Balai Pustaka. Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Roesli, novel
“Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar, dan novel Salah Asuhan karya Abdul
Muis merupakan salah satu contoh karya sastra Angkatan Balai Pustaka.

- Angkatan Pujangga Baru


Angkatan ini ditandai dengan terbentuknya Majalah Poejangga Baroe. Karya
sastra yang ada di angkatan ini antara lain, “Rindu Dendam” karya J.E.
Tatengkeng dan “Nyanyi Sunyi”karya Amir Hamzah. Nah, kalau angkatan
Pujangga Baru ini memiliki karakteristik umum seperti:
a. Bercorak politik
b. Nasionalis
c. Bertema pendidikan
- Angkatan 1950
Angkatan 1950 merupakan angkatan lanjutan dari angkatan 1945.
Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain “Balada Orang-orang Tercinta”
karya WS. Rendra, “Dua Dunia” karya Nh. Dini, dan “Gadis Pantai” karya
Pramoedya Ananta Toer.
- Angkatan 1966
Angkatan ini muncul saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru.
Beberapa sastrawan yang masuk ke dalam angkatan 1966 antara lain Taufik
Ismail dengan karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan
karya “Amuk”, dan Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”.
- Angkatan 2000
Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Kalian pasti tahu dong novel
“Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata? Nah, itu termasuk angkatan 2000 Squad.
Selain itu, novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan “Negeri
5 Menara” karya Anwar Fuadi, juga termasuk karya sastra angkatan 2000.

5. Pilihlah salah satu contoh karya sastra, lalu uraikan/analisis secara sederhana unsur
religiusitasnya! (30)

ANALISIS UNSUR RELIGIUS NOVEL PUTRI KEJAWEN KARYA NOVIA


SYAHIDAH

- Hakikat Novel
Salah satu karya sastra yang populer dan dikenal dimasyarakat adalah karya
berbentuk novel.Novel menjadi salah satu bagian dari karya prosa dalam
khasanah karya sastra Indonesia.Hingga kini novel menjadi salah satu bacaan
favorit karya sastra bagi masyarakat. Novel dapat disebut juga sebagai karya
sastra yang utuh karena mengandung pesan-pesan yang bermanfaat bagi
pemahaman terhadap manusia dan kehidupan. Pembaca novel pada umumnya
akan menemukan hal-hal yang baru, masalah umum kehidupan yang bisa menjadi
atau menambah pengalaman jiwa pembacanya. Gambaran karakter tokoh-tokoh
dalam novel cukup bervariasi dengan mengisahkan perjalanan hidup pelakunya
hingga menyebabkan perubahan nasib para tokohnya.Novel seringkali
mengandung nilai-nilai kehidupan yang sederhana dan mudah dicerna oleh
masyarakat pembaca.
- Hakikat Unsur Religius
Dalam pembahasan ini penulis akan membahas mengenai unsur ekstrinsik
khususnya menyangkut unsur agama atau religius dalam sebuah karya sastra.
Istilah religion yang berasal dari kata relegare dalam bahasa latin, artinya
berpegang kepada norma-norma. Perkataan religi yang berasal dari bahasa latin
itu erat hubungannya dengan sistem dan ruang lingkup agama nasrani yang
merupakan hubungan tetap antara manusia dengan Tuhan saja.

Anda mungkin juga menyukai