Oleh :
20160611053013
1.1.Latar Belakang
Pemetaan geologi adalah suatu kegiatan pendataan informasi-informasi
geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi
yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan
(lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang
mungkin mempengaruhi pola peyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain
pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-
tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Peta geologi yaitu peta yang memberikan gambaran mengenai seluruh
penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan memakai warna atau
symbol, sedangkan tanda-tanda yang terlihat didalamnya dapat memberikan
pencerminan tiga dimensi mengenai susunan batuan dibawah permukaan. Nilai dari
peta geologi tergantung darui ketelitian pada waktu pengamatan dilapangan, unsur-
unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang
mempuyai kedudukan yang pasti.
Wilayah Kabupaten Jayapura merupakan badan dari pulau papua, papua
terbentuk akibat dari interaksi yang bersifat konvergen miring (oblique
convergence) antara Lempeng Benua Indo-Australia dan Lempeng Samudra
Pasifik-Caroline. Konvergensi yang terjadi sejak Eosen hingga kini menimbulkan
produk berupa dua tahapan kolisi yang terjadi pada kala Oligosen dan diikuti kolisi
yang terjadi pada Miosen. Stratigrafi Pulau Papua meliputi sikuen batuan-batuan
Pra-Kambium hingga endapan Kuarter yang masing-masing tersingkap dari bagian
Kepala hingga Badan Burung.
Daerah Depapre merupakan bagian dari Wilayah yang termaksud dalam peta
Lembar kabupaten jayapura berdasarkan peta Lembar Kabupaten Jayapura daerah
tersebut memiliki suatu tatanan geologi yang menarik yang mempuyai dua satuan
Geomorfologi yaitu Satuan Morfologi Daratan Bergelombang tinggi dan Satuan
Morfologi Dataran Aluvial.
1.2.Perumusan Permasalahan
1.2.1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian yang saya ambil adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana mengetahui geomorfologi, dan struktur geologi di daerah
penelitian
2. Bagaimana membuat peta geomorfologi, stratigrafi dan peta geologi skala
1:25.000
1.2.2. Batasan Masalah
Adapun penelitian ini dapat batasan masalah sebagai berikut :
1. Daerah penelitian dilakukan di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura,
Provinsi Papua.
2. Pembagian satuan geomorfik pada daerah distrik Depapre berdasarkan
bentuk morfogenesa.
3. Struktur geologi meliputi kekar dan lipatan yang terdapat pada daerah
penelitian.
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat Peta Geologi Lokal Depapre dan
Peta Pembagian Geomorfologi Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Berdasarlan tujuan diatas maka, manfaat penelitian yang diharapkan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi Keilmuan
- Memperkaya pengetahuan mengenai geologi dan menambah
keterampilan dalam dalam melakukan pemetaan di lapangan bagi
peneliti.
- Penelitian ini ini dapat menjadi masukan bagi para peneliti lainnya
yang berminat melakukan skripsi pemetaan geologi dengan studi
Kelompok Malihan Cycloops.
2. Bagi Instusi
- Menambah koleksi penelitian tentang kelompok malihan cycloops
pada Distrik Depapre, Kabupaten Sentani, Provinsi Papua.
3. Bagi Masyarakat
- Memberikan pengertian arti pentingnya nilai ekonomi bahan galian
dan tempat wisata yang terdapat pada daerah teletian.
1.4.Gambaran Umum Daerah Penelitian
1.4.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
1. Lokasi penelitian dilakukan di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura,
Provinsi Papua dengan target Daerah penelitian ini secara geografis terletak
pada koordinat 020 25’ 49.836 – 020 28’ 54.526” LS – 1400 22’ 33.730” –
1400 21’ 59.288” BT secara administrasi, daerah penelitian termaksud
dalam Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
1.6.Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui penyebaran litologi, struktur
geologi dan geomorfologi di Kelompok Malihan Cycloops. Hasil penelitian
berupa peta lintasan lokasi pengamatan, peta geomorfologi dan peta geologi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Geomorfologi
Gomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno (Geo = bumi, Morpho =
bentuk, logos = ilmu). Geomorfologi dalam arti fisiologinya mengenai uraian
tentang bentuk bumi, dimana sasaran utama kajiannya adalah relief bumi.
Pengertian geomorfologi adalah studi yang menguraikan bentuk lahan dan
proses yang mempengaruhi pembentukannya serta menyelidiki hubungan
timbal balik antara bentuk lahan dengan proses dalam tatanan keruangan (Van
Zuidam, 1979). Dalam pembagian satuan geomorfologi daerah telitian
penulis mengacu pada klasifikasi morfologi menurut Verstappen (1983).
Dalam pembagian satuan geomorfologi, memperhatikan aspek-aspek
penunjang seperti Morfografi (meliputi sungai, dataran, perbukitan, da n
pegunungan, dll), Morfometri meliputi kemiringan (lihat Tabel 4.1) dan
bentuk lereng, ketinggian dan beda tinggi, dll. Morfostruktur pasif
(meliputi jenis batuan dan tanah), Morfostruktur aktif (meliputi struktur-
struktur geologi), dan Morfostruktur dinamik (meliputi tingkat pelapukan/erosi
berhubungan dengan lingkungan/kehidupan sekitarnya).
2.2.Morfografi
Morfografi secara garis besar memiliki arti gambaran bentuk permukaan
bumi atau arsitektur permukaan bumi. Secara garis besar morfografi dapat
dibedakan menjadi bentuklahan perbukitan/pegunungan, pegunungan, atau
gunungapi, lembah dan dataran. Beberapa pendekatan lain untuk pemetaan
geomorfologi selain morfografi pola punggungan, pola pengaliran dan bentuk
lereng.
2.2.1. Bentuk Lahan Dataran
Dataran adalah bentuklahan (landform) dengan kemiringan 0%
sampai 2%, biasanya digunakan untuk sebutan bentuklahan asal marin
(laut), fluvial (sungai), campuran marin dan fluvial (delta) dan plato.
- Bentuklahan asal marin (Marine Landform Origin) terdiri dari:
1. Bentuklahan dataran pesisir (coastal plain landforms)
2. Bentuklahan dataran pesisir aluvial (alluvial coastal plain
landforms)
3. Bentuklahan beting gisik (beach ridge landforms)
4. Bentuklahan lembah gisik (beach swale landforms)
5. Bentuklahan dataran pantai (beach)
- Bentuklahan asal fluvial (Fluvial Landfrom Origin) terdiri dari:
1. Bentuklahan datran banjir (flood plain landforms)
2. Bentuklahan tanggul alam (natural levee landforms)
3. Bentuklahan undak sungai (teracce landforms)
- Bentuklahan asal campuran (delta), terdiri dari:
1. Bentuklahan delta kaki burung (birdfoot delta)
2. Bentuklahan delta membulat (lobate delta)
3. Bentuklahan delta memanjang (cuspate delta)
4. Bentuklahan delta kuala (estuarine delta)
- Bentuklahan Plato
Pegunungan atau perbukitan plato merupakan tanah datar
dengan struktur horizontal, dengan ketinggian >500 meter untuk
pegunungan dan <500 meter untuk perbukitan. Pada umumnya
dikelilingi oleh kelompok volkanik atau rangkaian pegunungan.
Aspek- aspek geologi yang dapat tercermin dari morfografi dataran asal
marin dan fluvial adalah :
1. Dataran marin : disusun oleh material berbutir halus sampai sedang
yaitu pasir yang tepilah baik dan kemasan terbuka karena lebih banyak
dipengaruhi oleh hempasan ombak, bercampuran dengan lempung dan
lanau.
2. Dataran fluvial : disusun oleh material berbutir halus seperti lempung
dan lanau sampai bongkah-bongkah. Material penyusun dataran fluvial
biasa disebut endapan aluvium dan jika telah termampatkan disebut
konglomerat.
3. Dataran delta : disusun oleh material-material pasir berbutir halus
sampai sedang, lempung, dan lanau, disertai dengan sisa-sisa tumbuhan
atau endapan batubara.
4. Dataran plato : disusun oleh material-material gunungapi, sepetri breksi
dan tuf.
2.2.4. Lembah
Permukaan bumi yang tertoreh oleh limpasan air permukaan akan
membentuk lembah. Pada awalnya torehan (erosi) limpasan air permukaan
berupa erosi permukaan (sheet erosion) kemudian menjadi erosi alur (riil
erosion), erosi parit (gully erosion), lembah (valley) selajutnya lembah
sebagian penampung aliran air menjadi sungai. Limpasan air permukaan
yang masuk ke lembah selalu membawa muatan sedimen hasil dari
pengikisan air tersebut dan selajutnya sungai membawa muatan sedimen
untuk di endapkan pada daerah (cekungan) tertentu menjadi suatu endapan
(sedimen). Secara garis besar jenis-jenis lembah dapat dibedakan menjadi :
1. Jenis lembah U tumpul
2. Jenis lembah U tajam
3. Jenis lembah V tumpul
4. Jenis lembah V tajam
2.3.Stratigrafi
Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang perlapisan batuan,
sehingga dapat menginterprestasikan lingkungan pengendapan, dan umur
batuan tersebut. Stratigrafi juga ilmu yang mendekripsi dan mempelajari
perlapisan batuan-batuan, mengenai penyebaran, komposisi, ketebalan, umur,
keragaman dan kolerasi lapisan batuan serta pelamparannya.
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interprestasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau kolerasi antar lapisan
yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi
(litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas
penyebaran lapisan batuan.
2.4.Geologi Struktur
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai
akibat dari gaya yang berkerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai
bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa
kalngan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi
mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan
(fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai
suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari objek-objek
geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudra
dan sebagainya.
2.4.1. Struktur Regional Dan Tektonik
Struktur geologi berupa antiklin, sinklin, sesar normal, sesar naik,
dan sesar mendatar. Arah umum struktur regional pada batuan adalah
baratlaut-tenggara, beberapa hampir mendekati barat-baratlaut, timur-
tenggara dan utara-baratlaut; selatan-tenggara terutama pada batuan Tersier.
Struktur timur-timurlaut barat-baratdaya terdapat pada batuan metamorf dan
ultrabasa, sedangkan yang hampir utara-selatan pada batugamping Kuarter
dan juga batuan metamorf.
Sejak kala Kapur sampai Miosen awal, diperkirakan telah terjadi
kegiatan gunungapi bawah laut yang membentuk Formasi Auwewa.
Kegiatan tektonik pada Oligosen Tengah menyebabkan susut laut dan pada
saat tersebut batuan ultramafik, mafik dan metamorf muncul ke permukaan,
sementara kegiatan gunungapi berlangsung terus. Pada Oligisen Akhir
sampai Miosen Tengah terjadi sedimentasi batugamping ganggang-koral
dan batugamping pelagos tufaan dalam lingkungan laut dangkal-agak
dalam, membentuk Formasi Numbay. Pada Miosen Awal terjadi
pengendapan sedimen turbidit Formasi Makats, yang disusul oleh susut laut
pada PliosenAkhir-Plitosen. Mulai Plistosen Awal sekeliling “Tinggian
Cycloops” terjadi sedimentasi batugamping terumbu koral dalam
lingkungan laut dangkal-laut terbuka agak dalam. Pengangkatan kuat pada
Akhir Plistosen diikuti oleh suatu perlipatan dan penyesaran yang kuat pada
Formasi Jayapura serta mempertajam perlipatan pada Formasi Makats.
Kegiatan pengangkatan pada akhir pembentukan Formasi Jayapura ditantai
oleh adanya julang setinggi 750 meter. Tektonik saat tersebut berpengaruh
pada pembentukan Batuan Campuraduk dan Satuan Endapan Lumpur.
Gejala poton yang masih aktif dan keseluruhan yang diduga sesar pada
sedimen klastika kasar dan batugamping koral, serta adanya terumbu
terangkat berupa undak, menjadi bukti tektonik masih aktif (Suwarna dan
Noya 1995).
BAB III METODE PENELITIAN
- Persiapan Proposal
Tahap Pendahuluan - Persiapan Administrasi
- Persiapan Alat
- Peta Lintasan
Tahap Penyusunan dan - Peta Geomorfologi
Penyajian Data - Peta Geologi
- laporan
Skripsi