KABUPATEN LEMBATA
BAB III
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan di
Kabupaten Lembata adalah praktek BABS dari 84,94 % menjadi 0% pada tahun 2018. Untuk
mengitung kebutuhan kegiatan pada akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat
pertumbuhan BABS setara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1.57% pertahun sehingga
praktek BABS pada akhir perencanaan adalah 0 % dari prediksi jumlah penduduk tahun 2018 yaitu
946.150 jiwa atau 473.250 KK.
Dari gambar peta diatas terlihat bahwa lokasi infrastruktur air limbah yang akan di bangun ialah di kelurahan Lewoleba Utara,kecamatan
Nubatukan.
d. TPA
Pembangunan TPA Waijarang menjadi Sanitary landfill
Sesuai dengan gambar diatas maka lokasi pembuangan sampah di kabupaten Lembata,khususnya di kecamatan Nubatukan ialah di desa Pada. 5Km arah barat
kota Lewoleba.
Dari gambar diatas terlihat lokasi yang akan di bangun TPA adalah di desa Waijarang kecamatan Nubatukan, luas lokasi ini kurang lebih 10Ha.
Sudah bersertifikat,atas nama pemda Lembata.
Untuk sektor drainase permukiman, mengingat pada kondisi eksisting kondisi ketersediaan
jaringan drainase primer belum terinventarisir, maka pada tahun awal perencanaan
ditetapkan asumsi bahwa cakupan layanan eksisting drainase primer di Kabupaten Lembata
masih 0 %. Sebagai target pengembangan jaringan drainase permukiman jangka pendek
hingga tahun 2015, ditargetkan pengembangan jaringan drainase tersier di Kabupaten
Lembata dapat melayani sekitar 12 % rumah tangga di Kabupaten Lembata. Pengembangan
tersebut dilakukan melalaui tiga sistem utama yaitu sistem penanganan oleh
pemerintah,sistem penanganan oleh masyarakat dan sistem penanganan oleh sektor swasta.
Masing - masing persentase pengembangan jangka pendek per sistem penanganan adalah
sebagai berikut:
1. 10 % ditangani oleh Pemerintah Daerah
2. 1 % ditangani oleh masyarakat
3. 1 % ditangani oleh sektor swasta
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang diharapkan pelayanan drainase lingkungan
di Kabupaten Lembata masing- masing mencapai 30 % dan 50 %. Skema pengembangan
drainase permukiman di Kabupaten Lembata ditunjukkan pada Tabel 2.4. Mengacu pada
skema ini, hingga tahun 2025 diharapkan jaringan drainase yang telah terintegrasi di
Kabupaten Lembata diharapkan dapat mencakup 50 % rumah tangga di Kabupaten Lembata.
Instansi
Pengurangan Tahun Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Satuan Pengelola
Genangan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Penyusunan Masterplan Drainase Kab. Lembata - paket 1 1 0 0 0 PU CK
2 Perda Kab. Lembata - paket 1 Bappeda
3 Sosialisasi Perda Kab. Lembata - paket 1 1 Bappeda
3 Drainase lingkungan 7 Kelurahan - m’ - 3500 3500 3500 3500 PU CK
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Drainase
Dari tabel diatas terlihat bahwa, untuk penyusunan master plan drainase di kabupaten Lembata pada tahun 2014 sudah di anggarkan . begitu juga dengan tahun
anggaran 2015 oleh dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kabupaten Lembata. Sementara itu perda tentang drainase sedang di buat dan dianggarkan
oleh Bappeda . setelah perda selesai dibuat maka selanjutnya dilakukan sosialisasi perda drainase melalui Bappeda,kemudian pada yahun 2015 dialokasikan
anggaran dari Dinas Pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk pembangunan drainase di lokasi 7 kelurahan yang ada di ibu kota kabupaten.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkugan yang pada
umumnya masih rendah sehingga dirasa perlu untuk ditingkatkan,melalui berbagai upaya program dan
kegiatan yang sesuai. Kondisi kesehatan lingkungan erat kaitannya dengan kondisi keseharian
masyarakat suatu daerah dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarnya,
dimana dipengaruhi oleh perilaku dan kebiasaan sehari-hari dalam mengelola kesehatan
lingkungannya. Tingkat kualitas kesehatan lingkungan akan mempengaruhi produktifitas sumber daya
manusia dan tentunya berkaitan erat dengan sendi-sendi kehidupan dalam kegiatan di kehidupan
masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam tatanan rumah tangga merupakan pendekatan paling
dasar dalam kehidupan masyarakat dimana rumah tangga merupakan satuan terkecil yang
didalamnya terdapat keluarga dimana anggota keluarga didalamnya memiliki kebiasaan dan
kepribadian yang berbeda-beda. Maka untuk menanamkan suatu kebiasaan yang akan menjadi sikap
dan perilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya merupakan hal yang sangat mudah dilakukan
didalam keluarga, dimana pendidikan kebiasaan yang membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini
dapat ditanamkan sejak usia dini. Adapun peran pendidikan PHBS dalam tatanan rumah tangga ini
banyak diperankan oleh ibu. Sifat dasar seorang ibu dalam memelihara kesehatan lingkungan dalam
tatanan rumah tangganya akan membentuk suatu rumah yang sehat dan mempengaruhi kondisi
kesehatan anggota keluarga didalamnya.
Rumah sehat disini adalah bangunan rumah tangga yang memiliki beberapa kriteria termasuk
didalamnya adalah kepemilikan jamban yang sehat, ketersediaan air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah. Sirkuliasi udara yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai, dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Untuk mengetahui kondisi Kesehatan Lingkungan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) maka di kabupaten Lembata,telah dilakukan studi EHRA,dengan mengambil 900
sample yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di kabupaten Lembata. Hasil analisa dari
studi ehra ini sudah di tuangkan dalam dokumen EHRA tersendiri. Hasil analisa EHRA kab
Lembata 2013 menggambarkan kondisi sanitasi eksisting.
Jumlah/ Instansi
Pengurangan Tahun Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Volume Pengelola
Genangan
kegiatan 2014 2015 2016 2017 2018
1 Program STBM Kab. Lembata - paket 1 1 0 0 0 DINKES
2 Pembuatan media promosi dan Kab. Lembata DINKES
- paket 1
informasi sadar hidup sehat
3 Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada Kab. Lembata DINKES
- paket 1 1
sekolah dan PONPES
Penyuluhan, edukasi dan pembentukan DINKES
4 7 Kelurahan - Paket 3500 3500 3500 3500
kader kesling di tingkat kelurahan
Penyuluhan dan kampanye PHBS DINKES
5. 9 Kecamatan - Paket 1 1 1 1
melalui media sosial
Dari tabel diatas terlihat bahwa rencana kegiatan sanitasi sector PHBS ada 5 sasaran yang hendak di capai. Yakni :
1. Program STBM
2. Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.
3. Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada sekolah dan PONPES
4. Penyuluhan dan edukasi pembentukan kader kesling di tingkat kelurahan
5. Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui media sosial.