Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


UPT.PUSKESMAS SINGKAWANG SELATAN 1
JL.Raya Pasir Panjang, Lirang, Singkawang selatan
Telp.( 0562 ) 4644579

LAPORAN KEGIATAN
MEMBUAT PERCONTOHAN KLOSET LEHER ANGSA

Tanggal Kegiatan : 2 Juni 2022

Tempat Kegiatan : Pajintan RT 04 RW 01 Kecamatan Singkawang Timur.

Petugas Pelaksana : Idnu Fitriadi, A.Md.Kesling

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), sanitasi merupakan upaya pengendalian
semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal- hal yang merugikan
bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan tubuh. Menurut WHO pula, kematian
yang disebabkan karena Waterborne disease mencapai 3.400.000 jiwa/tahun. Dari semua
kematian yang bersumber pada buruknya kualitas air dan sanitasi, diare merupakan
penyebab kematian terbesar yaitu 1.400.000 jiwa/tahun.
Di Indonesia, program sanitasi pada awalnya mengalami stagnasi hasil, banyak proyek
sanitasi yang gagal, padahal penyampaian program sanitasi terutama jamban telah lama
dilakukan. Keadaan ini disebabkan antara lain karena pembangunan masih berorientasi
pada target fisik serta belum berorientasi pada perubahan perilaku masyarakat. Kepedulian
masyarakat terhadap persoalan proyek sanitasi cenderung menurun pada paska proyek
dan kurangnya kebersamaan dalam mengatasi permasalahan sanitasi. Kecenderungan
masyarakat terhadap uluran subsidi pemerintah juga masih tinggi. Hal ini memicu untuk
melaksanakan program yang lebih baik dari sebelumnya.
Upaya peningkatan perilaku hygiene dan peningkatan program Community Lead Total
Sanitation (CLTS) yang lebih fokus pada perilaku Stop BABS menjadi program Sanitasi
Total Berbasis Mayarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis Mayarakat yang selanjutnya
disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui
pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. STBM terdiri dari 5 pilar yang
digunakan sebagai acuan penyelenggaraannya, yang meliputi: (1) Stop BABS (Buang Air
Besar Sembarangan), (2) CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), (3) PAM-RT (Pengelolaan Air
Minum Rumah Tangga), (4) Pengelolaasn Sampah Rumah Tangga, (5) Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga. (3) Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan
masalah air minum, hygiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia
Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47%
masyarakat masih berperilauk buang air ke sungai, kolam, kebun dan tempat terbuka.

1
Berdasarkan data hasil vereifikasi ODF yang dilakukan oleh petugas sanitasi di wilayah
Kelurahan Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang masih terdapat
sebanyak 98 KK yang tidak mempunyai dan akses terhadap jamban yang sehat atau
sesuai ketentuan. Sebagai upaya tindak lanjut untuk percepatan ODF Dinas Kesehatan
Kota Singkawang melalui UPT Puskesmas Singkawang Timur 1 dan Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Kota Singkawang melakukan kegiatan stimulan berupa pembuatan
percontohan kloset leher angsa di RT 04 RW 01 Kelurahan Pajintan, Kota Singkawang.

B. Dasar Hukum
1. Peraturan pemerintah no 66 Tahun 2914 tentang Kesehatan Lingkungan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No.1676).

C. Gambaran Umum
Secara Geografis wilayah Kecamatan Singkawang Timur terletak di ketinggian ≥ 500 m dari
permukaan laut dengan kondisi daerah perbukitan terutama di bagian selatan dengan
kemiringan antara 15% hingga di atas 25% dan curah hujan cukup tinggi yaitu rata-rata
2.780 mm per tahun. Kecamatan Singkawang Timur dengan wilayah seluas 64,5 km2 terdiri
dari 3 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Pajintan
terdiri dari 6 RW dan 20 RT dengan luas wilayah 15,8 km2.
2. Kelurahan Nyarumkop
terdiri dari 4 RW dan 13 RT dengan luas wilayah 21,9 km2.
3. Kelurahan Sanggau Kulor
terdiri dari 3 RW dan 11 RT dengan luas wilayah 26,9 km2.
Kondisi Geografis

D. Maksud dan Tujuan Kegiatan


1. Untuk mempercepat ODF di wilayah Kelurahan Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.
2. Memberikan edukasi, keterampilan dan solusi kepada masyarakat dalam upaya
pemenuhan sarana sanitasi khusunya Jamban sehat yang murah dan terjangkau.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai upaya perubahan perilaku dari BABS ke
Jamban Sehat. .
4. Menekan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan dan akibat buruknya sanitasi
dasar.

2
E. Hasil Kegiatan
Kegiatan Utama
No Uraian Indikator/Tolak Ukur Target Capaian
1 Keluaran Terlaksananya Kegiatan 1 Kegiatan 100 %
pembuatan Kloset Leher
Angsa di Kelurahan Pajintan
RT 04 RW 01.
2 Hasil Kegiatan percontohan Pembuatan 20 Kloset
pembuatan kloset kloset leher leher angsa.
dilaksanakan bersama sama angsa
melibatkan dan partisipiasi dari terlaksana
masyarakat. sesuai
rencana

Kegiatan Penunjang
No. Uraian Kesesuaian
Terhadap KAK
Sesuai Tidak
1 Koordinasi dengan lintas sektor terkait diantaranya Sesuai
Camat Singkawang Timur, Lurah Pajintan, Ketua RT 04
RW 01 Kel. Pajintan, Organisasi HAKLI Kota
Singkawang, Seksi PL Dinas kesehatan dan KB Kota
Singkawang
2 Sasaran dalam kegiatan ini KK yang masih belum Sesuai
memiliki jamban sehat dan masih BABS.
3 Pelaksana Kegiatan adalah sanitarian yang tergabung Sesuai
didalam HAKLI, Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan dan KB Kota Singkawang.

4 Upaya monitoring dan tindak lanjut kegiatan dilakukan Sesuai


secara berjenjang bersama sama masyarakat dan
petugas sanitasi sebagai fasilitator.
5 Pelaksanaan kegiatan percontohan pembuatan Kloset Sesuai
leher angsa dilaksanakan pada tanggal 2 juni 2022 di
RT 04 RW 01 Kelurahan Pajintan, dengan jumlah kloset
yang terbuat oleh masyarakat sebanyak 20 unit.

3
Analisa Terhadap Pelaksanaan Kegiatan
No Masalah Penyebab Masalah Rencana Waktu
Tindak
Lanjut
1 Rendahnya Kurangnya koordinasi dari Melakukan
partisipasi dari lintas sektor terkait. koordinasi -
masyarakat. yang lebih
maksimal
2 Keinginan untuk Faktor ekonomi dan Membuat Agustus 2022
memiliki jamban Masyarakat beranggapan kloset
sehat belum bahwa membuat jamban sehat secara
menjadi priorotas memerlukan biaya yang swadaya
utama. mahal. dengan
cara arisan
jamban

F. Saran
1. Koordinas lintas sektor perlu lebih optimal.
2. Melakukan pendampingan, pemicuan, monitoring secara terus menerus dan
berkelanjutan sampai perilaku masyarakat dapat berubah

Mengetahui : Penyusun Laporan :


Kepala UPT.
Puskesmas Singkawang Selatan 1

RINI OKEWATI, S.Gz IDNU FITRIADI, A.Md.Kesling


NIP. 19720120 199203 2 007 NIP. 19860611 200903 1 003

4
DOKUMENTASI KEGIATAN
MEMBUAT PERCONTOHAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI RT 04 RW 01 KELURAHAN PAJINTAN TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai