Anda di halaman 1dari 50

PEDOMAN UMUM

DAN
PEDOMAN PELAKSANAAN

SANITASI BERBASIS MASYARAKAT


ISLAMIC DEVELOPMENT BANK
(SANIMAS IDB)

D I R E K T O R APEKERJAAN
KEMENTERIAN T J E N D E RUMUM
AL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
A. Penetapan Lokasi Sasaran
KRITERIA KABUPATEN/KOTA SASARAN :
kabupaten/kota yang telah menyusun dokumen Strategi Sanitasi
Kota/SSK (City Sanitation Strategy) dan menyampaikan surat
minat mengikuti program SANIMAS IDB.

KRITERIA LOKASI SASARAN :


lokasi yang berada di kawasan perkotaan dan semi perkotaan
yang pernah mendapat program PNPM Mandiri Perkotaan
(P2KP) yang didanai melalui pinjaman IDB.

KRITERIA KELURAHAN SASARAN :


1. Kelurahan yang pernah menjadi lokasi sasaran program
PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM MP).
2. Kelurahan yang telah menerima minimal satu kali siklus dana
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) serta memiliki
kebutuhan untuk penanganan permasalahan sanitasi
Pelaksanaan Program

Pendampingan Pembangunan
Infrastruktur Sanitasi Peningkatan
Masyarakat kapasitas pemda
Komunal

Pasca Pelaksanaan Program

Untuk memberdayakan Sarana sanitasi komunal Dalam perencanaan dan


masyarakat agar sadar yang dimaksud adalah pendampingan kegiatan
sanitasi dan merubah sistem sanitasi bersama peningkatan layanan
perilaku hidup menjadi lebih yang meliputi sarana MCK sanitasi berbasis
bersih dan lebih sehat komunal dan instalasi masyarakat
pengolahan air limbah
(IPAL) komunal

Dana APBN Dana APBN dari Pinjaman IDB Dana APBN

Dana APBD Propinsi dan Kab/Kota

Dana Masyarakat
B. Mekanisme Pemilihan dan Penetapan Lokasi Sasaran

1. DPIU melakukan sosialisasi Tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka peminatan

kelurahan untuk menerima program SANIMAS IDB sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan.

2. Kelurahan yang berminat menyampaikan Surat Pernyataan Minat yang

ditandatangani oleh Lurah dan Koordinator BKM/LKM kepada DPIU.

3. DPIU melakukan verifikasi tentang pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan.

4. DPIU mengajukan usulan lokasi sasaran SANIMAS IDB kepada Bupati/Walikota

untuk ditetapkan.
NO LOKASI SASARAN KETERANGAN
1 Provinsi 13 provinsi
(Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka
Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Kalimantan Barat)

2 Kabupaten/kota 48 kabupaten/kota yang terletak di 13 provinsi


terpilih dan telah memiliki/menyiapkan Strategi
Sanitasi Kota (SSK)

3 Kelurahan Total sebanyak 1.800 lokasi, yang sebelumnya


menjadi lokasi Program PNPM Mandiri Perkotaan
(P2KP)
1. PENERIMA MANFAAT :
masyarakat yang tinggal di kawasan perkotaan dan semi perkotaan yang
berpenduduk relatif padat, rawan sanitasi, dan diutamakan masyarakat
berpenghasilan rendah.

2. SUMBER DANA PROGRAM SANIMAS :


a) Pinjaman Islamic Development Bank (IDB)
b) APBN digunakan untuk biaya gaji TFL, pelatihan, supervisi dan monitoring
c) APBD terdiri dari :
 BOP Provinsi 1% dari total BLM per provinsi
 BOP Kabupaten/kota 5% dari total BLM kabupaten/kota
d) Dana Swadaya Masyarakat

3. PENERIMA DANA :
Penerima dana BLM untuk pembangunan prasarana/sarana sanitasi komunal
adalah masyarakat penerima manfaat di lokasi sasaran kelurahan, yang disalurkan
melalui rekening khusus BKM/LKM.
Dana APBD provinsi
dialokasikan paling sedikit 1%
dari total BLM per provinsi
diperuntukan kegiatan tingkat
provinsi untuk :

Penyusunan
Pemantauan pelaporan
dan
Biaya pengendalian
operasional
PPIU
Rapat
koordinasi

Sosialisasi
Dana APBD Kabupaten/kota dialokasikan paling sedikit 5% dari
total BLM kabupaten/kota diperuntukan kegiatan tingkat
kabupaten/kota sampai dengan kelurahan meliputi

Sosialisasi program tingkat kabupaten/kota sampai tingkat kelurahan

Rapat koordinasi tingkat kabupaten/kota

Peningkatan kapasitas warga dalam tahap perencanan program di tingkat


masyarakat dan biaya operasional penyusunan dokumen RKM

Biaya operasional DPIU

Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program

Penyusunan pelaporan

Kab/kota diharapkan berkontribusi untuk tambahan cakupan layanan SR


1. Dana BLM digunakan untuk pembangunan baru infrastruktur sanitasi dengan opsi
pilihan sarana sebagai berikut:.
a) Pembangunan IPAL Komunal dengan sistem perpipaan
b) Kombinasi IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan MCK.

2. Alokasi dana BLM yang disediakan untuk pembangunan prasarana-sarana


sanitasi bagi setiap lokasi sasaran maksimal sebesar Rp. 425 juta.

Maksimal 10% dari dana BLM dapat digunakan untuk penyediaan air bersih,
perbaikan atau pembangunan drainase lingkungan dan sarana persampahan
sebagai komponen penunjang perbaikan sanitasi lingkungan di lokasi sasaran.

3. Rincian Penggunaan Dana BLM:


a) minimal 60% untuk biaya konstruksi, tidak termasuk untuk sambungan rumah
b) maksimal 35% untuk biaya upah
c) maksimal 5% hanya operasional pelaksanaan fisik sedang berlangsung
sampai dengan masa tes komisioning dan asuransi pekerja
1. Dana kegiatan untuk masing-masing kabupaten/kota disalurkan melalui DIPA Satker PIP
Kabupaten/kota.

2. RKM yang telah disusun KSM diverifikasi oleh DPIU dan PPIU.

3. BKM menyusun dokumen pencairan dana setelah RKM diverifikasi .

4. BKM membuka rekening bersama KSM (2 orang dari BKM dan 1 orang dari KSM)

5. Satker Kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap usulan tersebut.

6. Jika sudah disetujui selanjutnya dilakukan penandatanganan kontrak kerja antara PPK
dengan BKM

7. PPK mengirimkan SPP-Ls ke Satker Kab./Kota

8. Satker mengirimkan SPM ke KPPN

9. Selanjutnya KPPN akan menyalurkan dana BLM tahap 1 (40%) ke rekening BKM

10. Pencairan dana BLM tahap 2 (30%) dilakukan setelah progress fisik mencapai minimal 30%
(dengan diverifikasi Satker)

11. Pencairan dana BLM tahap 3 (30%) dilakukan setelah progress fisik mencapai minimal 60%
dan pekerjaan pemasangan SR sudah terpasang minimal 50% dari rencana. (dengan
diverifikasi Satker)
IDB

IDB : Islamic Development Bank SPP-LS : Surat Perintah Pembayaran Langsung

CPMU: Central Project Management Unit SPM-LS : Surat Perintah Membayar Langsung

PPIU : Provincial Project Implementation Unit SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana

DPIU : District Project Implementation Unit

KPPN : Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan


Negara

LMK : Laporan Manajemen Keuangan


1. Jumlah Tenaga Fasilitator Lapangan minimal 30% adalah perempuan;

2. Pengurus KSM Sanitasi dan KPP minimal 30% adalah perempuan;

3. Keterlibatan perempuan dalam tahap penyiapan, perencanaan dan pelaksanaan minimal


30% adalah perempuan;

4. Sarana IPAL Komunal dengan sistem perpipaan dan kombinasi MCK dengan perpipaan
memenuhi kebutuhan kaum perempuan dan kelompok rentan/marjinal;
Terdiri dari:
• Jaringan Perpipaan Cocok untuk:
• Unit Pengolahan (Biasanya menggunakan • Daerah yang masyarakatnya sudah
Anaerobic Baffled bioreactor / anaerobic memiliki jamban pribadi atau
biofilter) bersedia untuk membangun jamban
Dilengkapi dengan: pribadi
• Jamban Pribadi (tidak dibiayai oleh • Daerah yang tidak memiliki lahan
program Sanimas-IDB) untuk pembangunan MCK komunal
PENYIAPAN PERENCANAAN
PELAKSANAAN SERAH TERIMA OPERASI DAN
WARGA
1. Promosi Sanitasi FISIK PEMELIHARAAN
1. Promosi 2. Pelaksanaan
Pemetaan Sanitasi 1. Promosi Sanitasi
Sanitasi Kegiatan ini
Kelurahan 1. Promosi Sanitasi
2. Sosialisasi dimaksudkan
3. Penyusunan 2. Rembug Warga
Awal untuk
Rencana Aksi Tingkat RT/RW
Tingkat Perbaikan Sanitasi 2. Penandatanganan memastikan
Tahap IV
Kelurahan /CSIAP) Kontrak Kerja / keberlanjutan
3. Rembug 4. Rembug Surat Perjanjian pelayanan aset
3. Serah terima
Kelurahan Kelurahan Tahap Pelaksanaan yang sudah
sarana sanitasi
Tahap I II Pekerjaan (SP3) dibangun melalui
5. Rembug upaya
Output : WargaTingkat
pemeliharaan
RT/RW Tahap I 3. Rembug Warga Output :
 Masyarakat yang tepat
6. Rembug Warga Tingkat RT/RW  KPP menerima
memahami
Tingkat RT/RW sarana sanitasi
ketentuan Tahap III
Tahap II terbangun sebagai Output :
program
7. Penyusunan RKM penanggung jawab
Sanimas  pelaksanakan
dan Rencana 4. Pelaksanaan pengelolaan
Teknis (DED) Serta Kontruksi kegiatan operasi
 Penandatanga
RAB dan pemeliharaan
nan Surat
8. Finalisasi
Pernyataan prasarana-sarana
Dokumen Output :
Kesiapan sanitasi yang telah
Rencana Kerja  Terbentuknya KPP
Masyarakat
Masyarakat (RKM)  Terbangunnya dibangun.
 Pembentukan Output : sarana sanitasi
Pokjasan  CSIAP
kelurahan  RKM
OUTPUT
• Terbangunnya sarana sanitasi
• Bertambahnya jumlah sambungan rumah
(SR)
• Terbentuknya organisasi masyarakat
pengelola dan pemanfaat

OUTCOME
• Meningkatnya jumlah penduduk yang
memiliki akses pelayanan prasarana/sarana
sanitasi dasar, terutama kaum
perempuan, kelompok rentan/marjinal dan
penduduk miskin;
Ditjen Cipta Karya
Pokja
(Executing Agency)
NPMC Satker PLP-BM AMPL/Sanitasi
Nasional
PPK CPMU

RPMC
Pokja
Provincial Management Satker PAMS Provinsi
Consultant
PPIU AMPL/Sanitasi
PPK Air Limbah Provinsi

Satker PIP Pokja


District Management AMPL/Sanitasi
Consultant
PPK Kegiatan Sanitasi DPIU Kabupaten/kota
Kabupaten/kota

Tim Fasilitator Lapangan


Lurah & Pokjasan
(Teknik, Pemberdayaan BKM/LKM
Kelurahan
Sanitasi dan Manajemen)
Kader Masyarakat

KSM Sanitasi I
: Garis Pengendalian KSM Sanitasi II
: Garis Pelaporan
KSM
: Garis Koordinasi

: Garis Pembinaan
KPP
1. Membantu Executing Agency dalam melaksanakan tugasnya;

2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, peningkatan pemahaman dan dukungan


program kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli;

3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan


Kabupaten/kota;

4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan program Sanimas ;

5. Menyiapkan pedoman umum, pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis;

6. Memfasilitasi pembukaan rekening khusus untuk program Sanimas ;

7. Melakukan kegiatan pengelolaan/manajemen keuangan;

8. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program pada tingkat


nasional/tingkat provinsi/Kabupaten/kota;

9. Melakukan monitoring dan evaluasi program;

10. Melakukan penyusunan withdrawal application (WA), termasuk kelengkapan dokumen


pendukungnya serta mengirimkan WA (melalui Kementerian Keuangan) ke Islamic
Development Bank (IDB); untuk pengisian kembali rekening khusus
11. Menyusun permohonan pengisian kembali rekening khusus;

12. Menyusun Financial Statement for Special Account (FISSA), Quarterly Progress Report
(QPR), dan laporan keuangan tahunan serta melaporkannya kepada pihak IDB;

13. Memberikan arahan dan supervisi kepada konsultan manajemen proyek, di tingkat pusat
dan daerah;

14. Menyusun Project Completion Report (PCR) dan laporan akhir keuangan kepada pihak
IDB;

15. Fasilitasi pelaksanaan audit;

16. Mengumpulkan laporan pelaksanaan kegiatan dari Provincial Project Implementation


Unit (PPIU);
1. Berkoordinasi dengan CPMU dalam penyelenggaraan program di tingkat pusat;

2. Melakukan pencairan dan pengelolaan dana APBN dan Loan;

3. Merekrut National Project Management Consultant (NPMC), Regional Project


Management Consultant (RPMC) dan konsultan lainnya;

4. Memberikan arahan kepada NPMC dan RPMC terkait dengan penyelenggaraan


program;

5. Berkoordinasi dengan satker tingkat provinsi dan Kabupaten/kota;

6. Melakukan monitoring dan evaluasi program;

7. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan e-Monitoring;

8. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan sesuai Petunjuk Operasional Kegiatan


(POK).
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;

2. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;

3. Membentuk Provincial Project Implementation Unit (PPIU);

4. Menyusun program dan perencanaan anggaran serta kegiatan tahunan di tingkat


provinsi;

5. Menyiapkan dana Biaya Operasinal (BOP) sebesar minimal 1% dari total dana Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) yang ada di wilayah kerjanya untuk mendukung kegiatan
program Sanimas.
1. Memberikan arahan kepada Provincial Project Implementation Unit (PPIU) dan District
Project Implementation Unit (DPIU) dalam rangka pelaksanaan dan pengendalian
program;

2. Melakukan pertemuan dengan PPIU dan DPIU sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
setahun.
1. Melaksanakan koordinasi dengan unsur-unsur pemerintah provinsi;

2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan, peningkatan pemahaman dan dukungan program


kepada stakeholder terkait dan kelompok peduli di tingkat provinsi;

3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan


kabupaten/kota;

4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan program Sanimas ;

5. Melakukan pemeriksaan terhadap 2 (dua) sampel dokumen RKM masing-masing


kabupaten/kota;

6. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program pada tingkat


provinsi/kabupaten/kota;

7. Melakukan monitoring dan evaluasi program tingkat provinsi;

8. Fasilitasi pelaksanaan audit;

9. Menyusun Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Proyek (LMP)
tingkat provinsi berdasarkan Laporan Kemajuan Keuangan dan Laporan Manajemen Proyek
Kabupaten/kota dari DPIU;
10. Mengirimkan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Proyek (LMP)
kepada CPMU setiap bulan;

11. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat provinsi;

12. Mengumpulkan SP2D dari tingkat kabupaten (dari DPIU) dan menyampaikannya kepada
CPMU.
1. Mendukung PPIU dalam menyelenggarakan program;

2. Bersama dengan PPIU, melakukan proses pengadaan dan mobilisasi Tenaga Fasilitator
Lapangan;

3. Melakukan koordinasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;

4. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada PPIU dan CPMU.


1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;
2. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan Sanimas di wilayah kerjanya;
3. Menunjuk dan mengajukan pejabat satuan kerja kepada Menteri PUPR;
4. Membentuk District Project Implementation Unit (DPIU)
5. Menyediakan dana Biaya Operasional (BOP) kegiatan DPIU minimal 5% dari total dana
Biaya Langsung Masyarakat (BLM) melalui dana APBD Kabupaten/kota;
6. Menetapkan lokasi sasaran kegiatan Sanimas berdasarkan masukan dari DPIU;
7. Berperan sebagai pembina Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
1. Mensosialisasikan program pada tingkat kabupaten/ kota, kecamatan dan kelurahan;
2. Memberi arahan dalam pelaksanaan dan pengendalian program di wilayah kerjanya;
3. Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program di tingkat Kabupaten/kota;
4. Melakukan pertemuan dengan DPIU dan perangkat kelurahan sekurang- kurangnya 2
(dua) kali dalam setahun;
5. Menyusun laporan penyelenggaraan program Sanimas di wilayahnya dan
melaporkannya kepada Pokja AMPL/Sanitasi provinsi melalui PPIU.
1. Membantu Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas pengendalian
pelaksanaan Sanimas ;
2. Melaksanakan sosialisasi program Sanimas dan promosi sanitasi kepada Badan Keswadayaan
Masyarakat/Lembaga KeswadayaanMasyarakat (BKM/LKM) untuk mendapatkan calon lokasi
sasaran dengan memperhatikan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK);
3. Mengusulkan lokasi sasaran kegiatan kepada kepala daerah untuk ditetapkan sebagai lokasi
sasaran;
4. Melaksanakan peningkatan pemahaman dan dukungan program kepada stakeholder terkait
dan kelompok peduli di tingkat Kabupaten/kota;
5. Membangun kemitraan diantara stakeholder di tingkat Kabupaten/kota;
6. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan program Sanimas di
tingkat Kabupaten/kota;
7. Memfasilitasi pembentukan Pokja Sanitasi Kelurahan, KSM dan KPP;
8. Memastikan bahwa kebijakan kesetaraan kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan
kepedulian terhadap penduduk miskin telah dipertimbangkan di dalam perumusan dokumen
CSIAP dan RKM;
9. Melakukan verifikasi dan pengesahan Dokumen Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/Community
Sanitation Action Plan (CSIAP) dan Rencana Kegiatan Masyarakat masing-masing lokasi sasaran;
10. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program pada tingkat
Kabupaten/kota;
11. Bersama Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program tingkat Kabupaten/kota;
12. Fasilitasi pelaksanaan audit;
13. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat Kabupaten/kota;
14. Mengumpulkan dokumen SP2D dari Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota untuk
disampaikan kepada PPIU;
15. Mengusulkan dana operasional kegiatan DPIU dari APBD Kabupaten/kota;
16. Mengusulkan revisi dokumen SSK kepada Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/kota apabila
diperlukan;
17. Memfasilitasi kegiatan serah terima sarana sanitasi yang sudah terbangun dan pembinaan
terhadap KPP;
18. Melakukan pendampingan teknis dan pemberdayaan masyarakat kepada BKM/LKM, KSM dan
KPP;
19. Melaksanakan kegiatan pengawasan pekerjaan fisik dan memantau proses pengajuan dan
pemanfaatan dana BLM;
20. Menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Proyek
(LMP) dari Satker PIP/PPK Kegiatan Sanitasi Kabupaten/kota kepada PPIU setiap bulan;
21. Menyampaikan Laporan kinerja tiga bulanan TFL dan TAMK kepada PPIU dan ditembuskan
kepada CPMU
22. Memberikan pendampingan kepada BKM/LKM dalam hal tidak tersedia TFL;
23. Mengatur pelaksanaan pertemuan koordinasi mingguan dengan TFL, TAMK dan Satker serta
melakukan pencatatan hasil pertemuan tersebut untuk kemudian dilampirkan pada
laporan bulanan DPIU.
1. Melakukan koordinasi dengan DPIU dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan
program;
2. Menandatangani dokumen kontrak Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) dengan
BKM/LKM;
3. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan rekomendasi dari TAMK dan TFL;
4. Fasilitasi kepada BKM mengenai kelengkapan dokumen pendukung untuk syarat
pencairan dana;
5. Dibantu oleh TAMK dan TFL, melakukan pemeriksaan kepada BKM/LKM dan KSM
mengenai kemajuan fisik dan keuangan;
6. Melakukan amandemen/addendum dokumen kontrak (SP3) sebelum termin 3;
7. Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan
Manajemen Proyek (LMP) termasuk dokumentasi foto kepada DPIU berdasarkan SP2D dan
kemajuan fisik di lapangan;
8. Menyampaikan dokumen SP2D dan kelengkapannya kepada DPIU;
9. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI);
10. Melakukan update progres keuangan dan fisik melalui website e-Monitoring Kementerian
PUPR pada saat terjadi transaksi keuangan dan setiap bulan;
11. Melakukan pembinaan kepada BKM/LKM, dan KSM;
12. Melakukan pemeriksaan dokumen untuk kelengkapan serah terima hasil
penyelesaian pekerjaan fisik;
13. Mengambil tindakan terhadap BKM/LKM yang tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana diatur dalam dokumen kontrak (SP3);
14. Melaksanakan tindak lanjut terhadap rekomendasi auditor.
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program Sanimas di wilayah kerjanya;
2. Memfasilitasi sosialisasi awal kesiapan masyarakat dan Rembug Kelurahan Tahap I;
3. Turut mensosialisasikan penerapan prinsip-prinsip pelaksanaan Sanimas ;
4. Mengesahkan usulan pembentukan KSM dan KPP hasil dari rembug warga;
5. Memfasilitasi penyusunan rencana aksi perbaikan sanitasi/Comunity Sanitation
Improvement Action Plan (CSIAP);
6. Melaksanakan monitoring pelaksanaan kegiatan program Sanimas ;
7. Mengetahui serah terima sarana sanitasi terbangun dari DPIU kepada masyarakat
(KPP);
8. Memfasilitasi Pokjasan Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya.
1. Bekerjasama dengan BKM/LKM dan Kader Masyarakat menyusun rencana aksi
perbaikan sanitasi di tingkat kelurahan (Community Sanitation Improvement Action
Plan/CSIAP).
2. Bekerjasama dengan BKM/LKM, Kader Masyarakat dan KSM menyusun dokumen
perencanaan.
1. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai program Sanimas secara terus
menerus di tingkat masyarakat;
2. Mengidentifikasi permasalahan sarana penyehatan lingkungan permukiman di tingkat
kelurahan;
3. Menyelenggarakan rembug warga;
4. Menjamin dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan
penduduk miskin dalam setiap tahapan kegiatan;
5. Menyusun rencana aksi perbaikan sanitasi (Community Sanitation Improvement Action
Plan) bersama-sama dengan PokjaSan kelurahan;
6. Memfasilitasi pembentukan KSM dan KPP;
7. Bersama KSM menyusun dan mengajukan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM);
8. Mengajukan RKM kepada DPIU untuk diverifikasi;
9. Bersama KSM membuka rekening atas nama BKM/LKM dengan tanda tangan 2(dua)
orang dari BKM/LKM dan 1(satu) orang anggota KSM;
10. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan;
11. Menandatangani kontrak kerja (SP3) dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan
Sanitasi;
12. Melakukan pengajuan pencairan dana BLM kepada PPK Kegiatan Sanitasi;
13. Membuat Buku Kas Umum disertai dengan bukti-bukti pengeluaran berdasarkan laporan
yang dibuat oleh KSM;
14. Menyusun laporan keuangan berdasarkan laporan penggunaan dana yang dibuat oleh
KSM;
15. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik;
16. Mengelola pengaduan masyarakat dengan menugaskan salah satu anggota BKM/LKM;
17. Mendampingi KSM dalam menyelenggarakan rembug warga untuk menyampaikan
laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
18. Mempublikasikan laporan bulanan kemajuan kegiatan melalui papan informasi yang
dapat diakses oleh semua pihak;
19. Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dengan dibantu
KSM;
20. Bersama KSM menyelenggarakan rembug warga RT/RW Tahap IV untuk menyampaikan
laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, dan penggunaan dana BLM;
21. Menyediakan data dan dokumen pendukung untuk memenuhi proses audit kegiatan
Sanimas oleh auditor serta evaluasi oleh Executing Agency dan IDB;
22. Mendokumentasikan keseluruhan dokumen kegiatan Sanimas untuk kebutuhan auditor
dan arsip.
1. Sebagai mitra TFL, BKM/LKM, PokjaSan Kelurahan dan KSM dalam pendampingan
masyarakat pada setiap tahapan kegiatan Sanimas .
2. Sebagai tenaga pendampingan KPP pada tahap paska konstruksi.
3. Sebagai penggerak dan narasumber yang terkait dengan kondisi kelurahan dan bertindak
sebagai mediator, pengarah, sekaligus menjadi motivator bagi masyarakat untuk
melaksanakan program Sanimas agar pelaksanaan program di tingkat kelurahan dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
1. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM) pembangunan sarana/prasarana sanitasi,
DED, RAB difasilitasi oleh TFL.
2. Melaksanakan kegiatan fisik/konstruksi di lapangan.
3. Menyelenggarakan rembug warga untuk menyampaikan laporan kemajuan
pelaksanaan kegiatan.
4. Menyusun rencana pendanaan operasi dan pemeliharaan sebelum pelaksanaan kegiatan
dimulai. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan dapat diperoleh melalui swadaya
maupun melalui sumber pendanaan APBD.
5. Menyusun rencana penggunaan dana (RPD) yang akan diajukan kepada BKM/LKM.
6. Melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dan keuangan pembangunan sarana
sanitasi setiap minggu kepada BKM/LKM, dilengkapi dengan bukti dokumen yang
diperlukan.
7. Melakukan koordinasi dengan PokjaSan kelurahan, BKM/LKM, Kader Masyarakat dan
Tenaga Fasilitator Lapangan selama pelaksanaan konstruksi;
1. Merencanakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana
2. Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja, membukukan dan melaporkan
secara rutin.
3. Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik sanitasi berbasis masyarakat.
4. Mengontrol semua saluran perpipaan secara rutin
5. Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna
6. Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan lingkungan.
Tenaga Tenaga Ahli Regional National
Fasilitator Manajemen Project Project
Lapangan (TFL) Kabupaten/Kota Management Management
•Direkrut melalui (TAMK) Consultant Consultant
prosedur yang •Sebagai pembina TFL (RPMC) (NPMC)
netral, yang bisa di kab/kota
mendapatkan TFL •Fasilitator untuk •Fasilitator untuk
•Fasilitator untuk Provincial Project Central Project
yang berkinerja District Project
baik Implementation Management Unit
Implementation Unit Unit (PPIU) dan (CPMU)
•TFL Terdiri dari 3 (DPIU) TAMK
orang (teknis,
pemberdayaan
sanitasi dan
manajemen)
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai