Anda di halaman 1dari 73

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

TATA-KELOLA PELAKU

1. Pengantar
Personil atau sumberdaya manusia merupakan salah satu input dari program KOTAKU yang
sangat penting bagi upaya menjamin keberhasilan target-target program yang telah ditentukan.
Sebagai input program tentunya perlu dikelola dengan baik sehingga berjalan effektive dan
effisien.
Prosedur Operasional Standar Tata Kelola Pelaku ini akan menjadi pegangan baik bagi pihak
pengelola sumberdaya manusia disemua tingkatan dan pihak personil itu sendiri. Bagi pengelola
baik Satker Pusat ataupun Satker Provinsi, POS ini akan menjadi pedoman dalam upaya
mengoptimalkan peran personil dalam pencapaian kinerja program. Bagi personil itu sendiri,
POS ini akan menjadi pedoman bagaimana bisa bekerja sesuai dengan koridor yang seharusnya
dilaksanakan. Sebagai sebuah acuan pengelolaan personil, maka segala hal dan ketentuan
didalamnya mengatur untuk pelaksanaan saat ini dan yang akan datang atau menganut azas
retroaktif yang tidak berlaku surut.
Prosedur Operasional Standar Tata Kelola Pelaku ini merupakan turunan dari Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Dan Evaluasi dalam Program KOTAKU.

2. Tujuan
a) Sebagai acuan untuk dijadikan pegangan bagi semua pihak dalam mengelola sumberdaya
manusia yang ada dalam pelaksanaan Program KOTAKU.
b) Sebagai acuan untuk memberikan petunjuk dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi
pelaku sehingga tujuan program dapat tercapai dengan baik.

3. Keluaran
Keluaran dari Prosedur Operasional Standar ini diantaranya adalah:
a) Pendampingan yang menjamin tercapainya target-target program yang telah ditentukan
b) Terjadi iklim kerja yang kondusif bagi pencapaian kinerja optimal personil
c) Database personil yang lengkap, update dan valid
Alur pembahasan pengelolaan personil dalam prosedur operasional standar disajikan dalam
Diagram Alur dibawah ini.
Struktur Pendamping
KOTAKU Waktu Kerja

Cuti Kerja
Mekanisme Pengadaan Ijin Tidak
Personil Pendamping Masuk Kerja
Pembatalan
Ikatan Kerja

Berakhirnya
Mekanisme Penggantian Ikatan Kerja
Mekanisme
POS TATA
Personil Pendamping Penggajian
KELOLA Dan BOP
Kode Etik Dan
PELAKU
Blacklist
Mekanisme Rotasi,
Mutasi, Promosi Dan Evaluasi Kinerja
Demosi Penerbitan
Surat
Peringatan
Reward
ATURAN KERJA
Pelaporan

DATABASE PERSONIL

4. Pelaksanaan Kegiatan
4.1. Struktur Pendamping Program
a) Siapa Pendamping/Fasilitator Program
Pendamping atau fasilitator program adalah personil yang ditugaskan dan dimobilisasi oleh
PMU/PIU/Satker baik ditingkat pusat atau ditingkat provinsi untuk jangka waktu tertentu.
Pendamping/Fasilitator program mempunyai tugas utama membantu dan mendorong peran
pemerintah pusat dan daerah untuk menjadi nahkoda dalam pencapaian target kota bebas
kumuh di tahun 2019.

b) Kedudukan dan Tingkatan fasilitasi


GARIS KOLABORASI
GARIS PELAKSANAAN GARIS DUKUNGAN PROGRAM
DAN KOORDINASI

Tim Pengarah Pokja PKP


Nasional

Kementerian PUPR

Direktorat Jenderal
Tingkat Cipta Karya
Pokja PKP
Pusat Nasional
Dit. PKP

CCMU PMU
Tim Advisory Tim Evaluasi

Satker/PPK Pusat
KMP/NMC OSP CB

Gubernur
Tingkat
Satker/PPK Provinsi KMW & KMT
Provinsi Pokja PKP Provinsi

Bupati/Walikota
Tingkat
Satker/PPK Kab/Kota Tim Korkot
Kab/Kota Pokja PKP Kab/Kota

Tingkat Camat
Kecamatan Tim Fasilitator

Lurah/Kades BKM/LKM Relawan


Tingkat
Kel/Desa Relawan Garis Pengendalian
Tim UP yang Dikontrak Teknik
KSM Garis Koordinasi
Masyarakat

Ditingkat pusat terdapat Tim Advisory; Team Evaluasi; Konsultan Manajemen Pusat dan OSP
CB yang membantu PMU dan CPIU dalam menjalankan program PROGRAM KOTAKU
berkoordinasi dengan CCMU dan Pokja PKP Nasional.
Ditingkat provinsi terdapat RMC/OSP/TMC yang membantu PIU/Satker Provinsi dalam
menjalankan program PROGRAM KOTAKU berkoordinasi dengan Pokja PKP Provinsi
Ditingkat kota/kabupaten terdapat tim koodinator kota (korkot) yang membantu PIU/Satker
Kota dalam menjalankan program PROGRAM KOTAKU berkoordinasi dengan Pokja PKP
Kota/Kabupaten.
Ditingkat kelurahan terdapat tim fasilitator yang membantu LKM dan kelurahan dalam
menjalankan program PROGRAM KOTAKU berkoordinasi dengan Camat/Kecamatan.

4.2. Struktur Pendamping

a) Team Advisory
Team advisory terdiri dari beberapa tenaga ahli diantaranya:
i. Team Leader/ Program Development Specialist
ii. Urban Development Specialist
iii. Program Control & Analysis Specialist
iv. Knowledge Management Specialist
v. Program Institutional, Financing & Manual Specialist
vi. Infrastructure Specialist
vii. Procurement Specialist
viii. Contract Administration Specialist
ix. Quantitative Evaluation Specialist
x. Qualitative Evaluation Specialist
xi. Design Grafis
Komposisi tenaga ahli dan sub tenaga ahli disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
program.
Tugas Utama dari tim advisory adalah membantu PMU untuk merancang program baik
berupa konsep-konsep serta Grand Strategy dan menetapkan target-target yang akan
dicapai secara nasional. Detail tugas dari masing-masing tenaga ahli terdapat dalam TOR
Advisory.

b) Team Evaluasi
Team Evaluasi terdiri dari beberapa tenaga ahli diantaranya:
i. Team Leader
ii. Quantitative Specialist
iii. Environmental Engineering/ Setlement Infrastructure Specialist
iv. Local Government Specialist
v. Urban Land Specialist
vi. Sub-Prof Statistition/ Statistical Specialist
vii. Sub-Prof Data Analist
viii. Sub-Prof Programmer
Komposisi tenaga ahli dan sub tenaga ahli disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
program.
Tugas Utama dari tim evaluasi adalah membantu PMU untuk melakukan kajian-kajian dan
evaluasi baik secara kuantitatif maupun kualitatf atas pelaksanaan program sesuai PAD dan
KPI yang telah disepakati. Detail tugas dari masing-masing tenaga ahli terdapat dalam TOR
Team Evaluasi.

c) Konsultan Manajemen Pusat


Team Konsultan Manajemen Pusat terdiri dari beberapa tenaga ahli dibantu Sub Tenaga Ahli
diantaranya:
i. Team Leader
ii. Urban Planning Specialist
iii. Program Financing and Institutional Collaboration Specialist
iv. Infrastructure Specialist
v. Safeguards Specialist (Environment
vi. Financial Management and Livelihoods Specialist
vii. Training Specialist
viii. Communication Specialist
ix. Program Monitoring Specialist
x. Data Management Specialist
xi. Financial Management Review Specialist
xii. Legal and Complaint Handling Specialist
xiii. Web Master Specialist
xiv. Human Resources Management Specialist
Komposisi tenaga ahli dan sub tenaga ahli disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
program.
Tugas Utama dari tim Konsultan Manajemen Pusat adalah membantu PMU dan Satker Pusat
untuk menyusun standar operasional atas implementasi program serta melakukan
pengendalian di level nasional terhadap pelaksanaannya agar tercapai sesuai PAD dan KPI yang
telah disepakati. Detail tugas dari masing-masing tenaga ahli terdapat dalam TOR KMP Wilayah
1 dan Wilayah 2.

d) OC/OSP/Konsultan Manajemen Wilayah


Team OC/ OSP/ Konsultan Manajemen Wilayah terdiri dari beberapa tenaga ahli dibantu Sub
Tenaga Ahli diantaranya:

i. Team Leader OC/ OSP


ii. Provincial Team Leader
iii. Infrastructure Specialist
iv. Urban Planning Specialist
v. Program Financiing & Institutional Collaboration Specialist
vi. Program Monitoring Specialist
vii. MIS-GIS & Managemen Data Specialist
viii. Training Specialist
ix. Financial Management & Livelihood Support Specialist
x. Communication Specialist

Komposisi tersebut diatas disesuaikan dengan luas/besar wilayah dampingan OC/OSP,


termasuk tambahan posisi Sub Tenaga Ahli dimasing-masing kualifikasi.
Tugas Utama dari tim OC/ OSP adalah membantu PMU dan Satker Pusat untuk pengendalian
mutu dan bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengendalian program sehari-hari di
tingkat daerah, dengan fasilitasi dari Konsultan Manajemen Pusat (KMP) dalam pencapaian
PAD dan KPI yang telah disepakati. Detail tugas dari masing-masing tenaga ahli terdapat
dalam TOR OC/ OSP.

e) TMC/Konsultan Manajemen Teknik


Team TMC/ Konsultan Manajemen Wilayah terdiri dari beberapa tenaga ahli dibantu Sub
Tenaga Ahli diantaranya:

i. Team Leader TMC


ii. Architect
iii. Infrastructure Specialist
iv. Safeguard Specialist
v. Asset Specialist
vi. Sivil Engineer
Komposisi tersebut diatas didukung dengan Cost Estimator, Inspector, Surveyor dan Drafter
luas/besar dengan jumlah disesuaikan wilayah dampingannya.
Tugas Utama dari tim TMC/ KMT adalah membantu PMU dan Satker Pusat untuk
pengendalian mutu dan bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengendalian program
skala kawasan di tingkat daerah, dengan fasilitasi dari Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
dalam pencapaian PAD dan KPI yang telah disepakati. Detail tugas dari masing-masing
tenaga ahli terdapat dalam TOR TMC/ KMT.

f) Team Korkot
i. Koordinator Kota
ii. Asisten Korkot Infrastruktur
iii. Asisten Korkot Urban Planner
iv. Asisten Korkot Kelembagaan dan Kolaborasi
v. Asisten Korkot Manajemen Keuangan
vi. Asisten Korkot Safeguard
vii. Asisten Manajemen Data

Komposisi tersebut diatas ditentukan dengan pertimbangan utama berdasarkan status


Kota/Kabupaten tersebut adalah Kota Prioritas atau Kota dengan Pekerjaan Infrastruktur Skala
Kota serta kebutuhan koordinasi dari kota-kota yang sebarannya sangat luas.
Tugas Utama dari tim Korkot adalah membantu PMU dan Satker Pusat untuk memfasilitasi
penanganan kumuh ditingkat kota dan bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengendalian
program sehari-hari di tingkat kelurahan/komunitas oleh tim fasilitator dalam pencapaian PAD
dan KPI yang telah disepakati. Detail tugas dari masing-masing team korkot terdapat dalam
Lampiran 1.

g) Tim Fasilitator
i. Senior Fasilitator (SF)
ii. Fasilitator Teknik (FT)
iii. Fasilitator Urban Planer (FUP)
iv. Fasilitator Ekonomi (FE)
v. Fasilitator Sosial (FS)

Secara umum komposisi pendampingan tim fasilitator adalah 5;5 dan 5;6 di kelurahan
kumuh serta 5;13 dikelurahan pencegahan.
Tim fasilitator yang mendampingi lokasi/kelurahan penanganan kumuh di kota infrastruktur
skala kota adalah 5;5 dimana 5 fasilitator (1 SF; 2 FT; 1 FE; 1 FS) mendampingi 5 kelurahan.
Tim fasilitator yang mendampingi lokasi/kelurahan penanganan kumuh di kota non
infrastruktur skala kota adalah 5;6 dimana 5 fasilitator (1 SF; 2 FT; 1 FE; 1 FS) mendampingi 6
kelurahan.
Tim fasilitator yang mendampingi lokasi/kelurahan pencegahan kumuh adalah 5;13 dimana 5
fasilitator (1 SF; 1 FT; 1 FE; 1 FS) plus 1 faskel disesuai kebutuhan pendampingan (bisa FT; FE;
FS; FUP) mendampingi 13 kelurahan. Detail tugas dari masing-masing team korkot terdapat
dalam Lampiran 2.

Dalam implementasinya selain sebaran kelurahan penanganan kumuh dan pencegahan


kumuh, beban pendampingan juga menjadi pertimbangan bagi satker provinsi untuk
menata dan mendistribusikan tim faskel sesuai kuota yang telah ditentukan
4.3. Mekanisme Pengadaan Personil Pendamping
Pengadaan pendamping/fasilitator program PROGRAM KOTAKU terbagi menjadi 2 kelompok, yakni :
a) Tenaga ahli untuk Advisory, KME, OSP CB, KMP dan OSP diadakan melalui mekanisme tender
yang dilaksanakan di Satker Pusat
b) Personil team korkot dan tim fasilitator diadakan melalui seleksi dan rekrutmen yang
dilaksanakan di Satker Provinsi

Mekanisme seleksi dan rekrutmen tim korkot dan tim fasilitator disajikan dalam Lampiran 3

4.4. Mekanisme Penggantian Personil


Dalam perjalanannya, dapat terjadi kekosongan personil yang disebabkan adanya pemutusan ikatan
kerja baik yang dilakukan oleh pemberi kerja atau pengunduran diri dari pendamping/fasilitator.
Penggantian personil dapat dilakukan sebagai berikut :
4.4.1. Untuk pendamping/fasilitator atau tenaga ahli yang dimobilisasi oleh Satker Pusat,
manajemen atau firm harus mengajukan pergantian personil dengan cara ;
a) Manajemen/Firm mengajukan usulan calon personil pengganti yang sesuai dengan kualifikasi
minimal 2 orang kandidat
b) Dilakukan analisis kelayakan usulan calon personil pengganti oleh Pokja dan KMP
c) Penetapan dan Persetujuan/Penolakan Mobilisasi Personil Pengganti oleh Satker Pusat
4.4.2. Untuk pendamping/fasilitator yang dimobilisasi oleh Satker Provinsi, pergantian personil
dilaksanakan dengan mekanisme seleksi dan rekrutmen seperti dijelaskan diatas.

4.5. Mekanisme Rotasi, Mutasi, Promosi Dan Demosi Personil


Untuk menjamin pemerataan kualitas pendampingan di seluruh wilayah dampingan, team korkot
dan team fasilitator harus dilakukan rotasi minimal 4 tahun sekali. Personil Korkot, askot, SF dan
faskel yang telah mendampingi suatu wilayah dalam kurun waktu 4 tahun harus di rotasi di wilayah
penugasan lain.
Mutasi atau perpindahan personil team korkot atau team fasilitator dari satu provinsi ke provinsi
yang lain harus mendapat persetujuan dari Satker Provinsi atas rekomendasi Team Leader OSP,
tentunya dengan menyampaikan bagaimana kinerja yang bersangkutan selama ini.
Promosi (kenaikan posisi/jabatan) dan Demosi (penurunan posisi/jabatan) dalam masa kontrak
harus mempertimbangkan rekam jejak kinerja personil serta ketersediaan posisi/ jabatan tersebut.

Untuk menjamin pertanggungjawaban pendampingan disuatu wilayah, maka tidak


direkomendasikan untuk memutasi personil kurang dari 1 tahun dari wilayah dampingannya,
kecuali dikarenakan adanya perubahan beban pendampingan yang signifikan

4.6. Aturan Kerja

4.6.1. Waktu Kerja


a) Hari kerja minimal adalah 5 atau 6 hari per minggu dan jumlah jam kerja minimal adalah 40 jam
per minggu (dibuktikan dengan Time Sheet; Log Book)
b) Hari kerja dan jam kerja ini akan menyesuaikan dengan kebutuhan pendampingan yang harus
dilakukan tanpa ada perhitungan biaya lembur.

4.6.2. Cuti Kerja


Cuti dapat diambil dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Pendamping/Fasilitator berhak mendapatkan ”cuti” sejumlah 1 (satu) hari kerja dalam setiap 1
bulan masa kerja atau 12 (dua belas) hari selama setahun, setelah masa kerja 1 (satu) tahun
(selalu dalam ikatan kontrak dengan Program KOTAKU dan tidak pernah terputus yang
disebabkan karena bekerja dengan pihak lain).
b) Pendamping/Fasilitator berhak mendapat ”cuti hamil/ melahirkan” selama maksimal 3 (tiga)
bulan
c) Pendamping/Fasilitator berhak mendapat cuti untuk menunaikan ibadah sesuai dengan
keyakinan dan agamanya dengan waktu dan jumlah hari sesuai ketentuan dari Kementerian
Agama Republik Indonesia
d) Cuti harus diajukan minimal 1 (satu) minggu sebelumnya dan mengajukan caretaker kepada
pemberi pekerjaan untuk memastikan tugas dan fungsi pendampingan tidak terganggu.
e) Pendamping/Fasilitator berhak mendapatkan gaji penuh untuk poin a) dan untuk poin b; c;
berhak mendapatkan gaji dasar/ gaji pokok.

4.6.3. Ijin Tidak Masuk Kerja

Ijin tidak masuk kerja diperkenankan bagi Pendamping/Fasilitator dengan ketentuan (UU No 13 Th
2013 Tentang Ketenagakerjaan pasal 93 ayat 2):
a) Pendamping/fasilitator sakit dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter
b) Pendamping/fasilitator perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter (Ahli dibidang Obgin/ yang sesusuai)
c) Pendamping/fasilitator menikah (3 hari), menikahkan anaknya (2 hari), mengkhitankan anaknya
(2 hari), membaptiskan anaknya (2 hari), isteri melahirkan atau keguguran kandungan (2 hari),
suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua meninggal dunia (2 hari)
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia (1 hari)
Ijin tidak masuk tidak mengurangi hak cuti pada ketentuan di 4.6.2. poin a diatas.
Pendamping/fasilitator yang mengajukan ijin tidak masuk melebihi ketentuan jumlah hari maksimal
tersebut diatas akan dilakukan pemotongan gaji sebesar 4% per hari atau menggunakan jumlah
jatah hari cuti tahunan yang masih tersedia.

4.6.4. Pembatalan Ikatan Kerja


Ikatan kerja pendamping/fasilitator PROGRAM KOTAKU dibatalkan manakala:
a) Terikat kontrak dengan pekerjaan lain, yang pembiayaannya bersumber dari APBD, APBN atau
lainnya
b) Menjadi CPNS/PNS, kecuali sedang cuti diluar tanggungan negara
c) Menjadi pejabat publik
d) Menjadi pengurus harian partai politik
e) Menjadi bakal calon/calon Bupati; Wakil Bupati; Walikota; Wakil Walikota; legislatif yang sudah
ditetapkan oleh KPU/ KPUD dalam Daftar Calon Sementara
4.6.5. Berakhirnya Ikatan Kerja

Perjanjian Kerja berakhir apabila :


a) Pendamping/Fasilitator meninggal dunia
b) Pendamping/Fasilitator menderita sakit tetap selama lebih dari 2 (dua) bulan yang berakibat
tidak mungkin melaksanakan pekerjaan;
c) Pendamping/Fasilitator mengajukan permohonan pengunduran diri selambat-lambatnya satu
bulan sebelumnya dan telah bekerja minimal 6 (enam) bulan. Apabila dilakukan sebelum 6
(enam) bulan bekerja, Pendamping/Fasilitator diwajibkan mengganti biaya pelatihan yang
diikutinya (bila ada) untuk disetor ke Kas Negara
d) Pendamping/Fasilitator menjalani pemeriksaan pihak yang berwajib sebagai tersangka, yang
menyebabkan tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Pendamping/Fasilitator melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan pembatalan ikatan
kerja, kode etik kategori berat dan melanggar hukum;
f) Pendamping/Fasilitator dipromosikan kejenjang pada posisi yang lebih tinggi, berubah posisi
pada tingkatan dibawahnya ataupun berubah posisi pada tingkatan yang sama, baik dalam satu
wilayah penugasan yang sama maupun pindah wilayah penugasan.
g) Adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkan penghentian Program KOTAKU dan akan
diberitahukan satu bulan sebelumnya.

4.6.6. Mekanisme Penggajian dan Biaya Operasional (BOP)

4.6.6.1. Penggajian
a) Tim Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan Tim OC/OSP disediakan biaya operasional melalui
kontrak manajemen Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan OC/OSP
b) Tim Korkot dan Tim fasilitator dibayarkan melalui DIPA Satker PKP Provinsi
c) Komponen Gaji Tim Korkot (Gaji Pokok; Biaya Komunikasi; Tunjangan Asuransi)
dibayarkan secara Lumpsum
d) Komponen Gaji Tim Faskel (Gaji Pokok; Biaya Komunikasi; Tunjangan Asuransi; Tunjangan
Perumahan; Biaya Komunikasi: Biaya ATK) dibayarkan secara Lumpsum
e) Komponen Gaji Tim Korkot dan Tim Faskel ditambahkan komponen Tunjangan
Kemahalan untuk wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat
4.6.6.2. Biaya Operasional (BOP)
a) Tim Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan Tim OC/OSP disediakan biaya operasional melalui
kontrak manajemen Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan OC/OSP
b) Tim Korkot disediakan biaya operasional melalui kontrak manajemen OC/OSP
i. Besaran biaya operasional ditetapkan bedasarkan beban wilayah dampingan tim OSP
ii. Biaya Opreasional Tim OSP harus dipertanggungjawabkan kepada manajemen
OC/OSP
c) Tim Fasilitator disediakan biaya operasional melalui DIPA Satker PKP Provinsi. BOP Tim
Fasilitator ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja PKP Propinsi dan dilaporkan
kepada Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), Cq. Kepala PMU
NSUP-NUSP-2. Dasar pertimbangan dalam penetapan besaran BOP untuk masing-
masing Tim Faskel adalah tingkat kesulitan pendampingan dan beban tambahan
akibat program-program tambahan. Cara pembayaran BOP pada bulan ke-1
diberikan bersamaan dengan pembayaran gaji senior faskel, sedangkan pada bulan-
bulan berikutnya mekanisme yang sama dapat dilakukan, namun harus dilengkapi
dengan laporan pertanggungjawaban penggunaan BOP Tim Faskel bulan
sebelumnya (daftar pengeluaran dan bon/ kwitansi/ bukti pengeluaran) yang
disusun oleh Senior Faskel ditandatangani keabsahannya oleh seluruh Faskel serta
diverifikasi oleh Korkot/Askot Mandiri terkait. Pagu maksimum biaya operasional
adalah Rp.2000.000,-/tim. BOP bisa digunakan untuk keperluan tim fasiliator
diantaranya:
i. Biaya penyusunan Laporan Tim Faskel
ii. Biaya ATK Tim Faskel
iii. Biaya Sewa Komputer
iv. Biaya Sewa Printer
v. Biaya konsumsi Rapat Koordinasi Tim Faskel
vi. Biaya Fotocopy
vii. Biaya Internet & Faximili
viii. Biaya pertemuan-pertemuan
ix. Biaya Sewa Posko/ Basecamp
x. Biaya lainnya yang mensupport kegiatan Tim Faskel

4.7. Kode Etik dan Blacklist

Bahwa semestinya organisasi profesi memiliki Kode Etik yang membebankan kewajiban dan
sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada setiap anggotanya dalam menjalankan
profesinya. Bahwa profesi Pendamping/Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat harus menjaga citra
dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik yang pelaksanaannya
diawasi secara bersama-sama. Bahwa Kode Etik Program KOTAKU adalah sebagai hukum tertinggi
dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi namun membebankan kewajiban
kepada setiap Pendamping/Fasilitator untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan
profesinya baik kepada masyarakat, pemberi kerja, dan terutama kepada dirinya sendiri.
Kode etik adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi setiap Pendamping/Fasilitator
Program KOTAKU dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kode etik juga merupakan suatu bentuk
aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan
pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

4.7.1. Kode Etik Pelaku Program KOTAKU :


Berikut ini adalah kode etik Pendamping/Fasilitator Program KOTAKU beserta kategori
pelanggarannya serta sanksi maksimum yang harus ditetapkan dalam sidang kode etik.

Sanksi
No Kode Etik
Maksimum

1 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang mengabaikan atau dengan Surat
sengaja menutupi permasalahan/penyimpangan yang terjadi dan terkait dengan Peringatan
program dengan alasan apapun

2 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang memberi janji dan Surat
kesanggupan yang dapat menimbulkan kekecewaan dan menurunnya kepercayaan Peringatan
masyarakat terhadap pelaksanaan program

3 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang menyampaikan Surat


permasalahan atau konfik internal keluar sebelum dilakukan langkah musyawarah Peringatan
penyelesaian internal menurut hierarki organisasinya

4 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang melanggar nilai-nilai, norma- Surat
norma, budaya, susila, dan kearifan lokal yang berlaku di masyarakat dan Peringatan/ PHK
berimplikasi pada proses pendampingan program

5 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang menciptakan konflik, Surat


perpecahan, provokasi, dan diskriminasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung- Peringatan/ PHK
jawabnya di wilayah dampingan.

6 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang berorientasi pada Surat


kepentingan pribadi, kelompok atau golongan termasuk didalamnya dilarang terlibat Peringatan/ PHK
aktif dalam politik praktis

7 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang menyajikan data yang tidak Surat
bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, termasuk dengan sengaja melakukan Peringatan/ PHK
pemalsuan dan atau menginput tidak melalui prosedur yang ditetapkan

8 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang melakukan transaksi Surat


keuangan atas nama LKM, Sekretariat LKM, UP-UP, dan KSM. Peringatan/ PHK

9 Konsultan dan fasilitator pendamping program tidak melakukan manipulasi laporan Surat
keuangan dan alat bukti pembayaran Peringatan/ PHK

10 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang bertindak sebagai supplier, PHK dan
perantara, menunjuk pada salah satu supplier tertentu atau sebagai bahan dan alat Blacklist
pada pelaksanaan kegiatan program

11 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang sebagai pelaksana kegiatan/ PHK dan
sub kontrak kegiatan program pemerintah daerah, LKM dan KSM Blacklist

12 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang meminta dan atau PHK dan
menerima imbalan dalam bentuk apapun yang patut diduga sebagai gratifikasi dari Blacklist
pemda/ masyarakat termasuk dana cash back/pengembalian/diskon atas transaksi
pembelian barang/jasa

Catatan :
Bilamana pendamping/ fasilitator Program KOTAKU diputuskan oleh sidang majelis kode etik
terbukti melakukan pelanggaran kode etik yang berkaitan dengan penyalahgunaan dana, maka yang
bersangkutan diberi tenggang waktu tertentu untuk mengembalikan dana tersebut. Manakala
sampai batas waktu yang ditentukan tidak terselesaikan, maka PMU/Satker harus menindaklanjuti
putusan sidang majelis kode etik ini dengan melaporkan pendamping/ fasilitator tersebut kepada
pihak yang berwajib.
4.7.2. Mekanisme Penanganan Pelanggaran Kode Etik

Berikut bagan alur mekanisme penanganan pelanggaran kode etik mulai dari pengaduan, investigasi;
klarifikasi dan sidang Kode Etik pendamping/fasilitator Program KOTAKU.

Ya Pembentukan Ya Sidang
Pembentukan Pengaduan Sidang Terduga Tidak
Pengaduan Komite/ Melanggar Banding
Tim Memenuhi Majelis Kode Menerima
Majelis Kode Kode Etik Majelis Kode
Investigasi Unsur KE Etik Putusan
Etik Etik

Ya
Tidak Tdk Terbukti
Putusan
Tidak
Investigasi Akhir
Dan
Klarifikasi
Terbukti
· Laporan ke · Laporan ke Laporan Ke Laporan Ke Laporan Ke
Satker Satker Satker & Satker & Satker &
· Progres PPM · Progres PPM Progres PPM Progres PPM Progres PPM
· Rehabilitasi · Rehabilitasi
Pra Sidang
teradu teradu
MKE
Eksekusi Eksekusi Eksekusi
Putusan Putusan Putusan

· SP · SP
· SK PHK · SK PHK · Rehabilitasi
· Dok Blacklist
· Mengadukan ke
· Dok Blacklist
pihak berwajib · Input HRM Online
· Input HRM Online

Selesai
14 hr kerja dan bisa 14 hr kerja dan bisa
diperpanjang 7 hari kerja diperpanjang 7 hari kerja 14 hr kerja

4.7.2.1. Penanganan Kode Etik Tingkat Tim Korkot dan Tim Faskel

No Langkah Kegiatan Unsur Output


4.7.2.1.1.1.1.
1 Pengaduan Identifikasi Pengaduan Kode Etik, pengaduan
1. Satker PKP Prov Nomor Register PPM
Kode Etik bisa dari masyarakat melalui pengaduan on
2. OC/OSP
line, Surat kaleng, temuan lapang hasil uji petik
3. Korkot
atau supervise berbagai pihak 4. Askot
5. Faskel
2 Pembentukan Satker membentuk tim investigasi terdiri dari 1. Satker PKP Prov Surat Tugas Tim
Tim Investigasi unsur Satker PKP; OC/OSP; Tim Korkot sesuai 2. OC/OSP Investigasi
kebutuhan 3. Tim Korkot
3 Investigasi dan 1. Konfirmasi lapang tentang fakta pengaduan Tim Investigasi Data dan fakta lapang
Klarifikasi 2. Kroscek dengan data/dokumen yang yang dianggap
fakta mendukung mendukung
pengaduan 3. Klarifikasi pada pihak2 terkait Laporan Hasil
4. Menyusun Laporan Hasil Investigasi Investigasi
4 Pra Sidang 1. Memutuskan apakah memenuhi unsur 1. Satker PKP Prov Keputusan apakah
pelanggaran Kode Etik atau tidak 2. OC/OSP memenuhi unsur
2. Bila tidak memenuhi, maka pengaduan tidak 3. Tim Investigasi pelanggaran Kode Etik
perlu dilanjutkan dan hasilnya diinput dalam atau tidak
Aplikasi PPM Online.
3. Bila memenuhi, maka mengusulkan
diadakannya Sidang Kode Etik
5 Pembentukan 1. Satker PKP Provinsi menetapkan susunan Satker PKP Prov SK pimpinan dan
komite/majeli anggota komite/majlis kode etik anggota Majlis/ Komite
s kode etik 2. Anggota dipilih dari unsur Satker PKP Kode Etik
Provinsi; OC/OSP; Tim Korkot sesuai
kebutuhan (3, 5 atau 7 orang)
6 Acara Sidang 1. Sidang Pembuktian atas Hasil penyelidikan, 1. Komite Kode Berita Acara Sidang
pembuktian investigasi dan klarifikasi (sidang tetap Etik Majelis Kode Etik
Kode Etik dilakukan meskipun teradu tidak hadir) 2. Teradu (Lampiran 4)
2. Pembacaan dakwaan/ hasil investigasi oleh 3. Tim Investigasi ditandatangani oleh:
tim investigasi 4. Saksi (bila seluruh anggota
3. Pembelaan teradu dengan mengajukan diperlukan) Majelis Sidang Kode
data/fakta/saksi (bila diperlukan) Etik;
4. Keterangan saksi (bila diperlukan) Berita Acara Putusan
5. Penetapan status bersalah/tidak Sidang Kode Etik
6. Penandatanganan Berita Acara Putusan (Terbukti/Tidak
Terbukti)
a. Isi Berita Acara
Putusan:
- Tidak terbukti,
majlis
mrekomendasikan
agar teradu
diberikan hak-
haknya kembali
untuk menjalankan
tugas dan
tanggung jawabnya
sebagai Fasiltator
atau Konsultan
Program KOTAKU
- Terbukti, majlis
memutuskan
sanksi berdasarkan
berat / ringannya
pelanggaran yang
dilakukan Teradu
dengan menunjuk
pada
ketentuan/pasal-
pasal Kode Etik
yang dilanggar.
b. Teradu menolak
Putusan atas hasil
sidang, maka
Majlis/pimpinan
sidang
merekomendasi
Sidang Kode Etik
lanjutan/ Banding
c. Surat Satker PKP
Provinsi ke Direktur
PKP cq Satker
PKPBM Pusat
permohonan Sidang
Lanjutan/ Banding
Kode Etik
7 Pembentukan Satker PKPBM Pusat atas perintah Direktur PKP Satker PKPBM SK Tim Investigasi
Majelis Kode melakukan: Pusat SK Komite/ Majelis
Etik Lanjutan 1. Membentuk Tim Investigasi terdiri atas Tim Kode Etik
Satker PKPBM Pusat; Advisory dan KMP
(bila di perlukan)
2. Membentuk Komite/Majelis Kode Etik
(berjumlah 3/5/7) terdiri atas Tim Satker
PKPBM Pusat; Advisory dan KMP
8 Investigasi Tim investigasi melakukan investigasi lanjutan Tim Investigasi Laporan Hasil
Lanjutan bila dipandang fakta dan data yang dibuat lanjutan Investigasi
pengambilan keputusan di sidang etik pertama
masih kurang lengkap.
9 Acara Sidang 1. Sidang Pembuktian atas Hasil penyelidikan, 1. Komite Kode Berita Acara Sidang
Kode Etik investigasi dan klarifikasi (sidang tetap Etik Majelis Kode Etik
Lanjutan dilakukan meskipun teradu tidak hadir) 2. Teradu Lanjutan (Lampiran
2. Pembacaan dakwaan/ hasil investigasi oleh 3. Tim Investigasi 5) ditandatangani
tim investigasi 4. Saksi (bila oleh: seluruh
3. Pembelaan teradu dengan mengajukan diperlukan) anggota Majelis
data/fakta/saksi (bila diperlukan) Sidang Kode Etik;
4. Keterangan saksi (bila diperlukan) Berita Acara Putusan
5. Penetapan status bersalah/tidak Sidang Kode Etik
6. Penandatanganan Berita Acara Putusan (Terbukti/Tidak
Catatan: Terbukti).
a. Bilamana Teradu tidak menghadiri Sidang a. Isi Berita Acara:
Lanjutan tanpa alasan yang jelas, maka - Tidak terbukti,
penyelenggara akan memfasiltasi kembali majlis
Sidang Pembuktian untuk kedua kalinya mrekomendasikan
dalam jangka waktu paling lama lima agar terdakwa
belas hari kerja sejak Sidang Pembuktian diberikan hak-
pertama dibatalkan haknya kembali
b. Jika untuk kedua kalinya Teradu tidak untuk menjalankan
menghadiri Sidang, maka sidang tetap tugas dan
dilaksanakan dan Teradu dianggap tanggung jawabnya
menerima hasil putusan. sebagai Fasiltator
atau Konsultan
Program KOTAKU
- Terbukti, majlis
memutuskan
sanksi berdasarkan
berat / ringannya
pelanggaran yang
dilakukan
Terdakwa dengan
menunjuk pada
ketentuan/pasal-
pasal Kode Etik
yang dilanggar.
c.Surat Direktur PKP
ke Satker PKP
Provinsi
Rekomendasi tindak
lanjut atas putusan
hasil sidang Kode
Etik Lanjutan/
Banding.
sanksi PHK, selambat
-lambatnya 15 hari
setelah salinan
keputusan Majelis
Kode Etik Lanjutan
diterima, pemberi
kerja harus
menerbitkan Surat
PHK kepada yang
bersangkutan.
10 Surat 1. Satker membuat Surat Penetapan Status 1. Satker PKP 1. SK Penetapan
Penetapan Terduga berdasarkan Berita Acara Putusan Provinsi 2. PPM terupdate
Status Sidang Majelis Kode Etik baik tingkat awal 2. OC/ OSP 3. HRM Online
Terduga maupun tingkat banding/ lanjutan terupdate
2. Surat Penetapan bisa berupa:
a. Status tidak terbukti dan Rehabilitasi
Nama Baik
b. Status terbukti dengan putusan (Surat
Peringatan; Pemutusan Hubungan
Kerja Dengan Terhormat; Pemutusan
Hubungan Kerja Dengan Tidak
Hormat; Blacklist)
3. Memerintahkan OC/ OSP menginput
Putusan dalam PPM (sesuai lokus) dan HRM
Online

4.7.2.2. Penanganan Kode Etik Tingkat OC/OSP

No Langkah Kegiatan Unsur Output


4.7.2.2.1.1.1.
1 Pengaduan Identifikasi Pengaduan Kode Etik, pengaduan 1. Satker PKPBM Nomor Register PPM
Kode Etik bisa dari masyarakat melalui pengaduan on 2. OC/OSP
line, Surat kaleng, temuan lapang hasil uji petik
atau supervise berbagai pihak
2 Pembentukan Satker membentuk tim investigasi terdiri dari 1. Satker PKPBM Surat Tugas Tim
Tim Investigasi unsur Satker PKPBM;Advisory; KMP dan 2. Advisory Investigasi
OC/OSP sesuai kebutuhan 3. KMP
4. OC/OSP
3 Investigasi dan 1. Konfirmasi lapang tentang fakta pengaduan Tim Investigasi Data dan fakta lapang
Klarifikasi 2. Kroscek dengan data/dokumen yang yang dianggap
fakta mendukung mendukung
pengaduan 3. Klarifikasi pada pihak2 terkait Laporan Hasil
4. Menyusun Laporan Hasil Investigasi Investigasi
4 Pra Sidang 1. Memutuskan apakah memenuhi unsur 1. Satker PKPBM Keputusan apakah
pelanggaran Kode Etik atau tidak 2. Tim Investigasi memenuhi unsur
2. Bila tidak memenuhi, maka pengaduan tidak pelanggaran Kode Etik
perlu dilanjutkan dan hasilnya diinput dalam atau tidak
Aplikasi PPM Online.
3. Bila memenuhi, maka mengusulkan
diadakannya Sidang Kode Etik
5 Pembentukan 1. Satker PKPBM menetapkan susunan anggota Satker PKPBM SK pimpinan dan
komite/majeli komite/majlis kode etik anggota Majlis/ Komite
s kode etik 2. Anggota dipilih dari unsur Satker PKPBM; Kode Etik
Advisory; KMP; OC/OSP sesuai kebutuhan (3,
5 atau 7 orang)
6 Acara Sidang 1. Sidang Pembuktian atas Hasil penyelidikan, 1. Komite Kode Berita Acara Sidang
pembuktian investigasi dan klarifikasi (sidang tetap Etik Majelis Kode Etik
Kode Etik dilakukan meskipun teradu tidak hadir) 2. Teradu (Lampiran 4)
2. Pembacaan dakwaan/ hasil investigasi oleh 3. Tim Investigasi ditandatangani oleh:
tim investigasi 4. Saksi (bila seluruh anggota
3. Pembelaan teradu dengan mengajukan diperlukan) Majelis Sidang Kode
data/fakta/saksi (bila diperlukan) Etik;
4. Keterangan saksi (bila diperlukan) Berita Acara Putusan
5. Penetapan status bersalah/tidak Sidang Kode Etik
6. Penandatanganan Berita Acara Putusan (Terbukti/Tidak
Terbukti)
Isi Berita Acara
Putusan:
- Tidak terbukti,
majlis
mrekomendasikan
agar teradu
diberikan hak-
haknya kembali
untuk menjalankan
tugas dan
tanggung jawabnya
sebagai Fasiltator
atau Konsultan
Program KOTAKU
- Terbukti, majlis
memutuskan
sanksi berdasarkan
berat / ringannya
pelanggaran yang
dilakukan Teradu
dengan menunjuk
pada
ketentuan/pasal-
pasal Kode Etik
yang dilanggar.
Catatan:
Putusan ini bersifat
mengikat dan tidak
ada sidang lanjutan/
banding
10 Surat 1. Satker PKPBM membuat Surat Penetapan 1. Satker PKPBM 1. SK Penetapan
Penetapan Status Terduga berdasarkan Berita Acara 2. KMP 2. PPM terupdate
Status Putusan Sidang Majelis Kode Etik 3. Manajemen 3. HRM Online
Terduga 2. Surat Penetapan bisa berupa: OC/ OSP terupdate
a. Status tidak terbukti dan Rehabilitasi
Nama Baik
b. Status terbukti dengan putusan (Surat
Peringatan; Pemutusan Hubungan
Kerja Dengan Terhormat; Pemutusan
Hubungan Kerja Dengan Tidak
Hormat; Blacklist)
3. Memerintahkan Manajemen OC/ OSP
melaksanakan Putusan dan OC/OSP
menginput Putusan dalam PPM (sesuai
lokus) dan HRM Online
4.7.2.3. Penanganan Kode Etik Tingkat KMP

No Langkah Kegiatan Unsur Output


4.7.2.3.1.1.1.
1 Pengaduan Identifikasi Pengaduan Kode Etik, pengaduan 1. Satker PKPBM Nomor Register PPM
Kode Etik bisa dari masyarakat melalui pengaduan on 2. Advisory
line, Surat kaleng, temuan lapang hasil uji petik 3. KMP
atau supervise berbagai pihak
2 Pembentukan Satker membentuk tim investigasi terdiri dari 1. Satker PKPBM Surat Tugas Tim
Tim Investigasi unsur Satker PKPBM;Advisory dan KMP sesuai 2. Advisory Investigasi
kebutuhan 3. KMP
3 Investigasi dan 1. Konfirmasi lapang tentang fakta pengaduan Tim Investigasi Data dan fakta lapang
Klarifikasi 2. Kroscek dengan data/dokumen yang yang dianggap
fakta mendukung mendukung
pengaduan 3. Klarifikasi pada pihak2 terkait Laporan Hasil
4. Menyusun Laporan Hasil Investigasi Investigasi
4 Pra Sidang 1. Memutuskan apakah memenuhi unsur 1. Satker PKPBM Keputusan apakah
pelanggaran Kode Etik atau tidak 2. Tim Investigasi memenuhi unsur
2. Bila tidak memenuhi, maka pengaduan tidak pelanggaran Kode Etik
perlu dilanjutkan dan hasilnya diinput dalam atau tidak
Aplikasi PPM Online.
3. Bila memenuhi, maka mengusulkan
diadakannya Sidang Kode Etik
5 Pembentukan 1. Satker PKPBM menetapkan susunan anggota Satker PKPBM SK pimpinan dan
komite/majeli komite/majlis kode etik anggota Majlis/ Komite
s kode etik 2. Anggota dipilih dari unsur Satker PKPBM dan Kode Etik
Advisory sesuai kebutuhan (3, 5 atau 7 orang)
6 Acara Sidang 1. Sidang Pembuktian atas Hasil penyelidikan, 1. Komite Kode Berita Acara Sidang
pembuktian investigasi dan klarifikasi (sidang tetap Etik Majelis Kode Etik
Kode Etik dilakukan meskipun teradu tidak hadir) 2. Teradu (Lampiran 4)
2. Pembacaan dakwaan/ hasil investigasi oleh 3. Tim Investigasi ditandatangani oleh:
tim investigasi 4. Saksi (bila seluruh anggota
3. Pembelaan teradu dengan mengajukan diperlukan) Majelis Sidang Kode
data/fakta/saksi (bila diperlukan) Etik;
4. Keterangan saksi (bila diperlukan) Berita Acara Putusan
5. Penetapan status bersalah/tidak Sidang Kode Etik
6. Penandatanganan Berita Acara Putusan (Terbukti/Tidak
Terbukti)
Isi Berita Acara
Putusan:
- Tidak terbukti,
majlis
mrekomendasikan
agar teradu
diberikan hak-
haknya kembali
untuk menjalankan
tugas dan
tanggung jawabnya
sebagai Fasiltator
atau Konsultan
Program KOTAKU
- Terbukti, majlis
memutuskan
sanksi berdasarkan
berat / ringannya
pelanggaran yang
dilakukan Teradu
dengan menunjuk
pada
ketentuan/pasal-
pasal Kode Etik
yang dilanggar.
Catatan:
Putusan ini bersifat
mengikat dan tidak
ada sidang lanjutan/
banding
10 Surat 1. Satker PKPBM membuat Surat Penetapan 1. Satker PKPBM 1. SK Penetapan
Penetapan Status Terduga berdasarkan Berita Acara 2. Manajemen 2. PPM terupdate
Status Putusan Sidang Majelis Kode Etik KMP 3. HRM Online
Terduga 2. Surat Penetapan bisa berupa: terupdate
a. Status tidak terbukti dan Rehabilitasi
Nama Baik
b. Status terbukti dengan putusan (Surat
Peringatan; Pemutusan Hubungan
Kerja Dengan Terhormat; Pemutusan
Hubungan Kerja Dengan Tidak
Hormat; Blacklist)
3. Memerintahkan Manajemen KMP
melaksanakan Putusan dan menginput
Putusan dalam PPM (sesuai lokus) dan HRM
Online

4.7.2.4. Penanganan Kode Etik Tingkat Advisory

No Langkah Kegiatan Unsur Output


4.7.2.4.1.1.1.
1 Pengaduan Identifikasi Pengaduan Kode Etik, pengaduan 1. Satker PKPBM Nomor Register PPM
Kode Etik bisa dari masyarakat melalui pengaduan on 2. Advisory
line, Surat kaleng, temuan lapang hasil uji petik
atau supervise berbagai pihak
2 Pembentukan Satker membentuk tim investigasi terdiri dari 1. Satker PKPBM Surat Tugas Tim
Tim Investigasi unsur Satker PKPBM dan Advisory sesuai 2. Advisory Investigasi
kebutuhan
3 Investigasi dan 1. Konfirmasi lapang tentang fakta pengaduan Tim Investigasi Data dan fakta lapang
Klarifikasi 2. Kroscek dengan data/dokumen yang yang dianggap
fakta mendukung mendukung
pengaduan 3. Klarifikasi pada pihak2 terkait Laporan Hasil
4. Menyusun Laporan Hasil Investigasi Investigasi
4 Pra Sidang 1. Memutuskan apakah memenuhi unsur 1. Satker PKPBM Keputusan apakah
pelanggaran Kode Etik atau tidak 2. Tim Investigasi memenuhi unsur
2. Bila tidak memenuhi, maka pengaduan tidak pelanggaran Kode Etik
perlu dilanjutkan dan hasilnya diinput dalam atau tidak
Aplikasi PPM Online.
3. Bila memenuhi, maka mengusulkan
diadakannya Sidang Kode Etik
5 Pembentukan 1. Satker PKPBM menetapkan susunan anggota Satker PKPBM SK pimpinan dan
komite/majeli komite/majlis kode etik anggota Majlis/ Komite
s kode etik 2. Anggota dipilih dari unsur Satker PKPBM dan Kode Etik
Advisory sesuai kebutuhan (3, 5 atau 7 orang)
6 Acara Sidang 1. Sidang Pembuktian atas Hasil penyelidikan, 1. Komite Kode
Berita Acara Sidang
pembuktian investigasi dan klarifikasi (sidang tetap Etik Majelis Kode Etik
Kode Etik dilakukan meskipun teradu tidak hadir) 2. Teradu (Lampiran 4)
2. Pembacaan dakwaan/ hasil investigasi oleh 3. Tim Investigasiditandatangani oleh:
tim investigasi 4. Saksi (bila
seluruh anggota
3. Pembelaan teradu dengan mengajukan diperlukan) Majelis Sidang Kode
data/fakta/saksi (bila diperlukan) Etik;
4. Keterangan saksi (bila diperlukan) Berita Acara Putusan
5. Penetapan status bersalah/tidak Sidang Kode Etik
6. Penandatanganan Berita Acara Putusan (Terbukti/Tidak
Terbukti)
Isi Berita Acara
Putusan:
- Tidak terbukti,
majlis
mrekomendasikan
agar teradu
diberikan hak-
haknya kembali
untuk menjalankan
tugas dan
tanggung jawabnya
sebagai Fasiltator
atau Konsultan
Program KOTAKU
- Terbukti, majlis
memutuskan
sanksi berdasarkan
berat / ringannya
pelanggaran yang
dilakukan Teradu
dengan menunjuk
pada
ketentuan/pasal-
pasal Kode Etik
yang dilanggar.
Catatan:
Putusan ini bersifat
mengikat dan tidak
ada sidang lanjutan/
banding
10 Surat 1. Satker PKPBM membuat Surat Penetapan 1. Satker PKPBM 1. SK Penetapan
Penetapan Status Terduga berdasarkan Berita Acara 2. Manajemen 2. PPM terupdate
Status Putusan Sidang Majelis Kode Etik Advisory 3. HRM Online
Terduga 2. Surat Penetapan bisa berupa: terupdate
a. Status tidak terbukti dan Rehabilitasi
Nama Baik
b. Status terbukti dengan putusan (Surat
Peringatan; Pemutusan Hubungan
Kerja Dengan Terhormat; Pemutusan
Hubungan Kerja Dengan Tidak
Hormat; Blacklist)
3. Memerintahkan Manajemen Advisory
melaksanakan Putusan dan Advisory
menginput Putusan dalam PPM (sesuai
lokus) dan HRM Online

4.7.2.5. Pembiayaan Penanganan Pelanggaran Kode Etik

Pembiayaan atas semua kegiatan yang berkenaan dengan penanganan pelanggaran kode
etik diatur sebagai berikut:
a) Penanganan pelanggaran kode etik tim korkot dan tim fasilitator, menggunakan biaya
operasional Satker PKP Provinsi. Untuk penyelenggaraan sidang lanjutan/banding
ditingkat pusat difasilitasi oleh Satker PKPBM. Transportasi/akomodasi terduga dan saksi
yang dihadirkannya tidak dibiayai/ditanggung sendiri. Transportasi/akomodasi tim
investigasi dari unsur Satker PKP dibiayai dengan biaya operasional Satker PKP; unsur
OC/OSP dan Tim Korkot dibiayai dari manajemen OC/OSP.
b) Penanganan pelanggaran kode etik tim OC/ OSP ditingkat pusat, penyelenggaraannya
dibiayai melalui biaya operasional Satker PKPBM. Transportasi/akomodasi terduga dan
saksi-saksi yang dihadirkannya dibiayai oleh manajemen OC/OSP.
c) Penanganan pelanggaran kode etik tim KMP dan Tim Advisory ditingkat pusat,
penyelenggaraannya dibiayai melalui biaya operasional Satker PKPBM.

4.8. Daftar Pendamping Program “Tercela”/Blacklist

Status Blacklist Dikeluarkan Oleh :


a) Untuk Personil Advisory, KMP, OC/ OSP dan TMC oleh Satker PKPBM
b) Untuk Personil Korkot, Askot, SF dan Faskel oleh Satker PKP Provinsi
c) Satker memasukkan yang bersangkutan dalam daftar Pendamping Program KOTAKU
“Tercela”/Blacklist Nasional pada aplikasi HRM Online.

Status Blacklist Dilakukan disebabkan :


a) Personil yang terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran kode etik berat
(poin 10; 11; 12) , atau
b) Personil mengundurkan diri sebelum kontrak kerja berakhir untuk bekerja diluar Program
KOTAKU atau alas an lainnya.

Jangka Waktu penerapan Status Blacklist :


a) 10 tahun untuk personil melakukan pelanggaran kode etik berat, atau
b) 2 tahun untuk personil mengundurkan diri sebelum kontrak kerja berakhir untuk bekerja diluar
Program KOTAKU atau alas an lainnya. (Personil yang mengundurkan diri untuk mengisi
jabatan/posisi di Program KOTAKU ditempat/ wilayah lain tidak dikenakan sanksi ini)
4.9. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja dilaksanakan untuk menjamin kualitas pendampingan/fasilitasi optimal
sesuai dengan target pencapaian Program KOTAKU. Evaluasi kinerja secara umum bertujuan
untuk :
a) Mengetahui performa pendamping/fasilitator atas tupoksi yang dibebankan
b) Mengetahui kebutuhan pengembangan kapasitas pendamping/fasilitator
Evaluasi kinerja dilaksanakan setiap tiga bulan sekali, dimana triwulan 1 s/d triwulan 3
penilaian lebih menitik beratkan pada unsur proses pendampingan dan output program.
Untuk triwulan 4 evaluasi kinerja dilakukan untuk menilai outcomes dari tim. Hasil evaluasi
kinerja harus menjadi input bagi pengelolaan personil secara keseluruhan, diantaranya ;
a) Personil Dengan Kinerja Baik
i. Tetap dipekerjakan
ii. Diberikan kesempatan promosi jabatan
iii. Diberikan penghargaan
b) Personil Dengan Kinerja Buruk
i. Diberikan pembinaan dan kesempatan memperbaiki diri di bulan pertama
dan bulan kedua pasca evaluasi. Pembinaan dilakukan oleh :
✓ Tim Faskel oleh Korkot dibantu Askot-askot bidang
✓ Tim Korkot oleh Satker PKP dibantu oleh Team Leader OC/OSP dan
Tenaa Ahli OC/OSP
✓ Tim OC/OSP/TMC oleh Satker PKPBM dibantu oleh Team Leader KMP
dan Tenaga Ahli KMP
✓ Tim KMP oleh Satker PKPBM dibantu Advisory
ii. Diberikan penguatan kapasitas yang dibutuhkan
iii. Diberikan Surat Peringatan
iv. Diturunkan jabatannya, bila memungkinkan
v. Diberhentikan dengan hormat bila 2 periode penilaian kinerja tidak ada
perubahan yang signifikan
Pembinaan dan Pembinaan dan Pembinaan dan
Penguatan Penguatan Penguatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

SETIAP TAHUN ANGGARAN


Q.1 Q.2 Q.3 Q.4

Evkin KMP, OSP, TMC, Tim Evkin KMP, OSP, TMC, Tim Evkin KMP, OSP, TMC, Tim Evkin Organisasi KMP, OSP,
Korkot Dan Tim Faskel Korkot Dan Tim Faskel Korkot Dan Tim Faskel TMC, Tim Korkot Dan Tim
(Proses Dan Output) (Proses Dan Output) (Proses Dan Output) Faskel (Proses Dan Output)

Secara detail bagaimana mekanisme pelaksanaan atau kerangka acuan kerja evaluasi kinerja
Tim Korkot-Tim Faskel, Tim OC/OSP dan Tim KMP disajikan dalam Lampiran 6, 7, 8 & 9.

4.10. Mekanisme Penerbitan Surat Peringatan

Dalam rangka memastikan seluruh pendamping program melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik, maka perlu diatur pula mekanisme penerbitan Surat Peringatan.
Surat Peringatan Dikeluarkan Oleh :
a) Untuk Personil Advisory, KMP, OC/ OSP dan TMC oleh Satker PKPBM
b) Untuk Personil Korkot, Askot, SF dan Faskel oleh Satker PKP Provinsi

Surat Peringatan Dikeluarkan disebabkan :


a) Personil mempunyai kinerja triwulan yang tidak baik
b) Personil melakukan pelanggaran kode etik ringan
c) Personil tidak masuk kerja tanpa keterangan 5 hari kerja secara berturut-turut
d) Personil tidak menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu sesuai Jadwal Kegiatan
Program (millestone) tanpa alasan yang jelas dan diterima oleh pemberi pekerjaan
a) Personil tanpa unsur kesengajaan memberikan data yang tidak valid dalam SIM
KOTAKU
b) Personil kurang memberikan fasilitasi sehingga hasil pekerjaan dampingan
berkualitas buruk atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan
c) Personil kurang memberikan pengawasan sehingga terjadi penyimpangan dana di
wilayah dampingannya
d) Personil kurang memberikan pengawasan kepada personil yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga terjadi Pemalsuan Data, Penggelapan Dana dan Kualitas Buruk
4.11. Reward Bagi Fasilitator/ Pendamping Program

Imbalan yang diberikan kepada pendamping/fasilitator atas prestasi kerja yang telah dicapai
dari program Program KOTAKU selain berupa gaji juga diberikan dalam bentuk lain
diantaranya :
a) Prioritas diberikan promosi jabatan
b) Terdokumentasikan sebagai pelaku terbaik
c) Apresiasi dalam bentuk piagam penghargaan dari Direktur PKP
d) Pengembangan kapasitas lanjutan sesuai kebutuhan

4.12. Pelaporan

Sebagai pengemban tugas pendampingan program, pendamping/fasilitator program


berkewajiban menyusun laporan atas implementasi tugas pokok dan fungsinya. Laporan
yang harus disusun dan disampaikan kepada pemberi pekerjaan diantaranya :
a) Laporan Bulanan, yang berisi :
i. Capaian dari rencana kerja dibulan berjalan
ii. Capaian pendampingan sesuai target program
iii. Kendala dan Permasalahan
iv. Rencana Strategis Pemecahan Masalah
v. Rencana kerja bulan selanjutnya
b) Laporan Tahunan, yang berisi :
i. Capaian dari rencana kerja ditahun berjalan
ii. Capaian pendampingan sesuai target program
iii. Kendala dan Permasalahan
iv. Rencana Strategis Pemecahan Masalah
v. Rencana kerja tahun selanjutnya
c) Laporan-Laporan lainnya yang dibutuhkan oleh pemberi pekerjaan

4.13. Database Personil Dalam HRM Online

Database dan pengadministrasian personil Program KOTAKU dikelola menggunakan Aplikasi


HRM Online. Semua aktifitas dan pergerakan personil (mutasi, promosi, demosi) disimpan
dalam sebuah system database. Data personil yang direkam diantaranya :
a. Data diri (Domisili; Alamat Email; Nomor Handphone; Nomor Kantor/Posko; Nomor
Rekening Bank)
b. Data Pendidikan
c. Data Pelatihan selama di Program KOTAKU
d. Data Piagam penghargaan selama di Program KOTAKU
e. Data Rekaman Posisi/Jabatan selama di Program KOTAKU
f. Data Rekaman Evaluasi Kinerja selama di Program KOTAKU
g. Data Surat Peringatan yang pernah diterima selama di Program KOTAKU
h. Data Blacklist selama di Program KOTAKU
i. Data Sidang Kode Etik selama di Program KOTAKU
Semua data didukung dengan file dokumen otentik yang telah discan
Dengan adanya database ini akan sangat membatu bagi pengelola Program KOTAKU untuk
pengambilan keputusan, misalnya :
a. Memastikan personil yang direkrut bila dari eks pelaku Program KOTAKU adalah
personil yang tidak bermasalah
b. Memastikan proses promosi dan demosi didasarkan atas kinerja didukung dengan bukti
otentik yang terekam dalam database HRM Online
c. Memastikan pembayaran gaji korkot dan faskel oleh satker PKP Provinsi sesuai dengan
jumlah yang seharusnya, serta dapat juga dimonitor dari pusat
Pengelola HRM Online disiapkan di semua level konsultan, diantaranya:

Level PIC Tugas


Advisory Sub Prof For MIS-GIS · Verifikasi pendaftaran tim advisory
& Data Management · Input kuota tim advisory
· Input dan verifikasi proses mutasi, promosi,
demosi di level advisory
· Input dan verifikasi hasil evaluasi kinerja tim
advisory
· Input dan verifikasi SP, Blacklist,
Pemberhentian tim advisory
· Input Hasil Sidang Kode Etik tim advisory
· KMP HRM Specialist · Input dan Verifikasi pendaftaran PMU, Tim
· Stakeholder Satker PKPBM, POKJA PKP Pusat, WB, IDB, AIIB
Pusat · Verifikasi pendaftaran tim KMP
· Input kuota tim KMP
· Input kuota tim OC/ OSP
· Input dan verifikasi proses mutasi, promosi,
demosi di level KMP dan OC/OSP
· Input dan verifikasi hasil evaluasi kinerja tim
KMP dan OC/OSP
· Input dan verifikasi SP, Blacklist,
Pemberhentian KMP dan OC/OSP
· Input Hasil Sidang Kode Etik KMP dan OC/OSP
· OC/ OSP Subprof For HRM/ · Verifikasi pendaftaran tim Korkot dan Tim
· Tim Korkot Subprof Administrasi Faskel
· Tim Faskel · Input dan Verifikasi pendaftaran Pemprov,
· Stakeholder Satker PKP Provinsi, POKJA PKP Provinsi
Provinsi · Input kuota tim Korkot dan Tim Faskel
· Input dan verifikasi proses mutasi, promosi,
demosi di Tim Korkot dan Tim Faskel
· Input dan verifikasi hasil evaluasi kinerja tim
Korkot dan Tim Faskel
· Input dan verifikasi SP, Blacklist,
Pemberhentian Korkot dan Tim Faskel
· Input Hasil Sidang Kode Etik Korkot dan Tim
Faskel
Kota dan Askot KK · Input dan Verifikasi pendaftaran POKJA PKP
Komunitas Kota/Kab, Satker PIP Kota/Kab, Lurah, LKM

Untuk bisa mengakses seluruh aplikasi SIM KOTAKU maka setiap orang harus mendaftar
dulu di HRM Online, oleh karenanya pengelola HRM Online diberbagai tingkatan harus
memfasilitasi proses pendaftaran para memangku kepentingan seperti POKJA PKP, PEMDA,
SATKER, Lurah, LKM, dll.
Lampiran 1. Tugas Team Korkot

A. KORKOT

1. Perencanaan 1. Menjamin dokumen RP2KPKP/SIAP dan RPLP/NUAP masuk dalam sistem


perencanaan daerah
2. Memfasilitasi Penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman Kabupaten/
Kota
3. Memfasilitasi Pemda dalam penyusunan dan atau review RP2KP-KP/SIAP
mengkonsolidasikan aturan-aturan terkait dokumen perencanaan sektor
lainnya serta RPLP/NUAP memperhatikan aspek safeguard lingkungan,
sosial, kebencanaan, gender dan difabel;
4. Menjamin dokumen RPLP Kelurahan/Desa berkualitas baik, terintegrasi
dengan dokumen RP2KP-KP/SIAP dan disahkan oleh Lurah/ Kepala Desa
5. Memfasilitasi tersusunnya DED kegiatan infrastruktur skala kota dan skala
kelurahan yang mempertimbangkan safeguard lingkungan, sosial,
kebencanaan, gender dan difabel
6. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU

7. Memfasilitasi penyusunan Business Plan Tingkat Kota di kota Lokasi Pusat


Pengembangan Usaha/BDC
8. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 3 Bulanan berdasarkan rencana
kerja tingkat provinsi dan master schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan beroperasinya
POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata pencaharian yang
berkelanjutan;
2. Mendorong; mengadvokasi dan memfasilitasi Pemda dalam menyusun
regulasi tentang kumuh
3. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi BDC, memfasilitasi Pemda dalam
pembentukan dan pendampingan Komite Pusat Pengembangan Usaha /BDC
untuk mengembangkan usaha dan pasar bagi KSM serta kebijakan daerah
yang mendukung iklim usaha
4. Memfasilitasi pembentukan dan pengelolaan Federasi UPK (F-UPK) di kota
terpilih
5. Memastikan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)
6. Memastikan pelaksanaan Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
7. Memastikan revitalisasi LKM dalam rangka pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
8. Memfasilitasi pembentukan dan berfungsinya forum kolaborasi tingkat kota
9. Menjamin terbentuknya dan berfungsinya forum kolaborasi tingkat kecamatan
dan kelurahan
3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 1. Bersama tim askot menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan
tentang 8 aspek indikator kumuh
2. Melakukan sosialisasi/ penyuluhan tentang permukiman layak huni dan
berkelanjutan
3. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
4. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
5. Menjamin tersedianya peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di setiap
kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
6. Menjamin tersedianya gambar grafik batang kesenjangan (GAP) 8 aspek
kumuh di setiap kelurahan yang terupdate setiap tahun
7. Memastikan capaian KPI Program KOTAKU terpenuhi
8. Memastikan kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan terkoneksi
dengan kegiatan skala kota
9. Memastikan infrastruktur yang dibangun sesuai standar teknis dan berkualitas
baik
10. Memfasilitasi pelaksanaan Pusat Pengembangan Usaha / BDC diwilayah
terpilih
11. Memfasilitasi pelaksanaan Federasi UPK diwilayah terpilih
12. Memastikan pelaksanaan peningkatan penghidupan berbasis masyarakat
program KOTAKU
13. Memfasilitasi terbentuknya sistem monitoring pemerintah daerah (Pokja PKP)
dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
14. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
15. Memfasilitasi Pokja PKP dalam penetapan/review SK Luasan Kawasan
Kumuh setelah dilakukan evaluasi hasil kegiatan pengurangan luasan kumuh
16. Memfasilitasi serah terima aset infrastruktur skala kota kepada pemerintah
Kota/Kabupaten
17. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan
program
18. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik diwilayahnya sesuai ketentuan
5. Pemeliharaan 1. Memastikan berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
2. Memastikan aturan bersama terlaksana diseluruh kelurahan dampingan untuk
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
3. Menyusun dan mengendalikan pelaksanaan strategi optimalisasi peningkatan
kinerja pengelolaan keuangan mikro/ RLF
6. Keberlanjutan 1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan pengganggaran
daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pemda dalam melaksanakan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) di wilayahnya

5. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

6. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta terkait


dengan kegiatan pengembangan kapasitas dan lainnya
7. Memastikan keberlanjutan pengelolaan dan pelaksanaan BDC dan F-UPK
7. Pengendalian 1. Menyusun rencana dan strategi pengelolaan tim untuk mencapai target kinerja
Tim Korkot dan yang ditetapkan
Tim Fasilitator 2. Melakukan pengendalian tim askot dan tim faskel.
3. Memastikan data SIM KOTAKU lengkap, akurat dan tepat waktu
4. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau forum-
forum lainnya
5. Membantu satker provinsi dalam evaluasi kinerja personil
8. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan lingkup tugasnya yang diminta oleh Satker PKP
Provinsi.

B. ASKOT MANDIRI

1. Perencana Membantu Pemda dalam;


an
1. Memfasilitasi Penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kabupaten/ Kota
2. Memfasilitasi Pemda dalam penyusunan dan atau review RP2KP-KP/SIAP
mengkonsolidasikan aturan-aturan terkait dokumen perencanaan sektor
lainnya serta RPLP/NUAP memperhatikan aspek safeguard lingkungan,
sosial, kebencanaan, gender dan difabel;
3. Menjamin dokumen RPLP Kelurahan/Desa berkualitas baik, terintegrasi
dengan dokumen RP2KP-KP/SIAP dan disahkan oleh Lurah/ Kepala Desa
4. Memfasilitasi penyusunan/review RPJMD/RKP yang mengakomodasi
RP2KP-KP/SIAP;
5. Memfasilitasi tersusunnya DED kegiatan infrastruktur skala kota dan skala
kelurahan yang mempertimbangkan safeguard lingkungan, sosial,
kebencanaan, gender dan difabel
6. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU

7. Memfasilitasi penyusunan Business Plan Tingkat Kota di kota Lokasi Pusat


Pengembangan Usaha/BDC penetapan tahun 2016
8. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 3 Bulanan berdasarkan rencana
kerja tingkat provinsi dan master schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan Membantu Pemda dalam;

1. Memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan beroperasinya


POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata pencaharian yang
berkelanjutan;
2. Mendorong; mengadvokasi dan memfasilitasi penyusunan regulasi tentang
kumuh
3. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi BDC, memfasilitasi pembentukan
dan pendampingan Pusat Pengembangan Usaha /BDC untuk
mengembangkan usaha dan pasar bagi KSM serta kebijakan daerah yang
mendukung iklim usaha
4. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi F-UPK, memfasilitasi pembentukan
dan pengelolaan Federasi UPK (F-UPK)
5. Memastikan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)
6. Memastikan pelaksanaan Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
7. Memastikan revitalisasi LKM dalam rangka pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 1. Bersama tim askot menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan
tentang 8 aspek indikator kumuh
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
3. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
4. Menjamin capaian KPI Program KOTAKU terpenuhi
5. Menjamin kegiatan pembangunan infrastruktur skala lingkungan terkoneksi
dengan kegiatan skala kota
6. Menjamin infrastruktur yang dibangun berkualitas baik
7. Memfasilitasi pelaksanaan Pusat Pengembangan Usaha / BDC

8. Menjamin pelaksanaan pengembangan penghidupan berbasis masyarakat


program KOTAKU
9. Memfasilitasi terbentuknya sistem monitoring pemerintah daerah (Pokja
PKP) dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
10. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
11. Memfasilitasi serah terima aset infrastruktur skala kota kepada pemerintah
Kota/Kabupaten
12. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan
program
13. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik diwilayahnya sesuai ketentuan
5. Pemeliharaan Membantu Pemda dalam;

1. Memastikan berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan


pemeliharaan diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
2. Menjamin aturan bersama terlaksana diseluruh kelurahan dampingan untuk
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
3. Mengendalikan pelaksanaan strategi optimalisasi peningkatan kinerja
pengelolaan keuangan mikro/ RLF
6. Keberlanjutan Membantu Pemda dalam;

1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan


pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) di wilayahnya

5. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

6. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta terkait


dengan kegiatan pengembangan kapasitas dan lainnya
7. Memastikan keberlanjutan pengelolaan dan pelaksanaan BDC dan F-UPK
7. Pengendalian 1. Melakukan pengendalian tim faskel untuk mencapai target kinerja yang
Tim Fasilitator ditetapkan
2. Menjamin data SIM KOTAKU lengkap, akurat dan tepat waktu
3. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau
forum-forum lainnya
4. Membantu satker provinsi dan korkot dalam evaluasi kinerja tim faskel
8. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

9. Kedudukan Askot Mandiri berada dibawah koordinasi dan melaporkan tugas dan
tanggungjawabnya kepada Satker PKP Provinsi melalui korkot setempat

C. ASKOT INFRASTRUKTUR

1. Perencanaan 1. Menjamin tim faskel mampu memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi
Profil Permukiman Kelurahan/ Desa
2. Membantu korkot dalam memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi
Profil Permukiman Kabupaten/ Kota
3. Membantu korkot dalam memfasilitasi Pemda dalam penyusunan dan atau
review RP2KP-KP/SIAP memperhatikan aspek safeguard lingkungan,
sosial, kebencanaan, gender dan difabel serta mengkonsolidasikan aturan-
aturan terkait dokumen perencanaan sektor lainnya serta RPLP/NUAP;
4. Menjamin dokumen RPLP Kelurahan/Desa berkualitas baik,
memperhatikan aspek safeguard lingkungan dan sosial serta terintegrasi
dengan dokumen RP2KP-KP/SIAP dan disahkan oleh Lurah/ Kepala Desa
5. Memfasilitasi tersusunnya DED infrastruktur skala kota dan skala kelurahan
yang mempertimbangkan safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan,
gender dan difabel
6. Membantu pemda/ korkot dalam proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan
Program KOTAKU
7. Menyusun Rencana Kerja bidang infrastruktur 3 Bulanan berdasarkan
rencana kerja tingkat provinsi dan master schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Membantu korkot memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan
beroperasinya POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata
pencaharian yang berkelanjutan;
2. Memastikan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)

3. Penganggaran 1. Membantu korkot memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk


pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Membantu korkot memfasilitasi pemda dalam penganggaran untuk
pemeliharaan aset skala kota dan skala kelurahan
4. Pelaksanaan 1. Bersama tim askot menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan
tentang 8 aspek indikator kumuh
2. Menjamin pelaksanaan infrastruktur skala kelurahan sesuai dengan
permasalahan utama yang ada dalam baseline/RPLP/NUAP
3. Menjamin pelaksanaan infrastruktur skala kota sesuai dengan prioritas
penanganan dalam RP2KPKP/SIAP
4. Menjamin interkoneksi antara kegiatan pembangunan infrastruktur skala
kelurahan dengan kegiatan skala kota
5. Menjamin tersedianya peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di
setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
6. Menjamin tersedianya gambar grafik batang kesenjangan (GAP) 8 aspek
kumuh di setiap kelurahan yang terupdate setiap tahun
7. Menjamin infrastruktur yang dibangun berkualitas baik dan sesuai dengan
standar teknis
8. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
9. Menjamin capaian KPI kegiatan infrastruktur Program KOTAKU terpenuhi
10. Melakukan fasilitasi/penguatan metode pengukuran pengurangan luasan
permukiman kumuh oleh Pokja PKP
11. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
12. Membantu korkot memfasilitasi serah terima aset infrastruktur skala kota
kepada pemerintah Kota/Kabupaten
13. Menjamin pelaksanaan pengadaan barang tingkat kelurahan sesuai dengan
prosedur operasional standar (POS)
14. Menjamin pelaksanaan kegiatan infrastruktur dilakukan secara transparan
dan akuntabel.
15. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan kegiatan
pembangunan infrastruktur
16. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik aspek infrastruktur diwilayahnya sesuai ketentuan

5. Pemeliharaan Membantu korkot dalam;

1. Memastikan berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan


pemeliharaan diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
2. Menjamin aturan bersama terlaksana diseluruh kelurahan dampingan untuk
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
6. Keberlanjutan Membantu korkot dalam;

1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan


pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pemda dalam melaksanakan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) aspek infrastruktur di wilayahnya

5. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

6. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta terkait


dengan kegiatan pengembangan kapasitas dan lainnya
7. Pengendalian 1. Melakukan pengendalian faskel teknik untuk mencapai target kinerja yang
Tim Fasilitator ditetapkan
2. Menjamin data SIM KOTAKU bidang infrastruktur lengkap, akurat dan tepat
waktu
3. Melakukan pengelolaan pengetahuan bidang infrastruktur melalui
komunitas belajar atau forum-forum lainnya
4. Membantu satker provinsi dan korkot dalam evaluasi kinerja faskel teknik

8. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan lingkup tugasnya yang diminta oleh Satker PKP
Provinsi.

D. ASKOT URBAN PLANER

1. Perencanaan 1. Memfasilitasi pendataan awal dan pemutakhiran baseline kumuh


2. Memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kelurahan/ Desa
3. Memfasilitasi dan menjamin penyusunan/review dokumen RPLP/NUAP
memperhatikan aspek safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender
dan difabel berkualitas baik
4. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen RPJM
Desa/ Renstra Kecamatan;
5. Memfasilitasi penyusunan strategi operasional dan target kolaborasi dalam
rangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi
aktor, multi sektor dan multi donor)
6. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU
7. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 1 mingguan, 1 bulanan dan 3
bulanan berdasarkan rencana kerja Tim Korkot dan master schedule
Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi kemandirian LKM
2. Memfasilitasi pembentukan/penguatan dan beroperasinya TIPP;
3. Memfasilitasi pembentukan dan penguatan relawan permukiman

3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan


kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 1. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh


beserta aspek safeguard
2. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
3. Memfasilitasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan
pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
4. Memfasilitasi kegiatan infrastruktur skala kelurahan yang dibangun sesuai
dengan dokumen RPLP/NUAP Kelurahan/ Desa
5. Memfasilitasi terjadinya interkoneksi antara kegiatan pembangunan
infrastruktur skala kelurahan dengan kegiatan skala kota
6. Menjamin tersedianya peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di
setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
7. Memfasilitasi penyusunan gambar grafik batang kesenjangan (GAP) 8
aspek kumuh di setiap kelurahan yang terupdate setiap tahun
8. Memfasilitasi penyusunan peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di
setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
9. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
penyusunan dokumen RPLP
10. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
11. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan penyusunan
dokumen RPLP
12. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi (inkind/incash) antar pelaku/ Program
dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
13. Memfasilitasi penetapan kawasan prioritas dan kegiatan prioritas dalam
pencegahan dan penanganan kawasan kumuh
14. Memfasilitasi tercapainya KPI Program KOTAKU aspek perencanaan
15. Memastikan dan memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala
lingkungan terkoneksi dengan kegiatan skala kota
16. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring bersama kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
17. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas (pelatihan
dan sosilalisasi) tingkat kelurahan
18. Memfasilitasi dokumen RPLP, DED, Proposal kegiatan, Laporan
Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan Audit LKM, dsb tersedia dan ter-
arsip di sekretariat LKM
19. Melaksanakan penguatan kapasitas kepada tim faskel tentang penyusunan
dan review dokumen RPLP
5. Keberlanjutan 1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang Tingkat
Desa dan Tingkat Kecamatan
2. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
4. Memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
5. Memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
6. Memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
7. Mengelola praktik baik (best practices) di kelurahan/ desa dampingannya
8. Menjamin data SIM KOTAKU aspek perencanaan lengkap, akurat dan tepat
waktu
6. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

E. ASKOT SAFEGUARD

1. Perencanaan 1. Menjamin dokumen RP2KPKP/SIAP dan RPLP memperhatikan aspek


safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender dan difabel;
2. Membantu korkot dalam memfasilitasi Pemda dalam penyusunan dan atau
review RP2KP-KP/SIAP mengkonsolidasikan aturan-aturan terkait
dokumen perencanaan sektor lainnya serta RPLP/NUAP;
3. Menjamin dokumen RPLP Kelurahan/Desa berkualitas baik, terintegrasi
dengan dokumen RP2KP-KP/SIAP dan disahkan oleh Lurah/ Kepala Desa
4. Memfasilitasi tersusunnya DED kegiatan infrastruktur skala kota dan skala
kelurahan yang mempertimbangkan safeguard lingkungan, sosial,
kebencanaan, gender dan difabel
5. Membantu pemda/ korkot dalam proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan
Program KOTAKU
6. Menyusun Rencana Kerja bidang safeguard 3 Bulanan berdasarkan
rencana kerja tingkat provinsi dan master schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Membantu korkot memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan
beroperasinya POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata
pencaharian yang berkelanjutan;
2. Memastikan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)

3. Penganggaran 1. Membantu korkot memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk


pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Membantu korkot memfasilitasi pemda dalam penganggaran untuk
pemeliharaan aset skala kota dan skala kelurahan
4. Pelaksanaan 19. Bersama tim askot menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan
tentang 8 aspek indikator kumuh
20. Menjamin pelaksanaan kegiatan infrastruktur sesuai rekomendasi dokumen
atau SOP pengelolaan lingkungan dan dampak sosial, serta ketentuan
pelaksanaan lain yang berlaku
21. Menjamin pengelolaan safeguard lingkungan dan sosial serta pengelolaan
risiko bencana
22. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
23. Menjamin capaian KPI Program KOTAKU kegiatan safeguard terpenuhi
24. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
25. Membantu korkot memfasilitasi serah terima aset infrastruktur skala kota
kepada pemerintah Kota/Kabupaten
26. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan safeguard
27. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik aspek safeguard lingkungan dan sosial diwilayahnya
sesuai ketentuan
5. Pemeliharaan Membantu korkot dalam;

1. Memastikan berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan


pemeliharaan diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
2. Menjamin aturan bersama terlaksana diseluruh kelurahan dampingan untuk
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
6. Keberlanjutan Membantu korkot dalam;

1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan


pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pemda dalam melaksanakan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) aspek safeguard di wilayahnya

5. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

6. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta terkait


dengan kegiatan pengembangan kapasitas dan lainnya
7. Pengendalian 1. Menjamin tim faskel mempunyai kapasitas tentang safeguard
Tim Fasilitator 2. Melakukan pengendalian tim faskel untuk mencapai target kinerja yang
ditetapkan
3. Menjamin data SIM KOTAKU bidang safeguard lengkap, akurat dan tepat
waktu
4. Melakukan pengelolaan pengetahuan bidang safeguard melalui komunitas
belajar atau forum-forum lainnya
5. Membantu satker provinsi dan korkot dalam evaluasi kinerja tim faskel
dalam aspek safeguard
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh korkot/ OC/OSP dan Kepala Satker PKP
Provinsi. sesuai dengan lingkup tugasnya

F. ASKOT EKONOMI

1. Perencanaan Membantu korkot dalam;

1. Menjamin aspek ekonomi masuk dalam dokumen RP2KP-KP/SIAP dan


RPLP/NUAP
2. Menjamin dokumen RP2KP-KP/SIAP dan RPLP masuk dalam sistem
perencanaan daerah
3. Menyusun rencana operasional penguatan kapasitas Pokja PKP
4. Menyusun rencana operasional dan target kemandirian LKM
diwilayahnya (Awal, Berdaya, Mandiri, Menuju Madani)
5. Menyusun rencana operasional dan target perkembangan usaha KSM
6. Menyusun strategi operasional dan target perkembangan usaha Komite
dan Pengelola BDC di Kabupaten/Kota terpilih
7. Menyusun strategi operasional dan target perkembangan usaha
Federasi UPK di Kabupaten/Kota terpilih
8. Menyusun rencana operasional dan target kolaborasi dalam rangka
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi aktor,
multi sektor dan multi donor) dibidang ekonomi
9. Memfasilitasi Penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kabupaten/ Kota bidang ekonomi
10. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU

11. Memfasilitasi penyusunan Business Plan Tingkat Kota di kota Lokasi


Pusat Pengembangan Usaha/BDC
12. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 3 Bulanan bidang ekonomi
berdasarkan rencana kerja tingkat provinsi dan master schedule
Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan beroperasinya
kelembagaan POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata
pencaharian yang berkelanjutan;
2. Mendorong; mengadvokasi dan memfasilitasi Pemda dalam menyusun
regulasi tentang kumuh
3. Menjamin kemandirian kelembagaan LKM dan KSM
4. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi BDC, memfasilitasi Pemda dalam
pembentukan dan penguatan kelembagaan Pusat Pengembangan
Usaha /BDC untuk mengembangkan usaha dan pasar bagi KSM serta
kebijakan daerah yang mendukung iklim usaha
5. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi F-UPK, memfasilitasi
pembentukan dan pengelolaan kelembagaan Federasi UPK (F-UPK)
3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 1. Menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek


indikator kumuh
2. Menjamin tercapainya target kinerja P2B/PPMK baik syariah dan/atau
konvensional.
3. Menjamin tercapainya target kinerja BDC dilokasi terpilih.
4. Menjamin tercapainya target kinerja F-UPK dilokasi terpilih.
5. Menjamin terlaksananya audit independen LKM setiap tahun
6. Menjamin terlaksananya audit independen BDC setiap tahun
7. Memfasilitasi dan menjamin anggota KSM memiliki tabungan di lembaga
keuangan formal
8. Memfasilitasi dan menjamin terjadinya peningkatan usaha KSM
9. Menjamin kinerja pembukuan UPK dan Sekretariat LKM minimal
memadai
10. Menjamin warga miskin dan MBR yang tinggal di kawasan kumuh
dan/atau yang tinggal dikawasan rawan kumuh sebagai prioritas
penerima manfaat kegiatan ekonomi
11. Menjamin implementasi memorandum program aspek ekonomi dalam
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya.
12. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
13. Memfasilitasi terbentuknya sistem monitoring pemerintah daerah (Pokja
PKP) dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
14. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan
kumuh baru
15. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan kegiatan
ekonomi
16. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik aspek ekonomi diwilayahnya sesuai ketentuan
5. Pemeliharaan Membantu korkot dalam Menjamin berjalannya AD/ART; Aturan Bersama;
Rencana Kerja; BDC, F-UPK, KSM

6. Keberlanjutan Membantu korkot dalam;

1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan


pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pemda dalam melaksanakan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) aspek ekonomi di wilayahnya

5. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

6. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta


terkait dengan kegiatan pengembangan kapasitas dan lainnya
7. Pengendalian 1. Melakukan pengendalian faskel ekonomi untuk mencapai target kinerja
Tim Fasilitator yang ditetapkan
2. Menjamin data SIM KOTAKU aspek ekonomi lengkap, akurat dan tepat
waktu
3. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau
forum-forum lainnya
4. Membantu satker provinsi dan korkot dalam evaluasi kinerja faskel
ekonomi
8. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

G. ASKOT KELEMBAGAAN DAN KOLABORASI

1. Perencanaan Membantu korkot dalam;

1. Menjamin dokumen RP2KPKP/SIAP dan RPLP masuk dalam sistem


perencanaan daerah
2. Menyusun rencana operasional penguatan kapasitas Pokja PKP
3. Menyusun rencana operasional dan target kemandirian LKM diwilayahnya
(Awal, Berdaya, Mandiri, Menuju Madani)
4. Menyusun rencana operasional dan target perkembangan KSM
(Tunas,Tumbuh, Kembang)
5. Menyusun strategi operasional dan target kemandirian Komite dan
Pengelola BDC di Kabupaten/Kota terpilih
6. Menyusun strategi operasional dan target kemandirian Federasi UPK di
Kabupaten/Kota terpilih
7. Menyusun rencana operasional dan target kolaborasi dalam rangka
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi aktor,
multi sektor dan multi donor)
8. Memfasilitasi Penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kabupaten/ Kota
9. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU

10. Memfasilitasi penyusunan Business Plan Tingkat Kota di kota Lokasi Pusat
Pengembangan Usaha/BDC
11. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 3 Bulanan bidang kelembagaan
dan kolaborasi berdasarkan rencana kerja tingkat provinsi dan master
schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan beroperasinya
kelembagaan POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata
pencaharian yang berkelanjutan;
2. Mendorong; mengadvokasi dan memfasilitasi Pemda dalam menyusun
regulasi tentang kumuh
3. Menjamin kemandirian kelembagaan LKM dan KSM
4. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi BDC, memfasilitasi Pemda dalam
pembentukan dan penguatan kelembagaan BDC untuk mengembangkan
usaha dan pasar bagi KSM serta kebijakan daerah yang mendukung iklim
usaha
5. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi F-UPK, memfasilitasi pembentukan
dan pengelolaan kelembagaan Federasi UPK (F-UPK)
3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 28. Menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek
indikator kumuh
29. Menjamin evaluasi kemandirian LKM secara periodik.
30. Menjamin evaluasi perkembangan KSM secara periodik
31. Menjamin evaluasi berfungsinya Pokja PKP
32. Menjamin implementasi memorandum program dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya.
33. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
34. Memfasilitasi penguatan kapasitas kelembagaan BDC dan F-UPK

35. Memfasilitasi terbentuknya sistem monitoring pemerintah daerah (Pokja


PKP) dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
36. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
37. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan kelembagaan dan
kolaborasi
38. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik aspek kelembagaan dan kolaborasi diwilayahnya sesuai
ketentuan
5. Pemeliharaan Membantu korkot dalam Menjamin berjalannya AD/ART; Aturan Bersama;
Rencana Kerja; Pokja PKP, BDC, F-UPK, LKM, KSM

6. Keberlanjutan Membantu korkot dalam;

1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan


pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pemda dalam melaksanakan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) aspek kelembagaan dan kolaborasi
di wilayahnya
5. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

6. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta terkait


dengan kegiatan pengembangan kapasitas dan lainnya
7. Pengendalian 1. Melakukan pengendalian tim faskel untuk mencapai target kinerja yang
Tim Fasilitator ditetapkan
2. Menjamin data SIM KOTAKU aspek kelembagaan dan kolaborasi lengkap,
akurat dan tepat waktu
3. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau
forum-forum lainnya
4. Membantu satker provinsi dan korkot dalam evaluasi kinerja tim faskel
8. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

H. ASKOT MANAJEMEN DATA

1. Perencanaan Membantu korkot dalam;

1. Menyusun strategi operasional sistem deliveri data


2. Menyusun strategi operasional pemastian kualitas data
3. Memfasilitasi penyediaan data untuk seleksi lokasi kegiatan-kegiatan
Program KOTAKU
4. Menyusun instrumen evaluasi kinerja SIM

5. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 3 Bulanan bidang manajemen


data berdasarkan rencana kerja tingkat provinsi dan master schedule
Program KOTAKU
2. Kelembagaan Memfasilitasi pemda menyediakan personil/ unit pengelolaan SIM pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh

3. Pelaksanaan 1. Menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek


indikator kumuh
2. Memverifikasi kelengkapan, akurasi dan ketepatan waktu data SIM
3. Menjamin data baseline kumuh terentry dalam SIM dan diupdate secara
periodik
4. Menjamin seluruh rencana kegiatan dalam RP2KP-KP/SIAP dan RPLP
terentry dalam SIM KOTAKU
5. Memfasilitasi terbentuknya sistem monitoring pemerintah daerah (Pokja
PKP) dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
6. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
7. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan data SIM
8. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik aspek data SIM diwilayahnya sesuai ketentuan
4. Keberlanjutan Membantu korkot dalam;

1. Melakukan backup data SIM secara periodik


2. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan data SIM dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
3. Mengelola praktik baik (best practices) aspek Program KOTAKU di
wilayahnya
4. Koordinasi dan pengelolaan pemandu pemda

5. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, praktisi, swasta terkait


dengan kegiatan pengembangan kapasitas tentang SIM
5. Pengendalian 1. Melakukan pengendalian tim faskel untuk mencapai target kinerja SIM
Tim Fasilitator 2. Menjamin data SIM KOTAKU lengkap, akurat dan tepat waktu
3. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau
forum-forum lainnya
4. Membantu satker provinsi dan korkot dalam evaluasi kinerja tim faskel
6. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi
Lampiran 2. Tugas Team Fasilitator

A. SENIOR FASILITATOR (SF)

9. Perencanaan 9. Memfasilitasi pendataan awal dan pemutakhiran baseline kumuh


10. Memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kelurahan/ Desa
11. Memfasilitasi penyusunan/review dokumen RPLP/NUAP memperhatikan
aspek safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender dan difabel yang
berkualitas baik
12. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen RPJM
Desa/ Renstra Kecamatan
13. Memfasilitasi tersusunnya DED kegiatan infrastruktur skala kelurahan yang
memperhatikan aspek safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender
dan difabel;
14. Menyusun strategi operasional penguatan kapasitas Tim Inti Perencanaan
Partisipatif (TIPP)
15. Menyusun strategi operasional dan target kemandirian LKM diwilayahnya
(Awal, Berdaya, Mandiri, Menuju Madani)
16. Menyusun strategi operasional dan target perkembangan KSM
(Tunas,Tumbuh, Kembang)
17. Menyusun strategi operasional dan target kolaborasi dalam rangka
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi aktor,
multi sektor dan multi donor)
18. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU
19. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 1 bulanan dan 3 bulanan
berdasarkan rencana kerja Tim Korkot dan master schedule Program
KOTAKU
10. Kelembagaan 10. Memfasilitasi kemandirian LKM dan perkembangan KSM
11. Memfasilitasi pembentukan/penguatan dan beroperasinya TIPP;
12. Memfasilitasi pembentukan dan penguatan relawan permukiman
13. Memastikan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)
14. Memastikan pelaksanaan Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
15. Memastikan revitalisasi LKM dalam rangka pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
16. Memfasilitasi pembentukan dan berfungsinya forum kolaborasi tingkat
kecamatan dan kelurahan
11. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh

12. Pelaksanaan 39. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh
beserta aspek safeguard
40. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
41. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
42. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/ Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
43. Menjamin tercapainya KPI Program KOTAKU
44. Memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan
terkoneksi dengan kegiatan skala kota
45. Menjamin dan memfasilitasi infrastruktur yang dibangun berkualitas baik
46. Menjamin kinerja dan memfasilitasi pelaksanaan pengembangan
penghidupan berbasis masyarakat program KOTAKU
47. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring bersama kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
48. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
49. Menjamin dan memfasilitasi terbentuknya unit kerja yang menangani
pengaduan masyarakat ditingkat LKM
50. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan
program
51. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas (pelatihan
dan sosilalisasi) tingkat kelurahan
52. Menjamin dan memfasilitasi dokumen RPLP, DED, Proposal kegiatan,
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan Audit LKM, dsb tersedia
dan ter-arsip di sekretariat LKM
53. Menjamin dan memfasilitasi tersedianya informasi kegiatan dikantor LKM
54. Menjamin dan memfasilitasi tersedianya peta permukiman, delineasi
kawasan kumuh di setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap
tahun
55. Menjamin dan memfasilitasi tersedianya gambar grafik batang kesenjangan
(GAP) 8 aspek kumuh di setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate
setiap tahun
56. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan audit independen dan auditor
pemerintah

13. Pemeliharaan 4. Menjamin berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
5. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan aturan bersama diseluruh
kelurahan dampingan untuk pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh
6. Menjamin pelaksanaan optimalisasi peningkatan kinerja pengelolaan
keuangan mikro/ RLF
14. Keberlanjutan 8. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang Tingkat
Desa dan Tingkat Kecamatan
9. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
10. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
11. Menjamin dan memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
12. Menjamin dan memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
13. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
14. Mengelola praktik baik (best practices) di kelurahan/ desa dampingannya
15. Pengendalian 6. Melakukan pengendalian tim faskel untuk mencapai target kinerja yang
Tim Fasilitator ditetapkan
7. Menjamin data SIM KOTAKU lengkap, akurat dan tepat waktu
8. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau
forum-forum lainnya
9. Menjamin pengisian logbook (kegiatan harian) fasilitator lengkap dan akurat
16. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi
B. FASILITATOR SOSIAL(FS)

1. Perencanaan 12. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen RPJM


Desa/ Renstra Kecamatan
13. Menyusun strategi operasional dan target kemandirian LKM diwilayahnya
(Awal, Berdaya, Mandiri, Menuju Madani)
14. Menyusun strategi operasional dan target perkembangan KSM
(Tunas,Tumbuh, Kembang)
15. Menyusun strategi operasional dan target kolaborasi dalam rangka
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi aktor,
multi sektor dan multi donor)
16. Memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kelurahan
17. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU
18. Menyusun Peta Tingkat Kesadaran/ kepatuhan masyarakat terhadap
peraturan tentang permukiman
19. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 1 Mingguan, 1 Bulanan dan 3
Bulanan berdasarkan rencana kerja tingkat provinsi dan master schedule
Program KOTAKU
2. Kelembagaan 6. Memfasilitasi kemandirian kelembagaan LKM
7. Memfasilitasi kemandirian kelembagaan KSM
8. Memfasilitasi penguatan relawan permukiman
9. Memfasilitasi pemetaan lembaga/institusi/praktisi yang berpotensi untuk
dimitrakan dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat
10. Memfasilitasi penguatan kelembagaan KPP
11. Memfasilitasi penguatan kelembagaan FKA LKM tingkat Kecamatan
3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) dalam rangka pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 1. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh


beserta aspek safeguard
2. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
3. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
4. Melaksanakan evaluasi perkembangan kelembagaan KSM secara periodik
5. Memfasilitasi evaluasi kemandirian LKM
6. Memfasilitasi penyusunan peta sebaran warga miskin dan MBR
7. Memfasilitasi implementasi memorandum program dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya.
8. Memfasilitasi terlaksananya audit independen LKM setiap tahun
9. Melaksanakan penyadaran kepada masyarakat tentang Ekonomi Rumah
Tangga (ERT)
10. Melakukan penyadaran kepada masyarakat tentang manfaat memiliki
tabungan
11. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/ Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
12. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
13. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
14. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan kegiatan sosiaL
5. Pemeliharaan Memfasilitasi pelaksanaan AD/ART; Aturan Bersama; Rencana Kerja LKM dan
KSM

6. Keberlanjutan 1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan


pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi LKM, Lurah/ Kepala Desa dan Camat dalam melaksanakan
pemasaran sosial
3. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
4. Memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
5. Memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
6. Memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
7. Mengelola praktik baik (best practices) aspek sosial di wilayahnya
8. Menjamin data SIM KOTAKU aspek sosial lengkap, akurat dan tepat waktu
7. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

C. FASILITATOR EKONOMI (FE)

9. Perencanaan 13. Memfasilitasi aspek ekonomi masuk dalam dokumen RPLP/ NUAP
14. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen
RPJM Desa/ Renstra Kecamatan
15. Menyusun strategi operasional penguatan kapasitas Sekretariat LKM,
UPK dan KSM
16. Menyusun strategi operasional dan target kemandirian LKM diwilayahnya
(Awal, Berdaya, Mandiri, Menuju Madani)
17. Menyusun strategi operasional dan target perkembangan usaha KSM
18. Menyusun strategi operasional dan target kolaborasi (inkind/incash) dalam
rangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi
aktor, multi sektor dan multi donor) dibidang ekonomi
19. Memfasilitasi Penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
kelurahan/ desa bidang ekonomi
20. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU

21. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 1 Mingguan, 1 Bulanan dan 3


Bulanan bidang ekonomi berdasarkan rencana kerja tingkat provinsi dan
master schedule Program KOTAKU
10. Kelembagaan 6. Memfasilitasi kemandirian kelembagaan LKM
7. Memfasilitasi penguatan kelembagaan KSM
8. Memfasilitasi pemetaan lembaga/institusi ekonomi yang berpotensi untuk
dimitrakan dengan LKM/ KSM
11. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi pendanaan (inkind/incash) untuk pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh

12. Pelaksanaan 1. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh


beserta aspek safeguard
2. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
3. Memfasilitasi administrasi dan pembukuan Sekretariat LKM dan UPK
4. Memfasilitasi penerapan transparansi dan akuntabilitas Sekretariat LKM
dan UPK
5. Memfasilitasi dan menjamin warga miskin dan MBR yang tinggal di
kawasan kumuh dan/atau yang tinggal dikawasan pencegahan kumuh
sebagai prioritas penerima manfaat kegiatan ekonomi
6. Memfalitasi kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat yang
memenuhi standar safeguard
7. Memfasilitasi peningkatan kinerja P2B/PPMK baik yang syariah maupun
yang konvensional.
8. Memfasilitasi terlaksananya audit independen LKM setiap tahun
9. Memfasilitasi dan menjamin anggota KSM memiliki tabungan di lembaga
keuangan formal
10. Memfasilitasi peningkatan usaha KSM
11. Melakukan evaluasi kinerja pembukuan UPK dan Sekretariat LKM minimal
memadai
12. Memfasilitasi evaluasi kemandirian LKM
13. Melakukan evaluasi perkembangan KSM (Tunas, Tumbuh, Kembang)
14. Memfasilitasi implementasi memorandum program aspek ekonomi dalam
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya.
15. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
16. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
17. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
18. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan kegiatan
ekonomi
13. Pemeliharaan 1. Memfasilitasi dan melakukan pemantauan (monitoring) perkembangan
kelembagaan LKM dan KSM
2. Memfasilitasi dan melakukan pemantauan (monitoring) terhadap
perkembangan usaha KSM
14. Keberlanjutan 7. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan
pengganggaran daerah untuk membangun kolaborasi
8. Memfasilitasi LKM, Lurah/ Kepala Desa dan Camat dalam melaksanakan
pemasaran sosial
9. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
10. Menjamin dan memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
11. Menjamin dan memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
12. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
13. Mengelola praktik baik (best practices) aspek ekonomi di wilayahnya
14. Menjamin data SIM KOTAKU aspek ekonomi lengkap, akurat dan tepat
waktu
15. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

D. FASILITATOR TEKNIK (FT)

1. Perencanaan 1. Memfasilitasi pendataan awal dan pemutakhiran baseline kumuh


2. Memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kelurahan/ Desa
3. Memfasilitasi penyusunan/review dokumen RPLP/NUAP memperhatikan
aspek safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender dan difabel yang
berkualitas baik
4. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen RPJM
Desa/ Renstra Kecamatan;
5. Memfasilitasi tersusunnya DED kegiatan infrastruktur skala kelurahan yang
mempertimbangkan safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender
dan difabel
6. Memfasilitasi penyusunan strategi operasional dan target kolaborasi
(inkind/incash) dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh (multi aktor, multi sektor dan multi donor)
7. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU
8. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 1 mingguan, 1 bulanan dan 3
bulanan berdasarkan rencana kerja Tim Korkot dan master schedule
Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi kemandirian LKM
2. Memfasilitasi pembentukan/penguatan dan beroperasinya Kelompok
Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)
3. Memfasilitasi pembentukan/penguatan dan beroperasinya TIPP;
4. Memfasilitasi pembentukan dan penguatan relawan permukiman

3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan


kualitas permukiman kumuh

4. Pelaksanaan 1. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh


beserta aspek safeguard
2. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
3. Memfasilitasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan
pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
4. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi (inkind/incash) antar pelaku/ Program
dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
5. Memfasilitasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur untuk penanganan
kumuh berada di delineasi kawasan kumuh atau berdampak pada
pengurangan luasan kawasan kumuh
6. Menjamin tercapainya KPI Program KOTAKU aspek infrastruktur
7. Memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan
terkoneksi dengan kegiatan skala kota
8. Memfasilitasi infrastruktur skala kelurahan yang dibangun sesuai dengan
standar teknis dan berkualitas baik
9. Memfasilitasi transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan
infrastruktur
10. Memfasilitasi pelaksanaan sertifikasi hasil pelaksanaan pembangunan
infrastruktur
11. Memfasilitasi penyusunan laporan pertanggungjawaban kegiatan
pembangunan infrastruktur sesuai dengan kondisi riil pelaksanaan
dilapangan
12. Memfasilitasi serah terima hasil kegiatan pembangunan infrastruktur
kepada pemberi pekerjaan (PPK)
13. Memfasilitasi pelaksanaan audit independen dan auditor pemerintah
14. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring bersama kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
15. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
16. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan infrastruktur
17. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas (pelatihan
dan sosilalisasi) tingkat kelurahan
18. Memfasilitasi dokumen RPLP, DED, Proposal kegiatan, Laporan
Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan Audit LKM, dsb tersedia dan ter-
arsip di sekretariat LKM
19. Memfasilitasi tersedianya informasi kegiatan pembangunan infrastruktur
dikantor LKM
20. Memfasilitasi tersedianya peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di
setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
21. Memfasilitasi tersedianya gambar grafik batang kesenjangan (GAP) 8
aspek kumuh di setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap
tahun
5. Pemeliharaan 1. Memfasilitasi KPP dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan diseluruh
kegiatan investasi infrastruktur
2. Memfasilitasi pelaksanaan aturan bersama diseluruh kelurahan dampingan
untuk pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
6. Keberlanjutan 1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang Tingkat
Desa dan Tingkat Kecamatan
2. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
4. Memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
5. Memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
6. Memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
7. Mengelola praktik baik (best practices) di kelurahan/ desa dampingannya
8. Menjamin data SIM KOTAKU aspek infrastruktur lengkap, akurat dan tepat
waktu
7. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi

E. FASILITATOR URBAN PLANER(FUP)

1. Perencanaan 1. Memfasilitasi pendataan awal dan pemutakhiran baseline kumuh


2. Memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
Kelurahan/ Desa
3. Memfasilitasi dan menjamin penyusunan/review dokumen RPLP/NUAP
memperhatikan aspek safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan, gender
dan difabel berkualitas baik
4. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen RPJM
Desa/ Renstra Kecamatan;
5. Memfasilitasi penyusunan strategi operasional dan target kolaborasi dalam
rangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi
aktor, multi sektor dan multi donor)
6. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU
7. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 1 mingguan, 1 bulanan dan 3
bulanan berdasarkan rencana kerja Tim Korkot dan master schedule
Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi kemandirian LKM
2. Memfasilitasi pembentukan/penguatan dan beroperasinya TIPP;
3. Memfasilitasi pembentukan dan penguatan relawan permukiman

3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan


kualitas permukiman kumuh
4. Pelaksanaan 1. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh
beserta aspek safeguard
2. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
3. Memfasilitasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan
pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
4. Memfasilitasi kegiatan infrastruktur skala kelurahan yang dibangun sesuai
dengan dokumen RPLP/NUAP Kelurahan/ Desa
5. Memfasilitasi terjadinya interkoneksi antara kegiatan pembangunan
infrastruktur skala kelurahan dengan kegiatan skala kota
6. Menjamin tersedianya peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di
setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
7. Memfasilitasi penyusunan gambar grafik batang kesenjangan (GAP) 8
aspek kumuh di setiap kelurahan yang terupdate setiap tahun
8. Memfasilitasi penyusunan peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di
setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
9. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
penyusunan dokumen RPLP
10. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
11. Membantu penyelesaian pengaduan yang terkait dengan penyusunan
dokumen RPLP
12. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi (inkind/incash) antar pelaku/ Program
dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
13. Memfasilitasi penetapan kawasan prioritas dan kegiatan prioritas dalam
pencegahan dan penanganan kawasan kumuh
14. Memfasilitasi tercapainya KPI Program KOTAKU aspek perencanaan
15. Memastikan dan memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala
lingkungan terkoneksi dengan kegiatan skala kota
16. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring bersama kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
17. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas (pelatihan
dan sosilalisasi) tingkat kelurahan
18. Memfasilitasi dokumen RPLP, DED, Proposal kegiatan, Laporan
Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan Audit LKM, dsb tersedia dan ter-
arsip di sekretariat LKM
19. Melaksanakan penguatan kapasitas kepada tim faskel tentang penyusunan
dan review dokumen RPLP
5. Keberlanjutan 1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang Tingkat
Desa dan Tingkat Kecamatan
2. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
4. Memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
5. Memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
6. Memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
7. Mengelola praktik baik (best practices) di kelurahan/ desa dampingannya
8. Menjamin data SIM KOTAKU aspek perencanaan lengkap, akurat dan tepat
waktu
6. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi
Lampiran 3. Mekanisme Seleksi dan Rekrutment Team Korkot dan Team Fasilitator

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


ASSESSMEN DAN REKRUTMEN PERSONIL PENDAMPING
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

I. LATAR BELAKANG.

Salah satu upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen


Cipta Karya, dalam rangka percepatan penanganan permukiman kumuh dan gerakan
100-0-100 pada tahun 2015-2019, adalah melalui pembangunan Infrastruktur berbasis
Masyarakat (IBM). Pembangunan Infrastruktur berbasis Masyarakat (IBM) di
Perkotaan diantaranya dilakukan melalui pelaksanaan National Slum Up-grading
Program (NSUP) atau Program Kota Tanpa Kumuh (Program Kotaku). Program
KOTAKU menggunakan pendekatan pembangunan Infrastruktur berbasis
Masyarakat, dalam rangka perubahan sikap dan perilaku masyarakat dan revitalisasi
peran BKM/LKM yang mendukung partisipasi aktif dalam percepatan penanganan
permukiman kumuh di wilayahnya.

Program KOTAKU menempatkan Pemda sebagai Nakhoda untuk menangani


permukiman kumuh. Hal ini sejalan dengan UU No 23 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang memberikan prinsip otonomi seluas-luasnya kepada
daerah untuk menyelenggarakan pembangunan dan juga pemerintahan. Dengan
Pemda sebagai Nakhoda, maka diharapkan seluruh sektor dan aktor yang terlibat
dapat dikolaborasikan sehingga penanganan permukiman kumuh dan gerakan 100-0-
100 mampu berjalan secara efektif.

Selain itu, program KOTAKU melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan


keputusan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan
hingga tahap evaluasi. Peran pemerintah Kabupaten/Kota akan diwakili oleh para
OPD yang dapat menampung aspirasi masyarakat dan juga memberi solusi
berdasarkan pertimbangan kondisi kontekstual yang ada di masyarakat dibantu para
fasilitator dan kelompok peduli/relawan. Melalui kolaborasi tersebut diharapkan dapat
lebih mempercepat penanganan permukiman kumuh di perkotaan dan gerakan 100-0-
100 dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.

Terkait dengan hal itu, maka Program KOTAKU berkontribusi bersama-sama


Pemerintah daerah melakukan pengembangan kapasitas dengan berbagai macam
kegiatan/program, diantaranya dengan menempatkan Fasilitator/Senior Fasilitator
sebagai pendamping masyarakat di tingkat Kelurahan/Desa dan Asisten/ Koordinator
Kota di tingkat Kabupaten/Kota diseluruh wilayah dampingan Program KOTAKU.
Fungsi utamanya adalah memberikan dukungan teknis dan pendampingan kepada
masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh di daerah masing-masing.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Program KOTAKU, mulai bulan April 2017 s/d
Tahun 2018 kebutuhan personil Fasilitator/Senior Fasilitator dan Asisten/ Koordinator
Kota perlu disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pada fokus pendampingan dan
beban kerja di lokasi kumuh dan lokasi pencegahan dengan melakukan penilaian
(assessmen) tim pendamping terkontrak Januari-Maret 2017 (existing) dan rekrutmen
apabila tim pendamping saat ini belum memenuhi kebutuhan (kuota). Assessmen dan
rekrutmen ini dilakukan agar pendampingan kedepan lebih fokus dan lebih tepat
sesuai kualifikasi dan kapasitas yang diharapkan.

II. TUJUAN.
Tujuan pelaksanaan assessmen dan rekrutmen adalah, melalui :
1. Tersedianya sejumlah personil pendamping yang berkualitas sesuai dengan
kualifikasi yang ditentukan dan berkomitmen;
2. Termobilisasinya personil pendamping dengan komposisi sesuai kuota yang telah
ditetapkan.

III. KUALIFIKASI
1. Kualifikasi Umum Personil adalah :
a) Memiliki rekam jejak moral yang baik
b) Mampu bekerja dalam sebuah Tim Kerja
2. Kualifikasi Khusus Personil Korkot; Asisten Korkot; Senior Fasilitator dan Fasilitator
seperti pada Lampiran 1

IV. PETA KEBUTUHAN PERSONIL


Peta kebutuhan Personil Korkot; Asisten Korkot; Senior Fasilitator dan Fasilitator
ditentukan melalui Surat Direktur tentang Kuota Personil Tahun Berjalan.

V. LINGKUP KEGIATAN

Gambar 1

Alur Pemenuhanan Kebutuhan Personil Pendamping Program KOTAKU

ASSESMEN PERSONIL

TAHAP I

KORKOT TAHAP II

PERSIAPAN KORKOT
· Pembentukan panitia
· Mengitung Kebutuhan ASKOT
Personil SURAT PENETAPAN AMANDEMEN
· Menyusun Rencana ASKOT PERSONIL KONTRAK
Kerja
· Membuat SF
pengumuman
SF

FASKEL

FASKEL

REKRUTMEN PERSONIL
BARU

ASKOT

SURAT PENETAPAN
KONTRAK BARU
PERSONIL
SF

FASKEL

1. Persiapan
a) Satker PKP Provinsi dibantu OC/OSP Provinsi membentuk Panitia Assessmen
dan Rekrutmen Personil;
b) Panitia Assessmen dan Rekrutmen Personil mengidentifikasi kebutuhan
pemenuhan personil sesuai dengan kuota yang telah ditentukan;
c) Panitia Assesssmen dan Rekrutmen Personil menyusun rencana kerja
pelaksanaan asesmen dan rekrutmen personil;
d) Panitia Assessmen dan Rekrutmen Personil membuat dan mengumumkan
rencana assessmen dan rekrutmen personil.

2. Assessmen Personil
Asesmen dilakukan terhadap personil yang terikat dalam kontrak saat ini (existing)
untuk memenuhi kuota tim pendamping disetiap provinsi
a) Untuk memenuhi kuota personil, dilakukan penilaian terhadap personil existing
dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan.
b) Metode assessmen terdiri dari penilaian portofolio; tes tulis dan tes wawancara.
c) Assessmen dilaksanakan dalam 2 tahap, dengan ketentuan:
i. Tahap I untuk seluruh personil yang memenuhi kualifikasi
ii. Tahap II untuk personil existing yang berpendidikan D3 dengan
pengalaman minimal di P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan selama 4
(empat) tahun. Assessmen tahap II ini diselenggarakan apabila jumlah
Fasilitator Kelurahan dengan kualifikasi latar belakang pendidikan sarjana
strata satu (S1) dari assessmen tahap I belum memenuhi kuota.
iii. Sebelum melakukan assessmen tahap II, Kepala Satker PKP Provinsi
mengajukan surat permohonan kepada Direktur Pengembangan
Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya dengan pertimbangan personil
yang latar belakang pendidikan belum S1 berkinerja baik dan untuk
keberlanjutan pendampingan di masyarakat.
d) Setelah mendapatkan personil yang lulus assessmen, maka dilakukan
penetapan personil yang layak diperpanjang kontraknya dengan surat
ketetapan Kepala Satuan Kerja dan melakukan perpanjangan kontrak sampai
31 Desember 2017.
e) Untuk perpanjangan ke tahun 2018, dilakukan dengan evaluasi kinerja.

3. Rekrutmen Personil
Apabila hasil assessmen tahap I dan II belum dapat mencukupi kebutuhan personil
sesuai kuota yang ditetapkan, maka Kepala Satker PKP Provinsi dapat melakukan
rekrutmen personil baru. Metode yang digunakan sama dengan yang dilakukan
terhadap personil existing, yakni seleksi administratif dan assessmen.

VIII. WAKTU PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan Asesmen dan Rekrutmen Personil sesuai dengan kebutuhan


pemenuhan personil adalah sebagai berikut:

MARET 2017
No Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
I Assesmen Personil
KMW membuat daftar korkot dan Askot eksisting yang memenuhi persyaratan
1
kualifikasi sebanyak 3 x kuota
2 Penerimaan Surat Minat, CV dan Kuestioner di KMW
3 Seleksi administrasi untuk mendapatkan 3x kuota
4 Pengiriman Kuestioner ke KMP
5 Pelaksanaan assesmen & FGD Kompetensi
6 Pengumuman personil yang lolos assesmen & FGD Kompetensi
II Rekrutmen Personil Baru
1 Pengumuman Rekrutmen di WEB KOTAKU
2 Penerimaan Lamaran/Surat Minat, CV dan Kuestioner di KMW
3 Seleksi administrasi untuk mendapatkan 125% kuota
4 Pengiriman Kuestioner ke KMP untuk jabatan Korkot dan Askot
5 Pelaksanaan assesmen & FGD Kompetensi
6 Pengumuman personil yang lolos assesmen & FGD Kompetensi
III PENETAPAN PERSONIL PROGRAM KOTAKU

X. PELAPORAN

Setelah selesai pelaksanaan Assessmen dan Rekrutmen Personil, panitia harus


membuat laporan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Satker PKP Provinsi.

XI. KETENTUAN LAIN

a) Apabila ada perubahan kebijakan dalam proses Assesmen dan Rekrutmen


Personil ini yang belum tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini,
ketentuan lebih lanjut akan diatur kemudian.
b) Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, pelaksanaan Assessmen dan Rekrutmen
Personil dilakukan oleh Satker PKPBM.
XII. LAMPIRAN: JABATAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL KOTAKU 2016-2018
NO JABATAN KUALIFIKASI
1 Koordinator Kota 1 Pendidikan Minimal S1 semua jurusan
Pengalaman kerja di bidang permukiman perkotaan berbasis masyarakat
2
minimal 5 tahun, terutama dalam skala program/proyek yang setara
Minimal pengalaman sebagai Korkot/Askorkot Mandiri dan/atau Tenaga Ahli
3 KMW minimal 2 tahun atau Askorkot yang telah bertugas di P2KP/PNPM
Mandiri Perkotaan/P2KKP/KOTAKU minimal 3 tahun atau SF minimal 5 tahun
4 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
5 Memiliki kemampuan mengelola tim
6 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
7
power point)

2 Asisten Korkot 1 Pendidikan Minimal S1 semua jurusan


Mandiri Pengalaman kerja di bidang permukiman perkotaan berbasis masyarakat
2 minimal 4 tahun, terutama dalam skala program/proyek yang setara

Minimal pengalaman sebagai Korkot/.Askorkot Mandiri dan/atau Tenaga Ahli


KMW minimal 1 tahun atau Askorkot yang telah bertugas di P2KP/PNPM
3
Mandiri Perkotaan/P2KKP/KOTAKU minimal 2 tahun atau SF minimal 3 tahun

4 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir


5 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
6
power point)

3 Asisten Korkot Pendidikan Minimal S1 Jurusan Teknik Sipil , Arsitektur


1
Infrastruktur
Pengalaman sebagai Askorkot Infrastruktur minimal 1 tahun dan/atau Fasilitator
2 Teknik minimal 2 tahun yang telah bertugas di P2KP/PNPM Mandiri
Perkotaan/P2KKP/KOTAKU
3 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
4 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
5
power point) dan Autocad

4 Asisten Korkot 1 Pendidikan Minimal S1 Ekonomi


Bidang Ekonomi
Pengalaman sebagai Askorkot MK/ Sub TA SME's minimal 1 tahun dan/atau
2 Fasilitator Ekonomi yang telah bertugas di P2KP/PNPM Mandiri
Perkotaan/P2KKP/KOTAKU minimal 2 tahun
3 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
4 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
5
power point)

5 Asisten Korkot 1 Pendidkan Minimal S1 Informatika, Ilmu/Teknik Komputer


Bidang Manajemen Pengalaman sebagai Asmandat 1 tahun dan atau fasilitator minimal 2 tahun
2
Data (Asmandat bertugas di P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan/P2KKP/KOTAKU
Korkot) 3 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
4 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat

6 Asisten Korkot Pendidikan minimal S1 jurusan Planologi/ Perencanaan Wilayah Dan Kota,
1
Bidang Urban Arsitektur
Planner Pengalaman sebagai Askorkot UP, TA UP, TAPP dan fasilitator di P2KP/PNPM
2 Mandiri Perkotaan/P2KKP/KOTAKU atau pengalaman di konsultan perencanaan
minimal 1 tahun
3 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat
4 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
5
power point) dan Autocad

7 Asisten Korkot Pendidikan minimal S1 jurusan Teknik Lingkungan, Penyehatan Lingkungan,


1
Bidang Safeguard Fisika Lingkungan, Teknik Sipil
Mempunyai pengalaman bidang pengendalian dampak lingkungan minimal 1
2
tahun
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
3
power point)

8 Asisten Korkot 1 Pendidikan Minimal S1 semua jurusan


Bidang Kelembagaan
Pengalaman kerja di bidang permukiman perkotaan berbasis masyarakat
Dan Kolaborasi
2 minimal 3 tahun, terutama dalam skala program/proyek yang setara

Minimal pengalaman sebagai Korkot/.Askorkot Mandiri dan/atau Tenaga Ahli


KMW minimal 1 tahun atau Askorkot yang telah bertugas di P2KP/PNPM
3
Mandiri Perkotaan/P2KKP/KOTAKU minimal 2 tahun atau SF minimal 3 tahun

4 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat


5 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
6
power point)
Lampiran 4

BERITA ACARA SIDANG MAJELIS KODE ETIK

Pada hari ini ......... Tanggal ..... Bulan... Tahun ...... bertempat di ......................... telah dilaksanakan
Sidang Majelis Kode Etik Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU terhadap pengaduan sebagai
berikut :
Register Pengaduan : ................................................................................................................
Nama Teradu : ................................................................................................................
Posisi/Jabatan Teradu : ................................................................................................................
Nama Pengadu (bila ada) : ................................................................................................................
Poin Pengaduan : ................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Berdasarkan fakta/data/keterangan yang dihadirkan di persidangan, maka Keputusan Sidang Majelis


Kode Etik Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU adalah sebagai berikut:

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang dalam
pengelolaan Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU.

.........................................., .............. 20xx


Ketua Majelis Kode Etik

Nama

Anggota Majelis Kode Etik


1. Nama (.................................................)
2. Nama (.................................................)
3. Nama (.................................................)
4. Nama (.................................................)
Lampiran 5

BERITA ACARA SIDANG BANDING MAJELIS KODE ETIK

Pada hari ini ......... Tanggal ..... Bulan... Tahun ...... bertempat di ......................... telah dilaksanakan
Sidang Banding Majelis Kode Etik Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU terhadap pengaduan
sebagai berikut :
Register Pengaduan : ................................................................................................................
Nama Teradu : ................................................................................................................
Posisi/Jabatan Teradu : ................................................................................................................
Nama Pengadu (bila ada) : ................................................................................................................
Poin Pengaduan : ................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Berdasarkan fakta/data/keterangan yang dihadirkan di persidangan, maka Keputusan Sidang


Banding Majelis Kode Etik Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU adalah sebagai berikut:

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang dalam
pengelolaan Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU.

.........................................., .............. 20xx


Ketua Majelis Kode Etik Tingkat Banding

Nama

Anggota Majelis Kode Etik Tingkat Banding


1. Nama (.................................................)
2. Nama (.................................................)
3. Nama (.................................................)
4. Nama (.................................................)
Lampiran 6

Kerangka Acuan Kerja Evaluasi Kinerja


Personil Korkot, Askot, SF dan Faskel

II. Tujuan Evaluasi Kinerja


1. Untuk memastikan target program, baik output maupun outcome bisa tercapai
2. Untuk memastikan seluruh personil bekerja sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya
3. Untuk mengetahui kapasitas personil, sehingga bisa digunakan untuk menentukan
penempatan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendampingan
4. Untuk mengetahui dukungan dan pengembangan kapasitas apa yang dibutuhkan
oleh personil

III. Kerangka Waktu Evaluasi Kinerja

1. Evaluasi kinerja dilakukan setiap triwulan. Pada triwulan 1-3 (Q-1 s/d Q-3) dilakukan
evaluasi personil terkait dengan kinerja proses & output
2. Pada triwulan ke-4 (Q-4) dilakukan evaluasi kinerja organisasi sesuai wilayah
tanggungjawabnya terkait kinerja outcome (hasil)
3. Asumsi : aktifitas setiap personil sesuai tugas dan tanggungjawabnya akan
menghasilkan output (keluaran). Output masing-2 personil, secara organisasi harus
selaras (inline) dan berkontribusi dalam pencapaian kinerja outcome (hasil)
4. Secara kontraktual Evaluasi kinerja dilakukan oleh Satker PKP Provinsi,
operasionalnya dibantu oleh OC/ OSP dan Tim Korkot secara berjenjang.
a. Tim Faskel di evaluasi oleh Satker PKP Provinsi dibantu oleh tim korkot.
b. Tim Korkot dievaluasi oleh Satker PKP Provinsi dibantu oleh tim OC/ OSP.
5. Evaluasi kinerja dilakukan secara terbuka baik proses maupun hasilnya harus
diketahui oleh yang bersangkutan.

IV. Evaluasi Kinerja Triwulan I s/d III


Aspek penilaian dari kinerja triwulan 1 sd 3 adalah sebagai berikut;
1. Aspek ketercapaian Output yang diminta pada periode tersebut
2. Aspek ketercapaian tugas/proses pendampingan (MSAP/SPK);
a. Perencanaan
b. Kelembagaan
c. Penganggaran
d. Pelaksanaan
e. Pemeliharaan
f. Keberlanjutan
g. Pengendalian
3. Aspek ketercapaian kewajiban administratif

Metodologi yang digunakan adalah sebagai berikut:


1. Evaluasi kinerja dilaksanakan untuk melihat kinerja personil selama 3 bulan
2. Evaluasi kinerja dilaksanakan dengan terlebih dahulu ditentukan target output,
target pendampingan dan kewajiban administratif yang harus dilakukan selama
kurun waktu 3 bulan
3. Evaluasi kinerja dilakukan oleh supervisor/ atasan langsung yang ditunjuk oleh
pemberi pekerjaan (Satker Pusat/ Satker Provinsi)
4. Evaluasi kinerja dilaksanakan dengan terlebih dahulu personil yang
bersangkutan diminta melakukan evaluasi secara mandiri dengan membuktikan
hasil kerjanya (dokumen pendukung)
5. Berdasarkan dokumen evaluasi kinerja mandiri personil, supervisor melakukan
penilaian kebenaran dan kesesuaiannya dan memberi nilai “ketercapaian” ;
a. Nilai 1 bila tercapai
b. Nilai 0 bila tidak tercapai
6. Bobot dari aspek penilaian kinerja diantaranya;
a. Pencapaian target output , bobot 40%
b. Pencapaian target/proses pendampingan, bobot 40%
c. Pencapaian target kewajiban administratif, bobot 20%
7. Hasil akhir penilaian terbagi menjadi 3 kategori kinerja;
d. Total Nilai ≥ 75% = kinerja "Sangat Baik"
e. Total Nilai ≥ 50% sampai kurang dari 75% = kinerja “Tercapai“
f. Total Nilai < 50% = kinerja “Belum Tercapai"
8. Evaluasi kinerja dilaksanakan secara terbuka antara personil yang dievaluasi
dengan supervisor dan hasilnya ditandatangani bersama
9. Personil berhak mengajukan surat keberatan atas hasil evaluasi kinerja yang
dilakukan oleh supervisor dan disampaikan secara resmi kepada pemberi
pekerjaan dengan menyampaikan bukti yang relevan
10. Satker Provinsi/ Satker Pusat berkewajiban memberikan jawaban resmi atas
surat keberatan yang diajukan oleh personil
V. Evaluasi Kinerja Triwulan IV

Evaluasi kinerja triwulan 4 ini dilakukan terhadap Tim, baik tim korkot maupun tim
fasiliatator. Parameter yang digunakan adalah outcomes pendampingan sesuai
dengan target yang telah disepakati sebelumnya antara personil dengan OC/OSP dan
Satker PKP Provinsi. Tentunya target ini mengacu pada target capaian PAD dan KPI
yang ada dalam Pedoman KOTAKU disesuaikan dengan kondisi local.

Kriteria Hasil Evaluasi


1. Kurang : < 19
2. Baik : 19 -39
3. Sangat Baik : > 39

Rumus Gutman :
Range = (Skor tertinggi - skor terendah) / 3
= (40-8)/3 = 1I
NO INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI INDIKATOR PENILAIAN SKOR
1 Kelembagaan Pokja PKP
1.1 Pokja PKP terbentuk SK Bupati/Walikota 1. Pokja belum terbentuk 1
2. Pokja terbentuk melalui SK bukan Bupati/Walikota 3
3. Pokja terbentuk melalui SK Bupati/Walikota 5
1.2 Pokja PKP Berfungsi 1. Dokumen Recana Kerja 1. Bila tidak terpenuhi semua atau hanya terpenuhi no. 1 dan 3 1
2. Dokumen dana Operasional dari Pemda 2. Bila terpenuhi No. 1, 3 dan 4 3
3. Notulen hasil rapat rutin Pokja PKP 3. Bila semua terpenuhi No. 1, 2, 3 dan 4 5
4. Laporan hasil monitoring & evaluasi Pokja PKP

2 Kolaborasi
2.1 Institusi pelaku kolaborasi 1. Swadaya masyarakat 1. Bila terpenuhi hanya No. 1 1
2. Pemerintah kelurahan/desa/kecamatan 2. Bilai terpenuhi No. 2 dan/atau 4 dan/atau 5, dan/atau 6 3
3. Pemerintah Kab/Kota (APBD Kab/Kota) 3. Bila terpenuhi No. 3 5
4. Pemerintah Provinsi (APBD Provinsi)
5. Satker KPA di luar Dit. PKP di Kab/Kota atau Provinsi
6. Swasta

2.2 Nilai dana Kolaborasi Total dana No. 1 s/d 6 1. Bila nilai dana kolaborasi < 50% dana BDI 1
2. Bila nilai dana kolaborasi > 50-70% dari dana BDI 3
3. Bila nilai dana kolaborasi > 70% dari dana BDI 5

3 Kualitas Infrastruktur (swakelola Masyarakat)


3.1 Sertifikasi infrastruktur Hasil sertifikasi infrastruktur yang dibangun masyarakat 1. < 90% infrastruktur berkualitas baik & bermanfaat 1
2. 90 - 97% infratsruktur berkualitas baik & bermanfaat 3
3. > 98 % infrastruktur berkualitas baik & bermanfaat 5

4 Penguarangan Luasan Kawasan Kumuh (Ha)


4.1 Evaluasi pengurangan kumuh oleh Pokja PKP Hasil perhitungan hasil pengurangan luasan kumuh Pokja PKP 1. Luasan kumuh tetap atau berkurang < 50% 1
2. Luasan kumuh berkurang 50-80 % dari luas awal 3
3. Luasan Kumuh berkurang > 80% dari luas awal 5

4.2 Laporan Evaluasi kepada Bupati/Walikota Laporan Hasil Evaluasi kepada Bupati/Walikota 1. Tidak ada Laporan melalui surat kepada Bupati/Walikota 1
2. Laporan berupa Surat kepada Bupati/Walikota 3
3. Laporan melalui surat dan disertai audiensi dengan Bupati/Walikota 5

5 Peningkatan Livelihood
5.1 Peningkatan pendapatan kotor KSM % KSM yang meningkat pendapatan kotornya 1. <50% KSM meningkat pendapatannya 1
2. 50 - 80 % KSM meningkat pendapatammya 3
3. > 80% KSM meningkat pendapatan kotornya 5
Lampiran 7
KERANGKA ACUAN KERJA
EVALUASI KINERJA PERSONIL OC/OSP TRIWULAN I, II & III

I. LATAR BELAKANG

Sebagai sebuah program yang berkelanjutan, Program KOTAKU yang didahului sebagai P2KP dan
PNPM Perkotaan membutuhkan mekanisme yang mengatur pengawasan dan pengendalian kinerja
pelakunya. Tidak saja dalam tujuan memastikan bahwa semua pelaku menjalankan tupoksi sesuai
penugasan dalam TOR OC/ OSP dan kontrak kerja masing-masing posisi, namun juga memungkinkan
adanya pengembangan kapasitas sesuai bidangnya.

Salah satu butir penugasan KMP yang terdapat dalam TOR adalah membantu PMU dalam melakukan
penilaian OC/OSP termasuk personil didalamnya. Oleh karenanya perlu disusun POB/KAK yang
menjelaskan mekanisme dan prosedur serta instrumen penilaian kinerja personil OC/OSP. Penilaian
kinerja personil ini mengupayakan adanya kinerja paripurna dari personil dengan melibatkan
persepsi ataupun penilaian dari pihak-pihak yang mendapatkan fasilitasi atau berhubungan
langsung.

Hasil Konreg Satker dan PPK di Batam di tahun 2014 merekomendasikan agar satker dan PPK
dilibatkan dalam proses penilaian kinerja personil, oleh karenanya dalam KAK/POB evaluasi kinerja
personil ini satker dan atau PPK menjadi salah satu pihak yang memberikan penilaian tambahan.

II. TUJUAN

Mekanisme evaluasi kinerja memiliki beberapa tujuan sebagai berikut ;

- Melaksanakan tugas NMC dalam membantu PMU memberi penilaian kinerja OC/OSP
beserta kinerja personilnya
- Menjaga terwujudnya konsistensi kinerja personi OC/OSP
- Sebagai media early warning system sekaligus menjadi dasar rekomendasi untuk menyusun
strategy pengembangan kapasitas dan kompetensi pelaku dalam konteks tupoksi masing-
masing
- Sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan/ kebijakan di level yang lebih tinggi

III. SISTEM PENILAIAN

A. PERIODE PENILAIAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kinerja dilakukan secara periodik setiap tiga (3) bulan sekali, pembinaan dan
pengamatan terhadap personil OC/OSP dilakukan dalam periode ini dan diakhir bulan ketiga
dilakukan penilaian. Pelaporan dilakukan sesuai tanggal pelaporan sebelumnya, yaitu setiap
tanggal 10 di bulan berikutnya.

B. PIHAK PENILAI
Pihak yang berwenang memberikan penilaian antara lain adalah :
a. Supervisor Langsung/ Penilai Utama adalah KMP
b. Atasan Langsung yakni TL OC/ OSP
c. Pihak Ketiga/ Penilai Eksternal yakni Satker PKP Provinsi/PPK

Penilaian dilakukan oleh supervisor langsung. Sebagai upaya untuk transparansi dan
akuntabilitas dalam penilaian maka dilakukan penilaian tambahan, pihak lain terkait seperti
atasan langsung ataupun pihak ketiga dapat dijadikan sumber informasi tambahan dan
triangulasi. Supervisor langsung ataupun pihak terkait mempunyai bobot yang disesuaikan
dengan pertimbangan kedekatan terhadap parameter yang dinilai.
Berikut adalah skema posisi dan penilainya.

Posisi Tenaga Ahli OC/OSP KMP Wil 1 KMP Wil 2 Atasan Langsung Pihak Ketiga

TL Team Leader Team Leader Satker PKP Provinsi/PPK

Monev Unit Monev Unit Monev TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

Pelatihan Unit Pelatihan Unit Pelatihan TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

Sosialisasi Unit Komunikasi Unit Komunikasi TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

FM & Livelihood Unit FM & Livelihood Unit FM & Livelihood TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

Urban Planner Unit UP Unit UP TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

Infrastruktur Unit Infrastruktur Unit Infrastruktur TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

SIM Unit SIM Unit SIM TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK

C. DIMENSI PENILAIAN
Dimensi penilaian disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing posisi.
Namun secara umum, penilaian dilakukan terhadap beberapa hal :
1. Kompetensi dan Prestasi
2. Managerial
3. Integritas

Masing-masing dimensi penilaian diberi bobot sesuai dengan tingkat urgensinya,


Kompetensi dan Prestasi diberi bobot penilaian 25%; dimensi Managerial 50% dan dimensi
Integritas 25%.
Masing-masing dimensi diatas dijabarkan menjadi beberapa parameter yang bisa diukur
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seorang tenaga ahli. Berikut pembobotan dari setiap
dimensi; parameter serta bobot dari setiap komponen penilai;
Score Score Score
Dimensi No Performance Aspects
KMP AL PP
Kompetensi Dan 1 Pemahaman substansi 35% 80% 20%
Prestasi 2 Kemampuan fasilitasi 35% 50% 25% 25%
25% 3 Inovatif dan kreatif 30% 50% 25% 25%
Managerial 1 Kedisiplinan mengirimkan laporan 10% 50% 25% 25%
50% 2 Pengendalian substansi dan progress (KPI; PAD) 50% 50% 25% 25%
3 Problem solving 20% 50% 25% 25%
4 Koordinasi dan komunikasi dengan KMP 10% 100%
5 Koordinasi dan komunikasi dengan tim Korkot 10% 25% 50% 25%
Integritas 1 Etika kerja 70% 25% 50% 25%
25% 2 Loyalitas pada atasan struktural dan fungsional 30% 25% 50% 25%

D. KRITERIA PENILAIAN
1. Penilaian Per Aspek

Penilaian diberikan dalam 3 skala, skor -1 skala terendah, skor 0 skala standar dan skor
+1 skala tertinggi.

Skor +1 : Kinerja Kuat


Penilaian Kuat (Skor +1). Penilaian ini hanya diberikan kepada pelaku yang dinilai
mempunyai kinerja diatas rata-rata dibandingkan rekan-rekan yang berada pada posisi
yang sama. Penilaian ini juga diberikan kepada pelaku yang dianggap telah memberikan
’best practice’ dibidang pekerjaannya

Skor 0 : Kinerja Standar


Penilaian Standar (0). Evaluasi kinerja ini dibuat dengan asumsi bahwa apabila pelaku
Program KOTAKU memenuhi kewajibannya dalam TOR OC/ OSP

Skor -1 : Kinerja Kurang


Penilaian Kurang (-1). Penilaian ini diberikan kepada pelaku yang belum atau tidak dapat
memenuhi kewajibannya dengan baik dan tuntas

Operasionalisasi terhadap skor penilaian per aspek diatas pada masing-masing posisi
tenaga ahli OC/OSP dirumuskan oleh USK/Unit KMP terkait sesuai dengan standar
pekerjaan yang disepakati. Sebagai acuan umum penilaian mengacu pada dimensi dan
parameter personil OC/ OSP tersaji sebagai berikut;

DIMENSI PARAMETER SUMBER VERIFIKASI


KOMPETENSI 1 PEMAHAMAN SUBSTANSI Hasil pelatihan, EGM terakhir hasil diskusi; koordinasi; teleconference;
DAN PRESTASI informasi dari mitra kerja
2 KEMAMPUAN FASILITASI Hasil uji petik tematik, laporan kegiatan pelatihan, laporan kegiatan
KBIK, laporan Bulanan Tenaga Ahli; informasi dari mitra kerja
3 INOVATIF DAN KREATIF Best Practice, Tulisan di WEB, Media, kegiatan non budgeter (laporan
OC/OSP), laporan TA; informasi dari mitra kerja
MANAGERIAL 1 KEDISIPLINAN MENGIRIMKAN Laporan lengkap , akurat, konsisten dan tepat waktu
REPORT
2 PENGENDALIAN SUBSTANSI DAN Laporan BPKP; Laporan tindak lanjut AM & PIASR ,Laporan progress,
PROGRESS data SIM, KPI, PAD, Logframe;
3 PROBLEM SOLVING Laporan Bulanan, Teleconference, Laporan Progress, Followup PPM;
informasi dari mitra kerja
4 KOORDINASI DAN KOMUNIKASI Komunikasi interaktif KMP dengan tenaga ahli OC/OSP
DENGAN KMP
5 KOORDINASI DAN KOMUNIKASI Komunikasi interaktif tenaga ahli OC/OSP dengan tim korkot; informasi
DENGAN TIM KORKOT dari mitra kerja
INTEGRITAS 1 ETIKA Pengaduan Online; SMS Pengaduan; Sosmed; Temuan Supervisi-
Monitoring KMP; Informasi dari mitra kerja
2 LOYALITAS KEPADA ATASAN TL; konfirmasi kpd ybs; pihak ketiga terkait
STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

2. Kualifikasi Penilaian

Setelah semua skor per dimensi dan parameter diisi, skor total akan terhitung secara
otomatis.
Hasil akhir penilaian terdiri dari 5 kategori sebagai berikut :

PENILAIAN SKOR AKHIR


SANGAT BAIK Mencapai 60 sampai 100
BAIK Mencapai 20 tetapi kurang dari 60.
CUKUP Mencapai 0 tetapi kurang dari 20
BURUK Mencapai -50 tetapi kurang dari 0
AMAT BURUK Mencapai kurang dari -50

Berapapun total skor penilaian yang didapat manakala terdapat penilai yang memberi
skor -1 terhadap parameter etika, maka Kualifikasi penilaian akan berwarna merah.
Artinya harus dilakukan pendalaman dan atau investigasi oleh KMP bersama OC/OSP
atas dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh personil. Dan manakala dugaan
ini terbukti maka harus diterapkan sanksi sesuai ketentuan yang ada dalam SPK.

E. SARAN PENGEMBANGAN/ REKOMENDASI

Pelaku yang mendapatkan penilaian BELUM TERCAPAI tetapi masih perlu mendapatkan
pendampingan intensif, selanjutnya harus mendapatkan perhatian dan bimbingan yang lebih
intensif. Bimbingan intensif diharapkan dapat memperbaiki performa personil terkait.

Apabila ditemukan bahwa kinerja buruk disebabkan oleh kapasitas yang kurang dari tenaga
ahli, maka OC/ OSP Bersama dengan KMP berkewajiban untuk memberikan penguatan
kapasitas sesuai dengan yang dibutuhkan.

Apabila sudah dilakukan pendapingan, penguatan kapasitas dan bimbingan intensif, tetapi
setelah dua periode penilaian prestasi pelaku yang bersangkutan belum juga menunjukkan
peningkatan, pelaku tersebut dapat direkomendasikan untuk mendapatkan Surat Peringatan
dari Satker Pusat/ PPK. Sehingga jika pada periode penilaian yang ketiga tidak ada
perubahan, maka pelaku tersebut dapat direkomendasikan untuk tidak dilanjutkan
kontraknya.
Penilaian Kinerja Pelaku
PROGRAM KOTAKU
Nama :

Posisi :
OC/OSP :
Unsur Penilai :
Periode :
Score Atasan Score Satker PKP
Dimensi No Performance Aspects Score KMP
Langsung Provinsi/ PPK
Kompetensi Dan 1 Pemahaman substansi
Prestasi 2 Kemampuan fasilitasi
30% 3 Inovatif dan kreatif

Managerial 1 Kedisiplinan mengirimkan laporan


30% 2 Pengendalian substansi dan progress
3 Problem solving
4 Koordinasi dan komunikasi dengan KMP
5 Koordinasi dan komunikasi dengan tim Korkot

Integritas 1 Etika kerja


40% 2 Loyalitas pada atasan struktural dan fungsional

Problems and suggestions

Recommendations for development

Penilai

+1 Berarti Kinerja Kuat/Sangat Baik


0 Berarti Kinerja Standar/Baik
-1 Berarti Kinerja Kurang/Tidak Baik (…………………………………………..)
Lampiran 8
KERANGKA ACUAN KERJA
EVALUASI KINERJA PERSONIL OC/OSP TRIWULAN IV

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran RPJMN tahun 2015-2019 yaitu Kota Tanpa
Permukiman Kumuh di tahun 2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya menginisiasi pembangunan
dengan platform kolaborasi melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Program KOTAKU
akan mendukung Pemerintah Daerah sebagai pelaku utama penanganan permukiman kumuh
dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan diwilayahnya.

Program KOTAKU berupaya untuk membangun platform (pendekatan) kolaborasi dalam


pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman, sehingga terjadi keterpaduan antar
sektor pembangunan untuk bersama-sama bergerak : mewujudkan permukiman layak huni
menuju permukiman tanpa kumuh. Dalam program ini, sesuai dengan amanat UU No. 1 Tahun
2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman , Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
terhadap kawasan permukiman wajib dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
setiap orang. Pemerintah Daerah bertindak sebagai nakhoda dalam pencegahan dan peningkatan
kualitas kawasan permukiman, dimana seluruh pemetaan kebutuhan, rencana program, hingga
rencana investasi pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman daerah dilakukan
oleh Pemerintah Daerah berdasarkan kebutuhan masyarakat dan sasaran nasional yang ingin
dicapai. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kemudian akan bertindak sebagai
pendamping Pemerintah Daerah dan penjamin tercapainya tujuan nasional.

Disamping telah dialokasikannya dana BDI sebagai stimulan, untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Program KOTAKU perlu disiapkan pula para pelaku pendampingan yang memiliki komitmen dan
kinerja yang baik disetiap Provinsi. Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka perpanjangan
kontrak konsultan, maka perlu dilaksanakan Evaluasi Kinerja Tenaga Ahli ditingkat Provinsi
sekaligus dilaksanakan Rapat Koordinasi. Harapannya kedepan pelaksanaan Program KOTAKU ini
berjalan dengan lebih baik.

A. Tujuan

1. Untuk mengukur apakah Tenaga Ahli OC/ OSP telah melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Untuk menilai kebutuhan peningkatan kualitas Tenaga Ahli dalam rangka memenuhi
kompetensi (kecakapan) yang dibutuhkan
3. Untuk memastikan pemahaman Tenaga Ahli OC/ OSP terhadap Target Output dan Outcomes
Program KOTAKU
B. Keluaran

1. Diketahui kinerja masing-masing Tenaga Ahli, apakah telah mencapai hasil kerja yang telah
ditetapkan serta kompetensi (kecakapan) sesuai yang dipersyaratkan untuk mencapai hasil
kerja yang optimal sebagai dasar penerapan reward and punishment
2. Diketahui kebutuhan peningkatan kualitas Tenaga Ahli dalam rangka memenuhi kompetensi
(kecakapan) yang dibutuhkan
3. Tenaga Ahli OC/ OSP dapat menghitung capaian Target Output dan Outcomes Program
KOTAKU

C. Aspek Penilaian Evaluasi Kinerja

NO ASPEK PENILAIAN KETERANGAN


1 Pemahaman terhadap Program memiliki tujuan dan target serta TA memiliki target kerja
tujuan dan target sesuai dengan tugas dan Tanggungjawab dalam mendukung
Program tercapainya tujuan dan target program
2 Analisis Data & Tenaga Ahli memiliki kapasitas melakukan analisa terhadap data-
penyusunan data program (MIS atau Manual) & mampu menarik kesimpulan
kesimpulan dari kecenderungan-kecenderungan domiman
3 Manajerial Tenaga Ahli memiliki kapasitas manajerial dalam rangka
memastikan kualitas (QA) dan mengendalikan kualitas (QC)
pelaksanakan program
4 Inovasi Tenaga Ahli mampu melakukan terobosan melalui pendekatan
out of the box atau not business as usual
5 Kerja secara tim (team Tenaga Ahli memiliki kesadaran bahwa tugas dan tanggungjawab
work) KMP akan efektif dapat dicapai melalui kerja tim (team work)

D. Metode Penilaian Evaluasi Kinerja

Bobot
Jenis Test Metodologi Keterangan
Penilaian
Test Esai Tenaga Ahli OC/ OSP membuat paper 30% Dinilai oleh USK/Unit
dan paparan dengan kisi-kisi yang KMP terkait.
dikirim KMP berdasarkan 5 aspek ✓ Kurang (skor 1)
penilaian. Paper dikirim ke KMP untuk ✓ Baik (skor 3)
dinilai sesuai dengan tenggat waktu yg ✓ Sangat Baik (skor 5)
ditentukan
Test Wawancara 20 menit presentasi paparan bahan 70% Setiap penguji memberi
esai oleh tenaga ahli penilaian ;
40 menit diskusi dan tanya-jawab ✓ Kurang (skor 1)
terhadap 5 aspek penilaian ✓ Baik (skor 3)
✓ Sangat Baik skor 5
Nilai Akhir Penjumlahan dari Nilai Test Esai dan 100% Kriteria Kinerja;
Test Wawancara sesuai bobotnya. ✓ Kurang (total skor
Hasilnya adalah Kinerja Personil sesuai <12)
kriteria yang ditentukan ✓ Baik (total skor 12-
19)
✓ Sangat Baik (total
skor ≥20
Tim Penguji terdiri atas unsur Project; Unsur Advisory dan unsur KMP. Banyaknya tim
penguji tergantung dari jumlah peserta yang diuji dimasing-masing OC/ OSP. Berikut contoh
Form Penilaiannya

Berikut Contoh Hasil Evaluasi secara comprehensive


Lampiran 9.
KERANGKA ACUAN KERJA
EVALUASI KINERJA PERSONIL KMP

A. LATAR BELAKANG

Program NSUP memiliki tujuan (1) untuk memperbaiki akses masyarakat terhadap
infrastruktur permukiman dalam rangka mengurangi luas kawasan permukiman kumuh
berdasarkan 8 aspek/indikator kumuh; (2) mengembangkan kolaborasi dengan stakeholder
melalui penguatan kapasitas pemerintah kota/kabupaten dan (3) memperbaiki
kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan livelihood (Greenbook; 2016)
Untuk mencapai tujuan tersebut; dialokasikan komponen program; diantaranya berupa
Bantuan Teknis (Technical Assistance) di pusat dan di daerah (propinsi, kota/kab dan
kelurahan)
Konsultan Manajemen Pusat (KMP) sebagai salah satu bentuk bantuan teknis, memiliki
tugas dan tanggungjawab merencanakan, mengkoordinasikan dan melakukan supervisi
melalui pemastian kualitas (quality assurance) dan pengendalian kualitas (quality control)
sehingga tujuan program dan indikator kinerja program lainnya dapat dicapai sesuai dengan
target waktu yang telah ditetapkan
Untuk mengetahui apakah tugas dan tanggungjawab tersebut sudah dilaksanakan secara
optimal, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja Tenaga Ahli KMP

B. Tujuan Dan Manfaat

TUJUAN :
1. Tujuan Evaluasi Kinerja Personil adalah untuk mengukur apakah tenaga ahli KMP
telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Kinerja KMP secara organisasi pada prinsipnya ditentukan oleh kinerja dari setiap
USK dan kinerja setiap Tenaga Ahli

MANFAAT :
1. Untuk mengetahui apakah Tenaga Ahli telah mencapai hasil kerja yang telah
ditetapkan dan untuk mengetahui apakah Tenaga Ahli telah memiliki kompetensi
(kecakapan) sesuai yang dipersyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang optimal
2. Untuk mengetahui kebutuhan peningkatan kualitas Tenaga Ahli dalam rangka
memenuhi kompetensi (kecakapan) yang dibutuhkan
3. Untuk penerapan reward and punishment

C. Metode Penilaian

Bentuk Evaluasi Kriteria Penialain Nilai Angka


Soal Esai Kurang 1
Baik 3
Sangat Baik 5
Paparan TA dilanjutkan dengan wawancara dan Kurang 1
diskusi dengan tim penilai Baik 3
Sangat Baik 5

Jawaban/tulisan esai dari setiap TA dilakukan penilaian dengan nilai 1 atau 3 atau 5 oleh Tim
Satker PKP-BM dan Tim Advisory
1. Jawaban esai dari masing-masing TA diperdalam melalui paparan TA dilanjutkan
dengan wawancara/diskusi; kemudian dilakukan penilaian (meliputi 5 aspek
penilaian) dengan nilai 1 atau 3 atau 5 oleh Tim Satker PKP-BM dan Tim Advisory
2. Skor akhir penilaian masing-masing TA = (Nilai esai + Nilai Wawancara/Diskusi)/2

D. Aspek Penilaian Esai dan Wawancara

No Aspek Penilaian Kategori Nilai


1 Pemahaman terhadap tujuan dan target Program Kurang 1
Baik 3
Sangat Baik 5
2 Analisis Data & penyusunan kesimpulan Kurang 1
Baik 3
Sangat Baik 5
3 Manajerial Kurang 1
Baik 3
Sangat Baik 5
4 Inovasi Kurang 1
Baik 3
Sangat Baik 5
5 Kerja secara tim (team work) Kurang 1
Baik 3
Sangat Baik 5

Rentang Penilaian = (Jumlah Nilai tertinggi – Jumlah Nilai terendah) / Jumlah kategori

= (25-5)/3 = 6.7

Kriteria Skor Penilaian Akhir :


Kurang : ≤ 11
Baik : 12-19
Sangat Baik : ≥ 20

E. Tim Penilai

Penilai evaluasi kinerja Tenaga Ahli KMP terdiri dari unsur Satker PKPBM dan Tim Advisory
Unsur Satker PKPBM terdiri dari (1) Ka Satker; (2) PPK Wilayah-1; (3) PPK Wilayah-2; (4)
Asisten Ka Satker dan (5) Asisten PPK

Anda mungkin juga menyukai