OSP 05 NTB
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya,
sehingga penyusunan Inception Report Tahun 2019 OSP 5 NTB dapat terselesaikan.
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Nusa Tenggara Barat dilaksanakan sejak Tahun 2016,
sebagai upaya pemerintah untuk penanganan permukiman kumuh. Program KOTAKUtidak hanya
mengatasi kekumuhan yang sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru,
dimana Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa
lembaga kepemimpinan masyarakat yang refresentative, mengakar dan kondusif bagi perkembangan
modal sosial (Sosial Capital) masyarakat di masa mendatang.
Inception Report ini merupakan hasil rangkuman awal pelaksanaan kegiatan KOTAKU pada mobilisasi
OSP5 NTB pada bulan November tahun 2018 di wilayah Nusa tenggara Barat. Laporan ini memberikan
informasi tentang capaian progress seluruh kegiatan, permasalahan, dan tindak lanjut tahun
berikutnya.
Semoga Inception Report ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi sekaligus referensi terkait
pelaksanaan KOTAKU di wilayah OSP 5 Nusa Tenggara Barat.
i
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Executive Summary
Latar Belakang
Sesuai Agenda Pembangunan Nasional atau ‘Nawa Cita’ sebagaimana diuraikan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, salah satu target pembangunan
lingkungan adalah pencapaian nol persen kawasan kumuh melalui program penanganan kawasan
pemukiman kumuh,
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian PUPR berkomitmen untuk memberikan kontribusi bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat kota, dengan dengan mewujudkan lingkungan perkotaan yang
layak huni dan berkelanjutan melalui gerakan '100-0-100'. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
merupakan respon langsung terhadap kebijakan tersebut, KOTAKU dirancang untuk memperkuat peran
pemerintah daerah dan memberdayakan masyarakat untuk percepatan gerakan '100-0-100' dan
pengurangan kawasan kumuh di daerah perkotaan, beserta Penghidupan berkelanjutan untuk periode
2017-2020.
Tujuan program adalah meningkatkan akses infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh
perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan. Tujuan tersebut dicapai melalui:
Pencapaian tujuan program dan tujuan antara diukur dengan merumuskan indikator kinerja
keberhasilan (Key Performance Indicator/KPI) dan target capaian program yang akan berkontribusi
terhadap tercapainya sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
yaitu pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi nol persen. Pencapaian tujuan diukur
dengan indikator outcome sebagai berikut:
ii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Sesuai tatakelola KOTAKU akan mempunyai Unit Manajemen Proyek (PMU) di tingkat nasional, yang
didukung oleh Unit Pelaksanaan Proyek (PIU)/Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (Satker) di tingkat
Nasional, tingkat Propinsi dan tingkat Kota. PMU dan PIU di tingkat Nasional akan bertanggungjawab
terutama atas pengelolaan, koordinasi dan pemantauan terhadap kegiatan- kegiatan proyek. program
PMU dan PIU tersebut akan dibantu dan didukung dalam tugas mereka, dan pembentukan kapasitas
oleh konsultan di berbagai tingkat administratif; tim Penasihat(Advisory),
PMU
Manajemen
Tim Advisory Tim Evaluasi Wilayah/Oversight Service
Satker/PPK Pusat
KMP/NMC OSP CB Provider (KMW/OSP) dan
Gubernur
Konsultan Manajemen
Tingkat Provinsi Pokja PKP Provinsi Satker/PPK Provinsi KMW & KMT Teknik/Technical
Bupati/Walikota
Management Consultant
Tingkat Kab/Kota
Pokja PKP Kab/Kota Satker/PPK Kab/Kota
Tim Koordinator
Kota
(KMT/TMC) di tingkat
daerahdan provinsi yang
Tingkat Kecamatan
Camat
Tim Fasilitator
keduanya akan menyediakan
paket kursus pelatihan induk
Lurah/Kades BKM/LKM
Tingkat Desa/Kel
Relawan Garis Pengendalian
dan Koordinator Kota (Korkot)
Tim Urban Planer yang
di kontrak Masyarakat
KSM
Relawan
Garis Koordinasi di tingkat Kota/Kabupaten.
Teknik
Fasilitator, yang bekerja dalam
tim-tim kecil, akan bekerja
langsung bersama-sama masyarakat di tingkat kelurahan/desa.
Salah satu komponen program KOTAKU adalah memberikan dukungan untuk kondisi darurat bencana,
sebagaimana diketahui dan dijelaskan dalam bahasan diatas bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
bulan Agustus tahun 2018 terjadi bencana alam gempa bumi, dengan dampak kerusakan menurut data
Satgas Rekompak Tanggal 30 Desember 2018, terdapat 74.092 rusak berat dan 4.416 berada di lokasi
program KOTAKU provinsi Nusa Tenggara Barat;
iii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
SUMBAWA
6 1.240 0 0%
BARAT
LOMBOK
7 44.014 0 0%
UTARA
TOTAL NTB 74.092 4.416 6%
pemanfaatannya. Selanjutnya tindak lanjut atas kebijakan ini sebanyak 68% atau sekitar 110 orang
personel KOTAKU di perbantukan untuk membantu melakukan fasilitasi pasca bencana khususnya di
lokasi yang terdampak bencana melalui program REKOMPAK. Sungguh kondisi ini sangat berpengaruh
pada pencapaian target tahun 2018.
Capaian Program
Capaian target Capaian pengurangan kumuh masih jauh dari harapan, dimana sesuai perencanaan yang
di buat di awal 2018 target pengurangan kumuh 390,50 masih terpenuhi 283,57 hektar,
capaian lain yang CAPAIAN
berkaitan dengan PENGURANGAN KUMUH 2018
LUAS KUMUH (Ha)
Mataram hanya 3 kelurahan yang dapat melaksanakan kegiatan, 2 kelurahan tidak dapat dicairkan karena
ketidak tersediaan DIPA Satker PIP Kota Mataram (DIPA revisi 1).dan 25 Kelurahan hanya dapat diserap
untuk termin 1 (70%)karena ada hold. Untuk kabupaten Lombok timur di 15 kelurahan BDI 2018 hanya
mampu menyerap termin 1 (70%) karena di tunda pemanfaatannya.
Rencana kerja
Rencana kerja OSP tentunya mengacu pada target KPI program, mengawali dan data yang menjadi titik
nol adalah berdasarkan capaian target sebelumnya, mendasarkan capaian diatas dan mendasarkan atas
analisa gap(masalah) yang mengkontribusi kekumuhan maka di dadapati data-data sebagai berikut :
Persoalan kekumuhan
tahun 2019 dengan
mendasarkan pada
analisa gap maka
kebutuhan infra
struktur utama yang
masih menyisakan
masalah ada di 51%
aspek persampahan, 17
% drainase lingkungan
dan 8% di jalan
lingkungan
iv
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Sedangkan Target untuk meng “100%” kan akses Air bersih & Sanitasi yang menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan masih menyisakan masalah masing-masing 37% untuk air bersih & 7% untuk sanitasi.
Selanjtnya rencana kerja untuk pencapaian target KPI, dimana KPI KOTAKU selain menjadi koridor
sekaligus kendali dalam mencapai tujuan dan kualitas program, jadi KPI tentunya menjadi hal yang given
untuk dilakukan dan dicapai selama periode konrak OSP, karnanya seluruh sumberdaya OSP dalam
menyusun dan menjalankan rencana kerjanya harus jelas dan terukur dalam upaya pencapaian target
KPI.
Strategi Operasional
Dibutuhkan strategi operasional dalam mencapai target program, adapaun strategi Strategi Operasional
dan Pengendalian dalam mendukung pencapaian KPI adalah ;
Perbaikan menerus akan kualitas Perencanaan (RP2KPKP/MP dan RPLP)
Pengendalian Kualitas Infrastruktur untuk memastikan kegiatan yang dibuat sesuai spek teknis yang
ada
Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun dengan mengefektifkan keberadaan kelompok pemelihara
Penguatan kelembagaan tingkat masyarakat mellalui BKM
Penguatan kelembagaan tingkat kota melalui Pokja PKP
v
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
lengkap, benar dan tepat waktu (final bukti infoice tingkat OSP) maka di usulkan untuk menetapkan
salah satu OM (office manager) menjadi Koordinator dengan remunerasi setara dengan sub
professional (sub tenaga ahli)
Mengusulkan penambahan volume dan biaya perjalanan dinas dan koordinasi tingkat Provinsi
serta regional
Usulan pelatihan untuk relawan tanggap bencana tingkat Kabupaten/Kota di setiap Kab/Kota
lokasi dampingan (scenario pelaksanaan bekerjasama dengan BNPB setempat)
Usulan pelatihan/coaching clinik untuk Office Manager dan Sekretaris terkait aplikasi dan Pelaporan
keuangan BOP OSP dan Tim Korkot dengan narasumber Proyek Pusat dan Advisory (scenario
pelaksanaan Pelatihan/coaching clinik untuk OM di tingkat regional dengan narasumber Proyek Pusat
dan Advisory dan sekretaris Korkot di tingkat Provinsi dengan narasumber OM OSP)
vi
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................................... i
Executive Summary................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................ vii
Daftar Tabel ........................................................................................................................................... xi
Daftar Gambar ..................................................................................................................................... xiii
Daftar Grafik..........................................................................................................................................xiv
Pendahuluan ........................................................................................................................................... 1
1.1 Dasar Hukum dan Kebijakan Pelaksanaan Program KOTAKU-NSUP .................................. 1
1.1.1 Landasarn Hukum (Regulasi) Program Kotaku (peningkatan & Pencegahan) ................ 1
1.1.2 Tujuan Program Kotaku .................................................................................................. 1
1.1.3 Arah Kebijakan Program Kotaku 2018-2021 ................................................................... 2
1.2 Stuktur Organisasi Konsultan OSP ......................................................................................... 3
1.2.1 Struktur Organisasi Program Kotaku............................................................................... 3
1.2.2 Struktur Organisasi Konsultan OSP ................................................................................ 4
1.2.3 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC).............. 5
1.3 Ruang Lingkup Penugasan OSP .............................................................................................. 6
1.3.1 Ruang Lingkup Pengusan OSP (Scope of Work) .............................................................. 6
1.3.2 Ruang Lingkup Penugasan Tenaga Ahli OSP ................................................................... 7
1.4 Indikator Kinerja Utama (KPI) Program Kotaku .................................................................. 18
1.4.1 Indikator Kinejra Utama (KPI) Program Kotaku (Nasional) ........................................... 18
1.4.2 Target Indikator Kinerja Utama (KPI) di Tingkat OSP .................................................... 19
1.5 Alur Penulisan Inception Report .......................................................................................... 20
Kondisi Awal .......................................................................................................................................... 21
2.1 Gambaran Umum Lokasi dan Karakteristik Wilayah Dampingan OSP ............................... 21
2.1.1 Lokasi Peningkatan Kualitas dan Pencegahan Permukiman Kumuh ............................ 22
2.1.2 Karakteristik/ Profil Penanganan Skala Kawasan .......................................................... 22
2.1.3 Karakteristik/ Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan ......................................... 24
2.1.4 Karakteristik/Profil Lokasi Pencegahan Kumuh ............................................................ 25
2.2 Status Dokumen Perencanaan ............................................................................................. 26
2.2.1 Status Dokumen Perencanaan Skala Kawasan (RP2KPKP/MP)..................................... 26
2.2.2 Status Perencanaan Dokumen Skala Lingkungan (RPLP) .............................................. 29
2.3 Status Kelembagaan ............................................................................................................. 30
2.3.1 Status dan Kinerja Kelembagaan BKM .......................................................................... 31
vii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
viii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.13 Strategi Operasonal dan Pengendalian Penguatan Kapasitas Kelembagaan (Pokja PKP &
BKM) .............................................................................................................................................. 74
4.14 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengembangan Livelihood Masyarakat ................. 77
4.15 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pelaksanaan Audit Independen Tahun Buku 2018 78
Rencana Kerja ....................................................................................................................................... 81
5.1 Program Kerja Selama Periode Kontrak .............................................................................. 81
5.2 Program Kerja tahun 2019 ................................................................................................... 85
5.2.1 Penyiapan Skala Kawasan ............................................................................................. 85
5.2.2 Pelaksanaan Audit Independan dan BPKP .................................................................... 86
5.2.3 Fasilitasi Review Kelembagaan BKM/ Pemilu Ulang BKM ............................................ 86
5.2.4 Pelaksanaan kegiatan Infrastruktur .............................................................................. 86
5.2.5 Pengendalian kelengkapan dan validasi data SIM Online ............................................ 87
5.2.6 Pengendalian PIM (Pengelolaan Informasi dan Masalah) ............................................ 87
5.2.7 Pengendalian Personil (Termasuk Tata Peran Pelaku) ................................................. 87
5.2.8 Pengendalian Kelembagaan KPP ................................................................................... 88
5.2.9 Pelaksanaan Uji Petik .................................................................................................... 88
5.2.10 Pengendalian Pengembangan Livelihood Masyarakat ................................................. 88
Kesimpulan Dan Saran .......................................................................................................................... 89
6.1 Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................... 89
6.2 Rekomendasi ........................................................................................................................ 91
Usulan Perubahan Atas Kontrak OSP Untuk Efektifitas Pencapaian Penugasan .................................. 92
7.1 Postur Biaya Kontrak OSP .................................................................................................... 92
7.2 Analisa Kontrak OSP Untuk mendukung Efektifitas Pencapaian Penugasan .................... 93
7.2.1 Remuneration ............................................................................................................... 93
7.2.2 Duty Travel Expenses .................................................................................................... 93
7.2.3 Office Operational Expenses, Office Equipment Expenses, Rental Expenses, Reporting
Expenses 95
7.2.4 Capacity Building ........................................................................................................... 95
7.3 Usulan Perubahan Dan Penambahan Atas Kontrak OSP ................................................... 95
7.3.1 Usulan Komponen Personel OSP dan Remunerasi ....................................................... 95
7.3.2 Usulan Komponen Perjalanan Dinas (Duty Travel Expenses) ....................................... 96
7.3.3 Capacity Building ........................................................................................................... 96
ix
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Lampiran
1. Lampiran Nilai Numerik Awal – Nilai Numerik Akhir Lokasi Peningkatan
2. Lampiran Target dan Capaian KPI tingkat Kota/Kabupaten
3. Lampiran Best Praktis Kegiatan Infrastruktur
4. Lampiran Rencana Kerja OSP Tahun 2019-2021
5. Lampiran Rencana Kerja OSP Tahun 2019
x
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Daftar Tabel
xi
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
xii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Daftar Gambar
xiii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Daftar Grafik
xiv
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab I
Pendahuluan
1
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
2
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
PMU dan PIU tersebut akan dibantu dan didukung dalam melaksanakan tugas mereka
oleh konsultan di berbagai tingkat administratif; tim Penasihat(Advisory), Konsultan
Manajemen Pusat/National Management Consultant (KMP/NMC) di tingkat Nasional,
Konsultan Manajemen Wilayah/Oversight Service Provider (KMW/OSP) dan Konsultan
Manajemen Teknik/Technical Management Consultant (KMT/TMC) di tingkat daerah dan
provinsi yang keduanya akan menyediakan paket kursus pelatihan induk dan Koordinator
Kota (Korkot) di tingkat Kota/Kabupaten. Fasilitator, yang bekerja dalam tim-tim kecil,
akan bekerja langsung bersama-sama masyarakat di tingkat kelurahan/desa. Struktur
organisasi KOTAKU dapat dilihat pada gambar berikut:
3
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
1.2.3 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC)
Salah satu fungsi OSP adalah berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan Konsultan
Manajemen Teknik sebagai konsultan pengawas (atau disebut TMC), berikut gambar
struktur konsultan TMC ;
Gambar 1 4 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC)
Selanjutnya pola koordinasi OSP dan TMC serta hal-hal apa yang secara teknis sama-
sama dilaksanakan dan dikoordinasikan adalah sebagai berikut :
Membantu TMC dalam data rona awal kawasan permukiman, termasuk
permukiman kumuh, integrasi perencanaan pengurangan dan pencegahan kawasan
kumuh, dan dokumen-dokumen lain sesuai kebutuhan;
Mendukung dan membantu TMC dalam memantau, mengawasi, O&M, pelaporan
dan sebagainya sesuai kebutuhan;
Mendukung dan membantu TMC dalam berkoordinasi dan berkomunikasi secara
intensif dengan pemerintah daerah setempat, Pokja PKP, Koordinator kota, tim
fasilitator dan pihak-pihak lain;
Berkoordinasi secara intensif dengan TMC terkait manajemen data dan MIS;
Mendukung dan membantu TMC untuk memastikan kelancaran investasi
pembiayaan blok atau pencairan investasi, pekerjaan sipil, dan O&M;
Mendukung dan membantu TMC dalam aspek-aspek atau kegiatan lain di area
mereka, agar sesuai dengan kebutuhan untuk membantu masyarakat dan
pemerintah daerah setempat, secara tepat waktu, mulus, efektif dan efisien; vii.
Memastikan penggunaan dana investasi yang transparan, bertanggungjawab, efektif
dan efisien di area mereka sesuai maksud penggunaannya di area mereka;
5
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
6
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
7
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
2 Provincial Team Leader Memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada PMU/PIU dalam memastikan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan program sesuai pedoman
(Hanya untuk OSP yang yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Tim wajib melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan Pemerintah Daerah (melalui Pokja PKP) dan
memiliki lebih dari satu Konsultan Manajamen Pusat (KMP). Berikut adalah lingkup tugas Ketua Tim Provinsi:
provinsi daerah yang 1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
menjadi tanggung jawabnya) kerjanya:
Menyiapkan dan mensosialisasikan rencana kerja induk (Master Schedule) KOTAKU kepada tim dan Pemerintah Daerah, serta memastikan
terlaksananya kegiatan sesuai jadwal dan kualitas yang ditetapkan;
Secara berkala melakukan evaluasi kemajuan dan penyesuaian rencana kerja, termasuk menyusun dan mendokumentasikan kendala dan tindak
lanjutnya;
Memastikan tercapainya target indikator kinerja kunci (KPI) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi wilayah kerjanya;
2. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perencanaan kawasan permukiman di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi
wilayah kerjanya;
3. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program penanganan kumuh di tingkat kabupaten/kota
dan kelurahan dalam wilayah kerjanya;
4. Memastikan terlaksananya kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas, sosialisasi, komunikasi dan berbagi pengetahuan baik di dalam wilayah kerjanya
maupun dengan wilayah lain;
5. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan infrastruktur di kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi wilayah kerjanya, bekerja sama
dengan KMP dan Konsultan Manajemen Teknik (Technical Supervision Consultant) di tingkat regional;
6. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan Manajemen Keuangan dan dukungan penghidupan berkelanjutan di kabupaten/kota dan kelurahan
dalam wilayah kerjanya;
Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) program di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya, antara
lain:
Memastikan kelengkapan dan akurasi data dari tingkat kelurahan sampai dengan kabupaten/kota
Memastikan pembaruan (update) data MIS/GIS dan Quick Status secara berkala (bulanan, triwulanan, dan tahunan)
Melakukan dan menjamin terlaksananya kegiatan uji petik setiap triwulan, baik oleh tim OSP maupun tim Koordinator Kota (lihat Lampiran H);
Melakukan pengelolaan pengaduan dan memantau penyelesaiannya sesuai pedoman yang berlaku;
Memastikan dilaksanakannya tindak lanjut atas temuan-temuan dan/atau temuan misi dan audit
7. Menyusun dan menyerahkan laporan kemajuan secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) kepada PMU/PIU dan Satker Provinsi, termasuk laporan
kegiatan maupun kinerja tim;
8. Melakukan koordinasi dan bantuan teknis kepada PMU/PIU dan Satker Provinsi dalam melaksanakan administrasi proyek dan kontrak, pengelolaan tim
dan penilaian kinerja tim, di dalam wilayah kerjanya;
9. Memastikan penyusunan dan penyerahan laporan kemajuan berkala (bulanan, triwulan, tahunan) kepada PMU/PIU, Satker Provinsi, Pokja PKP, dan
pihak lain yang relevan;
10. Memimpin, mengelola dan memastikan kendali mutu tim tenaga ahli, tim Koordinator Kota dan tim fasilitator di dalam wilayah kerjanya, agar
memaksimalkan kapasitas dan kemampuannya dalam melaksanakan program;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
3 Urban Planning Spesialis Perencanaan Perkotaan bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis
Specialist Perencanaan Perkotaan memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim
fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Perencanaan Perkotaan antara lain:
8
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan perencanaan sesuai jadwal rencana
kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program;
3. Memastikan bahwa tim Koordinator Kota dan fasilitator memberikan dukungan yang optimal terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat dalam:
Penyiapan SIAP/RP2KP-KP dan RPLP/RTPLP
Memantau dan mengendalikan perencanaan kawasan permukiman di tingkat kelurahan (Renstra Kelurahan, PJM Pronangkis, RPJM Desa,
RPLP/RTPLP, dan lain-lain);
Memantau realisasi dan kualitas integrasi atau pengarusutamaan Manajemen Risiko Bencana (DRM) ke dalam rencana kawasan permukiman, sesuai
peraturan perundangan dan pedoman program yang berlaku;
Memantau dan mengendalikan sinkonisasi perencanaan kawasan permukiman di tingkat kota dan kelurahan, dan dengan beragam rencana terkait
di tingkat yang sama maupun tingkat di atasnya (provinsi, wilayah, nasional);
Memastikan strategi pencapaian target 100-0-100 tercantum dalam perencananaan kawasan permukiman di tingkat masyarakat dan tingkat kota
4. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait, untuk memantau pembiayaan program dan kegiatan kolaborasi kelembagaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota
dan kelurahan
Sinkronisasi program dan pembiayaan kegiatan penanganan kumuh di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk memantau efektivitas
pemanfaatan dana dan kegiatan dalam mencapai tujuan program;
Realisasi rencana investasi yang diidentifikasi dalam SIAP/RP2KP-KP dan RPLP/RTPLP sesuai target;
5. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi perencanaan kawasan
permukiman dan kumuh, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara berkala dan
jika diperlukan;
6. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaksanaan kegiatan infrastruktur agar sesuai dengan rencana kawasan yang telah ditetapkan;
7. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan perencanaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data perencanaan
Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS/GIS
Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
8. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan perencanaan kawasan, termasuk melakukan tindakan korektif jika diperlukan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
9
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4 Program Financing and Spesialis Kelembagaan dan Kolaborasi bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis
Institutional Collaboration Kelembagaan dan Kolaborasi memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan
Specialist tim fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Kelembagaan dan Kolaborasi antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Pengembangan Kelembagaan dan Kebijakan, dan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan
Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan
program sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program, antara lain:
Sinkronisasi program dan pembiayaan kegiatan penanganan kumuh di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan
Memantau efektivitas pemanfaatan dana dan kegiatan dalam mencapai tujuan program
Mengawal dan memantau realisasi program dan pembiayaan untuk penanganan kumuh di dalam rencana kerja dan anggaran Pemerintah Daerah
Mendokumentasikan rencana dan realisasi kegiatan dan pembiayaan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk memastikan kelengkapan
dan akurasi data, serta ketepatan waktu pembaruan data ke dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) KOTAKU
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait, untuk memantau penyiapan rencana kawasan yang terintegrasi di tingkat kota dan kelurahan;
4. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi pengembangan
kelembagaan dan pembiayaan, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara
berkala dan jika diperlukan;
5. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaksanaan kegiatan infrastruktur agar sesuai dengan rencana kawasan yang telah ditetapkan;
6. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program di tingkat kabupaten/kota
dan kelurahan, termasuk:
Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data kolaborasi dan pembiayaan program
Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
Memfasilitasi dan jika diperlukan memberikan bantuan teknis
7. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program, termasuk melakukan tindakan korektif jika
diperlukan.
8. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
10
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
5 Infrastructure Specialist Spesialis Infrastruktur bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis Infrastruktur
memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah
kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP dan KMT. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Infrastruktur antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Infrastruktur dan Layanan Perkotaan di seluruh wilayah intervensi program, tidak terbatas pada kota-kota
prioritas;
2. Memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Daerah melalui Pokja PKP dalam hal penyusunan DED, pengadaan barang dan jasa,
pelaksanaan dan pemeliharaan infrastuktur skala kota;
3. Memastikan persyaratan-persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial telah terpenuhi sebelum dilakukan konstruksi;
4. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan perencanaan, perancangan,
pembangunan, dan pemeliharaan infrastruktur, sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program:
5. Berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan Konsultan Manajemen Teknik sebagai konsultan pengawas (atau disebut TMC):
Membantu TMC dalam data rona awal kawasan permukiman, termasuk permukiman kumuh, integrasi perencanaan pengurangan dan
pencegahan kawasan kumuh, dan dokumen-dokumen lain sesuai kebutuhan;
Mendukung dan membantu TMC dalam memantau, mengawasi, O&M, pelaporan dan sebagainya sesuai kebutuhan;
Mendukung dan membantu TMC dalam berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif dengan pemerintah daerah setempat, Pokja PKP,
Koordinator kota, tim fasilitator dan pihak-pihak lain;
Berkoordinasi secara intensif dengan TMC terkait manajemen data dan MIS;
Mendukung dan membantu TMC untuk memastikan kelancaran investasi pembiayaan blok atau pencairan investasi, pekerjaan sipil, dan O&M;
Mendukung dan membantu TMC dalam aspek-aspek atau kegiatan lain di area mereka, agar sesuai dengan kebutuhan untuk membantu masyarakat
dan pemerintah daerah setempat, secara tepat waktu, mulus, efektif dan efisien;
6. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait, untuk memantau penyiapan rencana kawasan yang terintegrasi di tingkat kota dan kelurahan;
7. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi pengembangan
kelembagaan dan pembiayaan, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara
berkala dan jika diperlukan;
8. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaksanaan kegiatan infrastruktur sesuai dengan rencana kawasan yang telah ditetapkan;
9. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan infrastruktur di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data infrastruktur
Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
Memfasilitasi dan jika diperlukan memberikan bantuan teknis
10. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan infrastruktur, termasuk melakukan tindakan korektif jika diperlukan, termasuk
mengkonsolidasikan laporan evaluasi kinerja fasilitator teknis dan Askorkot
11. Bertanggungjawab penuh atas kesalahan, penyimpangan dan penyalahgunaan aktivitas infrastruktur di wilayah kerjanya, termasuk Mengambil langkah,
peringatan, sanksi dan langkah lain yang dibutuhkan
12. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
11
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
6 FM and Livelihoods Support Spesialis Manajemen Keuangan dan Dukungan Penghidupan bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam
Specialist melaksanakan tugasnya, Spesialis Manajemen Keuangan dan Dukungan Penghidupan memberikan bantuan teknis
dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi
dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Manajemen Keuangan dan Dukungan Penghidupan antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan pembiayaan, serta dukungan penghidupan bagi masyarakat di kawasan kumuh;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan manajemen keuangan dan penghidupan
berkelanjutan sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program, termasuk:
Audit keuangan BKM secara tahunan
Penyusunan rencana dan laporan pertanggungjawaban keuangan program
Kendali mutu atas pengelolaan keuangan program KOTAKU yang dikelola Pemerintah Daerah dan masyarakat
Dokumentasi dan laporan data keuangan program KOTAKU yang dikelola Pemerintah Daerah dan masyarakat, termasuk memastikan akurasi
data dan ketepatan waktu penyerahan data
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi manajemen keuangan
dan penghidupan berkelanjutan, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara
berkala dan jika diperlukan;
4. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaporan keuangan dalam kegiatan infrastruktur;
5. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan manajemen keuangan dan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data manajemen keuangan dan penghidupan berkelanjutan
Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
Memfasilitasi dan jika diperlukan memberikan bantuan teknis
6. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan manajemen keuangan dan penghidupan berkelanjutan, termasuk melakukan tindakan korektif jika
diperlukan.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
7 Training Specialist Spesialis Pelatihan bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis Pelatihan
memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah
kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Pelatihan antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan pelatihan sesuai jadwal rencana kerja dan
kualitas yang ditetapkan oleh program:
Menjamin bahwa tim-tim di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan mampu memfasilitasi seluruh rangkaian kegiatan di wilaayh yang
menjadi tanggung jawabnya;
Mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan memberi dukungan teknis bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi, termasuk mengadakan kegiatan
pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara berkala dan jika diperlukan;
4. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
5. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data pelatihan
6. Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
7. Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
8. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan pelatihan, termasuk melakukan tindakan korektif jika diperlukan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
12
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
8 Communication Specialist Spesialis Komunikasi bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis Komunikasi
memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam
wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Komunikasi antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran
pengetahuan di tingkat kabupaten/kota dan tingkat masyarakat, sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program:
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan, termasuk mengadakan
kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara berkala dan jika diperlukan;
4. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan di tingkat kabupaten/kota
dan kelurahan, termasuk:
5. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan
6. Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
7. Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
8. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan, termasuk melakukan tindakan korektif jika
diperlukan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
9 Program Monitoring Spesialis Pemantauan Program bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis
Specialist Pemantauan Program memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim
fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Pemantauan Program antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan seluruh target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
kerjanya;
2. Memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah untuk membangun dan memelihara struktur pemantauan dan pengendalian (monitoring)
program, serta melakuan pembaruan data secara berkala
3. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya dalam melaksanakan pemantauan dan pengendalian program secara
berkala;
4. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi seluruh data program KOTAKU
5. Mengelola dan memastikan konsistensi data dalam sistem informasi program (MIS/GIS) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan di wilayah
kerjanya
6. Melakukan dan memastikan terlaksananya kegiatan uji petik scara berkala (triwulanan) sesuai pedoman yang berlaku, menjamin kelengkapan dan
akurasi data, dan ketepatan waktu penyerahan laporan uji petik
7. Memastikan pendokumentasian, kelengkapan dan akurasi data MIS/GIS secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) di dalam situs program
8. Menampilkan hasil status cepat (quick status) kemajuan kegiatan secara berkala dalam situs program
8. Mengelola pengaduan dan memantau penyelesaian pengaduan masyarakat sesuai prosedur yang ditetapkan dalam pedoman program dan kebijakan yang
berlaku
9. Mengelola dan menanggapi masukan-masukan dari pihak-pihak pemangku kepentingan yang terkait dengan perbaikan program, termasuk audit
keuangan dan pemantauan kualitas kegiatan
10. Menyusun dan menyerahkan laporan program secara rutin dan tepat waktu
11. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
13
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
10 Management Data Specialist Spesialis MIS bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis MIS memberikan bantuan
teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta
berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis MIS antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan seluruh target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
kerjanya;
2. Memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah untuk membangun dan memelihara struktur pemantauan dan pengendalian (monitoring)
program, serta melakuan pembaruan data secara berkala melalui MIS
3. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data MIS/GIS, termasuk pendokumentasian, kelengkapan dan akurasi data
MIS/GIS secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) di dalam situs program
4. Mengelola dan memastikan konsistensi data dalam sistem informasi program (MIS/GIS) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan di wilayah
kerjanya
5. Menampilkan secara berkala laporan kegiatan uji petik dan quick status dalam situs program
6. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
11 Additional Specialist for Mendukung dan membantu Ketua Tim dalam menjalankan tanggung jawab atas pencapaian seluruh Program tambahan serta kinerka seluruh staf
Advanced Program yang terkait dengan pelaksanaan program Penghidupan;
Menjalankan dan melaksanakan Program tambahan di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka dengan menggunakan pedoman dan buku petunjuk yang
tersedia;
Mengawasi dan mengkoordinasi semua personil Program tambahan dalam staf wilayah mereka (tim Korkot dan fasilitator);
Berkoordinasi dengan erat dan intensif dengan Askot terkait program tambahan dan tim spesialis lain di OSP;
Mengawasi dan membantu Korkot dan tim fasilitator selama persiapan dan sosialisasi program tambahan untuk menjamin efektifitas dan eksistensi termasuk
memberikan semua dukungan untuk mereka untuk menjamin kesiapan sebelum pelaksanaan program tambahan.
Memantau, mengawasi dan membantu tim korkot dan fasilitator selama implementasi program tambahan secara berkala;
Mengevaluasi kinerja dan pencapaian implementasi program tambahan, mengkaji ulang dan mengusulkan peningkatan termasuk merevisi pedoman
sebagaimana perlu,
Menjamin akurasi data kinerja implementasi program tambaha dilaporkan dalam MIS.
Tugas-tugas lain sebagaimana yang ditetapkan oleh PMU/Satker.
Komposisi personil Program Nasional Lain akan disesuaikan bergantung pada jumlah Lokasi Program Tambahan dan akan ditentukan oleh PMU/PIU.
14
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
15
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
5 Sub Prof for Human 1. Membantu Satker Provinsi dan Spesialis Pemantauan Program dalam hal :
Resources Management & Menjamin kelancaran administrasi kontrak dan pembayaran gaji kepada Koordinator Kota, Asisten Koordinator Kota dan tim Fasilitator dan biaya tetap
Administration lain di wilayah kerja,
Memberikan rekomendasi mengenai pembayaran atau keterlambatan atau pengurangan pembayaran untuk gaji ini dan biaya tetap di wilayah kerja kepada Ketua
Tim dan Satker Provinsi setempat,
Mengendalikan HRM & proses administrasi penarikan biaya tetap di wilayah sehingga dilakukan sebagaimana yang disyaratkan untuk memberikan
bantuan masyarakat secara lancar, efektif dan efisien,
Membantu administrasi kontrak dan pembayaran gaji kepada korkot, askorkot dan fasilitator sehingga dilakukan tepat waktu, lancar, efisien dan sesuai dengan
ketetapan dari PMU;
Mengendalikan proses administrasi untuk penarikan biaya tetap di wilayah sesuai dengan kebutuhan untuk bantuan masyarakat tepat pada waktunya,
lancar, efektif dan efisien;
Rutin melaporkan pengembangan dan hambatan terkait HRM dan administrasi kontrak atau pembayaran gaji dan biaya tetap lain kepada Ketua Tim dan Satker
Provinsi;
Melakukan upaya yang diperlukan untuk menjamin transparansi, akuntabilitas dan pembayaran gaji yang tepat waktu kepada korkot, askorkot dan faskel dan
biaya tetap lain,
Memberikan bantuan teknis, dukungan dan penguatan kapasitas untuk korkot, askorkot dan faskel di wilayah kerjanya untuk menjamin bahwa mereka mampu
mengimplementasi administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetaplain menurut ketetapan PMU di tingkat pusat,
Melaksanakan administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetap lain menurut ketetapan PMU di tingkat pusat,
Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi mengenai implementasi dan hasil HRM dan administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetap lain,
Melaporkan pengendalian implementasi HRM dan korkot, askorkot dan faskel dalam administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetap lain
secara rutin setiap bulan sebagaimana yang diverifikasi oleh Ketua Tim kepada Satker Provinsi,
Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Spesialis Pemantauan Program dan Satker Provinsi.
6 Sub-Prof for Financial (incl 1. Membantu Satker Provinsi dan Spesialis Pemantauan dalam hal:
SP2D online) Menjamin kelancaran, pemanfaatan dan pelaporan pembayaran investasi blok,
Memberikan rekomendasi mengenai pembayaran atau penundaan atau pengurangan pembayaran untuk gaji dan biaya tetap ini di wilayah kerja kepada Ketua
Tim dan Satker Provinsi Setempat;
Mengendalikan proses administrasi penarikan keuangan di wilayah sebagaimana yang diperlukan untuk masyarakat dan bantuan pemerintah daerah, tepat pada
waktunya, dengan lancar, efektif dan efisien,
Membantu administrasi kontrak dan pembayaran Investasi Blok kepada Masyarakat dan pemerintah daerah sehingga dilakukan tepat waktu, lancar, efisien
dan sesuai dengan ketetapan dari PMU,
Secara rutin melaporkan tentang pengembangan dan hambatan terkatir dengan pembayaran dan pemanfaatan Investasi Blok kepada Ketua Tim dan Satker Provinsi,
Melakukan setiap upaya yang diperlukan untuk menjamin transparansi, akuntabilitas dan pembayaran tepat waktu investasi blok kepada masyarakat dan
pemerintah daerah;
Memberikan bantuan teknis, dukungan dan penguatan kapasitas untuk korkot, askorkot dan faskel di wilayah kerjanya untuk menjamin bahwa mereka mampu
mengimplementasi pembayaran dan pemanfaatan investasi blok sesuai dengan ketetapan PMU di tingkat pusat,
Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi implementasi dan hasil pembayaran, pemanfaatan dan pelaporan investasi blok,
Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Spesialis Pemantauan Program dan Satker Provinsi.
16
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
7 Sub prof MIS- GIS and 1. Membantu Spesialis MIS-GIS management data dalam hal :
Management Data Memastikan terpenuhinya jadwal rencana kerja dan aktivitas manajemen data
Melakukan pelatihan/pembentukan kapasitas mengenai MIS-GIS dan manajemen data untuk tim Korkot dan fasilitator,
Melakukan sosialisasi dan pembentukan kapasitas MIS-GIS dan manajemen data untuk pemerintah daerah,
Menjamin bahwa tim korkot memiliki kapasitas yang memadai untuk mengimplementasi MIS-GIS manual dan manajemen data,
Memantau dan mengawasi OSP untuk menjamin MIS-GIS dan manajemen data ditangani dengan akurat, lancar dan efektif,
Mendukung dan membantu personil (tim Fasilitator, Koordinator Kota dan Personil OSP) di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka terkait MIS-
GIS dan manajemen data,
Melakukan kegiatan uji petik
Melakukan verifikasi dan validasi data untuk MIS
Membuat laporan berkala
Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis MIS dan Spesialis Pemantau Program
8 Sub Prof Safeguard Social 1. Membantu Spesialis Pengamanan Lingkungan dalam hal:
Memastikan persyaratan-persyaratan pengamanan sosial telah terpenuhi sebelum dilakukan konstruksi
Melakukan kegiatan uji petik
Melakukan verifikasi dan validasi data pengamanan sosial untuk MIS
Membuat laporan berkala
Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis Pengamanan Lingkungan;
9 Sub-Prof for Advanced Mendukung dan membantu Ketua Tim dan Spesialis terkait dalam Tanggung Jawab atas keseluruhan pencapaian Program tambahan serta kinerja
Program seluruh staf terkait dengan implementasi program Penghidupan,
Melakukan dan mengimplementasi Program tambahan di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka dengan menggunakan pedoman dan manual
yang tersedia,
Mengawasi dan mengkoordinasi semua personil Program tambahan dalam staf wilayah mereka (tim Korkot dan fasilitator),
Mengkoordinasi dengan erat dan intensif dengan Askot terkait program tambahan dan tim spesialis lain di OSP
Mengawasi dan membantu Korkot dan tim fasilitator selama penyiapan dan sosialisasi program tambahan untuk menjamin efektifitas dan konsistensi,
termasuk memberi semua dukungan bagi mereka untuk menjamin kesiapan sebelum implementasi program tambahan,
Memantau, mengawasi dan membantu tim korkot dan tim fasilitator selama implementasi program tambahan secara berkala.
Mengevaluasi kinerja dan pencapaian implementasi program tambahan, mengkaji ulang dan mengusulkan peningkatan termasuk merevisi pedoman sebagaimana
perlu.
Menjamin akurasi data kinerja program tambahan dilaporkan dalam MIS.
Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan Spesialis yang terkait.
Susunan personil Program Tambahan Lain akan disesuaikan bergantung pada jumlah Lokasi Program Tambahan dan akan ditentukan oleh PMU/PIU.
17
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
INDIKATOR HASIL
7 Luas kawasan permukiman kumuh yang tertangani 1.785 7.172 12.141 12141 12.141
11 Jumlah penerima manfaat langsung program 313.839 1.261.185 2.135.088 2.401.842 2.688.713
12 Jumlah penerima manfaat perempuan program 125.535 504.474 854.035 960.737 1.067.485
Komponen-2 : Dukungan Perencanaan Terintegrasi dan Penguatan Kapasitas Bagi Pemda Dan Masyarakat
18
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
1 Masyarakat di kawasan kumuh yang mendapat Orang 44.440 133.751 263.168 372.533 438.151
perbaikan/peningkatan pembangunan infrastruktur
2 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 3.742 11.069 22.162 31.371 36.897
akses air bersih
3 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 5.614 16.604 33.242 47.057 55.345
akses sanitasi layak
4 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 17.308 51.195 102.497 145.092 170.648
akses jalan sepanjang waktu dalam radius 500 m
5 Masyarakat yang mendapat perbaikabn/peningjkatan Orang 7.017 20.755 41.553 58.821 69.182
pembangunan persampahan
6 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 16.840 49.811 99.727 141.170 166.036
pembangunan draenase
7 Luas kawasan permukiman kumuh yang tertangani ha 104,60 390,50 697,32 697,32 697,32
8 Persentase masyarakat yang tinggal dikawasan kumuh % 60% 70% 80% 85% 90%
merasa puas terhadap kualitas dan pelayanan
pembangunan infrastruktur perkotaan
9 Persentase pengaduan masyarakat tertangani dan % 30% 70% 90% 90% 90%
selesai
10 Pokja PKP tingkat Kab/Kota dan Provinsi terbentuk dan % 30% 70% 80% 90% 90%
berfungsi
11 Jumlah penerima manfaat langsung program Orang 45.376 138.364 276.727 380.375 447.375
12 Jumlah penerima manfaat perempuan program Orang 24.957 76.100 152.200 209.206 246.056
19
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Pendahuluan
Mendiskripsikan tentang dasar hokum, tujuan dan
target capaian program
Kondisi Awal
Mendiskripsikan kondisi awal lokasi penugasan
Target & Capaian Program
Mendiskripsikan capaian dan menyusun target yang
akan di capai
Strategi operasional
Mendiskripsikan cara dalam mencapai target capaian
program
Rencana Kerja
Mendiskripsikan sistematika dan tahapan dalam
mencapai target program
Kesimpulan & saran
Mendiskripsikan hal-hal yang prioritas dan segera untuk
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan program
20
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab II
Kondisi Awal
Berikut ini adalah gambaran terkait sebaran lokasi dampingan di Provinsi Nusa Tenggara Barat:
Lombok
Kota Mataram Lombok Barat Lombok Timur Sumbawa Kota Bima
Tengah
2
6 Kecamatan 2 Kecamatan 6 Kecamatan 2 Kecamatan 5 Kecamatan
Kecamatan
50
22 Kel/Desa 26 Kel/Desa 67 Kel/Desa 16 Kel/Desa 38 Kelurahan
Kelurahan
25 Lokasi 6 Lokasi 6 Lokasi 16 Lokasi 4 Lokasi 17 Lokasi
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
25 Lokasi 16 Lokasi 20 Lokasi 51 Lokasi 12 Lokasi 21 Lokasi
Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan
1Keputusan Dirjen Cipta Karya, Nomor :110/KPTS/DC/2016 tanggal 2 Agustus 2016 tentang Penetapan Lokasi Program
Kota Tanpa Kumuh
21
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Tabel 2 2 Jumlah Lokasi Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh dan Lokasi Pencegahan
LOKASI LOKASI PENCEGAHAN
PENINGKATAN
JML
No NAMA_KAB Flag-1 Luas Flag-2 Luas Non Flag Luas
KEL
(Desa/ Kumuh (Desa/ Kumuh (Kel/desa) Kumuh
Kel) (Ha) Kel) (Ha)
1 LOMBOK BARAT 22 6 69,48 - - 16 475
22
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
memiliki karakteristik Kumuh di daerah aliran Sungai, Pesisir dan Pusat Perkotaan. Secara
Detail profil penanganan skala Kawasan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2 3 Profil Lokasi Penanganan Skala Kawasan/ Kota Prov. NTB
Luas
Nama
kumuh Nama Desa/ kelurahan Luas Tipologi Konsep Pengembangan
No Kota/ Nama Kawasan
Skala Terdampak Kumuh Kawasan Kawasan
Kabupaten
Kawasan
1 Lombok 170,04 1 Kawasan Pancor, Dengan, Dengan 68,07 Perkotaan Kawasan Pusat Perkotaan
Timur Pusat Timur, Majidi, Sekarteja, – Selong Mendukung
Perkotaan Rakam, Kelayu Jorong, Pemerintahan dan
Selong-1 Kembang Sari, Selong, Pendidikan
Sandubaya
2 Kawasan Kelayu Utara dan Kelayu 33,29 Perkotaan Kawasan Pusat Perkotaan
Pusat Selatan, – Selong Mendukung
Perkotaan Pemerintahan dan
Selong-2 Pendidikan
3 Kawasan Masbagik Selatan 19,6 Perkotaan Kawasan Pusat Perkotaan
Pusat dan Masbagik Timur – Masbagik Mendukung
Perkotaan - Perdagangan dan Jasa
Masbagik Kawasan pendukung
penataan perkotaan
4 Kawasan Rumbuk, Kabar, Songa, 44,23 Perkotaan Kawasan pendukung
pendukung Keselet, Rumbuk Timur penataan perkotaan
Perkotaan -
Sakra
2 Kota Bima 107,04 1 Kota Baru Panaraga, Rontu, 19,22 Permukiman Pengembangan Potensi
Rabangodu Utara, Padat Usaha Makanan
Rabadompu Barat Dataran Tradisional sebagai
DAS kekuatan ekonomi
berkelanjutan (livelihood
2 Karara Magameci, manggonao, 16,36 DAS, Pusat Kereasi dan
Sambinae, santi Dataran, Pengembangan Ekonomi
permukiman
Padat
3 Dana Taraha Dara, Paruga, tanjung, 30,87 Permukiman Waterfront City
Melayu Padat, DAS,
Tepi Laut
4 Ule Jatiwangi, kolo 22,76 Perbukitan, Waterfront City
tepi Laut
5 Ranggo Nae, Sarae 17,83 Permukiman Pengembangan Ekonomi
Padat, DAS
3 Kota 144,17 1 Kawasan Ampenan Tengah, 41,75 Pesisir Kawasan Pesisir
Mataram Pesisir Bintaro, Banjar, Ampenan Mendukung Konsep
Ampenan Selatan Ampenan Sunset Road
2 Kawasan DAS Dasan Agung Baru, Karang 69,21 Daerah Kawasan DAS Mendukung
jangkuk Baru, Gomong, tanjung Aliran Sungai Konsep Jangkuk
Karang Permai, Banjar, Civilitizition/
Monjok Barat, Kebon Sari mengembalikan kefungsi
semula.
3 Kawasan DAS Kekalik Jaya, Tanjung 22,37 Daerah wasan DAS Mendukung
Ancar Karang Permai Aliran Sungai Konsep Ancar Upgrading /
peningkatan Kali Ancar
23
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Luas
Nama
kumuh Nama Desa/ kelurahan Luas Tipologi Konsep Pengembangan
No Kota/ Nama Kawasan
Skala Terdampak Kumuh Kawasan Kawasan
Kabupaten
Kawasan
4 Kawasan Cakranegara Barat 10,84 Pusat Kawasan Perdaganagan
perdagangan Perdagangan Cakranegara mendukung
Cakranegara Konsep Kota Perdagangan
dan Bisnis
Dari Tipologi dan karakteristik diatas terdapat beberapa kebutuhan yang mendasari perencanaan
kawasan pada Tahun 2019 termasuk di dalamnya yaitu kebutuhan safeguard lingkungan dan safeguard
sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
24
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
2
Daftar Lokasi Kotaku Tahun 2017
25
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
26
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Lanjutan-1
27
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
28
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
6 KAB. SUMBAWA 16 0 16 0 0 0 0
29
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Tabel 2 15 Status dan Kinerja Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan Kota/ Kab
AKTIFITAS
POKJA/LEMBAGA RENCANA KERJA
POKJA PKP
KOTA/KABUPATEN SK LAIN
/NAMA LAIN
TIDAK TIDAK
AKTIF ADA
AKTIF ADA
MATARAM POKJA PKP SK Walikota 1 1
no.734/VI/2017
LOMBOK BARAT POKJA PKP SK Bupati tahun 2015 1 1
LOMBOK TENGAH POKJA PKP SK Bupati No. 313 tahun 1 1
2015
LOMBOK TIMUR POKJA PKP SK Bupati No. 1 1
188.45/278/PD tahun 2018
SUMBAWA POKJA PKP SK Bupati tahun 2015 1 1
BIMA POKJA PKP SK Walikota Bima 1 1
no.71/2018
NTB 6 0 6 0
Sumber : SIM Online 11 Januari 2019
30
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Tabel 2 16 Status dan Kinerja Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan Kota/ Kab
31
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
32
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
1 LOMBOK BARAT 16 0 0%
2 LOMBOK TENGAH 20 1 5%
3 LOMBOK TIMUR 51 28 55%
4 SUMBAWA 12 0 0%
5 KOTA MATARAM 25 8 32%
6 KOTA BIMA 21 21 100 %
NTB 145 83 32%
2.5 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Kekumuhan
2.5.1 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Delinasi Kumuh Skala Kawasan
Berdasarkan permasalahan kekumuhan skala kawasan sebagaian besar indikasi
permasalahan yaitu pada indicator kumuh Persampahan, Ketersediaan air minum ,
Draianse lingkugan dan kondisi proteksi kebakaran. Pada penanganan kawasan tidak
selalu melihat indicator yang ada pada delinasi tapi lebih pada kompleksitas
permasalahan sehingga penanganan harus terpadu dan terintegrasi untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table berikut:
2.5.2 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Delinasi Kumuh Skala Lingkungan
Dilihat dari data Numerik akhir, indikasi permasalahan utama di NTB (1) 49 % Kondisi
persampahan dimana permasalahan terberat persampahan berada di Kabupaten
Lombok Timur dan Bima dengan indikasi permasalahan diatas > 75% . Sedangkan
permasalahan ke (2) 32% Kondisi pelayanan dengan indikasi permasalahan >25% di Kota
33
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur dan Kota Bima. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
34
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
35
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab III
Target Dan Capaian Program
3.1. Target dan Capaian Pengurangan permukiman kumuh (Ha)
Mengacu pada target pengurangan kumuh nasional, Provinsi Nusa Tenggara Barat di awal tahun
2018 menetapkan target kumulatif sebesar 390,50 hektar, dari target tersebut setelah
dilakukan perhitungan capaian sampai dengan akhir tahun 2018 capaian pengurangan kumuh
sebesar 283,57 hektar, terdapat gap sebesar 106,93 hektar dari target detail target dan capaian
kumuh sebagai berikut
Grafik 3 1 Target dan pengurangan kumuh Grafik 3 2 Target VS Capaian tahun 2018
Berdasarkan table diatas Pengurangan Kumuh di propinsi NTB adalah sebesar 283,57 Ha dari
target yang ditetapkan sebesar 390,50 Ha atau 66% dari target yang ditetapkan. Hal ini karena;
1. Variabel capaian pada aspek pemadam kebakaran dimana variable Jalan yang memiliki
kondisi layak dengan lebar >1,5 meter dan variable pemenuhan ketersediaan akses air
minum (Sumur gali, hidran umum) mendukung pengurangan kumuh
2. Variabel pada aspek Persampahan dimana variable Jalan yang memiliki kondisi layak
dengan lebar >1,5 meter mendukung pengurangan kumuh Intervensi pada Jenis kegiatan
36
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
37
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
38
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
39
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
2. Komponen-2 : Dukungan
perencanaan terintegrasi and
Penguatan kapasitas bagi pemda dan
masyarakat
40
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
NO INDIKATOR HASIL (PDO Indicator) SATUAN TA.2017 TA.2018 TA.2019 TA.2020 TA.2021
2.1 Persenatse pemda yang telah
% 30% 70% 90% 90% 90%
menyelesaikan dokumen SIAP/RP2KP-
KP dan telah disyahkan oleh
Bupati/Walikota
2.2 Persenatse kelurahan yang telah
% 50% 80% 90% 90% 90%
menyelesaikan dokumen RPLP dan
telah dikonsolidasikan kedalam
dokumen SIAP/RP2KP-KP
3. Komponen-3 : Insfrastruktur
Perkotaan dan pelayanan di Kota
Prioritas
3.1 Jumlah kota yang telah menyelesaikan
Kota 0 2 3 3 3
80% pembangunan infrastruktur primer
dan sekunder dan pelayanan yang
terhubung dengan kawasan kumuh
3.2 Jumlah kelurahan yang telah
Kel 80 87 108 120 135
menyelesaikan 90% pembangunan
infrastruktur tersier dan pelayanan di
kawasan kumuh
3.3 Persentase infrastruktur dan pelayanan
% 90% 95% 95% 95% 95%
yang dibangun berkualitas baik
4. Komponen-4 : Dukungan
pelaksanaan dan Bantuan Teknis
4.1 Persentase pemda yang memiliki
% 40% 70% 90% 90% 90%
struktur monitoring dan
mengembangkan sistem informasi
pelaksanaan proyek secara teratur
4.2 Persentase kelurahan yang telah
% 85% 90% 95% 95% 95%
melaksanakan audit keuangan tahunan
Permasalahan Umum di Lokasi Pencegahan untuk Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kondisi
pengelolaan persampahan dengan bobot sebesar 67%, Kemudian Kondisi Proteksi Kebakaran
dengan bobot 41%, Kondisi penyediaan air minum sebesar 22%, Kondisi Drainase Lingkungan
16%, dan Kondisi jalan lingkungan,penyediaan air Limbah masing-masing 15% dan 12%, Untuk
lebih jelasnya permasalahan pada Lokasi Pencegahan propinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat
pada table berikut;
41
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
42
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
101%
69% 70% 80% 71%
63% 62%
KAB. LOMBOK KAB. LOMBOK KOTA MATARAM KOTA BIMA KAB. LOMBOK KAB. SUMBAWA Total
BARAT TENGAH TIMUR
43
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
% Pilihan Kegiatan
46%
38%
12%
1% 2%
Air Bersih Sanitasi Jalan Lingkungan Persampahan Drainase
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa kegiatan infrastruktur yang di laksanakan memiliki
kontribusi terhadap total jumlah penerima manfaat, dari 5 jenis kegiatan utama infrasturktur,
perbaikan kondisi drainase memiliki jumlah penerima manfaat yang paling besar yaitu sejumlah
43.621 jiwa atau 46%, berikutnya kegiatan perbaikan kondisi jalan lingkungan memiliki jumlah
penerima manfaat sebesar 35.708 jiwa atau 38%, disusul dengan kegiatan sanitasi/penyediaan
air limbah dengan jumlah penerima manfaat sebesar 11.691 jiwa atau 12%, kemudian kegiatan
pengelolaan persampahan dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 2.317 jiwa atau 2% dan
yang paling rendah adalah kegiatan penyediaan air minum dengan total jumlah penerima
manfaat sebanyak 674 jiwa atau 1%.
Untuk lebih detailnya capaian masing-masing indikator KPI dapat di lihat pada table berikut;
44
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
45
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Ha Rp Kel/ Rp Rp Rp
Desa
46
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
47
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
48
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
3.6. Target dan Capaian Penyerapan dan Pemanfaatan BDI TA. 2018
Berdasarkan PAGU BDI tahun 2018 sebesar Rp 68.700.000.000 yang dialokasikan untuk 3
Kota/kabupaten yang mampu diserap sebesar Rp 56.245.000.000 atau 82% dan dimanfaatkan
sebesar Rp 29.050.000.000 atau 52%. Ini disebabkan karena dana BDI tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal karena penundaan lokasi terdampak bencana.
49
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Capaian penyerapan dan pemanfaatan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan
karena BDI Kota Mataram hanya 3 kelurahan yang dapat melaksanakan kegiatan, 2
kelurahan tidak dapat dicairkan karena ketidak tersediaan DIPA Satker PIP Kota Mataram
(DIPA revisi 1).dan 25 Kelurahan hanya dapat diserap untuk termin 1 (70%)karena ada
hold. Untuk kabupaten Lombok timur di 15 kelurahan BDI 2018 hanya mampu menyerap
termin 1 (70%) karena di hold.
50
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
3.8. Target dan Capaian Rehabilitasi RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) melalui Kolaborasi
Data Rehabilitasi RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) melalui Kolaborasi untuk Propinsi NTB
sejumlah 810 unit rumah yang ada di 3 kota/kabupaten di 22 desa/kelurahan dengan
jumlah RTLH yang sudah ditangani sejumlah 388 unit dan yang belum ditangani sebesar
422 unit. Pembangunan RTLH dilaksanakan oleh dana DAK regular dan BSPS tahun 2017
dan tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut;
51
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
3.9. Target dan Capaian Best Practice Penanganan & pencegahan permukiman kumuh
Capaian Best Practise Lokasi Penanganan dan Pencegahan permukiman Kumuh untuk BDI
tahun 2018 masih belum optimal karena terjadi penundaan lokasi terdampak bencana.
52
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab IV
Strategi Operasional Dan Pengendalian
4.1 Strategi Operasional dan Pengendalian kualitas Perencanaan (RP2KPKP/MP dan RPLP)
GAP GAP persentase Dok. RP2KPKP yang belum disahkan 4 Kota / Kabupaten (60%
dari target KPI)
GAP Persentase Dok RPLP yang terkonsolidasi dengan Dok RP2KPKP sejumlah
46 Dokumen (GAP: 30% dari Tarket KPI)
Isu Dan Belum disahkannya dan atau belum ada bukti pengesahan Dokumen RP2KPKP
Permasalahan oleh Bupati/ Walikota.
Perlu adanya Review Dokumen perencanaan guna menunjang pembangunan
pasca bencana maupun mitigasi bencana.
Adanya tambahan/ penyusuaian Kawasan terdeliniasi yang telah disepakati pada
Kawasan-kawasan prioritas selanjutnya hal tersebut dikarenakan adanya
kebijakan dan masukan-masukan Pemda terhadap terkoneksinya pembangunan
sebuah kawasan
Masih minimnya kajian Safeguard dan Livelihood
Dokumen-dokumen masih terkesan merupakan kebutuhan konsultan
Saat ini personil kotaku masih diperbantukan di program Rehab Rekonstruksi
pasca bencana dari bulan September 2018 sampai dengan Februari 2019 kecuali
Kota Bima, hal tersebut memberikan GAP yang cukup besar didalam pemenuhan
target KPI.
53
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
54
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.2 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kualitas Perencanaan (RP2KPKP/ MP dan RPLP)
GAP 3 Kota Kabupaten
Isu Dan Masih belum terkoneksinya kegiatan skala kawasan dan lingkungan
Permasalahan Belum tersedianyamasterplan kegiatan skala Kawasan terkoneksi dengan skala
lingkungan
55
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
- Konsep Penataan
Kebencanaan/mitigasi bencana
dan universal akses serta daya
dukung dan daya tampung
56
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.3 Strategi Operasonal dan Pelaksanaan Skala lingkungan (Pencairan dan Pemanfaatan)
GAP - 28 Kelurahan
Isu Dan - 28 Kelurahan Flag 1 belum mendapat alokasi BDI
Permasalahan
Target KPI - Jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan 90% pekerja infratruktur
tersier
- Lokasi Flag 1 di tahun 2019 adalah 17 kelurahan
Capaian KPI 46 telah menyelesaikan kegeiatan infrastruktur tersier (62,16%)
PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Melakukan Survey terkait Status lahan yang 17 Kelurahan Desember
Penapisan menjadi rencana kegiatan 2018 - januari
Safeguard Di Infrastruktur 2019
usulan tahun
2019
Memetakan permasalahan lahan 17 Kelurahan Desember
dan melakukan rembug dengan 2018 - januari
warga terdampak 2019
Mengendalikan 17 Kelurahan Desember
penyiapan DED Menyiapan data baseline kumuh 2018
skala lingkungan akhir 2018
17 Kelurahan Desember
Melakukan survey lokasi ( data 2018 - januari
usulan 2019) 2019
Membuat DED dan RAB di lokasi 17 Kelurahan Pebruari-April
2019 2019
57
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Isu Dan - Data kolaborasi untuk kegiatan infrastruktur masih sangat minim dan tidak
Permasalahan menjadi perhatian serius untuk dijadkan sebagai data tambahan dalam
pencapaian KPI
- Masih adanya pemda yang belum menjadikan dokumen RP2KPKP/SIAP menjadi
acuan dalam penanganan kumuh di kota/kabupaten
- Kontribusi dan partisipasi pemda (pengambil kebijakan ) dalam perencanaan
dan penyusunan RP2KPKP/SIAP masih rendah
PIC TA MONEV
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
58
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Memastikan - Memastikan, Memfasilitasi dan Kota Mataram, Kota Bima Januari 2019
Disahkannya Dok. mengendalikan Perencanaan Kab.Lombok Timur
RP2KPKP/ MP Kawasan Permukiman di tingkat
RP2KPKP Kota/ Kabupaten sesuai dengan
Target indicator Kinerja Kunci (KPI)
- Bersama Tim Korkot/Askot
Mandiri melakukan advokasi tentang
pentingnya peran Pokja PKP dalam
mendorong dokumen perencanaan
yang disahkan oleh Bupati/Walikota
dan menjadi rencana kegiatan
ditingkat Kta/Kabupaten.
Memastikan - Memastikan bahwa tim 6 Kota/ Kabupaten April 2019
pelaksanaan Koordinator kota dan fasilitator
kegiatan memberikan dukungan yang
kolaborasi dan optimal terhadap pemerintah
terwujudnya kabupaten/kota dan masyarakat
100% terkait Kolaborasi Program
keterpenuhan air - Bersama Pokja PKP Melakukan
Minum dan 100% Koordinasi terkait kolekting data
sanitasi layak perencanaan anggaran RKA DPA
masing-masing SKPD pada bulan
Januari 2019
59
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Target KPI Persentase infrastruktur dan pelayanan yang dibangun berkualitas baik tahun
2018 = 80%
Capaian KPI Capian KPI 2017 : 98%
Capian KPI 2018 : 93,1%
PIC Ta Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Memaksimalkan Pelatihan KSM dan UPL terkait - 17 kelurahan - April 2019
pelatihan dan OJT Standart teknis per jenis
bagi pelaku kegiatan
Melakukan OJT terkait - 17 kelurahan - April 2019
perkerjaan yang akan dilakukan
wajib sesuai dengan standart
teknis
KBIK secara KBIK tim Infra setiap bulan guna - 17 kelurahan - April 2019
berkala meningkatkan pemahaman
program
Melaksanakan Melaksanakan MP2K bersama - 17 kelurahan - Mei 2019
MP2K KSM, BKM dan Pemanfaat -
untuk mempersiapkan
pelaksanaan kegiatan supaya
mendapat hasil yang
berkualitas dengan asas
keterbukaan
Monitoring dan Pengawasan pelaksanaan - 17 kelurahan - Mei-
evaluasi kegiatan diwajibkan setiap hari Nopember
dan siapapun berhak untuk 2019
mengawasi pelaksanaan
kegiatan infrastruktur
Melakukan evaluasi dwi - 17 kelurahan - Mei-
mingguan terkait mutu dan - Nopember
progress mingguan 2019
60
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.6 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengamanan efektifitas Sosialisasi dan Pelatihan
GAP Kegiatan peningkatan kapasitas melalaui PKM 2018 di hold kecuali di Kab. Bima
karena konsentrasi penanganan pasca bencana
Kegiatan Sosialisasi melalaui PKM 2018 di hold kecuali di Kab. Bima karena
konsentrasi penanganan pasca bencana
Suport Penguatan kapasitas dan sosialisasi tahun 2018 dari pembiayaan pemda
belum optimal dan belum teranggarkan secara khusus di DIPA/APBD
Penguatan kapasitas masih terkonstrasi di lokasi penanganan dan sedangkan
issue pencegahan kumuh belum optimal dilakukan dilokasi pencegahan
Belum adanya penguatan kapasitas dalam bentuk pelatihan maupun sosialisasi
baik yang bersifat struktur maupun non stryktur dalam upaya mitigasi bencana
Isu Dan Dilevel Pelaku, masyarakat dan Pemerintah Daerah belum menjadikan dokumen
Permasalahan perencanaan sebagai sumber informasi utama dalam menyusun rencana kerja
Belum optimalnya kelembagaan Pokja PKP dan BKM dalam mengakselerasi dan
mengkoordinasikan sumberdaya dan sumberdana dalam upaya melakukan
penguatan kapasitas dan sosialisasi
Adanya kebijakan pemda untuk mengkonstrasikan anggaran dalam
berkontribusi pada penanganan pasca bencana
Perlunya model penguatan kapasitas khususnya berkaitan dengan mitigasi
bencana
PIC TA. FIC
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Mapping dan Menyusun jenis tematik - Tersusunnya jenis 03-07
menentukan jenis penguatan kapasitas di level tematik dan model Februari 2019
tematik Tim Fasilitator, Tim Korkot,BKM penguatan kapasitas
penguatan dan Pokja PKP tahun 2019 mulai dari
kapasitas dan level Provinsi, Kab/Kota
sosialisasi yang dan Desa/Kelurahan
mendukung khususnya berkaitan
pencapaian dengan mitigasi bencana
program
61
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
62
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
63
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.6 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengamanan Lingkungan dan Sosial (Seafguard)
GAP 28 Kelurahan
Isu Dan 28 Kelurahan Flag 1 belum mendapat alokasi BDI
Permasalahan
Target KPI Jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan 90% pekerja infratruktur
tersier
Lokasi Flag 1 di tahun 2019 adalah 17 kelurahan
Capaian KPI 46 kelurahan telah menyelesaikan kegiatan infrastruktur tersier (62,16%)
PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
64
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
65
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
66
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
67
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Isu Dan Monitoring di tingkat Pemda masih belum terstruktur dan belum menggunakan
Permasalahan instrument
Kegiatan Monitoring dilakukan pada saat ada kegiatan BDI (belum terjadwal
secara rutin)
Pelaku Monitoring hanya dilakukan oleh satker/PPK di dinas PKP
Kota/kabupaten
Hasil Monitoring di feedback langsung dilapangan dan tidak menjadi salah satu
pembahasan penting dalam rapat koordinasi yang dilakukan di pemda
Rekomendasi yang dihasilkan dalam monitoring tidak dituangkan dalam laporan
khusus dan dijadikan bahan untuk perbaikan pada kegiatan berikutnya
Hasil temuan dan Rekomendasi Uji petik yang dilakukan oleh Konsultan ditingkat
lapang tidak di fasilitasi penyelesaiannya oleh Tim Fasilitator dan tidak dilakukan
feedback ke KSM/BKM
PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
68
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
69
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.9 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kelengkapan dan Validitas Data SIM Kotaku
GAP
Isu Dan Verifikasi data SIM belum optimal dilaksanakan oleh tim korkot (alur data dari
Permasalahan Faskel langsung ke Asmandat)
Kelengkapan dan validitas data SIM Kotaku belum menjadi kebutuhan bersama
dan menjadi indicator kinerja tim
SIM day belum dilaksanakan secara rutin dan terjadwal
Aplikasi SIM online seringkali terjadi perubahan sehingga data yang ada
sebelumnya tidak terbaca/tidak tampil
Kemampuan masing-masing pelaku yang variatif dalam melakukan entry SIM
menyebabkan data yang dientry seringkali anomaly
Tidak semua personel telah melakukan registrasi di Aplikasi SIM KOTAKU
70
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.10 Strategi Operasonal dan Pengendalian PIM (Pengelolaan Informasi dan Masalah)
GAP Capaian Operasional dan Pengendalian PIM (Penanganan Informasi & Masalah)
propinsi NTB tidak terdapat GAP yang terjadi, Penyelesaian
PIM sudah sesuai dengan Target KPI yaitu minimal 90% PIM terselesaikan
Isu Dan Masih belum optimalnya pengaduan di lapangan dikarenakan kurangnya
Permasalahan sosialisasi PIM
PIM belum menjadi salah satu bagian penting control masyarakat (analisa
pengaduan dan penyelesaian)
POKJA PIM di Level pemerintah daerah tidak berfungsi secara optimal
Target KPI Tabel 4 5 Persentase Capaian
PIC TA Monev
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Memastikan Fasilitasi Korkot/ascot Mandiri - Adanya SK review Terus-
Pokja PIM untuk melakukan Adokasi POKJA PIM di 6 menerus dan
berfungsi secara Pemda untuk mereview SK Kota/kabupaten terjadwal
optimal Pokja PIM ditingkat - Adanya Jadwal (Rutin)
Kota/kabupaten dan Sosialisasi PIM dari
penyediaan sekretariat tingkat Popinsi sampai
Sosialisasi secara Menerus tingkat kelurahan
tentang Keberadaan POKJA PIM
dan pentingnya partisipasi
Masyarakat dalam PIM
71
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.11 Strategi Operasonal dan Pengendalian Personil (Termasuk Tata Peran Pelaku)
GAP Komitmen dan Tanggung Jawab Personel mulai menurun
Turn over yang cukup tinggi terutama fasilitator Tekhnik dan up
Isu Dan Belum adanya reward dan Funishment tegas yang diberikan sesuai evaluasi
Permasalahan kinerja
Evaluasi Kinerja belum dilakukan secara terbuka dan transparan
Evaluasi Kinerja yang dilakukan oleh Korkot/ascot Mandiri tidak berdasarkan
output personel tetapi berdasarkan progress kegiatan
72
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.12 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun dan Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan KPP
GAP -
Isu Dan - KPP tidak berfungsi sebagaimana mestinya
Permasalahan - Pendanaan untuk perbaikan dan pemeliharaan
Target KPI - Persentase infrastruktur yang dibangun berfungsi baik tahun 2021 = 70%
Capaian KPI - Capian KPI 2017 : 98%
- Capian KPI 2018 : 93,1%
PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Kelembagaan KPP - Pembentukan KSM diharapkan 17 kelurahan Maret 2017
melibatkan tokoh masyarakat dan
pemanfaat yang dapat memotifasi
masyarakat untuk melakukan
kegiatan pemeliharaan.
-
- Meningkatkan kapasitas KPP 63 kelurahan 3 bulan sekali
dengan melakukan pertemuan
rutin
- Melakuklan pengalangan swadaya
untuk biaya perbaikan Infrastuktur
73
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
4.13 Strategi Operasonal dan Pengendalian Penguatan Kapasitas Kelembagaan (Pokja PKP & BKM)
GAP - Penilaian kinerja Kelembagaan Pokja PKP 60% atau 4 kab/Kota Mendukung dan
40% atau 2 Kab/Kota sangat Mendukung
- Penilaian Kinerja Kelembagaan BKM 80% Mendukung
- Pencapaian kolaborasi masih di bawah target yakni hanya 21.50%
- Pencapaian kolaborasi yang diinisiasi oleh BKM masih belum ada
Isu Dan - Belum optimalnya Kemampuan kelembagaan Pokja PKP dan BKM untuk
Permasalahan menjadikan dokumen perencanaan sebagai sumber informasi utama dalam
menyusun rencana kerja
- Belum optimalnya kelembagaan Pokja PKP dan BKM dalam mengakselerasi dan
mengkoordinasikan sumberdaya dan sumberdana dalam upaya percepatan
penanganan kumuh
- Peran pokja PKP dilevel Provinsi maupun Kab/Kota lebih banyak menangani
masalah perumahan daripada penataan kawasan permukiman
- Kebijakan pengurangan kumuh belum menjadi prioritas dan issue strategis
dalam kebijakan umum anggaran Pemerintah Daerah
PIC TA. FIC
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Menyusun - Melakukan serangkaian - Pokja PKP di seluruh 03-07
Performance penguatan kapasitas baik (100%) kab/Kota lokasi Februari 2019
mapping atas melalaui pelatihan, coaching dampingan mengetahui
pemahaman Pokja dan atau koordinasi untuk dan Memahami isi
PKP dan BKM akan memastikan Pokja PKP dan dokumen perencanaan
Dokumen BKM mengetahui dan RP2KPKP/Memorandum
Perencanaan Program
74
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
75
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
76
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
77
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Isu Dan - Pemahaman pelaku KOTAKU ditingkat lapangan masih belum optimal terkait
Permasalahan Livelihood
- Pendataan Livelihood masyarakat belum dilaksanakan karenaaskot MK dan
fasilitator ekonomi masih diperbantukan di Rekompak
PIC TA MK
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
2.1. Melaksanakan - Menyusun jadwal untuk couching - Adanya jadwal Maret 2019
dan instumen pendataan livelihood Couching ascot MK dan
Mengendalika fasilitator ekonomi
n Kegiatan
manajemen - Memfasilitasi ascot Mk dan - Adanya hasil 3 bulan sekali
keuangan dan fasilitator ekonomi melakukan pendataan di lokasi
dukungan Pendataan dengan memilih lokasi sample
penghidupan sample sebagai pilot untuk belajar
berkelanjutan bersama masing-masing
ditingkat Kota/kabupaten satu
kabupaten/Ko kelurahan/desa
ta dan - Memastikan Hasil pendataan - Adanya hasil September
Kelurahan sesuai dengan instrument pendataan Livelihood 2019
diseluruh lokasi dampingan masyarakat di seluruh
lokasi dampingan
(peningkatan dan
pencegahan)
4.15 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pelaksanaan Audit Independen Tahun Buku 2018
GAP - Capaian KPI untuk Audit Keuangan sebesar 100% untuk 6 Kota/kabupaten tidak ada
GAP dari target KPI sebesar 80%
78
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Isu Dan - Sebagian besar BKM tidak mempunyai dana operasional lagi untuk melakukan
Permasalahan dan membiayai pelaksanaan audit independent
- Pendamping/fasilitator di 5 Kota/Kabupaten masih diperbantukan pada
program penanganan dampak gempa Rekompak
- Kontribusi Pemda dalam hal Penganggaran Audit independent masih belum
optimal
Target KPI - 90% Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan Audit independent di tahun
buku 2018
Capaian KPI - 0% untuk KPI tahun 2018
PIC TA MK
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
3.1. Melakukan - Pendataan BKM yang memliki Semua lokasi dampingan Januari 2019
pendataan potensi pembiayaan audit secara
BKM yang mandiri oleh tim korkot, termasuk
memiliki di Sumbawa oleh korkot Lombok
potensi Timur, di Lombok Tengah dan di
pembiayaan Lombok Barat oleh Korkot
secara Mataram
mandiri
3.2. Memanfaatk - Memastikan Forum BKM bisa - Sumbawa Januari s/d
an forum melaksanakan dan mendampingi - Lombok Timur Juni 2019
BKM untuk pelaksanaan Audit di - Lombok Tengah
memfasilitas kota/kabupaten masing-masing Lombok Barat
i - Memastikan korkot Lombok timur
pelaksanaan dan korkot mataram mendampingi
audit forum BKM di lokasi askot mandiri
dalam melaksanakan audit di
daerah dampingannya
3.3. Memfasilitas - Memfasilitasi adanya surat dari - Sumbawa Januari s/d
i adanya kasatker PKP propinsi terkait - Lombok Timur Februari 2019
dukungan penyediaan dana audit oleh - Lombok Tengah
Pemda pemda kota/kabupaten - Lombok Barat
79
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
80
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab V
Rencana Kerja
81
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
RP2KPKP
selesai
82
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
memadai
menjadi
dokumen RPLP
dengan
kualitas baik
83
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
selesai pada
pekerjaan
Infrastruktur
Tersier
b. Monitoring
kualitas
Infastruktur
dan berfungsi
D Dukungan
D ukunganpelaksanaan dan219
bantuan teknis 10. Sebanyak 40% (2 Kab/kota) √ √ √
Pelaksanaan dan kel/desa Pemerintah Daerah
Bantuan Teknis memiliki struktur
monitoring proyek
11. Tim OSP melakukan
monev di 30% lokasi
sample (22 kel/desa)
setiap triwulan
12. Persentase kelurahan yang
telah melaksanakan audit
keuangan tahunan
(persentase) minimal 90%
Lokasi dampingan (197
kel/des)
Fasilitasi
a. Instrumen dan jadwal Monev bersama
b. Mekanisme dan sample lokasi monev
c. Identifikasi sumber dana BKM untuk pelaksanaan audit
d. Identifikasi Auditor Independen
Catatan
1. Pokja PKP (Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten
Sumbawa) masih menggunakan SK tahun 2015
2. Dokumen RP2KPKP tersusun di 3 Kota/Kab yaitu Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa ,
Kabupaten Lombok Timur dan Dokumen SIAP di Kota Bima, sedangkan Kabupaten
Lombok Tengah masih memiliki dokumen RPKPKP belum di update menjadi Dokumen
RP2KPKP, sedangkan Kabupaten Lombok Barat masih proses penyusunan dokumen
RP2KPKP secara mandiri (anggaran dari Pemda Lobar)
84
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
85
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
86
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
5 Pelaksanaan Kegiatan
infrastruktur dan Monitoring
(pencairan dan pemanfataan)
6 Pengendalian LPJ
87
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran Rencana Kerja OSP 5 NTB tahun 2019
88
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab VI
Kesimpulan Dan Saran
6.1 Kesimpulan dan Saran
Sesuai bahasan diatas dan dengan tetap mempertimbangkan prioritas kebutuhan, kondisi dan
kebijakan KOTAKU, berikut disampaikan kesimpulan dan terhadap hal-hal yang menunjang
pencapaian tujuan program :
6.1.1 Salah satu komponen program KOTAKU adalah memberikan
dukungan untuk kondisi darurat bencana, sebagaimana
diketahui dan dijelaskan dalam bahasan diatas bahwa Provinsi
Nusa Tenggara Barat pada bulan Agustus tahun 2018 terjadi
bencana alam gempa bumi, atas kondisi tersebut dan sesuai
surat surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
nomor PL.01.03-CK/370 tanggal 28 September 2018, maka
Pelaksanaan Bantuan Dana Investasi dan Peningkatan
Kapasitas Masyarakat tahun 2018 Program KOTAKU Pasca
Bencana di Nusa Tenggara Barat di tunda pemanfaatannya dan
personel KOTAKU diperbantukan untuk REKOMPAK guna
membantu melakukan fasilitasi pasca bencana khususnya di
lokasi yang terdampak bencana (Mataram, KLU, KLB, Lombok
Timur, Lombok Tengah dan Sumbawa)
Saran atas kondisi ini dan mereferensi dari beberapa forum pertemuan pelaku (stake
holder) penanganan dan percepatan pasca bencana di Nusa Tenggara Barat KOTAKU
agar berkontribusi dalam hal fasilitasi perencanaan penataan permukiman pasca
bencana sekaligus investasinya di lokasi terdampak bencana, baik yang di lokasi
KOTAKU langsung maupun diluar lokasi KOTAKU (seperti di Lombok Utara dan
Sumbawa Barat yang notabene berada diluar lokasi KOTAKU.
6.1.2 Capaian target KOTAKU tahun 2018 rata-rata di bawah ekpektasi, mulai dari capaian
pengurangan kumuh, capaian pendanaan kolaborasi, review dokumen perencanaan,
penerima manfaat, kelembagaan dan hal-hal lain yang menjadi target KPI KOTAKU,
mengingat hampr seluruh Sumberdaya dikonsentrasikan pada upaya penanganan pasca
bencana,
Saran atas kondisi ini agar Desa/Kelurahan yang mendapat alokasi dana BDI 2018 yang
statusnya masih di tunda (hold) bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penataan
permukiman di lokasi terdampak bencana, khususnya berkaitan dengan kebutuhan
perbaikan utilitas umum (non rumah), mengingat kegiatan tersebut masih tetap bisa
berkontribusi dalam pengurangan kumuh baik di lokasi yang terdampak bencana
langsung maupun tidak langsung.
89
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
6.1.3 Kebijakan atas personel KOTAKU sebagaimana mengacu surat Kepala Satker
Pengembangan Kawasan Permukiman Prov. NTB nomor KP.01.02/PKP-
NTB/KOTAKU/675 dengan merujuk pada surat Direktur Pengembangan Kawasan
Permukiman nomor UM.01.11-CK/459 masih menetapkan dan menugaskan personel
KOTAKU di tahun 2019 di lokasi REKOMPAK, mempertimbangkan hal tersebut diatas
dan mengingat keseluruhan strategi dan rencana kerja yang dibuat adalah dalam rangka
kebutuhan dan target fasilitasi kegiatan KOTAKU, maka 2019 agar dilakukan penarikan
dan atau penyesuain secara bertahap personel KOTAKU untuk mengfasilitasi kembali di
lokasi KOTAKU.
6.1.4 Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat di lokasi KOTAKU tahun 2018 yang
terdampak bencana tidak sempat dimanfaatkan, terkait dengan isue bencana di tahun
2019 masih menjadi momentum yang tepat untuk melakukan kegiatan penguatan
kapasitas masyrakat yang di fokuskan pada upaya mitigasi bencana.
6.1.5 Kota Bima adalah satu-satunya lokasi KOTAKU yang tidak terdampak bencana gempa
bumi, meski pada tahun 2017 terjadi bencana banjir bandang, namun secara
keseluruhan kegiatan KOTAKU tahun 2018 berjalan dengan baik, walaupun ada
keterlambatan pada penyerapan dan pemanfaatan BDI nya, atas hal tersebut agar
segera melaporkan kegiatan pemanfaatan BDI 2018 agar bisa memastikan bahwa
investasi yang dilakukan mempunyai kontribusi pada pengurangan kumuh
6.1.6 Kebijakan untuk meng “100%” kan akses air bersih dan sanitasi masih menjadi masalah
dan focus penyelesaian di provinsi Nusa Tenggara barat, mengingat dalam analisa data
gap kumuh yang mendasarkan pada tujuh kreteria kekumuhan masih menyisakan
masalah, tentunya ini akan menjadi fukus garapan yang harus di tuntaskan di tahun
2019.
6.1.7 Dokumen perencanaan khusunya RPLP sebagaimana arahan KMP agar melakukan
review mayor khususnya pada aspek pencegahan/mitigasi bencana masih belum
terlaksana dengan baik,Provinsi NTB yang terbukti rentan bencana tentunya sangat
diperlukan dokumen perencanaan yang tuntas memasukkan aspek mitigasi bencana
dalam dokumen perencanaan.
6.1.8 Monitoring (monev) adalah kendali langsung dalam melakukan evaluasi kegiatan
karnanya harus dilakukan dengan tools, mekanisme dan momentum yang pas,
mengingat hasil monev harus jadi sumber informasi utama dalam mengambil
keputusan baik yang bersifat taktis (teguran personel, perbaikan atas temuan) maupun
keputusan yang bersifat strategis (kebijakan perbaikan skala lokal sesuai masalah
mapun skalau regional)
Runtutan yang sistematis atas serangkaian kegiatan monev (mulai dari persiapan
sampai pengambilan keputusan atas solusi yang dibuat) maka hasil monev harus dibuat
dan dikdokumentasikan secara baik karena bisa jadi yurisprodensi jika ditemui masalah
yang sama dan akan menjadi pembelajaran dan kendali yang efektif.
90
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
6.1.9 KPI KOTAKU selain menjadi koridor sekaligus kendali dalam mencapai tujuan dan
kualitas program, jadi KPI tentunya menjadi hal yang given untuk dilakukan dan dicapai
selama periode konrak OSP, karnanya seluruh sumberdaya OSP dalam menyusun dan
menjalankan rencana kerjanya harus jelas dan terukur dalam upaya pencapaian target
KPI.
6.2 Rekomendasi
Atas kesimpulan dan sarata diatas berikut disampaikan rekomendasi seebagai berikut :
6.2.1 Perlunya arahan, petunjuk serta kebijakan dari pusat terkait
model, skenario serta output fasilitasi KOTAKU pasca bencana
gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, apakah berkontribusi
langsung pada percepatan penyelesaian pasca bencana atau
tetap focus pada penyelesaian persoalan kumuh
6.2.1 Perlunya arahan, petunjuk serta kebijakan dari pusat terkait model, skenario serta
output fasilitasi KOTAKU pasca bencana gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, apakah
berkontribusi langsung pada percepatan penyelesaian pasca bencana atau tetap focus
pada penyelesaian persoalan kumuh
6.2.2 Jika masih memungkinkan agar dikeluarkan surat kebijakan dari eselon satu atas
pemanfaatan BDI dan PKM 2018 untuk kegiatan penanganan kumuh maupun
penanganan pasca bencana, namun jika tidak maka OSP memastikan dana
dikembalikan ke kas Negara Negara sesuai ketentuan dan jumlah yang ada.
6.2.3 Diperlukannya kebijakan untuk menatik secara bertahap personel KOTAKU yang
diperbantukan di REKOMPAK
6.2.4 Perlunya kegiatan peningkatas kapastias masyrakat terkait mitigasi bencana, sampai
terbententuknya relawan tangguh dan tanggap bencana di msing-masing kelurahan
6.2.5 Memastikan investasi 2018 kota Bima berkontribusi dalam pengurangan kumuh
6.2.6 Memastikan investasi 2018 kota Bima terawat dan berkelanjutan melalui pembentukan
aturan bersama dan aktifnya KPP
6.2.7 Dokumen perencanaan tahun 2019 harus memuat scenario mitigasi bencana
6.2.8 Memastikan kegiatan akses air bersih dan sanitasi menjadi kegiatan yang di intervensi
di tahun 2019, baik melalui BDi/BPM maupun kolaborasi
6.2.9 Kegiatan monev dilevel pemda maupun internal OSP agar terlaporkan dan
terdokumentasi serta dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan dan
pembelajaran
6.2.10 Target capaian program yang tertuang dalam KPI harus diketahui, difahami dan
dijalankan oleh seluruh komponen OSP, Tim Korkot dan Fasilitator.
91
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Bab VII
Usulan Perubahan Atas Kontrak OSP Untuk Efektifitas
Pencapaian Penugasan
NO ITEM BIAYA
1 REMUNERATION 34.724.147.250
2 DUTY TRAVEL 1.502.395.000
EXPENSES
3 OFFICE 5.049.000.000
OPERATIONAL
EXPENSES
4 OFFICE 1.141.720.000
EQUIPMENT
EXPENSES
5 RENTAL 4.940.064.000
EXPENSES
6 REPORTING 28.750.000
EXPENCES
7 CAPACITY 7.161.628.000
BUILDING
8 TOTAL (non 54.547.704.250
fee & pajak)
REMUNERATION 63.7%
92
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Adapun yang menjadi catatan adalah , bahwa belum semua tenaga ahli dan sub.
Tenaga ahli yang ada dalam dokumen kontrak di mobilisasi.
Selanjutnya dalam slot kontrak OSP untuk komponen Tenaga Ahli terdapat Additional
Specialist yang masih belum defenitif, untuk itu jika memungkinkan dan mengacu pada
data pemetaan BNPB dimana hampir di seluruh wilayah OSP 05 (Bali, NTB dan NTT),
khususnya NTB adalah daerah rawan bencana, karnanya dalam personel OSP perlu
tenaga ahli di bidang kebencanaan, (sebagaimana Peraturan Kepala BNPB Nomor 7
Tahun 2014 tanggal 1 April 2014 Dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk menjamin kualitas kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), serta
memberikan pengakuan dan penghargaan profesi dibidang penanggulangan bencana.
Telah dibentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana)
7.2.2 Duty Travel Expenses
Dukungan pembiaayan untuk perjalanan dinas sebesar 2,8% dari total kontrak atau
sekitar Rp. 1.502.395.000, sebagaimana diketahui bahwa kegiatan ini adalah upaya
kendali langsung untuk memastikan kualitas, bentuknya adalah monitoring lapang (uji
petik), koordinasi antar pelaku mulai dari tingkat Kab/Kota, Provinsi dan nasional.
Sesuai dalam kontrak detail support pembiayaan perjalanan dinas adalah sebagai
berikut :
93
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
7 EGM 7
8 For Coordination 12
meeting to Jakarta (by
request)
94
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
midterm dan akhir di setiap tahun yang melibatkan pelaku (stake holder)
tingkat Kota/Kabupaten tidak bisa diikuti oleh Korkot/Askot Mandiri
Durasi pelaksanaan Evaluasi kinerja personel KOTAKU dilakukan setiap tiga
bulan sekali, momentum ini akan sangat strategis jika dibarengi dengan
kegiatan koordinasi yang melibatkan Tim Korkot dan Askot Mandiri
OSP 05 terdiri dari tiga Provinsi yang di koordinatori oleh OSP Team Leader,
sesuai KAK dokumen OSP, Tugas utama Ketua Tim OSP (OSP Team Leader)
adalah mengkoordinasikan dan memastikan tim-tim provinsi dalam
wilayah kerjanya mampu melaksanakan program sesuai pedoman,
rencana kerja dan standar kualitas yang ditetapkan, guna mendukung hal
tersebut dalam dokumen kontrak tidak ada dukungan kegiatan koordinasi
di level regional dan atau kegiatan kunjungan ke provinsi lokasi dampingan.
Atas hal diatas, kiranya perlu dilakukan penyesuaian volume dukungan
kegiatan koordinasi tingkat Regional yang melibatkan TL dan tenaga ahli
tingkat provinsi, dan koordinasi tingkat Provinsi yang melibatkan Tim Korkot
dan Askot Mandiri.
7.2.3 Office Operational Expenses, Office Equipment Expenses, Rental Expenses, Reporting
Expenses
Dukungan atas pembiayaan langsung (DIRECT REIMBURSABLE COST) yang tebagi dalam
komponen biaya operasional, pembelian kebutuhan/peralatan kantor, sewa menyewa
dan pelaoran menurut analisa kami sudah cukup memadai khususnya dalam komponen
biaya internet baik yang ada di level OSP maupun di Tim Korkot sudah bisa mendukung
kebutuhan pelaporan berbasis aplikasi/online. Memang ada sedikit anomaly di besaran
biaya sewa kantor korkot/Askot mandiri, namun secara prinsip dan mayoritas bisa
diatasi mengingat banyak Korkot/Askot mandiri yang berkantor di Pemda.
95
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
Dalam rangka melakukan kendali administrasi dan keuangan dana operasional OSP
dan Tim Korkot yang berbasis aplikasi dan pembuktian final atas laporan keuangan
dalam bentuk hard copy yang lengkap, benar dan tepat waktu (final bukti infoice
tingkat OSP) maka di usulkan untuk menetapkan salah satu OM (office manager)
menjadi Koordinator dengan remunerasi setara dengan sub professional (sub tenaga
ahli)
7.3.2 Usulan Komponen Perjalanan Dinas (Duty Travel Expenses)
Di setiap provinsi mengusulkan penambahan volume dan biaya perjalanan dinas
tingkat Provinsi ke Kab/kota lokasi kumuh skala kawasan, jumlah usulan lima (5 )
trip/perjalanan
Di setiap provinsi mengusulkan penambahan volume dan biaya perjalanan dinas
tingkat Provinsi ke Kab/kota lokasi kumuh non skala kawasan, jumlah usulan empat
kali (4) trip/perjalanan
Di setiap provinsi mengusulkan penambahan volume dan biaya untuk kegiatan
koordinasi yang melibatkan Tim Korkot/Askot Mandiri, jumlah usulan enam (6)
trip/perjalanan
Menusulkan biaya perjalanan dinas untuk koordinasi tingkat regional yang
melibatkan Team Leader Provinsi dan office manager, jumlah usulan enam (6)
trip/perjalanan
Mengusulkan biaya perjalanan dinas Team Leader OSP ke masing-masing provinsi
untuk memastikan tim-tim provinsi dalam wilayah kerjanya mampu melaksanakan
program sesuai pedoman, rencana kerja dan standar kualitas yang ditetapkan,
jumlah usulan enam (6) trip/perjalanan
96
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB
97