Anda di halaman 1dari 112

LAPORAN AWAL PROGRAM KOTAKU TAHUN 2019

OSP 05 NTB

Jl. Angsoka No. 10 Mataram


Telp. 0370-7847028 Email : osp5ntb@yahoo.co.id
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya,
sehingga penyusunan Inception Report Tahun 2019 OSP 5 NTB dapat terselesaikan.
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Nusa Tenggara Barat dilaksanakan sejak Tahun 2016,
sebagai upaya pemerintah untuk penanganan permukiman kumuh. Program KOTAKUtidak hanya
mengatasi kekumuhan yang sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru,
dimana Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa
lembaga kepemimpinan masyarakat yang refresentative, mengakar dan kondusif bagi perkembangan
modal sosial (Sosial Capital) masyarakat di masa mendatang.
Inception Report ini merupakan hasil rangkuman awal pelaksanaan kegiatan KOTAKU pada mobilisasi
OSP5 NTB pada bulan November tahun 2018 di wilayah Nusa tenggara Barat. Laporan ini memberikan
informasi tentang capaian progress seluruh kegiatan, permasalahan, dan tindak lanjut tahun
berikutnya.
Semoga Inception Report ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi sekaligus referensi terkait
pelaksanaan KOTAKU di wilayah OSP 5 Nusa Tenggara Barat.

Mataram, 16 Januari 2019

OSP 05 Nusa Tenggara Barat

i
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Executive Summary

Latar Belakang

Sesuai Agenda Pembangunan Nasional atau ‘Nawa Cita’ sebagaimana diuraikan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, salah satu target pembangunan
lingkungan adalah pencapaian nol persen kawasan kumuh melalui program penanganan kawasan
pemukiman kumuh,

Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian PUPR berkomitmen untuk memberikan kontribusi bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat kota, dengan dengan mewujudkan lingkungan perkotaan yang
layak huni dan berkelanjutan melalui gerakan '100-0-100'. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
merupakan respon langsung terhadap kebijakan tersebut, KOTAKU dirancang untuk memperkuat peran
pemerintah daerah dan memberdayakan masyarakat untuk percepatan gerakan '100-0-100' dan
pengurangan kawasan kumuh di daerah perkotaan, beserta Penghidupan berkelanjutan untuk periode
2017-2020.

Tujuan program adalah meningkatkan akses infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh
perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan. Tujuan tersebut dicapai melalui:

1. Menurunnya luas permukiman kumuh;


2. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dalam penanganan permukiman kumuh yang berfungsi baik;
3. Tersusunnya rencana penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota dan tingkat
kelurahan/desa yang terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Daerah
(RPJMN/D);
4. Meningkatnya penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penyediaan
infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh; dan
5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat untuk pencegahan kumuh

Pencapaian tujuan program dan tujuan antara diukur dengan merumuskan indikator kinerja
keberhasilan (Key Performance Indicator/KPI) dan target capaian program yang akan berkontribusi
terhadap tercapainya sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
yaitu pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi nol persen. Pencapaian tujuan diukur
dengan indikator outcome sebagai berikut:

1. Meningkatknya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan pada


permukiman kumuh sesuai dengan kriteria permukiman kumuh yang ditetapkan (a.l drainase; air
bersih/minum; pengelolaan persampahan; pengelolaan air limbah; pengamanan kebakaran; ruang
terbuka public);
2. Menurunnya luasan permukiman kumuh karena akses infrastruktur dan pelayanan perkotaan yang
lebih baik;
3. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat kabupaten/kota untuk
mendukung program KOTAKU;
4. Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan perkotaan di permukiman
kumuh.

ii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Sesuai tatakelola KOTAKU akan mempunyai Unit Manajemen Proyek (PMU) di tingkat nasional, yang
didukung oleh Unit Pelaksanaan Proyek (PIU)/Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (Satker) di tingkat
Nasional, tingkat Propinsi dan tingkat Kota. PMU dan PIU di tingkat Nasional akan bertanggungjawab
terutama atas pengelolaan, koordinasi dan pemantauan terhadap kegiatan- kegiatan proyek. program
PMU dan PIU tersebut akan dibantu dan didukung dalam tugas mereka, dan pembentukan kapasitas
oleh konsultan di berbagai tingkat administratif; tim Penasihat(Advisory),

GARIS KOLABORASI GARIS EXECUTING &


Konsultan Manajemen
GARIS DUKUNGAN PROGRAM
DAN KOORDINASI IMPLEMENTASI
POKJA
Kemen PUPR
Pusat/National Management
PKP CCMU
Nasional Direktorat Jenderal Cipta Consultant (KMP/NMC) di
Karya
Dit.PKP tingkat Nasional, Konsultan
Tingkat Pusat

PMU
Manajemen
Tim Advisory Tim Evaluasi Wilayah/Oversight Service
Satker/PPK Pusat
KMP/NMC OSP CB Provider (KMW/OSP) dan
Gubernur
Konsultan Manajemen
Tingkat Provinsi Pokja PKP Provinsi Satker/PPK Provinsi KMW & KMT Teknik/Technical
Bupati/Walikota
Management Consultant
Tingkat Kab/Kota
Pokja PKP Kab/Kota Satker/PPK Kab/Kota
Tim Koordinator
Kota
(KMT/TMC) di tingkat
daerahdan provinsi yang
Tingkat Kecamatan
Camat
Tim Fasilitator
keduanya akan menyediakan
paket kursus pelatihan induk
Lurah/Kades BKM/LKM
Tingkat Desa/Kel
Relawan Garis Pengendalian
dan Koordinator Kota (Korkot)
Tim Urban Planer yang
di kontrak Masyarakat
KSM
Relawan
Garis Koordinasi di tingkat Kota/Kabupaten.
Teknik
Fasilitator, yang bekerja dalam
tim-tim kecil, akan bekerja
langsung bersama-sama masyarakat di tingkat kelurahan/desa.

Kondisi awal dan Lokasi Pekerjaan

Salah satu komponen program KOTAKU adalah memberikan dukungan untuk kondisi darurat bencana,
sebagaimana diketahui dan dijelaskan dalam bahasan diatas bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
bulan Agustus tahun 2018 terjadi bencana alam gempa bumi, dengan dampak kerusakan menurut data
Satgas Rekompak Tanggal 30 Desember 2018, terdapat 74.092 rusak berat dan 4.416 berada di lokasi
program KOTAKU provinsi Nusa Tenggara Barat;

Jumlah Rumah Rusak Berat (RB) Terdampak Merespon kondisi tersebut


Bencana diatas sesuai surat Direktur
TOTAL TOTAL RUMAH pengembangan Kawasan
No KOTA/KAB % Permukiman nomor PL.01.03-
RUMAH RUSAK BERAT (YANG
Lokasi CK/370 tanggal 28 Septmber
RUSAK BERADA DI LOKASI
KOTAKU 2018, pelaksanaan dana BDI
BERAT KOTAKU)
1 MATARAM 2.396 2.396 100% Bantuan dana Investasi) dan
LOMBOK Peningkatan Kapasitas
2 152 1% Masyarakat tahun 2018
BARAT 13.942
LOMBOK Program KOTAKU pasca
3 186 6% bencana di NTB ditunda
TENGAH 2.884
LOMBOK
4 586 8%
TIMUR 7.447
5 SUMBAWA 2.169 1.096 51%

iii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

SUMBAWA
6 1.240 0 0%
BARAT
LOMBOK
7 44.014 0 0%
UTARA
TOTAL NTB 74.092 4.416 6%
pemanfaatannya. Selanjutnya tindak lanjut atas kebijakan ini sebanyak 68% atau sekitar 110 orang
personel KOTAKU di perbantukan untuk membantu melakukan fasilitasi pasca bencana khususnya di
lokasi yang terdampak bencana melalui program REKOMPAK. Sungguh kondisi ini sangat berpengaruh
pada pencapaian target tahun 2018.

Capaian Program

Capaian target Capaian pengurangan kumuh masih jauh dari harapan, dimana sesuai perencanaan yang
di buat di awal 2018 target pengurangan kumuh 390,50 masih terpenuhi 283,57 hektar,
capaian lain yang CAPAIAN
berkaitan dengan PENGURANGAN KUMUH 2018
LUAS KUMUH (Ha)

capaian KPI program NO LUAS


CAPAIAN PENGURANGAN
KOTA/KAB 413,75
KUMUH Sisa
mulai dar penerima AWAL
KUMUH S/D 2018 697,32

manfaat kegiatan, 1 MATARAM 260,09 162,17 97,92 57,19% 62%


283,57

2 LOMBOK BARAT 69,48 28,38 41,10 10,01% 41% 1 MATARAM


kolaborasi program, 3 LOMBOK TENGAH
4 LOMBOK TIMUR
49,63
235,7
28,3
9,38
21,33
226,32
9,98%
3,31%
57%
4%
2
3
LOMBOK BARAT
LOMBOK TENGAH
LUAS KUMUH AWAL
review perencanaan , 5 SUMBAWA
6 BIMA
22,94
59,48
9,4
45,94
13,54
13,54
3,31%
16,20%
41%
77%
4 LOMBOK TIMUR
CAPAI AN PENGURANGAN KUMUH S/D 2018
5 SUMBAWA
Sisa
peningkatan kapasitas TOTAL NTB 697,32 283,57 413,75 100,00% 41% 6
TOTAL NTB
BIMA
TOTAL NTB
CAPAIAN PENGURANGAN 77% KUMUH S/D 2018
pelaksanaan audit
2018 dan Capaian
77%
penyerapan serta
pemanfaatan dana 62%
57%

BDI tidak sesuai 41% 41% 41%


dengan target yang
te3!lah ditetapkan 4%
karena BDI Kota MATARAM LOMBOK BARAT LOMBOK TENGAH LOMBOK TIMUR SUMBAWA BIMA TOTAL NTB

Mataram hanya 3 kelurahan yang dapat melaksanakan kegiatan, 2 kelurahan tidak dapat dicairkan karena
ketidak tersediaan DIPA Satker PIP Kota Mataram (DIPA revisi 1).dan 25 Kelurahan hanya dapat diserap
untuk termin 1 (70%)karena ada hold. Untuk kabupaten Lombok timur di 15 kelurahan BDI 2018 hanya
mampu menyerap termin 1 (70%) karena di tunda pemanfaatannya.

Rencana kerja
Rencana kerja OSP tentunya mengacu pada target KPI program, mengawali dan data yang menjadi titik
nol adalah berdasarkan capaian target sebelumnya, mendasarkan capaian diatas dan mendasarkan atas
analisa gap(masalah) yang mengkontribusi kekumuhan maka di dadapati data-data sebagai berikut :
Persoalan kekumuhan
tahun 2019 dengan
mendasarkan pada
analisa gap maka
kebutuhan infra
struktur utama yang
masih menyisakan
masalah ada di 51%
aspek persampahan, 17
% drainase lingkungan
dan 8% di jalan
lingkungan

iv
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Sedangkan Target untuk meng “100%” kan akses Air bersih & Sanitasi yang menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan masih menyisakan masalah masing-masing 37% untuk air bersih & 7% untuk sanitasi.
Selanjtnya rencana kerja untuk pencapaian target KPI, dimana KPI KOTAKU selain menjadi koridor
sekaligus kendali dalam mencapai tujuan dan kualitas program, jadi KPI tentunya menjadi hal yang given
untuk dilakukan dan dicapai selama periode konrak OSP, karnanya seluruh sumberdaya OSP dalam
menyusun dan menjalankan rencana kerjanya harus jelas dan terukur dalam upaya pencapaian target
KPI.

Strategi Operasional
Dibutuhkan strategi operasional dalam mencapai target program, adapaun strategi Strategi Operasional
dan Pengendalian dalam mendukung pencapaian KPI adalah ;
 Perbaikan menerus akan kualitas Perencanaan (RP2KPKP/MP dan RPLP)
 Pengendalian Kualitas Infrastruktur untuk memastikan kegiatan yang dibuat sesuai spek teknis yang
ada
 Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun dengan mengefektifkan keberadaan kelompok pemelihara
 Penguatan kelembagaan tingkat masyarakat mellalui BKM
 Penguatan kelembagaan tingkat kota melalui Pokja PKP

Rekomendasi Perbaikan Pencapaian Program


Mendasarkan tujuan, capaian serta kebijakan KOTAKU di provinsi NTB pasca bencana maka dibutuhkan:
 Kebijakan dari pusat terkait model, skenario serta output fasilitasi KOTAKU pasca bencana gempa di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, apakah berkontribusi langsung pada percepatan penyelesaian pasca
bencana atau tetap focus pada penyelesaian persoalan kumuh
 Perlunya dikeluarkan surat kebijakan dari eselon satu atas pemanfaatan BDI dan PKM 2018 untuk
kegiatan penanganan kumuh maupun penanganan pasca bencana, namun jika tidak maka OSP
memastikan dana dikembalikan ke kas Negara Negara
 Diperlukannya kebijakan untuk menatik secara bertahap personel KOTAKU yang diperbantukan di
REKOMPAK
 Diperlukannya kebijakan untuk menatik secara bertahap personel KOTAKU yang diperbantukan di
REKOMPAK
 Perlunya kegiatan peningkatas kapastias masyrakat terkait mitigasi bencana, sampai terbententuknya
relawan tangguh dan tanggap bencana di msing-masing kelurahan
 Dokumen perencanaan tahun 2019 harus memuat scenario mitigasi bencana
 Memastikan kegiatan akses air bersih dan sanitasi menjadi kegiatan yang di intervensi di tahun 2019,
baik melalui BDi/BPM maupun kolaborasi
 Target capaian program yang tertuang dalam KPI harus diketahui, difahami dan dijalankan oleh
seluruh komponen OSP, Tim Korkot dan Fasilitator
Usulan Perubahan Atas Kontrak OSP Untuk Efektifitas Pencapaian Penugasan
Sesuai Postur Biaya Kontrak OSP dan Analisa Kontrak OSP guna mendukung efektifitas pencapaian
penugasan, berikut di sampaikan usulan perubahan dan penambahan atas Kontrak OSP 05 Bali,Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur :
 Memobilisasi seluruh personel Tenaga Ahli OSP sesuai yang tertuang dalam dokumen Kontrak dan
atau sesuai kebutuhan yang di canangkan oleh pihak Proyek Pusat.
 Mengadakan/mengisi posisi Additional Specialist dalam kontrak OSP dengan Tenaga Ahli
Penanganan Bencana (khususnya di Provinsi yang rawan bencana dan atau sudah terjadi bencana
untuk penanganan pasca bencana)
 Dalam rangka melakukan kendali administrasi dan keuangan dana operasional OSP dan Tim Korkot
yang berbasis aplikasi dan pembuktian final atas laporan keuangan dalam bentuk hard copy yang

v
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

lengkap, benar dan tepat waktu (final bukti infoice tingkat OSP) maka di usulkan untuk menetapkan
salah satu OM (office manager) menjadi Koordinator dengan remunerasi setara dengan sub
professional (sub tenaga ahli)
 Mengusulkan penambahan volume dan biaya perjalanan dinas dan koordinasi tingkat Provinsi
serta regional
 Usulan pelatihan untuk relawan tanggap bencana tingkat Kabupaten/Kota di setiap Kab/Kota
lokasi dampingan (scenario pelaksanaan bekerjasama dengan BNPB setempat)
Usulan pelatihan/coaching clinik untuk Office Manager dan Sekretaris terkait aplikasi dan Pelaporan
keuangan BOP OSP dan Tim Korkot dengan narasumber Proyek Pusat dan Advisory (scenario
pelaksanaan Pelatihan/coaching clinik untuk OM di tingkat regional dengan narasumber Proyek Pusat
dan Advisory dan sekretaris Korkot di tingkat Provinsi dengan narasumber OM OSP)

vi
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................... i
Executive Summary................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................ vii
Daftar Tabel ........................................................................................................................................... xi
Daftar Gambar ..................................................................................................................................... xiii
Daftar Grafik..........................................................................................................................................xiv
Pendahuluan ........................................................................................................................................... 1
1.1 Dasar Hukum dan Kebijakan Pelaksanaan Program KOTAKU-NSUP .................................. 1
1.1.1 Landasarn Hukum (Regulasi) Program Kotaku (peningkatan & Pencegahan) ................ 1
1.1.2 Tujuan Program Kotaku .................................................................................................. 1
1.1.3 Arah Kebijakan Program Kotaku 2018-2021 ................................................................... 2
1.2 Stuktur Organisasi Konsultan OSP ......................................................................................... 3
1.2.1 Struktur Organisasi Program Kotaku............................................................................... 3
1.2.2 Struktur Organisasi Konsultan OSP ................................................................................ 4
1.2.3 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC).............. 5
1.3 Ruang Lingkup Penugasan OSP .............................................................................................. 6
1.3.1 Ruang Lingkup Pengusan OSP (Scope of Work) .............................................................. 6
1.3.2 Ruang Lingkup Penugasan Tenaga Ahli OSP ................................................................... 7
1.4 Indikator Kinerja Utama (KPI) Program Kotaku .................................................................. 18
1.4.1 Indikator Kinejra Utama (KPI) Program Kotaku (Nasional) ........................................... 18
1.4.2 Target Indikator Kinerja Utama (KPI) di Tingkat OSP .................................................... 19
1.5 Alur Penulisan Inception Report .......................................................................................... 20
Kondisi Awal .......................................................................................................................................... 21
2.1 Gambaran Umum Lokasi dan Karakteristik Wilayah Dampingan OSP ............................... 21
2.1.1 Lokasi Peningkatan Kualitas dan Pencegahan Permukiman Kumuh ............................ 22
2.1.2 Karakteristik/ Profil Penanganan Skala Kawasan .......................................................... 22
2.1.3 Karakteristik/ Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan ......................................... 24
2.1.4 Karakteristik/Profil Lokasi Pencegahan Kumuh ............................................................ 25
2.2 Status Dokumen Perencanaan ............................................................................................. 26
2.2.1 Status Dokumen Perencanaan Skala Kawasan (RP2KPKP/MP)..................................... 26
2.2.2 Status Perencanaan Dokumen Skala Lingkungan (RPLP) .............................................. 29
2.3 Status Kelembagaan ............................................................................................................. 30
2.3.1 Status dan Kinerja Kelembagaan BKM .......................................................................... 31

vii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

2.4 Status Livelihood Masyarakat .............................................................................................. 32


2.4.1 Lokasi Delinasi Kumuh .................................................................................................. 32
2.4.2 Lokasi Non Delinasi Kumuh (Pencegahan) .................................................................... 32
2.5 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Kekumuhan .......................................................... 33
2.5.1 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Delinasi Kumuh Skala Kawasan ....................... 33
2.5.2 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Delinasi Kumuh Skala Lingkungan ................... 33
2.5.3 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Kekumuhan Lokasi Pencegahan ...................... 34
Target Dan Capaian Program ................................................................................................................ 36
3.1. Target dan Capaian Pengurangan permukiman kumuh (Ha) ................................................. 36
3.2. Target dan Capaian Pencegahan permukiman kumuh ....................................................... 37
3.2.1. Target Pengurangan Kumuh lokasi pencegahan............................................................... 37
3.2.2. Capaian pengurangan Kumuh Lokasi pencegahan ........................................................... 37
3.3 Target dan capaian KPI Program ............................................................................................... 40
3.4. Target dan Capaian Kolaborasi Program ................................................................................. 46
3.5. Target dan Capaian Kegiatan CB (Sosialisasi & Pelatihan).................................................. 47
3.6. Target dan Capaian Penyerapan dan Pemanfaatan BDI TA. 2018...................................... 49
3.7. Target dan capaian Padat Karya TA. 2018 ........................................................................... 50
3.8. Target dan Capaian Rehabilitasi RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) melalui Kolaborasi ..... 51
3.9. Target dan Capaian Best Practice Penanganan & pencegahan permukiman kumuh . 52
Strategi Operasional Dan Pengendalian ............................................................................................... 53
4.1 Strategi Operasional dan Pengendalian kualitas Perencanaan (RP2KPKP/MP dan RPLP) ..... 53
4.2 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kualitas Perencanaan (RP2KPKP/ MP dan RPLP) 55
4.3 Strategi Operasonal dan Pelaksanaan Skala lingkungan (Pencairan dan Pemanfaatan) .. 57
4.4 Strategi Operasional dan Pengendalian Kualitas Pencapaian KPI Program ....................... 58
4,5 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kualitas Infrastruktur ................................................. 59
4.6 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengamanan efektifitas Sosialisasi dan Pelatihan
61
4.6 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengamanan Lingkungan dan Sosial (Seafguard) ... 64
4.7 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kolaborasi ............................................................... 65
4.8 Strategi Operasonal dan Pengendalian Monev (Termasuk Uji Petik) ................................ 68
4.9 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kelengkapan dan Validitas Data SIM Kotaku ...... 70
4.10 Strategi Operasonal dan Pengendalian PIM (Pengelolaan Informasi dan Masalah) ......... 71
4.11 Strategi Operasonal dan Pengendalian Personil (Termasuk Tata Peran Pelaku) .............. 72
4.12 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun dan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan KPP ...................................................................................... 73

viii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

4.13 Strategi Operasonal dan Pengendalian Penguatan Kapasitas Kelembagaan (Pokja PKP &
BKM) .............................................................................................................................................. 74
4.14 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengembangan Livelihood Masyarakat ................. 77
4.15 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pelaksanaan Audit Independen Tahun Buku 2018 78
Rencana Kerja ....................................................................................................................................... 81
5.1 Program Kerja Selama Periode Kontrak .............................................................................. 81
5.2 Program Kerja tahun 2019 ................................................................................................... 85
5.2.1 Penyiapan Skala Kawasan ............................................................................................. 85
5.2.2 Pelaksanaan Audit Independan dan BPKP .................................................................... 86
5.2.3 Fasilitasi Review Kelembagaan BKM/ Pemilu Ulang BKM ............................................ 86
5.2.4 Pelaksanaan kegiatan Infrastruktur .............................................................................. 86
5.2.5 Pengendalian kelengkapan dan validasi data SIM Online ............................................ 87
5.2.6 Pengendalian PIM (Pengelolaan Informasi dan Masalah) ............................................ 87
5.2.7 Pengendalian Personil (Termasuk Tata Peran Pelaku) ................................................. 87
5.2.8 Pengendalian Kelembagaan KPP ................................................................................... 88
5.2.9 Pelaksanaan Uji Petik .................................................................................................... 88
5.2.10 Pengendalian Pengembangan Livelihood Masyarakat ................................................. 88
Kesimpulan Dan Saran .......................................................................................................................... 89
6.1 Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................... 89
6.2 Rekomendasi ........................................................................................................................ 91
Usulan Perubahan Atas Kontrak OSP Untuk Efektifitas Pencapaian Penugasan .................................. 92
7.1 Postur Biaya Kontrak OSP .................................................................................................... 92
7.2 Analisa Kontrak OSP Untuk mendukung Efektifitas Pencapaian Penugasan .................... 93
7.2.1 Remuneration ............................................................................................................... 93
7.2.2 Duty Travel Expenses .................................................................................................... 93
7.2.3 Office Operational Expenses, Office Equipment Expenses, Rental Expenses, Reporting
Expenses 95
7.2.4 Capacity Building ........................................................................................................... 95
7.3 Usulan Perubahan Dan Penambahan Atas Kontrak OSP ................................................... 95
7.3.1 Usulan Komponen Personel OSP dan Remunerasi ....................................................... 95
7.3.2 Usulan Komponen Perjalanan Dinas (Duty Travel Expenses) ....................................... 96
7.3.3 Capacity Building ........................................................................................................... 96

ix
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Lampiran
1. Lampiran Nilai Numerik Awal – Nilai Numerik Akhir Lokasi Peningkatan
2. Lampiran Target dan Capaian KPI tingkat Kota/Kabupaten
3. Lampiran Best Praktis Kegiatan Infrastruktur
4. Lampiran Rencana Kerja OSP Tahun 2019-2021
5. Lampiran Rencana Kerja OSP Tahun 2019

x
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Daftar Tabel

Tabel 1 1 Ruang Lingkup Penugasan Tenaga Ahli OSP............................................................................ 7


Tabel 1 2 KPI KOTAKU ........................................................................................................................... 18
Tabel 1 3 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ...................................................................................... 19
Tabel 2 1 Tipe Lokasi dampingan Program KOTAKU ............................................................................. 21
Tabel 2 2 Jumlah Lokasi Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh dan Lokasi Pencegahan ............. 22
Tabel 2 3 Profil Lokasi Penanganan Skala Kawasan/ Kota Prov. NTB ................................................... 23
Tabel 2 4 Karakteristik Kumuh dan Konsep Penangan Serta Kebutuhan Sefeguard ............................ 24
Tabel 2 5 Profil Persentase Peermasalahan Kumuh di Lokasi Flag-1 .................................................... 25
Tabel 2 6 Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan ...................................................................... 25
Tabel 2 7 Profil Persentase Permasalahan Kumuh di Lokasi Flag-2 ...................................................... 26
Tabel 2 8 Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan ........................................................................ 26
Tabel 2 9 Status Progres Dokumen Perencanan ................................................................................... 27
Tabel 2 10 Status Kesiapan Bahan Paparan Skala Kawasan................................................................. 27
Tabel 2 11 Rencana Usulan Skala Kawasan ........................................................................................... 28
Tabel 2 12 Status Penyusunan Dokumen RPLP .................................................................................... 29
Tabel 2 13 Quick Status (QS) Kualitas Penyusunan Dokumen RPLP ..................................................... 29
Tabel 2 14 Input SIM Penyusunan Dokumen RPLP ............................................................................... 30
Tabel 2 15 Status dan Kinerja Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan Kota/ Kab .................................. 30
Tabel 2 16 Status dan Kinerja Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan Kota/ Kab .................................. 31
Tabel 2 17 Kondisi Kelembagaan BKM Tahun 2018 .............................................................................. 31
Tabel 2 18 Lokasi Delineasi Kumuh ....................................................................................................... 32
Tabel 2 19 Quick Status (QS) Penyusunan Dokumen Livelihood .......................................................... 33
Tabel 2 20 Kondisi 7 Aspek 19 Kriteria Deliansi Kumuh Skala Lingkungan ........................................... 33
Tabel 2 21 Kondisi 7 Aspek 19 Kriteria Deliansi Kumuh Skala Lingkungan ........................................... 34
Tabel 2 22 Kondisi 7 Aspek 19 Kriteria Deliansi Kumuh Lokasi Pencegahan ........................................ 35
Tabel 3 1 Target Capaian Kumuh .......................................................................................................... 36
Tabel 3 2 Target Pengurangan kumuh .................................................................................................. 37
Tabel 3 3 Target dan Capaian kumuh ................................................................................................... 37
Tabel 3 4 Permasalahan Permukiman kumuh lokasi Pencegahan Provinsi NTB ................................. 38
Tabel 3 5 Target KPI OSP5 - NTB ........................................................................................................... 40
Tabel 3 6 Permasalahan Permukiman kumuh lokasi Pencegahan Provinsi NTB ................................. 41
Tabel 3 7 Capaian KPI tahun 2018 ........................................................................................................ 43
Tabel 3 8 Capaian Penerima Manfaat ................................................................................................... 43
Tabel 3 9 Indikator KPI ( Hasil Antara) .................................................................................................. 44
Tabel 3 10 Capaian Kolaborasi .............................................................................................................. 46
Tabel 3 11 Target dan Capaian CB ........................................................................................................ 47
Tabel 3 12 Pagu, Realisasi dan Pemanfaatan PKM ............................................................................... 47
Tabel 3 13 Profil BDI tahun 2018 Propinsi Nusa Tenggara Barat ......................................................... 49
Tabel 3 14 Target dan capaian Padat Karya .......................................................................................... 50
Tabel 3 15 Target dan capaian Rehabilitasi RTLH ................................................................................. 51
Tabel 4 1 Persentase Target KPI............................................................................................................ 53
Tabel 4 2 Persentase Capaian KPI ......................................................................................................... 54
Tabel 4 3 Strategi Operasional dan Pengendalian Kualitas Capaian KPI............................................... 58

xi
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 4 4 Persentase Target .................................................................................................................. 68


Tabel 4 5 Persentase Capaian ............................................................................................................... 71
Tabel 7 1 Postur Biaya Kontrak OSP ...................................................................................................... 92
Tabel 7 2 Duty Travel Expenses ............................................................................................................ 93
Tabel 7 3 Usulan Penambahan perubahan atas Kontrak ...................................................................... 96

xii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Daftar Gambar

Gambar 1 1 Latar belakang dan kebijakan Program ............................................................................... 2


Gambar 1 2 Struktur Organisasi Program Kotaku ................................................................................... 4
Gambar 1 3 Struktur Organisasi Konsultan OSP .................................................................................... 4
Gambar 1 4 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC) .................. 5
Gambar 1 5 Pola koordinasi OSP dan TMC ............................................................................................ 6
Gambar 1 6 Alur Penulisan Inception Report ....................................................................................... 20
Gambar 2 1 Peta Lokasi Dampingan OSP-5 Provinsi Nusa Tenggara Barat ........................................... 21

xiii
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Daftar Grafik

Grafik 2 1 Grafik Parameter Kekumuhan di Provinsi NTB ..................................................................... 34


Grafik 2 2 Grafik Parameter Kekumuhan di Lokasi Pencegahan Provinsi NTB ................................... 35
Grafik 3 1 Target dan pengurangan kumuh Grafik 3 2 Target VS Capaian tahun 2018 ........... 36
Grafik 3 3 Target dan capaian kumuh lokasi pencegahan .................................................................... 38
Grafik 3 4 Prosentase parameter kumuh .............................................................................................. 39
Grafik 3 5 Prosentase parameter kumuh .............................................................................................. 39
Grafik 3 6 Capaian KPI Perbaikan Infrastruktur .................................................................................... 43
Grafik 3 7 Persentase Capaian Penerima Manfaat ............................................................................... 44
Grafik 3 8 Profil PKM NTB 2018 ............................................................................................................ 48
Grafik 3 9 Realisasi Dana PKM .............................................................................................................. 48
Grafik 3 10 Grafik Realisasi dan Pemanfaatan PKM ............................................................................. 48
Grafik 3 11 Target penyerapan dan pemanfaatan Padat Karya ........................................................... 50
Grafik 7 1 Postur Biaya Kontrak OSP 05................................................................................................. 92

xiv
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab I
Pendahuluan

1.1 Dasar Hukum dan Kebijakan Pelaksanaan Program KOTAKU-NSUP


1.1.1 Landasarn Hukum (Regulasi) Program Kotaku (peningkatan & Pencegahan)
Dasar hukum pelaksanaan program adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 2011 TENTANG Perumahan Dan Permukiman
Kawasan Tahun 2010;
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 TENTANG Bangunan Gedung;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 TENTANG Desa;
4. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 TENTANG Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 TENTANG Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum;
6. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 TENTANG Pembagian Urusan
Pemerintahan ANTARA Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah
Daerah Kabupaten / Kota.
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 TENTANG Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
8. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 TENTANG Perubahan differences
Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 TENTANG Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2015;
9. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 TENTANG Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat;
1.1.2 Tujuan Program Kotaku
Tujuan program adalah meningkatkan akses infrastruktur dan pelayanan dasar di
permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan
yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.
Tujuan tersebut dicapai melalui:
1. Menurunnya luas permukiman kumuh;
2. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP)
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam penanganan permukiman kumuh
yang berfungsi baik;
3. Tersusunnya rencana penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota
dan tingkat kelurahan/desa yang terintegrasi dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah/Daerah (RPJMN/D);
4. Meningkatnya penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui
penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat
untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
dan
5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup bersih
dan sehat masyarakat untuk pencegahan kumuh.
Pencapaian tujuan program dan tujuan antara diukur dengan merumuskan indikator
kinerja keberhasilan (Key Performance Indicator/KPI) dan target capaian program yang
akan berkontribusi terhadap tercapainya sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman kumuh
perkotaan menjadi nol persen.
Pencapaian tujuan diukur dengan indikator outcome sebagai berikut:

1
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1. Meningkatknya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan


perkotaan pada permukiman kumuh
2. sesuai dengan kriteria permukiman kumuh yang ditetapkan (a.l drainase; air
bersih/minum; pengelolaan persampahan; pengelolaan air limbah; pengamanan
kebakaran; ruang terbuka public);
3. Menurunnya luasan permukiman kumuh karena akses infrastruktur dan pelayanan
perkotaan yang lebih baik;
4. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat
kabupaten/kota untuk mendukung program KOTAKU;
5. Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan perkotaan di
permukiman kumuh.
1.1.3 Arah Kebijakan Program Kotaku 2018-2021
Berangkat dari cita-cita bangsa dan memperhatikan berbagai tantangan yang ada,
Pemerintah menetapkan penanganan perumahan dan permukiman kumuh sebagai
target nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu
sasaran pembangunan kawasan permukiman adalah tercapainya pengentasan
permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 (nol) hektar melalui penanganan kawasan
permukiman kumuh seluas 38.431 Ha. Untuk itu, seluruh program di Ditjen Cipta
Karya (DJCK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR)
dalam kurun waktu 5 tahun ke depan akan difokuskan untuk mewujudkan
permukiman yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh tanpa menggusur dengan
latar belakang dan alur kebijakan sebagai berikut :

Gambar 1 1 Latar belakang dan kebijakan Program

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman


dijelaskan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak laik huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat, sedangkan
perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian.

2
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Dari pengertian tersebut dirumuskan karakteristik perumahan kumuh dan


permukiman kumuh dari aspek fisik sebagai berikut:
 Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman;
 Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan memiliki kepadatan
tinggi;
 Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang
keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut :
a. Keteraturan Bangunan
b. Jalan Lingkungan;
c. Drainase Lingkungan,
d. Penyediaan Air Bersih/Minum;
e. Pengelolaan Persampahan;
f. Pengelolaan Air Limbah;
g. Pengamanan Kebakaran; dan
h. Ruang Terbuka Publik.
i. Karakteristik fisik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan
indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh
dan permukiman kumuh. Selain karakteristik fisik, karakteristik non fisik pun
perlu diidentifikasi guna melengkapi penyebab kumuh dari aspek non fisik
seperti perilaku masyarakat, kepastian bermukim, kepastian berusaha dan
sebagainya.
1.2 Stuktur Organisasi Konsultan OSP
1.2.1 Struktur Organisasi Program Kotaku
KOTAKU mempunyai Unit Manajemen Proyek (PMU) di tingkat nasional, yang didukung
oleh Unit Pelaksanaan Proyek (PIU)/Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (Satker) di tingkat
Nasional, tingkat Propinsi dan tingkat Kota. PMU dan PIU di tingkat Nasional akan
bertanggungjawab terutama atas pengelolaan, koordinasi dan pemantauan terhadap
kegiatan- kegiatan proyek.

PMU dan PIU tersebut akan dibantu dan didukung dalam melaksanakan tugas mereka
oleh konsultan di berbagai tingkat administratif; tim Penasihat(Advisory), Konsultan
Manajemen Pusat/National Management Consultant (KMP/NMC) di tingkat Nasional,
Konsultan Manajemen Wilayah/Oversight Service Provider (KMW/OSP) dan Konsultan
Manajemen Teknik/Technical Management Consultant (KMT/TMC) di tingkat daerah dan
provinsi yang keduanya akan menyediakan paket kursus pelatihan induk dan Koordinator
Kota (Korkot) di tingkat Kota/Kabupaten. Fasilitator, yang bekerja dalam tim-tim kecil,
akan bekerja langsung bersama-sama masyarakat di tingkat kelurahan/desa. Struktur
organisasi KOTAKU dapat dilihat pada gambar berikut:

3
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Gambar 1 2 Struktur Organisasi Program Kotaku

1.2.2 Struktur Organisasi Konsultan OSP


Sesuai ruang lingkup tugas OSP untuk membantu Unit Manajemen Proyek (PMU) dan
(PIU)/Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (Satker) di tingkat Nasional guna Memastikan
pelaksanaan dan pencapaian tujuan program serta target KPI di tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan kelurahan di dalam wilayah kerjanya, berikut digambarkan struktur
sekaligus komposisi OSP ;

Gambar 1 3 Struktur Organisasi Konsultan OSP

4
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1.2.3 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC)
Salah satu fungsi OSP adalah berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan Konsultan
Manajemen Teknik sebagai konsultan pengawas (atau disebut TMC), berikut gambar
struktur konsultan TMC ;

Gambar 1 4 Struktur & Pola Koordinasi OSP dengan Konsultan Manajemen Teknik (TMC)

Selanjutnya pola koordinasi OSP dan TMC serta hal-hal apa yang secara teknis sama-
sama dilaksanakan dan dikoordinasikan adalah sebagai berikut :
 Membantu TMC dalam data rona awal kawasan permukiman, termasuk
permukiman kumuh, integrasi perencanaan pengurangan dan pencegahan kawasan
kumuh, dan dokumen-dokumen lain sesuai kebutuhan;
 Mendukung dan membantu TMC dalam memantau, mengawasi, O&M, pelaporan
dan sebagainya sesuai kebutuhan;
 Mendukung dan membantu TMC dalam berkoordinasi dan berkomunikasi secara
intensif dengan pemerintah daerah setempat, Pokja PKP, Koordinator kota, tim
fasilitator dan pihak-pihak lain;
 Berkoordinasi secara intensif dengan TMC terkait manajemen data dan MIS;
 Mendukung dan membantu TMC untuk memastikan kelancaran investasi
pembiayaan blok atau pencairan investasi, pekerjaan sipil, dan O&M;
 Mendukung dan membantu TMC dalam aspek-aspek atau kegiatan lain di area
mereka, agar sesuai dengan kebutuhan untuk membantu masyarakat dan
pemerintah daerah setempat, secara tepat waktu, mulus, efektif dan efisien; vii.
Memastikan penggunaan dana investasi yang transparan, bertanggungjawab, efektif
dan efisien di area mereka sesuai maksud penggunaannya di area mereka;

5
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Gambar 1 5 Pola koordinasi OSP dan TMC

1.3 Ruang Lingkup Penugasan OSP


1.3.1 Ruang Lingkup Pengusan OSP (Scope of Work)
Ruang lingkup pekerjaan OSP adalah sebagai berikut:
Memberikan dukungan kepada PMU dan PIU dalam lingkup pekerjaan berikut ini,
namun tidak terbatas kepada:
 Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program serta target KPI di
tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan;
 Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan perencanaan kawasan permukiman di
tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk di antaranya kawasan
permukiman kumuh;
 Melaksanakan dan mengendalikan pembiayaan program dan kegiatan kolaborasi
kelembagaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan;
 Melaksanakan dan mengendalikan kegiatankegiatan pengembangan kapasitas dan
komunikasi di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan;
 Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan infrastruktur di tingkat
kabupaten/kota dan kelurahan;
 Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan manajemen keuangan dan dukungan
penghidupan berkelanjutan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan;
 Melakukan pemantauan dan pengendalian program (monitoring) di tingkat
provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk pelaksanaan uji petik,
pengelolaan data dalam MIS/GIS dan pelaporan;
 Berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif dengan PMU/PIU, Satker/PPK
Provinsi dalam melakukan administrasi proyek, seleksi dan rekrutmen, kontrak,
penilaian kinerja dan pembayaran tenaga ahli, tim koordinator kota dan tim
fasilitator secara berkala;
 Berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi
dan/atau Satker/PPK Kota dalam mengelola pelaksanaan program di tingkat
provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan;
 Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan lanjutan atau
tambahan, jika dibutuhkan sesuai dengan panduan;
 Melaksanakan tugas-tugas lain sebagaimana ditetapkan oleh PMU dan/atau
Satker.

6
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1.3.2 Ruang Lingkup Penugasan Tenaga Ahli OSP

Tabel 1 1 Ruang Lingkup Penugasan Tenaga Ahli OSP


No Posisi Yang Diusulkan Tugas Utama
1 OSP Team Leader Memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada PMU/PIU dalam memastikan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan program sesuai pedoman
yang berlaku. Tugas utama Ketua Tim OSP adalah mengkoordinasikan dan memastikan tim-tim provinsi dalam wilayah kerjanya mampu melaksanakan program
sesuai pedoman, rencana kerja dan standar kualitas yang ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Tim OSP wajib melakukan koordinasi dan
komunikasi intensif dengan Pemerintah Daerah (melalui Pokja PKP) dan Konsultan Manajamen Pusat (KMP).
Berikut adalah lingkup tugas Ketua Tim OSP:
 Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di dalam provinsi yang menjadi wilayah kerjanya:
 Menyiapkan dan mensosialisasikan rencana kerja induk (Master Schedule) KOTAKU kepada tim dan Pemerintah Daerah, serta memastikan
terlaksananya kegiatan sesuai jadwal dan kualitas yang ditetapkan;
 Secara berkala melakukan evaluasi kemajuan dan penyesuaian rencana kerja, termasuk menyusun dan mendokumentasikan kendala dan tindak
lanjutnya;
 Memastikan tercapainya target indikator kinerja kunci (KPI) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi wilayah kerjanya;
 Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perencanaan kawasan permukiman di dalam provinsi yang menjadi wilayah kerjanya;
 Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program penanganan kumuh di dalam provinsi yang
menjadi wilayah kerjanya;
 Memastikan terlaksananya kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas, sosialisasi, komunikasi dan berbagi pengetahuan baik di dalam wilayah kerjanya
maupun dengan wilayah lain;
 Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan infrastruktur di kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi wilayah kerjanya, bekerja sama
dengan KMP dan Konsultan Manajemen Teknik (Technical Supervision Consultant) di tingkat regional;
 Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan Manajemen Keuangan dan dukungan penghidupan berkelanjutan di dalam provinsi yang
menjadi wilayah kerjanya;
 Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) program di dalam provinsi yang menjadi wilayah kerjanya;
 Menyusun dan menyerahkan laporan kemajuan secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) kepada PMU/PIU dan Satker Provinsi, termasuk laporan
kegiatan maupun kinerja tim;
 Melakukan koordinasi dan bantuan teknis kepada PMU/PIU dan Satker Provinsi dalam melaksanakan administrasi proyek dan kontrak, pengelolaan tim
dan penilaian kinerja tim, di dalam wilayah kerjanya;
 Memastikan penyusunan dan penyerahan laporan kemajuan berkala (bulanan, triwulan, tahunan) kepada PMU/PIU, Satker Provinsi, Pokja PKP, dan
pihak lain yang relevan;
 Memimpin, mengelola dan memastikan kendali mutu tim tenaga ahli, tim Koordinator Kota dan tim fasilitator di dalam wilayah kerjanya, agar
memaksimalkan kapasitas dan kemampuannya dalam melaksanakan program;
 Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota

7
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

2 Provincial Team Leader Memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada PMU/PIU dalam memastikan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan program sesuai pedoman
(Hanya untuk OSP yang yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Tim wajib melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan Pemerintah Daerah (melalui Pokja PKP) dan
memiliki lebih dari satu Konsultan Manajamen Pusat (KMP). Berikut adalah lingkup tugas Ketua Tim Provinsi:
provinsi daerah yang 1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
menjadi tanggung jawabnya) kerjanya:
 Menyiapkan dan mensosialisasikan rencana kerja induk (Master Schedule) KOTAKU kepada tim dan Pemerintah Daerah, serta memastikan
terlaksananya kegiatan sesuai jadwal dan kualitas yang ditetapkan;
 Secara berkala melakukan evaluasi kemajuan dan penyesuaian rencana kerja, termasuk menyusun dan mendokumentasikan kendala dan tindak
lanjutnya;
 Memastikan tercapainya target indikator kinerja kunci (KPI) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi wilayah kerjanya;
2. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perencanaan kawasan permukiman di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi
wilayah kerjanya;
3. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program penanganan kumuh di tingkat kabupaten/kota
dan kelurahan dalam wilayah kerjanya;
4. Memastikan terlaksananya kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas, sosialisasi, komunikasi dan berbagi pengetahuan baik di dalam wilayah kerjanya
maupun dengan wilayah lain;
5. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan infrastruktur di kabupaten/kota dan kelurahan yang menjadi wilayah kerjanya, bekerja sama
dengan KMP dan Konsultan Manajemen Teknik (Technical Supervision Consultant) di tingkat regional;
6. Memastikan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan Manajemen Keuangan dan dukungan penghidupan berkelanjutan di kabupaten/kota dan kelurahan
dalam wilayah kerjanya;
 Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) program di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya, antara
lain:
 Memastikan kelengkapan dan akurasi data dari tingkat kelurahan sampai dengan kabupaten/kota
 Memastikan pembaruan (update) data MIS/GIS dan Quick Status secara berkala (bulanan, triwulanan, dan tahunan)
 Melakukan dan menjamin terlaksananya kegiatan uji petik setiap triwulan, baik oleh tim OSP maupun tim Koordinator Kota (lihat Lampiran H);
 Melakukan pengelolaan pengaduan dan memantau penyelesaiannya sesuai pedoman yang berlaku;
 Memastikan dilaksanakannya tindak lanjut atas temuan-temuan dan/atau temuan misi dan audit
7. Menyusun dan menyerahkan laporan kemajuan secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) kepada PMU/PIU dan Satker Provinsi, termasuk laporan
kegiatan maupun kinerja tim;
8. Melakukan koordinasi dan bantuan teknis kepada PMU/PIU dan Satker Provinsi dalam melaksanakan administrasi proyek dan kontrak, pengelolaan tim
dan penilaian kinerja tim, di dalam wilayah kerjanya;
9. Memastikan penyusunan dan penyerahan laporan kemajuan berkala (bulanan, triwulan, tahunan) kepada PMU/PIU, Satker Provinsi, Pokja PKP, dan
pihak lain yang relevan;
10. Memimpin, mengelola dan memastikan kendali mutu tim tenaga ahli, tim Koordinator Kota dan tim fasilitator di dalam wilayah kerjanya, agar
memaksimalkan kapasitas dan kemampuannya dalam melaksanakan program;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
3 Urban Planning Spesialis Perencanaan Perkotaan bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis
Specialist Perencanaan Perkotaan memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim
fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Perencanaan Perkotaan antara lain:

8
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan perencanaan sesuai jadwal rencana
kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program;
3. Memastikan bahwa tim Koordinator Kota dan fasilitator memberikan dukungan yang optimal terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat dalam:
 Penyiapan SIAP/RP2KP-KP dan RPLP/RTPLP
 Memantau dan mengendalikan perencanaan kawasan permukiman di tingkat kelurahan (Renstra Kelurahan, PJM Pronangkis, RPJM Desa,
RPLP/RTPLP, dan lain-lain);
 Memantau realisasi dan kualitas integrasi atau pengarusutamaan Manajemen Risiko Bencana (DRM) ke dalam rencana kawasan permukiman, sesuai
peraturan perundangan dan pedoman program yang berlaku;
 Memantau dan mengendalikan sinkonisasi perencanaan kawasan permukiman di tingkat kota dan kelurahan, dan dengan beragam rencana terkait
di tingkat yang sama maupun tingkat di atasnya (provinsi, wilayah, nasional);
 Memastikan strategi pencapaian target 100-0-100 tercantum dalam perencananaan kawasan permukiman di tingkat masyarakat dan tingkat kota
4. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait, untuk memantau pembiayaan program dan kegiatan kolaborasi kelembagaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota
dan kelurahan
 Sinkronisasi program dan pembiayaan kegiatan penanganan kumuh di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk memantau efektivitas
pemanfaatan dana dan kegiatan dalam mencapai tujuan program;
 Realisasi rencana investasi yang diidentifikasi dalam SIAP/RP2KP-KP dan RPLP/RTPLP sesuai target;
5. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi perencanaan kawasan
permukiman dan kumuh, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara berkala dan
jika diperlukan;
6. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaksanaan kegiatan infrastruktur agar sesuai dengan rencana kawasan yang telah ditetapkan;
7. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan perencanaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
 Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data perencanaan
 Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS/GIS
 Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
8. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan perencanaan kawasan, termasuk melakukan tindakan korektif jika diperlukan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota

9
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

4 Program Financing and Spesialis Kelembagaan dan Kolaborasi bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis
Institutional Collaboration Kelembagaan dan Kolaborasi memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan
Specialist tim fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Kelembagaan dan Kolaborasi antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Pengembangan Kelembagaan dan Kebijakan, dan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan
Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan
program sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program, antara lain:
 Sinkronisasi program dan pembiayaan kegiatan penanganan kumuh di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan
 Memantau efektivitas pemanfaatan dana dan kegiatan dalam mencapai tujuan program
 Mengawal dan memantau realisasi program dan pembiayaan untuk penanganan kumuh di dalam rencana kerja dan anggaran Pemerintah Daerah
 Mendokumentasikan rencana dan realisasi kegiatan dan pembiayaan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk memastikan kelengkapan
dan akurasi data, serta ketepatan waktu pembaruan data ke dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) KOTAKU
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait, untuk memantau penyiapan rencana kawasan yang terintegrasi di tingkat kota dan kelurahan;
4. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi pengembangan
kelembagaan dan pembiayaan, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara
berkala dan jika diperlukan;
5. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaksanaan kegiatan infrastruktur agar sesuai dengan rencana kawasan yang telah ditetapkan;
6. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program di tingkat kabupaten/kota
dan kelurahan, termasuk:
 Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data kolaborasi dan pembiayaan program
 Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
 Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
 Memfasilitasi dan jika diperlukan memberikan bantuan teknis
7. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan program, termasuk melakukan tindakan korektif jika
diperlukan.
8. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota

10
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

5 Infrastructure Specialist Spesialis Infrastruktur bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis Infrastruktur
memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah
kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP dan KMT. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Infrastruktur antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Infrastruktur dan Layanan Perkotaan di seluruh wilayah intervensi program, tidak terbatas pada kota-kota
prioritas;
2. Memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Daerah melalui Pokja PKP dalam hal penyusunan DED, pengadaan barang dan jasa,
pelaksanaan dan pemeliharaan infrastuktur skala kota;
3. Memastikan persyaratan-persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial telah terpenuhi sebelum dilakukan konstruksi;
4. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan perencanaan, perancangan,
pembangunan, dan pemeliharaan infrastruktur, sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program:
5. Berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan Konsultan Manajemen Teknik sebagai konsultan pengawas (atau disebut TMC):
 Membantu TMC dalam data rona awal kawasan permukiman, termasuk permukiman kumuh, integrasi perencanaan pengurangan dan
pencegahan kawasan kumuh, dan dokumen-dokumen lain sesuai kebutuhan;
 Mendukung dan membantu TMC dalam memantau, mengawasi, O&M, pelaporan dan sebagainya sesuai kebutuhan;
 Mendukung dan membantu TMC dalam berkoordinasi dan berkomunikasi secara intensif dengan pemerintah daerah setempat, Pokja PKP,
Koordinator kota, tim fasilitator dan pihak-pihak lain;
 Berkoordinasi secara intensif dengan TMC terkait manajemen data dan MIS;
 Mendukung dan membantu TMC untuk memastikan kelancaran investasi pembiayaan blok atau pencairan investasi, pekerjaan sipil, dan O&M;
 Mendukung dan membantu TMC dalam aspek-aspek atau kegiatan lain di area mereka, agar sesuai dengan kebutuhan untuk membantu masyarakat
dan pemerintah daerah setempat, secara tepat waktu, mulus, efektif dan efisien;
6. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait, untuk memantau penyiapan rencana kawasan yang terintegrasi di tingkat kota dan kelurahan;
7. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi pengembangan
kelembagaan dan pembiayaan, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara
berkala dan jika diperlukan;
8. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaksanaan kegiatan infrastruktur sesuai dengan rencana kawasan yang telah ditetapkan;
9. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan infrastruktur di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
 Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data infrastruktur
 Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
 Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
 Memfasilitasi dan jika diperlukan memberikan bantuan teknis
10. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan infrastruktur, termasuk melakukan tindakan korektif jika diperlukan, termasuk
mengkonsolidasikan laporan evaluasi kinerja fasilitator teknis dan Askorkot
11. Bertanggungjawab penuh atas kesalahan, penyimpangan dan penyalahgunaan aktivitas infrastruktur di wilayah kerjanya, termasuk Mengambil langkah,
peringatan, sanksi dan langkah lain yang dibutuhkan
12. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota

11
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

6 FM and Livelihoods Support Spesialis Manajemen Keuangan dan Dukungan Penghidupan bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam
Specialist melaksanakan tugasnya, Spesialis Manajemen Keuangan dan Dukungan Penghidupan memberikan bantuan teknis
dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi
dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Manajemen Keuangan dan Dukungan Penghidupan antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan pembiayaan, serta dukungan penghidupan bagi masyarakat di kawasan kumuh;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan manajemen keuangan dan penghidupan
berkelanjutan sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program, termasuk:
 Audit keuangan BKM secara tahunan
 Penyusunan rencana dan laporan pertanggungjawaban keuangan program
 Kendali mutu atas pengelolaan keuangan program KOTAKU yang dikelola Pemerintah Daerah dan masyarakat
 Dokumentasi dan laporan data keuangan program KOTAKU yang dikelola Pemerintah Daerah dan masyarakat, termasuk memastikan akurasi
data dan ketepatan waktu penyerahan data
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi menyangkut materi manajemen keuangan
dan penghidupan berkelanjutan, termasuk mengadakan kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara
berkala dan jika diperlukan;
4. Berkoordinasi dengan tenaga ahli terkait dalam memantau pelaporan keuangan dalam kegiatan infrastruktur;
5. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan manajemen keuangan dan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
 Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data manajemen keuangan dan penghidupan berkelanjutan
 Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
 Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
 Memfasilitasi dan jika diperlukan memberikan bantuan teknis
6. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan manajemen keuangan dan penghidupan berkelanjutan, termasuk melakukan tindakan korektif jika
diperlukan.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
7 Training Specialist Spesialis Pelatihan bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis Pelatihan
memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah
kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Pelatihan antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan pelatihan sesuai jadwal rencana kerja dan
kualitas yang ditetapkan oleh program:
 Menjamin bahwa tim-tim di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan mampu memfasilitasi seluruh rangkaian kegiatan di wilaayh yang
menjadi tanggung jawabnya;
 Mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan memberi dukungan teknis bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan pengembangan kapasitas dan komunikasi, termasuk mengadakan kegiatan
pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara berkala dan jika diperlukan;
4. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan, termasuk:
5. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data pelatihan
6. Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
7. Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
8. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan pelatihan, termasuk melakukan tindakan korektif jika diperlukan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota

12
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

8 Communication Specialist Spesialis Komunikasi bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis Komunikasi
memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam
wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Komunikasi antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah kerjanya,
khususnya yang terkait dengan Komponen Dukungan Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat;
2. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran
pengetahuan di tingkat kabupaten/kota dan tingkat masyarakat, sesuai jadwal rencana kerja dan kualitas yang ditetapkan oleh program:
3. Bekerja sama dengan tenaga ahli terkait untuk mengelola kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan, termasuk mengadakan
kegiatan pertukaran pengetahuan (knowledge sharing) dan Expert Group Meeting (EGM) secara berkala dan jika diperlukan;
4. Melakukan pemantauan dan pengendalian (monitoring) kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan di tingkat kabupaten/kota
dan kelurahan, termasuk:
5. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan
6. Melakukan pembaruan data dan quick status secara berkala ke dalam MIS
7. Melaksanakan dan memantau pelaksanaan dan kualitas kegiatan uji petik terkait
8. Memantau kinerja rencana dan realisasi kegiatan-kegiatan sosialisasi, komunikasi dan pertukaran pengetahuan, termasuk melakukan tindakan korektif jika
diperlukan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
9 Program Monitoring Spesialis Pemantauan Program bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis
Specialist Pemantauan Program memberikan bantuan teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim
fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis Pemantauan Program antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan seluruh target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
kerjanya;
2. Memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah untuk membangun dan memelihara struktur pemantauan dan pengendalian (monitoring)
program, serta melakuan pembaruan data secara berkala
3. Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya dalam melaksanakan pemantauan dan pengendalian program secara
berkala;
4. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi seluruh data program KOTAKU
5. Mengelola dan memastikan konsistensi data dalam sistem informasi program (MIS/GIS) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan di wilayah
kerjanya
6. Melakukan dan memastikan terlaksananya kegiatan uji petik scara berkala (triwulanan) sesuai pedoman yang berlaku, menjamin kelengkapan dan
akurasi data, dan ketepatan waktu penyerahan laporan uji petik
7. Memastikan pendokumentasian, kelengkapan dan akurasi data MIS/GIS secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) di dalam situs program
8. Menampilkan hasil status cepat (quick status) kemajuan kegiatan secara berkala dalam situs program
8. Mengelola pengaduan dan memantau penyelesaian pengaduan masyarakat sesuai prosedur yang ditetapkan dalam pedoman program dan kebijakan yang
berlaku
9. Mengelola dan menanggapi masukan-masukan dari pihak-pihak pemangku kepentingan yang terkait dengan perbaikan program, termasuk audit
keuangan dan pemantauan kualitas kegiatan
10. Menyusun dan menyerahkan laporan program secara rutin dan tepat waktu
11. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota

13
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

10 Management Data Specialist Spesialis MIS bertanggung jawab membantu Ketua Tim dalam melaksanakan program. Dalam melaksanakan tugasnya, Spesialis MIS memberikan bantuan
teknis dan fasilitasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota (melalui Pokja PKP), tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya, serta
berkoordinasi dengan KMP. Secara khusus, lingkup tugas Spesialis MIS antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan seluruh target indikator kinerja kunci (KPI) di kabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
kerjanya;
2. Memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah untuk membangun dan memelihara struktur pemantauan dan pengendalian (monitoring)
program, serta melakuan pembaruan data secara berkala melalui MIS
3. Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi data MIS/GIS, termasuk pendokumentasian, kelengkapan dan akurasi data
MIS/GIS secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) di dalam situs program
4. Mengelola dan memastikan konsistensi data dalam sistem informasi program (MIS/GIS) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan di wilayah
kerjanya
5. Menampilkan secara berkala laporan kegiatan uji petik dan quick status dalam situs program
6. Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota,
serta Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
11 Additional Specialist for  Mendukung dan membantu Ketua Tim dalam menjalankan tanggung jawab atas pencapaian seluruh Program tambahan serta kinerka seluruh staf
Advanced Program yang terkait dengan pelaksanaan program Penghidupan;
 Menjalankan dan melaksanakan Program tambahan di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka dengan menggunakan pedoman dan buku petunjuk yang
tersedia;
 Mengawasi dan mengkoordinasi semua personil Program tambahan dalam staf wilayah mereka (tim Korkot dan fasilitator);
 Berkoordinasi dengan erat dan intensif dengan Askot terkait program tambahan dan tim spesialis lain di OSP;
 Mengawasi dan membantu Korkot dan tim fasilitator selama persiapan dan sosialisasi program tambahan untuk menjamin efektifitas dan eksistensi termasuk
memberikan semua dukungan untuk mereka untuk menjamin kesiapan sebelum pelaksanaan program tambahan.
 Memantau, mengawasi dan membantu tim korkot dan fasilitator selama implementasi program tambahan secara berkala;
 Mengevaluasi kinerja dan pencapaian implementasi program tambahan, mengkaji ulang dan mengusulkan peningkatan termasuk merevisi pedoman
sebagaimana perlu,
 Menjamin akurasi data kinerja implementasi program tambaha dilaporkan dalam MIS.
 Tugas-tugas lain sebagaimana yang ditetapkan oleh PMU/Satker.
Komposisi personil Program Nasional Lain akan disesuaikan bergantung pada jumlah Lokasi Program Tambahan dan akan ditentukan oleh PMU/PIU.

No Posisi Yang Diusulkan Tugas Utama


1 Sub-Prof Water and 1. Membantu Spesialis Infrastruktur dalam hal :
Sanitation Engineer  Pencapaian target indikator kinerja (KPI) terkait dengan kegiatan infrastruktur
 Penyusunan maupun review DED yang disusun oleh masyarakat, termasuk rencana anggaran biaya
 Memastikan persyaratan-persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial telah terpenuhi sebelum dilakukan konstruksi;
 Proses pengadaan barang dan jasa (lelang) infrastruktur di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan
 Menyusun dan memantau rencana operasi dan pemeliharaan infrastruktur tingkat kota dan kelurahan
 Melakukan pemantauan selama proses konstruksi/pembangunan infrastruktur
 Melakukan penilaian kualitas dan sertifikasi infrastruktur tingkat kabupaten/kota dan kelurahan
 Melakukan verifikasi dan validasi data infrastruktur untuk MIS
 Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis Infrastruktur;
2 Sub Prof Safeguard 1. Membantu Spesialis Pengamanan Lingkungan dalam hal:
Environment  Memastikan persyaratan-persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial telah terpenuhi sebelum dilakukan konstruksi
 Melakukan kegiatan uji petik
 Melakukan verifikasi dan validasi data pengamanan lingkungan untuk MIS

14
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

 Membuat laporan berkala


 • Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis Pengamanan Lingkungan;
3 Sub Prof Livelihood 2. Membantu Spesialis Manajemen Keuangan dan Penghidupan dalam hal:
Specialist  Memantau kegiatan penghidupan berkelanjutan di tingkat kabupaten/kota dan kelurahan
 Memberikan bantuan teknis bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang mendukung kegiatan penghidupan berkelanjutan
 Membantu spesialis dalam mengkaji ulang tindak lanjut audit BPKP dan hasil audit/evaluasi lain untuk NSUP dan program tambahan dan menyusun
laporan setiap tiga bulan sekali untuk PMU, Bank Dunia dan pemangku kepentingan lain yang bersangkutan;
 Melakukan kegiatan uji petik
 Melakukan verifikasi dan validasi data untuk MIS
 Membuat laporan berkala
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis Manajemen Keuangan dan Penghidupan;
4 Sub-Prof for 1. Membantu Spesialis Pemantauan Program dalam hal:
CHU  Memastikan pelaksanaan dan pencapaian tujuan program dan seluruh target indikator kinerja kunci (KPI) dikabupaten/kota dan kelurahan dalam wilayah
kerjanya;
 Memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah untuk membangun dan memelihara struktur pemantauan dan pengendalian (monitoring)
program, serta melakuan pembaruan data secara berkala
 Mengkoordinasikan tim Koordinator Kota dan tim fasilitator dalam wilayah kerjanya dalam melaksanakan pemantauan dan pengendalian program secara
berkala;
 Melaksanakan kendali mutu terhadap konsistensi, kelengkapan dan akurasi seluruh data program KOTAKU
 Mengelola dan memastikan konsistensi data dalam sistem informasi program (MIS/GIS) di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan di wilayah kerjanya
 Melakukan dan memastikan terlaksananya kegiatan uji petik secara berkala (triwulanan) sesuai pedoman yang berlaku, menjamin kelengkapan dan akurasi data,
dan ketepatan waktu penyerahan laporan uji petik
 Memastikan pendokumentasian, kelengkapan dan akurasi data MIS/GIS secara berkala (bulanan, triwulanan, tahunan) di dalam situs program
 Menampilkan hasil status cepat (quick status) kemajuan kegiatan secara berkala dalam situs program
 Mengelola pengaduan dan memantau penyelesaian pengaduan masyarakat sesuai prosedur yang ditetapkan dalam pedoman program dan kebijakan yang
berlaku
 Mengelola dan menanggapi masukan-masukan dari pihak-pihak pemangku kepentingan yang terkait dengan perbaikan program, termasuk audit keuangan
dan pemantauan kualitas kegiatan
 Menyusun dan menyerahkan laporan program secara rutin dan tepat waktu
 Melaksanakan tugas-tugas lain terkait penanganan kumuh, sebagaimana ditetapkan oleh PMU/PIU, Satker/PPK Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota, serta Pokja
PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis Pemantau Program

15
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

5 Sub Prof for Human 1. Membantu Satker Provinsi dan Spesialis Pemantauan Program dalam hal :
Resources Management &  Menjamin kelancaran administrasi kontrak dan pembayaran gaji kepada Koordinator Kota, Asisten Koordinator Kota dan tim Fasilitator dan biaya tetap
Administration lain di wilayah kerja,
 Memberikan rekomendasi mengenai pembayaran atau keterlambatan atau pengurangan pembayaran untuk gaji ini dan biaya tetap di wilayah kerja kepada Ketua
Tim dan Satker Provinsi setempat,
 Mengendalikan HRM & proses administrasi penarikan biaya tetap di wilayah sehingga dilakukan sebagaimana yang disyaratkan untuk memberikan
bantuan masyarakat secara lancar, efektif dan efisien,
 Membantu administrasi kontrak dan pembayaran gaji kepada korkot, askorkot dan fasilitator sehingga dilakukan tepat waktu, lancar, efisien dan sesuai dengan
ketetapan dari PMU;
 Mengendalikan proses administrasi untuk penarikan biaya tetap di wilayah sesuai dengan kebutuhan untuk bantuan masyarakat tepat pada waktunya,
lancar, efektif dan efisien;
 Rutin melaporkan pengembangan dan hambatan terkait HRM dan administrasi kontrak atau pembayaran gaji dan biaya tetap lain kepada Ketua Tim dan Satker
Provinsi;
 Melakukan upaya yang diperlukan untuk menjamin transparansi, akuntabilitas dan pembayaran gaji yang tepat waktu kepada korkot, askorkot dan faskel dan
biaya tetap lain,
 Memberikan bantuan teknis, dukungan dan penguatan kapasitas untuk korkot, askorkot dan faskel di wilayah kerjanya untuk menjamin bahwa mereka mampu
mengimplementasi administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetaplain menurut ketetapan PMU di tingkat pusat,
 Melaksanakan administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetap lain menurut ketetapan PMU di tingkat pusat,
 Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi mengenai implementasi dan hasil HRM dan administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetap lain,
 Melaporkan pengendalian implementasi HRM dan korkot, askorkot dan faskel dalam administrasi kontrak dan pembayaran gaji dan biaya tetap lain
secara rutin setiap bulan sebagaimana yang diverifikasi oleh Ketua Tim kepada Satker Provinsi,
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Spesialis Pemantauan Program dan Satker Provinsi.
6 Sub-Prof for Financial (incl 1. Membantu Satker Provinsi dan Spesialis Pemantauan dalam hal:
SP2D online)  Menjamin kelancaran, pemanfaatan dan pelaporan pembayaran investasi blok,
 Memberikan rekomendasi mengenai pembayaran atau penundaan atau pengurangan pembayaran untuk gaji dan biaya tetap ini di wilayah kerja kepada Ketua
Tim dan Satker Provinsi Setempat;
 Mengendalikan proses administrasi penarikan keuangan di wilayah sebagaimana yang diperlukan untuk masyarakat dan bantuan pemerintah daerah, tepat pada
waktunya, dengan lancar, efektif dan efisien,
 Membantu administrasi kontrak dan pembayaran Investasi Blok kepada Masyarakat dan pemerintah daerah sehingga dilakukan tepat waktu, lancar, efisien
dan sesuai dengan ketetapan dari PMU,
 Secara rutin melaporkan tentang pengembangan dan hambatan terkatir dengan pembayaran dan pemanfaatan Investasi Blok kepada Ketua Tim dan Satker Provinsi,
 Melakukan setiap upaya yang diperlukan untuk menjamin transparansi, akuntabilitas dan pembayaran tepat waktu investasi blok kepada masyarakat dan
pemerintah daerah;
 Memberikan bantuan teknis, dukungan dan penguatan kapasitas untuk korkot, askorkot dan faskel di wilayah kerjanya untuk menjamin bahwa mereka mampu
mengimplementasi pembayaran dan pemanfaatan investasi blok sesuai dengan ketetapan PMU di tingkat pusat,
 Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi implementasi dan hasil pembayaran, pemanfaatan dan pelaporan investasi blok,
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Spesialis Pemantauan Program dan Satker Provinsi.

16
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

7 Sub prof MIS- GIS and 1. Membantu Spesialis MIS-GIS management data dalam hal :
Management Data  Memastikan terpenuhinya jadwal rencana kerja dan aktivitas manajemen data
 Melakukan pelatihan/pembentukan kapasitas mengenai MIS-GIS dan manajemen data untuk tim Korkot dan fasilitator,
 Melakukan sosialisasi dan pembentukan kapasitas MIS-GIS dan manajemen data untuk pemerintah daerah,
 Menjamin bahwa tim korkot memiliki kapasitas yang memadai untuk mengimplementasi MIS-GIS manual dan manajemen data,
 Memantau dan mengawasi OSP untuk menjamin MIS-GIS dan manajemen data ditangani dengan akurat, lancar dan efektif,
 Mendukung dan membantu personil (tim Fasilitator, Koordinator Kota dan Personil OSP) di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka terkait MIS-
GIS dan manajemen data,
 Melakukan kegiatan uji petik
 Melakukan verifikasi dan validasi data untuk MIS
 Membuat laporan berkala
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis MIS dan Spesialis Pemantau Program
8 Sub Prof Safeguard Social 1. Membantu Spesialis Pengamanan Lingkungan dalam hal:
 Memastikan persyaratan-persyaratan pengamanan sosial telah terpenuhi sebelum dilakukan konstruksi
 Melakukan kegiatan uji petik
 Melakukan verifikasi dan validasi data pengamanan sosial untuk MIS
 Membuat laporan berkala
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan/atau Spesialis Pengamanan Lingkungan;
9 Sub-Prof for Advanced  Mendukung dan membantu Ketua Tim dan Spesialis terkait dalam Tanggung Jawab atas keseluruhan pencapaian Program tambahan serta kinerja
Program seluruh staf terkait dengan implementasi program Penghidupan,
 Melakukan dan mengimplementasi Program tambahan di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka dengan menggunakan pedoman dan manual
yang tersedia,
 Mengawasi dan mengkoordinasi semua personil Program tambahan dalam staf wilayah mereka (tim Korkot dan fasilitator),
 Mengkoordinasi dengan erat dan intensif dengan Askot terkait program tambahan dan tim spesialis lain di OSP
 Mengawasi dan membantu Korkot dan tim fasilitator selama penyiapan dan sosialisasi program tambahan untuk menjamin efektifitas dan konsistensi,
termasuk memberi semua dukungan bagi mereka untuk menjamin kesiapan sebelum implementasi program tambahan,
 Memantau, mengawasi dan membantu tim korkot dan tim fasilitator selama implementasi program tambahan secara berkala.
 Mengevaluasi kinerja dan pencapaian implementasi program tambahan, mengkaji ulang dan mengusulkan peningkatan termasuk merevisi pedoman sebagaimana
perlu.
 Menjamin akurasi data kinerja program tambahan dilaporkan dalam MIS.
 Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Tim dan Spesialis yang terkait.

Susunan personil Program Tambahan Lain akan disesuaikan bergantung pada jumlah Lokasi Program Tambahan dan akan ditentukan oleh PMU/PIU.

17
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1.4 Indikator Kinerja Utama (KPI) Program Kotaku


1.4.1 Indikator Kinejra Utama (KPI) Program Kotaku (Nasional)
Landasan dan indikator kinerja pelaksanaan program utama Program KOTAKU sebagai
berikut :

Tabel 1 2 KPI KOTAKU


NO. INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021

INDIKATOR HASIL

Masyarakat di kawasan kumuh yang mendapat


1 290.319 1.166.669 1.975.079 2.221.842 2.468.713
perbaikan/ peningkatan pembangunan infrastruktur

Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan


2 66.582 267.564 452.965 509.558 566.175
akses air bersih

Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan


3 39.471 158.615 268.524 302.072 335.636
akses sanitasi layak

Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan


4 91.964 368.565 625.644 703.811 782.012
akses jalan sepanjang waktu dalam radius 500 m

Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan


5 139.864 562.056 951.516 1.070.397 1.189.330
pembangunan persampahan

Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan


6 89.886 361.215 611.509 687.910 764.344
pembangunan draenase

7 Luas kawasan permukiman kumuh yang tertangani 1.785 7.172 12.141 12141 12.141

Persentase masyarakat yang tinggal dikawasan


8 kumuh merasa puas terhadap kualitas dan 60% 60% 70% 80% 80%
pelayanan pembangunan infrastruktur perkotaan

Persentase pengaduan masyarakat tertangani dan


9 80% 80% 90% 90% 90%
selesai

Pokja PKP tingkat Kab/Kota dan Provinsi terbentuk


10 30% 60% 70% 80% 90%
dan berfungsi

11 Jumlah penerima manfaat langsung program 313.839 1.261.185 2.135.088 2.401.842 2.688.713

12 Jumlah penerima manfaat perempuan program 125.535 504.474 854.035 960.737 1.067.485

INDIKATOR HASIL ANTARA :

Komponen-1 : Pengembangan Kelembagaan dan Kebijakan

1 Pokja PKP tingkat nasional terbentuk dan berfungsi Ya

Tersedianya database/Profil kawasan permukiman


2 Ya
kumuh

Komponen-2 : Dukungan Perencanaan Terintegrasi dan Penguatan Kapasitas Bagi Pemda Dan Masyarakat

Persentase pemda yang telah menyelesaikan


1 dokumen SIAP/RP2KP-KP dan telah disyahkan 30% 60% 70% 80% 90%
oleh Bupati/Walikota

18
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

NO. INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021

Persenatse kelurahan yang telah menyelesaikan


2 dokumen RPLP dan telah dikonsolidasikan kedalam 50% 70% 80% 90% 90%
dokumen SIAP/RP2KP-KP

Komponen-3 : Insfrastruktur Perkotaan dan Pelayanan di Kota Prioritas

Jumlah kota yang telah menyelesaikan 80%


pembangunan infrastruktur primer dan sekunder
1 20% 30% 35% 40%
dan pelayanan yang terhubung dengan kawasan
kumuh

Jumlah kelurahan yang telah menyelesaikan 90%


2 pembangunan infrastruktur tersier dan pelayanan di 305 1.226 2.075 2.335 2.594
kawasan kumuh

Persentase infrastruktur dan pelayanan yang


3 B0% 80% 90% 90% 90%
dibangun berkualitas baik

Persentase infrastruktur yang dibangun berfungsi


4 70% 70% 70% 70% 70%
baik

Komponen-4 : Dukungan pelaksanaan dan Bantuan Teknis

Persentase pemda yang memiliki struktur


1 monitoring dan mengembangkan sistem informasi 20% 30% 50%, 60% 70%
pelaksanaan proyek secara teratur

Persentase kelurahan yang telah melaksanakan


2 80% 80% 90% 90% 90%
audit keuangan tahunan

1.4.2 Target Indikator Kinerja Utama (KPI) di Tingkat OSP

Tabel 1 3 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


No INDIKATOR HASIL (PDO Indicator SATUAN TA.2017 TA.2018 TA.2019 TA.2020 TA.2021

1 Masyarakat di kawasan kumuh yang mendapat Orang 44.440 133.751 263.168 372.533 438.151
perbaikan/peningkatan pembangunan infrastruktur
2 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 3.742 11.069 22.162 31.371 36.897
akses air bersih

3 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 5.614 16.604 33.242 47.057 55.345
akses sanitasi layak
4 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 17.308 51.195 102.497 145.092 170.648
akses jalan sepanjang waktu dalam radius 500 m
5 Masyarakat yang mendapat perbaikabn/peningjkatan Orang 7.017 20.755 41.553 58.821 69.182
pembangunan persampahan
6 Masyarakat yang mendapat perbaikan/peningkatan Orang 16.840 49.811 99.727 141.170 166.036
pembangunan draenase
7 Luas kawasan permukiman kumuh yang tertangani ha 104,60 390,50 697,32 697,32 697,32

8 Persentase masyarakat yang tinggal dikawasan kumuh % 60% 70% 80% 85% 90%
merasa puas terhadap kualitas dan pelayanan
pembangunan infrastruktur perkotaan
9 Persentase pengaduan masyarakat tertangani dan % 30% 70% 90% 90% 90%
selesai
10 Pokja PKP tingkat Kab/Kota dan Provinsi terbentuk dan % 30% 70% 80% 90% 90%
berfungsi
11 Jumlah penerima manfaat langsung program Orang 45.376 138.364 276.727 380.375 447.375
12 Jumlah penerima manfaat perempuan program Orang 24.957 76.100 152.200 209.206 246.056

19
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1. Komponen-1 : Pengembangan Kelembagaan dan


Kebijakan
1.2 Pokja PKP tingkat nasional terbentuk dan berfungsi Ya/tdk
1.2 Tersedianya database/Profil kawasan permukiman Ya/tdk Ya Ya Ya Ya Ya
kumuh
2. Komponen-2 : Dukungan perencanaan terintegrasi
and Penguatan kapasitas bagi pemda dan masyarakat
2.1 Persenatse pemda yang telah menyelesaikan dokumen % 30% 70% 90% 90% 90%
SIAP/RP2KP-KP dan telah disyahkan oleh
Bupati/Walikota
2.2 Persenatse kelurahan yang telah menyelesaikan % 50% 80% 90% 90% 90%
dokumen RPLP dan telah dikonsolidasikan kedalam
dokumen SIAP/RP2KP-KP
3. Komponen-3 : Insfrastruktur Perkotaan dan
pelayanan di Kota Prioritas
3.1 Jumlah kota yang telah menyelesaikan 80% Kota 0 2 3 3 3
pembangunan infrastruktur primer dan sekunder dan
pelayanan yang terhubung dengan kawasan kumuh
3.2 Jumlah kelurahan yang telah menyelesaikan 90% Kel 80 87 108 120 135
pembangunan infrastruktur tersier dan pelayanan di
kawasan kumuh
3.3 Persentase infrastruktur dan pelayanan yang dibangun % 90% 95% 95% 95% 95%
berkualitas baik
3.4 Persentase infrastruktur yang dibangun berfungsi baik % 90% 95% 85% 85% 80%
4. Komponen-4 : Dukungan pelaksanaan dan Bantuan
Teknis
4.1 Persentase pemda yang memiliki struktur monitoring dan % 40% 70% 90% 90% 90%
mengembangkan sistem informasi pelaksanaan proyek
secara teratur
4.2 Persentase kelurahan yang telah melaksanakan audit % 85% 90% 95% 95% 95%
keuangan tahunan

1.5 Alur Penulisan Inception Report


Alur bahasan dalam penulisan laporan pendahuluan ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1 6 Alur Penulisan Inception Report

 Pendahuluan
Mendiskripsikan tentang dasar hokum, tujuan dan
target capaian program
 Kondisi Awal
Mendiskripsikan kondisi awal lokasi penugasan
 Target & Capaian Program
Mendiskripsikan capaian dan menyusun target yang
akan di capai
 Strategi operasional
Mendiskripsikan cara dalam mencapai target capaian
program
 Rencana Kerja
Mendiskripsikan sistematika dan tahapan dalam
mencapai target program
 Kesimpulan & saran
Mendiskripsikan hal-hal yang prioritas dan segera untuk
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan program

20
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab II
Kondisi Awal

2.1 Gambaran Umum Lokasi dan Karakteristik Wilayah Dampingan OSP


Pada tahun 2018, sesuai kontrak kerja Manajemen telah ditetapkan jumlah lokasi sasaran Program
KOTAKU di wilayah OSP-5 Provinsi NTB berada di 6 Kabupaten/ Kota yang tersebar di 23
Kecamatan dan 219 Kelurahan/ Desa. Dimana 74 Kelurahan merupakan lokasi peningkatan
kualitas permukiman dan 145 merupakan lokasi pecegahan1.

Tabel 2 1 Tipe Lokasi dampingan Program KOTAKU

Berikut ini adalah gambaran terkait sebaran lokasi dampingan di Provinsi Nusa Tenggara Barat:

Gambar 2 1 Peta Lokasi Dampingan OSP-5 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Lokasi KOTAKU Nusa Tenggara Barat

Lombok
Kota Mataram Lombok Barat Lombok Timur Sumbawa Kota Bima
Tengah

2
6 Kecamatan 2 Kecamatan 6 Kecamatan 2 Kecamatan 5 Kecamatan
Kecamatan
50
22 Kel/Desa 26 Kel/Desa 67 Kel/Desa 16 Kel/Desa 38 Kelurahan
Kelurahan
25 Lokasi 6 Lokasi 6 Lokasi 16 Lokasi 4 Lokasi 17 Lokasi
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
25 Lokasi 16 Lokasi 20 Lokasi 51 Lokasi 12 Lokasi 21 Lokasi
Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan

1Keputusan Dirjen Cipta Karya, Nomor :110/KPTS/DC/2016 tanggal 2 Agustus 2016 tentang Penetapan Lokasi Program
Kota Tanpa Kumuh

21
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

2.1.1 Lokasi Peningkatan Kualitas dan Pencegahan Permukiman Kumuh


Berdasarkan penetapan lokasi
Program Kota Tanpa Kumuh
terdapat 219 Desa yang terdiri dari
74 desa/kelurahan sebagai lokasi
peningkatan kualitas permukiman
kumuh dengan Luas kumuh Flag-1
697, 32 Ha, dan 145 Lokasi
Pencegahan yang terdiri dari 48
Desa/ Kelurahan Lokasi Flag-2 dan
97 Kel/ desa Non Flag dengan luas kumuh 478,79 Ha di Lokasi Flag-2 dan 3.516, 6 ha
di di Lokasi Non Flag yang tersebar di 6 Kota/ Kabupaten. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut:

Tabel 2 2 Jumlah Lokasi Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh dan Lokasi Pencegahan
LOKASI LOKASI PENCEGAHAN
PENINGKATAN
JML
No NAMA_KAB Flag-1 Luas Flag-2 Luas Non Flag Luas
KEL
(Desa/ Kumuh (Desa/ Kumuh (Kel/desa) Kumuh
Kel) (Ha) Kel) (Ha)
1 LOMBOK BARAT 22 6 69,48 - - 16 475

2 LOMBOK TENGAH 26 6 49,63 - - 20 235,7

3 LOMBOK TIMUR 67 16 235,70 14 87,76 37 2.354,74

4 SUMBAWA 16 4 22,94 4 63,79 8 22,94

5 KOTA MATARAM 50 25 260,09 25 281,67 0 0

6 KOTA BIMA 38 17 59,48 5 45,57 16 428,22

Total 219 74 697,32 48 478,79 97 3.516,6


Sumber: Daftar Lokasi Kotaku 2018

2.1.2 Karakteristik/ Profil Penanganan Skala Kawasan


Adapun jumlah penanganan skala Kawasan di
Provinsi NTB teridentifikasi 13 Skala Kawasan
yang terdiri dari 3 Kota Kabupaten dengan Luas
wilayah Kawasan 412,13 Ha.
Data jumlah Cluster Kawasan dapat
bertambah sesuai dengan review dokumen
penanganan kumuh masing-masing kota/
kabupaten. Khususnya NTB masih terdapat 3
Kota/ Kabupaten lainnya yang belum
teridentifikasi clustering penanganan skala Kota/
Karakteristik/Tipologi
Kabupaten
Kawasan yaitu Kabupaten Lombok Tengah,
Lombok
Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Timur
Pusat Perkotaan
Sumbawa. Adapun Karakteristik/Tipologi di Permukiman Padat,
Bima
Provinsi NTB memiliki Tipologi yang berbeda- Dataran, DAS, Pesisir
beda dengan karakteristik sebagain besar yaitu Daerah Pesisir, DAS,
Mataram
Pusat perdagangan

22
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

memiliki karakteristik Kumuh di daerah aliran Sungai, Pesisir dan Pusat Perkotaan. Secara
Detail profil penanganan skala Kawasan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2 3 Profil Lokasi Penanganan Skala Kawasan/ Kota Prov. NTB
Luas
Nama
kumuh Nama Desa/ kelurahan Luas Tipologi Konsep Pengembangan
No Kota/ Nama Kawasan
Skala Terdampak Kumuh Kawasan Kawasan
Kabupaten
Kawasan
1 Lombok 170,04 1 Kawasan Pancor, Dengan, Dengan 68,07 Perkotaan Kawasan Pusat Perkotaan
Timur Pusat Timur, Majidi, Sekarteja, – Selong Mendukung
Perkotaan Rakam, Kelayu Jorong, Pemerintahan dan
Selong-1 Kembang Sari, Selong, Pendidikan
Sandubaya

2 Kawasan Kelayu Utara dan Kelayu 33,29 Perkotaan Kawasan Pusat Perkotaan
Pusat Selatan, – Selong Mendukung
Perkotaan Pemerintahan dan
Selong-2 Pendidikan
3 Kawasan Masbagik Selatan 19,6 Perkotaan Kawasan Pusat Perkotaan
Pusat dan Masbagik Timur – Masbagik Mendukung
Perkotaan - Perdagangan dan Jasa
Masbagik Kawasan pendukung
penataan perkotaan
4 Kawasan Rumbuk, Kabar, Songa, 44,23 Perkotaan Kawasan pendukung
pendukung Keselet, Rumbuk Timur penataan perkotaan
Perkotaan -
Sakra
2 Kota Bima 107,04 1 Kota Baru Panaraga, Rontu, 19,22 Permukiman Pengembangan Potensi
Rabangodu Utara, Padat Usaha Makanan
Rabadompu Barat Dataran Tradisional sebagai
DAS kekuatan ekonomi
berkelanjutan (livelihood
2 Karara Magameci, manggonao, 16,36 DAS, Pusat Kereasi dan
Sambinae, santi Dataran, Pengembangan Ekonomi
permukiman
Padat
3 Dana Taraha Dara, Paruga, tanjung, 30,87 Permukiman Waterfront City
Melayu Padat, DAS,
Tepi Laut
4 Ule Jatiwangi, kolo 22,76 Perbukitan, Waterfront City
tepi Laut
5 Ranggo Nae, Sarae 17,83 Permukiman Pengembangan Ekonomi
Padat, DAS
3 Kota 144,17 1 Kawasan Ampenan Tengah, 41,75 Pesisir Kawasan Pesisir
Mataram Pesisir Bintaro, Banjar, Ampenan Mendukung Konsep
Ampenan Selatan Ampenan Sunset Road

2 Kawasan DAS Dasan Agung Baru, Karang 69,21 Daerah Kawasan DAS Mendukung
jangkuk Baru, Gomong, tanjung Aliran Sungai Konsep Jangkuk
Karang Permai, Banjar, Civilitizition/
Monjok Barat, Kebon Sari mengembalikan kefungsi
semula.
3 Kawasan DAS Kekalik Jaya, Tanjung 22,37 Daerah wasan DAS Mendukung
Ancar Karang Permai Aliran Sungai Konsep Ancar Upgrading /
peningkatan Kali Ancar

23
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Luas
Nama
kumuh Nama Desa/ kelurahan Luas Tipologi Konsep Pengembangan
No Kota/ Nama Kawasan
Skala Terdampak Kumuh Kawasan Kawasan
Kabupaten
Kawasan
4 Kawasan Cakranegara Barat 10,84 Pusat Kawasan Perdaganagan
perdagangan Perdagangan Cakranegara mendukung
Cakranegara Konsep Kota Perdagangan
dan Bisnis

Dari Tipologi dan karakteristik diatas terdapat beberapa kebutuhan yang mendasari perencanaan
kawasan pada Tahun 2019 termasuk di dalamnya yaitu kebutuhan safeguard lingkungan dan safeguard
sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2 4 Karakteristik Kumuh dan Konsep Penangan Serta Kebutuhan Sefeguard

Kota/ Luas Kebutuhan


Kawasan Tipologi Karakteristik Kumuh Konsep
Kabupaten Kumuh Safeguard
Lombok Kota 68,07 Pusat - Tidak terpeliharanya Kawasan Pusat Safeguard
Timur Selong Perkotaan drainase Perkotaan – Selong Lingkungan:
- Persampahan baik sarana Mendukung UKL-UPL
dan prasarana maupun Pemerintahan dan Safeguard Sosial:
sistem Pendidikan WTP
- Aksesibilitas jaringan jalan
- Rawan Banjir Bah
- Alirah bahan Rombakan
Bima Kota 19,22 Permukiman - Lokasi sering etrjadi Pengembangan Safeguard
Baru Padat, bencana Banjir Potensi Usaha Lingkungan:
Dataran, DAS, - Masih kurangnya akses Makanan Tradisional UKL-UPL
Pesisir jaringan jalan lingkungan sebagai kekuatan Safeguard Sosial:
baik dari kualitas jaringan ekonomi WTP
jalan maupun Cakupan berkelanjutan
jaringan jalan (livelihood
- Kondisi saluran drainase
yang buruk (Baik dasi segi
Kualitas saluran, maupun
konektifiats saluran
draianase)
Mataram DAS 69,21 Daerah - Drainase lingkungan tidak Kawasan DAS Safeguard
Jangkuk Pesisir, DAS, terhubung dengan Mendukung Konsep Lingkungan:
Pusat drainase primer Jangkuk Civilitizition/ UKL-UPL
perdagangan - Tempat pembuangan mengembalikan Safeguard Sosial:
sampah kefungsi semula WTP
- akses jaringan jalan
terputus
- Banjir

2.1.3 Karakteristik/ Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan


Berdasaran Karakteristik penanganan kumuh skala lingkungan di Provinsi NTB memiliki penanganan
kumuh dengan 3 karakteristik penanganan yaitu Lokasi kumuh Flag-1 yang terdapat di 74 Desa/
kelurahan yang ditetapkan sebagai lokasi ‘PAD’ dan Flag-2 merupakan lokasi Kumuh Non ‘PAD’.
Untuk lebih jelasnya Profil penangaann skala lingkungan pada loaksi Kumuh Flag-1 dapat dilihat pada
table berikut:

24
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 5 Profil Persentase Peermasalahan Kumuh di Lokasi Flag-1


Kota/ Kabupaten MATARAM LOBAR LOTENG LOTIM SUMBAWA BIMA Kondisi Akhir
1. Kondisi Bangunan Gedung 21% 27% 28% 13% 13% 19% 20%
2. Kondisi Jalan Lingkungan 12% 14% 15% 0% 0% 5% 8%
3. Kondisi Penyediaan Air Minum 27% 59% 21% 67% 15% 32% 37%
4. Kondisi Drainase Lingkungan 21% 11% 18% 13% 19% 18% 17%
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah 9% 20% 0% 0% 0% 15% 7%
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan 9% 33% 51% 94% 40% 77% 51%
7. Kondisi Proteksi Kebakaran 35% 50% 0% 50% 38% 10% 30%
(Sumber daya: Persentase Kumuh Akhir Provinsi NTB Tahun 2019)

Tabel 2 6 Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan


Luas Capaian
Karakteristik Permasalah* Konsep Penanganan Kajian
No Nama Kota/ Kab Kumuh Kumuh
Lokasi Flag-1 Safeguard
Flag-1 2018
1 LOMBOK BARAT 69,48 28,38 - Kondisi Penyediaan Air Minum Konsep penaganan: Pola SPPDL
- Kondisi Persampahan Pemugaran
- Kondisi Proteksi Kebakaran dilakukan untuk perbaikan
- Kondisi Bangunan Gedung dan/atau pembangunan
2 LOMBOK TENGAH 49,63 28,3 - Kondisi Persampahan kembali, perumahan
kumuh dan permukiman
3 LOMBOK TIMUR 235,70 9.38 - Kondisi Penyediaan Air Minum
kumuh menjadi
- Kondisi Persampahan
perumahan dan
- Kondisi Proteksi Kebakaran
permukiman yang layak
4 SUMBAWA 22,94 9,4 - Kondisi Persampahan huni, yang meliputi
- Kondisi Proteksi Kebakaran perbaikan dan/atau
5 KOTA MATARAM 260,09 162,17 - Kondisi Penyediaan Air Minum pembangunan bangunan
- Kondisi Proteksi Kebakaran rumah, prasarana, sarana,
6 KOTA BIMA 59,48 45.94 - Kondisi Persampahan dan utilitas umum yang
- Kondisi Penyediaan Air Minum ada didalamnya, sehingga
memenuhi norma dan
standar teknis yang
berlaku
Total 697,32 283,57
* Dengan Indikasi permasalahan (Numerik) lebih besar dari 25%

2.1.4 Karakteristik/Profil Lokasi Pencegahan Kumuh


Lokasi pencegahan kumuh di provinsi NTB di tetapkan sejumlah 145 Desa/ kelurahan2.
Dimana berdasarkan penetapan tersebut terdapat 48 Lokasi Kumuh Flag-2 dan 101 Lokasi
Kumuh Non Flag (lokasi berpotensi kumuh). Seperti disajikan pada sub bab sebelumnya Loaksi
Flag-2 terdapat di 4 Kota/ kabupaten yaitu Kab. Kota Bima , Kota Mataram, Kab Lombok Timur
dan Kab. Sumbawa. Untuk lebih jelasnya Profil penangaann skala lingkungan pada loaksi
Kumuh Flag-2 dapat dilihat pada table berikut:

2
Daftar Lokasi Kotaku Tahun 2017

25
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 7 Profil Persentase Permasalahan Kumuh di Lokasi Flag-2


Kota/ Kabupaten MATARAM LOTIM SUMBAWA BIMA Kondisi Akhir
1. Kondisi Bangunan Gedung 21% 28% 21% 15% 21%
2. Kondisi Jalan Lingkungan 14% 26% 15% 8% 16%
3. Kondisi Penyediaan Air Minum 9% 46% 22% 13% 22%
4. Kondisi Drainase Lingkungan 15% 26% 16% 9% 17%
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah 3% 23% 12% 13% 12%
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan 7% 90% 67% 93% 64%
7. Kondisi Proteksi Kebakaran 58% 57% 41% 10% 41%
(Sumber daya: Persentase Kumuh Akhir Provinsi NTB Tahun 2019)

Tabel 2 8 Profil Penanganan Kumuh Skala Lingkungan


No Nama Kota/ Kab Luas Capaian Karakteristik Permasalah* Konsep Penanganan Kajian
Kumuh Pengurangan Lokasi Flag-2 Safeguard
Flag-2 Kumuh
2018
1 LOMBOK TIMUR 87,76 - Proteksi Pemadam Kebakaran Dilihat Secara Umum SPPDL
- Kondisi Persampahan Permasalahan terbesar
- Jalan Lingkungan ada pada:
- Pengelolaan Air Limbah Kondisi Persampahan dan
- Kondisi Penyediaan Air Minum Proteksi Kebakaran
- Kondisi Bangunan Gedung
2 SUMBAWA 63,79 - Proteksi Pemadam Kebakaran Konsep Penanganan:
- Kondisi Persampahan Revitalisi dan Preservasi
3 KOTA MATARAM 281,67 47,26 - Proteksi Pemadam Kebakaran (Pemeliharaan dan
Pengendalian)
4 KOTA BIMA 45,57 - Kondisi Persampahan
Total 478,79 47,26
* Dengan Indikasi permasalahan (Numerik) lebih besar dari 25%

2.2 Status Dokumen Perencanaan


Adapun status Dokumen perencanaan terbagi menjadi 2 yaitu status Dokumen di tingkat Kota/
Kabupaten yang disebut Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kawasan Perkotaan (RP2KPKP/ MP)dan Dokumen ditingkat Kelurahan/ Desa yang disebut dengan
Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP). Untuk lebih jelasnya status
Dokumen perencanaan di Provinsi NTB dapat dilihat pada sub bab berikut:

2.2.1 Status Dokumen Perencanaan Skala Kawasan (RP2KPKP/MP)


Dilihat dari status progres dokumen perencanaan terdapat 3 Kota/ Kabupaten yang telah
memiliki bentuk dokumen dalam bentuk Soft File dan Hard Copy yaitu Kota Mataram,
Kota Bima dan Kab. Lombok Timur. Progres tersebut sejalan dengan arahan kegiatan
Skala Kawasan pada Tahun 2019 yang direncanakan pada kota/kabupaten tersebut.
Untuk mengendalikan kegiatan skala kawasan tersebut dilakukan koordinasi dan
konsultasi secara kontinu di tingkat Pokja PKP dan pemerintah daerah dan Pusat. Secara
detail capaian progres kesiapan perencanaan Skala kawasan dapat dilihat pada table
berikut:

26
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 9 Status Progres Dokumen Perencanan


Status Progres Bentuk Dokumen Yang
Nama Kota / Jumlah Perencanaan Dokumen Disahkan
No
Kabupaten Dokumen Tidak Soft Hard
Ada Sudah Belum
Ada File Copy
1 KOTA MATARAM 1 1 0 1 1 0 1
2 KAB. LOMBOK BARAT 1 1 0 0 0 0 1
KAB. LOMBOK
3 1 1 0 0 0 0 1
TENGAH
4 KOTA BIMA 1 1 0 1 1 1 0
5 KAB. LOMBOK TIMUR 1 1 0 1 1 0 1
6 KAB. SUMBAWA 1 1 0 0 0 0 1
TOTAL 6 6 0 3 3 1 5

Tabel 2 10 Status Kesiapan Bahan Paparan Skala Kawasan

Lanjutan-1

27
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 11 Rencana Usulan Skala Kawasan


Usulan Kegiatan skala kawasan Lombok Timur ( Kawasan selong)
Rencana
NO Jenis Kegiatan Lokasi Volume Satuan
Anggaran Biaya
1 Drainase Pancor- Majidi 1890 m 5.362.367.000
2 Jalan Hotmix Sandubaya - Pancor 940 m 969.900.000
3 Drainase Pancor- Majidi 122 m 299.067.000
4 Drainase Sandubaya 2774 m 1.319.814.187
5 Jaringan Perpipaan (Air Sandubaya - Pancor 8010 m 2.232.672.000
Minum)
Jumlah 10.183.820.187

Usulan skala Kawasan Kota Mataram ( Kawasan DAS Sungai Jangkok )


Rencana
NO Jenis Kegiatan Lokasi Volume Satuan
Anggaran Biaya
1 Jalan Paving Dasanagung Baru 1022,8 m 2.657.790.000
2 Drainase Dasanagung Baru 998 m 346.250.000
3 Jalan Paving Pejeruk 533,87 m 1.110.230.000
4 Drainase Pejeruk 533,87 m 268.850.000
5 Jembatan Pejeruk 8 m 342.250.000
Jumlah 4.725.370.000

Usulan skala Kawasan Kota Bima ( Kawasan Kota Baru)


NO Jenis Kegiatan Lokasi Volume Satuan Rencana
Anggaran Biaya
1 Saluran berbentuk U Rontu 1466 m 835.935.140
Tipe DS - 1A; DS-1A2
2 Jalan Paving Rontu 1300 m 1.901.425.159
3 Jalan Hotmix Rontu 2442,99 m 1.270.138.070
Jumlah 4.007.498.369
Sumber Data : Rencana Usulan kegiatan Skala Kawasan/ Draf Pembahasan awal

28
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

2.2.2 Status Perencanaan Dokumen Skala Lingkungan (RPLP)


Status Progres Review Dokumen Perencanaan di Provinsi NTB yaitu Sejumlah 70% atau
153 Kelurahan/ Desa memiliki
status telah melaksankan Review
dengan Persentase Dokumen yang
telah disahkan sejumlah 39% atau
85 Kel/Desa. Sedangkan RPLP
Terkonsolidasi pada Status QS yaitu
11% sementara di data SIM baru QS Input
5%. Anatra QS dan pengimputan SIM
Data SIM masih mengalami RPLP Terkonsolidasi 11% 5%
perbedaan. Begitujuga dengan RPLP Pengesahan 39% 5%
kondisi status progress
perencanaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2 12 Status Penyusunan Dokumen RPLP


Status Progres Bentuk Dokumen Yang
Jumlah Perencanaan Dokumen Disahkan
No Nama Kota / Kabupaten
Dampingan Tidak Soft Hard
Ada Sudah Belum
Ada File Copy
1 KOTA MATARAM 50 50 0 50 46 46 4
2 KAB. LOMBOK BARAT 22 6 16 6 0 0 22
3 KAB. LOMBOK TENGAH 26 11 15 11 0 0 26
4 KOTA BIMA 38 38 0 38 23 23 15
5 KAB. LOMBOK TIMUR 67 48 19 48 48 16 51

6 KAB. SUMBAWA 16 0 16 0 0 0 0

TOTAL 219 153 66 153 117 85 118

Tabel 2 13 Quick Status (QS) Kualitas Penyusunan Dokumen RPLP

Sumber Data: QS RPLP Tgl 02 Januari 2019

29
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 14 Input SIM Penyusunan Dokumen RPLP

Sumber Data: Status SIM Tgl 02 Januari 2019

2.3 Status Kelembagaan


Berdasarkan status kelembagaan pokja PKP telah etrbentuk di semua Kota/Kabupaten di
Provinsi NTB dengan aktifitas kelembagaan aktif dengan status kinerja PKP berfungsi di 4 Kota/
Kabupaten dan 2 Kota/Kabupaten tidak berfungsi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
berikut:

Tabel 2 15 Status dan Kinerja Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan Kota/ Kab
AKTIFITAS
POKJA/LEMBAGA RENCANA KERJA
POKJA PKP
KOTA/KABUPATEN SK LAIN
/NAMA LAIN
TIDAK TIDAK
AKTIF ADA
AKTIF ADA
MATARAM POKJA PKP SK Walikota 1 1
no.734/VI/2017
LOMBOK BARAT POKJA PKP SK Bupati tahun 2015 1 1
LOMBOK TENGAH POKJA PKP SK Bupati No. 313 tahun 1 1
2015
LOMBOK TIMUR POKJA PKP SK Bupati No. 1 1
188.45/278/PD tahun 2018
SUMBAWA POKJA PKP SK Bupati tahun 2015 1 1
BIMA POKJA PKP SK Walikota Bima 1 1
no.71/2018
NTB 6 0 6 0
Sumber : SIM Online 11 Januari 2019

30
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 16 Status dan Kinerja Kelembagaan Pokja PKP Provinsi dan Kota/ Kab

KINERJA POKJA PKP KOTA/KAB


POKJA KOTA /
NO KAB/KOTA
KAB. TERBENTUK TIDAK KURANG
BERFUNGSI
BERFUNGSI BERFUNGSI
1 Mataram Sudah Terbentuk 0 1
2 Lombok Barat Sudah Terbentuk 0 1 0
3 Lombok Tengah Sudah Terbentuk 0 1
4 Lombok Timur Sudah Terbentuk 0 1
5 Sumbawa Sudah Terbentuk 0 1 0
6 Bima Sudah Terbentuk 0 1
NTB 0 2 4

2.3.1 Status dan Kinerja Kelembagaan BKM


Penilaian Kelembagaan BKM menggunakan metode IDF (Institution Development
Framework) dimana penilaiannya dilakukan sendiri oleh anggota BKM. Untuk melihat
hasil penilaian kelembagaan BKM di wilayah dampingan OSP-5 NTB pada tahun 2018
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 17 Kondisi Kelembagaan BKM Tahun 2018


KATEGORI PERKEMBANGAN BKM
JML KEL/
NO. KOTA/KAB Menuju
DESA Awal Berdaya Mandiri
Madani
1 MATARAM 50 0 2 45 3
2 LOMBOK BARAT 22 0 13 9 0
3 LOMBOK TENGAH 26 0 4 22 0
4 LOMBOK TIMUR 67 0 0 55 12
5 SUMBAWA 16 0 0 16 0
6 BIMA 38 1 0 37 0
NTB 219 1 19 184 15
Sumber; sim online 3 januari 2019
Berdasarkan capaian diatas, dapat dilihat bahwa prosentase kemandirian BKM dengan
status “Mandiri” mencapai 84% dan
tahapan BKM “ Menuju Madani”
mencapai 8%, tahapan “Berdaya”
mencapai 9% dan tahapan “awal “
mencapai 0,46%.
Masih adanya Kinerja BKM yang
memiliki status Berdaya dan Awal
karena pada saat pemilihan ulang
BKM,anggota BKM yang terpilih adalah baru dan belum memahami pengisian instrument
IDF yang ada.

31
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

2.4 Status Livelihood Masyarakat


Salah satu kajian yang dikaji didalam penyusunan Dokumen RPLP yaitu kajian analisis ekonomi
Livelihood yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan
perekonomiannya secara mandiri, sehingga dapat dipertahankan keberlanjutan dari kegiatan
pengelolaan kualitas lingkungan paska pembangunan.Dengan adanya pembangunan ekonomi ini
diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu/pengetahun, pengalaman, kesempatan, dan
peluang dalam melakukan kegiatan usaha yang dapat berdampak pada peningkatan
perekonomiannya secara mandiri sesuai dengan kreasi dan inovasi masing-masing. Kajian
Ekonomi livelihood dituangkan dalam sebuah Rencana Kegiatan livelihood baik di Lokasi
peningkatan maupun dilokasi pencegahan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Sub bab
berikut :

2.4.1 Lokasi Delinasi Kumuh


Berdasarkan Quick status penyusunan dokumen RPLP untuk lokasi Kumuh/ Lokasi
Peningkatan status proges penyusunan sudah mencapa 64%, untuk lebih jelasnya status
progress masing-masing kota/ kab dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2 18 Lokasi Delineasi Kumuh

NO KOTA/KAB JML KEL/DESA Rencana Livelihood Capaian Progres


1 LOMBOK BARAT 6 4 67%
2 LOMBOK TENGAH 6 6 100%
3 LOMBOK TIMUR 16 16 100%
4 SUMBAWA 4 0 0%
5 KOTA MATARAM 25 5 20%
6 KOTA BIMA 17 17 100%
NTB 74 53 64%
Sumber Data: Status QS

2.4.2 Lokasi Non Delinasi Kumuh (Pencegahan)


Selain di lokasi peningkatan juga Ekonomi livelihood juga direncanakan di lokasi
Pencegahan, untuk adapun status progress QS penyusunan rencana livelihood yaitu
sebesar 32%.

32
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 19 Quick Status (QS) Penyusunan Dokumen Livelihood

NO KOTA/KAB JML KEL/DESA Rencana Livelihood Capaian Progres

1 LOMBOK BARAT 16 0 0%
2 LOMBOK TENGAH 20 1 5%
3 LOMBOK TIMUR 51 28 55%
4 SUMBAWA 12 0 0%
5 KOTA MATARAM 25 8 32%
6 KOTA BIMA 21 21 100 %
NTB 145 83 32%
2.5 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Kekumuhan
2.5.1 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Delinasi Kumuh Skala Kawasan
Berdasarkan permasalahan kekumuhan skala kawasan sebagaian besar indikasi
permasalahan yaitu pada indicator kumuh Persampahan, Ketersediaan air minum ,
Draianse lingkugan dan kondisi proteksi kebakaran. Pada penanganan kawasan tidak
selalu melihat indicator yang ada pada delinasi tapi lebih pada kompleksitas
permasalahan sehingga penanganan harus terpadu dan terintegrasi untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2 20 Kondisi 7 Aspek 19 Kriteria Deliansi Kumuh Skala Lingkungan

2.5.2 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Delinasi Kumuh Skala Lingkungan
Dilihat dari data Numerik akhir, indikasi permasalahan utama di NTB (1) 49 % Kondisi
persampahan dimana permasalahan terberat persampahan berada di Kabupaten
Lombok Timur dan Bima dengan indikasi permasalahan diatas > 75% . Sedangkan
permasalahan ke (2) 32% Kondisi pelayanan dengan indikasi permasalahan >25% di Kota

33
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur dan Kota Bima. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2 21 Kondisi 7 Aspek 19 Kriteria Deliansi Kumuh Skala Lingkungan

Grafik 2 1 Grafik Parameter Kekumuhan di Provinsi NTB

2.5.3 Status Kondisi 7 Aspek dan 19 Kriteria Kekumuhan Lokasi Pencegahan


Sedangkan dilokasi Pencegahan Numerik akhir, indikasi permasalahan utama di
NTB (1) 67 % Kondisi persampahan dimana permasalahan tersebut berada di 5
Kota/ Kabupaten, kecuali di Kota Mataram . permasalahan selanjutnya yaitu (2)
41% permasalahan Kondisi proteksi kebakaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table berikut:

34
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 2 22 Kondisi 7 Aspek 19 Kriteria Deliansi Kumuh Lokasi Pencegahan

Grafik 2 2 Grafik Parameter Kekumuhan di Lokasi Pencegahan Provinsi NTB

35
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab III
Target Dan Capaian Program
3.1. Target dan Capaian Pengurangan permukiman kumuh (Ha)
Mengacu pada target pengurangan kumuh nasional, Provinsi Nusa Tenggara Barat di awal tahun
2018 menetapkan target kumulatif sebesar 390,50 hektar, dari target tersebut setelah
dilakukan perhitungan capaian sampai dengan akhir tahun 2018 capaian pengurangan kumuh
sebesar 283,57 hektar, terdapat gap sebesar 106,93 hektar dari target detail target dan capaian
kumuh sebagai berikut

Tabel 3 1 Target Capaian Kumuh


NO Kota/Kabupaten Jumlah Luas Pengurangan Kumuh s/d Sisa
Lokasi Kumuh 2018 Kumuh
Kumuh Target Capaian % (Ha)
Capaian
1 Lombok Barat 6 69,48 38,91 28,38 66% 41,1
2 Lombok Tengah 6 49,63 27,79 28,3 93% 21,33
3 Lombok Timur 16 235,7 131,99 9,38 6% 226,32
4 Sumbawa 4 22,94 12,85 9,4 67% 13,54
5 Mataram 25 260,09 145,65 162,17 101% 97,92
6 Bima 17 59,48 33,31 45,94 126% 13,54
NTB 74 697,32 390,50 283,57 66% 413,75

Grafik 3 1 Target dan pengurangan kumuh Grafik 3 2 Target VS Capaian tahun 2018

Target dan capaian pengurangan Target vs capaian tahun 2018


kumuh
NTB
Bima
Mataram target
Sumbawa 34% capaian
Lombok… 66%
Lombok…
Lombok…
Capaian Target Luas Kumuh

Berdasarkan table diatas Pengurangan Kumuh di propinsi NTB adalah sebesar 283,57 Ha dari
target yang ditetapkan sebesar 390,50 Ha atau 66% dari target yang ditetapkan. Hal ini karena;
1. Variabel capaian pada aspek pemadam kebakaran dimana variable Jalan yang memiliki
kondisi layak dengan lebar >1,5 meter dan variable pemenuhan ketersediaan akses air
minum (Sumur gali, hidran umum) mendukung pengurangan kumuh
2. Variabel pada aspek Persampahan dimana variable Jalan yang memiliki kondisi layak
dengan lebar >1,5 meter mendukung pengurangan kumuh Intervensi pada Jenis kegiatan

36
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

yang menjadi Masalah prioritas di baseline sangat memberikan kontribusi terhadap


pengurangan luasan kumuh

3.2. Target dan Capaian Pencegahan permukiman kumuh


3.2.1. Target Pengurangan Kumuh lokasi pencegahan
Berdasarkan Target Nasional yang telah ada, Propinsi Nusa Tengara Barat
menetapkan target pengurangan kumuh di lokasi pencegahan tahun 2017 sampai
dengan tahun 2020, sebagai berikut:

Tabel 3 2 Target Pengurangan kumuh


No Kota/Kabuapten Jumlah Lokasi Jumlah Lokasi KUMUH TARGET PENGURANGAN KUMUH
dampingan Pencegahan AWAL

2017 2018 2019 2020


1 Mataram 50 25 281,67 42,25 157,74 281,67 281,67
2 Lombok barat 22 0 0 0 0 0 0
3 Lombok Tengah 26 0 0 0 0 0 0
4 Lombok Timur 67 14 87,76 13,16 49,15 87,76 87,76
5 Sumbawa 16 4 63,79 9,57 35,72 63,79 63,79
6 Bima 38 5 45,57 6,84 25,52 45,57 45,57
NTB 219 48 478,79 71,82 268,12 478,79 478,79

3.2.2. Capaian pengurangan Kumuh Lokasi pencegahan


Berdasarkan target pengurangan kumuh nasional, Provinsi Nusa Tenggara Barat di
awal tahun 2018 menetapkan target kumulatif sebesar 268,12 hektar, dari target
tersebut setelah dilakukan perhitungan capaian sampai dengan akhir tahun 2018
capaian pengurangan kumuh sebesar 47,26 hektar, terdapat gap sebesar 220,86
hektar dari target atau 82%. detail target dan capaian kumuh sebagai berikut :

Tabel 3 3 Target dan Capaian kumuh


No Kota/Kabupaten Jumlah Luas Pengurangan Kumuh s/d 2018 Sisa
Lokasi Kumuh Target Capaian % Kumuh
Pencegahan Capaian (ha)
1 Mataram 25 281,67 157,74 47,26 30% 234,41
2 Lombok barat 0 0 0,00 0 0% 0
3 Lombok Tengah 0 0 0,00 0 0% 0
4 Lombok Timur 14 87,76 49,15 0 0% 87,76
5 Sumbawa 4 63,79 35,72 0 0% 63,79
6 Bima 5 45,57 25,52 0 0% 45,57
NTB 48 478,79 268,12 47,26 18% 431,53

37
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Grafik 3 3 Target dan capaian kumuh lokasi pencegahan

Permasalahan Umum di Lokasi Pencegahan untuk Propinsi Nusa Tenggara Barat


adalah Kondisi pengelolaan persampahan dengan bobot sebesar 67%, Kemudian
Kondisi Proteksi Kebakaran dengan bobot 41%, Kondisi penyediaan air minum
sebesar 22%, Kondisi Drainase Lingkungan 16%, dan Kondisi jalan
lingkungan,penyediaan air Limbah masing-masing 15% dan 12%, Untuk lebih
jelasnya permasalahan pada Lokasi Pencegahan propinsi Nusa Tenggara Barat dapat
dilihat pada table berikut;

Tabel 3 4 Permasalahan Permukiman kumuh lokasi Pencegahan Provinsi NTB


INDIKATOR KEKUMUHAN MATARAM KOTA SUMBAWA LOTIM RERATA INTERVENSI
BIMA KONDISI
PROSENTASE KONDISI AKHIR PERMASALAHAN AKHIR
1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Rata-rata Kondisi Bangunan Gedung 21% 15% 22% 28% 21% 79%
2. Kondisi Jalan Lingkungan
Rata-rata Kondisi Jalan Lingkungan 14% 8% 13% 26% 15% 85%
3. Kondisi Penyediaan Air Minum
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Minum 9% 13% 19% 46% 22% 78%
4. Kondisi Drainase Lingkungan
Rata-rata Kondisi Drainase Lingkungan 15% 9% 15% 26% 16% 84%
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Limbah 3% 13% 8% 23% 12% 88%
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi Pengelolaan Persampahan 7% 93% 76% 90% 67% 33%
7. Kondisi Proteksi Kebakaran
Rata-rata Kondisi Proteksi Kebakaran 58% 10% 41% 57% 41% 59%
TOTAL NILAI 15 20 18 38

Sumber: TA Infra tanggal 11 januari 2019

38
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Grafik 3 4 Prosentase parameter kumuh

Grafik 3 5 Prosentase parameter kumuh

39
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3.3 Target dan capaian KPI Program


Berdasarkan Target nasional dalam pencapaian KPI, Propinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan
Target KPI sampai dengan tahun 2021, detail target dapat dilihat pada table berikut

Tabel 3 5 Target KPI OSP5 - NTB


NO INDIKATOR HASIL (PDO Indicator) SATUAN TA.2017 TA.2018 TA.2019 TA.2020 TA.2021
1 Masyarakat di kawasan kumuh yang
Orang 44.440 133.751 263.168 372.533 438.151
mendapat perbaikan/peningkatan
pembangunan infrastruktur
2 Masyarakat yang mendapat
Orang 3.742 11.069 22.162 31.371 36.897
perbaikan/peningkatan akses air bersih

Masyarakat yang mendapat


Orang 5.614 16.604 33.242 47.057 55.345
perbaikan/peningkatan akses sanitasi
layak
4 Masyarakat yang mendapat
Orang 17.308 51.195 102.497 145.092 170.648
perbaikan/peningkatan akses jalan
sepanjang waktu dalam radius 500 m
5 Masyarakat yang mendapat
Orang 7.017 20.755 41.553 58.821 69.182
perbaikabn/peningjkatan pembangunan
persampahan
6 Masyarakat yang mendapat
Orang 16.840 49.811 99.727 141.170 166.036
perbaikan/peningkatan pembangunan
draenase
7 Luas kawasan permukiman kumuh yang
ha 104,60 390,50 697,32 697,32 697,32
tertangani

8 Persentase masyarakat yang tinggal


%
dikawasan kumuh merasa puas
terhadap kualitas dan pelayanan
pembangunan infrastruktur perkotaan
9 Persentase pengaduan masyarakat
% 30% 70% 90% 90% 90%
tertangani dan selesai

10 Pokja PKP tingkat Kab/Kota dan Provinsi


% 30% 70% 80% 90% 90%
terbentuk dan berfungsi

11 Jumlah penerima manfaat langsung


Orang 45.376 138.364 276.727 380.375 447.375
program
12 Jumlah penerima manfaat perempuan
Orang 24.957 76.100 152.200 209.206 246.056
program
1. Komponen-1 : Pengembangan
Kelembagaan dan Kebijakan
1.2 Pokja PKP tingkat nasional terbentuk
Ya/tdk
dan berfungsi
NO Indikator Hasil (POD Indicator)
Satuan TA.2017 TA.2018 TA.2019 TA.2020 TA.2021
1.2 Tersedianya database/Profil kawasan
Ya/tdk Ya Ya Ya Ya Ya
permukiman kumuh

2. Komponen-2 : Dukungan
perencanaan terintegrasi and
Penguatan kapasitas bagi pemda dan
masyarakat

40
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

NO INDIKATOR HASIL (PDO Indicator) SATUAN TA.2017 TA.2018 TA.2019 TA.2020 TA.2021
2.1 Persenatse pemda yang telah
% 30% 70% 90% 90% 90%
menyelesaikan dokumen SIAP/RP2KP-
KP dan telah disyahkan oleh
Bupati/Walikota
2.2 Persenatse kelurahan yang telah
% 50% 80% 90% 90% 90%
menyelesaikan dokumen RPLP dan
telah dikonsolidasikan kedalam
dokumen SIAP/RP2KP-KP
3. Komponen-3 : Insfrastruktur
Perkotaan dan pelayanan di Kota
Prioritas
3.1 Jumlah kota yang telah menyelesaikan
Kota 0 2 3 3 3
80% pembangunan infrastruktur primer
dan sekunder dan pelayanan yang
terhubung dengan kawasan kumuh
3.2 Jumlah kelurahan yang telah
Kel 80 87 108 120 135
menyelesaikan 90% pembangunan
infrastruktur tersier dan pelayanan di
kawasan kumuh
3.3 Persentase infrastruktur dan pelayanan
% 90% 95% 95% 95% 95%
yang dibangun berkualitas baik

3.4 Persentase infrastruktur yang dibangun


% 90% 95% 85% 85% 80%
berfungsi baik

4. Komponen-4 : Dukungan
pelaksanaan dan Bantuan Teknis
4.1 Persentase pemda yang memiliki
% 40% 70% 90% 90% 90%
struktur monitoring dan
mengembangkan sistem informasi
pelaksanaan proyek secara teratur
4.2 Persentase kelurahan yang telah
% 85% 90% 95% 95% 95%
melaksanakan audit keuangan tahunan

Permasalahan Umum di Lokasi Pencegahan untuk Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kondisi
pengelolaan persampahan dengan bobot sebesar 67%, Kemudian Kondisi Proteksi Kebakaran
dengan bobot 41%, Kondisi penyediaan air minum sebesar 22%, Kondisi Drainase Lingkungan
16%, dan Kondisi jalan lingkungan,penyediaan air Limbah masing-masing 15% dan 12%, Untuk
lebih jelasnya permasalahan pada Lokasi Pencegahan propinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat
pada table berikut;

Tabel 3 6 Permasalahan Permukiman kumuh lokasi Pencegahan Provinsi NTB


INDIKATOR KEKUMUHAN MATARAM KOTA SUMBAWA LOTIM RERATA INTERVENSI
BIMA KONDISI
PROSENTASE KONDISI AKHIR PERMASALAHAN AKHIR
1. KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Rata-rata Kondisi Bangunan Gedung 21% 15% 22% 28% 21% 79%
2. Kondisi Jalan Lingkungan
Rata-rata Kondisi Jalan Lingkungan 14% 8% 13% 26% 15% 85%
3. Kondisi Penyediaan Air Minum
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Minum 9% 13% 19% 46% 22% 78%

41
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

INDIKATOR KEKUMUHAN MATARAM KOTA SUMBAWA LOTIM RERATA INTERVENSI


BIMA KONDISI
PROSENTASE KONDISI AKHIR PERMASALAHAN AKHIR
4. Kondisi Drainase Lingkungan
Rata-rata Kondisi Drainase Lingkungan 15% 9% 15% 26% 16% 84%
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Limbah 3% 13% 8% 23% 12% 88%
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi Pengelolaan Persampahan 7% 93% 76% 90% 67% 33%
7. Kondisi Proteksi Kebakaran
Rata-rata Kondisi Proteksi Kebakaran 58% 10% 41% 57% 41% 59%
TOTAL NILAI 15 20 18 38
Sumber: TA Infra tanggal 11 januari 2019

Grafik 3.5 Prosentase parameter kumuh Prov. NTB Tahun 2018

42
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 3 7 Capaian KPI tahun 2018


Kab/Kota Masyarakat merasakan perbaikan pembangunan infrastruktur (jiwa)
Target 2018 Capaian 2018 Perempuan % Perempuan % Capaian

KAB. LOMBOK BARAT 9.247 6.357 3.176 50% 69%

KAB. LOMBOK 11.592 8.145 4.128 51% 70%


TENGAH

KOTA MATARAM 49.866 31.452 15.784 50% 63%

KOTA BIMA 21.850 21.988 12.167 55% 101%

KAB. LOMBOK TIMUR 33.379 20.846 10.779 52% 62%

KAB. SUMBAWA 7.818 6.222 3.148 51% 80%

Total 133.752 95.010 49.182 52% 71%

Grafik 3 6 Capaian KPI Perbaikan Infrastruktur

Capaian KPI Perbaikan Infra Struktur

101%
69% 70% 80% 71%
63% 62%

KAB. LOMBOK KAB. LOMBOK KOTA MATARAM KOTA BIMA KAB. LOMBOK KAB. SUMBAWA Total
BARAT TENGAH TIMUR

Tabel 3 8 Capaian Penerima Manfaat


Wilayah Air Bersih Sanitasi Jalan Persampahan Drainase
Lingkungan

Total Penerima Total Penerima Total Total Total


Manfaat Manfaat Penerima Penerima Penerima
Manfaat Manfaat Manfaat
KAB. LOMBOK BARAT - 1.093 2.064 - 3.200
KAB. LOMBOK TENGAH 389 - 2.753 178 4.825
KOTA MATARAM - 4.785 13.300 - 13.367
KOTA BIMA 263 681 7.404 - 12.641
KAB. LOMBOK TIMUR 22 4.308 7.915 - 8.601
KAB. SUMBAWA - 824 2.272 2.139 987
Total 674 11.691 35.708 2.317 43.621

43
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Grafik 3 7 Persentase Capaian Penerima Manfaat

% Pilihan Kegiatan

46%
38%

12%
1% 2%
Air Bersih Sanitasi Jalan Lingkungan Persampahan Drainase

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa kegiatan infrastruktur yang di laksanakan memiliki
kontribusi terhadap total jumlah penerima manfaat, dari 5 jenis kegiatan utama infrasturktur,
perbaikan kondisi drainase memiliki jumlah penerima manfaat yang paling besar yaitu sejumlah
43.621 jiwa atau 46%, berikutnya kegiatan perbaikan kondisi jalan lingkungan memiliki jumlah
penerima manfaat sebesar 35.708 jiwa atau 38%, disusul dengan kegiatan sanitasi/penyediaan
air limbah dengan jumlah penerima manfaat sebesar 11.691 jiwa atau 12%, kemudian kegiatan
pengelolaan persampahan dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 2.317 jiwa atau 2% dan
yang paling rendah adalah kegiatan penyediaan air minum dengan total jumlah penerima
manfaat sebanyak 674 jiwa atau 1%.

Untuk lebih detailnya capaian masing-masing indikator KPI dapat di lihat pada table berikut;

Tabel 3 9 Capaian KPI NTB tahun 2018


No Indikator Satuan Data Awal Target Komulatif Commulative Target Values)
(Measure of (Baseline) 2018
Unit)
TARGET Realisasi
INDIKATOR HASIL (PDO Indicators) Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Masyarakat dikawasan kumuh yang Orang 465.294 133,751


mendapat perbaikan/peningkatan (Persons) 95.010 48.470 46.540
pembangunan infrastruktur (People provided
improved infrstructure)
2 Masyarakat yang mendapat Orang 50.051 11,069
perbaikan/peningkatan air bersih -Dipilah laki (Persons) 674 335 339
perempuan (People provided improved water
sources)
3 Masyarakat yang mendapat Orang 33.101 16,604
perbaikan/peningkatan sanitasi layak -dipilah (Persons) 11.691 7.860 3.831
laki perempuan (People provided with
improved sanitation)
4 Masyarakat yang mendapat Orang 165.539
peningkatan/perbaikan akses jalan sepanjang (Persons) 51,195 35.708 17.369 18.339
waktu dalamm radius 500 m ->Dipilah laki
perempuan (People provided with acces to
oil season road within 500 meter range)
5 Masyarakat yang mendapat Orang 109.645
perbaikan/peningkatan persampahan - (Persons) 20,755 2.317 1.139 1.178
>Dipilah laki perempuan (People provided
with regular solid waste collection)

44
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

No Target Komulatif Commulative Target Values)


Satuan
Data Awal 2018
Indikator (Measure of
(Baseline)
Unit) TARGET Realisasi
6 Masyarakat yang mendapat Orang 165.539
perbaikan/peningkatan drainase ->Dipilah (Persons) 49,811 43.621 20.768 22.853
laki perempuan (People provided with
improved drainage)
7 Luas kawasan permukiman kumuh yang Ha 697.32 107 284.78
tertangani (Slum area allevated)
8 Persentase masyarakat yang tinggal % 80% 80% 50%
dikawasan kumuh merasa puas terhadap
kualitas dan pelayanan pembangunan
infrastruktur perkotaan (persentage of slum
dweller who are satisfied with the quality of
urban infrastructure services)
9 Persantase pengaduan masyarakat tertangani % 90% 80% 100%
dan selesai (percentage of complaint
resolved)
10 Pokja PKP tingkat kab/Kota dan provinsi % 90% 30% 100%
terbentuk dan berfungsi (Establihsment of
functional tas force for slum allevation at
local level)
11 Jumlah penerima manfaat langsung program Orang 557.075 138,364 95.010
(Direct project beneficiaries ) core (Persons)
12 Jumlah penerima manfaat perempuan Orang 278.538 24.957 48.182
program (Female beneficiaries ) core (Persons)
INDIKATOR HASIL ANTARA (Intermediate Result Indicators)

1. Komponen-1 : Pengembangan kelembagaan dan kebijakan


(Institutional and Policy Depelopment)

1.1 Pokja PKP tingkat Nasional terbentuk dan berfungsi Ya (Yes) 0


(Establishment of functional task force for slum
allevation at national level)
1.2 Tersedianya database/Profil kawasan permukiman Ya (Yes) Ya Ya
kumuh (Establishment of slum inventory
database/profiling)
2. Komponen-2 : Dukungan perencanaan terintegrasi dan
penguatan kapasitas bagi pemda dan masyarakat (Integrate
planning support and capacity building for local government
and communities)
2.1 Persentase Pemda yang telah menyelesaikan dokumen % 0 30% 0%
SIAP/RP2KP dan telah disyahkan oleh Bupati/Walikota
(Percentage of local government that have completed
slum improvement action plan (SIAP) wich have
approved by Bupati/Walikota
2.2 Persentase kelurahan yang telah menyelesaikan % 0 50% 100%
dokumen RPLP dan telah dikonsolidasikan kedalam
dokumen SIAP/RP2KP-KP (Percentage of kelurahan
wich have community action plan( CSP) that have been
consolidated with SIAP/RP2KP-KP)
3, Komponen-3 : Infrastruktur Perkotaan dan pelayanan di
Kota prioritas (Urban infrastructure and service in selected
cities)
3.1 Jumlah kota yang telah menyelesaikan 80% Kota (Cities) 6 0 0%
pembangunan infrastruktur primer dan sekunder dan
pelayanan yang terhubung dengan kawasan kumuh
(Number of cities which have completed 80% of
primary and secondary infrastructure works and
service connected to slum areas)
3.2 Jumlah kelurahan yang telah menyelesaikan 90% Kelurahan 74 80% 59%
pembangunan infrastruktur tersier dan pelayanan di
kawasan kumuh (Number of kelurahan that have
completed 90% of tertiary infrastructure works and
service implemented in slum areas)
3.3 Persentase infrastruktur dan pelayanan yang dibangun % 0 90% 98.49
berkualitas baik (Percentage of good quality of %
infrastructure and service)

45
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

No Target Komulatif Commulative Target Values)


Satuan
Data Awal 2018
Indikator (Measure of
(Baseline)
Unit) TARGET Realisasi
3.4 Persentase infrastruktur yang dibangun berfungsi baik % 0 90% 100%
(Percentage of infrastructure built that is fully
functioning)
4, Komponen-4 : Dukungan Pelaksanaan dan bantuan teknis
(Implementation support and technical assistance)

4.1 Persentase Pemda yang memiliki struktur minitoring % 0 40% 0%


dan pengembangan sistem informasi pelaksanaan
proyek secara teratur (Percentage of local government
that have a project monitoring structure and provide
regular information on project implementation)

4.2 Persentase kelurahan yang telah melaksanakan audit % 0 85% 95%


keuangan tahunan (Percentage of kelurahan with
completed annual finalcial audit)
Sumber; Sim online tanggal 5 Januari 2019

Target dan Capaian KPI masing-masing Kota/kabupaten


Berdasarkan Target KPI Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2017- 2012, maka ditetapkan
Target untuk masing-masing Kota/kabuapten. Target dan capaian masing-masing
kota/kabupaten dapat dilihat pada Lampiran. (Terlampir)

3.4. Target dan Capaian Kolaborasi Program


Berdasarkan Target yang ditetapkan pada kegiatan Kolaborasi, untuk tahun 2018 capaian
propinsi Nusa tenggara Barat terjadi gap sebesar Rp. 273.489.461.300 di lokasi peningkatan
dan Rp 58.104.850.300 dengan total gap sebesar Rp 331.594.311.600 atau sebesar 91%. Hal
ini disebabkan kegiatan Kolaborasi tidak dapat dilaksanakan secara optimal karena Force Major
(Bencana Gempa). Untuk lebih detailnya capaian kolaborasi dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 3 10 Capaian Kolaborasi


KABUPATEN/KOTA TARGET CAPAIAN

Tahun 2018 Tahun 2018 Total Tahun 2018


(Rp)
Peningkatan Kualitas Pencegahan Peningkatan Kualitas Pencegahan Total
(Rp) Keterangan

Ha Rp Kel/ Rp Rp Rp
Desa

KOTA BIMA 59,48 23.792.000.000 21 12.600.000.000 36.392.000.000 5.438.538.700 28.895.149.700 34.333.688.400

KOTA MATARAM 260,09 104.036.000.000 25 15.000.000.000 119.036.000.000 0 0 Force Mayor


(Bencana
Gempa)

KAB. LOMBOK TENGAH 49,63 19.852.000.000 20 12.000.000.000 31.852.000.000 0 0 Force Mayor


(Bencana
Gempa)

KAB. SUMBAWA 22,94 9.176.000.000 12 7.200.000.000 16.376.000.000 0 0 Force Mayor


(Bencana
Gempa)

KAB. LOMBOK TIMUR 235,7 94.280.000.000 51 30.600.000.000 124.880.000.000 0 0 Force Mayor


(Bencana
Gempa)

KAB. LOMBOK BARAT 69,48 27.792.000.000 16 9.600.000.000 37.392.000.000 0 0 Force Mayor


(Bencana
Gempa)

JUMLAH 697 278.928.000.000 145 87.000.000.000 365.928.000.000 5.438.538.700 28.895.149.700 34.333.688.400


Sumber; TA FIC KMP tanggal 5 desember 2019

46
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3.5. Target dan Capaian Kegiatan CB (Sosialisasi & Pelatihan)


Berdasarkan PAGU PKM tahun 2018 sebesar Rp 2.016.000.000 yang terdiri dari PAGU lokasi
penanganan sebesar Rp 740.000.000 dan PAGU untuk Pencegahan sebesar Rp 1.276.000.
Dana Masuk ke rekening BKM (Penyerapan) di lokasi peningkatan sebesar Rp 740.000.000
atau 100%, sedangkan untuk lokasi Pencegahan dana yang masuk kerekening BKM
(Penyerapan) sebesar Rp 1.258.400.000 atau 99% karena 2 kelurahan di Kota Mataram belum
menyerap dana PKM. Pemanfaatan dana PKM sebesar Rp 439.470.000 atau 18% dari total
pemanfaatan. Ini disebabkan karena dana PKM tidak dapat dimanfaatkan secara optimal
karena penundaan lokasi terdampak bencana.

Tabel 3 11 Target dan Capaian CB


NO KOTA/KAB DESA/KEL PAGU PKM 2018
PAGU TOTAL PENANGANAN (@10.000.000) PENCEGAHAN (@8.800.000)
DESA/KEL DANA DESA/KEL DANA
1 MATARAM 50 25 25 220.000.000
470.000.000 250.000.000
2 LOMBOK BARAT 22 6 16 140.800.000
200.800.000 60.000.000
3 LOMBOK TENGAH 26 6 20 176.000.000
236.000.000 60.000.000
4 LOMBOK TIMUR 67 16 51 448.800.000
608.800.000 160.000.000
5 SUMBAWA 16 4 12 105.600.000
145.600.000 40.000.000
6 BIMA 38 17 21 184.800.000
354.800.000 170.000.000
TOTAL NTB 219 74 145 1.276.000.000
2.016.000.000 740.000.000

Tabel 3 12 Pagu, Realisasi dan Pemanfaatan PKM


NO KOTA/KAB DESA/ PAGU PKM REALISASI PKM 2018 PEMANFAATAN PKM 2018
KEL 2018
PAGU TOTAL PENANGANAN PENCEGAHAN TOTAL PENANGANAN PENCEGAHAN
TOTAL REALISASI PEMANFAATA
DESA/ DANA DESA DANA N DESA DANA DES DANA
KEL /KEL /KEL A/K
EL
1 MATARAM 50 470.000.00 452.400.000 25 250.000.000 23 202.400.000 3.200.000 1 800.000 3 2.400.000
0
2 LOMBOK 22 200.800.00 200.800.000 6 60.000.000 16 140.800.000 0 0 0 0 0
BARAT 0
3 LOMBOK 26 236.000.00 236.000.000 6 60.000.000 20 176.000.000 24.500.000 0 0 11 24.500.000
TENGAH 0
4 LOMBOK 67 608.800.00 608.800.000 16 160.000.000 51 448.800.000 56.970.000 13 47.875.000 2 9.095.000
TIMUR 0
5 SUMBAWA 16 145.600.00 145.600.000 4 40.000.000 12 105.600.000 0 0 0 0 0
0
6 BIMA 38 354.800.00 354.800.000 17 170.000.000 21 184.800.000 354.800.000 17 170.000.000 21 184.800.000
0
TOTAL NTB 219 2.016.000. 1.998.400.000 74 740.000.000 143 1.258.400.000 439.470.000 31 218.675.000 37 220.795.000
000
Sumber data:sim Online PKM 3 Januari 2019

47
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Grafik 3 8 Profil PKM NTB 2018

Grafik 3 9 Realisasi Dana PKM

Grafik 3 10 Grafik Realisasi dan Pemanfaatan PKM

48
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3.6. Target dan Capaian Penyerapan dan Pemanfaatan BDI TA. 2018
Berdasarkan PAGU BDI tahun 2018 sebesar Rp 68.700.000.000 yang dialokasikan untuk 3
Kota/kabupaten yang mampu diserap sebesar Rp 56.245.000.000 atau 82% dan dimanfaatkan
sebesar Rp 29.050.000.000 atau 52%. Ini disebabkan karena dana BDI tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal karena penundaan lokasi terdampak bencana.

Tabel 3 13 Profil BDI tahun 2018 Propinsi Nusa Tenggara Barat


NO KOTA/KAB JUMLAH BDI 2018 KETERANGAN
KEL/DESA
PAGU REALISASI BDI DI BDI DI HOLD
MANFAATKAN

1 LOMBOK 15 0 CAIR 70% STATUS PENUNDAAN


TIMUR 17.350.000.000 12.145.000.000 12.145.000.000
2 KOTA 30 PEMANFAATAN DI 3
MATARAM 24.100.000.000 16.850.000.000 1.800.000.000 15.050.000.000 KELURAHAN
3 KOTA BIMA 28
27.250.000.000 27.250.000.000 27.250.000.000 -
TOTAL NTB 73
68.700.000.000 56.245.000.000 29.050.000.000 27.195.000.000

49
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3.7. Target dan capaian Padat Karya TA. 2018


Pada target Penyerapan Padat Karya Tahun 2018 terjadi gap sebesar Rp 12.455.000.000
dari PAGU dan Gap Pemanfaatan sebesar Rp 27.195.000.000 terhadap Realisasi (dana
cair ke BKM). Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 3 14 Target dan capaian Padat Karya

ALOKASI PEMANFAATAN REALISASI


NO KOTA/KAB PENYERAPAN
PADAT KARYA KSM HOK

1 LOMBOK TIMUR 17,350,000,000 12,145,000,000 - 0


KOTA
2 MATARAM 24,100,000,000 16,850,000,000 1,800,000,000 5,400

3 KOTA BIMA 27,250,000,000 27,250,000,000 27,250,000,000 81,750

NTB 68,700,000,000 56,245,000,000 29,050,000,000 87,150


Sumber: emon padat Karya tanggal 20 desember 2018

Capaian penyerapan dan pemanfaatan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan
karena BDI Kota Mataram hanya 3 kelurahan yang dapat melaksanakan kegiatan, 2
kelurahan tidak dapat dicairkan karena ketidak tersediaan DIPA Satker PIP Kota Mataram
(DIPA revisi 1).dan 25 Kelurahan hanya dapat diserap untuk termin 1 (70%)karena ada
hold. Untuk kabupaten Lombok timur di 15 kelurahan BDI 2018 hanya mampu menyerap
termin 1 (70%) karena di hold.

Grafik 3 11 Target penyerapan dan pemanfaatan Padat Karya

50
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3.8. Target dan Capaian Rehabilitasi RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) melalui Kolaborasi
Data Rehabilitasi RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) melalui Kolaborasi untuk Propinsi NTB
sejumlah 810 unit rumah yang ada di 3 kota/kabupaten di 22 desa/kelurahan dengan
jumlah RTLH yang sudah ditangani sejumlah 388 unit dan yang belum ditangani sebesar
422 unit. Pembangunan RTLH dilaksanakan oleh dana DAK regular dan BSPS tahun 2017
dan tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 3 15 Target dan capaian Rehabilitasi RTLH


NO KOTA/KABUPAT KELURAHAN/DE JUMLAH RTLH LEMBAGA/P TAHUN
EN SA ROGRAM PENANGAN
AWAL AKHIR PELAKSANA AN
1 Kabupaten 1 Lelede 14 14 DAK reguler 2017
Lombok Barat
2 Dasan Baru 32 32 DAK reguler 2017
3 Rumak 5 5 DAK reguler 2017
4 Banyumulek 73 0 DAK reguler 2017
5 Kediri 56 0 DAK reguler 2017
6 Montong Are 18 0 DAK reguler 2017
7 Jagaraga indah 38 0 DAK reguler 2017
8 ombe baru 54 0 DAK reguler 2017
9 Gelogor 25 0 DAK reguler 2017
2 Kota Mataram 1 Jempong Baru 71 0 BSPS 2017
2 Cakranegara 53 0 BSPS 2018
Barat
3 Cilinaya 47 47 BSPS 2019
4 Mandalika 66 66 BSPS 2020
5 selagalas 58 58 BSPS 2021
3 Sumbawa 1 LEMPEH 20 20 BSPS BELUM
DITANGANI
2 SAMAPUIN 30 30 BSPS BELUM
DITANGANI
3 BRANG BARA 20 20 BSPS BELUM
DITANGANI
4 PEKAT 15 15 BSPS BELUM
DITANGANI
5 SEKETENG 40 40 BSPS BELUM
DITANGANI
6 BUGIS 25 25 BSPS BELUM
DITANGANI
7 UMA SIMA 20 20 BSPS BELUM
DITANGANI
8 BRANG BIJI 30 30 BSPS BELUM
DITANGANI
NTB 810 422

Sumber: TA FIC tanggal 2 April 2017

51
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3.9. Target dan Capaian Best Practice Penanganan & pencegahan permukiman kumuh
Capaian Best Practise Lokasi Penanganan dan Pencegahan permukiman Kumuh untuk BDI
tahun 2018 masih belum optimal karena terjadi penundaan lokasi terdampak bencana.

Dokumentasi Best Practise kegiatan Infrastruktur (terlampir)

52
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab IV
Strategi Operasional Dan Pengendalian

4.1 Strategi Operasional dan Pengendalian kualitas Perencanaan (RP2KPKP/MP dan RPLP)

GAP  GAP persentase Dok. RP2KPKP yang belum disahkan 4 Kota / Kabupaten (60%
dari target KPI)
 GAP Persentase Dok RPLP yang terkonsolidasi dengan Dok RP2KPKP sejumlah
46 Dokumen (GAP: 30% dari Tarket KPI)
Isu Dan  Belum disahkannya dan atau belum ada bukti pengesahan Dokumen RP2KPKP
Permasalahan oleh Bupati/ Walikota.
 Perlu adanya Review Dokumen perencanaan guna menunjang pembangunan
pasca bencana maupun mitigasi bencana.
 Adanya tambahan/ penyusuaian Kawasan terdeliniasi yang telah disepakati pada
Kawasan-kawasan prioritas selanjutnya hal tersebut dikarenakan adanya
kebijakan dan masukan-masukan Pemda terhadap terkoneksinya pembangunan
sebuah kawasan
 Masih minimnya kajian Safeguard dan Livelihood
 Dokumen-dokumen masih terkesan merupakan kebutuhan konsultan
 Saat ini personil kotaku masih diperbantukan di program Rehab Rekonstruksi
pasca bencana dari bulan September 2018 sampai dengan Februari 2019 kecuali
Kota Bima, hal tersebut memberikan GAP yang cukup besar didalam pemenuhan
target KPI.

Target KPI Tabel 4 1 Persentase Target KPI

53
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Tabel 4 2 Persentase Capaian KPI


Capaian KPI

PIC TA Urban Planer

Strategi Kegiatan Utama Target Waktu


Pengendalian
Memastikan  Memastikan, Memfasilitasi dan Kota Mataram, Kota Bima Januari 2019
Disahkannya Dok. mengendalikan Perencanaan Kab.Lombok Timur
RP2KPKP/ MP Kawasan Permukiman di tingkat Kab. Lombok Barat Juli 2019
RP2KPKP Kota/ Kabupaten sesuai dengan Kab. Sumbawa Juli 2020
Target indikator Kinerja Kunci Kab. Lombok tengah
(KPI)
1.1 Memastikan  Memastikan bahwa tim Kota Mataram, Kota Bima Januari 2019
Penyiapan Review Koordinator kota dan fasilitator Kab.Lombok Timur
Dok. RP2KPKP/ memberikan dukungan yang
Kab. Lombok Barat Juli 2019
MP RP2KPKP optimal terhadap pemerintah
Kab. Sumbawa Juli 2020
kabupaten/kota dan
Kab. Lombok tengah
masyarakat

Memantau dan  Mengkoordinasikan Tim GAP 46 Dokumen RPLP Maret 2019


Mengendalikan Koordinator Kota dan Tim terkosnolidasi dengan
Perencanaan Dok Fasilitator dalam Wilayah dokumen Penanganan
RPLP kerjanya untuk melaksanakan Kumuh
terkonsolidasi kegiatan perencanaan sesuai
dengan Dokumen dengan Jadwal rencana kerja
RP2KPKP/ SIAP dan kualitas yang ditetapkan
oleh program
Penyiapan Dok.  pengendalian (Monitoring) 100% Dokumen Tersahkan - Maret 2019
RPLP dengan Kegiatan Perencanaan
Kualitas Dokumen

54
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Baik untuk Lokasi  Memantau realisasi dan


yang di damping kualitas integrasi dan
F.UP dan Minimal pengarusutamaan Manajemen
memadai untuk Resiko Bencana (DRM) kedalam
Lokasi lainnya Kawasan permukiman
 Memastikan Strategi
percepatan target 100-0-100
tercantum di dalam kawasan
permukiman ditingkat
masyarakat dan tingkat kota
 Memastikan Terinputnya Data
SIM

4.2 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kualitas Perencanaan (RP2KPKP/ MP dan RPLP)
GAP  3 Kota Kabupaten
Isu Dan  Masih belum terkoneksinya kegiatan skala kawasan dan lingkungan
Permasalahan  Belum tersedianyamasterplan kegiatan skala Kawasan terkoneksi dengan skala
lingkungan

PIC TA Urban Planer


Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Penyiapan Memastikan, memfasilitasi dan - Kawasan Kota Baru Kota Januari 2019
Rencana Kegiatan mengendalikan: Bima
Kawasan - Skenario Pentahapan kawasan dan - Kawasan Daerah Aliran
sub kawasan Sungai Jangkuk Kota
- Pendetailan lokasi Sub kawasan Mataram
tahun 2019 - Kawasan Kota Selong Kab.
- Pendetailan Lokasi Sub kawasan Lombok Timur
Tahun 2019
- identifikasi kegiatan skala kawasan
dan lingkungan terkonsolidasi

55
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

- Konsep Penataan
Kebencanaan/mitigasi bencana
dan universal akses serta daya
dukung dan daya tampung

Penyiapan - Memastikan tersedianya - Kawasan Kota Baru Kota Februari 2019


Masterplan masterplan kawasan yang Bima
konverhansif beserta Konsep - Kawasan Daerah Aliran
Design Kawasan nya. Sungai Jangkuk Kota
Mataram
- Kawasan Kota Selong
Kabupaten Lombok Timur
Kesiapan Pemda - Adanya jaminan kelayakan - Kota Bima - Maret 2019
untuk Sefguard social- ekonomi- - Kota Mataram, Kab. Lotim - April 2019
perencanaan lingkungan pada kawasan
skala kawasan/ termasuk di dalamnya
kota dokumen pengelolaan dampak
sosial
Kesiapan - Melakukan advokasi agar - Kota Bima - Mei 2019
Dokuemn DED, tersediannya Kesiapan Kota Mataram, Kab. Lotim
RAB , RKS Dokumen RAB dan DED
- Koordinasi Intensif dengan - Kesiapan Dokuemn Lelang - Mei 2019
Pemda, Tim TMC, dan Tim Untuk 3 kota kabupaten
Penyusun DED dan tenaga Ahli Prioritas
terkait

56
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

4.3 Strategi Operasonal dan Pelaksanaan Skala lingkungan (Pencairan dan Pemanfaatan)
GAP - 28 Kelurahan
Isu Dan - 28 Kelurahan Flag 1 belum mendapat alokasi BDI
Permasalahan
Target KPI - Jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan 90% pekerja infratruktur
tersier
- Lokasi Flag 1 di tahun 2019 adalah 17 kelurahan
Capaian KPI 46 telah menyelesaikan kegeiatan infrastruktur tersier (62,16%)

PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Melakukan  Survey terkait Status lahan yang 17 Kelurahan Desember
Penapisan menjadi rencana kegiatan 2018 - januari
Safeguard Di Infrastruktur 2019
usulan tahun
2019
 Memetakan permasalahan lahan 17 Kelurahan Desember
dan melakukan rembug dengan 2018 - januari
warga terdampak 2019
Mengendalikan 17 Kelurahan Desember
penyiapan DED Menyiapan data baseline kumuh 2018
skala lingkungan akhir 2018
17 Kelurahan Desember
Melakukan survey lokasi ( data 2018 - januari
usulan 2019) 2019
Membuat DED dan RAB di lokasi 17 Kelurahan Pebruari-April
2019 2019

Pelaksanaan Pembentukan KSM dan Penyusunan 17 Kelurahan Maret 2019


Kegiatan Proposal
Infrastruktur
Pelatihan KSM dan OJT 17 Kelurahan April 2019

57
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Pelaksanaan Kegiatan infrastruktur 17 Kelurahan Mei 2019-


dan Monitoring (pencairan dan Nopember
pemanfataan) 2019
Laporan - Pendampingan Pertanggung 17 Kelurahan Desember
pertanggung jawaban yang tertib dan akuntable 2019
jawaban

4.4 Strategi Operasional dan Pengendalian Kualitas Pencapaian KPI Program

Tabel 4 3 Strategi Operasional dan Pengendalian Kualitas Capaian KPI


GAP

Isu Dan - Data kolaborasi untuk kegiatan infrastruktur masih sangat minim dan tidak
Permasalahan menjadi perhatian serius untuk dijadkan sebagai data tambahan dalam
pencapaian KPI
- Masih adanya pemda yang belum menjadikan dokumen RP2KPKP/SIAP menjadi
acuan dalam penanganan kumuh di kota/kabupaten
- Kontribusi dan partisipasi pemda (pengambil kebijakan ) dalam perencanaan
dan penyusunan RP2KPKP/SIAP masih rendah

PIC TA MONEV
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian

58
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Memastikan - Memastikan, Memfasilitasi dan Kota Mataram, Kota Bima Januari 2019
Disahkannya Dok. mengendalikan Perencanaan Kab.Lombok Timur
RP2KPKP/ MP Kawasan Permukiman di tingkat
RP2KPKP Kota/ Kabupaten sesuai dengan
Target indicator Kinerja Kunci (KPI)
- Bersama Tim Korkot/Askot
Mandiri melakukan advokasi tentang
pentingnya peran Pokja PKP dalam
mendorong dokumen perencanaan
yang disahkan oleh Bupati/Walikota
dan menjadi rencana kegiatan
ditingkat Kta/Kabupaten.
Memastikan - Memastikan bahwa tim 6 Kota/ Kabupaten April 2019
pelaksanaan Koordinator kota dan fasilitator
kegiatan memberikan dukungan yang
kolaborasi dan optimal terhadap pemerintah
terwujudnya kabupaten/kota dan masyarakat
100% terkait Kolaborasi Program
keterpenuhan air - Bersama Pokja PKP Melakukan
Minum dan 100% Koordinasi terkait kolekting data
sanitasi layak perencanaan anggaran RKA DPA
masing-masing SKPD pada bulan
Januari 2019

4,5 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kualitas Infrastruktur


GAP
Isu Dan  Untuk lokasi dengan hasil layak penyempurnaan berada di lokasi Kota Bima, di
Permasalahan kerenakan ada kegiatan Infrastruktur yang belum selesai waktu disertifikasi dan
ada beberapa masih melakukan perbaikan mutu dari hasil pemeriksaan TP4D
dan Tim Satker
 Kurangnya Pengendalian dari tim pengawas kegiatan dan fasilitator
 Kurangnya pemahaman KSM terkait standart teknis

59
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Target KPI  Persentase infrastruktur dan pelayanan yang dibangun berkualitas baik tahun
2018 = 80%
Capaian KPI  Capian KPI 2017 : 98%
 Capian KPI 2018 : 93,1%

PIC Ta Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Memaksimalkan  Pelatihan KSM dan UPL terkait - 17 kelurahan - April 2019
pelatihan dan OJT Standart teknis per jenis
bagi pelaku kegiatan
 Melakukan OJT terkait - 17 kelurahan - April 2019
perkerjaan yang akan dilakukan
wajib sesuai dengan standart
teknis
KBIK secara  KBIK tim Infra setiap bulan guna - 17 kelurahan - April 2019
berkala meningkatkan pemahaman
program
Melaksanakan  Melaksanakan MP2K bersama - 17 kelurahan - Mei 2019
MP2K KSM, BKM dan Pemanfaat -
untuk mempersiapkan
pelaksanaan kegiatan supaya
mendapat hasil yang
berkualitas dengan asas
keterbukaan
Monitoring dan  Pengawasan pelaksanaan - 17 kelurahan - Mei-
evaluasi kegiatan diwajibkan setiap hari Nopember
dan siapapun berhak untuk 2019
mengawasi pelaksanaan
kegiatan infrastruktur
 Melakukan evaluasi dwi - 17 kelurahan - Mei-
mingguan terkait mutu dan - Nopember
progress mingguan 2019

60
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

4.6 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengamanan efektifitas Sosialisasi dan Pelatihan
GAP  Kegiatan peningkatan kapasitas melalaui PKM 2018 di hold kecuali di Kab. Bima
karena konsentrasi penanganan pasca bencana
 Kegiatan Sosialisasi melalaui PKM 2018 di hold kecuali di Kab. Bima karena
konsentrasi penanganan pasca bencana
 Suport Penguatan kapasitas dan sosialisasi tahun 2018 dari pembiayaan pemda
belum optimal dan belum teranggarkan secara khusus di DIPA/APBD
 Penguatan kapasitas masih terkonstrasi di lokasi penanganan dan sedangkan
issue pencegahan kumuh belum optimal dilakukan dilokasi pencegahan
 Belum adanya penguatan kapasitas dalam bentuk pelatihan maupun sosialisasi
baik yang bersifat struktur maupun non stryktur dalam upaya mitigasi bencana

Isu Dan  Dilevel Pelaku, masyarakat dan Pemerintah Daerah belum menjadikan dokumen
Permasalahan perencanaan sebagai sumber informasi utama dalam menyusun rencana kerja
 Belum optimalnya kelembagaan Pokja PKP dan BKM dalam mengakselerasi dan
mengkoordinasikan sumberdaya dan sumberdana dalam upaya melakukan
penguatan kapasitas dan sosialisasi
 Adanya kebijakan pemda untuk mengkonstrasikan anggaran dalam
berkontribusi pada penanganan pasca bencana
 Perlunya model penguatan kapasitas khususnya berkaitan dengan mitigasi
bencana
PIC TA. FIC
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Mapping dan  Menyusun jenis tematik - Tersusunnya jenis 03-07
menentukan jenis penguatan kapasitas di level tematik dan model Februari 2019
tematik Tim Fasilitator, Tim Korkot,BKM penguatan kapasitas
penguatan dan Pokja PKP tahun 2019 mulai dari
kapasitas dan level Provinsi, Kab/Kota
sosialisasi yang dan Desa/Kelurahan
mendukung khususnya berkaitan
pencapaian dengan mitigasi bencana
program

61
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

 Menyusun jenis tematik - Tersusunnya jenis 06-15


sosialisasi, sasaran dan pilihan tematik sosialisasi 2019 Februari 2019
media yang dipergunakan dan pilihan medianya
mulai dari level Provinsi,
Kab/Kota dan
Desa/Kelurahan
khususnya berkaitan
dengan mitigasi bencana

Mapping Sumber  Bedah kontrak OSP, analisa - Tersusunnya scenario, 06-17


daya pelaksanaan PKM 2019 dan model, jadwal serta Februari 2019
manusia,sumber momentum yang tepat terkait pilihan media dalam
dana, kegiatan Penguatan Kapasitas pelaksanaan
waktu/momentu dan sosialisasi Peningkatan kapasitas
m dalam dan sosialisasi 2018
melakukan
serangkaian  Menyusun dan menetapkan - Terbentuknya tim 06-20
kegiatan Penanggung jawab di setiap kendali yang Februari 2019
penguatan level dalam melakukan kendali bertanggungjawab
kapasitas dan kualitas dan efektifitas mengendalikan kualitas
sosialisasi penguatan kapasitas dan dan efektifitas
sosialisasi penguatan kapasitas dan
sosialisasi mulai dari
unsur pelaku,
masyarakat maupun
Pemda
Melakukan  Melakukan KBIK Tingkat - Terlaksananya KBIK di 06-15
serangkaian Provinsi untuk memastikan dan level Provinsi dan Februari 2019
kegiatan memahamkan model, jenis dan Kab/Kota ( baik dari
penguatas pilihan pelaksanaan penguatan sumberdana kontraktual
kapasitas & kapasitas dan pelatihan maupun swadaya
sosialisasi

62
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

khususnya  Melakukan pelatihan dasar - Terlaksannya pelatihan 01-03


berkaitan dengan fasilitator baru fasilitator baru dari Februari 2019
mitigasi bencana pendanaan DIPA Provinsi
 Melakukan pelatihan lanjutan - Terlaksananya 15 Jan- 30 Des
sesuai koridor Kontrak dan KAK pelatihan/penguatan 2019
yang ditetapkan KMP kapasitas tahun 2019 yang
bersumber dari dana
kontraktual OSP
 Melakukan OJT di setiap awal - Terlaksananya OJT di 15 Jan- 30 Des
siklus kegiatan (persiapan, setiap tahapan siklus 2019 2019
perencanaan, pelaksanaan, di setiap tim fasilitator
monev & keberlanjutan)

 Melakukan coaching Clinik di - Terlaksannya coaching 1-10 Maret


setiap momentum dengan Clinik berbasis keahlian 2019
mengacu pada hasil evaluasi dan kebutuhan serta
dan atau untuk pendalaman bidang kerja di setiap
materi Kab/Kota maupun Tim
Fasilitator
 Melakukan sosialisasi berbasis - Tersosialisasinya Rutin Mulai
hasil perencanaan melalui perencanaan, rencana Maret-
seluruh pilihan media yang ada kerja 2019 (BKM, Pokja Desember
PKP) di setiap level dan di 2019
seluruh jenis media

 Menyusun dan mengupdate - Tersusun dan 15 Februari-


profil Kab/Kota serta terupdatenya profil 10 Maret
Desa/Kelurahan ( sesuai arahan Kab/Kota maupun 2019
dan koridor yang ditetapkan Desa/Kelurahan ( sesuai
KMP) koridor yang ditetapkan)

 Menyusun best Practice secara - Tersusunnya/Ditulisnya, Rutin Mulai


rutin dan menerus ( tematik di laporkan dan Maret-
sesuai siklus program) dipublikasikannya best

63
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

practice secara rutin dan Desember


dengan jumlah 3 tulisan 2019
per Kab/Kota per Siklus
program.

1.1. Melakukan  Fasilitasi pelaksanaan evaluasi - Terlaksananya evaluasi Rutin Mulai


evaluasi atas efektifitas pelaksanaan atas efektifitas kegiatan Maret-
menerus kegiatan penguatan kapasitas penguatan kapasitas dan Desember
atas capaian dan sosialisasi di setiap ivent sosialisasi di setiap ivent 2019
kegiatan dan setiap level
sosialiasi
yang di  Fasilitasi pelaksanaan evaluasi Terlaskananya evaluasi atas Rutin sesuai
padupadank atas pelaksanaan kegiatan efektifitas kegiatan jadwal
an dengan penguatan kapasitas dan penguatan kapasitas dan evaluasi
evaluasi sosialisasi berbasis capaian sosialisasi dengan kinerja
kinerja progres membandingkan dengan kelembagaan
personel, hasil pencapaian/Progres di tahun 2019
capaian kegiatan
progress
kegiatan

4.6 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengamanan Lingkungan dan Sosial (Seafguard)
GAP  28 Kelurahan
Isu Dan  28 Kelurahan Flag 1 belum mendapat alokasi BDI
Permasalahan
Target KPI  Jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan 90% pekerja infratruktur
tersier
 Lokasi Flag 1 di tahun 2019 adalah 17 kelurahan
Capaian KPI  46 kelurahan telah menyelesaikan kegiatan infrastruktur tersier (62,16%)
PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian

64
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Melakukan  Survey terkait Pengaman - 17 Kelurahan Desember


Penapisan lingkungn dan sosial yang 2018 - januari
Safeguard usulan menjadi rencana kegiatan 2019
kegiatan Infrastruktur tahun 2019
Infrastruktur  Memetakan permasalahan - 17 Kelurahan - Januari –
tahun 2019 lahan dan melakukan rembug Pebruari 2019
dengan warga terdampak
 Melakukan analisa terkait - 17 Kelurahan Pebruari-
pemilihan jenis Infrastruktur maret 2019
yang tepat dan murah
Memfasilitasi  Memfasiliasi BKM untuk - 17 Kelurahan - April 2019
Dokumen memperoleh ijin Safeguard
Safeguard Lingkungan dari Dinas
Lingkungan Hidup (SPPL atau
UKL/UPL)
 Memastikan Dokumen - 17 Kelurahan - April 2019
safeguard Sosial (Lahan) selesai
dan tidak ada masalah sebelum
kegiatan dilaksanakan.

4.7Strategi Operasonal dan Pengendalian Kolaborasi


GAP  Capaian kolaborasi di Provinsi NTB adalah 21.50%, artinya terdapat gap 78.50%
atas capaian kolaborasi
 Focus pelaksanaan kolaborasi banyak terkonsentrasi di lokasi no deleniasi
kumuh , dengan perbandingan 11 % di lokasi deliniasi dan 89% berada di lokasi
non deliniasi
 Keterlibatan unsur non pemerintah masih rendah, data menunjukkan Sumber
pendanaan kolaborasi 99,89% bersumber dari dana pemerintah (APBN 27%,
APBD I 37%, APBD II 36%)
 Kobtribusi pendanaan kolaborasi pada penyelesaian issue air bersih dan sanitasi
berkisar 36 % dengan rincian air bersih 14% dan sanitasi 21% , secara akumulatif
kontribusinya masih cukup rendah

65
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

 Penerima manfaat pendanaan kolaborasi masih masih didominasi oleh


masyarakat non MBR, data menunjukkan penerima manfaat dari unsur MBR
adalah 39.9 %.
Isu Dan  Belum optimalnya Kemampuan kelembagaan Pokja PKP dan BKM untuk Belum
Permasalahan optimalnya Kemampuan mengidentifikasi, menganalisa dan melaporkan data-
data kolaborasi
 Belum optimalnya menjadikan hasil perencanaan sebagai dasar pelaksanaan
kolaborasi baik pada aspek kegiatan, lokasi mapun penerima manfaat
 Belum optimalnya Kemampuan mengidentifikasi prioritas dan fokus masalah
yang mengkontribusi pada percepatan pengurangan kumuh
 Gerakan 100-0-100 belum menjadi isue dan gerakan bersama, khususnya pada
pelibatan unsur non pemerintah
 Adanya Kebijakan mengkonstrasikan seluruh sumberdaya dalam berkontribusi
pada kegiatan penanganan pasca bencana Gempa bumi

PIC TA. FIC


Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Menyusun  Identifikasi kembali 100% Terbentuk tim kerja
Performance penanggung jawab fasilitasi dan penanggung jawab
mapping pelaku kerja-kerja kolaborasi di setiap fasilitasi kegiatan kolaborasi
KOTAKU; tingkatan, mulai dari tim ;
Fasiitator, tim Korkot dan Tim - Tingkat Desa/Kelurahan 03-07 Jan
OSP 2019
 Menetapkan penanggung
fasilitasi kegiatan kolaborasi - Tingkat Kab/Kota 05-09 Jan 2019
mulai dari persiapan,
pelaksanaan, pelaporan dan - Tingkat Provinsi 06-10 Jan
evaluasi di setiap tingkatan, 2019
mulai dari tim Fasiitator, tim
Korkot dan Tim OSP
Menyusun  Identifikasi kegiatan yang akan - Teridentifikasinya kegiatan 06-15 Jan
Performance dikolaborasikan tahun 2019- yang akan dikolaborasikan 2019
Mapping Sumber 2020 (sesuai data perencanaan)

66
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

daya dan sumber di 100% Desa/kelurahan,


dana; Kab/Kota lokasi KOTAKU
 Identifikasi rencana potensi - Teridentifikasinya potensi 06-17 Jan
kolaborasi 2019 (sesuaikan kolaborasi tahun 2019 di 2019
dengan Renja SKPD, rencana
kerja desa/kelurahan dan
lembaga lainnya)
 Identifikasi momentum - Teridentifikasinya potensi 06-17 Jan
integrasi perencanaan disetiap kolaborasi tahun 2019 di 2019
level dan waktunya 100% Desa/kelurahan, -
Kab/Kota lokasi KOTAKU
 Identifikasi momentum - Tersusunnya jadwal - 06-17 Jan
integrasi perencanaan disetiap momentum integrasi 2019
level dan waktunya perencanaan di setiap tim
fasilitator dan tim Korkot
 Penyusunan rencana kerja - Tersusunnya rencana kerja - 06-20 Jan
Kolaborasi 2019 kolaborasi 2019 di setiap 2019
tim fasilitator dan tim
Korkot
Memahamkan  Melakukan coaching guna - 100% tim fasilitator dan tim - 06-15 Jan
SIM yg memahamkan kepada Seluruh Korkot memahami, mampu 2019
sederhana, Tim Fasilitator dan Tim Korkot dan melaporkan serta
terjamin Up to akan tools/SIM kolaborasi mengupdate data capaian
date dan benar kolaborasi 2019
serta rasa
kepemilikan;

Perbaikan  Melakukan evaluasi capaian - Terlaporkannya capaian 01-03


Menerus dari kolaborasi secara sistematis kolaborasi 2019 status Februari 2019
sistem kerja yang dan terjadwal mulai dari januari Di Tahun 2019
terintegrasi evaluasi dwi mingguan, - Terlaksananya evaluasi rutin dilakukan
dengan pekerjaan bulanan, triwulan dan semester capaian realisasi kolaborasi evaluasirutin
sehari-hari di di level tim Fasilitator, Korkot disetiap level fasilitasi mulai capaian
dan OSP kolaborasi :

67
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

setiap level dari Desa/Kelurahan, - Setiap Dwi


fasilitasi Kab/Kota dan provinsi Mingguan
- Setiap Bulan
- Setiap
Triwulan
- Setiap
Semester
- Setiap Tahun

4.8 Strategi Operasonal dan Pengendalian Monev (Termasuk Uji Petik)

Tabel 4 4 Persentase Target


GAP

Isu Dan  Monitoring di tingkat Pemda masih belum terstruktur dan belum menggunakan
Permasalahan instrument
 Kegiatan Monitoring dilakukan pada saat ada kegiatan BDI (belum terjadwal
secara rutin)
 Pelaku Monitoring hanya dilakukan oleh satker/PPK di dinas PKP
Kota/kabupaten
 Hasil Monitoring di feedback langsung dilapangan dan tidak menjadi salah satu
pembahasan penting dalam rapat koordinasi yang dilakukan di pemda
 Rekomendasi yang dihasilkan dalam monitoring tidak dituangkan dalam laporan
khusus dan dijadikan bahan untuk perbaikan pada kegiatan berikutnya
 Hasil temuan dan Rekomendasi Uji petik yang dilakukan oleh Konsultan ditingkat
lapang tidak di fasilitasi penyelesaiannya oleh Tim Fasilitator dan tidak dilakukan
feedback ke KSM/BKM

PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian

68
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Melakukan  Koordinasi dengan Pemda - Adanya jadwal rutin 3 bulan sekali


pemantauan dan terkait rencana monitoring Monev di tingkat Pemda (Triwulan)
pengendalian bersama dengan menyiapkan - Adanya hasil temuan/
program persentasi rencana kegiatan rekomendasi tertulis dan
(Monitoring) di yang akan dilaksanakan dilakukan feedback untuk
tingkat Provinsi, dilapangan ditindak lanjuti
Kabupaten Kota  Advokasi Pemda akan
dan Kelurahan pentingnya monitoring
termasuk Uji dilapangan
petik dan  Penyepakatan instrument,
Pengelolaan Data jadwal dan mekanisme
dalam MIS/GIS monitoring
dan pelaporan  Fasilitasi Tim Korkot/ascot
mandiri untuk melakukan
koordinasi dengan Pemda
untuk melakukan pembahasan
terkait monitoring dan temuan
di lapangan dan solusi pebaikan
serta feedback ke
KSM/BKM/aparat kelurahan
Memastikan  Identifikasi Lokasi dan kegiatan - sebagai bahan evaluasi 3 bulan sekali
terlaksananya dengan membuat sample lokasi bersama terkait progress (Triwulan)
Ujipetik (Progres paling rendah, Lokasi kegiatan, pemasalahan,
Konsultan (OSP) Progres sedang dan Lokasi dan kualitas
dan Tim Korkot/ progress paling tinggi) pendampingan
Asot CD Mandiri  Koordinasi dengan USK yang - Menghasilkan
ada di OSP, menyusun jadwal, rekomendasi yang dapat
agenda kegiatan dan penyiapan dijadikan sebagai
instrument uji petik perbaikan kegiatan yang
 Melaksanakan wrap up sedang dilaksanakan
temuan, analisa hasil uji petik maupun pasca
dan rekomendasi penyelesaian pelaksanaan kegiatan

69
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

4.9 Strategi Operasonal dan Pengendalian Kelengkapan dan Validitas Data SIM Kotaku
GAP
Isu Dan  Verifikasi data SIM belum optimal dilaksanakan oleh tim korkot (alur data dari
Permasalahan Faskel langsung ke Asmandat)
 Kelengkapan dan validitas data SIM Kotaku belum menjadi kebutuhan bersama
dan menjadi indicator kinerja tim
 SIM day belum dilaksanakan secara rutin dan terjadwal
 Aplikasi SIM online seringkali terjadi perubahan sehingga data yang ada
sebelumnya tidak terbaca/tidak tampil
 Kemampuan masing-masing pelaku yang variatif dalam melakukan entry SIM
menyebabkan data yang dientry seringkali anomaly
 Tidak semua personel telah melakukan registrasi di Aplikasi SIM KOTAKU

PIC TA. SIM


Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Memantau dan  Menyusun instrument kendali - Data SIM Lengkap dan
Mengendalikan oleh asmandat untuk Valid minimal 95%
Kelengkapan dan melakukan validasi data SIM - Data SIM sesuai dengan
Validitas Data SIM  Fasilitasi Korkot/ascot mandiri Data Lapang
agar ada pembagian peran dan - Tidak ada data SIM (0%)
tugas masing-masing ascot yang Anomali
spesialis dalam melakukan -
validasi data SIM
 Penyusunan Jadwal SIM day
(rutin mingguan dan bulanan)
 Penyusunan Jadwal KBIK bagi
personel KOTAKU di masing-
masing Kota/kabupaten
 Penyusunan Jadwal Uji forensic
di lokasi sample
 Fasilitasi back up data SIM
secara offline

70
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

4.10 Strategi Operasonal dan Pengendalian PIM (Pengelolaan Informasi dan Masalah)
GAP  Capaian Operasional dan Pengendalian PIM (Penanganan Informasi & Masalah)
propinsi NTB tidak terdapat GAP yang terjadi, Penyelesaian
 PIM sudah sesuai dengan Target KPI yaitu minimal 90% PIM terselesaikan
Isu Dan  Masih belum optimalnya pengaduan di lapangan dikarenakan kurangnya
Permasalahan sosialisasi PIM
 PIM belum menjadi salah satu bagian penting control masyarakat (analisa
pengaduan dan penyelesaian)
 POKJA PIM di Level pemerintah daerah tidak berfungsi secara optimal
Target KPI Tabel 4 5 Persentase Capaian

PIC TA Monev
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Memastikan  Fasilitasi Korkot/ascot Mandiri - Adanya SK review Terus-
Pokja PIM untuk melakukan Adokasi POKJA PIM di 6 menerus dan
berfungsi secara Pemda untuk mereview SK Kota/kabupaten terjadwal
optimal Pokja PIM ditingkat - Adanya Jadwal (Rutin)
Kota/kabupaten dan Sosialisasi PIM dari
penyediaan sekretariat tingkat Popinsi sampai
 Sosialisasi secara Menerus tingkat kelurahan
tentang Keberadaan POKJA PIM
dan pentingnya partisipasi
Masyarakat dalam PIM

Memantau dan  Koodinasi dan advokasi - Target Penyelesaian PIM Terus-


Mengendalikan pemerintah Kelurahan/desa 100% menerus dan
PIM berjalan agar membentuk Pokja PIM Minimal 50% POKJA PIM terjadwal
sesuai dengan ditingkat kelurahan/desa tingkat kelurahan/desa (Rutin
target Program terbentuk

71
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

 Fasilitasi Administrasi PIM


secara tertib
 Fasilitasi Penyelesaian
Pengaduan diselesaikan
secepat mungkin sesuai jenis
pengaduan dan melakukan
umpan balik ke pengadu

4.11 Strategi Operasonal dan Pengendalian Personil (Termasuk Tata Peran Pelaku)
GAP  Komitmen dan Tanggung Jawab Personel mulai menurun
 Turn over yang cukup tinggi terutama fasilitator Tekhnik dan up

Isu Dan  Belum adanya reward dan Funishment tegas yang diberikan sesuai evaluasi
Permasalahan kinerja
 Evaluasi Kinerja belum dilakukan secara terbuka dan transparan
 Evaluasi Kinerja yang dilakukan oleh Korkot/ascot Mandiri tidak berdasarkan
output personel tetapi berdasarkan progress kegiatan

PIC TA. MONEV


Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Memastikan  Memfasilitasi Korkot/ascot - Adanya Instrumen Per Triwulan
Penilaian Evaluasi Mandiri untuk melakukan penilaian berbasis capaian
kinerja dilakukan pembinaan bagi personel yang dan output
secara berjenjang memiliki kinerja dan komitmen - Adanya Funishment yang
dan memberikan menurun jelas untuk diberikan
feedback kepada  Penyusunan Instrumen kepada personel yang
personel atas penilaian berbasis Progres memiliki kinerja tidak
kinerjanya capaian dan output (parallel memadai berupa surat
dengan instrument evkin dari peringatan (1 dan 2)
KMP)
Memberikan Menyusun Rekomendasi atas kinerja - Adanya Rekomendasi Per Triwulan
rekomendasi personel untuk disampaikan kepada yang disampaikan kepada
kepada Kepala kepala Satker PKP Propinsi NTB Kepala Satker PKP

72
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Satker PKP propinsi Propinsi NTB sesuai hasil


NTB atas Kinerja evaluasi kinerja yang telah
personel yang telah dilakukan
di evaluasi terkait
kinerja, Komitmet
dan output

4.12 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun dan Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan KPP
GAP -
Isu Dan - KPP tidak berfungsi sebagaimana mestinya
Permasalahan - Pendanaan untuk perbaikan dan pemeliharaan
Target KPI - Persentase infrastruktur yang dibangun berfungsi baik tahun 2021 = 70%
Capaian KPI - Capian KPI 2017 : 98%
- Capian KPI 2018 : 93,1%
PIC TA Infrastruktur
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Kelembagaan KPP - Pembentukan KSM diharapkan 17 kelurahan Maret 2017
melibatkan tokoh masyarakat dan
pemanfaat yang dapat memotifasi
masyarakat untuk melakukan
kegiatan pemeliharaan.
-
- Meningkatkan kapasitas KPP 63 kelurahan 3 bulan sekali
dengan melakukan pertemuan
rutin
- Melakuklan pengalangan swadaya
untuk biaya perbaikan Infrastuktur

73
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Monitoring dan - Melakukan pengecekan terhadap 63 kelurahan 6 bulan sekali


evaluasi kegiatan yang sudah dibangun
secara berkala
-
- Melakukan rembug bersama - 63 kelurahan 6 bulan sekali
masyarakat dan Pemdes terhadap
KPP yang tidak berjalan

4.13 Strategi Operasonal dan Pengendalian Penguatan Kapasitas Kelembagaan (Pokja PKP & BKM)
GAP - Penilaian kinerja Kelembagaan Pokja PKP 60% atau 4 kab/Kota Mendukung dan
40% atau 2 Kab/Kota sangat Mendukung
- Penilaian Kinerja Kelembagaan BKM 80% Mendukung
- Pencapaian kolaborasi masih di bawah target yakni hanya 21.50%
- Pencapaian kolaborasi yang diinisiasi oleh BKM masih belum ada
Isu Dan - Belum optimalnya Kemampuan kelembagaan Pokja PKP dan BKM untuk
Permasalahan menjadikan dokumen perencanaan sebagai sumber informasi utama dalam
menyusun rencana kerja
- Belum optimalnya kelembagaan Pokja PKP dan BKM dalam mengakselerasi dan
mengkoordinasikan sumberdaya dan sumberdana dalam upaya percepatan
penanganan kumuh
- Peran pokja PKP dilevel Provinsi maupun Kab/Kota lebih banyak menangani
masalah perumahan daripada penataan kawasan permukiman
- Kebijakan pengurangan kumuh belum menjadi prioritas dan issue strategis
dalam kebijakan umum anggaran Pemerintah Daerah
PIC TA. FIC
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
Menyusun - Melakukan serangkaian - Pokja PKP di seluruh 03-07
Performance penguatan kapasitas baik (100%) kab/Kota lokasi Februari 2019
mapping atas melalaui pelatihan, coaching dampingan mengetahui
pemahaman Pokja dan atau koordinasi untuk dan Memahami isi
PKP dan BKM akan memastikan Pokja PKP dan dokumen perencanaan
Dokumen BKM mengetahui dan RP2KPKP/Memorandum
Perencanaan Program

74
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

memahami isi Dokumen - BKM di seluruh (100%) 06-15


Perencanaan Desa/Kelurahan lokasi Februari 2019
dampingan mengetahui
dan Memahami isi
dokumen perencanaan
RPLP

Tersusuunya prioritas 06-17


kegiatan tahun 2019 tingkat Februari 2019
Kota berbasis perencanaan
- Tersusuunya prioritas 06-17
kegiatan tahun 2019 Februari 2019
tingkat Desa/Kelurahan
berbasis perencanaan

- Pemerintah Kecamatan 06-20


diseluruh (100%) lokasi Februari 2019
dampingan mengetahui
(terinformasikan)
prioritas kegiatan tahun
2019 Baik Memorandum
Program RP2KPKP
maupun RPLP

Menyusun - Melakukan serangkaian - Tersusunnya potensi 06-15


Performance penguatan kapasitas baik sumberdaya dan Februari 2019
Mapping Sumber coaching dan atau koordinasi sumberdana (lembaga
daya,sumber dana untuk memastikan Pokja PKP pemerintah, non
serta kebijakan dan BKM menyusun rencana pemerintah, individu dll)
yang mendukung prioritas kegiatan tahun 2019 yang peduli dan mau
percepatan berbasis dokumen berkontribusi dalam
penanganan perencanaan, sumber penanganan dan
kumuh pendanaan dan sumberdaya pencegahan kumuh di
local lainnya level Kota

75
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

- Tersusunnya potensi 01-03


sumberdaya dan Februari 2019
sumberdana (lembaga
pemerintah, non
pemerintah, individu dll)
yang peduli dan mau
berkontribusi dalam
penanganan dan
pencegahan kumuh di
level Desa/Kelurahan

- Terlaksananya Kegiatan 15 Jan- 30 Des


Kolaborasi tahun 2019 2019
minimal dua kegiatan di
tingkat Kota

- Terlaksananya Kegiatan 15 Jan- 30 Des


Kolaborasi tahun 2019 2019
minimal satu kegiatan di
masing-masing
Desa/Kelurahan
- Tersusunnya rencana 1-10 Maret
monev partisipatif tahun 2019
2019 di tingkat Kota

- - Terlaksananya monev Rutin Mulai


partisipatif di tahun 2019 Maret-
oleh Pokja PKP baik di Desember
segmen kegiatan 2019
persiapan, Perencanaan
maupun pelaksanaan

76
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

1.1. Menyusun - Melakukan serangkaian - Pojka PKP mempunyai 15 Februari-


dan penguatan kapasitas baik database yang memadai 10 Maret 201
Memahamk coaching dan atau koordinasi dalam upaya penanganan
an SIM dan untuk memastikan Pokja PKP dan pencegahan
Tools mempunyai tool dan basis data
Monitoring yang memadai dalam - Pokja PKP memiliki tools Rutin Mulai
pelaksanaan monitoring monitoring implementasi Maret-
penanganan dan Desember
pencegahan kumuh 2019

- Pokja PKP melakukan


monitoring lapang atas
kegiatan implementasi
penanganan dan
pencegahan kumuh

1.2. Perbaikan - Melaksanaakan fasilitasi - Pokja PKP sangat Rutin sesuai


Menerus koordinasi dan evaluasi rutin mendukung pelaksanaan jadwal
dari sistem - Melakukan evaluasi kinerja Program KOTAKU evaluasi
kerja dan kelembagaan BKM dan Pokja - BKM mandiri dan sangat kinerja
melakukan PKP mendukung pelaksamaam kelembagaan
evaluasi - program KOTAKU di tahun 2019
kinerja - Terlaksanannya
kelembagaa pelaksanaan Kolaborasi
n Pokja PKP - Pelaksanaan kolaborasi 3
dan BKM kali melebihi BDI yang
tersedia
-

4.14 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pengembangan Livelihood Masyarakat


GAP - Data Livelihood masih 0% dalam review dokumen RPLP dari target 219
Kelurahan/desa di lokasi peningkatan

77
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Isu Dan - Pemahaman pelaku KOTAKU ditingkat lapangan masih belum optimal terkait
Permasalahan Livelihood
- Pendataan Livelihood masyarakat belum dilaksanakan karenaaskot MK dan
fasilitator ekonomi masih diperbantukan di Rekompak

PIC TA MK
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
2.1. Melaksanakan - Menyusun jadwal untuk couching - Adanya jadwal Maret 2019
dan instumen pendataan livelihood Couching ascot MK dan
Mengendalika fasilitator ekonomi
n Kegiatan
manajemen - Memfasilitasi ascot Mk dan - Adanya hasil 3 bulan sekali
keuangan dan fasilitator ekonomi melakukan pendataan di lokasi
dukungan Pendataan dengan memilih lokasi sample
penghidupan sample sebagai pilot untuk belajar
berkelanjutan bersama masing-masing
ditingkat Kota/kabupaten satu
kabupaten/Ko kelurahan/desa
ta dan - Memastikan Hasil pendataan - Adanya hasil September
Kelurahan sesuai dengan instrument pendataan Livelihood 2019
diseluruh lokasi dampingan masyarakat di seluruh
lokasi dampingan
(peningkatan dan
pencegahan)

- Memastikan hasil pendataan - Adanya Dokumen RPLP September


livelihood masyarakat dimasukkan yang memuat data 2019
kedalam dokumen RPLP Livelihood masyarakat

4.15 Strategi Operasonal dan Pengendalian Pelaksanaan Audit Independen Tahun Buku 2018
GAP - Capaian KPI untuk Audit Keuangan sebesar 100% untuk 6 Kota/kabupaten tidak ada
GAP dari target KPI sebesar 80%

78
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Isu Dan - Sebagian besar BKM tidak mempunyai dana operasional lagi untuk melakukan
Permasalahan dan membiayai pelaksanaan audit independent
- Pendamping/fasilitator di 5 Kota/Kabupaten masih diperbantukan pada
program penanganan dampak gempa Rekompak
- Kontribusi Pemda dalam hal Penganggaran Audit independent masih belum
optimal
Target KPI - 90% Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan Audit independent di tahun
buku 2018
Capaian KPI - 0% untuk KPI tahun 2018

PIC TA MK
Strategi Kegiatan Utama Target Waktu
Pengendalian
3.1. Melakukan - Pendataan BKM yang memliki Semua lokasi dampingan Januari 2019
pendataan potensi pembiayaan audit secara
BKM yang mandiri oleh tim korkot, termasuk
memiliki di Sumbawa oleh korkot Lombok
potensi Timur, di Lombok Tengah dan di
pembiayaan Lombok Barat oleh Korkot
secara Mataram
mandiri
3.2. Memanfaatk - Memastikan Forum BKM bisa - Sumbawa Januari s/d
an forum melaksanakan dan mendampingi - Lombok Timur Juni 2019
BKM untuk pelaksanaan Audit di - Lombok Tengah
memfasilitas kota/kabupaten masing-masing Lombok Barat
i - Memastikan korkot Lombok timur
pelaksanaan dan korkot mataram mendampingi
audit forum BKM di lokasi askot mandiri
dalam melaksanakan audit di
daerah dampingannya
3.3. Memfasilitas - Memfasilitasi adanya surat dari - Sumbawa Januari s/d
i adanya kasatker PKP propinsi terkait - Lombok Timur Februari 2019
dukungan penyediaan dana audit oleh - Lombok Tengah
Pemda pemda kota/kabupaten - Lombok Barat

79
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

terkait - Memastikan korkot Lombok timur Mataram


dengan dan korkot mataram untuk
pendanaan mendampingi pemda lokasi askot
audit mandiri dalam menyiapkan
pembiayaan audit di
kota/kabupaten masing-masing

80
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab V
Rencana Kerja

5.1 Program Kerja Selama Periode Kontrak


No. Kegiatan Sasaran Target Waktu
2019 2020 2021
A. Komponen 1 ; Pengembangan Kelembagaan dan Kebijakan
1. Pembentukan 6 Kab/Kota 1. Pokja PKP Terbentuk & √ √ √
Pokja PKP dilakukan update SK setiap
Tahun
2. Pokja PKP Aktif dan Berfungsi
Fasilitasi
a. Identifikasi SK 6 Kab/Kota a. Pokja PKP melakukan up date
Pokja PKP SK (100%)
b. Penyusunan b. Pokja PKP mengalokasikan
Rencana kerja anggaran untuk Biaya
dan Rencana operasional dan memiliki
penganggaran jadwal pertemuan rutin
tahunan c. Pokja PKP memiliki jadwal rutin
untuk melakukan koordinasi
dengan Bupati/Walikota terkait
Penanganan kumuh
d. Pokja PKP memiliki rencana
monev partisipatif tahun 2019
di tingkat Kota
B. Integrasi perencanaan dan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah
dan masyarakat
1. Penyusunan 6 Kab/Kota 1. Tersusunnya Dokumen √ √ √
Dokumen Memorandum RP2KPKP di 5
Memorandum kota/kabupaten dan 1 kota
RP2KPKP. menyusun dokumen SIAP

Fasilitasi 6 Kab/kota 2. Tersusunnya Dokumen √ √ √


a. Identifikasi Memorandum RP2KPKP di
Dokumen Minimal di 4 Kab/kota
Memorandum dampingan (40%)

81
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

RP2KPKP
selesai

2. Pengesahan 6 kab/kota 3. Dokumen RP2KPKP di 6 √ √ √


Dokumen RP2KPKP Kab/kota disahkan oleh
Bupati/walikota minimal di 4
Kab/kota (40%)
Fasilitasi 4. Dokumen RP2KPKP di sahkan √ √ √
a. Identifikasi oleh Bupati/walikota di
dokumen minimal 4 Kab/kota
RP2KPKP (Hard 5. Dokumen RP2KPKP di sahkan di
copy) selesai minimal 4 Kab/kota
b. Dokumen
RP2KPKP
diKosultasikan
dan disetujui
oleh
Bupati/walikot
a
3. Penyusunan 219 3. Tersusunnya Dokumen √ √ √
dokumen Kel/desa RPLP/CSP dengan kualitas
RPLP/CSP dokumen Baik di 90% lokasi
dampingan (197 Kel/desa)

Fasilitasi 4. Dokumen RPLP selesai di √ √ √


a. Identifikasi minimal 90% lokasi dampingan
Dokumen
RPLP/CSP yang
sudah selesai
b. Identifikasi
Dokumen RPLP
yang memiliki
kualitas baik
c. Penyusunan
starategi untuk
dokumen RPLP
dengan
kualitas

82
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

memadai
menjadi
dokumen RPLP
dengan
kualitas baik

4. Dok RPLP 219 6. Dokumen RPLP terkonsolidasi √ √ √


terkonsolidasi kab/desa dengan dok.RP2KPKP/SIAP di
dengan Dokumen 90% lokasi dampingan (197
RP2KPKP/ SIAP kel/desa)
Fasilitasi
a. Identifikasi Dokumen RPLP yang
terkonsolidasi dengan Dokumen
RP2KPKP/SIAP
C. Peningkatan kualitas 3 kab/ 6. Sejumlah 3 Kab/Kota √ √ √
infrastruktur dan kota menyelesaikan 80%
pelayanan pekerjaan Infrastruktur
Perkotaan di Kab/Kota primer dan sekunder dan
pelayanan yang
terkoneksi dengan
permukiman kumuh
7. SeJumlah 74 kelurahan
menyelesaikan 90%
pekerjaan Infrastruktur
tersier dan implementasi
pelayanan di permukiman
kumuh (Jumlah)
8. Sebanyak 90%
infrastruktur dan
pelayanan dengan
kualitas baik
9. Sebanyak 90%
infrastruktur terbangun
yang berfungsi baik
Fasilitasi
a. Identifikasi
dan
monitoring
Kelurahan

83
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

selesai pada
pekerjaan
Infrastruktur
Tersier
b. Monitoring
kualitas
Infastruktur
dan berfungsi
D Dukungan
D ukunganpelaksanaan dan219
bantuan teknis 10. Sebanyak 40% (2 Kab/kota) √ √ √
Pelaksanaan dan kel/desa Pemerintah Daerah
Bantuan Teknis memiliki struktur
monitoring proyek
11. Tim OSP melakukan
monev di 30% lokasi
sample (22 kel/desa)
setiap triwulan
12. Persentase kelurahan yang
telah melaksanakan audit
keuangan tahunan
(persentase) minimal 90%
Lokasi dampingan (197
kel/des)
Fasilitasi
a. Instrumen dan jadwal Monev bersama
b. Mekanisme dan sample lokasi monev
c. Identifikasi sumber dana BKM untuk pelaksanaan audit
d. Identifikasi Auditor Independen

Lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran

Catatan

1. Pokja PKP (Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten
Sumbawa) masih menggunakan SK tahun 2015
2. Dokumen RP2KPKP tersusun di 3 Kota/Kab yaitu Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa ,
Kabupaten Lombok Timur dan Dokumen SIAP di Kota Bima, sedangkan Kabupaten
Lombok Tengah masih memiliki dokumen RPKPKP belum di update menjadi Dokumen
RP2KPKP, sedangkan Kabupaten Lombok Barat masih proses penyusunan dokumen
RP2KPKP secara mandiri (anggaran dari Pemda Lobar)

84
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

3. Dokumen RPLP kualitas baik sebanyak 46 dokumen


4. Dokumen RPLP yang sudah terkonsolidasi dengan RP2KPKP sebanyak 46 dokumen
5. Sebanyak 46 kel/desa yang telah menyelesaikan kegiatan infrastruktur tersier (62,16%)

5.2 Program Kerja tahun 2019


Secara umum program dan kegiatan OSP 5 NTB tahun 2019, adalah sebagai berikut :

5.2.1 Penyiapan Skala Kawasan


No. Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 Memastikan, memfasilitasi dan - Kawasan Kota Baru Kota Januari TA UP
mengendalikan: Bima 2019
- Skenario Pentahapan kawasan - Kawasan Daerah Aliran
dan sub kawasan Sungai Jangkuk Kota
- Pendetailan lokasi Sub Mataram
kawasan tahun 2019 -Kawasan Kota Selong Kab.
- Identifikasi kegiatan skala Lombok Timur
kawasan dan lingkungan
terkonsolidasi
Konsep Penataan
kebencanaan/mitigasi
bencana dan universal akses
serta daya dukung dan daya
tampung
2 Memastikan tersedianya - Kawasan Kota Baru Kota Februari
masterplan kawasan yang Bima 2019
konverhansif beserta Konsep - Kawasan Daerah Aliran
Design Kawasan nya. Sungai Jangkuk Kota
Mataram
- Kawasan Kota Selong
Kabupaten Lombok Timur
3 Memastikan Kesiapan Pemda - Kota Bima - Maret
untuk perencanaan skala Kota Mataram, Kab. Lotim 2019
kawasan/ kota April
2019
4 Memastikan Kesiapan Kesiapan Dokumen Lelang Mei
Dokumem DED, RAB , RKS Untuk 3 kota kabupaten 2019
Prioritas

85
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

5.2.2 Pelaksanaan Audit Independan dan BPKP


No. Kegiatan Target Waktu Penanggun
g Jawab
1 Melakukan pendataan BKM 1. 100% di Lokasi BDI Januari TA MK
yang memiliki potensi 2018
pembiayaan secara mandiri 2. 100% Lokasi
2 Memfasilitasi adanya dukungan Penanganan kumuh Maret
Pemda terkait dengan yang memiliki dana
pendanaan audit PKM
3.100 % Lokasi Maret
Pencegahan yang
memiliki dana PKM

5.2.3 Fasilitasi Review Kelembagaan BKM/ Pemilu Ulang BKM


No. Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 Identifikasi Masa Bakti BKM 100% Pemilu ulang Januari - TA FIC
2 Fasilitasi Pemilu Ulang BKM BKM yang habis masa Desember
bakti

5.2.4 Pelaksanaan kegiatan Infrastruktur


No. Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 Melakukan Penapisan Safeguard 100% Lokasi BDI tahun 2019 Februari – TA
Di usulan tahun 2019 Desember Infrastruktur
2 Mengendalikan penyiapan DED
skala lingkungan
3 Pembentukan KSM dan
Penyusunan Proposal dan RAB

4 Pelatihan KSM dan OJT

86
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

5 Pelaksanaan Kegiatan
infrastruktur dan Monitoring
(pencairan dan pemanfataan)
6 Pengendalian LPJ

5.2.5 Pengendalian kelengkapan dan validasi data SIM Online


No Kegiatan Target Waktu Penanggung
. Jawab
1 Penyusunan Jadwal SIM day (rutin 100% di Kabupaten/Kota Januari- TA SIM
mingguan dan bulanan) desember

2 Penyusunan Jadwal KBIK bagi 100% di Kota/kabupaten


personel KOTAKU di masing-
masing Kota/kabupaten

3 Penyusunan Jadwal Uji forensic di 30% di lokasi dampingan


lokasi sample

5.2.6 Pengendalian PIM (Pengelolaan Informasi dan Masalah)


No Kegiatan Target Waktu Penanggung
. Jawab
1 Review Pembentukan pokja PIM 100% di Kabuapten/Kota Januari- TA MONEV
desember
2 Fasilitasi Penyelesaian Pengaduan 100% pengaduan selesai

5.2.7 Pengendalian Personil (Termasuk Tata Peran Pelaku)


No Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 Penilaian Evaluasi kinerja dilakukan 154 personil (Korkot dan tim Triwulan TA MONEV
secara berjenjang faskel)
2 Rekomendasi kepada Kepala Satker Setiap triwulan (100%)
PKP propinsi NTB atas Kinerja
personel

87
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

5.2.8 Pengendalian Kelembagaan KPP


No. Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 Pengendalian Pembentukan KPP 100% di Lokasi dampingan Juni TA Infra
2 KPP aktif dan berfungsi

5.2.9 Pelaksanaan Uji Petik


No Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 Identifikasi Lokasi dan kegiatan 22 kelurahan/desa (10%) Triwulan TA Monev
dengan membuat sample lokasi
(Progres paling rendah, Lokasi
Progres sedang dan Lokasi progress
paling tinggi)

2 Pelaksanaan uji petik di minimal


10% Lokasi dampingan

5.2.10 Pengendalian Pengembangan Livelihood Masyarakat


No Kegiatan Target Waktu Penanggung
Jawab
1 couching instumen pendataan 100% lokasi dampingan Juni TA MK
livelihood
2 Pengendalian Pelaksanaan
pendataan Livelihood
3 Memastikan hasil pendataan
livelihood masyarakat dimasukkan
kedalam dokumen RPLP

Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran Rencana Kerja OSP 5 NTB tahun 2019

88
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab VI
Kesimpulan Dan Saran
6.1 Kesimpulan dan Saran
Sesuai bahasan diatas dan dengan tetap mempertimbangkan prioritas kebutuhan, kondisi dan
kebijakan KOTAKU, berikut disampaikan kesimpulan dan terhadap hal-hal yang menunjang
pencapaian tujuan program :
6.1.1 Salah satu komponen program KOTAKU adalah memberikan
dukungan untuk kondisi darurat bencana, sebagaimana
diketahui dan dijelaskan dalam bahasan diatas bahwa Provinsi
Nusa Tenggara Barat pada bulan Agustus tahun 2018 terjadi
bencana alam gempa bumi, atas kondisi tersebut dan sesuai
surat surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
nomor PL.01.03-CK/370 tanggal 28 September 2018, maka
Pelaksanaan Bantuan Dana Investasi dan Peningkatan
Kapasitas Masyarakat tahun 2018 Program KOTAKU Pasca
Bencana di Nusa Tenggara Barat di tunda pemanfaatannya dan
personel KOTAKU diperbantukan untuk REKOMPAK guna
membantu melakukan fasilitasi pasca bencana khususnya di
lokasi yang terdampak bencana (Mataram, KLU, KLB, Lombok
Timur, Lombok Tengah dan Sumbawa)
Saran atas kondisi ini dan mereferensi dari beberapa forum pertemuan pelaku (stake
holder) penanganan dan percepatan pasca bencana di Nusa Tenggara Barat KOTAKU
agar berkontribusi dalam hal fasilitasi perencanaan penataan permukiman pasca
bencana sekaligus investasinya di lokasi terdampak bencana, baik yang di lokasi
KOTAKU langsung maupun diluar lokasi KOTAKU (seperti di Lombok Utara dan
Sumbawa Barat yang notabene berada diluar lokasi KOTAKU.
6.1.2 Capaian target KOTAKU tahun 2018 rata-rata di bawah ekpektasi, mulai dari capaian
pengurangan kumuh, capaian pendanaan kolaborasi, review dokumen perencanaan,
penerima manfaat, kelembagaan dan hal-hal lain yang menjadi target KPI KOTAKU,
mengingat hampr seluruh Sumberdaya dikonsentrasikan pada upaya penanganan pasca
bencana,
Saran atas kondisi ini agar Desa/Kelurahan yang mendapat alokasi dana BDI 2018 yang
statusnya masih di tunda (hold) bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penataan
permukiman di lokasi terdampak bencana, khususnya berkaitan dengan kebutuhan
perbaikan utilitas umum (non rumah), mengingat kegiatan tersebut masih tetap bisa
berkontribusi dalam pengurangan kumuh baik di lokasi yang terdampak bencana
langsung maupun tidak langsung.

89
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

6.1.3 Kebijakan atas personel KOTAKU sebagaimana mengacu surat Kepala Satker
Pengembangan Kawasan Permukiman Prov. NTB nomor KP.01.02/PKP-
NTB/KOTAKU/675 dengan merujuk pada surat Direktur Pengembangan Kawasan
Permukiman nomor UM.01.11-CK/459 masih menetapkan dan menugaskan personel
KOTAKU di tahun 2019 di lokasi REKOMPAK, mempertimbangkan hal tersebut diatas
dan mengingat keseluruhan strategi dan rencana kerja yang dibuat adalah dalam rangka
kebutuhan dan target fasilitasi kegiatan KOTAKU, maka 2019 agar dilakukan penarikan
dan atau penyesuain secara bertahap personel KOTAKU untuk mengfasilitasi kembali di
lokasi KOTAKU.
6.1.4 Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat di lokasi KOTAKU tahun 2018 yang
terdampak bencana tidak sempat dimanfaatkan, terkait dengan isue bencana di tahun
2019 masih menjadi momentum yang tepat untuk melakukan kegiatan penguatan
kapasitas masyrakat yang di fokuskan pada upaya mitigasi bencana.
6.1.5 Kota Bima adalah satu-satunya lokasi KOTAKU yang tidak terdampak bencana gempa
bumi, meski pada tahun 2017 terjadi bencana banjir bandang, namun secara
keseluruhan kegiatan KOTAKU tahun 2018 berjalan dengan baik, walaupun ada
keterlambatan pada penyerapan dan pemanfaatan BDI nya, atas hal tersebut agar
segera melaporkan kegiatan pemanfaatan BDI 2018 agar bisa memastikan bahwa
investasi yang dilakukan mempunyai kontribusi pada pengurangan kumuh
6.1.6 Kebijakan untuk meng “100%” kan akses air bersih dan sanitasi masih menjadi masalah
dan focus penyelesaian di provinsi Nusa Tenggara barat, mengingat dalam analisa data
gap kumuh yang mendasarkan pada tujuh kreteria kekumuhan masih menyisakan
masalah, tentunya ini akan menjadi fukus garapan yang harus di tuntaskan di tahun
2019.
6.1.7 Dokumen perencanaan khusunya RPLP sebagaimana arahan KMP agar melakukan
review mayor khususnya pada aspek pencegahan/mitigasi bencana masih belum
terlaksana dengan baik,Provinsi NTB yang terbukti rentan bencana tentunya sangat
diperlukan dokumen perencanaan yang tuntas memasukkan aspek mitigasi bencana
dalam dokumen perencanaan.
6.1.8 Monitoring (monev) adalah kendali langsung dalam melakukan evaluasi kegiatan
karnanya harus dilakukan dengan tools, mekanisme dan momentum yang pas,
mengingat hasil monev harus jadi sumber informasi utama dalam mengambil
keputusan baik yang bersifat taktis (teguran personel, perbaikan atas temuan) maupun
keputusan yang bersifat strategis (kebijakan perbaikan skala lokal sesuai masalah
mapun skalau regional)
Runtutan yang sistematis atas serangkaian kegiatan monev (mulai dari persiapan
sampai pengambilan keputusan atas solusi yang dibuat) maka hasil monev harus dibuat
dan dikdokumentasikan secara baik karena bisa jadi yurisprodensi jika ditemui masalah
yang sama dan akan menjadi pembelajaran dan kendali yang efektif.

90
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

6.1.9 KPI KOTAKU selain menjadi koridor sekaligus kendali dalam mencapai tujuan dan
kualitas program, jadi KPI tentunya menjadi hal yang given untuk dilakukan dan dicapai
selama periode konrak OSP, karnanya seluruh sumberdaya OSP dalam menyusun dan
menjalankan rencana kerjanya harus jelas dan terukur dalam upaya pencapaian target
KPI.

6.2 Rekomendasi
Atas kesimpulan dan sarata diatas berikut disampaikan rekomendasi seebagai berikut :
6.2.1 Perlunya arahan, petunjuk serta kebijakan dari pusat terkait
model, skenario serta output fasilitasi KOTAKU pasca bencana
gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, apakah berkontribusi
langsung pada percepatan penyelesaian pasca bencana atau
tetap focus pada penyelesaian persoalan kumuh

6.2.1 Perlunya arahan, petunjuk serta kebijakan dari pusat terkait model, skenario serta
output fasilitasi KOTAKU pasca bencana gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, apakah
berkontribusi langsung pada percepatan penyelesaian pasca bencana atau tetap focus
pada penyelesaian persoalan kumuh
6.2.2 Jika masih memungkinkan agar dikeluarkan surat kebijakan dari eselon satu atas
pemanfaatan BDI dan PKM 2018 untuk kegiatan penanganan kumuh maupun
penanganan pasca bencana, namun jika tidak maka OSP memastikan dana
dikembalikan ke kas Negara Negara sesuai ketentuan dan jumlah yang ada.
6.2.3 Diperlukannya kebijakan untuk menatik secara bertahap personel KOTAKU yang
diperbantukan di REKOMPAK
6.2.4 Perlunya kegiatan peningkatas kapastias masyrakat terkait mitigasi bencana, sampai
terbententuknya relawan tangguh dan tanggap bencana di msing-masing kelurahan
6.2.5 Memastikan investasi 2018 kota Bima berkontribusi dalam pengurangan kumuh
6.2.6 Memastikan investasi 2018 kota Bima terawat dan berkelanjutan melalui pembentukan
aturan bersama dan aktifnya KPP
6.2.7 Dokumen perencanaan tahun 2019 harus memuat scenario mitigasi bencana
6.2.8 Memastikan kegiatan akses air bersih dan sanitasi menjadi kegiatan yang di intervensi
di tahun 2019, baik melalui BDi/BPM maupun kolaborasi
6.2.9 Kegiatan monev dilevel pemda maupun internal OSP agar terlaporkan dan
terdokumentasi serta dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan dan
pembelajaran
6.2.10 Target capaian program yang tertuang dalam KPI harus diketahui, difahami dan
dijalankan oleh seluruh komponen OSP, Tim Korkot dan Fasilitator.

91
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

Bab VII
Usulan Perubahan Atas Kontrak OSP Untuk Efektifitas
Pencapaian Penugasan

7.1 Postur Biaya Kontrak OSP


Sesuai Loan NCEP-Urban Loan No. 8213-ID NSUP IBRD No. 8636-ID NSUP Asian
Infrastructure Investment Bank (AIIB) Loan No. 0004-IDN 2PT. Surveyor Indonesia (Persero)
bekerjasama dengan : PT Surya Abadi Konsultan 3. Nomor dan Tanggal Kontrak :
HK.02.03/OSP-5/IBRD&AIIB/SATKER-PKPBM/…/2018 Tanggal …. Oktober 2018, berikut
disampaikan item dan biaya kontrak OSP 05:

Tabel 7 1 Postur Biaya Kontrak OSP

NO ITEM BIAYA
1 REMUNERATION 34.724.147.250
2 DUTY TRAVEL 1.502.395.000
EXPENSES
3 OFFICE 5.049.000.000
OPERATIONAL
EXPENSES
4 OFFICE 1.141.720.000
EQUIPMENT
EXPENSES
5 RENTAL 4.940.064.000
EXPENSES
6 REPORTING 28.750.000
EXPENCES
7 CAPACITY 7.161.628.000
BUILDING
8 TOTAL (non 54.547.704.250
fee & pajak)

Grafik 7 1 Postur Biaya Kontrak OSP 05

Postur Biaya Kontrak OSP 05

CAPACITY BUILDING 13.1%

REPORTING EXPENCES 0.1%

RENTAL EXPENSES 9.1%

OFFICE EQUIPMENT EXPENSES 2.1%

OFFICE OPERATIONAL EXPENSES 9.3%

DUTY TRAVEL EXPENSES 2.8%

REMUNERATION 63.7%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0%

92
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

7.2 Analisa Kontrak OSP Untuk mendukung Efektifitas Pencapaian Penugasan


Secara prinsip pembiayaan dalam kontrak OSP periode 2018-2021 (36 bulan) dalam
mengimplementasi pencapaian program KOTAKU sudah didukung dengan biaya yang
memadai, selanjutnya mendasarkan pada postur biaya berikut disampaikan :
7.2.1 Remuneration
Serapan biaya OSP sebesar 63,7 % diperuntukkan untuk pembayaran gaji tenaga ahli
(professional staff) dan supporting staf mulai dari tingkat OSP sampai tim Korkot,
melihat dukungan pembiayaan ini maka keberadaan dan fungsi tenaga ahli disamping
harus lebih professional juga lebih focus pada kendali substansi (kualitas) dan target
pencapaian tujuan program, mengingat hal-hal yang bersifat administrative sudah final
dan tuntas dilaksanakan oleh supporting staff, mengingat keberadaan supporting staf
sekarang jika kita lihat mulai dari jumlah, kapasitas dan gaji sudah memadai. Hal serupa
juga berlaku juga untuk Koordinator Kota (KORKOT) dan Asisten Koordinator Kota
Mandiri (ASKOT MANDIRI).

Adapun yang menjadi catatan adalah , bahwa belum semua tenaga ahli dan sub.
Tenaga ahli yang ada dalam dokumen kontrak di mobilisasi.
Selanjutnya dalam slot kontrak OSP untuk komponen Tenaga Ahli terdapat Additional
Specialist yang masih belum defenitif, untuk itu jika memungkinkan dan mengacu pada
data pemetaan BNPB dimana hampir di seluruh wilayah OSP 05 (Bali, NTB dan NTT),
khususnya NTB adalah daerah rawan bencana, karnanya dalam personel OSP perlu
tenaga ahli di bidang kebencanaan, (sebagaimana Peraturan Kepala BNPB Nomor 7
Tahun 2014 tanggal 1 April 2014 Dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk menjamin kualitas kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), serta
memberikan pengakuan dan penghargaan profesi dibidang penanggulangan bencana.
Telah dibentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana)
7.2.2 Duty Travel Expenses
Dukungan pembiaayan untuk perjalanan dinas sebesar 2,8% dari total kontrak atau
sekitar Rp. 1.502.395.000, sebagaimana diketahui bahwa kegiatan ini adalah upaya
kendali langsung untuk memastikan kualitas, bentuknya adalah monitoring lapang (uji
petik), koordinasi antar pelaku mulai dari tingkat Kab/Kota, Provinsi dan nasional.
Sesuai dalam kontrak detail support pembiayaan perjalanan dinas adalah sebagai
berikut :

Tabel 7 2 Duty Travel Expenses


No Item Duty Travel Expenses Proporsi Volume trip Dalam
Kontrak (tingkat
Provinsi)
OSP KORKOT

1 Lokasi Kumuh Skala Kawasan 25% 25% 4

2 Lokasi kumuh non kawasan 12.5% 12.5% 2

3 Lokasi non kumuh 6.5% 10% 1

4 Tematik (Bali 4x, NTB 5x, NTT 6x) 15

5 Various Transport (NTT 6x, NTB 2x) 8

6 Rakor OSP (3x selama 3


periode kontrak)

93
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

7 EGM 7

8 For Coordination 12
meeting to Jakarta (by
request)

Sesuai table diatas dapat kami jelaskan sebagai berikut :

7.2.2.1 Dukungan Pembiayaan Perjalanan untuk Monitoring Lapang/Uji Petik


 Basis porporsi dukungan pembiayaan perjalanan dinas untuk OSP
(levelProvinsi ) di dasarkan pada jumlah Kabupaten/Kota, sedangkan
untuk tingkat Kabupaten/Kota (tim Korkot) didasarkan pada jumlah
Desa/Kelurahan, dengan klasifikasi kegitan Lokasi Kumuh Skala Kawasan,
Lokasi kumuh non kawasan dan Lokasi non kumuh.
 Pelaksanaan Monitoring lapang/Uji Petik level Provinsi ; di Lokasi Kumuh
Skala Kawasan dilakukan sebanyak empat kali (4x) di Lokasi Kumuh Non
Skala Kawasan sebanyak dua kali (2x) dan di lokasi non kumuh satu (1x)
selama periode kontrak OSP (36 bulan) dengan scenario pelaksanaan
sebagaimana dijelaskan dalam kontrak, 1 trip untuk dua orang. Menurut
analisa kami dengan mendasarkan pada kondisi geografis khususnya di
provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa tenggara Timur yang kepulauan
serta dalam rangka memastikan kualitas pencapaian tujuan program maka
dukungan pembiayaan untuk Monitoring lapang/Uji Petik level Provinsi
masih kurang memadai dan atau perlu di tambah volumenya.
 Pelaksanaan Monitoring lapang/Uji Petik Level Kab/Kota (Tim Korkot) ;
dalam pelaskanaan monitoring lapang/ujipetik di level tim Korkot sengaja
tidak kami cantumkan dalam tabel, mengingat dukungan pembiayaan
untuk Monitoring lapang/Uji Petik menurut analisa kami baik secara
geografis maupun volume dukungan pembiayaan dalam kontrak sudah
cukup memadai.
7.2.2.2 Tematik dan Various Transport
komponen pembiayaan ini akan digunakan oleh OSP dalam upaya menunjang
penguatan kapasitas pada Tim Korkot dan tim fasilitator khusunya dalam
pelaksanaan On the Job Training (OJT) sesuai tematik yang dibutuhkan dan
atau kegiatan monitoring/tematik lainnya selama periode kontrak, sedangkan
pada Various Transport dipergunakan oleh tim OSP dalam kegiatan
pendampingan/fasilitasi pada waktu pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP
dan atau pihak pusat (Proyek, KMP, Bank Dunia dan atau hal-hal lain yang
berhungan dengan penambahan tugas OSP yang di instruksikan oleh PMU)
7.2.2.3 Dukungan Pembiayaan Rapat Koordinasi Tingkat OSP dan EGM
Dukungan pembiayaan dalam komponen ini menurut kami agak timpang,
dimana volume kegiatan koordinasi tingkat OSP yang melibatkan Tim Korkot
hanya tiga kali selama periode kontrak, ini artinya koordinasi dilakukan
setahun satu kali, terkait hal tersebut berikut di sampaikan :
 Volume kontrak kegiatan EGM (koordinasi tingkat Nasional) sebanyak
tujuh kali, maka Jika dalam setiap EGM ada kebijakan yang perlu
ditindaklanjuti dalam bentuk sosialisasi dan koordinasi yang melibatkan
tim korkot maka antara volume kegiatan EGM dan koordinasi tidak imbang
 Merujuk pengalaman tahun 2018, dimana sesuai agenda rutin yang
dilakukan oleh Satker PKP di level Provinsi dilakukan koordinasi awal,

94
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

midterm dan akhir di setiap tahun yang melibatkan pelaku (stake holder)
tingkat Kota/Kabupaten tidak bisa diikuti oleh Korkot/Askot Mandiri
 Durasi pelaksanaan Evaluasi kinerja personel KOTAKU dilakukan setiap tiga
bulan sekali, momentum ini akan sangat strategis jika dibarengi dengan
kegiatan koordinasi yang melibatkan Tim Korkot dan Askot Mandiri
 OSP 05 terdiri dari tiga Provinsi yang di koordinatori oleh OSP Team Leader,
sesuai KAK dokumen OSP, Tugas utama Ketua Tim OSP (OSP Team Leader)
adalah mengkoordinasikan dan memastikan tim-tim provinsi dalam
wilayah kerjanya mampu melaksanakan program sesuai pedoman,
rencana kerja dan standar kualitas yang ditetapkan, guna mendukung hal
tersebut dalam dokumen kontrak tidak ada dukungan kegiatan koordinasi
di level regional dan atau kegiatan kunjungan ke provinsi lokasi dampingan.
Atas hal diatas, kiranya perlu dilakukan penyesuaian volume dukungan
kegiatan koordinasi tingkat Regional yang melibatkan TL dan tenaga ahli
tingkat provinsi, dan koordinasi tingkat Provinsi yang melibatkan Tim Korkot
dan Askot Mandiri.
7.2.3 Office Operational Expenses, Office Equipment Expenses, Rental Expenses, Reporting
Expenses
Dukungan atas pembiayaan langsung (DIRECT REIMBURSABLE COST) yang tebagi dalam
komponen biaya operasional, pembelian kebutuhan/peralatan kantor, sewa menyewa
dan pelaoran menurut analisa kami sudah cukup memadai khususnya dalam komponen
biaya internet baik yang ada di level OSP maupun di Tim Korkot sudah bisa mendukung
kebutuhan pelaporan berbasis aplikasi/online. Memang ada sedikit anomaly di besaran
biaya sewa kantor korkot/Askot mandiri, namun secara prinsip dan mayoritas bisa
diatasi mengingat banyak Korkot/Askot mandiri yang berkantor di Pemda.

7.2.4 Capacity Building


Komponen pembiayaan dalam kegiatan peningkatan kapasitas di kontrak OSP di
peruntukan bagi Tim Korkot dan fasilitator, sesuai KAK dan item pembiayaan dalam
kontrak focus pelaksanaannya untuk meningkatkan kapasitas dalam aspek pemahaman
substansi dan teknis. Dalam analisa kami ada sub system di OSP dan Korkot yang
peranannya sangat strategis, yakni supporting staff (khususnya Ofiice Manager dan
Sekretaris di level Korkot dan Askot Mandiri) yang melakukan kendali atas administrasi
dan keuangan dana BOP (biaya operasional) yang sekarang ini nominalnya relative
besar, dalam kontrak dan arus kendali belum ada upaya penguatan kapasitas (dalam
bentuk formal/dalam kelas) atas tupoksi yang menjadi peran dan tanggung jawabnya.

7.3 Usulan Perubahan Dan Penambahan Atas Kontrak OSP


Sesuai Postur Biaya Kontrak OSP dan Analisa Kontrak OSP guna mendukung efektifitas
pencapaian penugasan, berikut di sampaikan usulan perubahan dan penambahan atas Kontrak
OSP 05 Bali,Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur :
7.3.1 Usulan Komponen Personel OSP dan Remunerasi
 Memobilisasi seeluruh personel Tenaga Ahli OSP sesuai yang tertuang dalam
dokumen Kontrak dan atau sesuai kebutuhan yang di canangkan oleh pihak Proyek
Pusat.
 Mengadakan/mengisi posisi Additional Specialist dalam kontrak OSP dengan Tenaga
Ahli Penanganan Bencana (khususnya di Provinsi yang rawan bencana dan atau
sudah terjadi bencana untuk penanganan pasca bencana)

95
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

 Dalam rangka melakukan kendali administrasi dan keuangan dana operasional OSP
dan Tim Korkot yang berbasis aplikasi dan pembuktian final atas laporan keuangan
dalam bentuk hard copy yang lengkap, benar dan tepat waktu (final bukti infoice
tingkat OSP) maka di usulkan untuk menetapkan salah satu OM (office manager)
menjadi Koordinator dengan remunerasi setara dengan sub professional (sub tenaga
ahli)
7.3.2 Usulan Komponen Perjalanan Dinas (Duty Travel Expenses)
 Di setiap provinsi mengusulkan penambahan volume dan biaya perjalanan dinas
tingkat Provinsi ke Kab/kota lokasi kumuh skala kawasan, jumlah usulan lima (5 )
trip/perjalanan
 Di setiap provinsi mengusulkan penambahan volume dan biaya perjalanan dinas
tingkat Provinsi ke Kab/kota lokasi kumuh non skala kawasan, jumlah usulan empat
kali (4) trip/perjalanan
 Di setiap provinsi mengusulkan penambahan volume dan biaya untuk kegiatan
koordinasi yang melibatkan Tim Korkot/Askot Mandiri, jumlah usulan enam (6)
trip/perjalanan
 Menusulkan biaya perjalanan dinas untuk koordinasi tingkat regional yang
melibatkan Team Leader Provinsi dan office manager, jumlah usulan enam (6)
trip/perjalanan
 Mengusulkan biaya perjalanan dinas Team Leader OSP ke masing-masing provinsi
untuk memastikan tim-tim provinsi dalam wilayah kerjanya mampu melaksanakan
program sesuai pedoman, rencana kerja dan standar kualitas yang ditetapkan,
jumlah usulan enam (6) trip/perjalanan

Tabel 7 3 Usulan Penambahan perubahan atas Kontrak


No Item Duty Travel Expenses Usulan Duty Travel (satuan trip) Keterangan
Semula Usulan Total
(kontrak Kebutuhan Usulan
awal)
1 Lokasi Kumuh Skala Kawasan 4 9 5 3x setiap tahun
2 Lokasi kumuh non kawasan 2 6 4 2x setiap tahun
3 Rakor OSP tingkat Provinsi 3 9 6 3x setiap tahun
4 Rakor OSP tingkat Regional 0 6 6 2x setiap tahun
5 Kunjungan ke Provinsi dalam 0 6 6 2x setiap tahun
wilayah kerja OSP 5

7.3.3 Capacity Building


 Usulan pelatihan untuk relawan tanggap bencana tingkat Kabupaten/Kota di setiap
Kab/Kota lokasi dampingan (scenario pelaksanaan bekerjasama dengan BNPB
setempat)
 Usulan pelatihan/coaching clinik untuk Office Manager dan Sekretaris terkait aplikasi
dan Pelaporan keuangan BOP OSP dan Tim Korkot dengan narasumber Proyek Pusat
dan Advisory (scenario pelaksanaan Pelatihan/coaching clinik untuk OM di tingkat
regional dengan narasumber Proyek Pusat dan Advisory dan sekretaris Korkot di
tingkat Provinsi dengan narasumber OM OSP)
Demikian pembahasan Bab VII terkait Usulan Perubahan Atas Kontrak OSP Untuk Efektifitas
Pencapaian Penugasan, semoga bisa dijadikan perhatian dan dasar untuk ditindaklanjuti dalam
kebijakan.

96
Laporan Awal Program Kotaku
OSP 05 NTB

97

Anda mungkin juga menyukai