Anda di halaman 1dari 29

PETUNJUK TEKNIS :

PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR


LIMBAH TERPUSAT

BAGIAN A
PROSES PENYUSUNAN RENCANA INDUK
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT (RI- SPALT)

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 1


RI - 01 PENYAMAAN KONSEP DAN PARADIGMA

Tujuan

1. Tercapainya kesepahaman tentang konsep dan paradigm pengembangan sistem


pengelolaan air limbah terpusat yang dirumuskan dalam Rencana Induk Sistem
Pengelolaan Air Limbah Terpusat bagi Kabupaten/Kota.
2. Tercapainya kesepakatan mengenai langkah penyusunan, jadwal kerja, tugas,
dan tanggung jawab semua instansi yang terkait.

Deskripsi

Penyamaan pemahaman tentang konsep dan paradigm adalah milestone pertama


para pihak terkait dalam rangka penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air
Limbah Terpusat Kabupaten/ Kota. Proses ini perlu dibangun untuk memastikan
adanya kesepahaman dan kesamaan persepsi di antara para pihak mengenai
manfaat adanya Rencana Induk ini, yang menjadi dasar pengembangan sistem
pengelolaan air limbah Kabupaten/Kota.

Maksud penyusunan Rencana Induk adalah agar setiap Kabupaten/Kota memiliki


pedoman dalam pengembangan dan operasional penyelenggaraan SPAL
berdasarkan perencanaan yang efektif, efisien, berkelanjutan, dan terpadu dengan
sektor terkait lainnya. Sementara itu, tujuan penyusunan Rencana Induk adalah agar
setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk SPAL yang sistematis, terarah, dan
tanggap terhadap kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi
daerah, serta tanggap terhadap kebutuhan stakeholder (pemerintah, investor,
masyarakat).

Penyusunan Rencana Induk SPAL mengacu pada prinsip pengembangan wilayah;


RUTRW/K, RPJPN maupun perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan
Rencana Induk SPAL berada dibawah kebijakan spasial di masing-masing daerah
baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Kedudukannya adalah sebagai
petunjuk teknis dalam penyusunan strategi pembangunan per kawasan, serta

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 2


mempengaruhi rencana program investasi infrastruktur. Sedangkan untuk kota
menengah dan kecil, keberadaan SSK menjadi alternatif pengganti Rencana Induk
SPAL seperti terlihat pada Gambar 1.

KEBIJAKAN KEBIJAKAN
NASIONAL SPASIAL SEKTORAL
RTRWN RPJMN
PROGRAM

PROPINSI RTRW PROPINSI RPJM PROPINSI

RTRW RPJM
KABUPATEN/KOTA
KAB/KOTA KAB/KOTA

STRATEGI PEMBANGUNAN
*)
KAB/KOTA (SSK)

RENCANA
STRATEGI PEMBANGUNAN
INDUK SPAL
PER KAWASAN

RENCANA PROGRAM
INVESTASI INFRASTRUKTUR

RPIJM

Gambar 1. Kedudukan Rencana Induk SPAL


*) SSK untuk Kota Sedang dan Kecil dapat digunakan sebagai Rencana Induk

Output

Output yang diharapkan dari kegiatan “Penyamaan Konsep dan paradigma” ini
adalah:

1. Disepakatinya Konsep dan Paradigma dalam penyusunan Rencana Induk


Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten/Kota.
2. Disepakatinya perencanaan yang akan disusun (Rencana Induk atau Outline
Plan).
3. Dituliskannya input/masukan untuk RI, khususnya “Bab I : Pendahuluan ”.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 3


Langkah- Langkah Pelaksanaan

1. Bangun kesepahaman tentang pentingnya Rencana Induk Sistem Pengelolaan


Air Limbah Terpusat. Kesepahaman dan kesamaan persepsi dapat ditumbuhkan
dengan cara Ketua Tim Konsultan menyampaikan kepada seluruh stakeholder
tentang konsep dan paradigma sistem pengelolaan air limbah. Pertemuan
tersebut diagendakan untuk membahas isu-isu berikut :
a. Latar belakang, makna, dan manfaat penyusunan Rencana Induk Sistem
Pengelolaan Air Limbah Terpusat. Ketua Tim Konsultan akan memaparkan
bagian ini dengan menekankan pada :
(1). Makna Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat sebagai
dokumen yang memuat data dasar (baseline) mengenai kondisi
pengelolaan air limbah Kabupaten/Kota saat ini.
(2). Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat
merupakan Tahap-1 dari program Perencanaan SPAL.
(3). Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Induk SPAL. Pemaparan ini
menjadi input untuk penulisan „Bab I : Pendahuluan”
b. Posisi atau dasar hukum Rencana Induk SPAL. Lakukan diskusi kemudian
sepakati dasar hukum dan posisinya diantara dokumen-dokumen
perencanaan strategis Kabupaten/Kota lainnya seperti : RTRW, RPKMD,
dan Renstra SKPD. Hasil diskusi ini juga menjadi input untuk penulisan „Bab
I : Pendahuluan”.
c. Pahami rincian outline Rencana Induk SPAL serta metode yang akan
digunakan dalam penyusunan Rencana Induk SPAL. Tuliskan hasil diskusi
dalam narasi sebagai input untuk penulisan „Bab I : Pendahuluan”.

2. Susun dan sepakati rencana kerja konsultan.


Konsultan perlu menyusun dan menyepakati Rencana Kerja terkait Penyusunan
Rencana Induk SPAL. Rencana kerja ini sekurang-kurangnya harus memuat :
a. Jadwal Kegiatan Terperinci
b. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab (SKPD/ Perorangan)

Rencana kerja ini harus ditandatangani oleh Ketua Tim Konsultan dan
selanjutnya didistribusikan untuk menjadi pegangan seluruh stakeholder dan
konsultan selama proses penyusunan Rencana Induk SPAL. Selain itu,
pembuatan rencana induk yang dilakukan oleh konsultan juga didampingi oleh
Tim Teknis yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 4


Instrumen
Proses penanganan untuk rencana yang telah ada dan perencanaan baru terdapat
pada diagram 2.

Perencanaan yang Ada Perencanaan Baru Perencanaan yang Ada

Evaluasi Evaluasi
Tidak Master Plan Outline Plan Tidak
Kecocokan Kecocokan

Studi Kelayakan

Detail Desain

Ya Penerapan Ya

Gambar 2. Proses Penanganan Perencanaan Eksisting dan Perencanaan Baru

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 5


RI - 02 PENYIAPAN KONSEP PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Tujuan

1. Tersusunya konsep penyusunan rencana induk dan kriteria perencanaan yang


ada dalam Rencana Induk SPAL Kabupaten/Kota.
2. Tercapainya kesepakatan mengenai konsep penyusunan dan kriteria
perencanaan yang akan digunakan dalam Rencana Induk SPAL.

Deskripsi

Di dalam milestone Penyiapan Konsep Penyusunan Rencana Induk SPAL, Pokja


perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Menetapkan Visi dan Misi Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten/Kota


yang mengacu ke Visi dan Misi Kabupaten/ Kota sebagai acuan untuk
pembangunan jangka menengah (5 tahun).
2. Menetapkan konsep penyusunan dan periode perencanaan Rencana Induk
SPAL yang disesuaikan dengan target-target yang telah dibuat oleh Pemerintah.
3. Menetapkan beberapa kriteria perencanaan dan standar pelayanan air limbah
yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan Kabupaten/Kota.
4. Menetapkan wilayah-wilayah yang perlu dilakukan survey terkait penyusunan
Rencana Induk Pengembangan SPAL.
5. Melakukan analisis mengenai keterpaduan Perencanaan SPAl dengan sektor
Sanitasi lain dan kontribusinya dalam Program Perubahan Iklim.

Di dalam proses penyusunan kerangka pengembangan sanitasi dibutuhkan


beberapa asumsi dan persyaratan, diantaranya:
1. Penyesuaian RTRW, yang umum terjadi setelah kurun waktu tertentu, tidak
mengalami perubahan yang berarti dibandingkan dokumen RTRW yang
dijadikan rujukan.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 6


2. Pokja memiliki pemahaman memadai mengenai sistem pengelolaan air limbah.
Kemungkinan dibutuhkan penjelasan dari seorang ahli air limbah yang
berpengalaman dan memiliki pemahaman aspek lain di luar aspek teknis,
sebelum Pokja memutuskan sistem yang akan digunakan dalam jangka panjang.
3. Perlu dibuat perkiraan jumlah penduduk (atau jumlah keluarga/rumah tangga)
yang akan dilayani (pada akhir periode perencanaan) oleh sebuah sistem yang
dipilih. Perlu diingat bahwa di beberapa tempat jumlah keluarga yang dilayani
mungkin sedikit karena fungsi kawasan tersebut adalah kawasan komersial
(Commercial Business District - CBD) atau dikenal sebagai wilayah perdagangan
dan jasa di dalam dokumen RTRW.

Output

Output yang diharapkan dari kegiatan “ Penyiapan Konsep Penyusunan Rencana


Induk SPAL” adalah :

1. Disepaktinya Visi dan Misi dalam bidang pengelolaan air limbah


Kabupaten/Kota yang mendukung RPJMD.
2. Disepakatinya konsep penyusunan dan periode perencanaan dalam Rencana
Induk SPAL Kabupaten/Kota.
3. Disepakatinya kriteria perencanaan dalam penyusunan Rencana Induk Sistem
Pengelolaan Air Limbah Terpusat Kabupaten/Kota.
4. Ditetapkan wilayah-wilayah yang perlu dilakukan survey berkaitan dalam
penyusunan Rencana Induk SPAL.
5. Didapatkan hasil analisis mengenai keterpaduan SPAL dengan sektor sanitasi
lainnya dan kontribusi SPAL dalam program Perubahan Iklim.
6. Dituliskannya input/ masukan dalam Rencana Induk SPAL, khususnya “ Bab II:
Konsep Penyusunan dan Kriteria Rencana Induk”.

Langkah- Langkah Pelaksanaan

1. Diskusikan, Rumuskan, dan tetapkan Visi Misi SPAL Kabupaten/Kota


Pembangunan SPAL di Kabupaten/Kota memerlukan adanya Visi dan Misi
SPAL yang mengacu ke Visi dan Misi Kabupaten/Kota. Hal ini terutama
diperlukan agar dokumen perencanaan strategis yang disusun memiliki koridor
yang jelas dan disampaikan dalam “bahasa” yang sama dengan dokumen
perencanaan Kabupaten/Kota lainnya.
a. Diskusikan kondisi pengelolaan air limbah masa depan di Kabupaten/Kota
yang ingin dicapai untuk mendukung tercapainya Visi Misi

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 7


Kabupaten/Kota. Jadikan potret pengelolaan air limbah saat ini (di dalam
Buku Putih Sanitasi) sebagai acuan dasar.
b. Rumuskan dan sepakati kondisi pada poin di atas yang dinyatakan dalam
pernyataan Visi dan Misi SPAL Kabupaten/Kota. Gunakan dokumen
RPJMD sebagai acuan dasar dalam perumusan visi dan misi air limbah
domestic.
c. Pertimbangkan definisi di dalam Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang
pelaksanaan PP 8/2008 ttg Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengenai:
1) Visi adalah “Rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan”
2) Misi adalah “Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi”
d. Selain itu, pertimbangkan juga “Posisi Pengelolaan Air Limbah” di dalam
Bab 5 Buku Putih Sanitasi untuk dapat merumuskan Visi Misi air limbah
yang realistis.
e. Visi misi sanitasi juga harus sensitif jender dan kemiskinan, yang
dicontohkan berikut ini:
Pernyataan Visi "Dalam 5 tahun semua orang di kabupaten / kota memiliki
sistem pengelolaan air limbah yang baik ;
Untuk ini dapat ditambahkan untuk aspek-aspek sosial, seperti :
1) Laki-laki dan perempuan telah diberdayakan, atau: kemiskinan akan
berkurang
2) Untuk Pernyataan Misi , dapat ditambahkan :
Perbaikan sanitasi dengan melibatkan perempuan dalam Sistem
Pengelolaan Air Limbah dan melibatkan laki-laki dalam promosi
hygiene
3) Peluang peningkatan penghasilan laki-laki dan perempuan miskin
dalam Sanitasi
f. Susun visi dan misi sanitasi kabupaten/kota dalam bentuk tabel seperti
berikut ini.
Tabel 1. Visi dan Misi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Kabupaten/Kota (Contoh)

Sumber : ..

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 8


2. Menetapkan Kegiatan yang akan dilakukan dalam Proses Perencanaan beserta
Periode Perencanaannya.
Dalam proses penyusunanna perlu ditetapkan periode perencanaan yang akan
dibuat dalam Rencana Induk disertai dengan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan sesuai dengan waktunya. Rencana induk SPAL harus direncanakan
untuk periode perencanaan 20 tahun, dihitung dengan mempertimbangkan
penetapan oleh kepala daerah sesuai dengan kewenangannya.

Periode perencanaan dalam penyusunan rencana induk ini dibagi menjadi 3


tahap pembangunan sesuai urutan prioritas, yaitu:

a. Perencanaan Jangka Pendek (Tahap Mendesak)


Perencanaan pembangunan jangka pendek atau tahap mendesak
dilaksanakan dalam satu sampai dua tahun anggaran, dengan
memprioritaskan pada hal yang mendesak.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan pembangunan jangka menengah mencakup tahapan
pembangunan 5 tahun setelah dilaksanakan program jangka pendek.
c. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan pembangunan jangka panjang merupakan rangkaian dari
keseluruhan pembangunan di sektor air limbah untuk 20 tahun yang akan
datang.

3. Melakukan Evaluasi Rencana Induk


Rencana Induk SPAL harus dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan
perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana induk
bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan
strategi dalam bidang lingkungan (Local Environment Strategy), ataupun hasil
rekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan air limbah
permukiman.

4. Menetapkan kriteria dan Standar Pelayanan.


Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan
pembangunan SPALT untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam
jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air limbah,
tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan, tersedianya air dengan harga
yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.

Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 9


diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam
perencanaan induk kota.

5. Melakukan Wilayah-wilayah yang akan dilakukan Survey Penyusunan Rencana


Induk Pengembangan SPAL
Penetapan wilayah-wilayah yang akan dilakukan survey disesuaikan dengan
konsep perencanaan SPAL pada suatu daerah dan data-data pendukung
lainnya. Survey – survey yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Induk
Pengembangan SPAL, diantaranya :
a. Survei dan pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan
Survey ini dilakukan dengan tujuan :
1) Mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek, dan wilayah
pelayanan, badan air penerima, dan jalur transmisi air limbah
2) Kondisi detail wilayah pelayanan saat ini dan akan dating
b. Survei dan Pengkajian Kualitas Air Limbah
Survey ini dilakukan untuk mengetahui kualitas badan air penerima sesuai
baku mutu dan sesuai golongannya.
c. Survei dan pengkajian Demografi dan Ketatakotaan
Dalam pelaksanaan survey ini, dibutuhkan beberapa data diantaranya :
1) Ada data statistik sampai 10 tahun terakhir
2) Terdapat pembagian wilayah berdasarkan jumlah penduduk
3) Terdapat rumus perhitungan proyeksi penduduk

Apabila data yang diambil tidak tersedia di lapangan, maka dapat


menganalogikannya dengan menggunakan data dari Kabupaten/Kota lain yang
sejenis.

6. Melakukan analisis keterpaduan Perencanaan SPAL dengan Sektor lain


Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi, adalah bahwa
penyelenggaraan SPAL dan prasarana perkotaan yang terkait (air minum,
persampahan, dan drainase) memperhatikan keterkaitan satu dengan yang
lainnya dalam setiap tahapan penyelenggaraan, terutama dalam upaya
perlindungan terhadap baku mutu sumber air baku air minum. Keterpaduan
SPAL dengan PS sanitasi dilaksanakan berdasarkan prioritas adanya sumber air
baku. Misalnya bila pada suatu daerah terdapat air tanah dangkal dengan
kualitas yang baik, maka sistem sanitasi harus menggunakan sistem terpusat
(off site sistem), atau contoh lainnya adalah peletakan outlet Instalasi
Pengolahan Air Limbah atau Instalasi Pengolahan Lumpur Terpadu di hilir
lokasi pengambilan air baku air minum.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 10


7. Melakukan analisis kontribusi SPAL dalam Program Perubahan Iklim
a. Membahas tentang Program Nasional berkaitan dengan peranan
pengelolaan air limbah dalam Perubahan Iklim sesuai peraturan yang
berlaku
b. Membahas hubungan antara SPAL dengan mitigasi GRK
c. Data pendukung yang berkaitan dengan model perhitungan pengurangan
emisi GRK berdasarkan IPCC

Instrumen

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 11


RI - 03 PENJABARAN DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

Tujuan

1. Dipahaminya ruang lingkup Rencana Induk SPAL dan tercapainya kesepakatan


cakupan wilayah pengamatan dan wilayah perencanaan.
2. Terhimpunya data sekunder untuk mendiskripsikan wilayah, profil sistem
pengolahan air limbah, dan permasalahannya.
3. Diketahuinya data primer yang diperlukan, yang harus dikumpulkan melalui
survey dan pengukuran di lapangan.
4. Tergambarnya deskripsi wilayah Kabupaten/Kota.

Deskripsi

Milestone ke-tiga yang harus dilakukan Konsultan adalah mengidentifikasi


kebutuhan data sekunder, sumber data dan penanggung jawab, mengumpulkan
seluruh data sekunder yang diperlukan untuk menyusun deskripsi wilayah, profil
sistem pengolahan air limbah dan penentuan awal area berisiko, serta menyiapkan
dan menyusun deskripsi wilayah. Sumber data sekunder yang digunakan dapat
berasal dari berbagai dokumen perencanaan Kabupaten/Kota maupun hasil studi
oleh Universitas/LSM. Dokumen-dokumen ini diantaranya adalah RTRW, RPJPD,
RPJMD, Renstra, RKPD, RPJIM, dokumen realisasi APBD, dokumen komponen
Masterplan SPAL.

Data yang diperlukan dalam penyusunan Rencana Induk SPAL sangat beragam dan
sumbernya dapat berasal dari berbagai instansi. Data-data yang dikumpulkan berisi
semua data baik primer maupun sekunder yang berhubungan dengan penyusunan
Rencana Induk SPAL, data tersebut adalah :

1. Data Deskripsi Daerah Rencana


2. Data Kondisi Fisik :
a. Topografi

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 12


b. Iklim
c. Sungai dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
d. Laut
1) Kedalaman dasar laut (kontur)
2) Tinggi muka air
3) Arah dan kecepatan arus
4) Prakiraan distribusi dan pencemaran laut
5) Kualitas air laut
e. Permeabilitas Tanah
f. Air Tanah
g. Geologi
3. Data Tata Ruang Kota :
4. Data Kependudukan :
a. Penduduk Saat ini
b. Proyeksi Penduduk
5. Data Prasarana Kota yang Terkait :
a. Air Minum
b. Persampahan
c. Drainase Perkotaan
6. Data Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat :
a. Pendapatan dan Sumber Mata Pencaharian
b. Kepemilikan Rumah
c. Non Permukiman
7. Data Tingkat Kesehatan Penduduk
8. Data lain :
a. Harga bahan dan upah
b. Analisa harga satuan setempat
c. Data kerugian akibat tidak adanya pengolahan air limbah

Output

Output yang diharapkan dari kegiatan “Penjabaran Deskripsi Daerah Perencanaan”,


adalah :

1. Terkumpulnya data sekunder dan primer


2. Tergambarnya deskripsi wilayah Kabupaten/Kota
3. Dituliskan sebagai input/ masukan, khususnya pada “ Bab I : Pendahuluan”
dan “Bab III : Deskripsi Daerah Perencanaan”.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 13


Langkah- Langkah Pelaksanaan

1. Pahami Ruang Lingkup Sistem Pengelolaan Air Limbah


Pastikan bahwa konsultan memahami definisi dan ruang lingkup sistem
pengelolaan air limbah terpusat yang akan digunakan. Informasi ini menjadi
input untuk “ Bab I : Pendahuluan”.
2. Diskusikan dan sepakati Cakupan Wilayah Pengamatan dan Wilayah
Perencanaan.
a. Diskusikan dan sepakati mengenai cakupan wilayah Kabupaten/Kota yang
akan menjadi wilayah.
b. Wilayah pengamatan adalah seluruh wilayah yang secara topografi
berpengaruh pada sistem pengelolaan air limbah.
c. Wilayah perencanaan Rencana Induk SPAL untuk Kota adalah seluruh
wilayah yang termasuk dalam wilayah administrative kota tersebut.
d. Wilayah Kajian Perencanaan Rencana Induk SPAL yang diprioritaskan
untuk Kabupaten adalah wilayah yang termasuk kategori kawasan
perkotaan berdasarkan RTRW dan/atau berdasarkan kebijakan daerah
lainnya (Perda, kesepakatan konsultan, dll).
e. Narasi mengenai informasi ini menjadi input untuk ”Bab I : Pendahuluan”
Rencana Induk SPAL dan gambarkan cakupan wilayah perencanaan dalam
peta adminitrasi.

3. Kumpulkan Data Sekunder


a. Identifikasi kebutuhan data sekunder dan sumber data yang diperlukan
untuk menyusun :
1) Deskripsi Wilayah
2) Profil Sistem Pengelolaan Air Limbah
3) Penentuan Wilayah Perencanaan
b. Sepakati penanggung jawab pengumpulan data sekunder tersebut
c. Kumpulkan sekuruh data, kemudian beri label yang jelas sehingga mudah
dipahami.
d. Jika dimungkinkan kumpulkan dan kelompokkan data yang diperoleh
dalam format digital (soft copy) sehingga dapat digunakan dengan mudah
pada saat diperlukan.

4. Diskusikan data dan sumber yang dibutuhkan untuk penyusunan deskripsi


wilayah.
a. Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder di atas, kelompokkan
dokumen-dokumen/data dan peta untuk menyusun Deskripsi Wilayah.
b. Verifikasi data sekunder dan sumber data yang digunakan untuk menyusun
deskripsi wilayah

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 14


5. Susun Deskripsi Wilayah
a. Sajikan data dalam bentuk tabel. Deskripsikan setiap tabel dengan judul,
sumber datam dan tahun yang jelas. Pastikan tabel yang telah diisi
mendapatkan verifikasi dari dinas/sumber data yang terkait. Sajikan tabel
secara ringkas, misalnya dengan menggabungkan beberpa tabel yang dapat
disatukan. Informasi yang lebih rinci dapat disisipkan pada halaman
lampiran.
b. Gambar dan tabel untuk menggambarkan deskripsi wilayah sekurang-
kurangnya mencakup :
1) Geografis, Adminitratif, dan Kondisi Fisik
Geografis : menyajikan informasi tentang letak atau posisi
Kabupaten/Kota di permukaan bumi berdasarkan garis lintang dan
garis bujur.
Adminitratif : menyajikan informasi mengenai nama, jumlah, dan luas
kelurahan/desa setiap Kecamatan dalam bentuk tabel dilengkapi
dengan peta administrasi dan cakupan wilayah kajian (skala 1 : 25.000
atau 1 : 50.000 ) serta peta orientasi Kabupaten/Kota dalam wilayah
provinsi dalam kertas ukuran A3.
Kondisi fisik : menyajikan informasi tentang air permukaan, kondisi/
ketinggian air tanah, dan kondisi umu iklim, kualitas air tanah, dll.
2) Demografi
Menyajikan informasi kondisi demografi di tingkat kecamatan
mencakup jumlah penduduk (tidak perlu berdasarkan jenis kelamin)
serta tingkat pertumbuhan pada 3-5 tahun terakhir beserta proyeksinya
5 tahun mendatang.
3) Keuangan dan Perekonomian Daerah
4) Sosial dan Budaya
Menyajikan informasi mengenai fasilitas pendidikan, distribusi
pekerjaan, jumlah penduduk miskin, dan jumlah rumah pada tahun
terakhir.
5) Tata Ruang Wilayah
Menyajikan informasi mengenai rencana pusat layanan (berdasarkan
fungsi dan peran) dan rencana pola ruang di dalam RTRW. Sebaiknya
peta berskala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000.
6) Kelembagaan Pemerintah Daerah
Menyajikan informasi mengenai tugas, pokok, dan fungsi tiap-tiap
SKPD penanggung jawab proses perencanaan, pembangunanm operasi
dan pemeliharaan (O&M), monitoring dan evaluasi, serta penanggung
jawab kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Instrumen : -

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 15


RI - 04 PENETAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN SPAL

Tujuan

Tersusunnya Tujuan, Sasaran, dan Strategi untuk Pengembangan SPAL di


Kabupaten/Kota.

Deskripsi

Milestone ke-empat dalam penyusunan Rencana Induk ini adalah Penetapan Strategi
Pengembangan SPAL. Strategi didefinisikan sebagai upaya mencapai tujuan yang
terdiri dari berbagai cara atau pendekatan. Mengingat strategi didefinisikan sebagai
upaya untuk mencapai tujuan, sebagai langkah awal perlu ditetapkan tujuan yang
jelas yang hendak dicapai tentang pengelolaan air limbah. Tujuan ini dirumuskan
salah satunya berdasarkan hasil dari penetapan Tahapan Pengembangan SPAL.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu, mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu
dan analisis stratejik.

Selanjutnya, perlu disusun sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat
memberikan arahan yang lebih operasional. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai
secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Berdasarkan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat
disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis. Terdapat
berbagai metode untuk merumuskan strategi, diantaranya adalah menggunakan
analisis SWOT. Pokja dapat memilih salah satu metode yang paling dikuasai oleh
sebagian besar anggota Pokja.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 16


Output

Output yang diharapkan dari Penetapan Strategi Pengembangan SPAL adalah :

1. Disepakatinya Tujuan, Sasaran, dan Strategi.


2. Disepakatinya indikator capaian dari sasaran yang ditetapkan.
3. Dituliskannya input/masukan untuk Rencana Induk, khususnya “ Bab IV :
Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah”.

Langkah- Langkah Pelaksanaan

1. Pahami Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak yang terjadi di Lingkungan


Sekitar daerah Perencanaan.

2. Diskusikan, rumuskan, dan tetapkan Tujuan, dan Sasaran pengembangan SPAL


Kabupaten/Kota.
Setelah seluruh anggota Pokja memahami Isu strategis, Permasalahan Mendesak
SPAL, serta Posisi Pengelolaan SPAL saat ini, diskusikan mengenai rumusan
Tujuan dan Sasaran pengembangan sanitasi.
a. Tujuan
Tetapkan tujuan pengembangan SPAL dengan mempertimbangkan hasil
Tahapan Pengembangan.

Tujuan juga bisa memasukkan penguatan dalam pemberdayaan masyarakat,


kesetaraan gender dan pengurangan kemiskinan di kabupaten/kota,
sebagaimana berikut:
1) Memperkuat pengelolaan air limbah yang sudah ada di masyarakat
untuk memastikan pemberian layanan yang optimal, cakupan biaya,
akuntabilitas layanan dan peluang peningkatan pendapatan bagi
keluarga miskin.
2) Untuk menetapkan layanan baru dalam mencapai tujuan yang sama di
daerah baru.
3) Untuk memastikan bahwa masyarakat dengan kondisi terburuk ada di
antara mereka yang pertama dilayani.
b. Sasaran
Sasaran dirumuskan dengan memperhatikan kriteria SMART (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic and Timebound) atau spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, realistis, dan berjangka waktu jelas. Setelah pernyataaan
sasaran dirumuskan, tetapkan juga indikator pencapaian sasarannya.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 17


c. Tuliskan tujuan, sasaran dan indikator sasaran di dalam Tabel Tujuan,
Sasaran, dan Strategi Pengembangan SPAL.

3. Diskusikan dan rumuskan Strategi Pengembangan SPAL


a. Diskusikan dan rumuskan Strategi untuk mencapai Tujuan dan Sasaran
sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Pokja perlu merumuskan secara lengkap strategi pengembangan SPAL baik
yang bersifat strategi teknis maupun non-teknis (kelembagaan, keuangan,
Pelibatan Masyarakat Jender dan Kemiskinan - PMJK, Komunikasi, dan
Pelibatan Swasta).
c. Sepakati rumusan strategi tersebut dan buat Tabel seperti berikut ini. Tabel 2
akan menjadi input untuk “Bab IV : Strategi Pengembangan SPAL”.

Tabel 2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan SPAL (Contoh)

Sumber :

4. Periksa dokumen referensi lain tentang strategi nasional pengembangan SPAL


a. Periksa keselarasan strategi yang telah disusun dengan dokumen strategi
nasional pengembangan SPAL.
b. Perbaiki apabila terdapat strategi yang bertentangan dengan strategi nasional
yang ada.

5. Periksa kembali alur logis antara strategi yang dirumuskan dengan Tujuan dan
Sasaran yang akan dicapai
a. Periksa kembali apakah strategi yang dirumuskan dapat berkontribusi dalam
tercapainya Sasaran dan Tujuan yang telah ditetapkan, sesuai dengan isu
strategis pengelolaan air limbah, dan mampu menjawab permasalahan air
limbah yang ada.
b. Rumuskan ulang strategi yang telah disusun apabila ternyata ditemukan
ketidaksesuaian. Pokja dapat menggunakan Tabel Kerangka Kerja Logis
berikut untuk memeriksa alur logis dari strategi yang telah dirumuskan.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 18


Tabel 3. Kerangka Kerja Logis

Sumber :

Contoh:
Strategi untuk mempercepat pengembangan SPAL dapat mencakup misalnya:
a. Kombinasi jenis layanan yang akan melayani sebagian besar orang dengan
biaya terendah sepanjang siklus biaya layanan.
b. Mencoba solusi inovatif atas dasar permintaan masyarakat dan dalam skala
kecil.
c. Melibatkan perempuan dan laki-laki lokal dalam memilih informasi layanan
dan teknologi, serta manajemen lokal dan sistem pembiayaan layanan yang
dikelola masyarakat.
d. Membiarkan masyarakat lokal untuk melaksanakan proyek mereka sendiri
dengan bantuan teknis dari Dinas PU, PDAL, LH, PKK dll.
e. Pelatihan bagi perempuan dan laki-laki setempat untuk mengoptimalkan
layanan setempat, serta pengelolaan dan akuntabilitas keuangan.
f. Penguatan kemitraan antara Pemerintah dan Swasta (PPP) di antara sektor
publik, masyarakat dan sektor formal dan informal kecil untuk pelayanan
SPAL dalam peluang peningkatan pendapatan produktif dan mengurangi
angka kemiskinan di Kabupaten/Kota.

Instrumen
-

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 19


RI - 05 PENYUSUNAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Tujuan

Terhimpunya program dan kegiatan percepatan pembangunan sistem pengelolaan


air limbah.

Deskripsi

Program bisa dipahami sebagai kumpulan beberapa kegiatan yang mengarah


kepada sebuah perubahan sesuai dengan strategi yang telah disusun. Tidak hanya
terbatas pada implementasi fisik, tetapi juga mencakup usaha menjaga
keberlangsungan operasi infrastruktur yang ada. Bisa dari sisi keuangan
(tersedianya biaya Operasi dan Pemeliharaan – O&M yang memadai), dan/atau
meningkatkan kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan sanitasi yang baik.

Sebagai contoh, “program peningkatan layanan air limbah di zona sanitasi X dengan
sistem terpusat” bisa terdiri dari beberapa kegiatan (teknis dan non-teknis) seperti;
(i) menyiapkan masyarakat agar terjadi peningkatan kebutuhan (demand creation)
akan sistem air limbah yang baik, (ii) pembentukan Badan Layanan Umum Daerah
untuk pengelolaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah (diandaikan sebagai
prasyarat untuk mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat), (iii)
menyiapkan rencana rinci (Detailed Engineering Design – DED), (iv) penyiapan aturan
biaya sambungan rumah dan retribusi air limbah, (v) implementasi fisik, dan (vi)
kampanye untuk sambungan rumah. Sebagai pegangan dalam perumusan berbagai
tahapan kegiatan di dalam suatu program pembangunan infrastruktur mengacu
kepada akronim SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition,
Contruction, Operation and Maintenance - Survai, Penelitian, Pembebasan Tanah,
Pembangunan, Penggunaan dan Pemeliharaan).

Kegiatan yang sudah disusun (sebagai bagian dari pelaksanaan sebuah Program)
selanjutnya dibuat indikasi jadwal pelaksanaannya, volume kegiatan tersebut,

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 20


indikasi biaya yang diperlukan, serta indikasi apakah kegiatan itu dapat didanai
oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau tidak. Hasil dari
milestone ini menjadi penting karena akan menjadi dasar dan masukan bagi proses
pemograman maupun penganggaran rutin dan formal terutama di Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Output

Output yang diharapkan dari kegiatan “Penyusunan Program dan Kegiatan” ini
adalah:

7. Disepakatinya daftar Program dan Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan


Air Limbah.
8. Teridentifikasinya indikasi pendanaan kegiatan dari APBD, APBD Provinsi, dan
APBN.
9. Dituliskannya input/masukan untuk RI, khususnya “Bab V : Rencana Program
dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan”.

Langkah- Langkah Pelaksanaan

1. Pahami Strategi yang telah disusun sebelumnya


Sebelum memulai menyusun Program dan Kegiatan pengembangan SPAL,
Pokja perlu memahami kembali Strategi yang telah disusun.

2. Rumuskan Program Pengembangan SPAL yang perlu dilakukan


a. Berdasarkan permasalahan mendesak yang dihadapi, tetapkan urutan
prioritas (bisa juga melihat hasil Indeks Risiko Sanitasi hasil studi EHRA).
b. Setelah seluruh anggota Pokja memahami strategi yang telah dirumuskan,
susun Program Pengembangan SPAL berdasarkan rumusan strategi
tersebut.
c. Menetapkan urutan prioritas Program. Proses penentuan prioritas salah
satunya dapat dilakukan berdasarkan indikasi masyarakat yang terkena
dampak dari pelaksanaan Program (penerima manfaat atau beneficiary).

3. Rumuskan Rangkaian Tahapan Kegiatan untuk masing-masing Program


Pengembangan SPAL
a. Rumuskan rangkaian kegiatan untuk Program yang disusun. Perhatikan
tahapan SIDLACOM untuk setiap rangkaian kegiatan. Susun juga indikator
capaian (hasil atau outcome) untuk masing-masing kegiatan tersebut.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 21


b. Tetapkan prioritas kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan tahapan
SIDLACOM. Tahapan awal mendapat prioritas lebih tinggi untuk dilakukan
dibandingkan tahapan selanjutnya.
c. Periksa ulang status usulan kegiatan yang telah disusun di atas apakah
sudah dilakukan atau belum di tahun-tahun sebelumnya.
d. Perbaharui daftar rangkaian kegiatan.

4. Periksa alur logis untuk melihat hubungan antara permasalahan pengembangan


SPAL dan penanganan yang akan dilakukan.
a. Gunakan format Tabel Kerangka Kerja Logis di bawah.
b. Masukkan tabel di Lampiran dokumen RENCANA INDUK.

Catatan:
Isian yang ada di dalam tabel hanya untuk kepentingan contoh atau ilustrasi.

5. Diskusikan dan Rumuskan Jadwal Pelaksanaan, Indikasi Kebutuhan Biaya, dan


Indikasi Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan untuk masing-masing
Kegiatan
a. Jadwal Pelaksanaan
Dalam menetapkan indikasi jadwal pelaksanaan kegiatan, Pokja perlu
mempertimbangkan urutan tahapan SIDLACOM.
b. Indikasi biaya
Indikasi biaya atas suatu kegiatan dihitung berdasarkan volume dari
kegiatan untuk mencapai indikator capaian tersebut. Gunakan “Buku
Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi” untuk menentukan indikasi
kebutuhan biaya masing-masing kegiatan.
c. Sumber pendanaan dan/atau pembiayaan
Diskusikan dan tetapkan sumber pendanaan dan/atau pembiayaan untuk
masing-masing kegiatan. Kategorikan asal sumber pendanaanya dapat
didanai oleh APBD, APBD Provinsi, APBN, atau oleh sumber pendanaan
lain.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 22


6. Tuliskan dalam matrik Program dan Kegiatan
Tuliskan Program dan Kegiatan yang telah disusun ke dalam format tabel yang
diberikan. Gunakan contoh tabel yang terdapat pada instrument.

7. Periksa Kebutuhan Pendanaan tersebut dengan Kemampuan Keuangan Daerah


serta Kebijakan yang diambil dalam Pendanaan Bidang Air Limbah
a. Hitung total kebutuhan pendanaan dan/atau pembiayaan yang dibutuhkan
dan periksa dengan kemampuan keuangan daerah (APBD) serta kebijakan
pendanaan air limbah.
b. Lakukan penyesuaian terhadap jadwal pelaksanaan (prioritasi) dan alokasi
sumber pendanaan dan/atau pembiayaan apabila diperlukan.
c. Hasil dari proses ini menjadi input penulisan dokumen RI “Bab V : Rencana
Program dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan”

8. Konsultasi Hasil Penyusunan Program dan Kegiatan dengan Pemangku


Kepentingan
a. Susun agenda konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait (DPRD,
Provinsi, Satker dll) dan tentukan penanggung jawab presentasi.
b. Siapkan hasil penyusunan program dan kegiatan dan pastikan peserta telah
menerima dan mempelajari materi sebelum Rapat Konsultasi dilaksanakan.
c. Paparkan dan diskusikan bahan presentasi yang telah disiapkan. Catat
masukan/input dengan seksama.
d. Lakukan perbaikan terhadap matrik Program dan Kegiatan berdasarkan
masukan/input tersebut.
9. Diskusikan dan rumuskan strategi Monev
a. Diskusikan dan rumuskan strategi Monev yang meliputi:
b. Siapa yang akan melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan
strategi yang tercantum di dalam RI.
c. Proses dan mekanisme pendokumentasian atas kegiatan monitoring tersebut
d. Proses, mekanisme, serta jadwal pelaksanaan Evaluasi atas hasil Monitoring
yang dilakukan
e. Pelaporan kegiatan Monev.

Contoh:
Sebagai bagian dari strategi Monev, delapan (8) indikator untuk pemantauan aspek
PMJK diusulkan untuk membatasi beban pemantauan, dibagi antara indikator
proses dan indikator hasil:

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 23


Pada tingkat kelembagaan:
1. % tenaga ahli Sosial yang menjadi anggota Pokja Sanitasi (= indikator hasil dari
proses BP)
2. % perempuan yang menjadi anggota Pokja Sanitasi (= indikator hasil dari proses
BP)
3. % perempuan dan tenaga ahli sosial yang menghadiri pertemuan Pokja dari
waktu ke waktu (= indikator proses)

Terhadap kemiskinan:
1. % bobot yang diberikan kepada kemiskinan dalam tools untuk perencanaan
RENCANA INDUK (= indikator proses)
2. Perkembangan SPAL yang menguntungkan masyarakat miskin, campuran
kaya-miskin dan kaya (=indikator hasil, pemetaan sanitasi)
3. Tidak ada laki-laki, perempuan, dan anak-anak miskin yang tidak bekerja dan
ada perbaikan pendapatan dari pengelolaan air limbah atau Meningkatkan
peluang penghasilan yang aman dalam bidang air limbah bagi keluarga miskin
(indikator proses dan hasil)

Pada kesetaraan gender:


1. Jumlah perempuan dan laki-laki yang hadir dalam Rapat Konsultasi Sanitasi
dan Musrenbang
2. % perempuan yang terlibat dalam KSM Air Limbah & proyek STBM Perkotaan

Instrumen
Tabel Prioritas Program

Sumber :

Cara Pengisian Tabel


(1). Tabel ini disusun untuk membantu Pokja menetapkan prioritas program. Pokja
dapat menggunakan metode lain dalam proses penetapan prioritas ini.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 24


(2). Untuk menyusun prioritas program tetapkan beberapa kriteria, diantaranya
adalah:
 Jumlah penerima manfaat (kolom 2)
 Apakah menjawan permasalahan mendesak yang dihadapi
Kabupaten/Kota (kolom 3)
 Apakah menurut Pokja program tersebut adalah prioritas (kolom 4), serta
 Apakah program tersebut memihak pada masyarakat miskin – pro-poor
(kolom 5).
(3). Pokja dapat menetapkan kriteria lain serta mengurangi maupun
menambahkan kriteria tersebut.
(4). Selanjutnya, tetapkan bobot untuk masing-masing kriteria tersebut sehingga
total bobot mencapai 100%.
(5). Berikan score untuk masing-masing kriteria 1 – 4, dengan 1 adalah tidak
prioritas dan 4 adalah paling prioritas
(6). Kalikan bobot dan score, selanjutnya jumlahkan untuk menghasilkan total
score (kolom 6).

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 25


RI - 06 FINALISASI RENCANA INDUK

Tujuan

1. Tersusunnya dokumen rencana induk


2. Adanya kesepakatan di antara pemangku kepentingan terhadap dokumen
rencana induk
3. Disahkan Rencana Induk oleh Kepala Daerah

Deskripsi

Finalisasi Rencana Induk merupakan milestone terakhir dari serangkaian proses


penyusunan RI. Hasil akhir dari milestone ini adalah disahkannya dokumen rencana
induk oleh Bupati/ Walikota.

Bagian terpenting milestone ini adalah membangun pemahaman dan persepsi yang
sama pada pihak yang terkait tentang dokumen rencana induk yang disusun,
terutama terkait dengan program dan kegiatan yang dirumuskan. Selain itu,
milestone ini juga mensyaratkan adanya kesamaan pemahaman dan persepsi
terhadap strategi pengembangan sanitasi yang disusun (termasuk program dan
kegiatannya) dari Pemerintah Provinsi dan Pusat. Komitmen pemerintah
Kabupaten/ Kota yang dinyatakan oleh besaran anggaran yang dialokasikan di
dalam APBD menjadi pertimbangan bantuan keuangan dari Provinsi, Pusat atau
donor lainnya.

Output

Output yang diharapkan dari Finalisasi Rencana Induk ini adalah :

1. Tersusunnya Draft Rencana Induk Kabupaten/ Kota


2. Pengesahan Rencana Induk Kabupaten/Kota oleh Kepala Daerah yaitu
Bupati/ Walikota.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 26


Langkah- Langkah Pelaksanaan

1. Kompilasi dan periksa Draf Rencana Induk


a. Kumpulkan semua output, baik berupa draf bab-bab Rencana Induk ataupun
hasil-hasil lain, dari setiap milestone dalam proses penyusunan rencana induk.
b. Kumpulkan bahan tulisan dan mulai penulisan atau penyuntingan. Para
penulis Rencana Induk tidak berangkat dari nol, karena pada setiap milestone
sebenarnya Pokja sudah bisa menulis draf bab-bab. Karena itu, pada tahap ini
para penulis lebih banyak menyunting dan menyelaraskan bahasanya saja.
Yang perlu diperhatikan adalah:
1) Kesesuaian draf tersebut dengan penjelasan rinci outline Rencana Induk
2) Konsistensi serta data/informasi minimum yang perlu dituliskan pada
setiap bab berdasarkan Template Rencana Induk
3) Pokja menggunakan bahasa yang jelas dan ringkas
c. Jika penulisan selesai, sebelum menginformasikan draf awal Rencana Induk
ke pihak-pihak lain, pastikan seluruh anggota Pokja membaca draf awal ini
dan menyepakatinya. Penulis perlu memaparkan hasil kerjanya dalam
sebuah rapat internal Pokja.

2. Susun Ringkasan Rencana Induk


a. Pokja perlu menulis versi ringkas Rencana Induk untuk kepentingan
advokasi dan komunikasi, khususnya bagi kelompok sasaran atau pemangku
kepentingan eksternal. Karena itu, pastikan bahasa yang dipakai adalah
bahasa yang populer agar lebih mudah dan cepat dipahami. Berikut adalah
beberapa kegiatan yang disarankan:
1) Sepakati informasi yang perlu dituangkan dalam ringkasan Rencana
Induk. Informasi minimal yang harus tersedia adalah (i) arah
pengembangan sanitasi Kabupaten/Kota (ii) strategi untuk
mencapainya (iii) ringkasan program dan kegiatan utama.
2) Tulis dengan bahasa populer yang mudah dipahami khalayak awam,
rancang tata letak (layout), kurangi teks, perbanyak diagram, peta, dan
tabel.

3. Konsultasikan draf Rencana Induk dengan seluruh Ketua dan Wakil Ketua
Bidang
a. Susun agenda pertemuan dan tentukan penanggung jawab (biasanya tim
penulis) presentasi.
b. Siapkan dokumen yng diperlukan: (i) draft Rencana Induk (ii) Ringkasan
Rencana Induk, dan (iii) slide presentasi. Pastikan seluruh Ketua dan Wakil
Ketua Bidang menerima draf dan ringkasan Rencana Induk satu pekan
sebelum pelaksanaan Rapat Konsultasi.

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 27


c. Paparkan bahan presentasi yang sudah disiapkan dalam Rapat Konsultasi.
Pastikan bahan tersebut diungkapkan dengan jelas, ringkas, dan hanya
menyangkut substansi yang penting saja. Catat masukan dengan seksama.

4. Lakukan perbaikan terhadap draf Rencana Induk berdasarkan masukan dari


seluruh Ketua dan Wakil Ketua Bidang
Berdasarkan masukan tersebut, perbaiki draf Rencana Induk. Perbaiki pula
ringkasan Rencana Induk jika memang diperlukan. Sesudahnya, cetak dan
perbanyak dokumen-dokumen tersebut dan bagikan kembali kepada seluruh
Bidang Pokja.

5. Adakan Konsultasi Publik Rencana Induk


a. Persiapkan acara Konsultasi Publik dengan baik. Tentukan tanggal
penyelenggaraan acara, bentuk kepanitiaan, dan sepakati susunan acara.
b. Siapkan materi yang akan dibagikan pada acara Konsultasi Publik, yang
diantaranya ringkasan Rencana Induk Kabupaten/Kota (untuk semua
undangan), beberapa Strategi Pengembangan Pengelolaan Air Limbah
Kabupaten/Kota sebagai contoh, dan poster-poster yang terkait dengan
sanitasi dan penyusunan Rencana Induk Kabupaten/Kota.
c. Sepakati daftar pemangku kepentingan dan narasumber yang diundang
dalam Konsultasi Publik. Yang diharapkan hadir setidak-tidaknya: (i)
anggota DPRD (ii) para Kepala SKPD (iii) Camat (iv) Kepala
instansi/lembaga daerah (v) Perguruan Tinggi (vi) LSM/KSM terkait sanitasi
(vii) Badan usaha/perorangan yang terkait sanitasi , dan media massa untuk
kepentingan komunikasi dan pemberitaan.

Materi Konsultasi Publik ada dua: (i) Pemaparan Strategi Sanitasi


Kabupaten/Kota (dan proses penyusunannya) oleh Ketua Pokja
Kabupaten/Kota dan (ii) Tanya jawab dengan para pemangku kepentingan
untuk menjaring masukan. Karena itu:

a. Pastikan Ringkasan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dibagikan kepada


semua undangan
b. Pastikan Pokja mencatat semua masukan dari para peserta selama acara
berlangsung

6. Finalisasi Rencana Induk


a. Perbaiki draf Rencana Induk berdasarkan masukan dari berbagai konsultasi
yang telah dilakukan
b. Rapikan tata letak atau lay out draf Rencana Induk

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 28


7. Lakukan advokasi ke Kepala Daerah untuk mendapat pengesahan atas Rencana
Induk
a. Tuliskan Kata Pengantar dari Bupati/Walikota. Sampaikan kepada Sekretaris
Bupati/Walikota untuk mendapatkan koreksi dan persetujuan.
b. Finalisasi draf Rencana Induk dan selanjutnya Ketua Pokja dan seluruh Ketua
Bidang menghadap Bupati/Walikota untuk mendapatkan tanda tangan
sebagai bentuk pengesahan dokumen Rencana Induk.

Instrumen
-

Bagian A | Proses Penyusunan RI – SPALT 29

Anda mungkin juga menyukai