SURAT EDARAN
Nomor: OalSE/DlzA2A
TENTANG
PEDOMAN PEI{Y-IJSUNAN RENCANA STRATEGIS
DAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINI{YA
DI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
I'MUM
Bahwa berdasarkan Pasal6 ayat {3) dan ayat (4} Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dal Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT/M l2OI8 tentang
Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumatran RaJryat, tiap unit kerya/urut
pelaksana teknis dan satuan kerja wqiib menyusun Rencana Strategis yang
selaqjutnya disebut Renstra dan Dokumen Perencanaan Lainnya.
Bahwa Renstra merupakan dokumen perencanaan yang menjadi dasar
pen5iusunan program dan anggaran bagr unit-unit kerja dalam organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi untuk periode 5 (lima) tahunan yang berpedoman
pada Renstra entitas diatasnya.
Bahwa untuk memberikan kejelasan proses penyusunan Renstra unit kerja/unit
pelaksana teknis dan dokumen perencanaan l,ainnya satuan kerja di Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air perlu menetapkan Pedoman Penyusunan Rencana
Strategis di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
B. DASAR PEMBEITTUKAIT
1. Peraturan Presiden Nomor 27 Ta}run 2O2A tentang Kementerian Pekedaan
Umum dan Perumahan Ralqyat {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
202A Nomor 40);
-2-
D. RUAITG LINGKUP
Ruang Lingkup Surat Edaran ini melipuli:
1. Tata Cara Penyusunan Renstra unit Kerja;
-3-
E. PELAKSANAAN
l.Tata Cara Pcnyusunan Rcnstra Unit KerJa terdiri atas:
a. Proscs Pcnvusunan Renstra Unit KcrJa disustln olch Sub
Direktorat/Bagian yang membidangi Program dan Anggaran di
Direktorat Jcndcral Sumbcr Dtta Air yang lncliputil
l)Penyustlnan Kttian Awal Rcnstra;
2) Penelaahan;dan
3) Penempan.
b. Tahapan Penvusunan Renstta ini ditttukan bagi Unit Kctta(Eselon ll),
di Direktorat Jcndcral Sumber Dtta tt dilaksanakan lllelalui tahapani
l) pCrSiapan;
2) idcntif■ asi kondisi umunl dan pcrllllasalahan:
3) internalisasi visi dan llllisil
1)perShpan;
2) iClentif■ asi kondisi umulln dan peHnasalahan;
'2. Laporan pemantauan dan evaluasi disampaikan oleh Kepala Unit Kerja yang
Membidangi Program dan Anggaran cli Direktorat Jenderai Sumber Daya Air
kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air setiap 1 (satu) tahun sekali.
PENUTUP
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Agustus 2020
DIREKTUR」 ENDERAL BER DAYA AIR,
NIP.196302241988101001 脅
LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL
SUMBER DAYA AIR
NOMOR 04/SE/D/2020
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA
STRATEGIS DAN DOKUMEN
PERENCANAAN LAINNYA DI DIREKTORAT
JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BAB I
UMUM
Pedoman
RPJP
Nasional
Pedoman
Pedoman Pedoman
Renstra K/L Renja K/L RKA K/L
Kontrak Kinerja
Pedoman
Renstra
Unit
Organisasi
Pedoman
Renstra
Unit Kerja
Pedoman
Dokumen Pedoman
Perencanan DIPA
Satuan Kerja
LAPORAN :
- Kinerja Pembangunan;
- Kinerja Anggaran;
- Kinerja Organisasi
RPJMN
Renstra Kementerian
PUPR
Renstra Ditjen
SDA
Renstra Pusat
Pengendalian
Lumpur Sidoarjo
BAB II
TATA CARA PENYUSUNAN RENSTRA UNIT KERJA (ESELON II)
Gambar 2.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan Renstra Unit Kerja (Eselon II)
2.1. Persiapan
Tahapan persiapan meliputi persiapan awal pelaksanaan dan persiapan
teknis pelaksanaan sebagai berikut:
1) Persiapan awal pelaksanaan, meliputi:
a. Pemutakhiran hasil kajian awal yang sudah dilakukan pada tahun ke-4
pelaksanaan Renstra periode yang sedang berjalan. Pemutakhiran
dilakukan dengan melihat pelaksanaan Renstra pada periode yang
sedang berjalan dan isu-isu strategis nantinya yang akan dihadapi
pada 5 (lima) tahun mendatang.
i. Identifikasi isu strategis yang akan dihadapi 5 (lima) tahun
mendatang.
Isu strategis merupakan gambaran hal-hal yang akan dihadapi
dalam melaksanakan pembinaan sesuai tugas, fungsi, dan
kewenangannya. Sumber data yang dapat digunakan, antara lain:
Peraturan Menteri PUPR terkait tugas dan fungsi dan
brainstorming. Contoh isu strategis misalnya tidak memiliki
pedoman pelaksanaan monitoring pekerjaan sedang berjalan;
keterbatasan SDM teknis
ii. Identifikasi peraturan perundangan terkait tugas, fungsi dan
kewenangan.
Pada tahap ini, dilakukan idetifikasi peraturan perundang-
undangan apa saja yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi
serta pembagian kewenangan? Sumber data yang dapat digunakan,
antara lain: Peraturan Menteri PUPR terkait tugas dan fungsi dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
iii. Identifikasi struktur organisasi
- 16 -
Contoh:
Bagaimana realisasi pendanaan untuk pembinaan?
Bagaimana realisasi pendanaan untuk mencapai target bidang
kegiatan yang menjadi binaan Unit Kerja (Eselon II)?
Sumber data yang diperlukan dalam internalisasi visi dan misi, antara lain:
Rancangan RPJMN, Rancangan Renstra Kementerian PUPR dan Rancangan
Renstra Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Tujuan dan sasaran kegiatan disusun dalam bentuk Peta Strategi. Peta
Strategi adalah diagram yang menunjukan visi, misi, strategi organisasi
diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap unit kerja
dengan menggunakan Key Performance Index (KPI). Pada peta strategi
tersebut disusun sasaran yang ingin dicapai oleh masing-masing unit
kerja secara berjenjang (cascading). Salah satu metode yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan adalah Balanced Score Card.
Contoh:
Sasaran strategis (SS) - level Kementerian PUPR: Meningkatkan
dukungan terhadap peningkatan ketahanan pangan menjadi 35%.
Sasaran program (SP) – level Direktorat Jenderal Sumber Daya Air :
Meningkatkan ketahanan air, dengan salah satu indikator
capaiannya adalah peningkatan irigasi diairi oleh waduk dari 11%
menjadi 13%.
Sasaran kegiatan (SK) – level Direktorat Irigasi dan Rawa :
Meningkatkan percepatan pemrograman pembangunan irigasi dari 6
(enam) waduk selesai.
Gambar 2.2 Keterkaitan SS, SP, dan SK Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
untuk Unit Kerja (Eselon II)
2. Program Generik
Program Generik merupakan program yang digunakan oleh
beberapa Unit Organisasi yang bersifat pelayanan internal
untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi
pemerintahan (pelayanan internal). Program Generik disusun
berdasarkan:
a) Program Generik dilaksanakan oleh 1 (satu) unit organisasi
yang bersifat memberikan pelayanan internal;
b) nomenklatur Program Generik dibuat unik untuk setiap
Kementerian/Lembaga dengan ditambahkan nama
Kementerian/Lembaga dan/atau dengan membedakan
kode program; dan
c) Program Generik ditujukan untuk menunjang pelaksanaan
Program Teknis.
d) Langkah teknis yang dilakukan dalam rangka penyusunan
Program Kementerian/Lembaga meliputi:
1. identifikasi Visi dan Misi Kementerian/ Lembaga, yang
bertujuan untuk menentukan kinerja dan/atau bentuk
- 26 -
2. Kegiatan Generik
Kegiatan Generik merupakan kegiatan yang digunakan oleh
beberapa Unit Kerja yang sejenis. Kegiatan generik disusun
berdasarkan:
a) Kegiatan Generik dilaksanakan oleh 1 (satu) Unit Kerja yang
bersifat memberikan pelayanan internal; dan
b) Nomenklatur Kegiatan Generik dibuat unik dengan cara
menambahkan nama Unit Kerja dan/atau dengan
membedakan kode kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Saat ini, pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air penggunaan
kegiatan teknis dan generik sebagai berikut:
1. Kegiatan generik pada: Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air dan Unit Kerja yang Membidangi Program dan
Anggaran
2. Kegiatan Teknis (Turbinwas): untuk unit kerja yang
membidangi penatagunaan SDA, irigasi dan rawa, sungai dan
pantai, bendungan dan embung, air tanah dan air baku,
operasi dan pemeliharaan, serta pengendalian lumpur
Sidoarjo.
c. Sasaran Program (Outcome) dan Indikator
Sasaran Program Kementerian/Lembaga merupakan hasil yang
akan dicapai dari suatu Program dalam rangka pencapaian
Sasaran Strategis. Sasaran Program disusun berdasarkan:
1. Sasaran Program yang dirumuskan harus menggambarkan hasil
(outcome) dari pelaksanaan program unit organisasi Eselon I
sesuai tugas dan fungsinya;
2. Setiap Program dapat memiliki lebih dari satu Sasaran Program;
dan
3. Sasaran Program perlu memiliki keterkaitan dan hubungan
sebab-akibat dengan Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga
dan Sasaran Kegiatan.
Setiap sasaran program harus memiliki indikator yang merupakan
ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan
keberhasilan pencapaian Sasaran Program. Indikator dalam
Struktur Manajemen Kinerja merupakan sasaran kinerja program
yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi yang
bersangkutan.
Kriteria yang digunakan dalam merumuskan Indikator Kinerja
Program sebagai berikut:
1. harus mencerminkan Sasaran Kinerja Unit Organisasi Eselon I
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
2. harus dapat mendukung pencapaian kinerja Kementerian PUPR
(Visi, Misi, dan Sasaran Strategis);
3. harus dapat dievaluasi setiap tahun.
- 28 -
Gambar 2.5 Peta Strategi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tahun 2015-2019
UNIT KERJA
SASARAN PROGRAM SASARAN KEGIATAN
TERKAIT
(%) tata kelola pengelolaan SDA terpadu Penatagunaan SDA
2.
3.
4.
5.
Program dan sasaran program serta kegiatan dan sasaran kegiatan beserta
indikatornya sudah disusun pada Renstra Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air. Hal ini menjadi satu kesatuan Peta Strategi Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air. Pada penyusunan Renstra Unit Kerja, arsitektur ini diadopsi untuk
kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam target output.
Contoh:
1. Sasaran Program : Meningkatnya ketahanan air
Indikator Sasaran Program:
a. Tingkat layanan sarana prasarana air baku (%)
b. Tingkat kapasitas tampung sumber-sumber air (%)
c. Tingkat kapasitas pengendalian daya rusak (%)
d. Tingkat keterpaduan tata kelola pengelolaan SDA (%)
e. Tingkat kinerja layanan irigasi (%)
- 36 -
2.9. Penelaahan
Penelaahan rancangan Renstra Unit Kerja (Eselon II) merupakan bagian dari
rangkaian proses penyusunan Renstra Unit Kerja (Eselon II), Renstra
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Renstra Kementerian PUPR, yang
bertujuan untuk memastikan:
a. Kebijakan, Program, dan Kegiatan konsisten dengan kebijakan nasional,
Renstra Kementerian PUPR dan Renstra Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air;
b. Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan Unit Kerja (Eselon II) mendukung
pencapaian sasaran pembangunan nasional;
c. muatan rancangan Renstra Unit Kerja (Eselon II) sesuai dengan tugas dan
fungsi Unit Kerja (Eselon II);
d. kesesuaian Program dan Kegiatan dengan pembagian urusan kewenangan
pusat-daerah;
e. keterkaitan antara:
Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian PUPR;
Program dan Sasaran Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
dan
Kegiatan dan Sasaran Kegiatan Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis.
f. Kebutuhan sumber daya telah sesuai dengan kondisi ekonomi makro yang
terdapat dalam rancangan awal RPJMN;
g. Kesesuaian Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan dengan tugas
dan fungsinya dalam rangka pencapaian Visi, Misi, dan Tujuan
Kementerian PUPR untuk melaksanakan program pembangunan yang
terdapat dalam rancangan awal RPJMN.
h. Rincian kegiatan beserta target dan kebutuhan pendanaannya pada bidang
masing-masing dalam rangka mencapai sasaran strategis Kementerian
PUPR dan sasaran program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
i. Perkiraan target disesuaikan dengan capaian renstra periode sebelumnya
dan kemampuan pelaksanaannya dimasa mendatang.
Penelaahan rancangan Renstra Unit Kerja (Eselon II) dilakukan secara terus
menerus dalam satu siklus perencanaan yang terdiri atas:
a. Pertemuan antara bidang perencanaan Unit Kerja (Eselon II) dengan Unit
Kerja yang Membidangi Program dan Anggaran dalam rangka membahas
kesesuaian rancangan Renstra Unit Kerja (Eselon II) dengan rancangan
Renstra Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Rancangan Renstra
Kementerian PUPR; dan
b. Forum penyesuaian dalam rangka untuk membahas kesesuaian rancangan
Renstra Unit Kerja (Eselon II) dengan rancangan Renstra Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air dan Renstra Kementerian PUPR.
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan penelaahan
Renstra Unit Kerja (Eselon II), antara lain:
a. Rancangan Renstra Unit Kerja (Eselon II);
b. Dokumen terkait aspirasi Masyarakat (jika ada);
- 41 -
Kebijakan SDA
Sasaran Strategis
Renstra
Sasaran Program Direktorat Jenderal SDA
Sasaran Kegiatan
Gambar 2.7 Proses Penelaahan Renstra Unit Kerja (Eselon II) di Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air
Penelaahan Renstra Unit Kerja (Eselon II) dimulai dari Bulan November
tahun bejalan (t), mempertimbangkan Unit Kerja (Eselon II) harus ikut serta
dalam penelaahan awal Renstra BBWS/BWS/Balai Teknis. Penelaahan
dilaksanakan dalam rangka mengumpulkan matriks kinerja dan pendanaan
awal yang telah disusun Unit Kerja (Eselon II). Penelaahan akan
dilaksanakan secara bertahap hingga Renstra Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air ditetapkan pada Bulan April tahun mendatang (t+1). Setelah
dilaksanakan penetapan Renstra Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
perlu dilakukan penyempurnaan kembali untuk Renstra Unit Kerja (Eselon
II) dalam rangka penyesuaian terhadap hal-hal yang belum diakomodir
sebelumnya hingga penetapan Renstra Unit Kerja (Eselon II) pada Bulan Mei
tahun mendatang (t+1).
BAB III
TATA CARA PENYUSUNAN RENSTRA UNIT PELAKSANA TEKNIS
(BBWS/BWS/BALAI TEKNIK)
3.1. Persiapan
Tahapan persiapan meliputi : persiapan awal pelaksanaan dan persiapan
teknis pelaksanaan sebagai berikut :
1) Persiapan awal pelaksanaan, meliputi:
a. Pemutakhiran hasil kajian awal yang sudah dilakukan pada tahun ke-
4 pelaksanaan Renstra periode yang sedang berjalan. Pemutakhiran
dilakukan dengan melihat pelaksanaan Renstra pada periode yang
sedang berjalan dan isu-isu strategis nantinya yang akan dihadapi
pada 5 (lima) tahun mendatang.
i. Identifikasi isu strategis yang akan dihadapi 5 (lima) tahun
mendatang
Isu strategis merupakan gambaran hal-hal yang akan dihadapi
dalam penyediaan infrastruktur SDA 5 (lima) tahun ke depan di
wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis. Sumber data yang dapat
digunakan, antara lain:
Dokumen pola dan/atau rencana pengelolaan SDA WS yang
menjadi wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (jika ada),
meliputi: isu strategis dan program-program prioritas, neraca
air, potensi sumber daya air, kapasitas infrastruktur SDA yang
telah terbangun pada wilayah sungai tersebut;
Dokumen perencanaan lainnya;
Perkembangan kebutuhan terkini (mendukung industri,
pariwisata, dll);
Brainstorming dan jaring pendapat dengan Pemerintah Daerah.
Contoh isu strategis pada wilayah sungai, antara lain:
- 44 -
Contoh:
Bagaimana kondisi lingkungan internal yang dimiliki Unit
Pelaksana Teknis: potensi dan permasalahan dalam
melaksanakan tugas di wilayah kerjanya? Misalnya
keterbatasan ketersediaan SDM dengan kompetensi yang
sesuai, sementara wilayah kerja cukup luas.
Contoh:
Bagaimana kondisi lingkungan eksternal yang dimiliki Unit
Pelaksana Teknis, misalnya bagaimana dukungan Pemerintah
Daerah dan masyarakat terhadap pelaksanaan proyek di
lapangan?
Sumber data yang perlu disiapkan dalam pemetaan potensi dan
permasalahan, antara lain: Dokumen pola dan/atau rencana
pengelolaan SDA WS yang menjadi wilayah kerja BBWS/BWS,
hasil analisis berupa SWOT Analysis, Cost-Benefit Analysis
(CBA) atau metode lainnya.
Tujuan dan sasaran kegiatan disusun dalam bentuk Peta Strategi. Peta
Strategi adalah diagram yang menunjukan visi, misi, strategi organisasi
diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap
BBWS/BWS/Balai Teknis dengan menggunakan Key Performance Index
(KPI). Pada peta strategi tersebut disusun sasaran yang ingin dicapai
oleh masing-masing unit kerja secara berjenjang (cascading). Salah
satu metode yang digunakan untuk mengukur keberhasilan adalah
Balanced Score Card.
- 51 -
Contoh:
Sasaran strategis (SS) - level Kementerian PUPR: Meningkatkan
dukungan terhadap peningkatan ketahanan pangan menjadi 35%.
Sasaran program (SP) – level Direktorat Jenderal SDA :
Meningkatkan ketahanan air, dengan salah satu indikator
capaiannya adalah peningkatan irigasi diairi oleh waduk dari 11%
menjadi 13%.
Sasaran kegiatan (SK) – level Direktorat Irigasi dan Rawa :
Meningkatkan percepatan pemrograman pembangunan irigasi dari 6
(enam) waduk selesai.
Sasaran kegiatan (SK) – level BBWS/BWS : Meningkatkan luas
layanan irigasi dari jaringan irigasi yang dibangun di wilayah kerja
BWS Sumatera I seluas 5.000 Hektar.
Gambar 3.2 Keterkaitan SS, SP, dan SK Direktorat Jenderal SDA untuk
Direktorat/Pusat
2. Kegiatan Generik
Kegiatan Generik merupakan kegiatan yang digunakan oleh
beberapa Unit Kerja yang sejenis. Kegiatan generik disusun
berdasarkan:
a) Kegiatan Generik dilaksanakan oleh 1 (satu) Unit Kerja/Unit
Pelaksana Teknis yang bersifat memberikan pelayanan
internal; dan
b) Nomenklatur Kegiatan Generik dibuat unik dengan cara
menambahkan nama Unit Kerja dan/atau dengan
membedakan kode kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Saat ini, pada Direktorat Jenderal SDA penggunaan kegiatan
teknis dan generik sebagai berikut:
1. Kegiatan generik pada : Sekretaris Direktorat Jenderal SDA
dan Unit Kerja yang Membidangi Program dan Anggaran
2. Kegiatan Teknis (Turbinwas): untuk unit kerja yang
membidangi penatagunaan SDA, irigasi dan rawa, sungai
dan pantai, bendungan dan embung, air tanah dan air baku,
operasi dan pemeliharaan, serta pengendalian lumpur
Sidoarjo.
c. Sasaran Program (Outcome) dan Indikator
Sasaran Program Kementerian/Lembaga merupakan hasil yang
akan dicapai dari suatu Program dalam rangka pencapaian
Sasaran Strategis. Sasaran Program disusun berdasarkan:
1. Sasaran Program yang dirumuskan harus menggambarkan
hasil (outcome) dari pelaksanaan program unit organisasi
Eselon I sesuai tugas dan fungsinya;
2. Setiap Program dapat memiliki lebih dari satu Sasaran
Program; dan
3. Sasaran Program perlu memiliki keterkaitan dan hubungan
sebab-akibat dengan Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga
dan Sasaran Kegiatan.
Setiap sasaran program harus memiliki indikator yang merupakan
ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan
keberhasilan pencapaian Sasaran Program. Indikator dalam
Struktur Manajemen Kinerja merupakan sasaran kinerja program
yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi yang
bersangkutan.
Kriteria yang digunakan dalam merumuskan Indikator Kinerja
Program sebagai berikut:
1. harus mencerminkan Sasaran Kinerja Unit Organisasi Eselon I
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
2. harus dapat mendukung pencapaian kinerja Kementerian PUPR
(Visi, Misi, dan Sasaran Strategis);
3. harus dapat dievaluasi setiap tahun.
- 58 -
Gambar 3.5 Peta Strategi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tahun 2015-2019
UNIT KERJA
SASARAN PROGRAM SASARAN KEGIATAN
TERKAIT
Tingkat kinerja layanan irigasi
irigasi (%)
SK13. Peningkatan layanan pembinaan Direktorat Irigasi dan
bidang irigasi dan rawa Rawa
Isu Strategis
Arahan
berdasarkan Arah Kebijakan
Direktorat Kebijakan
Kebijakan Pengelolaan SDA Pola dan Kebijakan Pemerinta
Teknis / Lainnya
Rencana PSDA Ditjen SDA h Daerah
Pusat
WS
1 2 3 4 5 6
dan Sedimentasi;
- Kebijakan Pengamanan Pantai
dan Muara Sungai.
Keterangan: beri tanda (√) untuk pilihan sesuai prioritas
Kolom 1 : Aspek pengelolaan SDA;
Kolom 2 : isu strategis di WS berdasarkan pola dan rencana PSDA;
Kolom 3 : Arah kebijakan Direktorat Jenderal;
Kolom 4 : Arahan dari Direktorat Teknis / Pusat yang merupakan penjabaran dari Arah kebijakan Direktorat
Jenderal SDA;
Kolom 5 : Kebijakan pemerintah daerah;
Kolom 6 : kebijakan aspek pengelolaan SDA yang yang terpilih yang selanjutnya disesuaikan dengan program
yang ada didalam Matrik Dasar Penyusunan Program dan Kegiatan.
1.
2.
3.
4.
5.
Program dan sasaran program serta kegiatan dan sasaran kegiatan beserta
indikatornya sudah disusun pada Renstra Direktorat Jenderal SDA. Hal ini
menjadi satu kesatuan Peta Strategi Direktorat Jenderal SDA. Pada
penyusunan Renstra Unit Pelaksana Teknis, arsitektur ini diadopsi untuk
kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam target output.
Contoh:
1. Sasaran Program : Meningkatnya ketahanan air
Indikator Sasaran Program:
a. Tingkat layanan sarana prasarana air baku (%)
b. Tingkat kapasitas tampung sumber-sumber air (%)
c. Tingkat kapasitas pengendalian daya rusak (%)
d. Tingkat keterpaduan tata kelola pengelolaan SDA (%)
e. Tingkat kinerja layanan irigasi (%)
f. Tingkat kinerja operasi dan pemeliharaan (%)
c. Membangun struktur organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, untuk
menghindari duplikasi fungsi dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
BBWS/BWS/Balai Teknis;
d. Memperjelas ketatalaksanaan dan meningkatkan profesionalitas sumber
daya aparatur.
Dalam penyusunan kerangka kelembagaan, terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan, antara lain:
a. Dalam merumuskan kerangka kelembagaan, setiap BBWS/BWS/Balai
Teknis harus mempertimbangkan keterkaitan, kontribusi dan peran
BBWS/BWS/Balai Teknis dalam mencapai tujuan pembangunan jangka
panjang di dalam Renstra dan prioritas pembangunan di dalam renstra;
b. Setiap BBWS/BWS/Balai Teknis wajib melakukan penataan kelembagaan
mengacu kepada kebijakan pembangunan, peraturan dan memperhatikan
prinsip pengorganisasian yang efektif, efisien dan transparan;
c. Kerangka kelembagaan disusun untuk mampu menopang dan
mewujudkan rencana kerja menjadi kenyataan;
d. Kerangka kelembagaan yang disusun dapat merupakan proses evaluasi
terhadap struktur organisasi kelembagaan yang sudah ada.
3.9. Penelaahan
Penelaahan rancangan Renstra Unit Pelaksana Teknis merupakan bagian dari
rangkaian proses penyusunan Renstra Unit Pelaksana Teknis,
Direktorat/Pusat, Renstra Direktorat Jenderal SDA, dan Renstra Kementerian
PUPR, yang bertujuan untuk memastikan:
a. Kebijakan, Program, dan Kegiatan konsisten dengan kebijakan nasional,
Renstra Kementerian PUPR dan Renstra Direktorat Jenderal SDA;
b. Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan Unit Pelaksana Teknis
mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional;
c. muatan rancangan Renstra Unit Kerja sesuai dengan tugas dan fungsi
Unit Pelaksana Teknis;
d. kesesuaian Program dan Kegiatan dengan pembagian urusan kewenangan
pusat-daerah;
e. keterkaitan antara :
Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian PUPR;
Program dan Sasaran Program Direktorat Jenderal SDA;
Kegiatan dan Sasaran Kegiatan Unit Kerja; dan
Kegiatan dan Sasaran Kegiatan Unit Pelaksana Teknis;
f. Kebutuhan sumber daya telah sesuai dengan kondisi ekonomi makro
yang terdapat dalam rancangan awal RPJMN;
- 73 -
Kebijakan SDA
Sasaran
Renstra Direktorat
Strategis
Jenderal SDA
Sasaran
Sasaran
Rancangan Renstra
UPT Kegiatan
(BBWS/BWS/Balai PENELAAHAN PENELAAHAN AKHIR
Teknis) PER BIDANG DAN PENETAPAN
- Outline (oleh masing-masing (oleh Unit Kerja Yang
- Naskah Renstra Direktorat/Pusat sesuai Membidangi Program Dan
bidangnya) Anggaran)
- Matriks Target &
Alokasi Pendanaan
- Detail Usulan Proyek
Pola dan
Rencana SDA Renstra UPT
(BBWS/BWS/Balai
RTRW Teknis)
BAB IV
TATA CARA TAHAPAN PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
(SATUAN KERJA/SNVT)
4.1. Persiapan
Tahapan persiapan meliputi persiapan awal pelaksanaan dan persiapan
teknis pelaksanaan sebagai berikut:
1) Persiapan awal pelaksanaan, meliputi:
a. Kajian awal, yang diperoleh dari:
i. Identifikasi isu strategis yang akan dihadapi 1 (satu) tahun
mendatang.
Isu strategis merupakan gambaran hal-hal yang akan dihadapi
dalam penyediaan infrastruktur SDA 1 (satu) tahun ke depan di
wilayah kerja Satuan Kerja. Sumber data yang dapat digunakan,
antara lain:
Dokumen pola dan/atau rencana pengelolaan SDA WS yang
menjadi wilayah kerja BBWS/BWS (jika ada), meliputi: isu
strategis dan program-program prioritas, neraca air, potensi
sumber daya air, kapasitas infrastruktur SDA yang telah
terbangun pada wilayah sungai tersebut;
Rancangan Renstra BBWS/BWS;
Dokumen perencanaan lainnya;
Perkembangan kebutuhan terkini (mendukung industri,
pariwisata, dll);
Brainstorming dan jaring pendapat dengan Pemerintah Daerah.
Contoh isu strategis pada wilayah sungai, antara lain:
Kebutuhan air baku untuk Kawasan Industri (KI) dan dukungan
10 Juta Sambungan Rumah (SR) sebesar 100 liter/detik
Rawan kekeringan selama 3 (tiga) bulan setiap tahunnya.
ii. Identifikasi peraturan perundangan terkait tugas, fungsi dan
kewenangan.
Pada tahap ini, dilakukan idetifikasi peraturan perundang-
undangan apa saja yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi
serta pembagian kewenangan? Sumber data yang dapat digunakan,
antara lain:
Peraturan Menteri PUPR terkait tugas dan fungsi
Peraturan Menteri PUPR terkait wilayah kerja BBWS/BWS
Peraturan/Keputusan yang mengatur wilayah kerja Satuan Kerja
(Satker)
Peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait
kewenangan, misalnya UU Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
iii. Identifikasi struktur organisasi.
Pada tahap ini diidentifikasi apakah struktur organisasi saat ini
dapat menjawab target BBWS/BWS ke depan sesuai bidang?
Sumber data yang dapat digunakan, antara lain: Peraturan Menteri
PUPR terkait tugas dan fungsi dan kebutuhan struktur organisasi
ke depan.
iv. Identifikasi dan pengumpulan data dan informasi.
Pada tahap ini, dilakukan identifikasi data dan informasi apa saja
yang dibutuhkan untuk menyusun dokumen perencanaan lainnya
- 77 -
dalam periode waktu yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun target, antara lain:
1. Desain (studi lainnya) yang sudah disusun, apakah sudah
ditindaklanjuti atau belum;
2. Jumlah infrastruktur SDA yang sudah dibangun oleh Satuan Kerja
(Satker) dan apakah kapasitasnya sudah memenuhi kebutuhan;
3. Target menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan
dicapai dari setiap indikator kinerja sasaran;
4. Mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan oleh Satuan Kerja
(apakah SDM memadai, peralatan cukup, dll);
5. Kebijakan sektor yang dirumuskan oleh Direktorat/Pusat sesuai
dengan bidangnya.
Penentuan target kinerja kemudian diikuti dengan perkiraan kebutuhan
pendanaannya. Penyusunan kebutuhan pendanaan merupakan detail
penjabaran strategi pendanaan program dan kegiatan untuk mencapai
target kinerja yang telah ditetapkan. Pendanaan dapat bersumber dari
APBN baik yang bersumber dari Rupiah Murni, Pendapatan Nasional
Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PHLN) serta
sumber/skema lainnya seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU) dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Penyusunan target kinerja dan kerangka pendanaan Satuan Kerja (Satker)
menginduk pada rencana dan program yang disusun oleh BBWS/BWS
pada Renstra BBWS/BWS. Hal yang perlu dipertimbangkan juga adalah
target kinerja dan pendanaan pada tahun berjalan sebagaimana
dirumuskan pada RKA K/L Satuan Kerja
4.6. Penelaahan
Penelaahan rancangan dokumen perencanaan lainnya untuk Satuan Kerja
(Satker) dilakukan setiap tahunnya setelah Satker ditetapkan. Penelaahan ini
dilakukan untuk memastikan:
a. Output sasaran kegiatan mendukung pencapaian Sasaran Program dan
Sasaran Kegiatan BBWS/BWS;
b. Muatan rancangan dokumen perencanaan lainnya sesuai dengan tugas
dan fungsi Satuan Kerja (Satker);
c. Perkiraan target dan kebutuhan pendanaan disesuaikan dengan yang
sudah dirumuskan pada Renstra BBWS/BWS dan kemampuan
pelaksanaannya dimasa mendatang
Penelaahan rancangan dokumen perencanaan lainnya untuk Satuan Kerja
dilakukan dengan melibatkan Satuan Kerja, Bidang Program dan
Perencanaan Umum BBWS/BWS, Direktorat/Pusat selaku pembina dan Unit
Kerja yang membidangi Program dan Anggaran di Lingkungan Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air.
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan penelaahan
dokumen perencanaan lainnya untuk Satuan Kerja, antara lain:
a. Renstra BBWS/BWS;
b. Rancangan dokumen perencanaan lainnya untuk Satuan Kerja;
c. Dokumen terkait aspirasi Masyarakat (jika ada);
d. Evaluasi pelaksanaan proyek oleh Satuan Kerja tahun sebelumnya;
BAB V
MUATAN RENSTRA UNIT KERJA (ESELON II), RENSTRA UNIT PELAKSANA TEKNIS
(BBWS/BWS/BALAI TEKNIK) DAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA (SATUAN
KERJA/SNVT)
Muatan Renstra diatur secara berjenjang antar setiap entitas, dari tingkat
Kementerian, Unit Organisasi, Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis hingga ke tingkat
Satuan Kerja dan oleh karenanya muatan pada setiap komponen Renstra harus
disesuaikan dengan lingkup kewenangan, tugas dan fungsi pada setiap entitas.
Muatan pada setiap komponen harus memiliki hubungan sebab akibat (cassuality)
dan memiliki kerangka kerja logis yang jelas antar setiap entitas. Muatan Renstra
pada entitas yang lebih tinggi dapat dijabarkan atau diturunkan kepada entitas
yang lebih rendah. Demikian pula sebaliknya muatan Renstra pada entitas yang
lebih rendah mendukung muatan Renstra yang lebih tinggi.
Muatan Renstra dan Dokumen Perencanaan Lainnya di Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air mengacu sebagaimana diatur pada Surat Edaran Menteri PUPR
Nomor 09/SE/M/2020 sebagai berikut:
198810 t AOLa<