Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

DISEMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN


BIDANG PLP SEKTOR PERSAMPAHAN

MODUL 15
MONITORING DAN EVALUASI TPA

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. i


DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ii
1. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TPA................................................................ 843
1.1. Pengawasan Kegiatan Pembuangan ............................................................................. 843
1.2. Pendataan dan Pelaporan .............................................................................................. 843
2. PEMANTAUAN OPERASIONAL ..................................................................................... 844
2.1. Kontrol Pencemaran Air ............................................................................................... 845
2.2. Monitoring Dan Pencegahan Kebakaran ...................................................................... 848
3. CHECKLIST ........................................................................................................................ 850
4. KONTROL STABILITAS LERENG .................................................................................. 856
5. KONTROL KUALITAS LINGKUNGAN LAIN ............................................................... 857

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sampling Kualitas Air Bawah Tanah ................................................................... 846


Gambar 2. 2 Sampling sebaran lindi ......................................................................................... 847
Gambar 2. 3 Sampling Kualitas Air pada Saluran Air .............................................................. 847
Gambar 2. 4 Pemantauan Dampak Leachate ............................................................................ 848
Gambar 2. 5 Sampling Biogas................................................................................................... 849
Gambar 2. 6Landfill monitoring probe ..................................................................................... 850

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1Checklist untuk monitoring TPA .............................................................................. 851


Tabel 3. 2 Penilaian bagian peraturan/kelembagaan ................................................................. 852
Tabel 3. 3 Penilaian bagian manajemen pembangunan ............................................................ 853
Tabel 3. 4 Penilaian bagian upaya Pemda mendorong peran serta masyarakat/swasta ............ 854
Tabel 3. 5 Penilaian bagian ketersediaan prasarana/sarana ....................................................... 854
Tabel 3. 6 Penilaian bagian keberfungsian prasarana ............................................................... 855
Tabel 3. 7 Penilaian bagian pengoperasian dan pemeliharaan prasarana .................................. 855

ii
MONITORING DAN EVALUASI TPA

1. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TPA


1.1. Pengawasan Kegiatan Pembuangan
a. Tujuan Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian TPA dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa setiap kegiatan
yang ada di TPA dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
· Apakah sampah yang dibuang merupakan sampah perkotaan, dan bukan jenis sampah
yang lain?
· Apakah volume dan berat sampah yang masuk TPA diukur dan dicatat dengan baik?
· Apakah sel pembuangan dan titik bongkar sudah ditentukan?
· Apakah pengemudi sudah diarahkan ke lokasi yang benar?
· Apakah truk membongkar sampah pada titik yang benar?
· Apakah tanah penutup telah tersedia?
· Apakah perataan dan pemadatan dilakukan sesuai rencana?
· Apakah penutupan telah dilakukan dengan baik?
· Apakah prasarana dan sarana dioperasikan dan dipelihara dengan baik?
b. Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dilakukan dengan kegiatan pemeriksaan / pengecekan yang meliputi:
· Pemeriksaan kedatangan sampah
· Pengecekan rute pembuangan
· Pengecekan operasi pembuangan
· Pengecekan unjuk kerja fasilitas

Pengendalian TPA meliputi aktivitas untuk mengarahkan operasional pembuangan dan unjuk
kerja setiap fasilitas sesuai fungsinya seperti:
· Pemberian petunjuk operasi pembuangan bila petugas lapangan/operator melaksanakan
tidak sesuai dengan rencana
· Pemeriksaan kualitas pengolahan leachate dan pemberian petunjuk cara pengoperasian
yang baik

1.2. Pendataan dan Pelaporan


a. Pendataan TPA
Data-data TPA yang diperlukan akan mencakup:
- Data kedatangan kendaraan pengangkut sampah dan volume sampah yang diperlukan
untuk mengetahui kapasitas pembuangan harian; yang akan digunakan untuk

843
mengevaluasi perencanaan TPA yang telah disusun berkaitan dengan kapasitas
tampung dan usia pakai TPA. Data ini dapat dikumpulkan di Pos Pengendali TPA
dimana terdapat petugas yang secara teliti memeriksa, mengukur dan mencatat data
tersebut dengan bantuan Form Kedatangan Truk.
- Data kondisi instalasi pengolahan lindi khususnya kualitas parameter pencemar untuk
mengetahu efisiensi pengolahan lindi dan potensi pencemaran yang masih ada. Data
ini diperoleh melalui pemeriksaan kualitas air lindi di laboratorium.
- Data operasi dan pemeliharaan alat berat yang merupakan data unjuk kerja alat berat
dan pemantauan pemeliharaannya.
b. Pelaporan
Data-data di atas perlu dirangkum dengan baik menjadi suatu laporan yang dengan mudah
memberikan gambaran mengenai kondisi pengoperasian dan pemeliharaan TPA kepada
para pengambil keputusan maupun perencana bagi pengembangan TPA lebih lanjut.

2. PEMANTAUAN OPERASIONAL
Monitoring kualitas lingkungan pada saat TPA beroperasi diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya pencemaran baik karena kebocoran dasar TPA, jaringan pengumpul lindi, proses
pengolahan lindi yang tidak memadai maupun kebocoran pipa ventilasi gas. Fasilitas yang
diperlukan untuk monitoring ini adalah sumur uji dan pipa ventilasi gas yang terlindung. Sumur
uji yang harus ada minimal 3 unit, yaitu yang terletak sebelum area peninmbunan, dekat lokasi
penimbunan dan sesudah area penimbunan.
Parameter kunci yang diperlukan antara lain meliputi :
• Kualitas air , meliputi antara lain BOD/COD, chlorida, sulfat
• Kualitas udara, meliputi debu, COx, NOx, H2S, gas metan (CH4)
• Kepadatan lalat
Periode pemantauan sebaiknya dilakukan secara berkala terutama untuk parameter kunci,
sedangkan untuk parameter yang lebih lengkap dapat dilakukan setahun 1-2 kali (musim
kemarau dan hujan).
a). Pemantauan dan pencatatan rutin hendaknya dilakukan secara baik, untuk mencatat :
− Permasalahan operasional lapangan yang penting, pengaduan dari masyarakat atau
kesulitan yang dijumpai selama operasi harian
− Sumber, jumlah, karakteristik dan komposisi sampah yang ditangani
− Secara rutin dilakukan pengukuran topografi ulang di atas timbunan sampah untuk
mengevaluasi sisa kapasitas lahan yang tersediaa
− Setelah area pengurugan ditutup karena penuh, suatu laporan rinci perlu dibuat, yang
berisi catatan dan data yang penting, yang terkait dengan monitoring jangka panjang.
b). Setiap awal operasi di pagi hari, pengawas lapangan melakukan peninjauan pada rencana
lokasi penuangan sampah hari itu untuk mengevaluasi :

844
− Kondisi sekitar lahan operasi, khususnya erosi timbunan, settlement, fungsi instalasi
pengolah lindi dan pengendali biogas
− Kondisi drainase permukaan
− Kondisi jalan operasi
− Stok tanah penutup.
c). Pada musim hujan, lakukan pengamatan rutin terhadap kemiringan tanah penutup harian,
untuk menjamin pengaliran run-off dari atas lapisan penutup mengalir secara lancar menuju
ke saluran drainase.
d). Bila terdapat aktivitas recovery sampah dalam bentuk pemulungan sebelum pengurugan
sampah, maka aktivitas ini hendaknya dimasukkan ke dalam tata-cara operasional rutin
sehingga kegiatan-kegiatan tersebut berjalan secara sinergis dan saling menguntungkan.
e). Timbunan sampah dalam landfill yang telah matang, sekitar 3-5 tahun, dapat digali kembali
untuk dimanfaatkan sebagai kompos atau tanah penutup. Setelah landfill site ditata kembali,
maka residu yang tidak dapat dimanfaatkan diurug kembali ke dalam tanah.
f). Selama pengoperasian, permasalahan lingkungan yang biasanya muncul, hendaknya
dipantau dan dikelola secara baik dan profesional. Persoalan utama yang perlu mendapat
perhatian adalah :
− Evaluasi secara kualitatif dan kuantitatif terhadap dampak lingkungan, khususnya yang
terkait dengan pengendalian lindi, gas, dan bau
− Upaya pengendalian bau dan kebakaran
− Upaya-upaya pengendalian binatang pengerat (vektor)
− Upaya-upaya pengendalian debu dan sampah ringan.

2.1. Kontrol Pencemaran Air


a). Setiap TPA harus menyiapkan rencana pemantauan dan pengontrolan kualitas air. Rencana
kontrol kualitas air harus memuat :
− Kondisi badan air dan prediksi daerah yang berpotensi tercemar oleh lindi
− Elevasi dan arah aliran air tanah
− Lokasi dan tinggi muka air permukaan yang berdekatan
− Potensi hubungan antara lokasi pengurugan, akuifer setempat, dan air permukaan yang
didasarkan atas catatan historis serta informasi lain
− Kualitas air dari zone yang berpotensi terkena dampak sebelum pengurugan dilakukan
− Rencana penempatan sumur pemantau, stasiun sampling, serta program sampling
− Informasi tentang karakteristik tanah dan hidrogeologi di bawah lokasi lahan-urug
(landfill) pada kedalaman yang cukup untuk memungkinkan dilakukannya evaluasi
peran tanah tersebut dalam melindungi air tanah

845
− Rencana kontrol run-off untuk mengurangi infiltrasi air ke dalam urugan, serta kontrol
erosi urugan dan persediaan bahan penutup
− Potensi timbulan lindi dan dan rencana sistem penanggulangannya untuk melindungi air
tanah dan air permukaan.
b). Lakukan pengecekan dan pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap kualitas air tanah
di sumur-sumur monitoring, sumur penduduk di sekitar TPA dengan parameter utama pH,
daya hantar listrik, khlorida, BOD, COD.

Gambar 2. 1 Sampling Kualitas Air Bawah Tanah

c). Sampah dan lindi tidak boleh berkontak langsung dengan air tanah atau badan air yang
digunakan sebagai sumber air minum. Sampling dan analisa air tanah yang digunakan
sebagai sumber air minum dilakukan secara berkala, mengikuti standar kualitas air minum
yang berlaku.

846
Gambar 2. 2 Sampling sebaran lindi

Gambar 2. 3 Sampling Kualitas Air pada Saluran Air

847
d). Sampling dan analisa air sungai yang berjarak kurang dari 200 m dari batas terluar TPA
dilakukan secara berkala sesuai peraturan yang berlaku, yaitu setiap 6 bulan selama TPA
tersebut dioperasikan. Pemantauan setelah penutupan dilakukan setiap 2 tahun.

Gambar 2. 4 Pemantauan Dampak Leachate

2.2. Monitoring Dan Pencegahan Kebakaran


1. Kontrol Suhu
Pemantauan suhu telah terbukti menjadi prosedur yang sangat berguna dalam
pencegahan kebakaran di TPA dan sebagai cara pemantauan untuk memastikan bahwa
api telah padam. Pada Tabel 2.1 disajikan hubungan antara suhu TPA dan kondisi TPA.
Tabel 2. 1 Hubungan antara suhu dan kondisi TPA
Suhu Kondisi TPA
< 55°C Suhu normal TPA
55-60°C Terjadi peningkatan aktivitas biologi
60 - 70 °C Peningkatan aktivitas biologi yang
abnormal
> 70 °C Telah terjadi kebakaran TPA

2. Pemantauan Komposisi Gas


Pemantauan komposisi gas sangat berguna saat terjadi kebakaran dan dapat menjadi
acuan bagi keberhasilan. Parameter yang diukur adalah konsentrasi oksigen, karbon
monoksida, hidrogen sulfida dan metana. Dari keempat gas yang diukur, karbon
monoksida adalah indikator yang paling berguna bahwa telah terjadi kebakaran di
tunpukan sampah. Tabel 2.2 menyajikan hubungan antara konsentrasi dengan adanya
api di TPA.

848
Tabel 2. 2 Hubungan antara konsentrasi CO dengan adanya api di TPA

Konsentrasi CO (ppm) Indikasi Terjadinya Api


0 – 25 Tidak ada indikasi kebakaran
25 – 100 Mungkin ada api di TPA
100 – 500 Potensi telah terjadi kebakaran di TPA
500 – 1000 Ada api atau adanya reaksi eksoterm
> 1000 Telah terjadi api

Kehadiran oksigen pada konsentrasi di atas 1% memberikan indikasi bahwa ada


hambatan intrusi oksigen (pada tanah atau tanah penutup) dan diperlukan tanah penutup
tambahan. Di sisi lain menjadi indikator bahwa telah dihasilkan metana lebih dari 40%
dan merupakan indikator positif bahwa terjadi kondisi anaerobik. Selama terjadi
kebakaran di TPA, tingkat oksigen pada sub-permukaan biasanya 15 sampai 21%. Pada
pemadaman kebakaran dan penutupan sampah kadar oksigen turun secara konsisten,
dan ketika api padam kadar oksigen turun di bawah 1%. Gas monitoring probe biasa
diletakkan di beberapa titik di TPA agar dapat dilakukan kontrol terhadap gas yang
dihasilkan.

Gambar 2. 5 Sampling Biogas

849
Gambar 2. 6 Landfill monitoring probe
(sumber: Worrel & Vesilind, 2010)

3. CHECKLIST
Daftar pada Tabel 3.1 berikut dapat membantu operator untuk menilai kesiapan mereka
untuk menangani kebakaran TPA dan mengidentifikasi hal - hal yang harus dilengkapi.

850
Tabel 3. 1Checklist untuk monitoring TPA

BANGUNAN YA TIDAK
Tempat kerja yang bersih dan teratur
Tanda keluar darurat yang berpencar
Alarm kebakaran dan alat pemadam kebakaran yang terlihat dan
mudah diakses
Pintu tangga darurat harus tetap tertutup kecuali dilengkapi dengan
alat penutup otomatis
Ada sprinkler pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran diservice setiap tahun
Koridor dan tangga bebas dari penghalang dan tidak digunakan
untuk penyimpanan barang
Jalan menuju bangunan dan TPA dapat diakses oleh mobil
pemadam kebakaran

PELATIHAN
Ada beberapa program pelatihan khusus untuk pencegahan
dan pemadaman kebakaran
Pelatihan bagi karyawan baru mengenai pemadaman api

Pelatihan yang spesifik dan berkala bagi karyawan


Karyawan teiah mengerti "material fire data sheets"
Pelatihan dokumentasi
Pengunjung TPA harus mempunyai ijin dan harus mengikuti
instruksi karyawan

TPA
Ada persediaan tanah dekat lokasi sel TPA
Ada peralatan pemadam api di TPA
Ada alternatif tempat pembuangan sampah
Ada suplai air dan tekanan air yang memadai untuk keperluan
pemadam kebakaran
Ada tangki penyimpanan air untuk tujuan pemadam kebakaran

Tersedia peralatan pemadam kebakaran


Ada pencatatan prosedur untuk semua kejadian kebakaran

851
BANGUNAN YA TIDAK
Tersedia generator sebagai cadangan listrik
Ada jalan yang dapat diakses mobil pemadam kebakaran
Semua prosedur perawatan peralatan dilakukan
Semua bahan yang mudah terbakar yang disimpan denqan baik

Lokasi yang berbahaya di TPA diberi tanda bahaya


Nomor telepon darurat ditampilkan pada tempat yang mudah
dilihat (pemadam kebakaran, rumah sakit, polisi, dll.)

Ada jaringan yang baik bagi konduktor petir dan proteksi petir

Adapun form penilaian bidang persampahan yang dikeluarkan Departemen PU untuk Penilaian
Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan Umum dapat dilihat pada tabel 3.2 sampai tabel
3.7.
Tabel 3. 2 Penilaian bagian peraturan/kelembagaan

A. PERATURAN/KELEMBAGAAN
1 Apakah terdapat Peraturan Perundang pendukung
tentang:
1.1. Pembentukan institusi pengelola ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
1.2. Ketentuan pengelolaan sampah ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
1.3. Retribusi persampahan/kebersihan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
2 Pemisahaan fungsi regulator dan operator
2.1. Fungsi pengaturan / pengawasan (regulator)
dilaksanakan oleh : __________________________
2.2. Fungsi pelaksanaan (operator) dilaksanakan oleh: __________________________
3 ☐ Esselon II ☐ Esselon III
Tingkat esselon institusi pengelola persampahan
☐ Esselon IV ☐ Lain-Lain
4 Sumber daya manusia pengelola persampahan
4.1. Jumlah seluruh personil (khusus persampahan) ________ org
4.2. Kualifikasi Personil persampahan (isi form
terlampir)

852
Tabel 3. 3 Penilaian bagian manajemen pembangunan

B. MANAJEMEN PEMBANGUNAN
1 Dokumen perencanaan/persampahan
a. Rencana Induk/MP Persampahan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
b. Studi Kelayakan/FS Persampahan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
c. Outline Plan Persampahan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
d. Perencanaan teknis & manajemen persampahan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
e. Detailed Engineering Design/DED ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
f. Renstrada (Rencana dan Strategi Daerah) ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
g. Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) sektor persampahan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
h. Businness Plan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
i. SSK (Strategi Sanitasi Kota) dengan prioritas
penanganan pada sektor persampahan ☐ Ada ☐ Tidak Tahun: _____
Kesesuaiaan pelaksanaan pembangunan dengan
2
perencanaan
a. Lokasi TPA sesuai tata ruang ☐ Ya ☐ Tidak
b. Lokasi TPA sesuai SNI pemilihan lokasi TPA ☐ Ya ☐ Tidak
c. Pembangunan sesuai PJM ☐ Ya ☐ Tidak
3 Tingkat pelayanaan saat ini ______ jiwa, ________m3/hari
4 Prosedur Operasi Standar (SOP) TPA ☐ Ada ☐ Tidak
5 Data Pembiayaan
- Anggaraan persampahan dalam APBD TA. 2009 Rp _______ Juta, ______ %APBD
- Anggaraan persampahan dalam APBD TA. 2010 Rp _______ Juta, ______ %APBD
- Anggaraan persampahan dalam APBD TA. 2011 Rp _______ Juta, ______ %APBD
6 Retribusi terkumpul TA. 2009 Rp _______ Juta
Retribusi terkumpul TA. 2010 Rp _______ Juta
Retribusi terkumpul TA. 2011 Rp _______ Juta
Program peningkatan kualitasi TPA yang dilaksanakan
7
s/d tahun 2011 (form terlampir) __________ program
8 Program 3R yang dilaksanakan s/d 2011 (terlampir) __________ program
Program Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca yang
9
dilaksanakan __________ program
10 Apakah ada penanganan sampah B3 Rumah Tangga ? ☐ Ada ☐ Tidak

853
Tabel 3. 4 Penilaian bagian upaya Pemda mendorong peran serta masyarakat/swasta

C. UPAYA PEMDA MENDORONG PERAN SERTA MASYARAKAT/SWASTA


1 Jumlah lokasi pelaksanaan program 3R (lampirkan) _________ Lokasi
Apakah ada program dan reward (penghargaan) dari
2 PEMDA yang mendorong peran serta ☐ Ada ☐ Tidak
masyarakat/swasta?
Apakah ada unit pelayanan dan pendataan pengaduan
3 ☐ Ada ☐ Tidak
masyarakat?
Apakah ada pihak ketiga yang ikut melaksanakan
4 ☐ Ada ☐ Tidak
pengelolaan sampah?

Tabel 3. 5 Penilaian bagian ketersediaan prasarana/sarana

D. KETERSEDIAAN PRASARANA/SARANA
1 Pengumpulan ☐ Ada ☐ Tidak
2 Pemindahan / penampungan sementara ☐ Ada ☐ Tidak ______ Lokasi
3 Pengomposan / daur ulang / TPS 3R / ITF * ☐ Ada ☐ Tidak ______ Lokasi
4 Pengangkutan Sampah ☐ Ada ☐ Tidak ______ Unit
5 Fasilitas Umum TPA
5.1. Jalan masuk, penghubung, operasi ☐ Ada ☐ Tidak
5.2. Drainase ☐ Ada ☐ Tidak
5.3. Pagar, pintu gerbang ☐ Ada ☐ Tidak
5.4. Kantor, pos jaga ☐ Ada ☐ Tidak
6 Fasilitas Perlindungan Lingkungan
6.1. Lapisan kedap air ☐ Ada ☐ Tidak
6.2. Perpipaan / pengumpul lindi ☐ Ada ☐ Tidak
6.3. Instalasi pengolahan lindi ☐ Ada ☐ Tidak
6.4. Perpipaan gas metan ☐ Ada ☐ Tidak
6.5. Sumur monitoring ☐ Ada ☐ Tidak
6.6. Buffer zone / penghijauan ☐ Ada ☐ Tidak
7 Fasilitas Pendukung
7.1. Jembatan Timbang ☐ Ada ☐ Tidak
7.2. Bengkel, garasi ☐ Ada ☐ Tidak
7.3. Tanah Urug ☐ Ada ☐ Tidak
7.4. Pencucian kendaraan ☐ Ada ☐ Tidak
8 Alat Berat ☐ Ada ☐ Tidak

854
Tabel 3. 6 Penilaian bagian keberfungsian prasarana

E. APAKAH PRASARANA BERFUNGSI DENGAN BAIK


1 Pengumpulan ☐ Ya ☐ Tidak
2 Pemindahan / penampungan sementara ☐ Ya ☐ Tidak
3 Pengomposan / daur ulang / TPS 3R / ITF * ☐ Ya ☐ Tidak
4 Truck Sampah ☐ Ya ☐ Tidak
5 Fasilitas Umum TPA
5.1. Jalan masuk, penghubung, operasi ☐ Ya ☐ Tidak
5.2. Drainase ☐ Ya ☐ Tidak
5.3. Pagar, pintu gerbang ☐ Ya ☐ Tidak
5.4. Kantor, pos jaga ☐ Ya ☐ Tidak
6 Fasilitas Perlindungan Lingkungan
6.1. Lapisan kedap air ☐ Ya ☐ Tidak
6.2. Perpipaan / pegumpul lindi ☐ Ya ☐ Tidak
6.3. Instalasi pengolahan lindi ☐ Ya ☐ Tidak
6.4. Perpipaan gas metan ☐ Ya ☐ Tidak
6.5. Sumur monitoring ☐ Ya ☐ Tidak
6.6. Buffer zone / penghijauan ☐ Ya ☐ Tidak
7 Fasilitas Pendukung
7.1. Jembatan Timbang ☐ Ya ☐ Tidak
7.2. Bengkel, garasi ☐ Ya ☐ Tidak
7.3. Tanah Urug ☐ Ya ☐ Tidak
7.4. Pencucian kendaraan ☐ Ya ☐ Tidak
8 Alat Berat ☐ Ya ☐ Tidak

Tabel 3. 7 Penilaian bagian pengoperasian dan pemeliharaan prasarana

F. APAKAH PRASARANA DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA DENGAN BAIK


1 Pengumpulan ☐ Ya ☐ Tidak
2 Pemindahan / penampungan sementara ☐ Ya ☐ Tidak
3 Pengomposan / daur ulang / TPS 3R / ITF* ☐ Ya ☐ Tidak
4 Truck Sampah ☐ Ya ☐ Tidak
5 Fasilitas Umum TPA
5.1. Jalan masuk, penghubung, operasi ☐ Ya ☐ Tidak
5.2. Drainase ☐ Ya ☐ Tidak
5.3. Pagar, pintu gerbang ☐ Ya ☐ Tidak
5.4. Kantor, pos jaga ☐ Ya ☐ Tidak
6 Fasilitas Perlindungan Lingkungan
6.1. Lapisan kedap air ☐ Ya ☐ Tidak

855
F. APAKAH PRASARANA DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA DENGAN BAIK
6.2. Perpipaan / pegumpul lindi ☐ Ya ☐ Tidak
6.3. Instalasi pengolahan lindi ☐ Ya ☐ Tidak
6.4. Perpipaan gas metan ☐ Ya ☐ Tidak
6.5. Sumur monitoring ☐ Ya ☐ Tidak
6.6. Buffer zone / penghijauan ☐ Ya ☐ Tidak
7 Fasilitas Pendukung
7.1. Jembatan Timbang ☐ Ya ☐ Tidak
7.2. Bengkel, garasi ☐ Ya ☐ Tidak
7.3. Tanah Urug ☐ Ya ☐ Tidak
7.4. Pencucian kendaraan ☐ Ya ☐ Tidak
8 Alat Berat ☐ Ya ☐ Tidak
Ket : * Intermediate Treatment Facility (ITF) khusus untuk Kota Metro

4. KONTROL STABILITAS LERENG


a). Lahan TPA, khususnya area pengurugan, hendaknya selalu dikontrol terhadap kemungkinan
terjadinya kelongsoran akibat terjadinya ketidakstabilan terhadap keruntuhan geser, atau
terganggunya kestabilan lereng
b). Batasan nilai yang biasa digunakan agar material dalam timbunan tidak runtuh dikenal
dengan sebagai faktor keamanan (safety factor atau SF). Syarat kriteria nilai SF minimum
1,3 untuk kemiringan timbunan sementara dan 1,5 untuk kemiringan yang permanen.
c). Pada timbunan di landfill, kestabilan akan ditentukan antara lain oleh :
- Karakteristik dan kestabilan tanah dasar
- Karakteristik dan berat sampah : tambah banyak plastik cenderung tambah tidak stabil,
tambah tinggi timbunan cenderung akan tambah berat, dan akan tambah tidak stabil.
Sifat ini terkait erat dengan kuat geser sampah dalam timbunan, yang akan tergantung
pada sudut geser (Φ) dan daya lekat antar partikel (nilai kohesi c)
- Kandungan air dalam sampah dan dalam timbunan : tambah lembab sampah akan
tambah tidak stabil, tambah banyak air di dasar timbunan, akan tambah tidak stabil
timbunan tersebut
- Kemiringan lereng : tambah kecil sudut kemiringan akan tambah stabil. Kemiringan
yang baik bagi timbunan sampah adalah antara 20 – 30o
- Penggunaan terassering pada ketinggian tertentu. Sebaiknya digunakan terasering
selebar minimum 5 m untuk setiap ketinggian 5 m
- Kepadatan sampah : tambah padat sampah, maka akan tambah mampu mendukung
timbunan sampah di atasnya. Kepadatan yang baik dengan penggunaan alat berat dozer
akan dicapai bila dilakukan secara lapis-per-lapis

856
- Jenis dan integrasi tanah penutup harian dan penutup antara : setiap jenis tanah akan
mempunyai sifat kestabilan tertentu, yang membutuhkan informasi yang akurat sebelum
digunakan, seperti nilai Φ dan nilai c.

5. KONTROL KUALITAS LINGKUNGAN LAIN


a). Penggunaan upaya rekayasa, seperti penahan aliran untuk memperlama run-off digunakan
bilamana perlu untuk mencegah adanya erosi akibat kecepatan run-off yang berlebihan.
b). Kondisi pengurugan sampah harus dipertahankan agar tidak menarik minat binatang,
khususnya binatang pengerat yang tergolong penyebar penyakit, seperti tikus, untuk
mencari makan dan berkembang biak.
c). Kontrol terhadap stabilitas lereng dan reruntuhan sampah ke saluran drainase perlu
dilakukan secara rutin dengan menatur dan membenahi kembali kemiringan talud timbunan,
dan memperbaiki tanah penutup reguler yang telah mengalami erosi dan telah mengalamim
penurunan.
d). Operasi pemulungan bila tidak dapat dihindari hendaknya memperhatikan masalah estetika.
e). Manual tentang tata-cara dan prosedur terhadap penyelamatan kecelakaan harus tersedia di
lapangan untuk digunakan oleh pekerja.
f). Setiap pekerja harus diinformasikan tentang cara-cara penyelenggaraan keselamatan kerja.
g). Peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan, topi lapangan, kacamata pelindung,
sepatu kerja harus disiapkan di lapangan.
h). Tanda-tanda peringatan yang terkait dengan pencegahan kecelakaan, seperti pemadam
kebakaran, dilarang merokok, dsb harus jelas terlihat dari kejauhan.
i). Perkembangan lalat dapat terjadi dengan cepat yang umumnya disebabkan oleh
terlambatnya penutupan dampah dengan tanah sehingga tersedia cukup waktu bagi telur
lalat untuk berkembang menjadi larva dan lalat dewasa. Karenanya perlu diperhatikan
dengan seksama batasan waktu paling lama untuk penutupan tanah. Semakin pendek
periode penutupan tanah akan semakin kecil pula kemungkinan perkembangan lalat.
j). Pemantauan sanitasi lingkungan dengan indikator jumlah lalat. Apabila nilai pengamatan
terakhir lebih besar dari sebelumnya, terdapat indikasi penurunan kualitas lingkungan.
Apabila di TPA terdapat tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 ekor per grill, maka perlu
dilakukan pengendalian.
k). Dalam hal lalat telah berkembang banyak, dapat dilakukan penyemprotan insektisida
dengan menggunakan mistblower. Tersedianya pepohonan dalam hai ini sangat membantu
pencegahan penyebaran lalat ke lingkungan luar TPA.
l). Kebakaran/asap terjadi karena gas metan terlepas tanpa kendali dan bertemu dengan sumber
api. Terlepasnya gas metan seperti telah dibahas sebelumnya sangat ditentukan oleh kondisi
dan kualitas tanah penutup. Sampah yang tidak tertutup tanah sangat rawan terhadap bahaya

857
kebakaran karena gas tersebar di seluruh permukaan TPA. Untuk mencegah kasus ini perlu
diperhatikan pemeliharaan lapisan tanah penutup TPA.
m). Pencegahan pencemaran air di sekitar TPA perlu dilakukan dengan menjaga agar leachate
yang dihasilkan dari TPA dapat :
Terbentuk sesedikit mungkin, dengan mencegah rembesan air hujan melalui konstruksi
drainase dan tanah penutup yang baik
Terkumpul pada kolam pengumpul dengan lancar
Diolah dengan baik pada kolam pengolahan yang kualitasnya secara periodik diperiksa.

858

Anda mungkin juga menyukai