dan untuk menjadi bagian dari rona lingkungan awal serta dapat menjawab pertanyaan
pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah sampah yang dibuang merupakan sampah perkotaan, dan bukan jenis
sampah yang lain?
- Apakah volume dan berat sampah yang masuk TPA diukur dan dicatat
dengan baik?
a. Pendataan TPA
dengan kapasitas tampung dan usia pakai TPA. Data ini dapat dikumpulkan di
Pos Pengendali TPA dimana terdapat petugas yang secara teliti memeriksa,
mengukur dan mencatat data tersebut dengan bantuan Form Kedatangan Truk.
b. Data kondisi instalasi pengolahan lindi khususnya kualitas parameter pencemar
untuk mengetahu efisiensi pengolahan lindi dan potensi pencemaran yang masih
ada. Data ini diperoleh melalui pemeriksaan kualitas air lindi di laboratorium.
c. Data operasi dan pemeliharaan alat berat yang merupakan data unjuk kerja alat
berat dan pemantauan pemeliharaannya.
b. Pelaporan
Data-data di atas perlu dirangkum dengan baik menjadi suatu laporan yang dengan
lebih lanjut.
2. PEMANTAUAN OPERASIONAL
pengumpul lindi, proses pengolahan lindi yang tidak memadai maupun kebocoran
pipa ventilasi gas. Fasilitas yang diperlukan untuk monitoring ini adalah sumur uji dan
pipa ventilasi gas yang terlindung. Sumur uji yang harus ada minimal 3 unit, yaitu
yang terletak sebelum area peninmbunan, dekat lokasi penimbunan dan sesudah
area penimbunan. Parameter kunci yang diperlukan antara lain meliputi :
· Kualitas udara, meliputi debu, COx, NOx, H2S, gas metan (CH4)
· Kepadatan lalat
kunci, sedangkan untuk parameter yang lebih lengkap dapat dilakukan setahun 1-2
kali (musim kemarau dan hujan).
a). Pemantauan dan pencatatan rutin hendaknya dilakukan secara baik, untuk
mencatat :
c. Secara rutin dilakukan pengukuran topografi ulang di atas timbunan sampah untuk
mengevaluasi sisa kapasitas lahan yang tersediaa
d. Setelah area pengurugan ditutup karena penuh, suatu laporan rinci perlu dibuat,
yang berisi catatan dan data yang penting, yang terkait dengan monitoring jangka
panjang.
b). Setiap awal operasi di pagi hari, pengawas lapangan melakukan peninjauan pada
rencana
lokasi penuangan sampah hari itu untuk mengevaluasi : Kondisi sekitar lahan operasi,
khususnya erosi timbunan, settlement, fungsi instalasi pengolah lindi dan pengendali biogas
c). Pada musim hujan, lakukan pengamatan rutin terhadap kemiringan tanah penutup
harian,
untuk menjamin pengaliran run-off dari atas lapisan penutup mengalir secara lancar menuju
ke saluran drainase.
d). Bila terdapat aktivitas recovery sampah dalam bentuk pemulungan sebelum
pengurugan
sampah, maka aktivitas ini hendaknya dimasukkan ke dalam tata-cara operasional rutin
dipantau dan dikelola secara baik dan profesional. Persoalan utama yang perlu mendapat
perhatian adalah :
a. Setiap TPA harus menyiapkan rencana pemantauan dan pengontrolan kualitas air.
dilakukan
- Rencana penempatan sumur pemantau, stasiun sampling, serta program
sampling
- Informasi tentang karakteristik tanah dan hidrogeologi di bawah lokasi lahan-
b. Lakukan pengecekan dan pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap kualitas
air tanah di sumur-sumur monitoring, sumur penduduk di sekitar TPA dengan
yang digunakan sebagai sumber air minum. Sampling dan analisa air tanah yang
digunakan sebagai sumber air minum dilakukan secara berkala, mengikuti standar
kualitas air minum yang berlaku.
1. Kontrol Suhu
Pemantauan suhu dalampencegahan kebakaran di TPA dan sebagai cara pemantauan untuk
Pemantauan komposisi gas sangat berguna saat terjadi kebakaran dan dapat menjadi acuan
bagi keberhasilan. Parameter yang diukur adalah konsentrasi oksigen, karbon monoksida,
hidrogen sulfida dan metana. Dari keempat gas yang diukur, karbon monoksida adalah
indikator yang paling berguna bahwa telah terjadi kebakaran ditunpukan sampah Kehadiran
oksigen pada konsentrasi di atas 1% memberikan indikasi bahwa ada
hambatan intrusi oksigen (pada tanah atau tanah penutup) dan diperlukan tanah penutup
tambahan. Di sisi lain menjadi indikator bahwa telah dihasilkan metana lebih dari 40% dan
merupakan indikator positif bahwa terjadi kondisi anaerobik. Selama terjadi kebakaran di
TPA, tingkat oksigen pada sub-permukaan biasanya 15 sampai 21%. Pada pemadaman
kebakaran dan penutupan sampah kadar oksigen turun secara konsisten, dan ketika api
padam kadar oksigen turun di bawah 1%. Gas monitoring probe biasa diletakkan di
beberapa titik di TPA agar dapat dilakukan kontrol terhadap gas yang dihasilkan.
a). Lahan TPA, khususnya area pengurugan, hendaknya selalu dikontrol terhadap
kemungkinan
b). Batasan nilai yang biasa digunakan agar material dalam timbunan tidak runtuh dikenal
dengan sebagai faktor keamanan (safety factor atau SF). Syarat kriteria nilai SF minimum 1,3
untuk kemiringan timbunan sementara dan 1,5 untuk kemiringan yang permanen.
c). Pada timbunan di landfill, kestabilan akan ditentukan antara lain oleh :
stabil, tambah tinggi timbunan cenderung akan tambah berat, dan akan tambah
tidak stabil. Sifat ini terkait erat dengan kuat geser sampah dalam timbunan, yang
akan tergantung pada sudut geser (Φ) dan daya lekat antar partikel (nilai kohesi
c)
- Kandungan air dalam sampah dan dalam timbunan : tambah lembab sampah
akan tambah tidak stabil, tambah banyak air di dasar timbunan, akan tambah
- Jenis dan integrasi tanah penutup harian dan penutup antara : setiap jenis tanah
akan mempunyai sifat kestabilan tertentu, yang membutuhkan informasi yang
berlebihan.
B. Kondisi pengurugan sampah harus dipertahankan agar tidak menarik minat binatang,
khususnya binatang pengerat yang tergolong penyebar penyakit, seperti tikus, untuk
mencari makan dan berkembang biak.
C. Kontrol terhadap stabilitas lereng dan reruntuhan sampah ke saluran drainase perlu
dilakukan secara rutin dengan menatur dan membenahi kembali kemiringan talud
timbunan,dan memperbaiki tanah penutup reguler yang telah mengalami erosi dan telah
mengalami penurunan.
I. Perkembangan lalat dapat terjadi dengan cepat yang umumnya disebabkan oleh
terlambatnya penutupan dampah dengan tanah sehingga tersedia cukup waktu bagi
telur lalat untuk berkembang menjadi larva dan lalat dewasa. Karenanya perlu
diperhatikan dengan seksama batasan waktu paling lama untuk penutupan tanah.
Semakin pendek periode penutupan tanah akan semakin kecil pula kemungkinan
perkembangan lalat.
J. Pemantauan sanitasi lingkungan dengan indikator jumlah lalat. Apabila nilai pengamatan
terakhir lebih besar dari sebelumnya, terdapat indikasi penurunan kualitas lingkungan.
Apabila di TPA terdapat tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 ekor per grill, maka perlu
dilakukan pengendalian.
K. Dalam hal lalat telah berkembang banyak, dapat dilakukan penyemprotan insektisida
dengan menggunakan mistblower. Tersedianya pepohonan dalam hai ini sangat
terhadap bahaya kebakaran karena gas tersebar di seluruh permukaan TPA. Untuk
mencegah kasus ini perlu diperhatikan pemeliharaan lapisan tanah penutup TPA.
M. Pencegahan pencemaran air di sekitar TPA perlu dilakukan dengan menjaga agar
leachate yang dihasilkan dari TPA dapat :
diperiksa.