Anda di halaman 1dari 27

Pelaksanaan permen lhk no 5 tahun 2021

tentang pengolahan air limbah bagi usaha dan/atau


kegiatan pertambangan dengan menggunakan metode
lahan basah buatan

Ch Nety Widayati

Direktorat Pengendalian Pencemaran Air


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lahan basah buatan
Ekosistem yang didesain khusus untuk memurnikan air tercemar
dengan mengoptimalkan proses fisika dan biokimia yang melibatkan
tanaman, mikrobia, dan tanah yang tergenang air

2
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha


Indonesia (KBLI):
1.KBLI 0510 (Pertambangan Batubara)
2.KBLI 0520 (Pertambangan Lignit)
3.KBLI 0710 (Pertambangan Pasir Besi
dan Bijih Besi)
4.KBLI 0729 (Pertambangan Bijih
Logam Lainnya, tidak mengandung
besi, tidak termasuk bijih logam 4

mulia)
5.KBLI 0730 (Pertambangan Bijih
Logam Mulia)
AIR LIMBAH
PROSES UTAMA PROSES PENUNJANG

1. Air Limpasan 1. Air Limbah Domestik di


area Pertambangan
2. Air Limbah dari
Lubang Tambang 2. Air Limbah dari Kegiatan
Perbengkelan
3. Air Limbah dari
Proses Pengolahan 3. Air Limbah dari
dan Pemurnian Laboratorium
5
PERSYARATAN
PENERAPAN LAHAN
BASAH BUATAN

1. Lokasi

2. Fasilitas

3. Pemantauan

Lahan Basah Buatan 6


lokasi

• Berada di area pertambangan


• Tidak berada di kawasan bernilai
konservasi tinggi
• Dapat diakses kendaraan
operasional • Jarak >200 m dari permukiman
atau kawasan wisata.
• Diutamakan pada calon lokasi
disposal • Jarak >100 m dari sumur dan
badan air
• Topografi datar (kemiringan
lahan <5%) • Tidak mengancam satwa langka
• Tanah cukup padat • Tidak pada situs arkeologi
7
• Tidak berada di dataran banjir
dan letaknya lebih tinggi dari
badan air penerima
fasilitas fasilitas

SARANA UTAMA SARANA PENDUKUNG


• Unit Prapengolahan • Tanggul
– Kolam ekualisasi (pengatur debit) • Jalan Inspeksi
– Kolam pengendapan (TSS) • Tempat Penampungan
8

• Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Lumpur


Lahan Basah Buatan
– Kolam pengolahan pH dan/atau
logam
– Kolam pengolahan organik
– Kolam indikator
PENENTUAN KEBUTUHAN FASILITAS SARANA UTAMA

9
PERANCANGAN
1. Penghitungan
Kebutuhan Luasan
Lahan

2. Debit Air Limbah yang


akan Diolah

3. Kriteria Desain dan


Kriteria Teknis
Lahan Basah Buatan 10
Pemantauan (1)
PEMENUHAN KETENTUAN BMAL
• Yang dipantau
– Parameter dan kadar air limbah MUTU BADAN AIR PERMUKAAN
– Debit pembuangan air limbah
• Yang dipantau
– Efisiensi pengolahan air limbah
–Parameter dan kadar air
– Kesesuaian lokasi pembuangan
• Lokasi pemantauan –Debit badan air permukaan
– Titik penaatan –Kesesuaian lokasi
– Inlet pemantauan
• Cara pemantauan
– Otomatis dan terus menerus • Cara pemantauan
– Manual (pH dan debit – setiap –Manual
hari, parameter lain min 1 x 1
bulan)
Pemantauan (2)

OPERASIONAL FASILITAS LBB


PERSONEL

• Yang dipantau
– Parameter dan • Memiliki sertifikat kompetensi
kadar logam di pengambil contoh uji
tanaman • Laboratorium lingkungan teregistrasi
– Parameter dan (Menteri)
kadar logam di
sedimen
PERSYARATAN PEMANTAUAN

• Fasilitas pengatur debit di • Alat pemantauan mutu air


inlet (Kolam Ekualisasi atau (otomatis, terus menerus
Kolam Pengendapan) dan dalam jaringan)
• Titik Penaatan Air Limbah di • Papan informasi (seluruh
outlet (Kolam Indikator) unit)
mudah terjangkau dan alat –Titik penaatan dan
ukur debit koordinat
• Sarana pengambilan contoh –Simbol dan label jenis air
uji (Inlet Unit Prapengolahan limbah
dan Outlet Unit LBB)
–Nama dan kapasitas kolam
PEMELIHARAAN

PERSYARATAN FASILITAS
PERSYARATAN PEMANTAUAN
• Sarana Utama
• Alat Pemantauan
• Sarana Pendukung
• Lokasi
Pemantauan
EVALUASI DAN PELAPORAN

EVALUASI PELAPORAN

• Hasil Pemantauan
• Disampaikan kepada Menteri,
– Hasil Uji Mutu Air Limbah
gubernur atau bupati/wali kota
– Hasil Uji Mutu Badan Air Permukaan (sesuai kewenangan penerbitan
– Kelengkapan Persetujuan Lingkungan)
• Koordinat • Secara elektronik sesuai PPU
• Foto
• Evaluasi
– Hasil Uji Mutu Air Limbah dengan
BMAL (Persetujuan Lingkungan)
– Hasil Uji Mutu Badan Air Permukaan
dengan BMA (Ditetapkan Pemeintah)
PERSETUJUAN TEKNIS
PEMBUANGAN AIR LIMBAH

1. Penanggung jawab Usaha


dan/atau Kegiatan
mencantumkan LBB sebagai
bagian dari Dokumen
Permohonan.
2. Tata cara penyusunan dokumen 16

permohonan sesuai Peraturan


Perundang-Undangan
Penapisan Persetujuan Teknis

Lampiran I
PermenLHK 5/2021

Berdasarkan
KBLI pada
tabel
lampiran I
Penapisan Persetujuan Teknis

Lampiran I
PermenLHK 5/2021

Berdasarkan
KBLI pada
tabel
lampiran I
Penapisan Persetujuan Teknis
Lampiran I
PermenLHK 5/2021
Penapisan Persetujuan Teknis
Lampiran I
PermenLHK 5/2021
Penapisan Persetujuan Teknis
Lampiran I
PermenLHK 5/2021
Mekanisme Persetujuan Teknis Untuk Pemenuhan Baku Mutu
Mekanisme Penerbitan Surat Kelayakan Operasional
Pasal 46
PermenLHK 5/2021
Perubahan Persetujuan Teknis
BAB IV KETENTUAN PERALIHAN - Pasal 53
PermenLHK 5/2021
(1)Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Usaha dan/atau Kegiatan:

a. yang telah memiliki perizinan pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah,


dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya Usaha dan/atau Kegiatan;
b. yang sedang dalam proses permohonan perizinan pembuangan dan/atau
pemanfaatan Air Limbah baru atau perpanjangan sebelum tanggal 2 Februari 2021 dan
telah dinyatakan lengkap secara administratif dan/atau memenuhi persyaratan teknis,
dilanjutkan sampai dengan penerbitan Persetujuan Teknis dan/atau SLO sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri ini; atau
c. yang melakukan kegiatan pembuangan Emisi tetap dapat melakukan kegiatannya
sepanjang telah mencantumkan standar teknis pemenuhan Baku Mutu Emisi di
dalam Persetujuan Lingkungannya.
BAB IV KETENTUAN PERALIHAN - Pasal 53
PermenLHK 5/2021
(2) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang melakukan kegiatan pembuangan
dan/atau pemanfaatan Air Limbah wajib mengajukan perubahan Persetujuan Lingkungan
dalam hal:
a. perizinan pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a belum mencakup standar teknis pemenuhan Baku Mutu Air
Limbah; atau
b. terdapat perubahan Usaha dan/atau Kegiatan.
(3) Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang melakukan kegiatan pembuangan
Emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, wajib melakukan perubahan
Persetujuan Lingkungan dalam hal belum mencantumkan standar teknis pemenuhan
Baku Mutu Emisi di dalam Persetujuan Lingkungannya.
(4) Perubahan Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) harus dilengkapi dengan Persetujuan Teknis dan/atau SLO sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Peraturan ini.
(5) Perubahan Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilaksanakan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku
TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Anda mungkin juga menyukai