Anda di halaman 1dari 32

Pencegahan Kerusakan

Lingkungan Hidup

Disampaikan oleh : M. Saleh. SKM., M.Ling


Kepala Bidang Seksi Pengelolaan Dampak
Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan
Selatan
Pengertian ....
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan


langsung dan/atau tidak langsung terhadap
sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan
hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.

 Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan


orang yang menimbulkan perubahan langsung
atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.
Kerusakan Lingkungan ....
Pencemaran Air

 Pencemaran Udara
 Pencemaran Limbah B3

o Kerusakan Lahan/ Tanah


Bagaimana melakukan pencegahan
kerusakan lingkungan ... ?

Pencegahan :
▪ Pengendalian Pencemaran Air
▪ Pengendalian Pencemaran Udara
▪ Pengendalian Pencemaran Limbah B3
▪ Pencegahan Kerusakan Lingkungan dari
Kebakaran Hutan dan Lahan
I. Pengendalian Pencemaran Air

1 KETAATAN TERHADAP IZIN (IPLC)

2 KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN

KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR


3 LIMBAH

4 KETAATAN TERHADAP PELAPORAN

5 KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN BAKU MUTU

6 KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS


1. KETAATAN TERHADAP IZIN
Mempunyai Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah :
1. pembuangan Air Limbah ke Badan Air permukaan;
2. pembuangan Air Limbah ke formasi tertentu
3. pemanfaatan Air Limbah ke formasi tertentu;
4. pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi ke tanah; dan
5. pembuangan Air Limbah ke Laut.

2. KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN

Suatu Badan Usaha


dan/atau kegiatan Semua usaha
dapat memiliki satu / dan/atau kegiatan
lebih titik penaatan wajib memantau
pembuangan air seluruh titik penaatan
pembuangan dan/atau
limbah
pemanfaatan air
limbah ke lingkungan
sesuai peraturan
3. KETAATAN TERHADAP PARAMETER
BAKU MUTU AIR LIMBAH
▪ 100% parameter baku mutu air limbah dipantau.
▪ Melakukan pengukuran parameter baku mutu air
limbah harian sesuai jenis industrinya (pH & Debit )
▪ Menghitung beban pencemaran

4. KETAATAN TERHADAP PELAPORAN

▪ Data dilaporkan secara lengkap sesuai


dengan persyaratan.
▪ Data pemantauan rata-rata harian dalam
5. KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN BAKU
MUTU
Data Pemantauan Memenuhi Baku Mutu
▪ Dalam PROPER ≥90% data pemantauan memenuhi baku
mutu dan ≥95% data pemantauan parameter harian
memenuhi baku mutu

6. KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS


▪ Menggunakan jasa laboratorium (eksternal atau internal)
▪ Memisahkan saluran aliran limbah dengan limpasan air hujan
▪ Membuat saluran air limbah kedap air
▪ Memasang alat pengukur debit
▪ Tidak melakukan pengenceran
▪ Tidak melakukan by pass
Contoh Syarat Ketentuan Teknis di Lokasi IPAL.....

Papan Titik Penaatan Air Papan Monitoring pH & Debit


Limbah

Alat Ukur Debit (flow meter / v-notch)


II. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

1
KETAATAN TERHADAP SUMBER EMISI &
AMBIEN

2
KETAATAN TERHADAP PARAMETER

3
KETAATAN TERHADAP PARAMETER
YANG DILAPORKAN

KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN 4


BAKU MUTU

KETAATAN TERHADAP KETENTUAN


5
TEKNIS
1. KETAATAN TERHADAP SUMBER EMISI & AMBIEN
Mempunyai Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi:
1. Kajian Teknis; atau
2. Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi

2. KETAATAN TERHADAP PARAMETER


Memantau Semua Parameter Sesuai Peraturan

3. KETAATAN TERHADAP PARAMETER YANG


DILAPORKAN
1. Melaporkan Secara Periodik
a. Melaporkan data pemantauan CEMS, setiap 3 bulan tersedia data
≥75% dari seluruh data pemantauan dengan pengukuran harian
minimal 18 jam
b. Melaporkan data pemantauan manual sesuai dengan peraturan yang
berlaku
2. Melaporkan perhitungan beban pencemaran (PROPER)
4. KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN BAKU
MUTU
1. Pemenuhan Baku Mutu Konsentrasi
a. Data hasil pemantauan CEMS memenuhi ≥ 95% ketaatan dari data
rata-rata harian yang dilaporkan dalam kurun waktu 3 bulan waktu
operasi
b. Pemantauan manual memenuhi baku mutu 100% untuk tiap sumber
emisi
2. Memenuhi beban pencemaran dalam peraturan (PROPER)

5. KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS


1. Menaati semua persyaratan teknis cerobong
2. Bagi Industri Yang Wajib Memasang CEMS, peralatan CEMS beroperasi
normal
3. Menggunakan jasa laboratorium yang terakreditasi
Contoh Syarat Ketentuan Teknis di Cerobong Emisi.....

Kode Cerobong & Lubang


Sampling

Dilengkapi dengan Tangga


III. Pengendalian Pencemaran Limbah B3

1.Perizinan dalam Pengelolaan


Limbah B3
2.Pelaporan Pengelolaan Limbah B3
3.Pengemasan dan Penyimpanan
Limbah B3
4.Pengangkutan Limbah B3
1. Perizinan dalam Pengelolaan Limbah
B3
Badan Usaha/ Kegiatan Wajib Memiliki Izin Berdasarkan
Kewenangan Penerbit Izin
(Permenlhk No. 6 Tahun 2021)

16
2. Pelaporan Pengelolaan Limbah B3

a. Melakukan pelaporan khusus pengelolaan limbah


B3 secara teratur dengan substansi pelaporan
sekurang-kurangnya memuat data logbook LB3,
neraca LB3 dan manifest LB3
b. Frekuensi pelaporan sesuai dengan ketentuan
dalam izin atau peraturan (paling sedikit 1 kali
dalam 3 bulan).
c. Menyampaikan pelaporan kepada Instansi sesuai
yang tercantum dalam izin (KLHK, Dinas LH
Provinsi dan Dinas LH Kabupaten/Kota)
3. Pengemasan dan Penyimpanan
Limbah B3
▪ Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang :
◦ Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan
karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan;
◦ Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
◦ Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
◦ Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
▪ Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3.
▪ Label Limbah B3 paling sedikit meliputi keterangan mengenai :
◦ Nama Limbah B3;
◦ Identitas Penghasil Limbah B3;
◦ Tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
◦ Tanggal Pengemasan Limbah B3.
SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

19
SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
(PP 22/2021)
WAKTU PENYIMPANAN
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN
(MAKSIMUM)
 Limbah B3 yang dihasilkan 50 90 (sembilan puluh) hari sejak
(lima puluh) kilogram per hari Limbah B3 dihasilkan
atau lebih;
 Limbah B3 yang dihasilkan 180 (seratus delapan puluh) hari
kurang dari 50 (lima puluh) sejak Limbah B3 dihasilkan
kilogram per hari untuk Limbah
B3 kategori 1;
 Limbah B3 yang dihasilkan 365 (tiga ratus enam puluh lima)
kurang dari 50 (lima puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
kilogram per hari untuk Limbah
B3 kategori 2 dari sumber tidak
spesifik dan dari sumber spesifik
umum;
 Limbah B3 kategori 2 dari 365 (tiga ratus enam puluh lima)
sumber spesifik khusus. hari sejak Limbah B3 dihasilkan

Catatan: 21
Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau
lebih nama limbah B3
4. Pengangkutan Limbah B3
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
(PP 22/2021)
▪ Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang tertutup untuk
Limbah B3 kategori 1.
▪ Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang terbuka untuk
Limbah B3 kategori 2.
▪ Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
• rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
• Perizinan Berusaha di bidang Pengangkutan Limbah.
▪ Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 menjadi
dasar diterbitkannya Perizinan Berusaha di Bidang
Pengangkutan Limbah B3.
▪ Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 diterbitkan
oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

22
Contoh Ketentuan Teknis di TPS LB3.....

Papan nama TPS Limbah B3


APAR

Eye Wash, Kotak P3K Petunjuk Jalur Evakuasi


IV. Kerusakan Lahan/Tanah/Ekosistem

1. Kerusakan tanah untuk produksi


biomassa;
2. Kerusakan terumbu karang;
3. Kerusakan lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan
dan/atau lahan
4. Kerusakan mangrove
5. Kerusakan padang lamun
6. Kerusakan Gambut
7. Kerusakan Karst
8. Kerusakan akibat Perubahan Iklim
Pencegahan Kerusakan Lahan/ Tanah

 Pencegahan Kerusakan Lingkungan dari


Kebakaran Hutan dan Lahan Bagi Usaha dan/
Kegiatan Bidang Perkebunan dan Kehutanan

 Pencegahan Kerusakan Tanah Untuk Produksi


Biomassa
a. Lahan Perkebunan - Penggurangan
Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida
b. Lahan Pertambangan - Pengendalian
Kerusakan Lahan
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN TERUTAMA BAGI
USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN BIDANG PERKEBUNAN DAN
KEHUTANAN
No Pencegahan

1 Melakukan inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan;


2 Menginventarisasi faktor penyebab kebakaran;
3 Menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran;
4 Membuat prosedur tetap pemadaman kebakaran hutan;
5 Mengadakan sarana pemadaman kebakaran hutan; dan
a. Peralatan tangan;
b. perlengkapan perorangan;
c. pompa air dan perlengkapannya;
d. peralatan telekomunikasi;
e. pompa bertekanan tinggi; dan
f. peralatan mekanis;
g. peralatan transportasi;
h. peralatan logistik, medis dan SAR;
i. gedung.
Lanjutan
No Pencegahan

6 Membuat sekat bakar;


7 Membuat sistem deteksi dini utk mengetahui terjadinya
kebakaran hutan dan atau lahan;
a. Mendiriksn menara pengawas kebakaran dengan
jangkauan pandangan cukup jauh
b. patroli periodik
c. membangun pos-pos jaga pada jalan masuk, jalan
pengawas areal tanaman, kawasan perbatasan
dengan desa-desa atau lahan usaha pertanian
d. Memanfaatkan informasi penerbangan, data cuaca,
data satelit, dll

8 Menyiapkan alat pencegahan kebakaran hutan dan atau


lahan
Lanjutan
No Pencegahan

9 Membuat prosedur operasi standar untuk mencegah


dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan
atau lahan

10 Menyiapkan perangkat organisasi yang


bertanggungjawab dalam mencegah dan
menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau
lahan;

11 Menyiapkan pelatihan penanggulangan kebakaran


hutan dan atau lahan secara berkala

12 Melakukan penyuluhan dan berperan aktif dalam


membantu masy sekitar hutan
Pencegahan Kerusakan Tanah Untuk
Produksi Biomassa

Berdasarkan PerMen LH No. 7 Tahun 2006


Kerusakan Tanah untuk produksi biomassa
adalah berubahnya sifat dasar tanah yang
melampaui kriteria baku kerusakan tanah

Pencegahan Kerusakan Tanah untuk :

a. Lahan Perkebunan - Penggurangan


Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida
b. Lahan Pertambangan - Pengendalian
Kerusakan Lahan
a. Lahan Perkebunan - Penggurangan
Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida

1. Mengurangi penggunaan pupuk kimia secara


berlebihan
2. Mengurangi penggunaan pestisida maupun
herbisida yang melebihi takaran
b. Lahan Pertambangan - Pengendalian Kerusakan Lahan

Aspek Kriteria Pengendalian Kerusakan Lahan

Aspek K1. Perencanaan 1. Menyediakan peta rencana dengan skala >


Manajemen 1:2000 yang mendapat persetujuan dari
manajemen terkait
2. Konsisten dgn rencana yg sudah ditetapkan

K2. Kesinambungan 3. Tidak meninggalkan lahan terbuka terlalu lama


Tahapan

Aspek Teknis K3. Stabilitas 4. Mengatur ketinggian dan kemiringan


Geoteknik lereng/jenjang agar stabil.
5. Acuan adalah kestabilan lereng dalam kajian FS

K4. Potensi
6. Mengidentifikasi potensi pembentukan AAT setiap
Pencemaran (AAT)
jenis batuan dan penyusunan strategi
pengelolaan batuan penutup
K5. Erosi 7. Membuat dan memelihara sarana pengendali
erosi
8. Membuat sistem penyaliran (drainage) yang baik
supaya kualitas air limbah memenuhi baku mutu
K6. Kebencanaan 9. Memilih daerah timbunan dengan resiko
kebencanaan
paling kecil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai