Anda di halaman 1dari 23

BONGKAR

MUAT,PENYIMPANAN,DAN
SEGREGASI BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN(B3)
Muchammad Danang R.A(20013091)
BONGKAR MUAT
BARANG
BERBAHAYA DAN
BERACUN(B3)

Add a Footer 2
BONGKAR MUAT
P e n g e r ti a n

Bongkar muat adalah salah satu kegiatan yang di lakukan dalam


proses forwarding (pengiriman) barang. Pembongkaran merupakan
suatu pemindahan satu tempat ke tempat lain dan bias juga
dikatakan suatu pembongkaran barang dari kapal ke dermaga, dari
dermaga ke gudang atau sebaliknya dari gudang ke gudang atau
deri gudang ke dermaga baru di angkut ke kapal yang di maksud
kegiatan muat adalah proses memindahkan barang dari gudang
menaikkan lalu menumpuknya di atas kapal, sedangkan kegiatan
bongkar adalah proses menurunkan barang dari kapal, lalu
menyususnnya (menimbun) di dalam gudang di pelabuhan.

Add a Footer 3
CHART TITLE
REFERENSI
• Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
11%
• Peraturan Pemerintah Nomor : 101 Tahun 2014
24%
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun ;
19%
• Surat Keputusan Kepala Bapedal Nomor :
Kep‐01/Bapedal/09/1995 tentang Tata cara
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun ;
28% 17%
• Surat Keputusan Kepala Bapedal Nomor:
Kep‐02/Bapedal/1995 tentang Dokumen Limbah B3 ;

• Surat Keputusan Kepala Bapedal Nomor t


Kep‐05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label
Jan Feb Mar Apr May
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Add a Footer 4
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
BONGKAR MUAT B3
Bongkar Barang

1. Setelah sampai di tempat tujuan, supir harus lapor


terlebih dahulu ke pos security dan kepala gudang yang
bertugas menerima barang

2. Truk masuk ke dalam area bongkar muat barang yang


telah ditentukan oleh pihak penerima barang

3. Barang dibongkar oleh pihak penerima barang

4. Setelah pembongkaran selesai maka truk pengangkut


barang kembali ke kantor asal untuk menyerahkan
dokumen yang sudah ditanda tangani oleh penerima
barang.

Add a Footer 5
1. Petugas yang akan melakukan pemuatan barang ke dalam box kendaraan menggunakan alat keselamatan
kerja yaitu : sarung tangan karet, helmet, sepatu safety, masker dan kacamata safety

2. 1 orang bertugas mengatur barang di dalam box kendaraan, 1 orang bertugas mengambil barang dari
gudang

3. Sebelum barang dimasukkan ke dalam box kendaraan maka barang tersebut di cek apakah ada yang
bocor atau tidak. Jika ada yang bocor maka barang tersebut tidak boleh diberangkatkan ;

4. Maksimum penumpukan barang di dalam box kendaraan disesuaikan dengan maksimum yang
diperbolehkan

5. Antara barang yang mudah terbakar tidak boleh dicampur dengan barang yang dapat memicu terjadinya
kebakaran

6. Sebelum truk pengangkut barang digunakan harus di cek terlebih dahulu kondisi kendaraan dimana
pengecekan yang biasa dilakukan adalah : kondisi ban, kondisi rem, kondisi mesin dan kondisi box
kendaraan

7. Supir yang membawa kendaraan harus memiliki SIM

8. Kecepatan kendaraan tidak boleh melebihi 70 Km/jam

9. Co Driver harus selalu membantu sopir.

Muat Barang 6
SISTEM TANGGAP DARURAT DAN
PEMELIHARAAN

SISTEM TANGGAP DARURAT PEMELIHARAAN

Jika terjadi keadaan darurat, maka dilakukan langkah sebagai • Pengecekan alat dilakukan minimal seminggu
berikut : sekali dilakukan oleh bagian yang menggunakan
alat dan hasilnya dicatat dalam check list
• Pindahkan barang-barang yang dapat menimbulkan
percikan api atau benda-benda yang mudah menyala • Bila ditemukan adanya kerusakan atau
kehilangan segera dilaporkan ke bagian terkait.
• Blokir dan amankan area tumpahan/kebocoran agar tidak
meluas dan mengkontaminasi area lain

• Terlebih dahulu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang


disediakan sebelum menangani tumpahan

• Bersihkan area yang terkontaminasi tumpahan dengan


menggunakan bahan penyerap (absorbent) seperti pasir,
serbuk gergaji, tanah dan/atau absorbent lain. Jangan
gunakan air.

• Bahan penyerap yang telah terkontaminasi tumpahan


dibuang ke dalam wadah tumpahan B3

• Segera melaporkan kejadian tersebut ke kantor.

Add a Footer 7
PENYIMPANAN
BARANG BERBAHAYA
DAN BERACUN(B3)

Add a Footer 8
PENYIMPANAN
P e n g e r ti a n

Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3


untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau
mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya. 

Add a Footer 9
PEMBAHASAN
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Penyimpanan Limbah B3 dan dilarang melakukan pencampuran
Limbah B3 yang disimpannya.Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3, terlebih dahulu wajib memiliki izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3. Persyaratan untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yaitu wajib memiliki Izin Lingkungan dan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
bupati/wali kota dan melampirkan persyaratan izin. Persyaratan izin meliputi:
• Identitas pemohon;
• Akta pendirian badan usaha;
• Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah b3 yang akan disimpan;
• Dokumen yang menjelaskan tentang tempat penyimpanan limbah b3;
• Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan limbah b3; dan
• Dokumen lain sesuai peraturan perundang-undangan.
Persyaratan izin sebagaimana di atas dikecualikan bagi permohonan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus.

Add a Footer 10
10
Tempat Penyimpanan Limbah B3 harus memenuhi persyaratan :
Lokasi Penyimpanan Limbah B3
Lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus bebas banjir dan tidak rawan bencana alam. Dalam hal lokasi Penyimpanan Limbah B3 tidak
bebas banjir dan rawan bencana alam, lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus dapat direkayasa dengan teknologi untuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus berada di dalam penguasaan setiap orang
yang menghasilkan Limbah B3.
Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah Limbah B3, karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya
pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup; dan
Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b dapat berupa (PASAL 15):
• Bangunan;
• Tangki dan/atau kontainer;
• Silo;
• Tempat tumpukan limbah (waste pile);
• Waste impoundment; dan/atau
• Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Add a Footer 11
11
PERIZINAN PENYIMPANAN LIMBAH B3
Bupati/wali kota setelah menerima permohonan izin memberikan pernyataan tertulis mengenai kelengkapan administrasi
permohonan izin paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima. Setelah permohonan dinyatakan lengkap, bupati/wali
kota melakukan verifikasi paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja.  Apabila permohonan izin memenuhi persyaratan,
bupati/wali kota menerbitkan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 paling lama 7 (tujuh) hari kerja
sejak hasil verifikasi diketahui. Apabila, permohonan izin tidak memenuhi persyaratan, bupati/wali kota menolak permohonan izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 disertai dengan alasan penolakan. Izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang diterbitkan berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.Penerbitan izin
diumumkan melalui media cetak dan/atau media elektronik paling lama 1 (satu) hari kerja sejak izin diterbitkan.
Permohonan perpanjangan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 diajukan secara tertulis kepada
bupati/wali kota paling lama 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu izin berakhir.Permohonan perpanjangan izin dilengkapi
dengan persyaratan yang meliputi:
• Identitas pemohon;
• Akta pendirian badan usaha;
• Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang disimpan;
• Dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan Limbah B3;
• Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan Limbah B3; dan
• Laporan pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3.

Add a Footer 12
12
Permohonan perpanjangan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik
khusus dikecualikan dari persyaratan permohonan perpanjangan izin.Dalam hal terdapat perubahan dokumen penerbitan
perpanjangan izin oleh bupati/wali kota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penerbitan izin.Dalam hal tidak terdapat
perubahan dokumen, bupati/wali kota melakukan evaluasi paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima. Apabila
hal hasil evaluasi menunjukkan:
Permohonan perpanjangan izin memenuhi persyaratan, bupati/wali kota menerbitkan perpanjangan izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak hasil evaluasi diketahui; atau
Permohonan perpanjangan izin tidak memenuhi persyaratan, bupati/walikota menolak permohonan perpanjangan izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 disertai dengan alasan penolakan.
Pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 wajib mengajukan perubahan izin jika terjadi
perubahan terhadap persyaratan yang meliputi:
• Identitas pemegang izin;
• Akta pendirian badan usaha;
• Nama Limbah B3 yang disimpan;
• Lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau
• Desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3.

Add a Footer 13
13
Permohonan perubahan izin diajukan secara tertulis kepada bupati/wali kota paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah terjadi
perubahan.Permohonan perubahan izin dilengkapi dengan dokumen yang menunjukkan perubahan terhadap persyaratan.Dalam
hal terjadi perubahan terhadap persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan/atau huruf b, bupati/wali kota
melakukan evaluasi paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan perubahan izin diterima.Dalam hal terjadi perubahan
terhadap persyaratan bupati/wali kota melakukan evaluasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan perubahan izin
diterima.Jangka waktu verifikasi dan evaluasi tidak termasuk waktu yang diperlukan pemohon untuk memperbaiki
dokumen.Dalam hal hasil evaluasi:
Kesesuaian data, bupati/wali kota menerbitkan perubahan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3
paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak hasil evaluasi diketahui; atau
Ketidaksesuaian data, bupati/wali kota menolak permohonan perubahan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 disertai dengan alasan penolakan.
• Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 paling sedikit memuat:
• Identitas pemegang izin;
• Tanggal penerbitan izin;
• Masa berlaku izin;
• Persyaratan lingkungan hidup; dan
• Kewajiban pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.

Add a Footer 14
14
Persyaratan lingkungan hidup paling sedikit meliputi:
Memfungsikan tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagai tempat Penyimpanan Limbah B3;
• Menyimpan Limbah B3 yang dihasilkan ke dalam tempat Penyimpanan Limbah B3;
• Melakukan pengemasan Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3; dan
• Melekatkan Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3 pada kemasan Limbah B3.
Persyaratan lingkungan hidup pada huruf c dan huruf d di atas dikecualikan untuk muatan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus.
Kewajiban pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 paling sedikit meliputi:
• Melakukan identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan;
• Melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah B3 yang dihasilkan;
• Melakukan Penyimpanan Limbah B3 sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 25;
• Melakukan Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3 yang dilakukan sendiri atau
menyerahkan kepada Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3; dan
• Menyusun dan menyampaikan laporan Penyimpanan Limbah B3.

Add a Footer 15
15
Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 berakhir jika:
• Masa berlaku izin habis dan tidak dilakukan perpanjangan izin;
• Dicabut oleh bupati/wali kota;
• Badan usaha pemegang izin bubar atau dibubarkan; atau
• Izin Lingkungan dicabut.
Setelah izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 terbit, pemegang izin wajib:
Memenuhi persyaratan lingkungan hidup dan kewajiban sebagaimana tercantum dalam izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3;
• Melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling lama:
• 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per
hari atau lebih;
• 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1;
• 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum; atau
• 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus,

Add a Footer 16
16
MENYUSUN DAN MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYIMPANAN LIMBAH B3.

Laporan Penyimpanan Limbah B3 paling sedikit memuat:


• Sumber, nama, jumlah, dan karakteristik Limbah B3;
• Pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3; dan
• Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3 yang dilakukan sendiri oleh pemegang izin
dan/atau penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun
Limbah B3.
Laporan Penyimpanan Limbah B3 disampaikan kepada bupati/wali kota dan ditembuskan kepada Menteri paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan sejak izin diterbitkan.
Dalam hal Penyimpanan Limbah B3 melampaui jangka waktu penyimpanan, pemegang izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3 wajib:
• Melakukan Pemanfaatan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3; dan/atau
Menyerahkan Limbah B3 kepada pihak lain.
• Pengumpul Limbah B3;
• Pemanfaat Limbah B3;
• Pengolah Limbah B3; dan/atau
• Penimbun Limbah B3.

Add a Footer 17
17
Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3, pihak lain wajib memiliki:
• izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3, untuk Pengumpul Limbah B3;
• izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3, untuk Pemanfaat Limbah B3;
• izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3, untuk Pengolah Limbah B3; dan
• izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penimbunan Limbah B3, untuk Penimbun Limbah B3.
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 yang telah memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 wajib memiliki penetapan penghentian kegiatan jika bermaksud:
• Menghentikan usaha dan/atau kegiatan; atau
• Mengubah penggunaan atau memindahkan lokasi dan/atau fasilitas Penyimpanan Limbah B3. 
Untuk memperoleh penetapan penghentian kegiatan, Setiap Orang:
• Wajib melaksanakan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup; dan
• Harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri.Permohonan dilengkapi dengan:
• Identitas pemohon;
• Laporan pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3; dan
• Laporan pelaksanaan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup. 
Menteri setelah menerima permohonan melakukan evaluasi terhadap permohonan dan menerbitkan penetapan penghentian
kegiatan
Add a Footerpaling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima. 18
18
SEGREGASI BARANG
BERBAHAYA DAN
BERACCUN(B3)
Add a Footer 19
SEGREGASI
P e n g e r ti a n

Segregasi adalah proses pemisahan dua atau lebih zat atau barang yang
dianggap tidak sesuai satu sama lain ketika pengemasan atau
penyimpanannya bersama-sama dapat mengakibatkan bahaya yang tidak
semestinya jika terjadi kebocoran atau tumpahan, atau kecelakaan lainnya.
Namun, karena tingkat bahaya yang timbul dapat bervariasi, pengaturan
pemisahan yang diperlukan juga dapat bervariasi sesuai kebutuhan.
Pemisahan diperoleh dengan menjaga jarak tertentu antara barang
berbahaya yang tidak sesuai atau dengan mensyaratkan adanya satu atau
lebih sekat baja atau geladak di antara mereka, atau kombinasinya. Ruang-
ruang antara barang-barang berbahaya tersebut dapat diisi dengan kargo lain
yang sesuai dengan bahan-bahan atau barang-barang berbahaya tersebut.

Add a Footer 20
BARANG BERBAHAYA YANG TIDAK SESUAI TIDAK BOLEH DIANGKUT ATAU DISIMPAN BERSAMA
UNTUK MENGHINDARI KEMUNGKINAN REAKSI ANTARA BARANG BERBAHAYA ATAU MENGURANGI
BAHAYA KEBOCORAN ATAU TUMPAHAN YANG TIDAK DISENGAJA. UNTUK BAHAN YANG TIDAK
COCOK, PENGANGKUTAN ATAU PENYIMPANAN BERSAMA MASIH DIPERBOLEHKAN JIKA BAHAN
DIPISAHKAN SATU SAMA LAIN DENGAN JARAK MINIMUM. INI ADALAH TABEL PEMISAHAN
BARANG BERBAHAYA, PRINSIP UMUM PEMISAHAN, DAN CARA MENDAPATKAN INFORMASI YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENENTUKAN APAKAH ANDA HARUS MENGANGKUT ATAU MENYIMPAN
BAHAN BERBAHAYA BERSAMA DENGAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA.

CATATAN:
(X): BAHAN-BAHAN INI TIDAK BOLEH DIMUAT, DIANGKUT, ATAU DISIMPAN BERSAMA DALAM
KENDARAAN PENGANGKUT ATAU FASILITAS PENYIMPANAN YANG SAMA SELAMA
PENGANGKUTAN. BAIK RISIKO BAHAYA UTAMA MAUPUN RISIKO TAMBAHAN PERLU
DIPERHITUNGKAN. JIKA ANDA TAHU APA ARTI KELAS BAHAYA DAN RISIKO TAMBAHAN TERSEBUT,
SILAKAN KLIK DI SINI.
(O): BAHAN-BAHAN INI TIDAK BOLEH DIMUAT, DIANGKUT, ATAU DISIMPAN BERSAMA DALAM
KENDARAAN PENGANGKUT ATAU FASILITAS PENYIMPANAN YANG SAMA SELAMA PENGANGKUTAN
KECUALI JIKA DIPISAHKAN SATU SAMA LAIN (BIASANYA >=3 METER). NAMUN, CAIRAN KELAS 8
(KOROSIF) TIDAK BOLEH DIMUAT DI ATAS ATAU BERDEKATAN DENGAN BAHAN KELAS 4 (MUDAH
TERBAKAR) ATAU KELAS 5 (PENGOKSIDASI) KECUALI BAHWA CAMPURAN ISINYA TIDAK AKAN
MENYEBABKAN KEBAKARAN ATAU EVOLUSI PANAS ATAU GAS YANG BERBAHAYA;
(*) PEMISAHAN ANTARA BAHAN KELAS 1 (PELEDAK) YANG BERBEDA DIATUR OLEH TABEL
KOMPATIBILITAS. PENGECUALIAN: AMONIUM NITRAT (UN 1942) DAN PUPUK AMONIUM NITRAT
DAPAT DIMUAT ATAU DISIMPAN DENGAN BAHAN DIVISI 1.1 (BAHAN PELEDAK KELAS A) ATAU DIVISI
1.5 (BAHAN PELEDAK).
(KOSONG): TIDAK ADANYA KELAS ATAU DIVISI BAHAYA ATAU RUANG KOSONG DALAM TABEL
MENUNJUKKAN BAHWA TIDAK ADA BATASAN YANG BERLAKU.

Add a Footer 21
21
Prinsip Umum Pemisahan Barang Berbahaya
Bahan berbahaya dari kelas yang sama biasanya dapat disimpan bersama (kecuali risiko tambahan yang tidak sesuai atau reaksi kimia berbahaya).
Asam kuat biasanya dianggap tidak sesuai dengan alkali kuat.
Bahan kelas 4.3 harus dipisahkan dari semua wadah larutan berair (mengandung air) meskipun larutan tersebut bukan barang berbahaya.
Peroksida organik kelas 5.2 dan barang kelas 4.2 yang sangat piroforik sangat reaktif. Mereka direkomendasikan untuk disimpan di bangunan terpisah yang
terpisah.
Kelas 6.1 zat beracun harus dipisahkan dari semua makanan atau pakan.
Beberapa bahan peledak (tidak stabil, 1.1 dan 1.2), zat infeksius (kelas 6.2) dan bahan radioaktif (kelas 7) biasanya dianggap tidak cocok dengan semua
barang berbahaya lainnya.
Barang berbahaya kelas 9 biasanya dianggap cocok dengan semua barang berbahaya lainnya.
Cara Mendapatkan Info Kelas Barang Berbahaya
Untuk menentukan apakah Anda harus mengangkut atau menyimpan bahan berbahaya bersama dengan bahan berbahaya lainnya, Anda harus memiliki
akses ke lembar data keselamatan bahan berbahaya tersebut. 3 bagian berikut dari lembar data keselamatan sangat penting.

Bagian 7 penanganan dan penyimpanan: Bagian ini mencantumkan bahan yang diketahui tidak kompatibel untuk disimpan bersama.
Bagian 10 stabilitas dan keandalan: Bagian ini memberikan informasi tentang bahan dan kondisi yang tidak kompatibel yang harus dihindari.
Bagian 14 info transportasi: Bagian ini memberi tahu Anda apakah suatu bahan termasuk barang berbahaya atau bukan. Jika suatu bahan termasuk barang
berbahaya, Anda harus dapat menemukan nomor PBB, nama pengiriman yang tepat, dan kelas bahaya.

Add a Footer 22
22
THANK YOU
SUBTITLE GOES HERE

23

Anda mungkin juga menyukai