Anda di halaman 1dari 4

SOP PENGELOLAAN OLI BEKAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


(Dari komite mutu) 1/2
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Ditetapkan
DIVISI K3KL (20 Agustus 2016) Direktur Utama
Pengertian Oli bekas merupakan oli yang telah terpakai meliputi bekas
pemakaian dari mesin dan/atau kendaraan.
Tujuan 1. Untuk mencegah dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh oli
bekas terhadap manusia dan lingkungan.
2. Untuk memudahkan pengangkutan dan pengelolaan limbah.
Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label
Limbah B3
Prosedur 1. Pewadahan
a. Limbah ditempatkan dalam tangki/drum sebagai wadah
limbah.
b. Wadah terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, kedap air,
antikarat dan dilengkapi dengan penutup.
c. Wadah dilengkapi dengan tulisan limbah B3 dan simbol
cairan mudah terbakar, reaktif, dan beracun atau limbah B3
lainnya pada wadah limbah.
d. Kemasan/wadah limbah harus berada dalam kondisi yang
baik, tidak bocor, dan tidak rusak.
2. Penyimpanan
a. Oli bekas disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara
Limbah B3.
b. Oli bekas disimpan menggunakan tangki/drum sebagai
tempat penyimpanan sementara
c. Tangki/drum diberi label dan symbol cairan mudah terbakar,
beracun atau limbah B3 lainnya.
d. Tangki/drum harus dalam kondisi yang baik, tidak bocor,
tidak berkarat dan tidak rusak.
e. Durasi penyimpanan oli bekas adalah selama 365 hari sejak
limbah dihasilkan jika jumlah yang dihasilkan kurang dari 50
kg per hari.
3. Pengangkutan
a. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan troli atau alat
angkut tiga roda.
b. Oli bekas ditempatkan dalam wadah tertutup.
c. Wadah oli bekas dilengkapi dengan label dan simbol cairan
mudah terbakar/ limbah B3 lainnya.
d. Orang yang melakukan kegiatan pengangkutan wajib
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan
ketentuan.
e. Alat pengangkutan harus dibersihkan dan didesinfeksi setiap
selesai pengangkutan.
4. Pengumpulan
a. Penghasil menyerahkan Limbah Oli Bekas kepada pihak
pengumpul/transporter limbah B3 berizin.
b. Pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan perjanjian
kerjasama secara three parted yang ditandatangani oleh
pimpinan dari pihak rumah sakit, pihak pengangkut limbah
B3 dan pengolah atau penimbun limbah B3.
c. Pihak pengangkut dan pengolah atau penimbun limbah B3
memiliki perizinan yang lengkap sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Izin yang dimiliki oleh
pengolah maupun pengangkut harus sesuai dengan jenis
limbah yang dapat diolah/diangkut.
d. Jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraan pengangkut
limbah B3 yang digunakan pihak pengangkut limbah B3
harus sesuai dengan yang tercantum dalam perizinan
pengangkutan limbah B3 yang dimiliki.
e. Setiap pengiriman limbah B3 dari rumah sakit ke pihak
pengolah atau penimbun, harus disertakan manifest limbah
B3 yang ditandatangani dan stempel oleh pihak rumah sakit,
pihak pengangkut dan pihak pengolah/penimbun limbah B3
dan diarsip oleh pihak rumah sakit.
f. Kendaraan angkut limbah B3 yang digunakan layak pakai,
dilengkapi simbol limbah B3 dan nama pihak pengangkut
limbah B3.
Unit Terkait 1. Tim K3KL
2. Cleaning service
Dokumen Terkait 1. SOP For House Keeping
2. Cek List
3. Form monitoring
Petugas 1. Staff K3KL
2. Petugas Cleaning Service
3. Staff Rumah Tangga
4. Pihak Transporter

Anda mungkin juga menyukai