Paradigma teknologi tepat guna yang selalu dikaitkan dengan teknologi sederhana,
minim modal, padat karya dan dihubungkan dengan teknologi untuk pengembangan daerah-
daerah tertinggal sudah selayaknya dikaji ulang, karena secara terminologi kebahasaan
teknologi tepat guna sangat luas pengertiannya. Dengan mengartikan teknologi tepat guna
secara lebih luas, maka teknologi tepat guna dapat diartikan lebih mengarah ke teknologi yang
tepat sasaran, walaupun teknologi yang diterapkan merupakan teknologi canggih dan padat
modal. Istilah teknologi tepat guna dapat digunakan dalam bidang apapun termasuk bidang
transportasi, dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih.
Area ITS didukung oleh tiga teknologi: Data teknologi koleksi, teknologi komunikasi dan
sistem basis data umum. Teknik lanjutan lebih lanjut juga termasuk dalam ITS yang dibahas
dalam literatur tinjauan. Deskripsi teknologi dasar diberikan:
1. Teknologi pengumpulan data: Yang utama persyaratan ITS akurat dan
komprehensifdata. Dalam beberapa tahun terakhir teknik yang berbeda telah diusulkan
dan dilaksanakan untuk perbaikan metode pengumpulan data. Itu teknologi
pengumpulan data sebagian besar dibagi menjadi dua kategori: teknologi berbasis
infrastruktur (Loop induktif, sensor, CCTV) dan teknologi berbasis kendaraan (GPS,
berbasis sel dan teknologi mobil terapung)
2. Teknologi komunikasi: Ada berbagai teknologi komunikasi yang ada tersedia untuk
digunakan di ITS. Metodenya berbeda sehubungan dengan kapasitas, harga dan kerja
strategi. Teknologi ini berbeda dari telepon jalur untuk memajukan teknologi seperti
General Layanan Radio Paket (GPRS) dan akhirnya beragam Komunikasi nirkabel adhoc
dan nirkabel teknologi pita lebar. Kendaraan Ad hoc NETworks (VANETs) telah menjadi
populer dalam komunikasi nirkabel untuk kendaraan cerdas komunikasi4,5.
3. Manajemen database: ITS juga memanfaatkan database untuk mengelola informasi
yang terkait untuk lalu lintas serta untuk mendapatkan gambaran jaringan berdasarkan
informasi yang diterima.
Manajemen lalu lintas saat ini di bawah terus meningkatkan volume lalu lintas tanpa
dukungan teknologi informasi dan komunikasi, yang merupakan tulang punggung sistem
transportasi cerdas. Menggunakan sistem transportasi cerdas dalam manajemen lalu lintas
mengarah pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan berdampak positif
pada peningkatan keamanan dan kontinuitas. Sistem transportasi cerdas adalah teknologi
atau sistem informasi dan komunikasi yang ditempatkan dalam transportasi infrastruktur
atau kendaraan. Mereka menyediakan transfer, pengumpulan, pemrosesan, dan pertukaran
informasi antara penyedia jasa lalu lintas dan pengguna infrastruktur transportasi.
Sistem transportasi cerdas membantu operator transportasi dan tanggap darurat dalam
pemantauan dan lalu lintas mengendalikan, dan membantu dengan deteksi dan respon
terhadap insiden dan dalam menginformasikan masyarakat tentang situasi lalu lintas melalui
sarana internet, alat transportasi dan media. Selama penggunaan sistem transportasi
cerdas,infrastruktur transportasi dilengkapi dengan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan penumpang keselamatan, mengurangi waktu transit dan konsumsi
bahan bakar. Dengan munculnya perangkat komunikasi dan komputasi modern,sensor biaya
rendah dapat memperoleh dan mengevaluasi data dari berbagai sumber Menggunakan
sistem transportasi cerdas adalah cara terbaik untuk memecahkan atau setidaknya
meminimalkan masalah lalu lintas.
ITS mencakup semua moda transportasi dan memotong berbagai komponen dari setiap
moda - kendaraan,infrastruktur, komunikasi dan sistem operasi. Berbagai negara telah
mengembangkan strategi dan teknik yang didasarkan pada tingkat geografis, budaya,
sosial-ekonomi dan lingkungan mereka untuk mengintegrasikan berbagai komponen ke
dalam sistem yang saling berhubungan. Tujuan utamanya adalah untuk menilai,
mengembangkan, menganalisis, dan mengintegrasikan sensor baru,teknologi informasi dan
komunikasi dan konsep untuk mencapai efisiensi transportasi.Sistem transportasi cerdas
memungkinkan memiliki informasi yang cukup dan membuat pilihan yang lebih baik untuk
semua yang tertarik Para Pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Jasmine, T. L. (2023). Kajian Kesiapan Pengguna Google Maps Sebagai Salah Satu Penerapan Sistem
Transportasi Cerdas. Vol.1, 74-82.
Kasman. (2019). Superresolusi Citra Pada Sistem Kamera Pengawas Lalu Lintas Untuk Mendukung Sistem
Transfortasi Cerdas. Vol.2 No.1 (2019), 42-47.
Loilatu, M. J. (2020). Manajemen Transportasi Cerdas BRT Jakarta. Jurnal Manajemen Pemerintahan
Vol.12, 93-105.
Safitry, N. E. (2020). Go-Jek Sebagai Dimensi Smart Mobility Dalam Konsep Smart City. Journal Moderat
Vol.6, 157-170.
Wahyudin, D. (2018). Peluang Dan Tantangan “Big Data” Dalam Membangun “Smart City” Untuk Sistem
Transportasi. Jurnal Reformasi Administrasi, 109-115.
Utomo, C. E. (2016). Strategi Pembangunan Smart City dan Tantangannya bagi Masyarakat Kota. Jurnal
Strategi dan Bisnis, 159-176.
Suyuti, R. (2012). Implementasi ”Intelligent Transportation System (Its)” Untuk Mengatasi Kemacetan
Lalu Lintas Di Dki Jakarta. Vol.3, 13-21.
Limantara, A. D. (2020). Analisis Penguasaan Teknologi Dalam Kesiapan Kota Kediri Menuju Kota Cerdas
(Smart City). Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi dan Akuntansi, 515-525.
Malisan, J. (2021). Kajian Pengembangan Pelabuhan Dalam Mendukung Ibu Kota Baru Berdasarkan
Konsep Smart City, Smart Mobility. Jurnal Sistem Transportasi Cerdas, 6-13.