Anda di halaman 1dari 102

Bimbingan Teknik Perencanaan Desain Pembangunan

dan Penutupan TPA (II)

PERENCANAAN FASILITAS
PENGOLAHAN LINDI


Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II


Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Departemen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 1


Lindi?
• … apa dan bagaimana lindi terbentuk?
• … bagaimana karakteristik lindi?
• … bagaimana pengolahan lindi?
• … apa yang harus dilakukan?
• … contoh-contoh
• … kesimpulan

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 2


Lindi
• Tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
merupakan salah satu cara dalam pengelolaan
sampah yang hingga saat ini banyak digunakan
di Indonesia.
• Timbunan sampah di TPA akan menghasilkan
lindi/ leachate

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 3


Latar belakang
Lindi/ leachate :
• Cairan yang timbul akibat
masuknya air eksternal ke
dalam timbunan sampah,
melarutkan dan membilas
materi-materi terlarut,
termasuk materi organik hasil
proses dekomposisi secara
biologi
• Lindi akan bergerak ke dasar
lahan urug secara gravitasi
dengan membawa cemaran,
baik yang tersuspensi maupun
yang terlarut
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 4
Lindi
• Sampah yang belum jenuh akan terus menyerap
air hingga mencapai field capacity (kondisi jenuh
air), baru lindi berperkolasi menuju tanah/ air
tanah
• Secara teoritis lindi baru akan keluar dari
timbunan sampah setelah field capacity air dari
sampah terlampaui

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 5


Fasilitas yang dibangun
di Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA)

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 6


Sarana-Prasarana
• Pagar, pintu gerbang
• Jalan akses
• Ruang registrasi
FASILITAS UMUM • Bangunan penunjang: kantor, laboratorium,
garasi, fasilitas kamar mandi-WC
• Drainase umum
• Fasilitas pencuci truk, bengkel

• Area pengurugan (area landfilling)


• Jalan operasi
• Drainase pencegah air masuk area landfill
FASILITAS • Tanggul – pembatas sel pengurugan
UTAMA • Sistem pelapis dasar (liner)
• Saluran pengumpul dan pengolah leachate
• Ventilasi pengumpul gasbio

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 7


Sarana-Prasarana
• Drainase pengumpul rembesan
lindi
• Pengendali gasbio: flaring,
pemurni gasbio
• Bahan penutup: harian, antara
dan final
FASILITAS • Daerah penyangga/zona
PENGENDALI penyangga
PENCEMARAN • Sumur monitoring: hulu dan
hilir
• Pengendali bau dan verktor
penyakit
• Laboratorium lingkungan
• Pemadam kebakaran

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 8


Perbedaan Lahan Urug Terkendali dan
Lahan Urug Saniter

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 9


Karakteristik Lindi
• Karakteristik Lindi Berdasarkan Umur Landfill

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 10


Karakteristik Lindi
• Karakteristik lindi di Indonesia

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 11


Karakteristik Lindi
Karakteristik lindi TPA di Indonesia :
• Umumnya mempunyai konsentrasi BOD dan COD yang
tinggi
• Kandungan nitrogen tinggi
• Daya hantar listrik tinggi, menunjukkan banyaknya
mineral yang terlarut dalam lindi
• Logam berat yang kadang tinggi, hal tersebut
dikarenakan pH lindi yang asam yang dapat melarutkan
logam berat yang mungkin tercampur dalam sampah
• pH netral sampai asam
• Warna yang sulit dihilangkan (coklat muda sampai hitam)
• Berbau asam.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 12
Karakteristik Lindi
• Beberapa cara yang untuk mengurangi dampak negatif
akibat lindi
• Penggunaan lapisan tanah penutup, baik lapisan tanah
penutup harian, penutup antara, maupun penutup akhir.
• Pemakaian lapisan dasar/liner sesuai kriterian teknis untuk
mencegah lindi berinfiltrasi ke tanah dan air tanah.
• Penyediaan sarana pengumpulan dan pengolah lindi yang
dihasilkan, termasuk di antaranya pemasangan saluran lindi di
lapisan dasar, pembangunan saluran drainase, dan penerapan
pengolah lindi.
• Melakukan resirkulasi lindi
• Mengoperasikan landfill secara tepat. Alternatif pengoperasian
landfill yang sedang berkembang saat ini adalah dengan
menggunakan semi-aerobic landfill.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 13
Semi-aerobic Landfill

• Ketentuan Pengumpulan Lindi dan Fasilitas Penyaluran dalam


Landfill Semi Aerobik
• Landfill semi-aerobik membutuhkan pipa pengumpul lindi, terdiri
dari pipa perforasi dan kerikil yang diletakkan di dasar landfill
untuk mengalirkan lindi keluar dari landfill secepat mungkin.
• Metode ini dilakukan untuk mencegah penetrasi lindi ke dalam
tanah yang akan mengakibatkan lindi tidak tersisa di lapisan-
lapisan tanah.
• saluran ini juga berfungsi sebagai jalan masuk udara ke dalam
lapisan sampah.
• Dalam landfill semi aerobik, temperatur landfill meningkat akibat
panas yang dihasilkan dari proses biodegradasi sampah.
• oksigen yang masuk ke tumpukan sampah melalui pipa
pengumpul lindi dengan mekanisme konveksi panas
memanfaatkan perbedaan suhu antara dalam dan luar landfill.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 14
Semi-aerobic Landfill
Semi-aerobic landfill : metoda terbaru yang pertama kali diterapkan di
Fukuoka (Jepang) dan dikenal juga dengan Landfill metode Fukuoka.
• Metode ini merupakan alternatif yang sangat disarankan untuk dapat
mempercepat stabilitas sampah dan menurunkan kualitas timbulan
lindi sehingga beban yang masuk ke IPL tidak terlalu tinggi
• Perbedaan mendasar semi-aerobic vs anaerobic adalah intensitas
penutupan tanah dan besar pipa pengumpul lindi. Pada semiaerobic
landfill pengaplikasian tanah penutup tidak dilakukan setiap hari, hal
tsb dilakukan agar kontak sampah dengan udara terjadi lebih lama 
proses dekomposisi / stabilisasi lebih cepat.
• TPA semi-aerobic landfill menggunakan pipa pengumpul lindi dgn dia
> 60 cm, serta ujung pipa tidak terendam di IPL sehingga
memungkinkan masuknya udara ke dalam pipa untuk membantu
proses pembusukkan dan pada akhirnya menurunkan kualitas
timbulan lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 15


Semi-aerobic Landfill
• Skema Anaerobic Landfill vs Semi-Aerobic
Landfill

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 16


Semi-aerobic Landfill
• Anaerobic Landfill vs Semi-Aerobic Landfill

Karakteristik timbulan lindi untuk landfill relatif terhadap waktu


04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 17
Semi-aerobic Landfill
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Fukuoka,
maka disimpulkan bahwa:
• Konsentrasi BOD dan evaporasi untuk landfill semi
aerobik lebih rendah jika dibandingkan dengan landfill
anaerobik
• Tingginya konsentrasi BOD selama 2,5 tahun pada
landfill anaerobik karena akumulasi asam-organik
yang menghambat aktivitas bakteri
• Dari dua hal tersebut, maka landfill semi-aerobik
sampai saat ini dinilai mempunyai keuntungan selain
dapat mengurangi beban pencemar lindi, juga dapat
mengurangi timbulan gas rumah kaca.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 18
PERENCANAAN IPL

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 19


Perencanaan IPL
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai dasar
perencanaan dan memilih sistem
• Kualitas dan kuantitas air lindi yang akan diolah
• Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang
memenuhi kualitas untuk OM IPL terpilih
• Jumlah akumulasi lumpur
• Kebutuhan dan ketersediaan lahan
• Biaya, meliputi : biaya investasi, biaya operasi, biaya
pemeliharaan
• Kualitas hasil olahan yang diharapkan
• Kebutuhan energi, seperti untuk: pompa, aerator/ blower,
penggerak shaft, serta keperluan utilitas lainnya.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 20
Perencanaan IPL
• Beberapa Baku Mutu yang Berlaku di Indonesia

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 21


Perencanaan IPL
• Bagan Pemilihan Sistem IPL

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 22


Perencanaan IPL
• Pengolahan dengan Proses Biologis
• mengurangi kandungan bahan organik di dalam
leachate.
• Pengolahan dengan Proses Fisika
• mengurangi zat padat baik tersuspensi maupun terlarut
di dalam leachate.
• Pengolahan dengan Proses Kimia
• mengurangi kandungan ionion di dalam leachate dan
proses koagulasi dan flokulasi untuk mengurangi
kandungan zat padat tersuspensi di dalam leachate.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 23


Perencanaan IPL

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 24


Perencanaan IPL
Opsi Teknologi :
• Beberapa pilihan alternatif teknologi yang dapat diterapkan di
Indonesia, sbb:
1. Alternatif-1 : Kolam anaerobik – fakultatif – maturasi –
biofilter
2. Alternatif-2 : Kolam anaerobik – fakultatif – maturasi –
land treatment/Wetland
3. Alternatif-3 : Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan
Aerated Lagoon
4. Alternatif-4 : Proses koagulasi-flokulasi – sedimentasi –
Kolam Anaerobik atau ABR
5. Alternatif-5 : Proses koagulasi-flokulasi – sedimentasi I –
Aerated Lagoon – Sedimentasi II
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 25
Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Alternatif 1 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan
Biofilter

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 26


Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Alternatif 2 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan
Landtreatment/ Wetland

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 27


Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Alternatif 3 Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan
Aerated Lagoon

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 28


Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Alternatif 4 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi,
Kolam Anaerobik atau ABR

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 29


Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Alternatif 5 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi
I, Aerated Lagoon, Sedimentasi II

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 30


Perencanaan IPL
Referensi Teknologi
Pengolahan lindi di Eropa, antara:
• Netralisasi
• Presipitasi/flokulasi/sedimentasi
• Oksidasi/reduksi
• Reverse osmosis
• Ion exchange

Proses yang sebaiknya ada dalam pengolahan lindi, yaitu


• Storage
• Biologycal pre-treatment
• Adsorption
• Precipitation/floculation
• Chemical oxidation
• Membrane.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 31


Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
Proses Pengolahan Lindi :
1.Pengolahan on-site :
pengolahan lindi langsung di
lokasi yang sama untuk
kemudian dibuang ke badan
air. Biasanya sistem ini yang
digunakan di TPA selama ini.
2.Pengolahan off-site :
pengolahan lindi dibawa ke
tempat lain untuk diproses
sebelum dibuang ke badan
air.
3.Resirkulasi ke TPA : air
lindi disirkulasikan kembali
ke TPA untuk digunakan
kembali. Bagan Pemilihan
Pengolahan Lindi
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 32
Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Pengolahan lindi yang sesuai dengan konsep
pengolahan dimana pengolahan fisik mampu
mengurangi kualitas limbah sebesar 10%, pengolahan
biologis sebesar 40% dan pengolahan kimia sebesar
kurang lebih 90%, dapat dilihat sebagai berikut:

Proses pengolahan leachate yang sesuai


04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 33
Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate
• Efluen dari tiap proses bisa dilihat pada gambar di
bawah:

Simulasi efluen hasil pengolahan


lindi
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 34
Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi Pengolahan Leachate

Konsep-konsep dalam pengolahan lindi yang perlu diterapkan, sbb :


Biology/activated carbon adsorption
Biology/chemical oxidation with ozone/biology
Biology/reverse osmosis/concentrate treatment.

Konsep
pengolahan
leachate

Laboratory of Technology and Management of Solid and Hazardous Waste


2013/2014 Department of Environmental Engineering ITS 35
Seleksi Pemilihan Pengolahan Lindi

• Beberapa faktor dalam seleksi pemilihan


pengolahan lindi, antara lain:
• Kualitas dan kuantitas efluent
• Residu/lumpur hasil pengolahan
• Perizinan yang dibutuhkan
• Cost-efectiveness dari pengolah (IPL)
• Biaya investasi.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 36


Seleksi Pemilihan Pengolahan Lindi

• Metode pengolahan yang paling sesuai dengan


jenis pencemar dalam lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 37


Seleksi Pemilihan Pengolahan Lindi

• Pengaruh berbagai strategi pengolahan lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 38


Seleksi Pemilihan Pengolahan Lindi

• Pengaruh BOD/COD pada pengolahan lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 39


Seleksi Pemilihan Pengolahan Lindi

• Gambaran perkiraan biaya untuk proses


pengolahan lindi (untuk lahan 6 ha)

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 40


Seleksi Pemilihan Pengolahan Lindi

• Gambaran perkiraan biaya untuk proses


pembuangan lumpur/residu

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 41


Kesimpulan Perencanaan IPL
• Pengolahan lindi yang paling sesuai dengan kondisi di
Indonesia adalah menggunakan sistem kolam stabilisasi
(kombinasi proses anaerobik-aerobik), namun hal ini
hanya mampu mengolah beban organik lindi < 40%.
• Apabila diperlukan standar yang lebih ketat, maka proses
kimiawi (kombinasi koagulasi/flokulasi/sedimentasi dan
dilanjutkan dengan filtrasi) merupakan opsi yang paling
sesuai untuk diterapkan.
• Penggunaan resirkulasi efluen IPL ke TPA dapat
dilakukan untuk meningkatkan treatability sampah dengan
penambah kelembaban dan sumber nutrien.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 42


Kesimpulan Perencanaan IPL
• Untuk mencegah kegagalan operasional, diperlukan
standar kriteria desain yang baku. Penyebab utama
kegagalan adalah kurang disiplinnya pemeliharaan dan
kesesuaian dengan SOP yang berlaku.
• Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan IPL sangat
diperlukan untuk SDM dari pengelola, dan jika perlu
bersertifikasi.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 43


Pengolahan Lindi
• Sistem pengolahan lindi sangat diperlukan untuk
mengurangi beban pencemaran terhadap badan
air penerima.
• Setelah dilakukan pengolahan diharapkan tidak
terjadi pencemaran terhadap lingkungan sekitar,
baik terhadap sungai maupun air tanah.
• Masalah yang dihadapi adalah bahwa debit lindi
yang keluar dari timbunan sampah sangat
berfluktuasi.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 44


Pengolahan Lindi
IPL yang umum dilakukan:
• Pengolah lindi yang banyak
digunakan di Indonesia
hingga saat ini adalah kolam
oksidasi, yang dipilih dengan
kriteria kesederhanaan serta
tersedianya sinar matahari.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 45


Pengolahan Lindi
• Pengolah lindi yang didisain
dengan baik namun tidak
dioperasikan dengan benar

• Contoh TPA yang pernah


mengoperasikan pengolah lindi
menggunakan rumput gajah

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 46


Pengolahan Lindi
• Contoh pengolahan lindi
secara modern (Jerman)

Pengolahan lindi

Proses oksidasi dengan ozon Lindi hasil pengolahan

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 47


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 48


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 49


Pengolahan Lindi
• Pemilihan proses pengolahan terutama
tergantung pada karakteristik lindi.
• Karena lindi mengandung senyawa organik
dengan nilai COD dan BOD tinggi, pengolahan
secara biologi dapat diterapkan
• Pengolahan secara anaerob - aerob akan
memberikan beberapa keuntungan bila
dibandingkan dengan pengolahan secara aerob
saja

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 50


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 51


Pengolahan Lindi
Unit pengolahan lindi, terdiri atas:
• Kolam penyeimbang
• Kolam/ Tangki/anaerob
• Kolam/ Tangki fakultatif
• Kolam/ Tangki aerob
• Kolam/ Tangki maturasi (bila perlu)
• Hal yang terpenting : bagaimana memelihara
bakteri agar bakteri hidup dan aktif

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 52


Pengolahan Lindi
• Kolam stabilisasi ANAEROB/ AEROB

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 53


Pengolahan Lindi
• Faktor penting untuk mempertahankan
konsentrasi biomasa aktif/ bakteri :
• pH : 6,6 – 7,6 (perlu diatur )
• Temperatur : tergantung pada temperatur yang
dipilih
• Kebutuhan nutrien :
• Makro: C/N/P = 100/6/1 atau COD/N/P = 500/7/1
• Mikro: trace metal : Fe, Cl, K, Na, Ca, Mg dll
• Senyawa toksi: H2S NH3, logam-logam berat

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 54


Pengolahan Lindi
Tangki/kolam penyeimbang berfungsi untuk :
• Mengatur aliran debit
• Menyeragamkan beban organik
Kolam anaerob
• Kolam anaerob mempunyai kedalaman 2,5 – 4 meter, dapat
difungsikan sebagai kolam penyeimbang.
• Di awal operasi, kolam anaerob akan memerlukan waktu 12 –
14 minggu untuk aklimatisasi bakteri
• Setelah stabil dan berfungsi normal, waktu tinggal di kolam
anaerob bisa hanya 2 – 5 hari, sementara di kolam fakultatif
perlu 10 – 20 hari dan di kolam maturasi perlu waktu 7 - 10 hari
• Efisiensi pemisahan di kolam anaerob bisa mencapai 60–80 %

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 55


Pengolahan Lindi
• Kolam fakultatif dengan kedalaman 1 – 2 meter
diharapkan akan menyisihkan COD sebesar 70-80%
dari COD atau BOD yang masuk
• Kolam aerob atau kolam maturasi dimana diharapkan
terdapat oksigen terlarut dalam jumlah cukup,
diperkirakan mempunyai efisinsi sebesar 90%
sehingga konsentrasi COD sudah relatif rendah
• Pengolahan berikutnya (misalnya dengan wetland)
berfungsi menstabilkan efluen lindi menjadi lebih baik,
karena proses wetland mempunyai efisiensi
penyisihan BOD atau COD yang tinggi (mencapai 60-
80% dari COD influen yang masuk ke kolam wetland)
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 56
Pengolahan Lindi
• Lumpur yang terbentuk perlu dikeduk (terutama
dari kolam aerob atau maturasi yang ada), sebab
lumpur yang terbentuk akan membuat
pendangkalan dasar kolam.
• Sebetulnya di dalam lindi sendiri sudah terdapat
bermilyard jumlah bakteri dengan berbagai
spesies.
• Hal yang penting bagaimana bakteri tersebut
diaktifkan agar dapat bekerja sesuai kondisi yang
diinginkan.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 57


Pengolahan Lindi (Resirkulasi Lindi)

Guna mengurangi beban pengolah serta


menambah efisiensi, maka diusulkan sistem
sirkulasi :
• Resirkulasi setelah melalui kolam stabilisasi/
anaerob guna menambah efisiensi penurunan
beban organik
• Resirkulasi ke lahan kerja penimbunan sampah
atau ke instalasi pengomposan.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 58


Pengolahan Lindi (Resirkulasi Lindi)

Resirkulasi lindi dari kolam stabilisasi/ anaerob


dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
• Kembali ke kolam stabilisasi/anaerob
• Menuju ke lahan kerja
• Menuju ke lahan pengomposan.
• Resirkulasi dilakukan dengan menutup pintu air
menuju kolam aerasi, dan membuka pintu air ke
sumuran pengumpul. Pompa portable
disambungkan ke pipa yang telah tersedia.

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 59


Pengolahan Lindi (Resirkulasi Lindi)
• Bila resirkulasi diarahkan ke kolam stabilisasi
kembali, maka katup ke lahan kerja ditutup.
• Bila resirkulasi diarahkan ke lahan kerja, maka katup
ke pintu kolam aerasi/fakultatif ditutup, dan katup ke
lahan kerja dibuka.
• Resirkulasi ke lahan kerja dilakukan langsung ke
casing kerikil pada pipa penangkap gas di jalur
utama pipa lindi (box pertemuan pipa lindi utama),
atau langsung ke timbunan sampah yang telah
ditutup. Sambungan pipa dari terminal pipa
resirkulasi secara manual dihubungkan menuju
lokasi penangkap gas dimaksud.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 60
Pengolahan Lindi
EFFLUENT
• Sebelum tersedianya baku-mutu efluen lindi dari
sebuah landfill sampah kota, maka efluen instalasi
pengolah lindi (IPL) lindi harus memenuhi persyaratan
mengikuti kriteria badan air tujuan pembuangannya.
• Bila efluen lindi dibuang ke badan air penerima untuk
peruntukkan tertentu, maka efluen tersebut harus
sesuai dengan baku mutu peruntukkan badan air
penerima, misalnya badan air penerima diperuntukkan
sebagai air baku air minum, maka kualitas badan air
penerima harus tetap memenuhi kualitas baku mutu
air tersebut.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 61
Pengolahan Lindi
Hal-hal yang banyak dijumpai di lapangan
• Pengolahan lindi hanya menggunakan kolam aerob saja
• Sering dijumpai inlet ke kolam berada di bagian atas kolam,
sehingga limbah yang masuk mengalir di permukaan kolam
saja, tidak mengalami proses pengolahan.
• Hampir semua instalasi pengolah lindi dioperasikan tanpa
kontrol.
• Tidak ada operator yang memantau.
• Beberapa TPA yang mempunyai instalasi pengolah lindi, baru
menjalankan instalasinya ketika ada kunjungan ke TPA.
• Kurang/ tidak ada perhatian dari pengelola TPA, dengan
alasan pengolahan lindi dianggap mahal

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 62


Kondisi Umum IPL di Indonesia
• Umumnya Instalasi Pengolah Lindi (IPL)
belum didesain sesuai kriteria desain (kriteria
teknis).
• Beberapa penyebabnya:
• Terbatasnya alokasi dana untuk O/P IPL TPA
• Terbatasnya SDM yang kompeten yang dapat
mengoperasikan IPL
• Tidak ada kontrol dan monitoring yang baik untuk
pengoperasian IPL
• Kurang perhatiannya para pengambil kebijakan pada
keberadaan TPA

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 63


Kondisi Umum IPL di Indonesia
• Data efisiensi IPL di beberapa kota di Indonesia

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 64


Kondisi Umum IPL di Indonesia
• Data BOD dan COD lindi berdasarkan usia
penimbunan sampah

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 65


Kondisi Umum IPL di Indonesia
• Kesimpulan dari beberapa kajian/penelitian terkait lindi di
Indonesia
• Timbulan lindi :
• semakin banyak air eksternal yg masuk ke timbunan sampah, semakin banyak
polutan pencemar yg akan terbawa dapat diminimalkan dengan lapisan tanah
penutup yang tepat
• Komposisi lindi :
• Semakin lama umur timbunan sampah di landfill, maka semakin berkurang
parameter polutan yg terkandung dalam lindi.
• Komposisi lindi tergantung pada karakteristik sampah, komposisi sampah,
ukuran dan sel pada landfill, besarnya kompaksi, kelembaban, dan infiltrasi
hujan serta metode sampling dan analisis yang diterapkan
• Penurunan senyawa organik pada lindi disebabkan oleh proses dekomposisi
dan pembilasan air hujan, sedangkan penurunan senyawa inorganik hanya
disebabkan adanya infiltrasi air hujan
• Semakin bertambah umur landfill, maka senyawa organik dalam lindi berkurang
lebih cepat dibanding senyawa inorganik.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 66
Kondisi Umum IPL di Indonesia
Beberapa persoalan spesifik terkait pengolahan lindi dari
beberapa kajian di Indonesia
• Konsentrasi yang pekat serta kemungkinan menimbulkan
pencemaran
• Variasi komposisi lindi yang berbeda dari setiap landfill,
menyebabkan pengolahan yang sesuai untuk landfill tertentu
tidak dapat begitu saja diterapkan untuk landfill lainnya, jadi
setiap landfill harus dikaji spesifik
• Sumber utama lindi adalah perkolasi air dimana tergantung
curah hujan serta faktor musim
• Kandungan kimia dari sampah sangat mempengaruhi lindi
• Fluktuasi dari kuantitas dan kualitas lindi sehingga desain
awalnya harus dievaluasi untuk menentukan apakah hasil
efluennya masih sama sejalan dengan umur landfill.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 67
Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 68


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 69


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 70


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 71


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 72


Pengolahan Lindi

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 73


Pengolahan Lindi
START-UP IPL
• Pengoperasian pertama (start-up) dari instalasi pengolah
lindi adalah dengan mengisinya dengan air tawar dari
sungai/ sumber lain dan di-setting pada kedalaman yang
direncanakan.
• Secara bertahap lindi dimasukkan ke dalam kolam
stabilisasi/anaerob sampai terjadi pengkondisian
mikroorganisme.
• Setelah lindi masuk ke dalam sistem IPL, maka
pengolahan IPL akan berjalan dengan sendirinya secara
gravitasi, dan diharapkan dengan waktu detensi yang
direncanakan, kualitas air efluen dapat memenuhi
persyaratan.
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 74
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 75
Konstruksi Kolam IPL

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 76


Sumber foto: Budi S. Prasetyo; TPA Regional
PEMASANGAN HDPE Geomembrane PADA
KOLAM STABILISASI/ANAEROBIK
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 77
Sumber foto: Budi S. Prasetyo; TPA Regional
Contoh pemasangan lapisan dasar
(Lahl,2011)
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 78
Tahap-tahap Perhitungan Lindi
a. Berat tanah penutup dan sampah tiap timbunan
b. Berat kering sampah
c. Kelembaban sampah
d. Berat curah hujan
e. Berat total timbunan
f. Produksi gas
g. Berat produksi gas
h. Konsumsi air produksi gas
i. Uap air dalam gas
j. Berat air dalam sampah
k. Berat kering sisa sampah
l. Berat Rata-Rata (W)
m. Faktor kapasitas lahan (FC)
n. Jumlah air yang tertahan dalam sampah
o. Produksi lindi
p. Air yang tersisa
q. Berat total timbunan
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 79
PERENCANAAN
DRAINASE

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 80


Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume
air hujan yang jatuh pada area timbunan sampah.

Jenis drainase dapat berupa drainase permanen


(jalan utama, di sekeliling timbunan terakhir,
daerah kantor, gudang, bengkel, tempat cuci) dan
drainase sementara (dibuat secara lokal pada
zone yang akan dioperasikan).

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 81


04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 82
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 83
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 84
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 85
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 86
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 87
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 88
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 89
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 90
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 91
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 92
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 93
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 94
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 95
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 96
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 97
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 98
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 99
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 100
04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 101
TERIMA KASIH
Welly Herumurti, S.T., M.Sc.
Laboratorium Limbah Padat dan B3
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Telp. 081 252 00568
herumurti@enviro.its.ac.id ; wellyherumurti@yahoo.com

04/25/2020 Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 102

Anda mungkin juga menyukai