Anda di halaman 1dari 216

MAN U ·A L

ASPHALT MIXING PLANT

{TERJEMAHAN 'DARI ASPHALT INSTITUTE M.S. No. 3l

EPISI I
MARET 1982

fd .II
, • .1 .

D EPA R T E MEN

...• ...DIREKTORATJENDERAL BINA


.

PE K E R J A A N U MUM

HARG~
". :;-,..

DI.PER.SJA,PKAN OLE": 8~Ri'ITim'lT P'EfjVE\;I'H~AH MASAUH TMMf ~N JAlAN


DAFTAR I S I
-=========-===~=====

Halaman

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PENANGAJ.~AN BAHAN - BAHAN DAi'l' PENYIHPANAJ.'l '4

BAB III PABERIK BETON ASPAL ( ASPHALT MIXING PLANTS ). 9

A. BATCH PLANT • • • • • .' . 48


B. CONTINUOUS MIX PLANTS '. . 63
C. DEVELOPMENTS IN PLANTS AND PROCESSES • 71

BAB IV INSPEKSI DAN PENGENDALIAN MUTU ( QUALITY CONTROLE ) •• 75

BAB V CAJ.'1PURA..~ DENGAJ.'l' HENGGUNAKAN ASPAL DIN:GIN


( LIQUID ASPHALT ) . • • • • • • . 101

APPENDIX
A. DAFTAR - DAFTAR DAN FORMULIR - FORMULIR 103
B. LABORATORIUN LAPANGA.."l DAN PERALATAN 122
C• cAM PEMERIKSAAN • • • • • • • • • • 125,.
~

D. ' CAM MENCAMPUR AGREGAT DENGAN MENCOBA - COBA


( TRIAL AND ERROR) • • • • • • • • • • • • • i'. 191
t'

E. ,KALIBRASI DAN PENYETELAN PLANT CONTINUOUS • .'. • 201

GAMBAR :

III I Feeder tiga bin dingin 10


J
III - 2 Continuous belt feeder .... 12
III - 3 Plat feeder mundur maju (reprocicating
plate feeder) . • • • . . . . • . . • . 12
III - 4 Feeder getar electromagnetic
( Electromagnetic Vibritory feeder) 13
III - 5 Feeder Apron (Apron feeder) . • . • . 13
.~

Halaman

III - 6
Penyumbatan Agregat halus karena
arching pada bin dingin ( cold bin) . •• ; . • • . . 15

III - 7 Agregat halus akan mengandung/menahan kadar air


yang lebih banyak dari agregat kasarmemerlukan
lebih banyak panas untuk. pengeringan 20

III - 8
Kamar Pengembangan ( Expansion chamber 23

III' - 9
Pengumpul debu kering sentrifugal
( centrifugal drydust colector) . . . . . • . • • • . 24

III - 10
Rumah kantong filter kain
(baghouse fabric filters 26

III - 11
Penyapu basah sentrifugal
( Centrifugal ~ret scrubber 27

III - 12
Ayakan Yang Aus • . . . . . 36

III - 13
Segregasi material didalam hot bin 40

III - 14
Alat - alat untuk pengambilan contoh Agregat 43

III - 15
Cara Penggunaan yang betul alat - alat
pengambil contoh . • . . . . . . . . . 44

III - 16
Pipa balik aspal
( Asphalt return line ) 44

III - 17
Asphalt Batch Hix Plant .' . 49

III - 18
Contoh Penyusunan pedal 55

I I I - 19
Pugmil yang terlalu penuh
( OVerfilledpugmill ) • 4 •••• _ _• • • ~ •••.•• " '. 57 A
III.:.. 20
Pugmil yangkurang penuh

( UnderfiUed pugmill) • • . • . • • . • • •• • . '.

III - 21
tingkaran hidup pugrnil

( Pugmill " Live zone "

III 22
Asphalt Mixing Plant Kontinyus

III - 23 Operasi Batang Penyemprot Aspal

Halaman

DAFTAR - DAFTAR I TABEL

III - 1
{i
KAPAS ITAS AY~ GETAR
33

III -'2 EKIVALEN LUBANG AYAKAN


35

III - 3 KONTROL OTOMATIS UNTUK BATCH. PLANT


62

IV - 1
JADWAL YANG DISARANKAN UNTUK PENGAMB lLAN CONTOR

DAN PEMERIKSAAN ( TESTING • • • •


89

rJ - 2
BESAR CONTOR •.•
90

A - 1
KOREKSI TE1v1PERATUR.- VOLUME UNTUK BAHAN ASPAL
( CUSTOMARY UNITS )
Grup 0 - BD pada 60 F,° diatas 0,966 108

A - la KOREKSI TEMPERATUR VOLUME UNTUK BAHAN ASPAL SATUAN


METRIK
Grup
.
0 - Kepadatan pada 15 C,
°. diatas 0,9654
110

A - 2
HUBUNGAN BERAT DAN VOLUME BAHAN ASPAL PADA

. BERBAGAI BD 60° I 60° F ( 15,6°1 15,6° C) • 113

A - 3
UKURAN NOMINAL, VARIASI YANG DIIJINKAN UNTUK KAWAT
SARINGAN STANDARD ( USA STANDARD SERIES ). • • • • • 115

A - 4
PENYEBAB - PENYEBAB TERJADINYA CACAT I KEKURANGAN ­
KEKURANGAN DALAM CAMPURAN ASPAL PANAS ( PQSSIBLE
CAUSES OF DEFICIENCIES IN HOT PLANT - MIX PAVING
MIXTURES ) • • • • • • 117

A - 5
CONTOR KISAR SUHU UNTUK CAMPURAN DENGAN ASPAL
PANAS DAN DING IN - DERAJAT FAHRENHET ( F
O
). • . .'. 119 .

A - 6
QUANTITY TANGKI SILINDER PADA BEBERAPA KEDALAMAN
PADA POSISI HORIZONTAL • • • • • • • • • • • • • 121

--- sSs --­


. Halaman

III - 24 Ketin~gian·dan mengontrol lama

pengadukan . . . . _'. • . . .
68
III - 25 Contoh susurtan .dayung ( paddle

untuk ASphalt Kontinyus


67
III - 26 Plant drum pengering

( Asphalt dryer drum mix plant )


73
IV -1 Pengukuran suhu Campuran diatas Truk 76
IV -2 Gradasi Agregat digambar pada
Grafik Semi Logaritmis 84
IV - 3 Gradasi Agregat digambar pada
Grafik Pangkat 0,45 85
IV - 4 Diagram Skematis menggambarkan Lot,
Contoh, Sub Contoh, dan Satuan Contoh 88 .
IV -5 Forrnulir Laporan Harian 97
IV - 6 Lembar. kontrol data asphalt plant
Laporan Bulanan ....• 98

A-I Laporan Pendahuluan Inspeksi ­


Hot Mix Plant 105

D-l .Mencariperbandingan bahan dingin


( cola. material ) .... •.• 169
Membagi- .bagi matiez Le.L p a n a s . . . . 173
E - 1.' KalibrasiFeeder Gate Bin Panas 178
E - 2 'Grafik Kalibrasi, gradasi
Pintu Feeder filler •. . 179
E - 3 Kalibrasi Feeder Filler Mineral 181"
E - 4 Grafik Kalibrasi Pintu Feeder Filler . 183'
.".
1

BAS I

PENDAHULUAN
-----------

1.1. KERJASAMA ANTA.RA DIREKSI DAN PEMBORONG ( Kontra.l.ctor ).

Dalam praktek pelaksanaan Pihak PemilikBangunan (yang direksinya me

rencanakan proyek, menyiapkan rencana, spesifikas~ dan taksiran kwanti

ti untuk penawarau, kemudian mengawasi dan menerima pekerjaan), dan.2.!

hak kontraktor (yang rnengajukan penawaran secara bersaing, dan me

ngawasi pekerja-pekerja dan peralatan-peralatannya dalam pelaksanaan)

adalah manunggal.

T.Jntuk pekerjaan yang bermutu t.inggi sanga t penting ke rj asama sepenuh­

nya antara pihak kontraktor dan pi~ak Direksi.

Pihak Direksi sebagai wakil Pemilik Bangunan harus melihat dipenuhinya

standard workmanship yang tinggi dan tiap-tiap tahap pelaksanaan meme­


nuhi spesifikasi yang disyaratkan.

Dokumen kontrak memberi kekuasaan hukum yang besarkepada Direksi yang

mana adalah tugas direksi untuk berlaku jujur (fair) dalam mentafsir -'

kan rencana-rencana dan spesifikasi-spesifikasi.

Sistim persaingan. yang sudah terbukti merupakan sistim yang paling ba

ik bagi kedua belah pihak - menunjuk kontraktor menyelesaikan kontrak­

nya seefisien mungkin dengan tetap memenuhi standard workmanship yang

disaratkan dalam sarat-sarat pekerjaan ( spesifikasi ).

Rencana dan spesifikasi harus jelas mengartikan produk yang diminta

oleh Owner. Tapi jangan sarnpaimenjadi perintang bagi kontraktor da

lam memilih cara atau peralatan untuk memperoleh hasil yangdiinginkan

secara effisien : spesifikasi yang bersifat mengekang tidak diinginkan

dan spesifikasi-spesifikasi yang sampai kedetail yang kecil-kecil tidak

feasible. Karenanya Direksi dan pengawas-pengawasnya harus berunding de

ngan fihak kontraktor bersama ahli-ahlinya, mandor-mandornya pada ra ­

pat sebelum pelaksanaan.

Pada saat tersebut rencana-rencana pelaksanaan dari kontraktor harus

\i. .'

ditinjau dan didiskusikan. Beberapa detail yang harus mendapat perhat


an dibicarakan dalam manual ini.

Didalam manual ini istilah "teknisi paber Lk" (nlant. . technician di


pakai karena pentirrgnya pengaturan ( kontrol ) yang semestinya dari .~

berik pengadukan ( plant). Direksi dan kontraktor kedua-duanya harus


sudah biasa I mengenaI aspek-asp ek teknis pengendalian ( kontrol ), I ca!
puran dan harus sarna-sarna be rt anggung j awab untuk mendapatkan produk
yang bermutu tinggi. Karena itu manual ini diperuntukan untuk d Lr eks i.,
inspektor, mandor-mandor dan operator-operator dari paberik aspal betor

1.2. TEKNISI PABERIK YANG BERSERTIFlKAT

Direksi dan kontraktor kedua-duanya akan beruntung bila wakil-wakil me


reka betul-betul ahli untuk mendirikan, mengoperasikan dan menyetel p~ .
berik ( plants). Salah ·satu jalan supaya ,orang yang memegang kunci
adalah seorang ahli ialah dengan membuat persyaratan bahwa inspektur
dan operatornya harus mendapat sertifikat sebagai teknisi paberik.

Beberapa program-program seperti itu sedang dijalankan dengan baik.


Padaprogram ini, kontraktor dan Owner disaratkan untuk mempunyai tekni
si bersertifikat pada semua pekerjaan.

Kursus-kursusintensif singkat direncanakan untuk mempersiapkan orang ­


orang untuk diuji. Kemudian pengujian diadakan dan sertifikat diberi.­
kan kep.ada orang-orang yang lulus - pembaharuan kembali diperlukan seea
. ra periodik. Kuraus -kursus singkat ini diberikan oleh ahli-ahli dari
depar t emen jalan dan dari fihak Lndus t r L.

Kepada yan,g lulus ujian diberikan wewenang untuk membuat campuran-eampu


ran,membuat perubahan...,perubahan!penyesuaian-penyesuaian dalam mengatur
perbandingan bahanyang dipakai dan menjalankan operasi aspal mixing
plant.
3

1.3. KESEIA'1ATA.."f

Kondisi kerja yang aman disekitar asphalt plant harus selalu menjadi
perhatian yang punya plant. Dan ini merupakan kewajiban moril bagi kon
traktor untuk menyediakan alat-alat / perlengkapan keselamatan, dan in
sentip-insentip untuk pekerja-pekerjanya. Tetapi dengan berlakunya
Occupational Safety and Health Act 1970, maka sekarang ini telah ada ke
kuatan hukum dibelakangnya.

Tujuan dan Undang-undangini adalah untuk menjamin kesehatan dan lingku


ngan kerja yang aman bagi semua pekerja-pekerjanya.
Undang-Undang memberikan jaminan bahwa setiap pihak majikan mempunyai
tanggung jawab untuk "menetapkan standard kerja, dan rnenyediakan tempat
yang bebas dari kemungkinan terjadinya kernatian dan kecelakaan yang akan
menyebabkan kerusakan jasmanL Pekerja-pekei"ja juga mempunyaf kewaj i.Q.
an untuk mentaati Standar keselamatan, kesehatan dan semua peraturan ­
peraturan, pengaturan-pengaturan dan perintah-perintah yang menyangkut
tindakan-tindakan dan kelakuan-kelakuan dari pekerja-pekerja itu sendi
rL
4

BAB II

PENAl\JGA..\IAN BAHf...L\f - BAHAN DAN PENYIHPANAN


----------------7--------------------~-

2 .l.D MUM

Teknisi paberik ( plant) harus sudah biasa /mengenal data pendahulua

yang ada, prosedur penanganan ( hao.dling ) dan prosedur penyimpanan /

storage.

Hal-hal berikut harus dipelajari

l. Pemb uangan tanah penu t up ,


Tanah penutup diatas lapisanpasir dan kerikil harus dibuang sampa
-kedalaman dimana tanah lenipung atau·bahan lain yang tidak diingin­
kan tidak meLampau i, batas yang disyaratkan ( Spesifikasi ).

2. Pengelolaan Quarry
Pengambilan bahan / operasi di quar ry mungkin saj a harus dilakukan s
kitar material yang mengandung lensa~l~nsa lempung, sisipan-sisipa
serpih dan bahan-bahan yang tidak diinginkan, untuk beberapa kead~

an penggalian ( excavation. ) dari dasarkepuncaknya arah tegak lu


rus mungkin lebih menguntungkan supaya lapisan-Iapiran tersebut d~

pat tercampur, untuk keadaan lain mungkin penggalian kearah menda


tar akanlebih baik sehingga pencampuran lebih sempurna. Seorang
teknisiyang awas dapatmembantu denganmemberi tahu dengan segera
bila produksibahan-bahan keluar dad batas-batas spesifikasi.

3.PenyiapanAgregat.
Pemecahan dan penyaringan harus menghasilkan agregat yang memenub
ape s Lf Ik as L,

4. Mutu Agregat
Memroses agregat biasanya tidak menentukanmutu bahan. Walaupun d~

mikian bila produksi agregat mengandung bahan-bahan yang tidak di­


5

inginkan, mengandung'lempung, shale atau lain-lain yang keadaannya


lepas atau menyelimuti agregat, maka memroses agregat harusdiubah
sehingga menghasilkan bahan yang dapat diterima. "

5. Pemisahan material (segregasi)


Bila agregatyang mengandung bahan dengan lingkup ( range ) ukuran
butir yang besar dipindahkan I diangkut dari satu ternpat ke tempat
lain akan terjadi segregasi yang merugikan. Tindakan-tindakan I
prosedur untuk memperkecil segregasi ini diuraikan dalarn pasal 2.4.

2.2. PENYIMPANAN MATERIAL

Kontraktor harus sudah tahu reneana-rencana untuk penyimpanan dan p~

nanganan ( handling) aspal dan agregat sebelurn bahan-bahan tersebut


diangkut ketempat. Harus direneanakan tempat yang stabil dan permuka ,
<innya bersih untuk penempatanbahan. Harus dipersiapkan pula pen~ri

maan, dan penanganan agregat sehingga tidak terjadi pengotoran atau


carnpur aduk antar bahan itu sendiri. Penumpukan harus mengambil cara
yang dijamin terjadi~ya segregasi seminim mungkin.

2.3. PEMISAH...L\N PENYIMPANAJ.\l ,( STOCKPILE )

Penirnbunan I Penumpukan harus dipisah-pisahkan untuk mencegah campur


aduknya bahan-bahan. Ini bisa dilaksanakan dengan membuat tempat pe­
numpukkan' yang jelas batas-batasnya atau membuat bak penurnpukan, atau
dengan menggunakan penyekat-penyekat. Penyekat harus sampai dasar p~

.numpukan dan harus cukup kuat menahan tekanan waktu operasi.

2.4. PEMBUATAN STOCKPILE DAN PENAJ.\lGANAN ( HANDLING )

Pasir, batu peeah halus dan agregat ukuran tunggal ( single size) Ie
bih-Iebih yang ukurannya lebih keeil dapat ditangani dan ditirnbun ham
pir dengan cara apapun tanpa terjadi segregasi ( walaupun ada, segr~

gasi sangat keeil). Tapi bila material yang mengandung butir halus
sampai kasar ditumpuk melereng, agregat kasar eondong akan menggelu~

dung kebawah, lereng Penanganan dan Penumpukan bahan seperti itu past!.
6

akan menghasilkan segregasi.


-,
Cara-cara. yang bisa membatasisegregasi
harus digunakan sehingga pencampuran di plant dapat memenuhi persara~

an (persatatan Job Hix ).

Kadang-kadang agregat kasardipisahkan di quarry dan kemudian dicam

pur sebelurn diangkut urttuk mendapatkan gradasi yang diinginkan.

Campuran yang lebih merata ( uniform) bisa didapat / diusahakan de­

ngan mengangkutnya dalam 2fraksi ukuran butir, kemudian dLcampur

kembali dalam bak pengisi (·Cold bin feeder). Dengan membuat agre ­

gat kasar terpisah-pisah sampai digunakan akan memperkecil kemungkinan

terjadinya. segregasi.

Cara lain untukmembatasi terjadinya segregasi adalah dengan menum

puk berlapis-lapis. Dengan cara ini, tebal lapisan tergantung dari

bahannya dan tergantung dari bagaimana menaruhnya.

Satu penelitian ( studi ) mengenai efek be~bagai cara penumpukan te ­

lah disponsori dan dibuat laporannya oleh Higway Research Board *)

. yang berkesimpulan· bahwa segregasi dapa t diperkecil bila tu~pukan di


bentuk dengan mengarnparkan material dalam lapisan yang tipis-tipis
atau lapisan yang lebih tebal, sehingga dapat memperkeci~ aliran gra­
vitasi (gravity flow), dan mempergunakan front-end /loader.
Bila digunakan truck, maka material dapat ditumpukan berdekatan pada
seluruh permukaan.• · Dan tebal lapisan ditentukan oleh banyaknya mua
tan truck.

Bila penumpukan dilakukan dengan menggunakan kran, setiap emberqya


( bucket) harus diletakkan ( jangan ditumpahkan dari atas ) berjejer
an sehi~gga tebalnya tumpukan merata diseluruhtempat.
Bila digunakan Chute atau conveyor,·maka baffles dapat digunakan un­
tukmemperkecil segregas.I pada materialtertentu.
Semuapenanganan ( handling) menyeba:bkan degrad!,!si ag:regat, tapi
degradasi ini tidak berarti. Walaupun demikian tetap diperlukan peE.
hat Lan ipada waktu pemindahan agregat. Contohnya mondar - mandirnya
.alat diatas stockpi,le dapat saja menghasilkan degradasi yang cukup be
sar sehingga material tidak dapat memenuhi spesifikasi. Bila hal ini
terjadi maka prosedur penanganan harus dirubah.
7

2.5. MINERAL FILLER

Bahan mineral suka mengumpu1 atau mengeras bila perhatian tidak diberi
kan untuk melindunginya supaya tidak kebasahan.

2.6. PENYIMPANAi.'l' ASP.ttL

Kapasitas penyimpanan aspal harus cukupuntuk menjamin operasiyang


.menerus dengan memberi kelonggaran karena adanya keterlambatanpengi­
. .

riman dan adanyapemeriksaan ( test ), bila pemeriksaan disumbernya ti


dak dilakukan Tanki penyimpanan harus dikalibrasi aehIngga j umlah bahan
yang tinggal setiap saat dapat diukur •

Keselama tan
(Safety)

Tidak diperbolehkan adanya api terbuka atau merokok disekitar


aspal atau tempat penyimpanan bahan bakar.

Cheek list
Penanganan Penyimpanan Bahan-Bahan

1. Apakah tanah penutup dibuang?


2. Apakah pengerjaan quarry memperhatikan sifat-sifat keadaan
,
depositnya ?
3. Apakah agregat memenuhi spesifikasi ?
4. Apakah diproduksi ukuranyang semestinya

.
5. Apakah diperlukan memroses lain untuk mengurangi bahan-bahan
yang tidak di1nginkan sampai memenuhi batas-batas yang di ­
terima
6. Apakah pemuatan dis umber. memuaskan ?
7. Apakah tempat penyimpanan agregat memuaskan ?
8. Apakah penumpukan dipisah-pisahkan dengan semestinya ?
9. Apakah penumpukan dilakukan semestinya ?
·
.
8

10. Apakah Agregat yang tertumpuk ditangani dengan betul ?


11. Apakah segregasi dapat dikendalikan/terkontrol ?
12. Apakah mineral filler dijaga tetap kering ?
13. Apakah tempat penyimpanan aspal kapasitasnya memadai/cukup ?

9

RAB III

PABERIK BETON ASPAL

3.1. UMUM

Segera setelah asphalt plant .siap untuk operasi, plant harus diperiksa
secara menyeluruh sehingga metnenuhi pers~aratan / spesifikasi - Hasil
. .

hasil daripemeriksaan harus dicatat didalam formulir seperti diperli


hatkan pada Appendix A, Gambar A- l .

3.2. BAK PENGISI DINGIN ( Cold Agregate feed)

Bak pengisi dingin adalah salah satu titik kontrol kritis ( Critical
Controle point) dalam produksibeton aspal. Pengalaman menunjukkan
bahwa apa yang masuk di bakdingin ( cold. feed ) akan keluar dari
fugmill.
Sebenarnya persoalan--persoalan yang menyangkut suhu, kadar air, segre
gasi dan ketidak seimbangan bin yang dapat dilihat pada pengering ­
( dryer) atau pada saringan ( plant screan) atau bak penampung
( bin) atau pada pugmill, sebab-sebabnya sering-sering dapat dijeja
ki kembali di, pengisi dingin ~ gambar III - 1 ).

3.3. 'PENGISIAN BAK DINGIN ( Cold feed Supply)

'Bak pengisi dingin adalah merupakan bagian utama dari hot mix asphalt
plant. Bak pengisi dapat diisi dengan salah satu atau kombinasi dari
tiga cara ini

1 . . Bak corong terbuka dengan 2 atau' 3 kompartmen biasanya diisi de


ngan kran ember kerang ( clam sheel bucket.) atau dengan loader.

2. .Terowongan I Lo rong ( tunnel ) dibawah penimbunan yang dipisahkan


oleh bulk head. Bahan di tumpuk diatas 10rong dengan belt conve
yor, truck kran atau loader.
.'
10
..\

3. Bungker at au bak besar, ini biasanya diisi oleh truck, g:erb~ng at


gerbong pengankut yang dapat'mengosongkan muat annya dari bawah 18
sung kedalam bung~er.

Gambar III - I Feeder tiga bin dingin

3.4. PENGISlAN BAK PENAL'1PUNG DINGIN

Waktu pengisian bak dingin perhatian harus diberikan untuk memperke­

eil terjadinya segregasi dan degradasi agregat. lni bisadicegah d~

ngan mengambil tindakan pengamanyang sarna seperti digariskan untuk

penumpukan (Si:ockpilling yang ba fkj,

Bahan yang cukup harus dijaga tetap disemua bak untuk memberikan alir

an (flow) yang konstan dan uniform.

Bila agregat ditumpuk diatas terowongan dan ban, harus ada perhatian

dalam penanganan diatasfeeder. Contohnya, bila buldoz.er digunakan

diatas tumpukan ( Stockpile) ada bahayaterjadinya segregasi dan de

gredasL

Get aran buldozer dapat menyebabkan £raksi halus dalam fraksikasar

.akan turun yang kemudian akan terdorong ke feeder. Akibatnya akan

terjadi pengisian yang tidak seimbang. lni bisa diperkecil dengan me

rubah-rubah ja1an buldozer ke feeder. Juga dayaabrasi yang terus me

nerus butir yang salingbergeser dapat menyebabkan degradasi pada

beberapa j enis agr ega t .

11

Selain dari itu, alat (Buldozer) jangan sampai mengotori (tanah, lum­
pur pada truck) material di penirnbunan.
Bila pengisian stockpile diatas Tunnel dilakukan dengan dragline atau
clamshell, 9perator harus hati-hati jangan sampai mengarnbil bahan - ba
han dari tempatyang sarna terus menerus.
Bila digunakan loader, operator jangan sampai rnenyingkup material sam
pai kedasar tanah. Sekopnya harus cukup tinggi diatas permukaan tanah
untuk mencegah pengotoran waktu pengisian.
Bila digunakan truck untuk mengisi bak (bin), maka material harus di
tumpahkan langsung .diatas feeder ( corong ).
Biia stock pile ditambah lagi ( diisi kembali ) dengan overhead ban
atau conveyor naik, materi~l yang jatuh harus dikontrol dengan bufles
atau cerobong yang berlubang-lubang ( perforsted chiming )

3.5. JENIS-JENIS FEEDERS

Unit agregat feeder harus terletak d.ibawah bak penampang atau s tock­
pile atau pada posisi yang akan menjamin aliran agregat yang merata.
Unit feeder harus punya kontrole yang bisa disetel dan diikat sehinK
ga menghasilkan aliran agregat yang rnerata k~ elevator (Gambar III-I)
Ada beberapa macam feeder, termasuk ban Sinarnbung (continous belt)
Gambar 111-2), plat goyang (rnaju munclur) (111-3), getar· (111-4). apron
(III-S),pengaliran gravitasi (grafity floTH) - umumnya, b'elt feeder
dan feeder getar dianggap yang paling baik untuk pertgaturan yang te ­
pat bahan-bahan halus.
Agregat kasar biasanya akan memuaskan dengan setiap macam feeder.

Keamanan

Pekerja tidak boleh I dilarang bekerj a diatas ;'; tockpile wakcu


plant sedang operasi. Bila hal ini tidak bisa dielakan maka
seorang pengawas harus hadir I ada.
12

,'"

GATE

..~

0.0
~~~_~~~i1I.~~~;~~~~
°
... _ _
g (~.\
"

Gambar III - 2 Continuous belt feeder.

,
:1--------------":'
,,
,
I
"

Gambar III - 3 Plat feeder mundur maju ( reprocicating plate


feeder ).
13

' - - - - VIBRATOR

Gambar III - 4 Feeder getar electromagnetic


( Electromagnetic Vibritory feeder ).

Gambar III - 5 Feeder Apron (Apron feeder ).


14

3.6. FUNGSI FEEDER

Untuk ke1uaran yang merata ( uniform) Asphalt plant, masukaninput


rus diukur dengan t,eIiti ( accurate ). Tidak boleh dikesampingkan
pentingnya pengisian ( feeding) agregat ke dryer dengan jumlah yang·
tepatdandengan kecepatan aliran yang betul.

Syarat-syaratberikut akan menjamin aliran butir-butir agregat yang


rata,

1. Ukuran butir.agregat yang betul dipenimbunan

2. Tidak ada segregasi

3. Tidak ada campur adukdipenimbunan

4. Feeder dikalibrasi secara tepat, disetel dan pasti,

5. Pintu( gate) dijaga bebas rintangan. Ratu, batang kayu, akar­


akar dapat menyumbat pintu.
Penggunaan 'grizzly placed yang dipasang diatas bak dingin ( cold
bin) akan mengurangi kemungkinan bahaya t.ersebut.

6. Tidak terjadi archin~ yang berlebihan pada agregat halus ( gamba


III - 6 ).

Ini bisa diperkecil dengan menggunakan pembukaan persegi panjang dar'


pada bentuk persegi dan atau dengan menempatkan penggetar untuk bak
fraksi halus diluar.Penggetar harus dipasang dekatpintu feeder.
Vibrator harus dihubungkan ( dengan kabel listrik ) melalui switch
f.Lapga t e vyarig akan berhenti otomatis bila aliran mulaiberjalan.
Vibrator juga ,harus dihubungkan sehingga akanputus secara otomatis
sewaktu feeder berhentL Ini akan menghilangkan pemadatan yang ber
Leb Lhan didalam bak •

. Mengatur pengisian dingin yang baik sangat penting.

1. Variasi kadar air yang besar a t au banyaknya agregat akan menyeb a]


kan perubahan suhuyang cukup besar terhadap agregat waktu kelual
dari pengering ( dryer ).
15

. 2. Penambahan yang tiba-tiba pada pengisian dingin ( coldfeeld ) akan


dapat membebani screen secara berlebihan, dan menimbulkan kelebihan
agregat ha Lus kedalam bin fraksi kasar.

3. Pengisian yang tidak teratur / tidak menentu akan menyebabkan bebe­


rapa bin melimpah sedang bin yang lain kekurangan, ini akan menim­
bulkan masalah seperti berikut

a. Pada bin terdapat lapis-lapis yang berbeda-beda gradasinya, ter


utama pada bin fraksi halus, ini menghasilkan adukan yang gemuk
dan kurus berselang-seling •.

b. Sistim pengumpul debu ( dust collector) akan terlalu berat di


b ebanf

c. Draft dayer yang jadi berkurang.

Gambar III - 6 Penyumbatan Agregat halus karena


arching pada bin dingin ( cold bin )

3.7. MENGKALIBRASI FEEDER DINGIN

Pintu ( gate ) feeder dingin harus clikalibrasi - hampir semua pabrik


pembuat AJ.'1P - memberi kalibrasi untuk pembukaan pintu ( gate openings).
16

Bi1a kalibrasi'dida'pat, akan menoLorig dalam penyetelan permulaan pLr

........:.

Tapi satu-satunya cara yang tepat adalah dengan membuat grafik kalie
si untuk tiap-tiap pembukaan pintu dengan memakai. agregat yang akan
gunakan dalam campuran.
Pembukaan' pintu dalam em atau em2 digambarkan dalam grafik sebagai c
nat .mendatar dan.banyaknya (kg) material per satu putaran (atau per
nit) (dari mekanisme pengLsLan) sebagai absisnya .

.".,
. Untuk mempersiapkan graf Ik.Jca.l.Lbras L, pintudisetel (biasanyasebesa
25% atau kurang dari luas pembukaan se~uruhnya) dan feeder dihidupka
Bila feeder sudah berjalan normal maka material untuk jangka waktu t
tentu atau untuk beberapa putaran ditampung dalam kaleng diukur, dan
timbang~

Pengambilan dan pengukuran ini dilakukan bebe~apa kali dan.gambarkan

titik...,titik digrafik (lihat Appendix E, gambar E - 2).

Pembukaari antara ·(intermediate) dapat dibaea pada grafik.


Pembukaan gate minimum tergantung dari ukuran maximum agregat yang ~

Lewat f, gate.Sebagai patokan umumnya pembukaan gate un tuk agr egat kas
dan dibawahnyaharus tidak kurang dari 2~ - 3 ·kali ukuran rata-rata 1

regat ; untuk pasir dan fraksi halus pembukaan pintu tidak bolehkura
dari 25 mI!1.• Setelah dikalibrasi dan dite rima , sedikit penyetelau mung
masih diperlukan 1agi supaya produksinya uniform (merata)
Dari pintu masuk ke konveyor, keluarnya dapat diperiksa denganmenutu
semua pintu, ke cuaLf satu pintu dibuka yang dd.s.e t e'L pada s at.u titi{<.di g
fik kalibrasi. Bila pintu tidak dapat ditutup rapat. mungkin feederp.
Iu dihentikan atau dilepas ~ila hubungannya mekanis.
Plant dij a Lankan dengankecepatan normal. .KemudLan plant dihentikan d.
material darisatubagian diatas konveyor (dalam m) diambil dan ditirn
bang. Harus hati-hati supaya yang halus tidak terbawa atau·yang hal us
dengan hati-hati dibuang.Beratmaterial dibagipanjang kali kecepata
ban (dalam meter/menit) ,akanmemberikan jumlah material 'yangkeluar· d
ri pembukaanpintu permenit. Material dari pintu yang lain ditentukan
'dengan cara yang sama idan kalibrasi dapat dibuat seperti diterangkan .
atas.

Bila digunakan pengontrol kecepatan variable untuk I,llengontrol belt


17

feeder, kalibrasi dapat lebih sederhana lagt. Pintu dapat dika1ibrasi


dengan setengah kecepatan dan kecepatan ban ( belt ) dapat dipercepat
dan diperlambat untuk mengantarkan prosentase dan' tonase agregat yang
diperlukan tanpa harus mengkalibrasi 1agi. J

Waktu menghitung output dari pintu untuk pembukaan opening tertentu


berat kadar air agregat yang ditimbang harus diperhitungkan.
Faktor ini sangat penting untuk agregat haltis.

Untuk mendapat 'aliran yang uniform, pintu untuk agregat kasar tinggi
nya tidak boleh disetel kurang dari 2 i/2 atau 3 kali ukuran agregat
yang paling besar. Contohnya, bila ukuran agregat maximum 2;5 em,
maka pintu tidak boleh kurang dari 6,4 em. Kadang-kadang perlu ~,uga

lebar pintu dipersempit untuk memberi tinggi pembukaan yangdiperlukan.

Sebelum penyetelan pintu dari feed dingin dilakukan, yolume produksi

plant dalam operasi yang_normal harus ditentukan. lni dapat ditaksir d.§!.

'ri besarnya plant ( dryer, saringan dan kapasitas aduk atau salah satu
yang merupakan faktor ba~as ( limit ), putaran atau lama pengadukan.
Kemudian dengan menggunakan grafik kalibtasi, tiap gate disetel un ­
tuk memberikan volume agregat yang dikehendaki.

Cheek list

Cold feed
\ I
1. Apakah pemeriksaan pendahuluan plant sudah komplit.
2. Apakah penimbunan agregat sudah dtbuat, dipisah-pisah dan

.
ditangani ( handle ) dengan memuaskan.
,
I
1 3. Apakah penimbunan atau·bin eukup penuh dengan agregat.

I 4. Apakah bin dingin diisi semestinya


S. Apakah feeder jalannya memuaskan
6. Apakah feeder dingin dikalihrasi
7. Apakah feeder disetel semestinya
8. Apakah pengisian dan pengeluaran agregat keadaannya uniform/
teratur.
18

3.8. PE~'YETELA.N PINTU PENGISI DINGIN

Menyetel gate pengisi dingin supaya dapat mengantar bariyaknya agree


yang betul ke dryer, pertama-pertama perlu menentukan. dulugradasi
agregat tiap t.Lmbunan dan filler. Contoh-contoh harus diamb i l dan
.per Lksa (d I t.es t ) sesuai dengan cara-cara sepertidiperlihatkan pads
tabel IV....,l· dan IV-2.· Gradasi ag r ega t dingin kemudian d LkombLrias
kan secara matematis seperti pada appendix D supaya sesuai mendekc
job mix.
Prosentase tiap-tiap agregat yang digunakan ditentukan dengan cara
Perbandingan yang diperlukan dengan dasar prosentase ini akan menen
kan pembukaan penyetelan da r I p Lntru ,

Penyetelan ini harus dicek dengan cara yang sarna seperti cara yang
'gunakan untuk kalibrasi.
Penyetelan harus dianggap tentatif karena agregat dingin dapat berb
da dalam gradasi dan kadar air yang akan berpengaruh kepada aliran
teriaL

Tidak selalu memungkinkan untuk mendapatkan korriliinasi gradasi yang


inginkan dari timbunan agregat. Dalam hal ini tiga alternatif haru
dipertimbangkan .

L Agregat tambahan harus ditambahkan untuk menutupi ukuran agrega


yang kurang.

2 •. Sebagianagrega t harus disaring keluar dan dibuang untuk mendap.


kan gradasi yang masih masuk dalam batas ( limit ) spesifikasi.

J. Harus dipilih gradasi campuran yang lain I be rb eda ..

3.9.. PENGERING (DRYER)

Penger Ing yang konvensionil adalah silinder yang berputar dengan uki
an diameter biasanya berkisar antara. 0,9 sampai 3 m dan panjang ar
tara 4,5 - 12 m. Agregate diker~ngkan dan dipanaskan didalamnya dE
ngan pembakarminyak atau gas· ( burner ).
19

Silinder dilengkapi dengan alur-alur memanjang disebut' "Height" yang


mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui nyala api dan gas panas.
Kemiringan silinder, kecepatan putar, garis tengah, panjang dan susun
an fleight menentukanlamanyaagregat melewati 'pengering ( dryer ).

Pengering ( dryer) mempunyai dua fungsi.

1. Menguapkan dan menghilangkan kadar air

2. Memanaskan agregat sampai mencapai suhu .campuran.

Jenis bahan bakar rninyak yang digunakan untuk pengering menggunakan


udara tekanan rendah untuk atomisasimi~yakpembakar.Jugaada pembakar
gas tekanan tinggi, kombinasi minyak gas, dan gas cair ( L.P.G. ).
Keteranganuntuk jenis pengering lain ada dibagian C, pengembangan di
paberik dan proses, ( Development in Plant and processes ).

Keamanan

1. Kran pengontrol yang dapat digunakan dari jarak yang aman


harus dipasang' padasaluran / selang pengaliran bahan bakar.

2. Semua pulley, ban-ban dan mekanisme penggerak harus tertutup


dan terlindung.

3. Alat-alat keamanan nyala api harus disediakan untuk pembaka.E.


an gas dan LPG.

3.10. OPERASI DRYER DAN DESAIN DRYER

Untuk memberikan panas dan pengeluaran exhaust) volume yang cukup


untuk kondisi agr~gat tertentu, biasanya 5% kadar air - Hila kadsr
air lebih tinggi dari kondisi desain, kapasitas dryer akan turun kare
na kapasitas dibatasi / ditentukan oleh pengeluaran volume.
Hila kadar air lebih rendah dari kondisi desain, kapasitas akah lebih
20

l '

tinggi. Untuk memenuhi .kondisi yang berubah-ubah seperti Lt;u d Lpei

kan penyetelan / penyesuaian banyaknya agr ega t dan bahan bakar ..

Agregat yangmempunyai sifat penyerapan yang tinggi akan membutuhkc

pengeringan yang LebLh lama, biasanya ini diatasi dengan menyusun k

bali flight atau merubah kemiringan dryer.

Df.dae rah yang lembab atau bila agregat lebih basah 2buah dryer yan

bekerja bersama-sama akan menghasilkan produkyang paling baik.

·GambarTII-·]· Agregat h.alus akan mengandung/menahan kadar air


yang lebih b anyak dar.i agregat kasar memerlukan
lebih. banyak panas untuk pengeringan.

' . .' .
21

Persoalan yang paling banyak dalam operasi pengeringan adalah disebab


kan oleh terlalu sesaknya i b ar jub ej nya material yang meLaLul penget'ing
melebihi yang dapat ditangani, walaupun demikian ada faktor-faktor yang
akan berpengaruh kepada operasi yang efisien. Beberapa diantaranya
termasuk pembakar (burner). Bila pembakarnYa (burner) yang dig~

nakan adalah pembakar minyak, maka penting sekali memakai bahan bakar
yang tepat. Pembakar harus dis tel sehingga udara yang dikeluarkan
oleh penghembus dapat mengatomisasi minyak dengan sempurna.

Selain itu, kecepatan udara terhisapyang bercampur dengan minyak yang


sudah mengabut untuk pembakaran harus seimbang dengan udara yang di ­
tiup dan banyaknya min yak yang dimasukkan kedalam pembakar.
Penyetelan ini lebih banyak ditentukan oleh aliran udara, yang disuPP­
lay dengan pengisapan oleh exhaustfan dan lubang ke dua sekeliling
burner.
Bila udara yang ditiup, udara yang terhisap, dan banyaknya minyak ti­
oak seimbang ini akan menyebabkan pembakaranyang tidak sempurna se ­
hingga butir butir agregat akan terselimut minyak yang akan merusak
campuran aspal yang dihasilkan. Asap hitam yang keluar dari exhaust
stack menjadi tanda,bahwa minyak tidak sempurna terbakarnya. Ini da
pat dibetulkan dengan mengurangi banyaknya minyak atau dengan menam ­
bah peniup atau aliran udara. Bila digunakan sistim wet sciubber de
ngan pengumpul debu cyclone ( Cyclone dust collector ), maka mungkin
tidak akan terlihat asap hitam keluar dari cerobong, penyaring ( fa ­
bric filter) benang, akan tersumbat dengan pernbakaran yang tidak
sempurna; yang berakibat tetesan tetesan minyak bakar akan tertahan
pada kain filter.

Kurang seimbangnya antaraudara yang ditiup dengan kecepatan udara


yang terhisap juga akan menimbulkan tekanan balik ( back pressure )
didalam drum pengering, yang menyebabkan "puffback" pada ujung bur­
ne r , "puff back" memberi tanda bahwa draft tidak cukup untuk membe­
ri ruang kepada tekanan udara yang diberikan oleh peniup pembakar
( burner). Mengatasinyaadalah dengan memperbesar draft atau mengu­
rangi tekanan udara peniup.
22

Pembakar pengering yang menggunakan gas alam atau LEG. jarang mentmr
kan masalah pembakaran (Cunbustion) walaupun demikian ketidak seimb,
an an t ar a tekanan gas, udara pembakaran dan draft mas Lh dapat t er j a:
Penibakar gas (gas.burner) yang digunakan harus dari tipe yang.cocok.
tuktekanan gas yang ada.

3'; 11. PEHGUKURAN. SUHU AGREGAT


Pemanasan agr egac yang melampaui akan merusak aspal waktu pengadukat
(mixing). Agregat yang tidak dipanaskan sukar untuk diselimutiaspa:
dan campuran
. .
yan.g dihasilkannya
'. ,
sukardihampar, karena itu alat pen.
kursuhuagregat harusdipasang didalam aliran agregat pada waktu k:

ar d~ri p~tJ.gering (dryer), yang vdapa t kelihatan seluruhnya oleh oper

torJ~~bkk~r" (burner). Alat' ini adal.ah salah satu pelengkapyang sal

pentingdari alatriYaharus dapat dipercaya dan teliti.

EleIl1eriper~sa (sensing) dan penunj uk suhu ha rus mempunyai pelindung

cukupkuat untuk melindungi agregat terhadap abrasi ; tapi tidak bo:

begitu·tebal sehinggapembacaannya baik.

Instrumenpengukur suhu harus sering-seringdiperiksa untuk mencek 1

Patannya. Cara yang paling sederhana adalahdengan menaruh elemenpe

sensing element, bersama-:-sama dengan termometer yang teliti kedalam

nyakatau as pal dan kemudian dipanaskan - Ambil pembacaan suhu kedu,

mo~eter tersebut - Pembacaan harus diambil padatemperatur dibawah,

atau d.iatas suhu yang diharapkan akan berkisar waktu aperasi.

3.12. PENGUMPUL DEBU ( Dust Collector)


Dari semua sumber pengeluar debu pada asphalt plant" pengering be rpi
adalah penyumbang palingbesar banyaknya debu yang keluar .- Karena :
bila debu yang ditimbulkan alehdryer disaring dari cerabong, maka pt
toran udara (po.Lus L) yang disebabkannyaakan (hf.Lang ).
Potensipengotoran (palusi) dari elevator agregat panas, saringan,
biri,happer dan pugmill dapat lebih diperkecil lagi denganmenangka]
bu yang keluartersebut dengan tabir dan ventilasi yang d Lhubunj
23

ke pengumpul debu (. dust collector ) .

riga buah jenis kolektor debu yang umum digunakan adalah kolektor me

kanis, filler kain dan penyapubasah <. Wet scrubber ). Dua a t au lebih

dari alat~alat ini dapat dipasang bersama - sarna pada sis tim pengum ­

pul debu yang disusun sebagai kolektor utama. terakhiratau kedua

( secondary).

Kolektor Mekanis ( Mechanical Collector ).

1. Skimmer dan Expansion chambers. Ini adalah pengumpul debu sederha


na yang ~ecepatan keluarnya gas dikurangi dalam expansion chamber,
"gambar III-8 s Partikel-partikel yang terbang dan lebih berat men
capai kecepatan endap" dan jatuh kedasar karnar ( chamber) untuk
dibuang.

2. Pengumpul debu sentrifugal ( cyclone). Unit-unit ini rnendatar


atau tegak dengan satu atau beberapa shell. Partikel-partikel de­
bu yang mengapung dalam arus udara akan memasuki bagian atas kole~

tor debu oleh baling-baling yang menyedot nyala api dan gas panas
melalui dryer.
Dalam kolektor, udara yang berffiuatan debu dipaksa masuk kedalam p~

saran-pusaran siklon. Partikel-partikel debu yang lebih berat da


lam arus gas yang keluar dipisahkan oleh gay a sentrifugal shell ko
lektor dan dibawa ke pengeluar yang lebih bawah , Debu yang lebih
halus bisa tinggal mengapung dan terbawa keluar cerobong, tergan ­
tung dari efisiensi kolektornya.

;:~;;'''r.~:. 4 :', - .
',~.'" :.~~~::~·~.~::~~~~lr ~.~;--:"'.:~>~"7.,~:.".;:.=-.~:4: ..' . ···::··:·.'::.."·.~t:::-:~.:~
.. ;,...:,,:~ ".>' ....
:.~~~>::_-"--

m~L:~~;i.£~~;':" Garnbar III-8 Kamar Pengembangan


( Expansion Chamber )
24

Tergah~ung pemakaian, dapat digunakan satu siklon ( cyclone) atau


berapa siklon digabungkan bersama-sama. Untuk beberapa aplikasi da
d.i.gunakan chamber yang berisi beberapa tabung s t.kLon ( multiple).

c
't...1
I

/\

Pengumpul debu kering sentrifugal


( centrifugal drydust colee tor)

. Untuk effisiensi yang sebesar-besarnya dan untuk menyaring partikel d.


bu palinghalus ( lebih keeil dari lima mikron) maka kolektot mekan.
harul dilengkapi dengan kolektor akhir, ialah denganfilter kain atau
penyapu basah ( wet scrubber ) .

.F.ilter Kaln ( Kantong )

Cara bekerjanya penyaring kain adalah relatif·sederhana ( gambar III ­


10 ) ,kantong kaln dimasukan didalam chamber (karnar). Gas lewat me
lalui dinding kantong dan debu terkumpul pada pe rmukaan sebelah Luar .
Dengan getaran ( goncangan ) atau udara balik, lapisan debu dibersih. ­
kan secara periodik dan terkumpul didalam hopper, dan seringdimasukka
kembali kepengadukan sebagai filler.
2S

Untuk menangani volume gas yang besar keluar dari dryer, diperlukan
luas kain filter yang besar. Beberapa kantong ( ada yang mempunyai
sampai 800 kantong) disusun didalam unit rapat udara yang disebut
rumah kantong (baghouse).
Rumah kantong dibagi-bagi menjadi satu kamar gas kotor dan kamar gas
bersih.Kantong-kantong filter dipasang didalam kamar gas kotor yang
ujungnya terbuka untuk melewatkan udara kedalam kamar bersih. Kantong
kantong filter pada asp~alt plant biasanya berbentuk'silinder dan
umumnya dibuat dari serat-serat tahan panas.
Setelah beroperasi / bekerja selama jangka waktu tertentu filter kain
akan menahan sejumlah debu pada seb e Lah / permukaan kantong yang kotor.
Penumpukan debu ini disebut "kerak debu" dan harus dibuang atau bila
tidak dibuang akan makin mengurangi mengalirnya gas atau menghentikan
sarna sekali mengalirnya gas melalui filter.
Ada banyak eara untuk membersihkan kantong didalam kolektor, tetapi
b Las anya kantong dibersihkan dengan rnenekuk-nekuknya, .disemprot balik
dengan udara atau kombinasi keduanya. Operasi pembersihan dapat kon­
tinyu atau tidak kontinyu dan dapat dengan tekanan atau penghampaan
( Vacuum ).
Ukuran rumah kantong pengumpul debu pa~a dasarnya ditentukan oleh vo
lume gas yang keluar yang harus ditangani. Ukuran yang tepat dari
filter kain untuk asphalt plant ditentukan oleh luas kain filter yang
diperlukan untuk dapat membersihkan sebaik-baiknya sejurnlah gas yang
melalui filter.

rui disebut perbandingan udara terhadap kain, dan biasanya antara 6,Q
sampai 7,0 kaki kubik perrnenit gas/kaki persegi (0,016 - 0,19 m3/
menit/em) kain - Jumlah kantong filter yang diperlukan karenanya d~

pat ditentukan dengan membagi m3 I in gas yang keluar dengan pe rb and Lng
an udara : kain dengan mengalikan dengan luas kain perkantongnya.
26

DlJ'Sty-gas inlet " ,.,:


~--""·I .;;.
, . '\; ," .
.-,.. . ,. .: :......._Du$t hopPf:l';
V."" ':'~-. H ' '.:;..':", '.,
... j~- <, ."- ••• ::
:.;.".:
~.~::
'''';'.. ::. I ' .;. ~_.~!'" ' .'

.Gamhar III-IO Rumah kantong filter ka Ln

( baghouse fabric filters ).

Filter kainrelatif merupakan kolektor yang efisien dan efisiensi be


tambah besar bila perbandingan udara terhadap kain berkurang.

Penyapu basah C Wet Scrubbers I.


Banyak desain yang berbeda-beda untuk penyapu basah. Gambar 111-11
, menggambarkan salah satu desain wet scrubber.
Wal;:;'upun demikian daaarnya s emuanya adalah: memberi cara un tuk mena:
kappartikel-partikel debu dalamtetesan-tetesi:m air. sehingga gas Y!
keluar jadibersih.

Ini dilakukan aengan menggunakan metoda untukmemecahkan cairan menj~


di tetesan-tetesan kecil dan bersentuhan dengan gas yang mengandung
d eb u;
Salah satu cara adalah dengan memasukkan gas ke~alam kamar dengan ar<
tangensial dan cail-an disemprotkan dari nozzles disekelilingnya.
Pendekatan lain adalah memasukan gas yang mengandung debu melaiui l€
her venturi dimana kecepatan gas bertambah tinggi dan mengatomisir I
27

Gambar III - 11. Penyapu basah sentrifugal


( Centrifugal wet scrubber ).
28

-..

mengabLltkan calran. Cara-cara lain untuk rnemasukkan cairan kedalam


bung venturi aqalah dengan jets, atau weir~ Desaln lainnya, cairan (
. pecahkan idan disentuhkan kepada gas yang mengandung debu melalui per!
seran pada perin tang , ( bufHe) atau rnelaluidaya gesek piringan
yang berputar .
. . Scrubber adalahalat yang relatif ef f LsLen , wal aupun demlkian debunyc
tidak dapat dikumpulkan, air yang mengandung debu harus dialirkan dE
.rigan b a i k ,

.3 • 13. DEBU YA."1 G TERKUNPUL.

Bila material yang diambil dari pengumpul debu (dust collektor) d


-,.
pat digabungkapkernbali dengan agregat pada campuran dengan memuaskan
maka s ebag Lan a tau semuanya dapat dikembalikan ke plant. Jumlah I ba
nyaknya yang dikembalikan akan tergantung kepada gradasi campuran.
Bila debu yang terkumpul tidak baik atau dilarang digunakan menurut
spesifikasi campuran, maka debu harus dikeluarkan dari ).<ollektor dan
dibuang .

. 3.14. PERTIMBAi"lGAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengotoran udara.

Pembuat asphalt mixing plant telah rnenyadari masalah pengotoran udara

dan sudah mengembangkan perala tan dan mencegah bahan polusi yang kel~

ar dariplant. Walaupun begitu selama operasi gas pollutant (penye­

bab polusi ) atau yang berupa partike"l-partikelmasih dapat 10105 ke

udara.

Per-a tu ran uncukrnembata s'L keluarnya pollutant sudah ditetapkan secara

nasional. Asap dan partikel-partikel adalah perhatian utama dalam

. operasi asphalt mixing plant,

Pengendalian pengotoran udara danpengaturannyabiasanya termasuk sa­


tu kombinasi antara standard opasitas yang dibandingkan visuil dengan
pengukuran emisi cerobong. Cara standar visuil adalah satu grafik u~

tuk membagi-bagiasap dalam tingkat-tingkat kerapatan.


29

Ini digunakan untuk membandingkan secara visuil asap yang kelua+ tepat
di.ata:s cerobong dengan salah satu segmen kerapatan (. density ), perat~
ran setempat menetapkan kerapatan, atau· opasitas, jumlah angka yang ~~

dak boleh dilampaui) cara visuil tidak dapat menentukan dengan tepat
banyak bahan-b.ahan pengo tor sebab asap hitam kelihatannya lebih rapat!
padat dari asap putih untuk berat partikel persatuan isi yang sebanding.
Karena itu meteran elektronik yang lebih teliti dengan menggunakan se..!.
sel foto elektris ( untuk mengukur lewatnya cahaya) digunakan untuk
mengganti grafik opasitas.

Standar yang lebih definit adalah yang didasarkan pada banyaknya parti
kel-partikel yang keluar dari cerobong. Syarat-syarat yang paling
,~ umum menetapkan batastertinggi berat partikel persatuan berat atau
persatuan isi dar! gas yang membawanya. Macam standar lainnya menghu
bungkan banyaknya partikel yang keluar dengan berat material yang di
proses dalam suatu produksi.

Unit pembakaran pada asphalt plant mempunyai pengaruh yang sangat de ­


kat kepada potensi pengotoran udara plant - Pembakar ( burner ) yang
tersumbat, kotor dan campuran udara - bahan bakar yang tidak betul da
pat menghasilkan asap, scot dan produk-produk lain yang tidak diingin
kan yang berlebih-lebihan. Perhatian yang terus menerus terhadap ke
bersihan dan penyetelan burner dan perlengkapan-perlengkapan tambahan
lainnya adalah penting. Pengeluaran partikel biasanya dikontrol oleh
sistim pengontrol debu, ini dijelaskan pada artikel 3.12. Pengumpul
debu.

The National Asphalt Pavement ~ssociatiori memberi satan-saran pemeli­


haraan asphalt mixing plantuntuk memerangi pengotoran udara

Pembakaran :

Pembakar (burner) dan bahan bakar minyak harus s e LaLu dijaga supaya te

tap bersih. Bersihkan dan periksa setelan burner dan pelengkapnya se

kurang-kurangnya sekali sebulan.

Ganti Nozzle-Nozzle yang aus dan tersumbat, bersihkan saluran angin !

udara, berikan tekanan pengabut yang cukup dan suhu yang betul pada

30

pemanasan awal bahan bakar yang di,gunakan, dan harus dipastikan b aht

tidak seka Li.-ka l.f dryer dibebani secara berlebih-lebihan. Diperlukc

seringkali pemeriksaan, penyetelan dan pemeliharaan.

Pengumpul ke I . -Collector primer (Primary Collector)

Peralatan ini harus terpelihara baik untuk menjamin perujudan perfo]

mance yang tinggi.

Semua kebocoran-kebocoran dan sambungan-sambungan harus disumbat (SE

raIJat-rapat, dan kantong-kantong filter harus diganti secara rutine,

Keboco ran udara akan menyebabkan bertambahnya t enaga yang dibutuhkar

dan menyebabkanefisiensi yang rendah. Periksa karat-karat dan keat

.an-ikeaus.an •

.Scrubbers.

Nozzel penyemprot harus diperiksa dan dibersihkan sering-sering dar

. sumbatan-sumbatan untuk menjamin op~rasi yang paling effisien.

Periksa saluran-saluran air dan keran-keran I klep-klep kebocoran-keb

co r an dan kehf Langan t ekanan , Buang I bersihkan p enge r akan secara te

atur.

Sis tim Pengumpulan Debu yang. Terbang.

Pr~grampemeliharaan yang dijadwalkan diperlukan untuk menjaga supay

partikel yang bocor keluar tetap rendah. Semua saluran, pelindung ,

penutup ayakan getar, bucket elevator, timbangan hopper dan storageb

harus tersekap r apat ( seal ) untuk memberi insulasi udara b eb as ,

Periksa.dan pelihara kipas booster secara teratur.

Houskeeping.

Gunakan.semprotan air waktu menangani agregat dalam jumlah besar pad

waktu musim kemarau.

Jalarr masuk hila tidak diaspal harus secara teratur disemprot air at

diaspal tipis-tipis untukmencegah pendebuan. Harus hati-hati waktu

menumpahkan agregat untuk memperkecil debu yang terbang.

31

Pengotoran Air.
Kemungkinan pengotoran air pada aliran air/ juga harus menjadi perhati
an dalam operasi ~W. Pengotoran tersebut dapat terjadi bila kotora~

kotoran asphalt plant yang berbentuk slurry d Lb Larkan / dibuang kekali,


sungai atau aliran-aliran air. Kotoran~kotoran ( Contaminant) dapat
terdiri dari partikel-partikel 74 mikron dan yang lebih halus ( lewat
ayakan no. ZOO ), air panas, air yang mengandung asam sulfur, minyak
bensin, aspal, sabun atau persenyawaan lain yang biasa digunakan dise
kitar asphlat plant. Kolam pengendapan yang didesain dengan baik ad~

lah salah. satu, jawaban untuk masalah ini. Kolam tersebut harus cu ­
kup luasdan dibagi-bagi .sedemikian untuk pengendapan dan pendinginan.
Data-data untuk pembuatan kolam pengendapan tersebut dapat diperoleh
dad paberik pembuatan asphalt plant.

Cek List

Dryer dan Dust Collector

1. Apakah dryer dan dust collector sudah memeriuhi persyaratan

persyaratan ?

2. Apakah kekeringan agregat memenuhi persyaratan spesifikasi ?


3. Apakah suhu agregat masLh da Lam ba t.aa-b a cas yang ditentukan ?
4. Apakah komponen-komponen (pengering) dryer seimbang ?
5. Apakah pengering seimbang dengan komponen-komponen· lain?
6. Apakah pengukur suhu dipasang semestinya ?
7. Apakah alat pengukur suhu sudah diperiksa ketelitiannya ?
8. Apakah pengumpul debu dust .collector seimbang dengan pengering
( dryer) ?
9. Apakah material halus yang terkumpul dari pengumpul debu kem­
bali dengan seragam dan dengan jumlah yang diinginkan ?
10. Apakah digunakan air yang cukup untuk penyapu basah (wet
scrubber) ?
11. Apakah air cukup mengabut didalam pengumpul basah (Wet
Collector ).
12. Apakah filter kain berjalan / bekerjanya effectif.
13. Apakah air atau endapan-endapan dibuang s~mestinya: ?
32

. Pada Lapangan asphalt plant yang terbatas dengan sis tim pengendapanJ
asnya harus ditek~n seminimal~minimalnya, atau pada lapangan semental
dimana kolam.pengendap tidak dapat dibuat, maka tangki pengendap yan8
portable dapat digunakan. Tangki ini dibagi dalam ruang-ruang dan c
lengkapi dengan ran tal atau ulir pembuang air untuk merilbuang bahan ­
han yang padat dan untuk sirkulasi air bersihmelalui pencuci (washer

3.15. AYAKAN PANAS.

Agregat dari pengering ditumpahkan keayakan panas yang dipasang dtata


bin..
Fungsi ayakan adalah. untuk meriyaring I memisah.-misah agregat k.edalam
ukurarr-ukuran yang ditentukan dengan teliti. Untuk menj a Lankan tugas
Ini sebaik-baiknya .. Luas ayakan efektif harus cukup luas untuk menang
ni pernasukan agregat secara maximal. Karena itu kapasitas ayakanhart
sei~bang dengan komponenlain m~xing plant, seperti dryer dan pugmill
Kapasitas ayakan tergantung da.ri type, luas dan kebersihan dari ayaka
dan mudah sulitnya agregat disaring I diayak. Sebagai akibatnya, ban)
nya ton perjam yang diproses permeter persegi' dari luas ayakan akanbe
beda-beda. Tabel 111-1 adalah pedoman umum ~ntuk menentukan kapasit,
ayakan.; : Ini'dapat digunakan untuk agregat yang kering d imana panyumb.
tan, basahnyaagregat atau lain-lain tidak terdapat. Pada tabel inl
dianggap bahwakira-kira 25% dari beban ayakan tertahan. Sebagai c~

t oh , untuk kapasitas 100 ton per jam ( 91 ton metris per jam) jumlah
agregat totalpada ayakan adaLah 133 ton per jam ( 120 tonmetris ).

3.16.EFFISIENSI AYAKAN

Kondisi danbersihnya ayakan akan menentukan effisiensi. Bila luas


'ayakan kurang efektif karena banyak lubang-lubang ayakan tersumbat,
atau bila lebih banyak material yang'dimasukan melampaui kemampuannya,
biasanya b-erakibat melimpah ( carryover ).
Aus yang oerlebihan akan menyebabkan lubangnya bertambah besar, yang
menimbulkan adanya ma.terial oversize pada bin.
33

Biasanya jumlah ove~size yang sedikit tidak merugikan dengan sarat ba~

wa jumlahnya tidak berfluktuasi berlebihan atau tidak melebihi spesifi

kasi.

Pada beqerapa keadaan eEektifitas ayakan dapat diperbaiki dengan mengg~

nakan ayakan yang mempunyai kawat yang diameternya kecil atau bentuk lu

bang yang lain seperti ayakan petak ( slotted screens ).

Distribusi agregat yang merata kese1uruh leba~ ayakan juga akan mempe~

tinggi efisiensi.

TAB E L III-l KAPASITAS AYAKAN GETAR.

Ukuran ayakan
.TPJ perkaki T/J untuk Ukuran dek
lubang . perse~i 3ft x 8ft 4ft x lOft 4ft x 14ft

No. 8 1 1/4 30 50 70

118 M
(3) 17 mm) 1 1/2 36 60 84

3/16" (4,76 mm) 2 48 80 112

1/4" (6,36 mm) 2 1/2 60 100 140

3/8" (9,52 nun) 3 1/4 78 130 :1,82

1/2" (12,7 mm) 3 3/4 90 150 210

5/8" (15,9 mm) 4 1/4 102 170 238

3/4" (19,1 mm) 4 3/4 141 190 266

7/8" (22,2 mm) 5 1/4 126 . 210 294


1 11 (25,4 nun) 5 3/4 138 230 322

Catatan Angka-angka pada tabel ini bukan ha~ga maximum atau minimum
yang diharapkan.
Kapasitas akan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk k~

dar air, gradas!, beban ayakan VS yang 1010s dan besarnya


kawat saringan.
t / j = 'Ton / jam
.'
34

Faktor konvetsi ke Metris


merubah dari kepada kalikan

t! j ft2" Hetris T/ J per cm2 9,7651


ft' m 0,3048
t/ j ukuran dek, Ukuran dek metris 0,9072
35

TAB E L 111-2 EK!VAtE~ LUBANG AYAKAN.

f
: Ukuran ayakan Arnerika Serikat Ukuran kenyataannya dari lubang

I ayakan getar *)
inci rom inci rom
1
No. 10 1/12 ( 2 )

No. 8 1/10 ( 2,5 )


. No. 7 1/8 ( 3 )
No. 6 5/3.2 <. 4 )
No. 5 3/16 <. 5 )
No. 4 1/4 ( 6.)

1/4 <. 6 ) 5/16 ( 8 )


5/16 <. B ) 3/8 (10 )
3/8 . <. 10 ) 7/16 <. 11 )
7/16 (11 ) 1/2 (13 )

1/2 <. 13 ) 9/16 (14 )


9/16 <. 14 ) 5/8 (16 )
5/8 <. 16 ). 3/4 ( .19 )
3/4 (19 ) 7/8 (22 )
7/8. <. 22 ) 1 <. 25 )
1 (25 ) 1 1/8 (29 )

1 1/8 <. 29 ) 1 1/4 <. 32 )


1 1/4 (32 ) 1 3/8 <. 35 )

I 1 3/8 (35 ) 1 1/2


1 5/8
(38
<. 41
)
)
1 1/2 <. 38 )
I· 1 5/8 <. 41 ) 1 3/4 (44 )
I 1 3/4 (44 ) 2 (51 )

.2 (51 ) 2 1/4 (57 )


II 2 1/4
I (57 ) 2 1/2 (64 )

*) Untuk memisahkan agregat menurut ukllran ayakan tertentu yang di


gunakan waktu testing, kawat-kawat saringan dengan 1ubang yang
1ebih besar digunakan·da1am ayakan AHP.
36

3.17. HELIHPAH· ( Carry Over )

Helimpah aclalah pemasukan / p engendap au material pada bin yanglebih


Lus dari yangditentukan. Bila lubang aya kan . tersumbat, atau b LLa
Lalu banyak material masuk kedalam ayakan, makabanyak butir-butir
sehar usnya 1010s saringan .t ap L meloncati butir-butir kasar / t e rb awa
dan jatuhkedalam bin yang diperuntukan untuk butiran yang lebih beE

..
1 J .l
y y
J ,l
T

r
, I

~
I
l I

.,­
I
r ,,
I

'"'= I I ,'I
I r
,
I

-------- r
. ... .. .. - ­ -. i-< :>­
.. -- ... - .. _-­ j--"'-"--­
,t ­ : JI ­ ~

~
,r
v::::::
-e: - ~
If j-----------:T~\ ---~
i~'
,I
I

. ; I I I
~ ;:.-. • I ; t

)
I I I I

. I I ~ I

'"""y-~: \ I ,
.:: t I
r
'f y
. ~-----.------J
':>
)
K----~-#

'y

'I
." J
1
"

Garribar III-l2 Ayakan Yang Aus

Pelimpahan yang berbeda-beda akan rnenyebabkan tidak seragarnnyagrada ..


siagregat dan gradasi campuran, pelimpah yang berlebihan akan menam­
bah jumlah agr egs t ha1us dalam campu ran , dengan begitu akan meriamb ah
37

luas perrnukaan~utir yang harus diselimuti aspal, carryover yang be£

lebihan atau fluxtuasinya akan kelihatan dari analisa saringan yang di

buat pada isi masing-masing bin. Tindakan pembetulan adalah dengan

membersihkan ayakan, mengatur banyaknya pemasukan agregat dari bin lu­

ar atau kombinasi kedua-duanya ; pelimpahan ini akan sering dialami p~

da bin no. 2 dan biasanya bila luas screening halus ( bin no. 1 ) ter

batas.

Sejumlah pelirnpahan diperkenankan pada penyaringan yang nonnal, dan

jumlah yang diizinkan pada tiap-tiap bin biasanya ditentukan.

Disarankan untuk perneriksaan visuil kebersihan ayakan tiap hari, lebih

baik sebelum operasi dirnulai. Bila keadaan mengharuskan ayakan har us

dibersihkan.

3.18. BIN PANAS (Hot Bins 1

Bin paberik menyimpan semen tara agregat yang sudah dipanaskan dan dis~

ring d~lam beberapa fraksi yang diperlukan. Bin harus cukup besar u~

tuk menjaga jangan sampai kehabisan bahanwaktu ~edang operasi penuh.


Pemisah-pemisah bin harus rapat, tidak ada lubang dan tingginya cukup
sehingga agregat tidak bercarnpur aduk.

Masing-masing bin harus dilengkapi dengan pipa pelimpah ( overflow )


untuk mencegahagregat masuk ke bin lain. Pelimpah'C overflow) juga
mence~ah terlalu penuhnya bin sampai ayakan getar menumpu diatas agr~

gat. Ini akan menyebabkan carryover yang berat dan kemungkinan meny~

babkan kerusakan ayakan.

Keluarnya pelimpah harus sering dicek untuk meyakinkan agregat yang k..§..
Luar mengalir bebas ( free f LowLng ) ,hila terjadi percampuran maka pe­
ngendalian gradasi akan cusak, seperti terlihat dari analisa saringan
yang dilakukan secara rutine untuk memeriksa material bin panas.
38

KEAMANAN

1. Harus ada, tangga yang tertutup dan terlindung kesemua


bagian mixing plant.

2. Semua tangga harus ,ada / mempunyaL sandaran C. handrail )

3. Topi helm ( topi keras) harus dipakai.

Kadang-kadang material agregat halus berkumpul disudut-sudut b


Bila bahan-bahan halus yang terkumpul,ini keluar, ini mengakibatkan
teria1u banyaknya material halus pada campuran.
Lepasnya material halus ini terjadi biasanya bilaagregat dalam bin'
pakai / dikosongkan sampai kedasarnya. Keadaan ini dapat d Lh Ll.angkai
0dapat
dengan mengelaskan plat pada sudut-sudut bin sehingga 90 diJ
langkan.

Keringatan terjadi hila uap air dalam agregat dan diudara berkonden~

si pada dinding bin. Ini biasanya terjadi hanya waktu pada permulac
operasi atau pada waktu ,agregat pemanasannya kurang menyeluruh.
Keririgatan akan mengumpulkan debu dimana bila keluar tiba-tiba akan
menambah fraksi halus yang berlebihan pada campuran.
Halangan-halangCin lainnya untuk mendapatkan campuran yang baik adala
termasuk kurangnya material pada bin yang satu atau kelebihan pada
bin yang lain, pintu penutup ( gate ) yang sudah aus pada dasarbin
sehingga ada'bocoran-boco"ran agregat' ke hopper timbangan, pengering
an agregat yangtidakbaik, dan perimbangan yang tidak cocok.

Kekurangan atau keleb ihan bahan pada bin dapat disebab kan oleh tidak
.t epa tnya penye t e.Lan cold bin, penyaringan yang t Ldak sempurna atau k
kurangan pada bahan b akunya , Segera setelah sebab-sebabnya diketahu
maka tindakan pembetulCin ( korektif ) dapatdiadakan seperlunya.
39

3.19. PE~WAl·mILAN coxton DARI BIN

Hampir semua Asphlat plant hotmix yang modern pasti dilengkapi dengan

alat-alat untuk pengambilan contoh agregat panas dari bin - Desainnya­

berbeda-beda tapi fungsinya sarna ialah untuk membelokan aliran agregat

dari feeder, atau pintu ke wadah ( container) contoh.

Pada batch plant, tempat yang paling baik untuk mengambil contoh ada ­

lah da~ipintu waktu material ja~uh ke hopper timbangan.

Pada plant continous, tempat yang paling baik untuk pengambilan contoh
ada.lah dari apron feeder waktu material masuk ke elevator yang menuju
ke pugmilL Fasilitas-fasilitas pengambilan cont.ob perrt Lng dibuat dan
ditempatkan sedemikian sehingga contoh yang didapat akan mewakili mate
rial dalam bin.

K E A MAN A N

Pipa pelimpah bin harus mengeluarkan material ke sebuah kenda


raan atau penerima yang sesuai.

Waktu material mengalir keatas ayakan, pasir-pasir yang lebih halus j~

tuh kedalam bin yang dekat dan butir-butir yang lebih kasar jatuh ke
tempat yang lebih jauh lebih-lebih pada bin no. 1 (gambar III-13).
Bila material dikeluarkan daribin dengan membuka pintu p8;da alasnya,
.al Lran material terdiri dari material halus pada satu sisi dan materi
al kasar pada sebelah lain.

Keadaan ini kritis untuk bin no. I ( bin fraksi halus) karena kebu

tuhan as pal sangat dipengaruhi oleh material bin ini.

Karena itu penempatan alat-alat untuk pengambilan contoh dari aliran

material akan menentukan apakah contoh yang did3pat akan terdiri dari

bagian material halus, bag ian material kasar atau apakah akan.merupa­

kan contoh yang secara t epa t mewakili seluruh material yang ada dalam bin.

t'
40

Terjadinya -p er Lap fs an Y St r a t Lf Lkas L ) besarnya butir didalam bin ut


tuk material halusdapat disebabkan oleh variasi gradasi dipenimbu~

art ataufeeding agregat dingin yang tidak teratur.

Bilaterdapat:segr~gasiseperti itu, tidak akan bisa didapat tontoh


yang mewakili walaupun alat-alat pengambilan contoh digunakan secan
tepat. '

, '
. . ' .

:3.20 .PEMBAGIAJ.'l: BIN PANAS.


, ,

Sebelurn contoh diambil da r i, bin panas, AMP harus dijalankan sampai c


rasi normal. ,Analisa saringanharus dilakukan untuk con toh dar I t Laj
tiap bin dengancara p~meriksaan ( prosedur ) yang ,sudah disetujui
.., .

',

o 1E~h AASHTO.

:.".
;; i.:
~ ...
' .'
Hasilnya harus dicatat pada forrnulir seperti diperlihatkan pada Appe
dix D. Kemudian perbandingan bin yang optimum harus ditetapkan unt
mendapatkan suatu kombinasi gradasi yang akan sesuai sedekat mungkir
de~gan resep campuran pekerjaan ( Job mix formula ).
Bila percobaan pertama 'memb erikan hasil yang b ervarias i j auh dari j c
mix formula, maka prosentase yang ditetapkan untuk tiap-'tiap bin hat
disetel lagi sehingga mendapatkan grafik gradasi yang betul.
Appendix D memberikan contoh yang menggunakan 4 bin.

Gambar III-13 Segregasi material didalqm hot bin.


41

Chek List.
;
!
Ayakan Panas dan Bin Panas i
!i
( dot Screen dan Hot Bin) I

1. Apakah kapasitasayakan mencukupi untuk menangani pema~ukan II


maximum dari pengering ( dryer ) ? !

, I

2. Apakah ayaka!l bersih 1 i


3 . .Apakah ayakan sudah aus atau patah ?
4. Apakah efisiensi ayakan memenuhi spesifikasi ?
5. Apakah pelimpahan ( Carryover ) tidak menentu atau ber

lebihan ?
6. Apakah pembagian bin baik ?
7. Apakah pelimpahan <. over f Low ) mengalirnya bebas ?
8. Apakah timbangan bin terpe1ihara ?
9. Apakah pintu untuk pengambilan contoh memadai ?

3.2L PENGUKURAN TANGKI ASPAL

Pengukuran aspal dan penambahannya didalam tangki penyimpanan pada p~

gi dan sorehari akan memberikan angka-angka berapa banyaknya aspal


yang dipakai dalam satu hari operasi. Kadang-kadang pengukuran yang
lebih sering lebih baik. Pengukuran-pengukuran ini dibandingkan de
ngan beratnya batch dan banyaknya batch (seperti dapat dilihat dalam
~ormulir pencatatan) dapat memberikan garnbaran apakah pemasukan a~

pal dapat terkontrol dengan baik. Perbedaan yang besar dari angka ­
angka tersebut akan mernberikan petunjuk adanya ketidak baikan, harus
dilakukan penyelidikan tangki penyirnpanan, sis tim pemasukan, penimban£
an, dan mernbetulkannya.

Bila da!am pengukuran aspal.berat,aspal dihitung dari volume maka suhu


aspa! harus diarnbil pada waktu pengukuran atau pada waktu penggunaan
dan volume yang dihitung harus dikoreksi sesuai suhu.
.' 42,

3.22. PEHANASAi'f DA.!.'r SIRK:U1.ASI ASPAL

Persediaan harus 'dibuat untuk menjaga sirkulasi aspal melalui sistim


pemasukan ~anpenyimpanan. Semua tangki penyimpanan, pipa peaiindah
, potnpa-spompa dan ember-ember penimbangan harus mempunyai koil a t.au ja'
ket pemanas untuk menjaga agar aspal suhuuya'tetap pada tingkat yang
diperlukan. Pipa balik yang mengembalikan as pal ke tangki peny lmparu
harus .seLamanya dibawah permukaan aspal dalam tangki un t uk menc.egah (
si~asi aspaL
Untuk menghilangkan hampa udara pada pipa waktu pompa dibalik, dua
atau tiga buah slot tegak lurus harus dipasangkan pada pipa balik dj
dalam tangki, tapidipasang diatas permukaan yang paling tinggi dari
aspal dalam tartgki. (, Gambar III-16).

Te!"!llometer yang terbungkus metal atau-pyrometer dengan pencatatnya (,r

corder) ha rus dipasang d Lda.Lu.. saluran aspal, deka t klep pembuang ( d

dalam unit pengadukan) untuk menjamin terkorttrolnya temperatur aspa

Suatu klep,atau spigot yang sudah disetujui harus dipasang didalam

tangki atau pada sistim sirkulasinya untuk pengambilan con t oh aspal.

Sebelum contoh diamoil mika aspal harus dibuang dulu secukupnya supay,

contoh yang mewakili dapat diperoleh.

Bila suhu aspal diJaga dengan sirkulasi mihyak panas maka garis penuE:o

juk dari minyak pemanas harus sering-sering diperiksa. Bila garisdyl

't urun , Iia rus dIp e.r Lks a akan adanya keb oco r an minyak kedalam as pal yan;

d Ls Lmpan.,

Keamanart

L 'Tidak boleh ada bocar pada saluran / pipa uap atau pada
jacket saluran distribusi aspal.
2. Kran / klep pengaman harus dipasang diseluruh sa Lur an uap
3. Saluran minyak pemanas tidak boleh bocor.
43

HAHOLE

o
6"{;52oml
ALTERHATE
POSITION OF
HAIjOLE
Slotted opening should be \
ta:llJrod to thema x irnum
size of aggrega te boing
sampled.

Gambar III-14 Alat-alat untuk pengambilan


contoh Agregat.
.. 44

SAFETY
. Metal rods should be

installed for sliding

sampling device into

flciWiogmate~-,:.~,=,=._.~.~~t'l':~~I~
. ~!.f1.... ~

Gambar III- 15 Cara Penggunaart yang betul


alat - alat pangamb Ll, contoh.

Gambar III - 16 • Pipa balik aspal


( Asphalt return line )
45

3.23. TEHPERATUR CANPURlu'L

Aspal dan agregat kedua-duanya harus dipanaskan dulu sebelum diaduk I


dicampur didalam pugmill. Aspal dipanaskan supaya cukup cair untuk di
pompa, dan agregat dipanaskan supaya kering dan cukup panas untuk mem­
pertahankan cairnya aspal wakt u menyelaputi butir-butir / partikel-pa:.E.
tikel.

Aspal adalah bahan termoplastis yang viskositasnya bertambah turun de


. . ~
ngan bertambah naiknya
.
suhu. Hubungan antara viskositas dan suhu mun£
kin tidak sarna untuk tiap-tiap jenis aspal atau grade aspal.
Suhu agregat merigon t ro Lj' menentukan suhu campuran, dan suhu campuran
"
biasanya ditentukan. Tapi karena adanya variasi viskositas dan ada

faktor-faktor 1ainnya, penentuan suhu saja tidak cukup untuk pengguna

an aspal secara efektif. Karakteristik dan gradasi agregat harus di

pertimbangkan / diperhitungkan, seperti apakah partikel-partikel agregat.

itu porous atau rapat dan apakah campuran bergradasi rapat ( dense gr~

Jed) atau gradasi kosong ( open graded). Pertimbangan lain adalah

suhu yang diperlukan untuk mengeringkan agregat secukupnya untuk mend~

patkan campuran yang memuaskan dan apakah suhu tersebut cukup atau

tidak untuk mempertahankan viskositas aspal yang dibutuhkan untuk pen

campuran yang efektif.

Pencampuran harus dilakukan pada suhu yang serendah-rendahnya yang rna

sih praktisuntuk mendapatkan coating as pal yang sempurna pada permuk~

an partikeldan untuk memberikan campuran workabilitas yang memuaskan*).

Karena itu pencampuran pad a suhu berapapun dibawah maximum yang mengh~

silkan pencampuran dan coating yang baik harus diizinkan.

Tabel A-5, Appendix A, adalah pedoman untuk digunakan dalam menentu­

kan suhu campuran.

*) Suhu campuran ditentukan segera sesudah campuran jatuh .dari pugmill.


46

Cheek'List

P~manasan Aspal, Sirkulasi dan Suhu campuran

1. Apakah untuk pengukuran aspal dipanaskan sampai suhu yang


cukup ?
2. Apakah sudah diperiksa s:emua kebocotan saluran-saluran ?
3. Apakah saluran balik aspal 11da d ib awah permukaan as pal
dalam tangki.
4. Apakah dipasangslot pada pipa balik yang masih dalam
tangki dfa t.as garis / permukaan aspaltertinggi ?

I 5! Apakah t amper at ur campuran yang sudah ditentukan dan kom­

p onen-komponennya <e tap t e r j aga ?

3.24. KONTROL MINERAL FILLER

Bila mineral fillerditambahkan kedalam campuran berapa jumlahnya yal


digunakan harus sering dicek. Bila filler didatangkan dalam kantong
kantong (. zak ), cara-cara berikut dapat digunakan.

1. Setelah t ruk diisi penuh, lihat apa kah hopper filler penuh atau tj
dak untuk seri campuran yang akan diperiksa.

2. Hitung berapa kantong filler yang dimasukan waktu pengisiantruk


percobaan. Perhatikan ba:hwa hopper fillerharus tetap penuhpada
akhir percobaan.

3. Banyaknya kantongyang dfmasukan selama test dikalikan dengan b er a


filler tiap ,kantong sama dengan berat filler dalam campuran perco­
.,
baan.

4. Berat filler, dibagi dengan be rat; agregat kering kali 100 adalah
sarna, dengan prosen filler.
47

CONTOR

Percobaan dilakukan selama produksi 4 truk campuran. Berat netto


adalah :
12,150 lb ( 5, Sl1 kg )
12 ,079 lb ( 5,479 kg )
12,240 lb ( 5,552 kg )
12,208 lb ( 5,537 kg )

Jumlah : 48,677 lb ( 22,079 kg ) campuran yang dihasilkan selama


pengecekan filLer. Selamatruk dimuati, 23 zak filler dimasukkan ke
da Lam hopper filler uncukmenjaga / mempertahankan tetap penuh. Tiap
zak berisi 80 pound (,26,3 kg) filler ..

80 x 23 = 1,846 ( 36,3 kg x 23 = 834,6 kg ) filler.


48,677 x 0,055 - 2,677 lb ( 22,079 ~g x 0,055 = 1,214 kg ).
berat aspal dalam campurantoCal.

48, 677 - 2 ,,677 ~6,OOO lb ( 22,079 kg - 1,214 = 20,856 kg ).


agregat dan filler.

ioo (1,840 ;. 46,000) 4,0% [100 (834,6 : 20,815) = 4% ]


mineral filler dari campuran kering.

Pengecekan filler ini harus dilakukan selama periode pengisian bebera


pa truk. Hal ini akan memperkecil kesalahan dalam menaksir berat
filler dan jumlah zak yang sebagian sudah terpakai (tidak penuh), dan
kesalah taksiran bilamana (kapan) hopper penuh rata pada permulaandan
akhir ceking.Aliran filler harussering dicek secara visual. Corong
pemasukan filler adalah kedl dan benda asing, lebih-Iebih ke r t as peE!.
bungkus filler akan menghalangi aliran dan akan banyak mengurangivo­
lume filler yang ditambahkan kedalam campuran. Juga kadar air/basah
akan menyebabkan penggumpalan yang akan menghalangi ali ran, tindakan
harus'diambil untuk menjaga supaya filler tetap kering.
·

Bila £iller didatangkan dan disimpan dalam bulk, biasanya tidak p r.


tis mengukurvolume-nyadi penyimpanan. Kalibrasi pemasukan dan pel
bangan harus dicek dekat-dekat dan sering-sering.

A. BATCH PLANT

( Lihat gambar 111-17 untuk diagram a1iran )

3.25 . HOPPER TIHBANGAJ.~ AGREGAT

Pada batch plant agregat ditumpahkan dengan pengaturan yang sudah


tentukan terlebih dulu .dar L bin panas kehopper t'Lmb augan clengan pe
bandingan yang diperlukan untuk membuat 1 batch campuran - Hopper
nahan agregat s ement.ara - sampad, pugmill kosong dan siap untuk batc!
berikutnya - Kemudian pintu membuka dan menumpahkan agregat keda1ar
.pugmilL
'Hopper timbangan, seluruhnya tertutup pe1indung debu, tergantung paa
batang timbangan sedemikian sehingga gerakannya dapat bebas.

3.26. MEME~IKSA TIMBA~GAN

Seb e Lunr-p Lant; dija1ankan, timbangan agregat dan timbangan as pal haru.
d{cekdenganbeban s t andar , Biasanya beb an standar sebanyak 10 buah
a 1 22,18 kg sudah mencukupi.

Biasanyahampirsemua spesifikasi menyebutkan bahwa kontraktor harus


menyediakan beban standar tersebut.
ASPHALT BATCH·MIX PLANT
J
B K

R
N o
A COLO AGG~£GATE nOR"O£ o GRAOATION CONrfldL UHfT H \iibrltlttg .a"n" ..pa~'I' • ..,..~l" Inla N at'\ I.M.!_ undtr alld Ui", hi' i1di"ttlbl.
AND flED s.PlJuai•• Ind SI"," dljlrd _''''.glle. M.... P101"' Ii ... tnd r.a;.~ av.,.i•• ~ Gil ... wid, .&tIIJlI 01 conl,cl bIIWHn ..""
SI0'" aWOf'lfIIl.and .C~"l'ly 1.1d, Ih' ur..... It t.ikI, Iht (~u"aJ ,moUftl ot •• d\ • ArId blh mill Ifni',. void••
",,";'Id illl1tCU.lnl 01 .ch ,"I 10 "",.,nalli nl. I M,Nul'III.. '~I ,." "rillolfn'v ht "'..
~n.'.t1i I"'IUIC' 'lilt .W'.~t.l" gte.""nn c:lllllli&:ll""''''' o n"d'''u(IIIPU '.ed., und., tlant bini N'
ulln. ~iu.J.bI. Q*" ••.
Grillly IIICUIl;11d,y•• hom QUI,i,. "INI "tllIl bini UOfI ~'g.lc •. la, tunlh'-UI
B DRnR lorlitn " .. ",. .. 1. oplrl'ion. P fli'llh\.l drOP .glll-o-I- In uniform ...il
~lItinUUullkh~of 1911";&'1 fee.h," mu"
ItI(ough Ulrna ~pd '''''1 e-,n 'Of ...,.....
mum"'r )lIng thloogh dille' conl.CI wilh
K W.lgh-t!OPP'W me,",u"_II til.., 0' '8111. d,ylng.
f Au"iIWI'(.iI liuen Inlnj,niOl:,.. I:hnt nulMntl gil'. Ineludlnil min.,.l UU•••
tMRlt-aMlho, I ...... uth 'gllll.~t. PJllleli a ecile.Chd Un_. I.d by la." eon ....yu' 10
'n plllni " ••.
I.. ..,....dly 'IIIPO~,J '01 er"lln dlyinll.
. .. ,J.ell.l.d ''PhI11 lli'oOIigh~ue"'1 n....."".' bo.DtoJ hal .Iwwalor.
CUII.C' .mount ot • ."hln tOI .ICIt NI~.
C OUS1 COLL~C10R G F.1l d.wlopi conlrolltttJ PI_nd .i,'low R M.i~ul filt. 1.ldlnll.nd m.....'lnV
HIl;QltIlIli lin .. Ihtll mlIY b. rltu,"~ to lh. 'ordly~e:o,nb"ulo,l•.,...m.1Id dUll M Tl¥in111.h j:!ugmill thu~o""tll ..."".11 tyu.m '10'" mal.dal ~ll1ro"nd 1.......1.
mI".III.q"if.d. coll.ctor. mlt,11 MI.

Gambar III - 17 Asphalt Batch Mix Plant.


.p­
1.0
56

D'Lb eb e r ap a daerah dmbangandipet'iksa I dicek oleh jawatan resmi p erne­


rintah. Tapi ini tidakberarti bahwa ,teknisi AJ.'1P bole.h lepas tang .
gung j awabnya terhadap ketelitian timbangan.
Bila plant sudah dipersiapkan dan timbangan sudah dalam koridisi opere
si, bin harus diisi sampaa penuh.Setelah menunggu sampaL 24 jam un
tuk memberi kesempatan kepada plant untuk settle, timbangan harus di
"
periksasebagaiberikut

Sistimungkit~ pisau-pisau bantaIan:"bantalanharus diperiksa kebersih


annya dan untuk melihat bahwatidak ada bagian bergerak yang lengket
satu sama lain. Jarum dial harus menunjuk angka nol tanpa ada be.ban
dan harusseimbang dengan bebas waktu pemberat ringan diletakan.
Percobaan pembebanan dilakukan dengan mencantolkan pemberat uji lang­
sungkepada hopper timbangan, kemudian percobaan diteruskan sampai p~

berat maximum yang harus ditimbang pada hopper timbangan~

Proseduryang sebetulnya adalah sebagai berikut

Sewaktuayakan sedang berjalan, letakan 226,80 kg pemberat uji, di


usahakan diletakan ditengah-tengah sedapat mungkin, dan catat pernba~

an ja.rum penunjuk setepat-tepatnya. Pindahkan pemberat uji dan tamba!


kanagregat sehingga seimbang I betul dengan pemb acaan tadi. Ulangi'
prosedur ini sampaiberat total I batch dicapai. Catat semua data-date
da'Lam tabel berikut
51

KALIBRASI T1HB&~GA...~

I· penambahan

Nomor
. Berat sebenarnya=
berat gabungan
Pembacaan Ja
rum penunjuk
. Kesalahan Timba-
ngan
I
pemberat Uji. +
agregat
1bs* Pounds* Pounds* %

1 500 502 + 2 + 0,4


2 1.000 997 - 3 - 0,3

3 1.500 1.501 + 1 + 0,1


4 2.000 2.000 tidak tidak
ada ada

5 2.500 2 ~ 49·5 - 5 - 0,2

6 3.000 3.000 tidak tidak


ada ada

*) Untuk merubah dari pound menjadi.kg.


Ka1ikan dengan 0,45359 .

Harus dicatat bahwa berat sebenarnya 2.500 pounds. (1.134,0 kg) diatas ho£.
per tercatat 1 angka menunjukan 2.495 pounds' (1..131,7 kg) kesalahan = 5
pounds (2~3 kg ) atau 0,2 persen. Kesa1ahan timbangan kadang tidak
menentu., . dan dapat berkisar antara plus atau minus dari satu penambah
an pemberat ka1ibrasi ke penambahan berikutnya.

'Pemeriksaan sensifitas jarum penunjuk harus di1akukan pada tiap-tiap


penambahan pemberat sebesar 500 pounds ( 226,80 kg) selama percobaan
pembebanan. Ini di1akukan dengan menambahkan pemberat uji seberat 5
pounds ( 2,27 kg). Waktu penambahan, pember.it harus ada reaksi jarum
penunjuk yang cepat, atau kalau tidak timbangan harus direparasi de
ngan memberikannya atau menajamkan pisau penyangganya sampai peka ter
hadap penambahan beban seberat 5 pounds ( 2,27 kg) pada se1uruh 1in£
kup penggunaan timbangan.
52

·'
Bila timbangan tidak dapat memenuhi syarat ketelitian atau kepekaan ill

ka operasi .~~ tidak diperkenankan dirnulaisampai penyetelan atau


'penggantian seperlunya telah dilakukan.
Setelah plant berjalan, timbangan batch harus dicoba pada interval t
tentu untuk merne r Lksa ke seLmbangan wakt;u kosong, kemudian menLmb ang
I
batch dan tambahkan 4 buah a 50 pounds beban ini dan koreksi apakah
pembacaan jarum penunjuk bertambah 200 pounds ( 90.72 kg ) ..

Timbangan a s pa L dikalibrasi dengan cara yang sama , tapi hanya dLper Li


kan penirnban.gan satu kali saja. Pernberat standar dicantolkan atau
letakan padaember aspal clan pembacaan dicatat pada tiap-tiap penamb<
, '

an pemb era t; EnL diteruskan sampai berat sedikit lebih besar dari bE
rat aspal yang diperlukan untuk 1 batch campuran. Timbartgan aspal
bila setela~nya b~tul harus menunjuk harga yang sama dengan jumlah pE
. berat uj i yang dLgunakan , Bila kesalahan timbangan melebihi batas sp
.s Lf Lkas i, yang diij inkan, operasi plant t Ldak boleh dimulai sampai tirr
bangan disetelkembali atau harus 'direparasi oleh seorang teknisi yan
, .ahli( qualified).
Berat bersih ember aspal harus diperhatikan baik~baik, harus dilihat
apakah ember betul-betul kering dan dapa,t rnengkonpensasi aspal atau d
bu yang mel.ekat , Ember aspal harus ditara pada permulaan operasi t,i
ap harinya dan dicek setelah beberapa adukan ditUffipahkan. Sering kal
aspal akanmenumpuk pada sisi dan sudut ember dan akan mengeras dalam
waktu satu malam. rni akan mempengaruhi berat bersih atau akan meng~

rangi berat as pal yang sebenarnya didalam campuran.

Catatan

Untuk pemb acaan nolyang tepa t , timbangan aspal tidak boleh


.' dicek sampai sis tim .pemanas C md.nyak pemanas atau uap ) sudah'
sirkulasi sekeli1ing ember aspal dan pengaduk ( mixer).
53

3.27. METERfu~ ASPAL.

Bila menggunakanalat perigukur meteratl, alat tersebut harus diperiksa


ketelitiannya. Ini harus dikerjakan dengan mengalirkan as pal dari pi
pa semprot langsung ke container yang sudah diketahui volumenya.
Perbedaan pembacaan sebelum dan sesudah pemompaan akan mencek volume/
banyaknya aspal yang dipompa ke wadah ( container ).

Cara lain adalah dengan memompa aspal yang banyaknya tertentu kedalam .
wadah yang sudah ditara, kemudian ditimbang. Berat aspal pada 60 0 F
(15,6 C ). yang dikonversikan dari volume aspal sebagai perbedaan pem
bacaan setelah dan sebelum dipompa adalah sama dengan berat aspal yang
ditimbang pada wadah. Banyaknya aspal yang dipompa kedalam wadah ha ­
rus kira-kira sarna ( volume atau berat) dengan banyaknya aspal yang
digunakan untuk 1 batch campuran.

Beberapa jenis meteran ( pengukur ) aspal mempunyai alat pengqkur suhu


yang dapat mengoreksi mengalirnya aspal bila suhu berubah~ Bila meter
an tidak memakai pengukur suhu seperti tersebut. maka pemasukan aspal
harus disetel untuk perubahan suhu aspal. Perubahan suhu akan mempe­
ngaruhi berat aspal yang masuk ke pugmill, bila suhu terlalu rendah
aspal yang ma,suk akan terlalu banyak, bila suhu tinggi aspal yang masuk
akan terlalu sedikit.

Tangki penyimpan aspal harus ditempatkan diatas permukaan inlet pomp~.

Kalau tidak demikian pompa pemindah ( transfer) harusdipasang tepat


diatas pompa meteran untuk menjaga aliran aspal yang merata.
Semua sambungan-sambungan pada sis tim ini harus mempunyai seal yang
.rap a t; untuk mencegah udara mas uk kesaluran / pipa-pipa.

3.28. URUT-URUTA1~ P~~SUKAN AGREGAT DARl BIN KE HOPPER.

Kecuali bila plant dilengkapi sehingga agregat dari bin dapat ditumpa~

kan bersama-sama, maka agregat harus ditumpahkan dari bin berurutan


mulal dari fraksi yang paling kasar kemudia~ ke fraksi yang lebih ha
Ius dan filler mineral ditambahkan paling akhir.
54

Dengan pemasukan agregat seperti ituakan.terjadi pencampuran waktu


agregat tersebut ditumpahkan ke mixer, lebih penting lagi agregat ka
, ' ,

sar akan mengendap pada dasar mixer sehinggamenjamin pencampuran yar


menyeluruh(seksama. Urut-urutan lain dari bin dapat dipergunakanb:
la pengalaman sudah membuktikan bahwa dengan urutan itupencampuran
akan lebih e£ektif.

Sebelum pemasukan agregat dimulai, material yang cukup untuk, batch 1


rus tersedia dulu dalam hotbin.Bila ada salah satti kekurangan, ata(
kelebihan maka feed dingin harus disetel dengan segera.

3.29. PENYALURAN: ,ASPAL.

Aspal harus dimasukkan dan disebarkan secara merata dan cepat kedalar
mixer, apabila tidak demikian akan dLhas Ll.kan campuran yang tidak 51

ragaIIi.

3.30. KLEP· OPERAS!.

Klep penutup aspal harus diperiksa, klep-klep tersebut harus dapat ~

nutup rapat sehingga tidak ada aspal yang menetes lagi setelah juml~

as pa.l yang dikehendaki sudah dituangkan dari ember penimbangan-.


Bila di~urigai terdapac pembagian aspal yang tidak merata, pugmill h,
rus dis top dan contoh yang diambil darisebelah sisi dan t engah - ,'t~
ngan pugmill dijejerkan dan diamati dengan diterangi kuat-kuat dan d­
b and Lngkan , juga canton dapat dibawa ke laboratorium untuk analisa s:
r Lngan,

HampLr semua hotmix asphalt plant yang modern menggunakan pengaduk


.( mixer) pugmill. Pugmill ini terdiri dari as, kembaryang diberi
sudu-sudu un tuk dapat mengaduk secara merata. Bagian-bagian u t ama mf.i
er adalah sudu-sudu, poras, pintu penumpa~, dan selubung pemanas.
Supaya berfungsi dengan efisien semua bagian mixerharus dalam korid Ls
dan setelan yang baik.
55

·Permukaan sudu-sudu dapat disusun dalarn berrnacam-macam variasi dan korn


binasi. Yang biasa dan yang paling baik adalah pasangan campuran da ­
pat teradtik dan dapat berputar keliling box. Pabrik pembuat A}~ biasa
nya memberikan detail susunan pedal yang tepat untuk dipasang ­
( Gambar 111-18 ).

Gambar III-18

Contoh Penyusunan pedal.

Jarak ruangan antara sudu pedal dengan dinding ditentukan oleh ukuran
butir maximum agregat dan umumnya jaraknya kurang dari setengah dia
meter maximum agregat. Bi1a sudah aus sekal!, ruang bebas ini akan
jadi besar sebingga akan ada bagian-bagian campuranyang akan 10105
sehingga tidak bisa teraduk dengan sempurna. Pemecahnya adalah dengan
mengganti tip pedal dan linernya hila perlu.
~ , '

56

Keadaan seperti ini akau timbul bila pedal yangbersebelahan patah a


ada ujungpedal yang melintir dari k.edudukan semula.
Bila ini terj adi maka harus .seceparnya diganti. ,Tapi bila pedalyan
, rusak berjauhan perbaikkannya dapat ditangguhkan sampai selesainya
hari kerja.
Campuran yang tidak seragam dapat terjadi bilamixerterlalu penuh.
Pada pencampuran dengan efisiensi maximum, ujung pedal harus terliha
( sebelah atas.-) selama pengadukan, Haterial diatas garis ini akan
mengambang diatas pedal dan tidak teraduk ( gambar III-~O ).

Dua, keadaan t e r s ebu t b Lsa diperkecil bila saran mengenaiisi batch d


ikuti. lsi batch dalam pound = 100 lbs I ft 3 (1. 600 kg I emJ ) di
dasarkan kepada prosentase kapasitas pugmill.
"Live zone" seperti dimaksud oleh Bituminous Equipment Manufactures
Bureatiof Construction Industry Manufactures Assosiation ( gambar
IrI~21) adalah isi bersih ( netto ) dalam m3. dibawah garis yang,
tarik melalui lengkung puncak radius sel dalam mixer dikurangi poros
liner, dan ujung pedal .

Bila aspal dan bahan-bahan halus tidak disebarkan merata maka tidak
akan diperoleh campuran yang seragam ( uniform). Penyebaran dari b
'han-b ahan halus akan dipengaruhi oleh urutan-urutan pemasukan materi
dari bin. Tidak berfungsinya sis tim penyaluranaspal akan menghasil
kandistribusi aspal yang tidak seragam ( uniform). Keadaan ini d
patdilihat dari hasil pemeriksaan visuil atau test dari hasil pro­
duks Lnya.

3 .32 • LAMAPEUCAMPtJRA.I' ( MIXING TIME ). •

.Juml.ah lama pencampu:i::'an adalah dimulai pada saat pembukaan pintu pe!
buangmixer. Lama pencampuran ke r Lng adalah dimulai dari .saa t pembu
. kaan pintu hopper t Imb angau dan berakhir sampai saat dimasukannya a:
pal ke campuran. Lama pencampiJran basah dimulai dari sa,at pt<;-!na,sukan
aspal sampai pembukaan pintu pembuang mixer *).

*) Definisi ini diambil dari .AASHTO spesifikasi

N 156 (ASTH D. 1995 ).

57

Selaput aspal pada agregat akan mengeras bila terbuka keudara atau ke

na panas. Karena itu lama pencampuran harus sesingkat mungkin waktu

yang diperlukan cukup untuk mendapatkan distribusi agregat dan penyel~

putan aspa1 yang seragam merata pad<il semua butir-butir agregat".

Kecepatan poras mixer dan susunan pedal ada1ah faktor yang menentukan

effisiensi pencampuran.

Lamapencampuran.

Lama pencampuran ( m~x~ng time ) dapat ditentukan didalam batas-batas

waktu ( specification limits ) I spesifikasi untuk tiap campuran dengan

plant tertentu seperti diuraikan da1am prosedur AASHTO T-1995, atau

ASTM D 24 Ng. Sistim ini ( yang diuraikan dalam AASHTO) derajat

pencampuran didasarkan atas prosentasi agregat kasar yang diselimuti

aspa1 100% dan mengkore1asikannya dengan lama pencampuran.

Hanya butir-butir kasar yang nigunakan karena dalam proses pencampuran

butir kasar adalah butir~butir yang terakhir diselimuti aspal.

Contoh spesifikasi prosentase maximum yang diselimuti aspal harus 90%

untuk base dan 95% untuk lapisan aus.yaitu

Waktu yang terpendek pugmill untuk menghasilkansatu batch yang memen~

hi syarat maximum. Coatingpenyelimutan ditentukan sebagai lama pe~

campuran minimum.

3.33. ALAT TIMING.

Hampir semua spesifikasi menentukan a1at timing untuk menjamin supaya


material mempunyai ,cukup waktu dida1am mixer sehingga didapat campuran
yang homogen. Spesifikasi menyebutkan bahwa a1at tersebut harus di­
lewati waktu pintu hopper timbangan dibuka. Disamping itu beberapa
spesifikasi .menentukan bahwalama pencampurandimulai setelah semua
bahan-bahan yang dicampur sudah berada didalam mixer •. Teknisi - tekni
s1 Asphalt plant harus menentukan sehingga a1at timing dapat memberi
petunjuk-petunjuk yang sebenarnya lama pencampuran sebagaimana diten
tukan oleh spesifikasi.
t'

.. t·

~' •

Gambar III - 19 Pugmil yangterlalu periuh.


.( OVerfilled pugmill ).

Gambar III - 20 Pugmil yang kurang penuh


, <. Under filled pugmill ).

Gambar III - 21 Lingkar~n hidup pugmil


( Pugmill II Live zone II ).
58

Beberapa spesifikasi juga menentukan supaya penghitung batch ( batch


counter) d{pasang berhubungan dengan timer untuk menghitung batch ­
batch yang selesai.

3. 34. KEBOCORA1~ - KEBOCORAN' •

Waktu batch sedang diaduk tidak boleh ada bocoran dari pintu hopper ,
a t au juga tidak boleh ada material yang lolos dari pugmill waktu p,en­
campurap. Klep-kiep pengontrol aspal ke mixer harus tertutup rapat ­
rapat untuk mencegah aspal bocor ke pugmiliwaktu pencampuran.

3.35~ OTOMATISASI ASPHALT PLANT BATCH.

Batch plant yang modern dibagi dalalli 3 katagori, tergantung dari taha~

tahap otomatisasinya: manual, semi otomatis, dan otomatis.

Satu hal yang mempunyai persamaan adalah pengontrol untuk penimbangan

dan pencampuran. Walaupun dengan sis tim manual, silinder udara atau

silinder hidrolis yang dihidupkan dleh sakelar listrik telah mengganti

kan sis tim-sis tim handel.

Operasi pintu bin, feeder material-material halus, aspal dan klep-klep

semprot, pintu-pintu pembuang telah dilakukan secara otomatis.

Pada plant yang semi otomatis, ini termasuk pekerjaan membuka pintu

hopper penimbangan, pencampuran kering ( bila ddper Lukan ), ember p~

nimbangan' aspal, pencampuran basah dan pembukaan pintu pembuangan , se


mua sakelar-sakelar ( switches) bekerja dengan urutan yang semesti ­
nya.
Plant yang otomatis penuh hampir seluruhnya bekerja sendiri setelah
campuran dan timer disetel dan operasi dimulai, penimbangan dan penca.!!!
puran berlaku berulang-ulang sampai dihentikan aleh operator, atau sam
pai terjadi kekuiangan bahan atau ada hal-hal yang luar biasa sehingga
operasi dihentikan. Plant yang otomatis juga memberikan pencatatan
( grafik, tape atau kartu) berapa banyaknya material yang telah di
gunakan untuk tiap batchnya.
59

Nanual yang dikeluarkan pahrik pembuatnya menjelaskan detail ·pemasar


an dan penyetelan pera La tan otomatis plant, waLaupun demikian ada CE

king-ceking tertentu yang harus dilakukan secara periodik untukme.nj


min suatu hasil yang mutunya memenuhi spesifikasi yang diminta.
Bagian-bagian utama yangdiotomatiskan adalah timbangan agregat, tin
bangan aspa~, pengontrol batch dan alat pe.ncatat ( bila digunakan ).
Pemeriksaan ketelitian dan penyetelan yang seksama harus dilakukan E
hingga dijamin·suatu operasi yang lancar.
Pengontrol batch memasukkan agregat dan aspal menurut resep yang sue
dis tel sebelumnya. Alat-alat otomatis yang ciapat mencek apakah ban}
nya bahan yang dimasukkan masih dalam batas-batas spesifikasi dapat
pe rc l.eh / dibeli .. Penyetelan toleransi harus diperiksa paling s ed Lk i
satu kali seminggu untuk meyakinkan apakah pengontrol bekerja dengar
ba Lk ,
Untuk me Lakukan pengecekan ini ada beberapa jalan I c a r a , Salah sat
cara adalah menghentikan operasi pada saat tertentu, bila jarum sude
berheuti dapat dicek apakah masih dalam hatas toleransi.
Pada saat tersebut, kelebihan dan kekurangan harus juga dicek.
Bila terjadi kesalahan pada waktu batching, akan terjadi interupsi E
,.
cara otomatis pacta putaran tersebut. Plant tidak akan memulai opera
sampat keBalahan tersebut diperbaiki.

Putaran penca~puran dikontrol oLeh timer dan interlock - Timernya he


rus dis tel dan dicek untuk pengeluaran penuh material dari box timba
ngan dan: dari pugmilL
Bila diperlukan alat pencatat dapat dihubungkan secara electris kE
timbangan, meteran dan peng~ntrol batch. Alat tersebut memonitor ur
urutan pengadukan dan akan mengeluarkan catatan tercetak operasi tE
sebut. Alat-alat rec.ording harus dicek bersamaan waktunya dengan F
rigecekan toleransi. Ini dapat dilakukan dengan memegang jarum penur.
juk pada beberapa titik dial. Bila digunakan chart recorder yang bE
bentuk pita, penanyaharus diantara tengah-tengah pembagian tiap-tia
garis yang tepat pada kertas grafik. Eila digunakan recorder cetak
tik, harus dibuat sedemikian sehingga dapat mentik setiap waktu poi
ter distop, dan skala berat yang ditunjukkan harus masih dalam satu
60

pembagian skala dari berat yang dicetak.

Semua item-item yang clidiskusikan terdahulu untuk pemeriksaan batch

plant berlaku juga untukplant.yang qtomatis.

Daftar control-control otomatis untuk batch plant clapat dilihat pada

t abeL III-3 .

.3.36. S\JRGE 3D DAN STOB-AGE BIN • BATCH. PLANT.

Banyak asphalt plant modern yang dilengkapi clengan bin penampung.


Surge bin adalah bak yang dihubungkan ke pugmill dengan sistim pengaE,
tar ( conveyor) dan dimaksudkan untuk menampung ad~kan panas untuk
jangka waktu yang relatif sebentar. Umumnya bin ini tidak memakai in
sulasi sebab lama penampungan diharapkan hanya untuk dua atau tiga
jam.
'Storage bin sarna sepertiSurge bin, hanya storage bin memakai insulasi
dan dipanaskan sebab bin ini dimaksudkan untuk penampu~gan jangka wa~

tu yang lama •.

Sering-sering, gas-gas inert dan aditif seperti silikon digunakan un


tuk menahan pembekuan I pengerasan .s eLama penyimpanan. Surge b.Ln dan
storage bin menumpahkan adukan ke truck dengan gravitasi me1a1ui pintu
dibawah bin.

Bentukyang paling populer dari surge bin atau storage bin adalah ben
tuk silinder dengan bagian yang konis pada a1a?nya, tetapi bentuk pe~

segi, persegi panjang atau bentuk oval juga digunakan dengan berhasill
baik. Bermacam-macam sis tim pengantar antara pugmill dan bin menggu­
nakan belt conveyor, bucket elevator, skip hoist, screw conveyor, dan
platconveyo~. Studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bin dapat
diisi tanpa terjadi segregasi atau terjadinya penurunansuhu yang ber
arti.

Sistim Surge memberi beberapa keuncungan sebab operasi terhenti-henti


dapat diperkecil, variabilitas didalam komposisi adukan dan variabili
tas temperatur yang disebaokan oleh terhenti-hentinya operasi clapat
diperkecil dengan operasi plant yang lebih kontinus.
61

Juga ekstra pengotoran udara waktu dihentikan dan distart juga dipe)
eil. Produktivitas bertambah b es a r dengan operasi yang menerus ( k:
tinus) yang tidak tergantung dari truck yang menunggu. Truck-tru(
pengangkut dapat beroperasi lebih efisien karena waktu pengisian yar
singkat, dan bila truck yang datang banyak, truck-truck tersebut dar
dimuati pada kedua pugmill dan bin penampung sampai deretan truck
habis.
Bila bin penuh , plane dapat dihentikan untuk perbaikan keeil t anpa t
rUB menghentikan pemuatan adukan ke truc.k.

Contoh adukan dari bin dapat diambil dari truck segera setelah dimu c

Cek List

BATCH PLAi'1"T

1. Apakah timbangan mernenuhi spesifikasi


2. Apakah timbangan sudah dikalibrasi
3. Apakah timbangan sudah dieek sensitivitasnya

. 4. Apakah ember aspal terlumuri dengan semestinya

5. Apakah box timbangan tergantung dengan bebas


6. Apakah bagian-bagian mixer dalam kondisi baik dan
penyetelannya baik
7. Apakah Batch yang eukup diaduk
8. Apakah pernasukan dari bin urutannya sudah betul
9. Apakah distribusi aspal merata keseluruh pu~mill
10. Apakah distribusi agregat merata dalam pugmill
11. Apakah adukan suhunya baik waktu ditumpahkan dari
pugmill
12. Apakah ada kebocoran pada klep-klep atau pintu-pintu
13. Apakah lama pencampuran cukup
14. Apakah lama pencampuran tidak berlebihan
15. Apakah jarum penunjuk timbangan betul untuk menimhang
batch.
62

· TAREL 1II-3 KONTROL OTOI-LUIS U}/TUK BATCH PLAJ.\fT

Bagian Plant
Kontrol
otomatis
I
I
I
Fun g s i

Pemasukan
Agregat dingin
- Operator
ka Pintu bin
pemb~l
I. Merubah bukaan pintu untuk me
ngontrol banyaknya material ­
yang diukur.
- Feed belt Drive merubah kecepatan belt untuk
mengontrol banyaknya materi­
al yang diukur dari tiap kom
partemennya.

Sis tim Aspal - Pemanas Tanki menjaga aspal pada tempera­


tur yang seharusnya, menga­
- Pompa
tur waktu/saat dan banyaknya
pemasukan .

- Ember Menimbang dalam batas-batas


toleransi, banyaknya aspal
yang diperlukan untuk batch,
memasukkan aspal ke pugmill.

Sistim Filler - Elevator,Screw menyetop pemasukanpila ju~


lah yang semestinya sudah di
masukkan.

Dryer (Penge­ - Burn.er Menyetel api untuk memanas­


ring) kan agregat sampai tempera­
tur yang diperlukan.

Pengumpul debu
(dust collector) - Motor Controlle Mengaktifkan unit waktu
plant mulai dijalankan.

Rot &ins -. Indi,ka,tor Memperlihatkan tinggi rendah


fl\ateria1.

Hopper timbangan ,... timbangan menimbang dalam batas-batas


toleransi, banyakny? materi
a1 yang diperlukan batch, ­
menghentikan hatching bila
material kurang.
- Gate operator menumpahkan batch yang su­
dah komplit keda1am mixer
dan menutup pintu (gate)
63

Kontra1
Bagian Plant F u n g s i
otomatis

- Cycling Mengulangi batch untuk pr~


duksi penuh ..
Pugmill - Hixer Hengatur lama pencampuran
ke r Ln g dan basah
- Hixer gate Nenumpahkan batch yang 3U
Operator dah se1esai dan menutup pi~
tu ( gate ) .

Cek List
Storage Bins

1­ Apakah pada adukan terjadi segregasi


2. Apakah terjadi pengarangan / hangus
. 3. Apakah suhu merata
4. Apakah kedap uda r a untuk penyimpanan

B. CONTINUOUS MIX PL~TS

( Lihat gambar III - 22 Eor Flow Diagram

3.37. PEMBAGIAN AGREGAT HENURUT PERBAND INGAN ( AGREGATE PROPORTIONING )

Pada Asphalt Plant yang kontinus agregat dan aspa1 dimasukkan kedalarr
mixer secara volumetrik dan dikeluarkan secara kontinyu.
Alat yang memasukkan as pal dan agregat adalah saling mengunci untuk
terus menjaga sehingga pembagiannya tetap secara otomatis.
Ha'terial yang dimasukkan selama satu putaran a t au se1ama waktu yang
tertentu dianggap satu ke s a t uan dan pembagiannya l perbandingan dari
tiap - tiap ingredientnya dihitung sarna seperti pada batch plant.

Hot bins dLLerigkap L dengan pintu yang dapat distel-stel yang' dikalibr
64

si seperti dijelaskan pada appendix· E. Kontainer yang terpisah bias~

nya dapat diperoleh untuk menampung aliran material dari tiap-tiap bin.
Walaupun tidak ada penyediaan (provision) untuk mengalihkan agregat
kedalam container penimbangan, perlu untuk menjalankan seluruh plant
dan mengadakan test dengan menumpahkan agregat dari .masing-masing bin
secara terpisah-pisah kedalam truck untuk menentukan banyaknya agregat
yang keluar dari pintu bin. Sewaktu melakukan proses kalibrasi ini h~

rus diperhatikan bahwa harus didapat suatu kecepatan ( rate) pembu­


angan yang akan benar-benarmewakili kondisi yang sarna dengan waktu
operasi sebenarnya .. Juga bila ayakan memancarkan getaran ke bin, aya­
kan ini . harus dijalankan
.
pada waktu mengkalibrasi.
Test ini harus berulang-ulang untuk tiap binnya pada pembukaan yang
cukup untuk menjamin ketepatan kurva kalibrasi.

3.38. DISTRIBUSI ASPAL •.

Plant kontinyus dilengkapi dengan pompa aspalttipe "positive displa­

cement pump" salah satutype pompa tersebut adalah type fixed-volume

pUmp yang diatur dengan penggantian drive sprocket atau dengan penye­

suaian rongga dalam. Pompa ini saling mengunci secara mekanis dengan

feeder agregat ( lihat gambar 111-23-).

Type lain adalah "adjustable volume pump" dan diatur dengan dial

yang sudah dikalibrasi. Eila menggun~kan tipe pertama, perludiguna­

kan tabel dari pabrik pembuatnya sebagai dasar untuk menentukan.kombi

. nasi pompa dan sprocket untuk menetapkan banyaknya aspal yang keluar.
Model yang lebih baru dengan menggunakan "adjustable Cavety distel
mendekati dengan grafik, kemudian dicek dan penyetelan terakhir di
.buat dengan sis tim kalibrasi yang sudah "built in" .
Pompa dengan volume yang bisa disesuaikan ( pada model yang lebih b~

ru) harus dikalibrasi pada permulaan proyek dengan as pal pada temp~

rat\.1r operasi normal.


Harus memungkinkan untuk mengontrol feeder gate dan pompa aspal sede­
mikian sehingga penyetelan tidak bisa dilakukan tanpa sepengetahuan
teknisi aspal plant.
65

Untuk menjaga perbandingan aspal yang konstan, temperatur aspal yang

lewat pompa harus diketahuisetiap waktu. Petnbacaan termometer yang

dipasang pada saluran-saluran sirkulasi diatas pompa harus sering d

lakukan sehingga penyetelan yang diperlukan dapat dilakukan untuk me;

kompensasi berat aspal yang berubah.

Penyetelan pompa tidak diperlukan untuk perubahan-perubahan suhu yan)

ke c Ll .

ASPHALT CONTrNUOUS MIX PLANT

A COLD AGGRE·GATE STORAGE E MtlCER Twin.,halt pvgmill thoroughly f'!1ixftS Indl v idu"Uy IdiUsttd 9iltal
ANO J:EEO AlJtorr.a~iallly m8ten thlt cc-eect tmouot of mat~1'"i51. panion requir!!Jd oer:::ltnUl!
Stores 1199rltgar" iJnd ,lICCur3 telv f-!~dl thl! nohalt f1"Id thorouqhlY mixlI1: the merer;.'
require: :moun, 01 each ;in to mail'\U1in in the lwin-<;nalt Dug,.,II!. A99fega re and K Pugm,U·!o!clurted to l'T\IIinlain ccrr ect ~iJcinlJ
coruta'u balanc'lI of 1Igg1!')l}lt. In ~"":!~tion .;u-phaU t~ ~rIl' posHh"ely interlocked. 1.mPer!tufe. a Min.,.. t rill.r f!!l.,...jin'il Ind I
unit. norss mallri.1 el gr':'Ul'Id ,
B CRVER
F Grizzl,. protacu orver 'rom ov8nizl.nd L 8el1 i ndlr under uod bin .. his ..divtCabll
Continuous flow 01 aggretl3!te reCllrv..-s rna)(~· 9lllU. Wide an'lll of eontllet bl~"n Mnd
fonign tNterial. R Individual ~9g'rl94(' umpl
mum dryinl) throv9h dirlC1·contacf wifh· end bllt minimi:h void,.
!.ken bv diVl'ning j low or
flame ilnd hot q.ases. Each a99r~I" partief.
G Fan eo,nrrol. air flow lor dr'r't'r combustion ::en,.in.,..,.
h: rfopeattdlv '!Iltp~ued for grM'Ulrl drying. M Rle:proee1in; heeler und..,- stant bini hI'
Nl1em;wad d\lst eeneerce.
c DUST COLLECTOR ;tdju'It.ble got'!s.
Atcov.n fines th.' mey b8 returned 1Qthe­ S P",hi\lc dhplaelmlnf JTl~U
a
mi •. TtlQUtrsd. H Vlhrlltl.nQ screen'" S4pafIHO "wrlll}4IU into N Fligi'lu drop eggu90llrl in unif"trn v.iI throuoh locked with 19oregbtl ,~
pro pM tit(ll"nd r-f1\t'c, OVll"11~. lialTl" nnd hal gt!M. for groellti dryino. por110f\1 ..ph.11 10 mhdnO
0 ORAOA nON CON T110L UNIT
Sopltra\'!\ Ind no'" dried !I90flgat~. M!o!"
uros and f~.,d. tnll reoulr4d amount of ell~h frcll\'Ilef" .PUfT1P Inun, C01"H1a"'t need 01 0 Con"t:leod rinu'O<1 by 1(7I1W cOnVIYOf 10 boot T DiscNr'lJ411 "OPC:M' allows cc
'in. atphah lor mllted~g PUl't1~. vf hot ,1.v1ltor. bltween trucks. Dr.....' "" Sf

Gambar 1II-22 Asphalt. Mixing Plant Kontinyus.


66

Gambar 111-23. Operasi Batang Penyemprot Aspal.

Catatan untuk Teknisi

Prosedur kalibrasi dan penyetelan seperti diperlihatkan pada


Appendix E untuk kontinyus plant telah mengikuti sedekat
mungkin dengan prosedur umum yang biasa digunakan untuk type
perala tan ini. Untuk setiap type aspalt plant kontinyus di­
anjurkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan rnengenai
kalibrasinya dari"pabrik pembuatnya.

3.39. PUGM.ILL MIXER.

Umumnya, fungsi dari pugmill pengaduk kontinyus sarna seperti pugmill

pada aspalt plant tipe batch.

Walaupun begitu, prinsip pengadukannya berbeda, pada tipe batch materi

a1 terkurung dalam karnar pengadukan.

67

Pada type kontinyus material didorong menuju Surge bin pada ujung peE
buangan. Tekanan pengadukan berubah-rubah m~nurut tinggi atau berat
material dalam pugmill. lui dapat dikontrol dengan menyetel pintud c
p.ada ujung pembuang. Pada kontinyus mixer, tinggi material tidak bol
lebih tinggi dariujung pedal, kecuali pedal yang paling ujung.

Untuk mempertinggi efisiensi pengadukan, penyesuaian berikut diperlu


kan

(1) Angkat dam ( gamb ar IIl-24 ) pada ujung pembuang ( untuk men ahar
material pada unit p engadukan untuk waktu yang lebih lama)· pac
suatu kedalaman yang akan lebih mengintensifkan pengadukan.

(2) Setel atau balikan pedal ( gambar lll-25) untuk menahan perget
kan materialmelalui pugmill dan mempertinggi derajat pengadukar
dalam unit te.r s ebu t •

Perhatian

Aspal dalam tangki harus dijaga pada suatu level untuk dapat .

memberikan aspal se.cukupnya.

flOW Of MIa: >

Camb a r III- 25. Contoh susunan dayung ( paddle )~

untuk Asphalt Kontinyus.


68

MATERiALS ENTER PUGMlll


AT "X" TONS PER HOUR

DAb\
LOWERED

LONG MIX CYCLE .

n .

MIX DISCHARGED AT _

"X" TONS PER HOUR" ~

Gambar 111-24. Ketinggian dan mengontrol lama


pengadukan.

3.40. LAMA PENGADUKJu~ (MIXING TIME ).

Lama pengadukan pada aspal plant kontinyus adalah waktu antara masuk­
nya agregat kedalam mixer dan pembuangan agregat tersebut ( setelah
diselaputi aspal) dari kamar adukan ( mixing Chamber ).

Lama pengadukan dapat disesuaikan menurut/berdasar pada AASHTO T 195,


penentuan derajat penyelimutan butir atau ASTM D 2489.

Menghitung lama pengadukan pada asphalt plant kontinyus adalah dengan


membagi berat isi mixer pada level operasi dengan berat campuran yang
dikeluarkan oleh mixer per detik. Untuk menghitung berat dari isi
mixer, jalankan plant sampai aliran dari campuran konstant.
Hentikan plant danambil beberapa pengukuran untuk menentukan level
campuran dalam pugmill.
Hitung tinggi rata-rata dari hasil pengukuran tersebut dan tentukan
vo Lumenya ( m3 ). Volume d LkaLLkan berat campuran ( kg I m3) adalah
sarna dengan berat mati campuran didalam pugmill.
69

Lama pengadukan kapasitas mati pugrnill (kg)


dalam detik output (kg/detik)

Volume mixer pada beberapa level dinyatakan dalam plat nama yang die
tumkan pada p Larrt , Da Lain hal ini tinggi rata-rata dari adukan d Lukt
dan vo Lumenya ditentukan dari tabel-tabel yang diberikan oleh pabrD
pembua tnya,

3.4l~ ~lliRIKSAKADAR ASPAL

Untuk rnemeriksakadar aspal adukan, bandingkan berat, dari suatu ad~

yangdiketahui banyaknya dengan eatatan aspal yang sudah digunakan (

habLskan) •

Rila digunakan materan, ini dapat dilakukan sebagai berikut

Hentikan operasi pada akhir pengadukan. Baea meteran aspal dan cata
wakt.unya , . kemudiati buat .10 adukan. Pada adukan yang ke 10, hen t Lkan op
rasi, baca meteran dan catat waktunya.
Aspal yang dihabiskan (dm3) dikalikan den.gan berat 1 dm3 aspal sarna
denganberat seluruh aspa1 yang digunakan. Angka ini dibagi dengan
rat sepu1uh (10) adukan ka1i 100 sarna dengan prosentase aspal yang
gunakan pada .pengujian tersebut. Pengujian (test) ini harus dilaku
biasanya 2 atau 3. ka1i tiap hari dan harus dieek apakah kadar aspa1
sih da1am batas to1eransi seperti disyaratkan dalam spesifikasi.

:ICek List

Asphalt Plant Kontinyus

1. Apakah agregate feed sudah dikalibrasi


2. Apakah aspal feed sudah dikalibrasi
3. Apakah agregat dan as pal feed saling mengunci
4. Apakah semua bagian-bagian dari mixer dalam
kondisi dan pertyete1an yang 5aik
70

5. Apakah temperaturnya sesuai ( waktu keluar dari


mixer)
6. Apakah lama pengadukan sudah diatur
7. Apakah dam gate sudah disetel pada level yang
semestinya.

Bila tidak memakai meteran, kadar aspal bisa diperiksa dengan mengukur
aspal dalam tangki atau dengan perhitungan yang berdasar pada putaran
pompa yang dicatat sebelum dan sesudahpengadukan percobaan / test.

3.42. OTO}~TISASI PLA1~T KONTINYUS.

Operasi otomatis plant kontinyus dapa.t diperluas dengan penambahan be


berapa kontrol otomatis. Ini termasuk

l. Kontrol otomatis pembakar ( burner )

2. Kontrol otomatis pembuangan

3. Penutup otomatis mixer dan gradasi untuk keadaan terjadinya


kekurangan bahan pada hot bin atau pemasukan bahan yang ti
dak betul.

4. Penguncian elektris yang menghentikan plant dalam hal terj~

di ketidak beresan dibagian mana saja sis tim plant.

Pada Manual operator untuk plant tertentu diberikan detail dan cara p~

masangan dan penyetelan alat-alat otomatis, yang termasuk bagian dari


plant . . Pemeriksaan-pemeriksaan (. ceking ) oleh teknisi yang harus cii
lakukan secara periodik sarna seperti pada batch plant.

3.43. HOTMIX SURGE DAN STORAGE BINS - ASPHALT PLANT KONTINYUS.

Artikel 3.36. Hot Mix Surge dan Storage bins .Plant Batch, juga ber
laku untuk plant kontinyus.
. ~.

C. DEVELOPMENTS IN PLANTS AND PROCESSES.

3.44. PENGEHBA...'IGAJ.'t

Dalam usaha untuk mengura~gi pengotoran udara dan menambah produkt


tas, telah ditemukan beberapa ide-ide baru dan proses-proses yang
perlihatkan harapan-harapan besar. Beberapa diantaranyabelum lam
gunakan da1ammemproduksi hot mix aspal. Hal-hal yang d Lt e rangkan
ikutdibawah lni tidak berarti manual ini menyokong alat-alat atau
ses-proses tersebut, atau juga tidak berarti tidak ada perkembangal
innya yang berarti .

. 3.45. PLANT TA..~PA SARINGAN / AYAKAR.

Memb.agi-bagi agregat menurut perbandingan me1alui feed kontrol dan


.'
kan panas dihilangkan. Plant semacam ini telah digunakan dengan c
hasil dalam pembuatan aspal beton. Ayakan besar tetap dipasang unt
membuang butiran yang oversize. Plant semaeam itu menghasilkan pre
si yans lebih besar.

Kune! untuk mendapatkan adukan / campuran yang berrnutu terletak pada


produksinya, pemisahan, dan penumpukan (stockpiling). agregat ..
Bila agregat yang tidak memisah C non segregated) secara tersend
sendiri dibagi-bagi dari bin dingin maka akan didapat campuran yang
rata. Pemoagian yang balk menurut perbandingan feed dingin adalah
. ting sekali unt uk mendapatkan hasH yang ba Lk ( lihat artikel 3.8.
Dengan pembagian feed dingin yang semestinya kombinasi agregat akan
nga:lirmelaluiplant tanpa. terjadinya segregasL

.Eila agregat·dipisah-pisah kedalam 2 ukuran dan tumpukan,saringan d~

pat dih.ilangkankecuali saringan besar. Sebelum produksi. dimulai he


rus ditetapkart dulu batas-batas danprosentasemasing-masing agregat
Kemudiantiap agregat dibagi-bagi ( menurut perbandingan) melalui
feeder terpisah yang dapat dengan mudah dikallbrasi. Contoh dingin
·ambil secara random sebelum aspal dimasukan,dan diperiksa apakah mem
nuhi persyaratan gradasi •
. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan perlu tidaknya penyetelan agregat
feed untukm~ndapatkan gradasi yang diinginkan.
72

Negara lain membolehk~n plant yang tidak pakai saringan tetapi syarat ­
syaratnya dapat be rbada sed'Lki.t .

3 •.46. PE~GADUKAN DENGAi.'l" DRtJN PENGERING (. DR'L""ER DRUH MIXING )

Sederhana seperti namanya~ pengadukan dengan drum pengering adalah sua


tu proses aspal beton dihasilkan dari plant yang tidak menggunakan sa
ringan panas, bin "panas~ pengaduk pugmill (Gambar III-26 ).
Plant pada dasarnya t erd i r L dad sistirn feed dingin, drum pengering yang
berputar dengan sudu-sudu yang dimodifikasi, penyemprot aspal dan bak
penampung C. surge bin ) •

.8ebagai tambahan~ kontrol-kontrol dan perlengkapan berikut diperlukan


untuk jenis plantdemikian untuk menjamln didapatnya c.ampuran yang me
menuhi spesifikasi.

Kontrol feed dingin yang terpisah untuk masing--rnasing ukuran

agregat •.

Saling penguncian antara feed dingin, aspal dan additive

C bila digunakan )

- Sensor untuk menentukan kadar. air agregat

- Cara-carapengambilan contoh dari semua komponen-komponen


bahan-bahanwaktu plant sedang berproduksi penun.

- Kontrol Burner otomatis

- Pengumpul debu utama C dust Collecto-r) yang akan memasukkan


kembali bahan-bahan yang dikumpulkan.

Sensor untuk mengukur temperatur adukanpada pembuangan.

Gambar 111-26 Plant drum pengering


( Asphalt dryer drum mix plant ).

Walaupun proses peneampuran pada dasarnya sarna seperti pada drum p~


ngering, cara pemasukkan material ke dryer bisa berbeda.
Sebagai contoh di Amerika satu prosedur: agregat, aspal, ad~tive d
air (bila diperlukan) dimasukkan kedalam dryer pada uj ung b~rner
sedangkan. proseduT lain adalah menambahkan aspal kedalam agregat wa
agregat baru saja memasuki dryer. Ini dilakukan pada kamar yang ter
tak .diluar dryer. Di Eropah prosedurnya: (batching) agrega t d
ri masing-masingcold oin ditakar kemudian batch C. takaran ) tersebu
ddrnasukkan ke takaran (batcher) lain dimana filler dan aditive d.
tambahkan, kemudian masuk kedalampugmill dimana terakhir aspal d:
tambahkan.
Daripugmill takaran memasuki dryer· dLmana campuran tersebut d.Lker Ln]
"kan dan diaduk.
74

\.Jalaupun "dryer drum mixing plant" diakui mengeluarkan pengotoran


yang lebih sedikit, tapi dibeberapa daerah plant ini memerlukan sistim
pengumpul debu utama dan sekunder untuk memenuhi standard uciara bersih.

Keuntungan sistim dryer adalah produktivitas yang lebih besar dan bia­
ya yang lebih rendah. Dengan menghilangkan ayakan panas, hot bin , p~

nimbangan dan pugmill konvensionil, biaya plant dan biaya produksi bi


sa lebih rendah - Produksi bisa mencapai 700 ton per jam.

'~alaupun proses drum pengeringan, menurut test yang dilakukan dapat


menghasilkan campuran yang mutunya sarna seperti plant konvensionil ,
. tapi ketahanan hamparan dilapangan lebih~lebih cii negara yang bersuhu
rendah belum dibuktikan dapat tahan lama.

Diperlukan observasijangka panjang proyek~proyek yang sudahdilaksan~

kan untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan ketahanannya tersebut


( durablli ty ) .
.'
'; ~,":

'J""""
.. 'tlol.

75

.,
BAB IV'

INSPEKSI DN~ PENGENDALIAN ~ruTU

( QUp~ITY CONTROLE )
-------~----------------------

4.1.INSPEKSI TRUCK~TRUCK PENGANGKUT.

truck-truck harus diinspeksi mengenai kebocoran-kebocoran yang dapat


membuat campuran aspal beton lengket pada oak truck dan bahan-bahan :
in yangdapat merusak·campuran.
Banyak cara-cara digunakan untuk mencegah adukan rnelengket di bakt"t'l
termasuk air kapur ( 1 kapu r berbanding 3 bagian air) a t au air s abt
Bahan-bahan ini akan merusak adukan bila pemakaiannya berlebih-lebH
Dalam hal, ini, bak truck dapat ditunggingkan sehingga bahan-bahan yar
kelebihan dapat dikeringkan sebelum adukan dimuat ke truck.

Bak dan truck p engangkut; harus dibed insulasi dan ditutup bila d Lp e r
Lukan untuk mempertahankan suhu dalam batas-batas syarat spesifikasi.

4.2.. P&''1ERIKSAAN CAHPUP~..."l".

. .
. Campuran yang sudah. selesai harus diperiksa terus menerus, tidak ada c
ra pengujian ( testing atau alat yang dapat dengan cepat dan gam
pang vd Lgunakan seperti mata manusia.
, Inspeksi visuil harus tidak rnerupakan f'ak.t or utama dalam evaluasi mut
campuranvvt e t.ap f inspeksi visuil rnempunyaitempat yang penting dalam
. pengendalian. mutu campuran.
Kontrol suhu harus ditekankan pada semua tahap dari produksi aspal
beton.
Ini me'rupakan faktor yang u tarna dalam pengendaiian mutu campuran .
Tekriisi-teknisi plant harus ,mengenal/ terbiasa dengan rupa campuran ­
yang temperaturnya masih dalam batas-batas yang betul. dengan melihat
saja seorang teknisi harus tahu apakah campuran tersebut tempera·turny~.-,

terlalu panas atau terlalu dingin.


76

Keluarnya asap biru dari campuran diatas bak truck sering menunjukkan

bahwa campuran tersebut terlalu panas. Bila campuran terlalu dingin

campuran akan tampak sluggish waktu ditumpahkan ditruk dan aspalnya

tampak tidak merata, setelah ditumpahkan ke trukttumpukan campuran

yang abnormal juga menunjukkan terlalu dinginnya campuran.

8ila dengan penglihatan, tampaknya temperatur campuran tidak betul t ~

ka campuran harus diukur dengan termometeryang teliti ( lihat gambar

IV - 1 ).

Sebelum produksi dimulai t semua harus terbiasa dengan rupa dan sifat ­

sifat fisik t campuran yang akan digunakan untuk proyek.

lni bisa dicapai I dfdapa t dengan memperhatikan dekat-dekat campuran ­

campuran percobaan di iaboratorium lapangan atau dilaboratorium pusat.

Gambar IV-I. Pengukuran suhu Campuran diatas


Truk.
.'

Segregasi yang berlebihan j angan sampai terjadi wakru campur an dit


pahkan ke truck.

Segregasidapat disebabkan oleh

- Pintu pembuang terialu tinggi diatas truck.

- Menumpahkan campuran kedalam truck yang terialu besar seh:


ga terjadi pengerucutan dan segregasi. Dalam hal ini true
harus maju mundur selama pemuatan.

- Pintu membuka tidak semestinya. Tidak membuka dengan cuke


cepat atau tidak membuka sampai habis ( p enuh )-.

Segregasi ( pemisahan ) campuran akan menghasilkan hamparan yang ti


me ra t a , .EnL akan tampak belang dan akan terjadi kerusakan structur
yang 'lebih cepat.

lni menunjukkan kondisi yang tidak memuaskan yang dengan gampang da


dikenali.

- Rupa yang tidak merata

- Campuran tampak kering dan kurus, biasanya warnanya coklat

- Campuran tampak gemuk dan kebanyakan aspal, tampak dari r\


'nya yang gemuk dan b a sah ,

, - Mengelupas karena Kadar air yang keluar dari campuran.

Bila terdapatkeadaan seperti diatas, Ii.hat Appendix A tabel A-4, t

tuk mendapatkan sebab-sebabnya dan perbaikan-perbaikan apa yang hart:

dianibil.

Campuranyang'tampaknya gemuktidak berarti j eLek. campuran yang di

desain denganfraksi halus yang minimum biasanya akau tampak lebih

sah.dari campuran dengan gradasi yang lebih rapat ( denser) .

78

Keamanan

1. Harus ada'sebuah alas dekattruck untuk meroeriksa campuran


dan.. mengambil contoh dan mengukur temperatur dari truck.

2. Harus ada bel atau corong untuk operator untuk memberitahu


sapir harus 'maju atau mundur.

3. Harus ada knop atau sakelar yang dipasang dekat plant


yang akan menghentikan operasi plant bila ada bahaya.

4. Jangan nang~ring dipinggir truck untuk mengambil temperatur


campuran

5. Pakai selalu topi keras.

4 .3 • K:f;TEPATAN R<\KTU P RODUr<s. I <- TDlING PRODUCTION 2

Tahap-tahap produksi dari plant merobutuhkan kontrol waktu. Timing da


ri satu putaran carnpuran sering berguna. Dengan mencek lama waktu
yang perlu untuk memproduksi suatu jumlah campuran tertentu, produksi
satu jamnya dapat dihitung dengan infoTmasi ini, hal-hal yang menyim ­
pang dalam operasi plant yang membutuhkan penyelidikan secara cepat da
pat didetek dengan observasi truk perjamnya atau dalam jangka waktu in
terval antara muatan truk.

4.4. KOORDINASI DENGA~ REGU PENGHA}IPAR.

Kerja sarna antara regu di plant danregu penghampar dan engineer in ­


charge proyek adalah.faktor yang vital dalam pengendalian ( controle )
as pa L plant. Bila regu. pengharnpar sudah mengenal operasi / cara kerja
aspal plant mereka sering dapat melihat kondiai sel.:lma penghamparan
yang me.nunjukkan perlu adanya perubahan df aspal plant.
Informasi ini harus cepat-cepat disampaikan ke aspal plant untuk meng~

dakan perbaikan seperlunya.


~'

79

4.5. PEHBANTU 'TEKiHS I.

Biasanya pihak Pemilik Bangunan melakukan semua inspeksi dan pengete


an. 'I'e t ap i, dengan lebih ditekankannya kepada type spesifikasi hasil
akhir ( end result spes Lf Lca ti.on ), pihak yang memproduksi mengurus
soa1 pengenda1ian mutu ( quality cantiole) dan pihak pemi1ik bangv
an hanya memeriksa dan meinspeksi untukpenerimaan ( acceptance).
Tidak pedu1i apakah pengendalian mutu itu ada1ah tanggung jawab pemi
lik bangunan'atau, bukan, teknisi-teknisi asphalt plant harus mempu.
nyal satti. atau lebih pembantu untuk inspeksi dan urituk pekerjaan lab
ratprium, tergantung kepada volume produksi dan tingkat'otomatisasin

Ini merupakan t'anggung javmb teknisi plant untuk memberi tugas _kepad

.
~orang-'orang

reka harus
tersebut dan memberi instruksi kepada mereka apa yang
'

lakukan.
'
n:

Bila tidak menggunakan a1at pencatat ( recording ) pihak owner harus


., menempatkan pembantuteknisi di penimbangan truck untuk menimbang I

atau mengawasi penimbangan dan memberi kartu I ka rc Ls ·angkutan.

Cek List
TAMBAHAi'T TANGGUNG JAWAB

1. Apakah dasar bak truk te1ah diperiksa ?


2. Apakah bak truk kering sete1ah disemprot ?
3. Apakah trukmemenuhi spesifikasi ?
4. .Apakah truk dilengkapi dengan penutup ?
5. Apakah campuran keliha tan uniform?
6. Apakah'campuran keseluruhannya tampak memuaskan?
7. Apakah suhu campuran merata dan memuaskan ?
8. Apakah pemb an cu-pemb ancu.vt ekn Lsf te1ah diberi

instruksi seperlunya ?

9. Apakah tugas-tugas sudah dibagi'?


10: Apakah tindakan-tindakan kearnanan sudah diperhatikan ?
80

4.6. PENGl0lliIL~~ CONTOR D~~ PEMERIKS~~l ( TESTING ).

Semu~ bahan-bqhan yang akan digunakanuntuk aspal beton harus diambil


contohnya, diperiksa
.
( ditest) dan dievaluasi apakah memenuhi syarat
­
syarat spesifikasi.

Hasil-hasil pemeriksaan akan memberikan informasi-informasi untuk mem

buat desain dan cara-cara pelaksanaan yang paling ekonomis.

Menurut statistik, sebuah contoh adalah satu bagian dari populasi yang
dipilih un tuk mewak i.Lf seluruh populas 1. Popul.as L dis ini menunj uk ke
satu lot. Suatu jurnlah bahan yang dihasilkan dengan proses yang sarna,
seperti produksi 1 hari dari aspal plant atau 100 truck muatan.
Tujuan pengambilan contoh berbeda-beda, tergantung apa~~h pihak pro­
duser atau pihak pemilik bangunan yang rnelakukannya, dan type penguji
annya tergantung kepada tujuannya.
Pihak produser mengambil contoh untuk mengontrol proses supaya operas!
nya ekonomis dan untuk memperkecil risiko tidak diterimanya hasil pr~

duk~inya. Pihak pembeli sebaliknya, mengambil contoh untuk menjamin


bahwa dia membelihasil yang baik, sesuai dengan yang dibayar.

Salah satu teknik pengambilan contoh yang paling baik adalah dengan
yang dikenal sebagai random sampling. Dengan caraini tempat pengam­
bilan contoh dipilih sedemikian sehingga semua tempat yang memungkin­
kan dalam lot untuk diperiksa semua sama memp~nyai kemungkinan untuk
terpilih ( kecuali dart truk dimana sisi dan dalam oak truk akan mem
pengaruhi pengambilan contoh ).
Pilihan adalah unbiased.sebab semuanyadilakukan dengan sembarang
( chance ) .
Untuk diskusi tambahan mengenai prosedur pengambilan contoh secara ran
dom lihat "Quality Assistance in highuay Construction" yang dicetak
kembali dari "Public .Road vol. 35 Nos 6".

Pengarnbilan contoh, C test) . dan evaluasi bahan-bahan pembuat campu~


an aspal-agregat biasanya dikerjakan seoelum dan selama proses penca~

puran untuk menjamin produk yang bermutu. Umurnnya, aspal sebelum di


kirim ke plant sudah diuji dan sudah diterirna sehingga dengan demikian
8

untuk satu tangki yang datang hanya dua contoh yang hartis diambil
Satu untuk test 'dan satu untuk disimpan dan ditest bila timbul per
Ian. (lihat "Sampling Asphalt Product for spesification Campl.Lanc
·Manual Series no. 18 LMS-18) the Asphalt Institute, cara-:-cara ya:
disarankan untu~ pengambilan contoh,aspal ).
.~

Sebagaimana diketahui agrega ce dengan ukuran yangberbeda-beda bia:


nya d Lcampur. diaspal mixing plant untuk memenuhi sp es Lf'Lkas L: g ra.
corrtoh-con toh diarnbil dari titik-ti tik yang berlainan separrjang a l.
produks L untuk test sarIngan, tujuannya adalah untuk mengontrol p r
aspal plant. Pengambilan contoh secara random harus digunakan un ti
memilih contoh,
Contoh dari campuran yang dipakai untuk pavement harus diambil dar
truk atau dari belakang penghampa r ( finisher) setelah dihampar :
beium digilas un t uk penguj ian (testing dan untuk evaluasi apak, .
campuran tersebut memenuhi spesifikasi. Juga contoh diambil dari
.' paran yang sudah selesai un t uk diperiksa kepadatan dan tebalnya.
Disirii juga ca'ra random harus digunakan unt.uk mengambil con t oh dar:
truk atau dari amparan.

4.7; TUJUAt"l PENGUJI~ (TEST).

P~nentuan Ukuran Butiran yang teliti adalah merupakan dasar untuk r

buat desain dan kontrol campuran panas ( hot mix). Karena itu COt

toh agregat harus diperiksa menurut AASHTO TIl. untuk material


yang lebih halus dari O,075mm dan AASHTO T.27 untuk agregat he
dankasar.
Cara pencucian dapat ditiadakan bila banyaknyamaterial yang lebih
Ius d~ri 0,075 rom tidak diperlukan dan bilaketelitian analisa sc
. ngan tidak memerlukanpencuc.ian butir-btitir agre gat ,

Setiap perubahan gradasi yang berarti akan tercermin dalam perubahc


beberapa karakteristik
.
campurantersebut , seperti kekurangan
, atat
lebihan aspa l , a tau kehilangan s t ab Ll.Lta s bila variasinyal<ritis.
82

Campuran akan begitu kasar sehingga menjadi garihal ( harsh) dan mu


dah rnemisah ( segregasi ) •. Carnpuran sernacam ini akan susah difinish
nya dan akan memberikan permukaan yang bising, sebaliknya bila terlalu
halus, campuran tersebut kepadatannya akan kurang dan tidak akan ber
hasil memberikan texture perrnukaan yang diinginkan. Material dari bin
bahan halus adalah agregat yang ·kritis dalam hubungannya dengan texture,
stabilitas, dan kadar aspal, bahan tersebut harus diambil contohnya Ie .
bih sering bah~n yang kasar.

Menggambar gradasi agregat pada grafik gradasi memberi cara yang enak
untuk mempelajari campuran Grafik tersebut berguna untuk menggambar
kan gradasi masing-masing agregat dan dapat menentukan posisinya ter ­
hadap batas-batas spesifikasi. Yang paling dikenal· adalah grafik semi
logaritmis. Terlihat pada gambar ~V - 2

Grafik gradasi yang lain mempunyai skala horizontal sebagai fungsi pana
kat 0,45 dari lubang saringan dalam mikron dan memberikan saringan
dengan lubang teoritis besarnya = ° (gambar IV-3).
Garis lurus dari kiri bawah ke ukuran nominal maximum butiran akan me
rupakan gradasi dengan kepadatan yang maximum. Dengan demikian~ setl
ap gradasi yang berimpit dengan garis gradasi maximum akan kekurangan
rongga ( voids). Grafik ini cocok untuk menentukan penyesuaian grada
si yang memberikan voids yang lebih besar atau lebih kecil dalam cam­
puran yang dip~datkan.

Test Sand Equivalent adalah cara yang cepat dan sederhana untuk meng~

tahui perubahan perubahan pada bahan halus plastis dalam agregat


(lihat AASHTO T 176 Appendix C ).

Penentuan kepadatan hamparan yang sudah selesai adalah perlu untuk men
jamin konsolidasi campuran. Test ini dilakukan pada contoh-contoh
yang disampaikan oleh teknisi penghampar. Biasanya, spesifikasi men ­
syaratkan bahwa hamparan dipadatkan sampai prosen minimum kepadatan
maximum teoritis atau kepadatan maximum yang didapat dari pemadatan dL
laboratorium.
Untuk hal pertama teknisi harus mendapatkan berat jenis komponen ­
komponen campuran dari laboratorium pusat untuk menghitung kepadatan
83

teoritisnya. Bila kepadatan ( d~risity ) dinyatakan dengan kepada t s


ca~puran yangdipadatkan dilaboratorium, maka contoh-contohnya hart
dipadatkan dan kepadatan sebenarnya diukur sesuai dengan metoda yan~

ditentukan oleh pengontraknya.

Test extraksi (ASTM D 2172) mengukur kadar aspal dan gradasiag


, .

gat hasil extraksi. Informasi ini sangat penting untuk kontrol aspa
plant sebab dari situbisa dilihat ketelitian dan, keseragaman ( uni
formity) material yang dihasilkan.

Test ini merupakan pemez-Lks'aant.arakhd.r dar f semua bag Lan.-b ag i an oper


si yang teiah berjalan untuk mempro~uksi campuran.

Dengan·interpretasi yang tepat,ci.ata-data pemeriksaan~pemeriksaanin


yang dikorelasikan denganperneriksaan-pemeriksaan ( test) pendahul
anakanmemberikancara-cara'pengontrolan yang ilmiah dan sehat.
'fI:.

84

Scmpl~ Ho. _ AGGREGATE GRADING CHART frcje<t


·Sccrce _ lo(cliO/l _
Molerials _ Oal.

JU
SiEYE NO.
J'" no 200 .,~ 1&0 110.
100
.0 '0 t4
50
t1.0"
30
U ~o II
16
1.1 U 10
I 00 ~;;"",:,:,:,,:;,:-,,-"":";';;"';';':"""'-T--r-:-i-r-7--i-T--r......:.r--T-':':""~-T--i-"'-'-i--r-...,-'.;:.;:....;;.;.;;..r"-i-A_/-r:.
, .,
/-r~"";:-r-.,..-:i
1'/, ,(, ~ , .... ~ ~·/UI_Yr. ~ 'Ift- 1(."'"._
SOUA.€ OPENINGS
r" "" ) 'It;;" .!" 2 If,",..
100 .

~ 4/ 90

I
so g SpecificotiooLimits __ ;/ I / 90

~~I-+---H--,----+-t--t-- <, -y v. I
o
Z
'0 0
iii Z
in
~ 60 E-+--+----++--f---+--+---+---i_+-~_,.A_+-~-1__+-_+-+_-+_+--'H 60 :n
Q.
'0..
«
Z
~ SO WE-.
.1
--+--+t----::-- ! V !/ I
--+-i---+-+---1---'-+--!~~---:.F--+_+-+--+--+--+-i-H Z S':)
>0­

......V· /' / u.A


U
ex
~
..... 40 . Appr"",mole!
-,....
..-/ / I
Maximun --+----1f---+--~,./L~-Hh4T--_++---+-_+-_l-+-+-I_H
'0
w
0..

< -: I~ /
r-«
/
Cens;ty
/?". <.: ....:;(
8 E-+__l--'----+--.--++-_!-?l'~--+_..,..~H----.:~+---+__+-___+-+_-+_!-H ....0
30
\ 1/ V I >
30
.r
.... .kJb-M:>. Formula
20~ !O
~t::::....,1f-+_---t,...;i=--&-~:::........j--_1._e:.::........,f-+.--_+--__I__I_-_l__+-+__l___I__=l

10 grr-t;;::;:::~~~-=r--t--=:::p-==--r---t-r----r---t--t--r--t--r-t-t1 I0
I
o§ I
lIS 00 110 "0 • .., 1'0
100 100

~IEY€ .06 .09


1 .1 .2 .4 6 d I 1 6 -, 9.. 10 10 .to 60 MM.
CP£,NINC
IlOG KAlEI
i ',"1"1
DOl
' 1.1,
.00.
"I "Jl\')lj/j
·.006.00t.01
I !
I
I
I. i ! Ii' ! I f Ii' oJ i 'i 11"1' III it, ' , " I ! '/ • Ii! 'I 'I I I ' 'i! III I i'l " ',',. I! I,' 'I
.01 .0. .06 .09 .10 .20 .40 .60 .90 I 2 3 INCHf\

U.S. STANDAaD SIEVE5--ASTM DESIGNATION E II


'------------------

Gambar IV - 2 Gradasi Agregat digambar pada


G rafik Semi Logari tmis.
85

." .

• UNITED STATES BUREAU OF PUBLIC ROADSO.4S POWEll GRADATION CHART


SIEvE SIZES RAISED TO 045 POWER
100

90 !
,
I.

60

,
TO

p: App-O~Unote Maximum Density Spec i ficotion limih +-­


I i I
·Cl
z 60
iii
'"
: .' . I

.
I
'

50
" ,
,
I- I
,
z:
liJ
I
: I

, ,
o I

:;;40
Il.. , I

I ,
;
.

1
I .. .
Job·Mix Formula·
,
,
zo
:
l~ ,
, I

o
, I
0 ...ow 1JQ ~ JO (; ~ 3t "z....
~;.
""IIf.
H.OO <0. .20 10
SIEVE SIZES

4 'Tl1'S S'.... BOI.

"" .
10EHT1F1ES SI\olP1..lFIED
Pl:IACTlCE ""to
COll",rI8LE SIEVE SiZE.S

Gambar IV 3 Gradasi Agregat digamlJar pada


Grafik Pangkat 0,45.
86

4.8. QUALITY CONTROL.

Kaseragaman campuran harus di kontro1 deng~n cermat. Sewaktu plant


sedang berjalan perlu didapat contoh-contoh untuk evaluasi berbagai ti
tik sepanjang jalur produksi. Prosedur pengambilan contoh dengan ran
dom sampling harus digunakan dalam semua hal.

Empat paragraf pertama prosedur "Selecting Sampling Locations Behind


Asphalt Paver ( Artikel 4.10)" dapat digunakan untuk membuat rencana
pengambilan contoh secara random untuk agregat dingin, agregat p~

nas dari tiap bin, agregat panas gabungan dan mineral filler. Tabel
rV-l dan rV-2 dapat digunakan sebagai pedoman untuk jumlah minimum
dan besarnya contoh dan pemeriksaan ( test) apa yang diperlukan se
lama plant sedang operasi. Pemeriksaan yang lebih sering akan diperl~

kan pada permulaan proyek dan bila aspal plarit menghasilkan hasil yang
tidak menentu ( erratic }.

Garis besarnya prosedur pengendalian untuk campuran yang belum dipada~

kan adalah sebagai berikut

* Arnbll contoh campuran diplant atau setelah dihampar dan sebelum


dipadatkan di jalan.
Prosedur unt).1kmembuat "rencana" pengambilan contoh campuran d~

ri truk dan hamparan yang belum dipadatkan dapat diketemukan pada


artikel 4.99 dan 4.10 •
Pedoman yang disarankan digunakan untuk mendapatkan contoh campu
ran aspal beton dari truk adalah ASTM D.979, "Sampling
Bituminous Paving Mixture".

* Periksa tiap-tiap contoh: Gradasi, kadar aspal dan sifat-sifat


pemeriksaan desain. Gampuran harus masuk dalam toleransi job ­
mix dan harus memenuhi syarat-syarat qualitas seperti ditetapkan
dalam spesifikasi.

* Periksa suhu campuran waktu dimasukan kedalam paver finisher.


~.

87

""1I
Cek List
i
I
Pengambilqn Contoh dan Pemeriksaan I
1. Apakan contoh-contoh sudah diambil secukupnya
2. Apakah cont6h-contoh mewakili
3. Apakah pemeriksaan (tes~) dilakukan dengan b~ik
4. Apakah hasil-hasil test dapat diperoleh dengan
cepat supaya efektif

4.9. PEIYIILIHAl1 TEMPAT l LOKASI ). PENGA!.VffiILAN CONTOR D1UU TRlJK.

Definisi-definisi berikut digunakan C juga lihat gambar IV-4 ).'


* Lot. - s e j uml.ah bahan yang ingin dikontrol. lni dapat mewakili s a t
hari produksi, sejumlah tonase tertentu, beoerapa truk ter
tentu, jangka waktu tertentu .selama produksi.

*Conton.
Satu segmen s ebuah lot untuk mewakili. seluruh lo·t .
. lui Dapat mewakili. setiap jumlah. sub con toh .

* Sub Contoh :

Satu segment sebuah. contoh, diambil dari satu satuan·.1ot


s'epe.r tL satu ton yang ditentukan, 1 waktu, .1 t ruk ,

* Satuan Cont oh ;:

Satu bagian suo contoh diambil satu satuan lot.

dan digabungkan dengan satu atau lebih conton lain satuan


conton untuk menjatlikan satu sub contoh.
88

SAMPl E

Gamoar IV - 4 Diagram Skematis menggambarkan Lot,


Contoh, Sub contoh, dan Satuan Contoh.,
89

TABEL IV- I. JADHAL YANG DISAR-A.NKANUNTLJK PENGANBllA.~


CONTOR DAN PE~ffiRIKSAAN ( TESTING ) •

(1) Frakvens.L cn Besa rnya }<facam HetodeTest


Con t oh Contail Contah Test
Dari Hinimum .... Minimum

Agregat (1) . Sebagaimana lihat -Ana lisa sa­ AASHTO T-ll


dingin diperlukan tabel IV-2 ringan AASHTO T-27
-BD • A..A.SHTO T-84
. -Sand Equiv~ /85
lent AASHTO T-17 E
I, (bila per Lu)
I
! T'iap 2 setiap hari (3) 1ihat Ana1isa sa'­ AASHTO T 11/
! Hot bin tabel IV-2 ringan (bila T 27
diperlukan) AASHTO T 17E
'1 Sand equiv~
I lent
j

Gabungan 2 setiap hari .. lihat Ana1isa AASHTO T 11.


Agregat tabel I V-2 S'aringan T 27
panas

Filler (1) Sebagaimana 1ihat Analisa A..A.SHTO T 37


dipe.r1ukan tabe1 IV-2 Saringan

I' Aspa1
2 Setiap
pengiriman
I Quart Kirim ke
1ab.pusat
AASHTO T 40

. Campuran 2 setiap hari 20 1bs Extraksi AASHTO T 10E


yang be Lum komplit AS1M D 474
dipadatkan AASHTO T 16~
(ASTh1 D 2172
AASHTO T 30

Campuran 2 setiap hari 15 lbs kepadatan AASHTO T 209


yang :be1um st ab LLf t a s (AS1M A 2041
dipadatkan D 1188 atau
D 2726
Syarat-syara
Spesifikasi
.proyek

Catatan.
(1) Frekwensi pengambi1an contoh. ditentukan oleh. instruksi pihak
pengontrak dan oleh keadaan 1angsung sekitar proyek tersebut.
90

(2) Besarnya contoh df t entukan o Leh instruksi pihak pengonr ro l..


In t uk keadaan khusu s bes a rnya contoh dapat be rb e da .

Catatan ( tabel IV -' 1 )

(3) Pada batch plant. cont oh. tiap bin panas ha rus diambU dari. aliran
bahan pintu bin sedikit-s'edikit dari beberapa batch yang be rurut-an ,
Pada plant Kontinyus beherapa contoh sedikit-sedikit yang berjarak
: bebe rapa detik.

(4) Satu con t oh untuk d Lpe r Lks a , satu con t oh disimpan untuk persediaan
bila ada persoalan.

Tabe1 IV - 2 BESAR CONTOB:.

Ikuran nominal max Minimum berat


Dutir,melaluL saringan contoh dari.
1apangan *)
rom II Agregat Malus lbs Kg

2,00 no.l0 .·. . 10 5


'4,75 no. 4 10 5

Agregat Kasar

9,5 3/8 in ., ..·, , . 10 5


12,5 1/2 in
in
, , , ,
·., . 20 10
19,0 3/4 30 15
25,0 1 in 50 25
37,5 1!.z in 70 30
5,0,0 2 in 90 40
63 2!z in 100 45
75 3 in 125 60
90. 3!z in "
, . 150 65

*) Contoh yang disiapkan untuk pemeriksaan (test) ha.rus didapat dengan


penempatan atau cara lain yang menjamin contoh tersebut mewaki1i.
,.'

lntuk prasedur fni langkah~langkah berikut adalah perlu untuk memil

'. tempat, pengambilan contoh.

L Pilih besarnyaLot - ini bisa jam, ra~a-rataproduksi perhari (t


tonase yang dipilih (misal : 2.000 tons ). atau beberapa t ruk ,

2. Pilih, jumlah contoh yang·dikehendaki per lot, satu sample per lot
yang terdiri dati 4 sub sampl.e , adalah minimum yang disarankan.

3. Pilihbeberapa tempat pada t La'p truk. dari satuan contoh campuran


yarigakan diambil untuk,disatukan kedalam satu subsample.
Dua ,satuan contoh tiap subsample disarankan untuk diambiL.

4. Tiap-tiap Truk da.Lam lot dfb er i, s ebuah nomo r mu La i. dengan 1 un t ul ,


t ruk pertama dan nomor he r.Iku t nya berurutansampai nomor yang pal:
tinggi. Ambil nomo r--nomo r untuk pengambilan con roh. sebagai ber fkut

* Masukkan nomor-nomor ( nomor ditulis pada kertas karton persegi


ukuran 2,5 em ) kedalam suatu tempat, kemudian campur I aduk ate
kocok sebelum ditarik.

* •
Tarik aebuah nomar dari, container yang sama dengan nomor subsamF
yang dikehendaki, angka-angka yang tertera dalam kertas karton p
segiakan merupakan truk yang akan diambil contohnya.

5. Pilih setiap subsample yang dikehendaki. tempat C Loka s.I ) pengambi


untuktiap satuan pengambilan contoh. : Dengan langkah -langkah ber
ku t :

* Bagi dasar bak trukmenjadi empat bag ian yang sama dan beri nomo'
dari. satu'sampai empat .

.* Masukkan ke4 nomer yang beruntun tersebut C nomo r ditulispada


kertaskarton ukuran 2~ cm ) kedalam container dan Kocak sebelum
d.Lt a rLk ,

* Tarik sejumlah nomor yang sama dengan jumlah unit pengambilan


conteh yang dikehendaki. Angka nomar yang ditarik adalah bagian
yang akan diambil cantohnya. Ganti kertas ka r t on .d an ulangi
langkah ini untuk setiap subsample yang akan diambil.
92

Contoh l. Besar lot = 100 truk campuran aspal beton.


2. Jumlah contoh yang dikehendaki per lot -== l.
3. Jumlah Subsample yang dikehendaki per contoh = 4.
..,
4. Jumlah sample unit yang dikehendaki per .sub samp l.e = '- .
5. 4 nomor ditarik dari container menunjuk nomor truk 10, 12,
23 dan 42 yang akan diambil subsamp1enya.
G. Dasar bak tru~ dibagi 4 yang sarna yang diberi nomor keba ­
1ikan dart arah jarurn jam mu1ai sudut kiri depan.

1 4

2 3
I
i

7. Nomor yang ditarik yang akan mewaki1i 10kasi pengarnbi1an


contoh untuk masing-masing dari ke 4 truk adalah :

Tempat pengambilan contoh


Nomor Truk
( nomor quadrant )

j
10
2 dan 3
12
1 dan 2
I
23
2 dan 3
I
!
42
3 dan 4 Ii
L I

4.10. ~~1ILIH Tm1PAT PENGfuvffilLAll CaNTOR DIBELAKANG PENGAMPAR ASPAL BETON


( FINISHER ).

Istilan-istilah pada artikel 4.9. berlaku. Pada prosedur ini langkah ­


1angkah berikut ada1ah perlu untuk memilih tempat pengambilan contoh
dibe1akang penghampar (finisher ).
·

9:

(I)Pilih besarnya lot. In i. bisa merupakan waktu (jam) produksi ra


rata 1 hari da1am ton f tonase yang tertentu dipilih Cmisal
2.000 ton ),atau jumlah t ruk , Besarnyalot yangmerupakanjumlal
kerj~ rata-r~ta satu h~ri disarankan untuk diambil dalam prose
ini sebab mudah_ dan enak untuk dijadikan random.

(2) Pilih- jumlah contoh yang dikehendaki perlot, satu contoh per 1
yangterdiri dariempat sub contoh, adalah jumlah minimum yang
sarankan.

0) Pilih jumlah Lokas I dari tempat mana satuan contoh ( sampling


-unit ) akau diambil untuk digaDungkan kedalam satu subsample.
Dua s at.uan cont oh per sub samp l e dianjurkan untuk diambil ( den

"
membagi besar lot--waktu-menjadiperiode
. . .
1/4 jam, tiap perio
waktu untuk pengambilan contoh dapat ditentukan dengan mudah.

(4) - Tiap periode 1/4 jam diberi satu nomor, mulai dengan 1. dan be
nomor berturut-turut sampai nomor tertinggi, dalam lot terse but
Ambil nomor periode 1/4 jam untuk pengambilan contoh dengan pr
sedur berikut.
Masukkan nomor-oomor yang sarna dengan banyaknya periode 1/4 j
dalam lot kedalam sebuah_ wadah ( nomor-nomor ditulis pada kert
kartas ukuran 2~ cm, kemudian dikocok sebelum dilakukan penar
an.
Tarik sejumlah kartu yang banyaknya sarna dengan jumlah subsamp
yang dikehendaki dari lot. Nomor-oomar padakartu tersebut me
pakan periode 1/4 jam selama satuan contoh akan diambil.

(5) Pilih, untuk masing-masing sUDsample yang dikehendaki, lokasi


belakang penghampar untuk masing-roasing satuan contoh, 1angkah
langkah berikut ikuti. ;

Masukkan berturut-turut namor <: 1 dan seterusnya ) pada kartu


karton ukuran 2~ em yang sarna dengan jumlah meter lebar ampa r ai
kedalam container, kocok sebelum ditarik.
Tarik sejumlah kartu yang banyaknya = jumlah satuan corttohyal
dikehendaki. Nomor-namor pada setiap kartu yang ditarik me rup al
jarak dari sis1 kanan ke tempat pengambilan cantoh. Ganti kartl
94

dan u1angi 1angkah ini untuk setiap satuan contoh dari masing
masing sub contoh yang akan diambi1.
~lesin penghampar akan bergerak selama petiode waktu yang dipilih
untuk pengambilan cantoh. Tiap sample unit harus diambil sejarak
1 meter dari belakang mesin penghampar.

(6) Prosedur ini harus diulangi untuk tiap mestn penghampar yang di
gunakan.

Contoh 1. Besar lot = 10 jam ( rata-rata operasi perhari ).


2. jumlah contoh yang dikehendaki per lot = 1.
3. Jumlah subsample yang dikehendaki per contoh = 4.
4. Jumlahsamp1e unit yang dikehendaki per subsamp1e = 2.
S. 4 buah kartu yang ditarikdari container mewakili. periode
1/4 jam, nomoI' : 12, 14, 25 dan 3S merupakan periode
waktu se1arna subsample akan diambi1. Nomor-nomor ini
menunjukkan waktu yang telah Lewat; selama periode
waktu yang dipilih sejak permu1aan operasi.

Nomor periode Haktu/Jam sejak


Waktu dirnu1ai operasi

12­ 2,75 3,0


14 3,25 3,50
25 6,00 6,25
3S 8.50 8,75

6. Lebar amparan mesin penghampar = 30 ft.


Jadi nomorkartu dari 1 -·30 dimasukkan keda1am container
dan dikocok ( unt uk sat uan me ter : 10 x 3 ).

7. Nomor-nernor yang ditarik untuk mewaki-li tampet pengarnbilan


cantoh dibelakang mesin penghampar untuk tiap keempat peri
ode waktu adalah ;
95

1,;.

Nomor periode Haktu jam Tempat pengambilan


1vaktu sejak dimulai contoh/feet dari sisi
operasi kanan amparan

12 2,75 -, 3,0 6' dan 27


14 3,25 3,50 11 dan 4
25 6;00 6,25 29 dan 2.3
35 8,50 8,15 3 dan 13

4. .11. CATATA...1'i INSPEKST.


-,
Catatan yang baik ha rus tetap dipunyai oleh teknisi aspa L. plant. Ca
•. ca t an ini adalah merupakan oasis untuk menentukan terpenuhi atau tidal
nya spesifikasi yang disarankan dan juga sebagai dasar untuk pembaya~

an. Catatan-ca t at an harus jelas, lengkap dan teliti.


Cata~an juga memberikan keterangan mengenai sejarah pelaksanaan, kete
rangan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk proyek sehingga stud:
dan evaluasi pada waktu yang akan datang dapat dibuat.

Stipaya kuat catatan-catatan dan laporan-laporan harus dibuat waktu di­


adakan pemeriksaan (test) dan perigukuran-pengukuran;, dan catatan-catat
an tersebut harus dijaga.supaya tetap .uptodate.

Cata tan Had.an.

Harus adacatatan harian pada setiap proyek, catatan harian harus di­
ouat, sehingga tembusannya dapat dikirim kepada pfhak'lain bila dike
hendakL

Entri pertama harus mencatat keterangan-keterangan standard : nomox


proyek, lokasi aspal plant, tipe dan buatan dari plant, sumber bahan,
nama-nama personel inti, dan data-data lain yangperlu.
Perubahan-perubahan dari, keterangan dasar tersebut harus dicatat bila
terjadi.

Sebagai tambahan selain tanggal, komentar mengenai cuaca. aktivitas'


96

aktivitas utama dari. plant harus dieatat yang merupakan cerita.


Seperti mengenai inspeksi-inspeksi, gambaran-gambaran singkat mengenai
operasi sehari-hari dan sebagainya.
Kejadian-kejadian yang luar biasa harus dicatat, lebih-lebih yang ada
pengaruh jeleknya terhadap campuran aspal beton.

LAPORAn HARIAN.

Harus ada laporan harian untuk aktivitas plant. Pada permulaan formu ­
lir hat"us tercantum keterangan-keterangan seperti pada ca t a can ha r Lan j :

harus ada laporan mengenai pemeriksaan-pemeriksaan (test) yang dilaku


kan setfap hari dart memuat daftar jumlah bahan yang diterima dan yang
telahdigunakan. Contoh formulir Lapo r an harian diperlihatkan pada Gambar IV-5.

Harus ada eatatan.dari lokasi dimana c~puran aspal, dihampar, jalur,


lapisan ke berapa dan stationnya (patoknya ). Keterangan-keterangan
tersebut diambil dari laporan tersendiriyang digunakan untuk uraian
tertentu.

LAPOFAN BULANA:N.

Bila laporan bulanan diperlukan, laporan tersebut harus memuat k~te ­


rangan-keterangan mengenai operasi plant yang ada pada laporan harian,
formulir sebagai. contoh yang merupakan grafik data-data pengendalian
hot mix dapat dicantumkan dalam laporan bulanan ( lihat Gambar I V- 6 ).

Formulir tersebut harus mencantumkan ukuran saringan yang digunakan


pad a proyektersebut, job mix formula, dan garis yang menghubungkan
titik rata-rata satu harinya dan deviasi job mix~ Garis tengah horizon
tal merupakan job mix, dan ruangan sebelah atasnya adalah untuk angka
angka yang lebih besar dari job mix dan sebelah bawah adalah urituk
angka-angka yang lebih keeil dad Job mix.

Catatan :

Apakah ca t at an - catatan Lerigkap dan up. to date .

":

Co,
II>

!} ASPHALT. PLANT INSPECTOR'S DAILY REPORT

PIlOJ~CT 1-1ln-,t; wi (6) COUNTY ·W..~jJ" . .STATE .. DATE 6/20/7-1 .


~ MAl'KtlIAL:
MIXED Ill' ·S",,,,,, Co
. .
. . AT
REPORT NO..
. I.,. . . . .

L -_ _- ' - -
111' _
........:........: _

CON:lIGI'IEO TO . Sl<Hw"z Co .~ J,.T 1/.-./ "",;'d- .' _ _' _


t-I" TYPIi: OF I"LANT K.II41~-lJ.. W. .MIX: TIME p~:I\ 8A,TCn .60 SECONO:i
~
MATERIALS
I
1~~"":-
1(11'1.0 SOUIICE CAll. Of' TR!.JCK NO. DATK n£Ct:IVEO
U1 -
A:U!liALT 86!1W 1l.ft-y. tr ....d , $3-Kar,.. Co.
I. li/dJ .{.o:xJ ,..L

()l 'ACGl\EGATE
84/100

KINO.
-
.
SOURCE 7,1-,'
"'1U1I: ,

IH' I'
~J- K.ur

}i'

I.' ---
ii'
36'
H'
o.e
I
O.e
;. ., . ,II.
II/ZD

'30 ,sa
. .{,lXlO . .I.

IlCfO I toG
---
~
Cr. a.1
COARSE
4£Gtte Zti.e'- Co. 100 1J .0
--- 10.3
--- --- /.1 0.-' 0'
--- --
- - - - --- -_. --- --- --- --- --- --- ---- ---
,...
~
INTI!R-
O. do'lC Z.i4kr Co.
- - -- 100 8-'.6 $1;.$ $1.9
---
19.7 1$.-' !I.O
--- --- --- - - - --- --- --.-.- - -
5 Ii -' a
Ii MEOJA.TE:
L' s.n" J.nc, p~
-- -- --- --- --
100 i6.1
- - - --- --- - - --- -• -
91.' sr .o sr.r .{9.9
--
.. 11.9
I
-_
\lJ
'"Cl
t'INI!: - - -- -- --- --- --- - - --- --- --- - ­
o -- -- - - --- --- --- - - - --- --- --- ---- - -
100 l'<l.1 83 1 71.S
Ii
~
I!ILLEf\
limed.".. Kil" tUrN lA.
-- -- - - --- --- - - - --- -'-- --- - - --- --
eu"' ... IIL........-.2.__ % -- -- -- -- - - --- ._- --- - - - --- --~

en COM BIN~:[) JttT • • MII:D".4TL...--,O~".


II' GIl.ADATION r u, ___ ~5_~ nLLaIr.--.f..--..-. ,,~ 66 •.{ 6-'.1 ¥J.lt -'~~ ltJT dJ-' 10.1 ~.7
Ii --
100 91.9 81.9
--_. --- ------
1-" joa-MDt ~'OI\MULA 100 90.0 7/1.0 70.0 56.6 ..... 6 -':16 .'4 Ii /1.0 £~£Q.:
\lJ

P no'r
IIIN NO. 2K'
AN ....LySIS 01'
f.
fUI'I AGGRKGATKS

._-­ ,..
IH'
---­
I'
'
--­" W
-- ­ ----.-'
'i''16
­ ---­ ---­ -,----­ ---­ ---­
lUI IS<> 1'00 1%00

I
---­ ---­ - - ­ ---­ - - - ­
100 11,1
- ­ - -8.7­ ---­
- $1.0 -'.6
1iI.0
...
.{it
_.---­ --_
ID.T
() s ----­
fIIJ . •
..... !J -'

03
~..--.-

- - - ­ ----­ "--­ - - ­ ---­ ---­ ---­ - - - -


~ 100 M.5 I 0 0.0 -_._­
, ---­ ---­
100 !II 6 11.1 1.0 t.ll o • ~.3 Oll o " --
---­
o «
---­ lIS .-'
- - - ­ ---­ ­

MII'l~JlAL FILum
--­ --­
100 30.0 9./1 1.1 I.~
0.6 o s
100
o
WI
0.1
.
lUI, 7
O.~
- - .__._. O' I
----_. --_.­
71.-'
!lAND EQUIVALENT VALUK.-1I __
-
Co""j;:CTION YAl.r ron fROM W A.SIIED ANALYSl.S ( - '100)-----1.0-1----.

.,g
---.J
98

Gambar IV - 6 Lembar kontrol data asphalt plant ­


Laporan Bulanan.
99

4.12.. DESAIN CA}fPTJRAlT LAPANGAlT.

Desain campuran aspal, sebagaimana dengan desain material teknik 1e


nya, terutama ada1ah merupakan soa1 memilih dan mencampur ( menurut
perbandingan ) untuk mendapatkan campuran yang mempunyai mutu dan
fat-sifat yang dikehendaki s'e t e Lah, selesai pelaksanaan. Dengan tida
melihat cara desain yang digunakan, tujuan keseluruhannyaada1ah un
.. .. ' . '. .

mendapa tkan I menentukan campuran yang ekonomikdan untuk mendapatka


gr adasI ( dalam batas-batas spesifikasi ) beserta kadar aspainya ya
akan menghasilkan campuran yang mempunyai ,

(1) Cukup aspal untuk menjamin perkerasan yang tahanlama.


(2) Cukup s tabilitas untuk meriahan 1alu lintas t anpa. terj adi
distorsi dan me1enyot.
(3) Cukup mempunyai rongga dida1am campuran yang dipadatkan.
untuk menyediakan ruang bila terjadi pemadatan tambahan
kemudian oleh 1a1u lintas.
,. Tanpa terjadi flushing atau bleeding dan kehilangan sta
bilitas,tetapi cukup kecil untuk mencegah masuknya uda
ra atau air yang merusak.
(4) Cukup workabilitasnya untuk kemudahan dan efisiensi pe­
ngamparan campuran.

Untuk memenuhi kriteria-kriteria tersebut, beberapa faktor harus di


perhatikan;

Penyesuaian sebaik-baiknya agregatyang adakepada gra


dasiyang disyaratkan

Pemf.Lfhan agregat yang dapat secara konsisten memenuhi


persyaratan kwalitas. Sering kal i ha rus memi1ih / ada
pilihan sumber-sumber agregat atau daerah-daerah dida­
l~m sumber yang sarna.

Desain yang seimbang untuk memberi peluang dicapainya


produksL yang maximum sambi1 mendapatkan mutu yang di
kehendakL
100

Campuran yang cocok. dengan kondisi. penggunaan setelah


selesai. pekerjaan.

Biasanya mix desain dibuat atas dasar penyelidikan pendahulu~n. Ini


merupakan pedoman untuk menyesuaikan I mencocokkan job mix formula.
Kedua mix desain terse5ut mungkin dapat tidak sarna, job mix formula
harus dLbua t seh tngga sedeka t mungkin dengan mix de sa In ,

Satu prosedur pada appendix D disarankan untuk membuat de sa in camp~

ran dilapangan yang didasarkan pad~ pertimbanganseperti disebutkan


diatas.
BAB V

GANPUR..£U'T DENGAi\T MEJ.lTGGUNAKAr.'i ASPAL DINGIN


( LIQUID ASPKALT )

5.1. UMUM
Plant yang digunakan untuk membuat aspal beton dengan aspal dingin 1
beda-beda mulai dari plant yang lengkap sampai kesebuah pugrnill kec:
terbuka atau drum berputar. Walaupun demikian campuran aspal dinl
klas tinggi hanya dapat dibuat. dengan plant yanglengkap seperti h(
mix plant~
Kontrol dengantingkat yang sarna juga harus ditrapkan (seperti daJ
membagi-bagi·ukuran·agrega:t, Kadar air, jumlah dan suhu aspal) sc
.. ~
halnya seperti untuk campuran panas ( hotmix asphalt ).

Banyak endapan alam yang cocok dan gradasinya sudah dernikian sehingg
dapat dicampur dengan aspal ( yang jenisnya cocok ) didalam plant ya
sederhana. Bahan-bahan tersebutdapat dicampur dengan sangat ekonomi
sekali dan dapat diperoleh campuran yang sangat baik cocok untuk lap
an sebelah bawah perkerasan jalan kelas satu. Dibeberapa daerah pas
alam yang dicampur dengan aspal dingin di plant dipakai sebagai lapi
an pondasi dan hasilnya sangat baik. Campuran tersebut dibeberapa d
erah digunakan sebagai lapisan permukaan untuk lalu lintas sedang d
ringan. Kapasitas yang tinggi dan biaya yang rendah plant seperti i
adalah merupakan alasan untuk pertimbangan campuran bila ada endap
bahan alam yang cocok.

Campuran dengan aspal dingin lebih-lebih cocok untuk pekerjaan yang .

rak waktu antarapencampuran danpemakaian lama.

Waktu l'emeraman (curing time) dapat disesuaikan derigan memiIih til

aspal ddrig.Ln ryang co cok., Karena itu 'campuran ini t e'l ah digunakan s e cr

ra·meluas untuk penambalan dan pengamparan dengan tangan.

Di Amerika bagian utara,plant sentral sering digunakan untuk membual

stok campuran aspal dingin pada musim gugur yang akan digunakan pade

musim ding in.

102

5.2. AGREGAT DAN ASPAL.

Seti~p agregat yang cocok untuk campuran panas dapat juga digunakan
untuk campuran Gengan aspal dingin, asal tipe dan banyaknya aspal un
tuk tiap tipe agregat sesuai.

Pacia campuran panas viskositas dari aspal biasanya bisa diatur dengan
merubah-rubah suhu agregat dan aspal. Padacampuran dengan aspal di
ngin, viskositas yang tepat harus didapat dengan memilih aspal yang
sudah cacok viskositasnya.
Asphalt Insitute dapat menolong memberi bantuan mengenai hal-hal pr~

sedur teknik.
103

APPENDIX A.

DAFTAR - DAFT.iffi DAN FOFJ.illLIR - FOR\rtJLIR

Berikut ini adalah judul yang.terdapat dalam Appendix yang sangat


berguna untuk teknisi-teknisi asphalt plant.

GAMBAR Halan!an

A- 1 LAPCEAN DTSFEKSI PENDft.HULUAN 105

DAFTAR

A-I Koreksi suhu - isi urrtuk bahan-bahan aspal


satuan duane custom unit ) . 108

A - La Koreksi suhu - isi untuk bahan-bahan aspal


satuan metrik 110

A - 2 Hubungan berat dan isi bahan-bahan aspal


dengan B.D. yang berlain - lainan 113

A - 3 Ukur an nominal, variasi kawa t saringan yang


diijinkan untuk saringan standard. U.S.A.
Standard Series 115
A 4 Sebab ­ sebab yang mungkin menimbulkan cacat
padaaspal betan 117

A - 5 Contohkisar (range ) Euhu


Aspal panas dan Aspal dingin . 119

.A - 6 Kwantitas berbagai kedalaman


Tangki Silinder pada pasisi mendatar 121
104

A.I. KCREXSI SUE:1J - lSI BAHf.1J - BA.H1Ur ASPAL

. ProdQ~-prodl~ aspal terutah volumenya dengan perubahan suhu.


Pez-ubahan da.Lazi sa t.uan isi per derajat perubahan suhu diberi .istilah
"
Koe ta s i.en pengemoangari
... , . , • • "'I " f"
, sua tu ra.z
.... t or yang ,..,ce rubal
an d engan peruoan
' ,

an BD produk aspal tersebut.

C::'
...,U0.U '--0°];'
Q ~ i
b 13.S3. d'a.gunaz
. an se,oagaa. .. ' menen t usan

s t an d ar d da sa r unt uk ' .
VO.lU

me aspal dan prodQ\-produk minyak 1ainnya.

AS1}1 ( The American Society for Testing and Material) menyiapkandan

menerb:itkan daftar data yang luas mengenai koreksi, volume suhu bahan

bahan produk minyak bt~i.

Daftar ini ada dalarn buku berjudul AS~4 - IP.

Petroleum Neasurement Tables ( ASTM D 1.250 ).

Koreksi temperatur - volume dalam satuan duane Amerika ( U.S Custom~

ry Units ) diberikan pada daftsr A - 1. Untuk bahan-bahan yang memp~

nyai BD pada 60°F diatas, 0,966 ( disebut bahan Grup 0) dan dalarn

satuan metris pada daftar A - la untuk oahan-bah~~ aspal yang mempu

nyai kepadatan pada 150° diatas 0,9654.

·0
Contoh penggunaan : Misal BD aspal = 0,983 pada 60 F
Misal juga volume bahan tersebut = 9.000 € a llon
pada tempel'atur 180°F. Tentukan volume bahan tersebut pada tempera ­
tul' standard 60°F.

Caranya: ED = 0,985 bahan·masuk Grup .°


0 untuk temperatur 180 F pa
·da dafta1', unttik bahan grup 0 koreksi faktornya = 0,9587.
Perkalian 0,9587 x 9.000 samadengan volume pada 60 F
° .= 8.628
. gallon.
LAPORAN PENDAHULUAN ~ HOT MIX PLANT

. Proyek io . Kabupat.en . Propinsi ' . 'I'anggaI


1
KETERANGAN PLANT
Type Batch .... Te. Cont.Lnous ...... . .....
' ~ Permanent Portabel
Buatan Model atau no. seri
Q

~
'J>
Keadaan •••••••••••• 01 ". _ ~ •••' .

S:l Stockpiles No. Agregat Ukuran Type Feeder Keterangan A B


.. 1 1" #4 ... • t·' . . . . . . . . .
......... ... '" X

~
I
2 1/2" #100 ........... • • t"" .......
x

~ 3 1/4 11
#200 ........... ...... ' . ................ x

4 . .. .. .. . .. .. . .. . ..
.. .. ......... .......... . ...............

~'u ~
'

0 .. .. a , ...... . ........ ......................


.. .......... t ....

~ !2:
U1
~
H '1:J
Sumber bahan
I t.:t.l

S~
........ ,l, I " - ..

....... " " .

~ ~
" "

Pemisah St.ock : Memadai tidak memadai


><j ~
.'U ~ . Car a men~sukkan ke Feeder Clam . . . . . . . .• Loader Lain .

~
~ Bila memakai cara lain jelaskan ................................. ' . .

1-3
Keterahgan (Stock pile
••••• ~ ••••• ~ ••••••••••••••••••••• a ....................... • • • • • • • • • . • • • • • • • • • • • •

• • • ,. • iii " .

Pengering (Dryer) : Buatan ...•........• Model no. Ukuran


Bahan bakar ...•..... TYJle Burner Kapasitas .

t-'
o
V1
Keterangan . . . .
Alat pengukur suhu . .
Buatan ( merk . .. . Batas ..
. Dapat disetel ? Waktu yang diperlukan untuk berubah lOoe
Tempat pi.pa / tabling
Keterangan
A B

Dust Collector . . . . ..
Buatan / Merk Type
Kontrol Ba:Lik •
Keterangan

Storage Bins dan Screen


Bins No Saringan Luas saringan UkuranAgregat Keadaan Keterangan
rata-rata pipa overfloW"
1
2
3
4

Penumpahan # 8 Bahan Bin no.2 Bin no.3 .Bin no. 4 .•


Keterangan

Tiwbangan Buatan Type Kapasitas Gradasi Tanggal seal A B


Agregat
Aspal r--'
o
0',
Platform
* Meteran Aspal A B
Buat.an , , • • • a .. .. • • • ....
.
. ... ....
..

Saluran aspal dan pompa selubung uap 7a tidal\: , ,.

Keterangan , , ;, , , , , • . . ,. , ,. .
* Auto Plant Agg, Feeder A B
Mekanis , ,.. • , • • Elektr:l.s • ' , , saLtng mengunc l vdengan POllIPa. aapa.L 7a tiduk
Penghitung putaran bac aan sampal put aran , .
. Ket.e.rangan . , . . ..

Pengamb i Lan contoh

Dari storage bin; "i i

Jenis alat pengambil contoh


. Dari pugmill; ,., i • , . . . '.

Dari tangki e.spa.I ' , , •

Dari feeder otomatis : , i

Keterangan t.ambahan , • • , •
. .. ,. . . . .
. .. .... " .. ..

Diperiksa oleh
( TekniSi Plant

Disetujui .oleh
* Hanya untuk Plant kontinyus Resident Engineer
Catatan: Bila rnemenuhi spec .cek dibawah A, I-'
o
DAFTAR A - 1 KOREKSI TEMPERA'l"UR - VOLUME UWrUK BAHAN ASPAL ( CUSTOlv1ARY UN1TS )
GRUP 0 - BD pada 60°F. diatas 0.966
Legenda : t = temperatur yang diukur ·(F). >' M = pengaLf untuk memper-ke c i.L volume
pada dasar 60°F

t M t M t M t M t M t 1'<1 t M t l'v1 t Mit M


I
o 1.0211\50 1.0035 100 0.9861 150 0.9689 200 0.9520 250 0.9352 300 0.9181 350 0.9024 400 0.8864 '1450 0.8105
1 1.0208 51 1.0031 101 0.9857 151 0.9686 .201 0.9516 251 0.9349 301 0.9184 ·3510.9021 401 0.8861 1451 0.8702
2 1.0204 52 1.0028 102 0.9854 152 0.9682202 0.9513 252 0.9346 302 0.9181 352 0.9018 402 0.885'7 452 0.8699
3 1.0201 53 1.0024 103 0.9851 153 0;9679 :203 0.9509 253 0.9342 303 0.9171 3530.9015 403 0.8854 453. 0.8696

4 1.0191 54 1.0021 104 0.9847 154 0.9675204 0.95Q6 254 0.9339 304 0.9174 354 0.9011 4040.8851 451~ 0.8693

5 1.0194 55 1.0017 105 0.9844 155 0.967~ 205 0.9503 255 0.9336 305·0.9171 355 0.9008 405 0.8848 455 0.8690
6 1.0190 56 1.0014 106 0.9840 156 0.9669 206 0.9499 256 0.9332 306 0.9161 356 0.9005 406 0.8845 ~56 0.8681
7 1.0186 57 1.0010 107 0.9837 1570.9665 207 0.9496 257 0.9329 307 0.9164 351 0,9002 401 0.8841 451 0.8683
8 1.0183 58 1.0007 108 0.9833 ;158 0.9662 ; 208 0 .9l~93 258 0.9326 308 0.9161 358 0.8998 408 0.8838 j 1~~8 0.8680
9 1.0179 59 ~.0003 109 0.9830 1.159 0'.9658 : 209 0.9489 259 0.9322 309 0.9158 359 0.8995 409 0.8835 1459 0.8617
10 1.0176 ·60 1.0000 110 0.9826 160 0.9655 .210 0.9486 260 0.9319 310 0.9154 3600.8992 410 0.8832 ,460 0.8614
11 1.0172 61 0.9997 1110.9823 1161 0.9652; 211 0.9483 261 0.9316 3110.9151 361 0.8989 411 0.8829 461 0.8671
12 1;0169 62 0.9993 112 0.9819 1162 0.9648 \212 0.9479 262 0.9312 312 0.9148 362 0.8986 412 0.8826 462 0.8668
13 1.0165 63 0.9990 113 0.9816 1630.9645 ,213 0.9476 263 0.9309 313 0.9145 363 0.8982 413 0.8822 463 0.8665
14 1.0162 64 0.9986 n1f 0·9813 164 0.9641 1 214 0.9412 264 0.9306 314 0.9141 364 0.8919 414 0.8819 464 0.8661
15 1.0158 65 0.9983 115 0.9809 165 0.9638 '215 0.9469 265 0.9302 315 0.9138 365 0.8976 . 415 0.8816 465 0.8658

16 1.0155 66 0.9979 n6 0.9806 166 0.9635 ;216 0.9466 266 0.9299316 0.9135 366 0.8913 416 0.8813 466 0.8655

17 1.0151 67 0.9976 117 0.9802 161 0.9631 : 211 0.9462 261 0.9296 317 0.9132 361 0.8969 411 0.8810 461 0.8652

18 1.0148 68 0.9972 118 0.9799 168 0.9628 !218 0.9459 268 0.9293 318 0.9128 368 0.89~6 418 0.8806 468 0.8649

19 1.0144 69 0.9969 119 0.9795 169 0.~624 1219 0.9456 269 0.9289 319 0.9125 369 0.8963 419 0.8803 469 0.8646

20 1.0141 70 0.9965 120 0.9792 1170 0.9621 i 220 0.94·52 270'0.9286 320 0.9122 310 0.8960. 420 0.8800 470 o. 86}~ 3
21 1.0137 71 0.9962 121 0.9788 1171 0.9618 : 221 0.9449 271 0.9283 321 0.9118 311 0.8951 421 0.8197 411 0.8640
22 1.0133 72 0.9958 122 0.9785 172 0.9614 1222 0.9446 272 0.9219 322 0.9115 37~ 0.8953 422 0.8194 1472 0.8636
23 1.0130 73 0.9955 123 0.9782 173 0.9611 ,223 0.9442 213 0.9276 323 0·9112 313 0.8950 423 0.8191 1413 0.863;3
24 1.0126 74 0.9951 124 0.9778 174 0.9601 ; 224 0.9439 274' 0.9213 324 0.9109 374 0.8941 424 0.8187 ,!414 0.8630 ......
o
GO

(di1anjutkan pada halaman berikut)


DAFl'AR A-I (Lanjutan)

o
GRUP 0- BDpada 60 p . diatas 0,966

:1-1 t M t M t 111' r ,t ,1<1, ,I t, ,'M t ,M I.t M, I t fit t .M


1.0123 75 0.9948 125 0.9775 175 0.9604 2250.9436 2750.9269 325'0.9105 375' 0.'8944 425 0.8784 475' 0.86'27
1.0119 76 o.99 1i4 126 0.9771'176 d:9~01 ~~6 0.9432 276 b.9266, 326 0.9102 376' 0'.8941 426 0.8781 476 0.8624
1.0116 77 0.9941 127 0.9768 IT{ 0·9597 2270.9429 271,0.9263 3270.9-099 377 0.8937 427 0.8778 477 0.8621
1.0112 78 0.9937 128 0.9764 178 6.9594 228 0.9426 278 0.9259 328 0~9096 378 0.8934 4280.8775 418 0.8618
1.0109 79 0.9934 129 0;9761 l79 0.9590 229 0.9422 279 0.9256 329 0.9092 3790.8931 429 0.8772 419 0.8615
1.0105 80 0.9930 130 0.9758 180 0.9587 230 0.9419 ~80 0.9253 330 0.9089 380 0.8928 430 0.8168 480 0.8611
1~0102 Bl 0.9927 131 0.9754 181 0.9584 231 0.9416 281 0.~250 331 0.9086 3810.8924 431 ~.8765, 481 0.8608
1.0098 82 0.9923 1320.9751 182,0.958.0 232 0.9412 2820.92h6 3320.9083 382 0.8921 4320'.8762 , 482 0.8605
1.0095 83 0.9920 133 0.9747 183 0.9577 233 0.9409 283 0.9243 333 0.9079 383 0.8918 4330.8759483 0.8602
1.0091 84 0.9916 134 0.9744 184 0.9574 234 0.9405 284 0.9240 334 0,9076 384 0.8915 434 0.8756 484 0.8599
1.0088 85 0.9913 135 0.9740 185 0·9570 235 0.9402 285 0.9236 335 0.9073 385 0.8912 435 0.8153 ,485 0.8596
1.008l1 86 0.9909 136 0.9737 186 0·9567 236 0.9399 ~86 0.9233 336 0.9070 386 0.8908 436 0~8749 486 0.8593
l.0081 err 0.9906 137 0.9734' 187 0.9563 237 0.9395 287 0.9230 3370.9066 387 0.8905 437 0.8746 487 0.8590
11. 0.077 88 0.9902 138 0.9730 188 0.9560 238 0.9392 288 0.9227 338 0.9063 388 0.8902 438 0.8743 488 0.8587
1.0074 89 0.9899 139 0.9127189 0.9557 239 0.9389 289 0.9223 339 0.9060 389 0.8899 439 0.8740 489 0.8583
.0070 90 0.9896 140 0.9723 190 0.9553 240 0.9385 290 0.9220 340 0.9057 390 0.8896 440 0.8737 490 0.8580
.0067 9J. 0.9892 141 0.9720 191 0.9550 241 0.9382 291 0.9217 341 0.9053 391 0.8892 441 0.8734 4910.8577
.0063 92 0.9889 142 0.9716 192 0.9541 242 0.9379 292 0~9213 342 0.9050 392 0.8889 442 0.8731' 492 0.8574
.0060 93 0.9885 143 0.9713 193 0.9543 243 0.9375 ' 293 0.9210 343 0.9047 393 0.8886 443 0.8727 1493 0.8571
.0056 94 0.9882 144 0.9710 194 0;9540 244 0.9372 294 0.9207 344 0.9044 394 0.8883 444 0.8124 494 0.8568
.0053 95 0.9878 145 0.9706 195 0·9536 245 0.9369 295 0.9204 345 0.9040 395 0.8880 445 0.8721 ,495 0.8565
.0049 96 0.9875 146 0.9703 196 0.9533 246 0.9365 296 0.9200 346 0.9037 396 0.8876 446 0.8718 1496 0.8562
.0046 97 O. 98T}L 147 0.9699 197 0.9530 241 0.9362 297 0.9197 347 0.9034 397 0.8873 447 0.8715 497 0.8559
.0042 98 0.9868 148 0.9696 198 0.9526 248 0.9359 298 0~9194 348 0.9031 398 0.8870 ,448 0.8712 11498 0.8556
.0038 99 0.986 11 149 0.9693 199 0·9523 249 0.9356 299 0.9190 349 0.9028 399 0.8867 1449 0.8709 499 0.8552
I


o
-.0
liO

DAFTAR A - la KOREKSI T~Pc:R-\Ti]R VOLl;1ilE UN'I'U'"t\:


BAF~i A3PAL SATUft~~ ~~TRIK

Grup 0 - kepadatan pa.da 15°C diatasO,9654

Legenda t ~ temperatur yang diukur pada °Celsius


M ;;;:: pengali untuk mengurangi volume ke 15°C

t t I t M It. M· !
I
t t

-25.0 1.0254 0 1.0095 25.0 0.9937 ! 50.0 0.9782 75.0 0.9628 100.0 0.9476
. -24.5 1.0251 0.5 1.0092 25.5 0.9934! 50.5 0.9779 175.5 0.9625 100.5 0.9473
~24. 0 1. 0248 1. 0 1. 0089 26.0 0.9931 51. 0 0.9776 76. 0 q-~9622 101. 0 0.9470
-23.5 1.0244 1.5 1.0085 26.5 0.9928 51·5 0.9773 76.5 6.9619 101.5 0.9467
-23.0 1.0241 2.0 1.0082 27.0 0.9925 I 52.0 0.977077.0 0.9616 102.0 0.9464
;
-22.5 1.02381 2.5 1.0079 27.5 0.9922 j 52.5 0.9767 77.5 0.9613 102.5 0.9461
-22.0 1.0235 3.0 1.007628.0 0.9918 53.0 0.9763 i 78.0 0.9609 103.0 0.9458
-21.5 1.0232 I 3.5 1.007328~5 0.9915! 53.5 0.9760 78.5 0.9606 103.5 0.9455
-21.0 1.0228 I' 4.0 1.0069 29;0 0.99121 54.0 ().9757 79·0 0.9603· 104.0 0.9452
-20;5 1.02254.5 1.0066 29.5 0.9909 54.5 0.9754 I 79.5 0.9600104.5 0.9449
~20.D 1.0222 ~.O 1.0063 30.0 D.9906 I 55~0 0.9751
I 180.0 O~~597 !105.0 0.9446
-19.5 1.0219 I 5.5 1.0060 30.5 0.9903! 55;5 0.9748 80.5 0.9594 105.5 0.9443
-19.0. 1.0216/ 6.0 1.0057. 31.0 0.9900 ! 56.0 0.9745 /81.0 0.. 9591 106.. 0 0.9440
-18.5 1.0212 6.5 1.0053 31.5 0.9897: 56.5 0.9742 81.5 0.9588 1106.5 0.9437
. -18.0 1.0209 I 7.0 1.0050 32:0 0.9894 57.0.0.9739 i Ii 82.0 0.9585 107.0 0.9434
-17.5 1.0206 I T.5 1.0047 32.5 0.9891157.5 0.9736 82.5 0.9582 1107.5 0;9431
-17.0 1.0203 I 8.0 1.0044 33.0 0.98871 58.0 0.9732 83.0 0.9578·108.0 0.9428
-16.5 1.0200 j 8.5 1.0041 33.5 0.9884 58.5 0.9729
-16.0 1.0196 I 9.0 1.0037 34.00.9881 59~0 0.9726
I 83.5 0.9576 '108.5
84.0 0.9573 109·0
0.9425
0.9422
-15.5 1.0193 I 9.5 1~0034 34.5 0.9878 159.5 0.9723 84.5 0.9570 109.5 0.9419
. -15.0 1.0190 110.0 1.0031 35.0 0.9875 : 60.0 0.9720 85.0 0.9567 1110.0 0.9416
~14.5 1.0187 ! 10.5 1:0028 35.5 0.9872 I 60.5 0.9717 85.5 0.9564 110.5 0.9413
-14.0 1.0184 ! 11.0 1.0025 36.0 0.9869 I 61.0 0.9714 86.0 0·956i i 111.0 0.9410
-13.5 1.0180 ! 11.5 1.0022 36.5 0.9 866! ~1.5 0.9~11 186.5 0.9558 11111.5 0.9407
-13.0 1.0177 i 12.0 1.0019 137.0 a.9863! b2.0 0.9,08 187.00.9555 1112.0 0.9404
-12.51.0174 12.5 1.0016 :37.5.0.986°162.50.9705 187.5 0.9552 1112.5 0.9401
-12.0 1.0171 13.0 1.0012 138.00.9856; 63.0 0.9701 )58.0 0.9548 ,113.0 0.9397
-11.51.0168 13.5 1.0009 38.5 0.9853! 63.5 0.9698 88.5 0.9545 l113.5 0.9394
-11.0 1.0164 14.0 1.0006 I' 39.0 0.9850) 64.0 0.9695 i 89.0 0.9542 i 114.0 0.9391
-10.5 1.0161 14.5 1.0003 139.5 0.9847; 64.5 0:9692 189.5 0·9539 1114 . 5 0.9388
-10.0 1.0158 15.0 1.0000140.0 0.98441.. ~5.~ 0.9689 190.0 0.9~36 111~.0 0.9385
- 9.5 1.0155 15.5 0.9997 40.5 0.9841: 05.) 0.9686 i 90.5 0.9)33 j11).5 0.9382
- 9.0 1.0152 16.0 0.9994 141.0 0.9838· 66.0 I
0.9683 91.0 0.9530 1 116 . 0 0.937~
- 8.5 1.0148 16.5 0.9991,41.5 0.9835 66.5 0.9680 i 91.5 0.9527 ; 116.5 0.9376
- 8.0 1.0145 17.0 0.9988142.0 0.9832 67;0 0.9677! 92.00.9524 : 117.0 0.9373
, ,

.'
111

"

t M t t' ,t
t

_
'I
7.51.0142 ·17',~f 0.9,985142.5 0.9829167.5
I '0.9674 I92.5
' 0.9521 117.5 0.9371
',_7.01.0139' la~QO.9981143.0 0.9825 68.0 0.9670 93.0 0.9518 118.0 0,.9368
_6.51.0136 '18.,,0.9978 i 43.5 0;9822 )68.5 0.9667 93.5 0.9515 118.5 0.9365
_6.0 1.6132 19.~ 0.9975 144.0'0.9819 69.0 0.9664 94.00.9512 119.0 0.~362
_ j
5;5 1~'012919.~:, 0.9972 44.5 0.9816 !69.5 0.9661 9~.5 0.9509 119.' 0·9359
~ 5.0 1.0126 20.0>0.9969 t45.0 0.9813 170.0 0.9658 9)·0 0.9506 120.0'0.9356
~4.5 1.0123 20.50.9966! 45.5 0.9810 170.5 0.9655 95.5 0.9503 120.50~9353
- 4.D li0120 21.~ 0.9963 i 46.0 0.9807 \ 71.0 0.9652 96.0 0.9500 1 121 . 0 0·9350
-3.5,1.0117,21.50.9959; 46.5 0.9804 j71.5 0.9649 96.5 0.9497 121.5 0.9347
'_ 3.0 1.0114 22.0 O~9956: 47.0 0.9801 j 72.0 0.9646 97.0 0.9494 1122.00.93 44
-'2.5 1.0111 22.5 0.9953; 47.5 0.9798 172.5 0.9643 I 97·5 0.9491 I 122.5 0.9341
I
- 2.0 1.0107 23.0 0.9950 i 48.0 0.9794 173.0 0.96 uo 98.0 0.9488 123.0 0.9338
_ 1.5 1.0104 23.5 0.99 47: 48.5 0.9791 I' 73.5 0.9637 98.5 0.9485 123·5 0.9335
_ 1.0 1.0101 24.0- 0.9943\ 49.0 0.9788 74.0 0.9634 ~99'O 0.9482 124.0 0·9332
_ 0.5 1.0098 24.5 0.9940: 49.5 0.9785 174.5 0.9631 99·5 0.9479 124.5 0.9329
125.Q 0.9326 150.0 0.9177 :175.0 0.9031 ~OO.O 0.8886 225·0 0.8743 250.0 0.8602
125.5 0.9323 150.5 0.9174:175.5 0.9028 fOO.5 0.8883 25.5 0.8740 250·5 0.8599
'126.0 0.9320151.0"0.9171 :176.0 0.9025 ,201.0 0.8880 226.0 0.8737 0.8596
, 126~50~9317i51.5:0.9168j176.50.9022 ;201.5 0.B877 226.5 0.8135 2,5i.5 0.8,594 ,
1251.0
'127.0 0;9314 152.0 0.91651177.0 0.9019202.00.8874 227.0 0.8732,252.00.8591
, ' " , , ' "1 I
, 1~7.5D;9311 15i.5 0.9163;177.5 0.9017 ~02.5 0.8872 227.50.8Z29 ]1 252. 5 0.8588
128.0 0.9308 153.0 0.9160:178.00.9014 e03.o 0.8869 228.0 0.8(26 1253.0 0.8585
128~5 0.9305 153.5 0.9157178.5 0.9011 ~03.5 0.8866 228.5 0.8723 1253.5 0.8582
129.0 0.9302 154.0 0.9154;179.0 0.900B ~04.0 0.8863 229·0 0.8721 1254.0 0.8580
129.5 0.9299 154.5 0~9151!179.5 0.9005 F04.5 0.8860 229·5 0.8718 1254.5 0.8577
130.0 0.9296 155.0 0.9148;180.0 0.9002 p05.0 0.8857 230.0 0.8715 1255.0 0.B574
130.5 0.9293 155.5 0.9145:180.5 0.8999 ~05·5 0.8854 230·5 0.8712 i 255.5 D.8571
'131.0 0.9290 156.0 0.9142;181.0 0.8996 ~06.0 0.8851 231.0 0.8709 256.0 0.8568
131.5 0.9287 156.50.9139!181.5 0.89931206.5 0.8849 231.5 0.8707 256.5 0.8566
132.0 0.9284 1~7.00.9136;182.0 0.8990 ~07.0 0.8846 232.0 0.8704 257·0 0.8563
132.5 0.9281 157.5 0.9133;182.5 0.8988 !207.5 0.8843 232.5 0.8701 257·5 0.8560
133.0 0.9278 158.0 0.9130j183.0 0.8985 !208.0 0.8840 233.0 0.8698 '258.0 0.8557
133.5 0.9275158_5 0.9127 i183.5 0.8982 ~08.5 0.8837 233.5 0.8695 258.5 0.8554
134.0 0.9272 159.0 0.9124 184.0 0.8979 ~209.0 0.8835 234.0 0.8693 259·0 0.8552
134.:5 0.9269 159.5 0,.9121 184,.5 0.8976 ~209.5 0.8832 234,.5 0.8690 259·5 0,.8549
, , , ,I '
135.0 0.9266 160.0 0.9118 185.0 0.B9731210~0 0.8829 235·0 0.8687 260.00.8546
135.50.9263 ).60.5 0.9115 185.5 0.8970 (210.5 0.8826 235·5 0.8684 260.5 0.8543
136.0 0.926016l~0 0.9112 186.0 0.8967;211.0 0.8823 236.0 0.8681 261.0 0:8540
136.5 0.9257 161.5 0.9109 186.5 0.8964 211.5 0.8820 236.5 0.8678 261.5 0.8538
137.0 0.9254 162.0 0.9106 187.0 0.8961 212.0 0.8817 237.0 0.8675 1 262 . 0 0.8535
137.5 6.9251 162.5 0.91041187.5 0.8959 212·5 0.8815 237.5 0.8673 1262.5 0.8532
138. a 0.9248 163.0 0.9101 188. a 0.8956 213.0 0.8812 2:36.0 0.8670 1263.-0 0.-8529
138.5 0.9246 163.5 0.9098 188.5 0.8953 213·5 0.8809238.5 0.8667 i263.5 0.8526
139.0 0.9242 164.0 0.9095 189.0 0.8950 214.D 0.8806 239·0 0.8664 1264.0 0~8524
139.5 0.9239,164.5 0.90921189.5 0.8947 214.5 0.8803,239.5 0.8661 l264.5 0.8521
112

t '.f
1'.1 t [,I I
I
t ~! t M !.
.
/t

• i i "
140.0 0.9236 :165.0 0.90891190.0 0.89~4 215.0 0.880°1240.0'0.8658 265.0 0.8518
140.5 0.9233 '165.5 0.90861190.5 0.8941 215.5 0.8797,240.5 0.8655 265.5 0.8515
141.0 0.9230 :166.0
,
0.90831191.0 0.8938 216.0 0.8?94 1241.0 0.8652
' I I 266.0 0.8512
141.5 0.9227 ;166.5 0.ge80 1191.5 0.8935,216.5 0.8792:1"241.5 0.8650 266.5 0.8510
142.0 0.9224 \167.0 0.9077 :192.0 0.8932;217.0 0.8489 242.0 0.8647 267.0 0.8507
L42.5 0.9222 :167.5 0.90751192.5 0.8930!217.5 0.87861242.5 0.8644 267.5 0.8504
L43.0 0.9219168.0 0.90721193.0 0.8927:218.0 0.8783l243.0 0.8641 268.0 0.8501
L43.5 0.9216 :168.0 0.9069 :193.5 0.8924 218.5 0.8780:243.5 0.8638 268.5 0.8498
L44.0 0·9213169.0 0.9066 i194.0 0.8921'219.0 0.8773 ;244.0 0.8636 269.0 0.8496
L44.5 0.9210,169.5 0.9063 !194.5 0.8918 219.50.8775 :244.5 0.8633 269.5 0.8493
' i i
~45.0 0.9207 :170.0 0.9060 ;195.0 0.8915 220.0 0.8772 (245.0 0.8630 270.0 0.8490
.45.5 0.9204 '170.5 0.9057 1195.5 0.8912 220.5 0.8769~45.5 0.8627 270.5 0.8487
.46.0 0.9201 ~71.0 0.90541196.0 0.8909 221.00.8766 ~46.0 0.8624 271. a 0.8484
.46.5 0.9198 ;171.5 0.9051!196.5 0.8906 221.5 0.8763 ;246 . 5 0.8622 271. 5 0.8482
.47.0 0.9195 .172.0 0.9048 :197.0 0.8903 222.0 0.8760 :247.0 0.8619 272.0 0.8479
," I \ .
.47.5 0.9192172.5 0.90461197.50.8901 222.5 0.8758 ~47.5 0.8616 272.5 0.8476
.48.0 0.9189 Q73.0 0~9043 1198.0 0.8898 223.0 0.8755 ~48.0 0.8613 273.0 0.8473
.48.5 0.9186i73.5 0.9040 1198.5 0.8895 223.50.8752 '248.5 0.8610 273.5 0.8470
49.0 0.9183 '174.0 0.9037 :199.0 0.8892 224.0 0.8749 :249.0 0.8608 274.0 0.8468
49.50.9180 17~.5 0.90341199.5 0.8889 224.5 0.8746 ~49.5 0;8605 274.5 0.8465
.. 113

DAFT.t....R. A - 2 h1JB~~rGAlT BERAT DAN VOLill·ffi BAHP~ ASPAL PADA


o oF
BERBAGAI BD 60 / 60 (15,6°/15,6° C)

Specific * Pounds ** Gallons Specific * Po~~ds ** Gallons


Gravity Per Gallon PerPo~~d Gravity Gravity. Per Pound

0.970 8.0781 0.1238 _0.010 8.4117 0.1189


1 .0865 .1237 1 .4200 .1188

2 .0948 .. 1235 2 .4283· .1187

3 .1031 .1234 3 .4367 .1185

4
.1115 .1233
4 .4450 .1184

5 .1198 .1232
5
.4533 .1183

6 .1281
.1230 6 .4611 .1182

7 .1365 ..1229
7
.4700 .1181


.1448 .1228 8 .4784 .1180

9 .1532. .1227 9 .4867 .1178

0.980 8.1615· 0.1225 1.020 8.4950 0.1177


1 .1898 .1224 1 .5034 .1176
2 .1782 .1223 2 .5117 .1175

3
.. 1865 .1222 3 .5201 .1174

4 .1949 ;1220
4
.5284 .1173

5 .2032 .1219 5 .5367 .1171


6 .2115 .1218 6 .5451 .1170
1
.. 2199 .1217
7
.5534 .1169

8
.2282 .1215 8 ·.5617 .11.68
9 .2365 .1214 9 .5701 .1167

0.990 8.2449 0.1213 1.030 8.5784 0.1166


1 .2532 .1212 1 .5868 .1165
2 .2616 .1210 2 .5951 .1164
3 .2699 .1209 3 .6034 .1162
4 .2782 .1208 4 .6118 .U61
5
.2866 .1207
5
.6201 .1160

6
.2949 .1206 6 .6285 .1159

7 .3033 .1204 7 .6368 .1158


8 .3116 .1203 8 .6451 .1157
9 .3119 .1202 9 .6535 .1156

1.000 8.• '3283 0.1201 1.040 8.6618 0;1155


1 .3366 .1200 1 .6701 .1153
2 .3449 .1198 2 .6785 .1152
3 .3533 .1197 3 .6868 .1151
4 .3616 . .1196 4 .6952 .1150

5
.3700 .1195 5 .7035 .1149

6
.3783 .1194 6 .7118 .1148

T
.3866 .1192 7 .7118 .1147
8
.39.50 .1191 8 .7285 .1146
9 .4033 .1190 9 .7339 .1145
1.050 8.7452 .1144
114

* For pounds ~er imperi~l Gallon multiply values in this column by


1.20094

* 3
For kg/m ffilutiply values in this COlunlll by 99.77644
** For imperial Gallons per pound multiply valuessnown in
column by 0.83268

** For l/kg multiply values in this col~~ by 8.34540


115

lo••

DAFTAR A - 3 UKillU\'J."'f NotvrINAL, VARIASI YANG DIIJINKAlT

... UNTUK KA\'IAT SARINGfu.'V STAr.1DARD


USA STfu~ARD SERIES
....

r
,
Si'eve Designat~on . Nominal Perm.i~si ole vari§:.l· filaxim1JIll Ope.£. ,Maximum t N
Sieve c :ion.of Average. I
ing Size for IndiYidual
I .' ... b
•.... Standard Alternate
Opening upem.ng from tne \ not more than Opening
inches Standard Sieve I 5 percent of
Di~

Designation
openings' I
..

I
('"

mIn mm IIJIil
mm
(2) (3) (4 ) (5) (6)
.(lY. "'1,

.......

,
2.5 1.9 65.6 66.2 5
63' 2 1/2 in
53· 2.12 in 2.12 1.6 55.2 55.7 5
50 2 in d 2. 1.5 52.1 52..6 5
1 3/4 in 1.75 1.4 46.9 47.4 4
45
31.5 1 1/2 in 1.5 1.1 39·1 39.5 4
4
! .31.~ 5
.26.5
I 1 1/4 in
1.06.. · in
1.25
1.06
1.0
0.8
32.9
21·7
33.2
28.0. 3
25~O 1. in d 1. 0.8 26.1 26.4 3
22.4 7/8 in 0.875 0.7 23.4 23.7 3
19·0 3/4 in 0.750 0.6 19·9 20.1 3
16.0 . 5/8: in 0.625 0.5 16.7 17·0 3
13.2 .530 in 0.530 0.41 13.83 . 14.05 2
12.5 1/2 ind 0.500 0.39 13.10 13.31 -2
11.2 7/16 in 0.438 0.35 11. 75 11.94 2
. 9·5 3/8 in' 0.375 0.30 9·97 10~16 2
8.. 0 5/16 in ·0.342 0.25 8.41 8.58 2
6,1 .265'. in d 0.265 0.21 7.05 7.20 1
6~3 . 1/4 in 0.250 0.20 6.64 6.78 1
5.6 no. 31/2 e 0.223 0.18 5.90 6.04 1
4.• 75 no. 4 0.187
0.157
0.15
0.13
5.02
4~23
.5.14
4.35
1
1
4.00 no. 5
3.35 no. 6 0.132 0.11 3.55 3.66 1
2.80 no. T .0.111 0.095 2.915 3.070 1
2.36 . no. 8 . 0.093 0.080 2.515 2.600 1
2.00 no.10 0.078 0.070 2.135 ·2.215 c
1.70 no.12 e 0.0661 + 0'.060 1.820 1.890 0
... , .... 1.40 no.14 0.0555 0.050 1.505 1.565 . 0
l.18 no Lb
c 0.0469 0.045 1.270 1.330 0
I
II 1.00 rio .1S' 0.0394 0.040 1.080 1.135 0
0.850 no.20 0.0331 0.035 0.925 0.970 0
0.710 l no.25 0~O278 0.030 0.775 . ,
0~815. 0
. 0.600 no.30 0.0234 ! 0.025 0.660 0.695 0
I 0.020 0.550 0.585 1
0
0.500
0.425
no.35
no.40 I 0.0197
0.0165 0.019 1 0.471 0.502 I 0
116

I . .
I Sieve J:esig::a.tion I nominal
Sieve
Pen:a.issible '[art@:. 1~·1aXilI!.um Opel}.
tion of Average ing Size for lIn'· I
I
Maximum
·:11'11. d ua.i,
1
Nominal
Ttlire

I I
. c
Openlng I
Opening from the inet mor-e than Opening Diameter
a
Se a:ndar db Al.t ern at.e inches Standard Sieve .1 5 pe~centof I
Designation lopenl:s .
1
I!!lll I
I
mm rom.

(4 ) (6)

0.355 no.45 0.0139 0;016 0.396 0.425 0.247


0.300 no.50 0.011 T 0.014 0.337 0.363 0.215
0.250 no.60 0.0098 0.012 0.283 0.306 0.180
0.212 no.70 0.0083 0.010 0.242 0.263 0.152
0.180 no.80 0.0070 0.009 0.207 0.227 0.131
0.150 no. 100 0.d059 0.008 0.174 0.192 0.110
0.125 no.120 0.0049 0.007 0.147 0.163 0.091
0.106 no.140 0.0041 0.006 0.126 0.141 0.076
0.090 no.170 0.0035 0.005 0.108 0.122 0.064
0.075 no.200 0.0029 0.005 0.091 0.103 0.053

* The average diameter of the warp and of the shoot wires, .taken separately,
of the cloth of any sieve 'shall not deviate from the nominal values by more
than the followings
..
Sieves coarser than 0.600 mm 5 per cent
Sieves 0.600 to 0,125 nun 7 1/2 per cent
Sieves finer than 0,125 mm 10 per cent
b
These standard designations correspond to the values for test sieve apertures
recommended by the International Standards Organization. Geneva. Switzerland.
c
Only approximately eqUivalent to the metric values in Column 1.

~hese sieves are not in the standard serlesbut they have been included
because they are in common usage.

eThe s e nlnlbers ( 3 1/2 to 400 ) are the approximate number of openings per
linear inch but it is preferred that the sieve be identified by the standard
designation in millimeters.
;l>
iJ> I lpo Aggl'ege.tes Too We:!;
I .~---------
,5' "
'd iJ> lJ> Iii>'
f-'
f-'.
ro l--l
iJ> iJ>' :» iJ> Over-l'ated Dryer Capa.city
Ul.

ct­
,-,,;..-.-----.:..--­
o > .iJ> l:to :t> Dryer set too Steep
tlJ
{I> !"I:toiliJ'o il':> I~ it" iJ>
cf"
o ." ..... :;> iI>' 'iI>

::r I I iJ>
(ll
1---1-1--1--1­
'·0­
. PI,
iI>' , I> , ':to
_' Aggreg(l.te Temperatures Too .Hi.gh
::J
P­ :»-. . ! ::"'1
- \ I t - I , ,
, ,, I " , , I I I I ',' ' . 'J~"
C) iJ> Worn Out SCl'eens' .PI
o Ii

I::l

c-t­
f-'.
:r;. iI>' ,
iJ> 1iJ>' Faulty Screen Operation
~
P
~
g.
. -I I I I
> Rin Ov~rflo';;s Not Functioning
'
I
,j>.

..
tn .: iI>' td, I I> ':t> Leaky Bins
:» :~ I I SegregaUon
~ iI>' of Agg;regates ·inBins
.-r:J
rD
iI>' CJ
en '
'1:l en
f-'
td ltd· ltd ..,....
~ tt:I
c-t­ td. to· ltd trJ ItrJ I ttl I Improper Weighing :r"
Ul rrt .
iI>' :» ,i:to Feed' of Mineral Filler' Not Unifo'rrn. (J

Insufficient. Aggr~gates iIi Hot' -B~i-n-s--~---':"--I


J;:>
'I'

tP

:r;.
iJ> il':> iJ> i:t> =
c.n
rn
'U trJ ltd trJ Improper \oleighing Seq;uence u),
'1:1.'
f-' CJ
f-'. ,;0> iI>' > ":11

..----------­
rn
"'ri­ II I
~' :».
i-l-I- I I I >
I I-L-:....L-L-L-L:::.J 'roo Much Asphalt .=
fTl
o ;l> :t> Ipl>l:» :» , . .. > I]
.-...
-~j I(----------------~
~
(J

or ttlltP tP I ItrJ ltD tD tJ:I Asphalt Scales Out of Adjustment t-<

& ., I I .. ! I I I +---1--+-­ ' fTl.'


010. C)" 10 10 en I ., ci Asphalt Met..e r Out ot'· Adjustmen·t
::Z.
,(J
;::! trJ. I trJ tD ItrJ I ltD. tD. til tr.J, Undersize or ,Oyers,1.ze Batch'
t-<
fTl
§ - . I (J.l
or'
en ·ltJ:I~.td .......

o
,I 11--+. - 2
I::l :» :t> :»
ti t-I I 1 I 'I I' I I--I--L-l-.J- t-' -+--+:--'-'+,-1-=------::--::---,--------~,____,_·----- · ::J::
o
,trJ trJ iJ> -i

--4
OICl 10lQ (') .-0
o
oS;
:z
,?f ~:EI:;:-~~+;~·;·-:;~;.-.~-~ --~' ~>. . , :»1--- ~~.;:.::~:::~.~;:.: ~:::::~:.~~-~.:~-~ -, _ ~.. -j

-_._- ~-
't:l
------:------_----. -""'-"'-,
I
P,.,. .-...­ ,- """- (---
iJ> iJ> ;r> Faulty Sampling . .
- - - ,­ · :::3:
nl t-< .
(Jl .. _I~. . - '__ ..__._._"_ _
" __ ". . 0 ~. _ _..
'X
,t
o ~. ' -.~ o ~ ~ ~ ~ .~1fi o~ 0i§: s;'0 ::{. --6" 0

:p.
if ~ . r'~ ~ ~ ~ ~ ;t ~. ~ 01 ~
b' ~ro ..<
",,.,­
~

J-j 11 ~ I'i ~. ~
ro . ,ro .ro <1l (0
ri ~ 8 fUt::1
0

> r::
roo • (0 .....
t-<
· :z
or CD I .
( '1:l
'i ttl
. "Ci'l
~I ,;,. I f-'.I~ .~ o o
'::: .\3''" .. ~ 00 1-38'c;:l.
\5 g., ~. g.
10

\;;'. ~ :t:'- 'g. ~ "3


~
't:l ro I::ll::l 0 J.xj Q § §' H;,
I-<
ro 'I" I';' I::l' c-t- >-'l' >-'l (JQ I::l cf" c-t- 'U' f-" 'i ct- D

.~
Po' '13 $ ~ trJ ro ri- ~ ~' ~ m ro I::l {I> ru
,~.
><
Ii:J
t'j' Ul
Ul m~. . p,
....Jj ""'Jj , 6 §,g g ~ i§: g t:J ~. ~ (; ;1. 0
i:J
(JQ
H,
H'
-i
c::
f-"
t:J
-: ill I';' 1';" '1'" X i:l c+ or I'l :::0
Po' ~ . ~ G l-J. H· t::::f ~ ~,

o~ ~ .>-'l >-'l o
. 1-'­
o c+ III I 0
c::
Jj
'-:g ~ 0,
c:+
ro
t'l
fTl
(n
m I-' ti 'i Ii + (') ,I c D,
o ",.
~
I'l g Q
,. t-'3
., 0 Ic::g
\-0
~-'
\--'.
(D'
::l I';' g ::l, P ro'
~
.1';' Ii ~t Pl. ill
::l .
~.
I 1-"
,-3 p, c+ ,>-'l
~
.0
I';'
~
1";'
,
0
I::l
(1l
enS
H;,
0
~'
~.
0'
.1';'
I';'

~
f-'.
0
~
i::l
o
c:r
10
'p"
(0'
I
:s::
g
l-t
o ·1..1·
CT "1:<
~
1-" C"T (') l>i'
p.. 0 1:>"
In rs, d~
0
CD "-l .t-cJ.
o 0 ~l

if' ~.
?r a' ~.q .tD
I~' ro
~
f-'.
Oq.
::r
~
f-'.
I::l
iJ'a' X
1:1
0'1
Ef'
c+
~ o
("f- ()
Pl
Ul,
f-'.
p
o~ :5 ;t §
X '1
ct
J.xj I'! R ro
o r:,
a \ll
CD
, Ul
'i
~'
~
\ll
f' 'I I I I I I --L.....J--J----L..-l....--L____ __,' f-'
f-'
'-.J

,"",
118

PER9.TLur

:'!aksud dafter A - 5 ada.Lah urrtuk menunj ukkan kisar ( range ) suhu


yang diper1ukan dalam memperoleh Viskositas aspal yang tepat untuk
I penyemprotan dan pencampuren aspal dengan grade seperti tersebut p~
l de. daftar. Harm; dilihat bahva kisar suhu umumnya diatas titik ny~

I 1~ miniEum unttL~ Me dan SC. Pada kenyataan, beberapa aspal dingin


akan rr menyala!f pada suhu dibawah kisar yang ditunjukan. Karena II
itu, persiapan keaEanan adalah merupakaq suatu kebarusan padasetiap
saat bila menghadapi aspal dingin tersebut. Tindakan keamanan ter
rnasuk hal-hal seperti berikut ( tetapi tidak terbatas pada hal - hal
tersebut saJa ).

(1) Nyala terbuka atau percikan api, tidak boleh dekat-dekat kepa­
da bahan-sbahan tersebut. Pengontrol panas harus digunakan pada
ketel pemanas, mixer, distributor atau alat-alat lain yang di
desain dan disetujui untQ\ maksud tersebut.
I

(2) Nyala terbuka tidak boleh digunakan untuk memeriksa drum, mobil
tangki atau kontainer lain didalam mana bahan tersebut telahdi
s Impan .

(3) Semua kendaraan-kendaraan pengangkut bahan ini harus mempunyai


ventilasi yang cukup.

(4) Hanya orang-orang yang berpengalaman yang diperbolehkan meng~

wasi penanganan bahan-bahan itu.

(5) Semua syarat-syarat perdagangan didalam dan antar daerah harus


dipenuhi.
119

DAFTAR A - 5 COUTOH KISAR SUh1j T.niTUK CilJ.V!PlJHAN DEHGAN


ASPAL PANAS DAN DINGIN - DEa~JAT Fft~~ElrdET ( FO )

SURU CMJ1PUR~.N PTJGMILL

Tipe dan Grade Campuran Campuran


Aspal Dense Graded Open Graded

Aspal Panas

AC - 2.5 235 - 280 180 - 250

AC - 5 250 - 295 180 - 250

AC - 10 250 - 315 180 - 250

AC - 20 265 - 330 180 - 250

AC - 40 270 - 340 180 - 250

AR - 10 225 - 275 180 - 250

AR- 20 275 - 325· 180 - 250

AR- 40 275 - 325 180 - 250

AR- 80 275 - 325 180 - 250

AR- 160 300 - 350 180 -250

200 - 300 pen. 235 - 305 180 - 250

120 - 150 pen. 245 - 310 180 - 250

85 - 100 pen. 250 - 325 180 - 250

60 - 70 pen. 265 - 335 180 - 250

40 - 50 pen. 270 - 350 180 - 250

Aspal Dingin
3

250 135 - 175


800 3

165 - 210

3000 180 - 240 3

Aspal Emulsi
4

MS - 1 50 - 1604

MS - 2 50 - 160 4

MS - 2h 50 - 160 4

88 - 1 50 - 160

S8 - 1h 50 - 160

c;o 4

11'0
CNS - 2 " - ~ 4

CMS - 2h 50 - 100 4

CSS - 1 50 - 1604

C8S - Lh 50 - 160

t'
1.20

Catata.n :

Temperatu.r aspa1 panas dan dingin ada1ah 3ebagai harga pedoman .

"(1) Temperatur campuran Langsung se t.e.Lah-d.itumpahkan dar i pugmi.Ll.,

(2) I'emper'at.ur pemakaian bisa / mungkindiatas titik nya1a .kar ena '
itu harus ada perhatian terhadap bahaya kebokaran dan meled~\.

(3) R.G; t:ldak disarankan urrtuk campuz an pana s dengan pugmiLl..

(4) Temperatur aspa1 emulsi pada campuran d.i.da.Lam pugmill.

o
F - 32
* Derajat Celsius =
121

DAFT.~~ A - 6 QUANTITY TANGKI SILIrIDER PADA BEBERAPA


KEDAL%VAN PADA POSISI HORIZO~IT1\L

I ' , i
%of % of~
%
Depth
% of
Capa-
%
Depth Capa­
%
Depth Capa­ I %
Depth
% of
Capa­
Filled city Filled city Filled city
II, Filled city

1 0.20 26 20·73 51 ·51.27 76 81. 50


2 0.50 I 27 21.86 52 52.55 77 e'2.60
3 0.90 28 23.00 53 53.81 78 83.68
4 1.34 29 24.07 54 55.08 79 84.74
5 1.87 30 25.31 55 . 56.34 80 85.77
6 2.45 31 26.48 56 57.60 - 81 86.77 ­
7 3.07 32 27.66 57 58.86 82 87.76
8 3.74 33 28.84 58 60.11 83 88.73
9 4.45 34 30.03 59 61.36 84 89.68
10 5.20 35 31.19 60 62.61 85 90.60
11 5.98 36 32.44 61 63.86 86 91. 50
12 6.80 37 33.66· 62 65.10 87 92.36
13 7.64 38 34.90 63 66.34 88 93.20
14 8.50 39 36.14 64 67.56 89 94.02
15 9.40 40 37.39 65 68.81 90 94.80
16 10.32 41 38.64 66 69.97 91 95.55
17 11.27 42 39.89 67 71.16 92 96.26
18 12.24 43 41.14 68 72.34 93 96.93
19 13.23 44 42.40 69 73·52 94 97.55 .
20 14.23 45 43.66 70 74.69 95 98.13
21 15.26 46 44.92 7l. 75.93 96 98.66
22 16.32 47 46.19 . 72 77 .00 97 99.10
23 17.40 48 47.45 I 73 78.14 98 99.50
24 18.50 49 48.73 74 79·27 99 99.80
25 19.61 50 50.00 75 80.39
t

Kapasitas penuh dalam Gallon ( U.S.A)

0.7854 x D x L
=
231
3 2
Kapasitas penuh dalam meter kubik ( m ) = 0,7854 x D x L
. Dimana : L = panjang dalam tangki ( dalam in atau m
B = diameter dalam tangki ( in atau m )

Catat.an Volume yang diisi/ditempati oleh pipa-pipa, sambungan,


atau lain-lain yang berada didalam tangki harus diper
hitungkan.
.: f r :
1- -?')

APPENDIX B.

IJ..:BOR..i\.TORIu'N LAP.~.NG.Il, . N DJ11I PERI\.LAT..l\.2;1


.•

B.L H~pir .semua syarat teknik pe Laksanaan aspal beton mensyar atxan harus
. disediakan laboratorium lapangan dan kantor lmtt± teknisi (yang di­
gabungkan ) di site mixing plant un tuk d i.gunakan oleh engineer, . tek
nisi plant danpembantu-pembantunya. BangQDan atau.ruangan ini harus
tahan cuaca dengan ukuran sekurang-kux'angnya 13 m2; mempunyai venti­
.Las l , harus dilengkapi bak , air yang zaenge.Li.r , listrik yang cukup ,
bangku-bangku dan meja-meja sebagaimana diperl·~~an. Kotakpertolon&
an pertamadan pemadam kebakaran harus ada didalam laboratorium.
Bangunan harus sekurang-kurangnya mempunyai 2 jendela, satunya harus
menghadapke plant sehingga pekerjaan pemasukan bahan-bahan dapat jE.
las terlihat setiap waktu.

Sebagai tambahan terhadap alat-alat untuk pemeriksaan (test) yang di


kemuk~~an dalam manual ini, barang-barang berikut harus ada pada la­
boratorium - lapangan.

Termometer dial
Termometer metal
Stop watch
..
Lunder Crayon
Gunting
Pisau saku
Obeng ( untuk saringan lebih besar dad no. 30 )
SIkat kawat
Sikatbuluunta
Formulir
Wadah-wadah,· panci dan ember

Karung

.......

Kaleng yang mempunyaitutup rapat .

Calkulator

.~....

Sample splitter

Terpal 2 m

APENDIX C

CARA PEMERIKSAAN

Pemeriksaan - pemeriksaan yang dianjurkan da1am pedoman ini


ada1ah sebagai berikut :

Pemeriksaan Ha1aman

Pemeriksaan contoh (Asphalt Institute) ~ 125

Pengembi1an contoh bat~r ~erak, keriki1, pasi~

dan ba10kbatu untuk bahan ja1an


( AA SHT0 T - 2 - 7 4 ) ..........................• : ,. 12 7

Bahan 1ewat saringan no. 200


( PB. 0208 - 78, AASHTO T - 11 - 74 ) 137

Ana1isa saringan agregat ha1us dan kasar


( PB.0201 - 7&, AASHTO T - 27 - 74 ...... '" '" '" e . .t; '" • • 139

Ana1isa mekanis agregat yang diekstraksi


AASHTO T - 30 - 74 . '" . '" . '" '" '" ...... '" .... '" '" '" '" '" '" '" . '" '" ..... '" .. '" .. 142

Ana1isa saririgan ~ mineral f7'~~


( AASHTO T _: 37 - 70 ) . . . . . . . • . . . • . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . • . 145

Berat jenis dan penyerapan ha1us


( PB. 0203 - 76, AASHTO T - 84 - 74 ) ,.147

Berat jenis dan penyerapan agregat kasar


( PB .. 0202 - 76, AASHTO T - 85 - 74 ) " 151

Ekstraksi Kuantitatif bitumen dart campuran


perkerasan beraspa1
( AASHTO T - 164 - 74 '" '" .... '" '" .. '" '" 'Ill ....... t •• t .. II t .. ~ ~ t .. ,. t , , t 't 155

·
'.

.124

Berat jenis (bulk) campuran perkerasa~ beraspal


. yang dipadatkan
(AASHTQT ~ 166 - .74 ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • 161

Pengambilan contohcampuran perkerasan beraspal


(' AAS HT 0 T' _ ..16 8 .~ 5 5.) •••• '.' ••••••••••••••••••••••.'•.•• 1 71

Partike1 halus dengan pengujlanekivalen pa~ir

.( AASHTO T - 176 -"73 175

...
125

Pamer fkaaan

PEMBAGIAN CONTOH
(Asphalt Institute)

1. MAKSUD:
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk membagi contoh sesuai dengan
kebutuhan pengujian yang akan d.i.Lakukan ,
Perbedaan ukuran-ukuran dan jenis-jenis agregat memerlukan ukur
an-ukuran contoh-contoh yang berbeda untukpengujian-pengujian
yang berrilacam-macam. Contoh yang diambil dari lapangan haruslah
selalu lebih besar jumlahnya daz Lpada jumlah yang diperlukan un
tuk pengujian.

2. PERALATAN:
Hasil yang baik biasanya dapat diperoleh melalui penggunaan pe~

belah contoh jenis senapan yang ukurannya sesuai.

3. CARA MELAKUKAN:
Cara berikut dikemukan untuk penggunaan-penggunaan dimana pem ­
belah contoh yang biasanya digunakan tidak ada.
i. Sebarkan satu sekop penuh agregat serata mungkin diatas sua­
tu kanvas yang terajut ketat, lebar dan datar, atau permuka­
an lain yang halus.
Lanjutkan penyebaran sekop yang penuh bahan-bahan tersebut
lapis demi lapis sampai seluruh contoh digunakan untuk mem ­
buat suatu tumpukan datar yang luas I yang cukup merata dalam
hal ketebalan dan penyebaran daripada ukuran-ukuran agregat.
Jangan terjadi pengkerucutan daripada agregat tersebut.
20 Bagi tumpukan tersebut secara rapih dan bersih menjadi empat
bagian yang s ama banyak dengan menggunakan sekop yang ujung­
nya datar, atau sepotong Lembar an besi yang Lurus,
Bila sebuah kanvas digunakan dalam hal" ini, maka pembagian
.'

126

tersebut dapatlah dilaksanaJ.::an dengan mudah , dengan cara me r ­

masukkan 5uatu bata~g kayu atau besiyang tipisdibawah kan ­


vas, tersebut dan kemudian mengangkat batang tersebut yang beE
ada dibawah kanvas runt.uk membagi contoh tersebut sama banyak, .
mula-mula menjadi dua bagian kemudian diteruskan menjadi em..,.
pat bagian.
3. Pisahkan dua bagian yang saling berhadapan daripada keempat
bagian tersebut dan kesampingkan.
4. ulang:L kembali prosedur yangtelah dilakukan diatas dengan
bagian yang tersisa d.aripada agregat tersebut sampai suatu
contoh dengan ukuran yang dikehendaki diperoleh.
5. Bila' diinginkan, bagian yang telah dikesampingkan dapat ',disi~
pan untuk pengujianulang (pengecekan) bila kemungkinan dipe£
Lukan,
127

Pemeriksaan

PENGA~IBILANCONTOH BATU, TERAK, KERIKIL,·

PASIR, DAN SALOK BATU UNTUK BAHAN JALAN

(AASHTO T-2-74)

1. MAKSUO:

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk digunakan dalarnpengambilan

contoh batu, terak, kerikil, pasir dan balok bat~ untuk keguna­

an-kegunaan sebagai berikut:

a, Pene Li.t Lan pendahuluan s umber-s umbez- cadangan.

b. Dapat diterimanya atau ditolaknya st.nn?er-sumber cadangan.


c.Penelitiandaripada kiriman bahan-bahan.
d. Penelitian bahan-bahan ditempat pekerjaan.

2. ·PENGAMBILAN CONTOH:
a , Contoh-contoh dari bahan-bahan yang akan digunakan untuk
pengujian-pengujian yang akan mendasari dapat diterimanya a­
tau ditolaknya cadangan, akan diambil oleh penguji atau wa ­
kil-wak{lnya yang ditentukan o Contoh-contoh untuk penelitian
atau pengujian pendahuluan dapat diberikan oleh pemilik atau
penjual daripadacadangan tersebut.
b. Pengambilan contoh adalah sarna pentingnya dengan pengujian
contoh tersebut, dan pengambilan contoh tersebut haruslah
menggunakan setiap keberhati-hatian untuk memperoleh contoh­
contoh yang akan memperlihatkan sifat dan kondisi yang se
sungguhnya daripada bahan-bahan dimana contoh tersebut bera­
da,

BATU DARI TEBING ATAU QUARRY

3. PENELITIAN:
PermUkaan tebing atau quarry daripada tempat tempat batu terse~

but haruslah diteliti untuk menentukan ada tidaknya perbedaan


'f

128

. ,
perbedaandari lapisan-lapisannyao Perbedaa~ dalam hal warna
dan struktur haruslah diarnati.

4. PENGAMBILAN CONTOH DAN UKURAN CONTOH:


Contoh-contohbatu yang terpisah dengan berat masing-masing pa­
ling sedikit 50. Lbs (25 kg) dan terdiri daribahan:"'baha.."'l. yang
. tidak aus oleh euaca sampai batas-batas penggunaan yang diing iE:
kan daripada bahan tersebut, haruslah diperolehdari semua la ­
pisan yangterlihat mempunyai perbedaan dalam hal warna dan
,.,::' .
: ..
".' . struktur~ Bila ujikekerasan atau uji penekanan diperlukan, ma­

ka setiap potongan daripada eontohtersebut tidaklah boleh Ie ­


bih keeil dari 6x6x4 in (150x150xlOO mm), dalam hal ukurannya
dengan hidang letaknya ditandai seeara mendatar, dan potongan
ini haruslah juga bebas dari lapisan-lapisan atau retakan-retak
ano Potongan-potongan atau bagian~bagian yang telah terusakari
o Leh peledakan-peledakan tidaklah boleh dimasukkan sebagai. con­
toh.

5. DAFTAR:
Sebagai tambahan terhadap informasi umum yang menyertai semua
cont.oh-iconcch , maka informasi berikut akan menyertai eontoh­
contoh daz L tebing-tebing lokal Csetempatl:

a .• Nama daz.Ipeda pemilik atau penjual.

b. Jumlah kira-kira yang dapat diperoleh (bila jumlahnya sangat


besar, maka hal ini dapat didaftarlean seflagai ti.dak terba
tas) 4

c. Kwantitas dan si£at dar.ipada terlampau dibebani atauterbu ­


lea •.
d.Fanjangpengangleutan sampai titik terdekatpada jalan dimana
,bahan tersebut akan digunakan.
e. Si£at daripada pengangleuta,n (jenis dan golongan jalanl_
f ... Beberapadaftar yang terperinei daripada lokasi dan sej auh.
mana bahan tersebut diwa.kili oleh se t.Lap contohnya.
1,29

3ATU LAPANGAN DAN BONGKAH-BONGKAH

6. PENELITIAN:
Suatu penelitian yang terperinci daripada penimbunan-penimbunan
batu lapangan dan bongkah-bongkah diatas daerah dimana cadangan
tersebut a~an diperoleh, haruslah
.
dibuat. Jenis-jenis
, .
yang ber­
da daripada batu dan juga kondisinya pada timbunan-timbunan a ­
tau endapan-endapan yang berbeda haruslah juga didaftarkan.

7. PENGAMBILAN CONTOH:
Contoh-contoh yang terpisah haruslah dipilih dari semua golong­
an batu, sehingga penelitian dengan mata dapatdipertimbangkan
atau dianggap menentukan penggunaannya dalam konstruksi.
Masing-masing contoh tersebut haruslah mempunyai berat paling
sedikit 50 lbs (23 kg).

8. DAFTAR:
Daftar,..daftar yang menyertai contoh-coritoh batu lapangan dan
bongkah-bongkah, sebagai tambahan t.ezhadap informasi umum, ha ­
ruslah mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi cadangan.
b. Jumlah kira-kira yangdapat diperoleh.
Co Persentase daripada golongan-golongan batu yang berbeda yang
diambil contohnya, dan persentase daripada bahan yang dapat
ditolak berdasarkan pengamatan dengan mata sehingga harus di
tangani dan di tolak.

PASIR DAN KERIKIL

Produksi pinggir jalan dan yang diambil dari pinggiran

9. DEFINISI:
Produksi pinggir jalan dalam hal inidimaksudkan sebagai prod~

si bahan-bahan menggunakan a Lati-ia.Lat; yang dapat dipindah-pindah


atau yang sebagian dapat dipind~-pindah untuk pemecahan ,
1,30

penyaringan atau pencucian yang dibangun atau dipasang kembali


pada tempat kerja dalam suatu proyek tertentu dengan tujuan
memberikancadangan bahan-bahan un tuk. proyek tersebut.

10. PENGAMBILAN CONTQH:


a. Contoh-contoh akandipilih. sebagai contoh-contoh yang mewa­
. .

kili .bahan':'bahan yang be.rbeda-Leda , .yang dapat dapat dipi ­


sah-pisahkan oleh pengambil contoh, dimana contoh~contoh
tersebut dapat diperoieh pada timbunannya.
Suatuperkiraandaripada kwantitas bahan-bahan yang berbeda
haruslah dibuat.
b. Bila timbunan (deposit) dikerjakan pada suatu pinggiran
yang terbuka atau legokan . (lobang), cont.on tersebut akan di
ambf.L dengan cara membuat terusan yang dalam daripada per ­
m~~aannya secara tegak lurus daribawah sampai atas, sehin~

ga contoh tersebut akan mewakili bahan yang dimaksud untuk


digunakan. Bahan yang terlampau terbebani dan juga yang ter
ganggu tidak akan diikutsertakan sebagai contoh.
Lob~g-lobang pengujian akan digali atau dibor pada bebera­
pa jumlah temp at pada timbunan atau endapan yang ada untuk
menentukan kwalitas daripada bahan dan juga sejauh mana ti~

bunan ituterdapat. Jumlah dan kedalaman daripada lobang ­


lobang pengujian tersebut akan tergantung pada kwantitas da
ripadabahan yang akan digunakan, topografi daripada daerah
tersebut, sifat daripadatimbunan, sifat bahannya, dan ni ­
laiproduksi akh Lrnya , Cbntoh-contoh yang terpisah akan di­
peroleh dar.i pezmukaarr jxi.nqqf.r'an dan juga dari lobang-lo
bang pengujian, melalui cara-cara yang df.kemukeken diatas,
dan hila penelitian denganmata menyatakanbahwa cukup ba
nyak adanya perbedaan--perbedaan daripada bahantersebut,
maka masing-masing contoh t.ez sebut; akan dipilih untuk mewa­
kili bahan .pada masing-masing lapisan yanq jelas. Bilati ­
dak demikian, sejumlah besar contoh-contoh dari masing-ma
sing daerah penelitian haruslah diperoleh dan diperkecil
131

ukurannya melaluipengadukan yang menyeluruh dan pembagian­


pembagian. Ukuran'daripada contoh-contoh tersebut sedemiki­
an rupa sehingga paling sedikit 25 lbs (12 kg) pasir dan
75 lbs (35 kg) kerikil dapat diperoleh untuk pengujian .­
pengujian bila kedua unsur-unsur tersebut terdapat didalam­
nya. Bila timbunan yang diteliti tidak mempunyai permukaan
yang terbuka, maka contoh-contoh diperoleh secarakeselu
ruhan dari lobang-Iobang pengujian seperti dikemukakan.
c. Dalam halnya pengambilan contoh dari tumpukan bahan-bahan,
maka sangatlah sulit untuk menjamin contoh-contoh yang me­
wakili, hal ini adalah karena terjadinya pemisahan-pemisah
an bila bahan ditumpuk-tumpuk, dimana partikel-partikel
yang iebih kasar akan mengguling keluar padadasar-dasar
tumpukantersebut. Bila· memang perlu untuk menqambd l, contoh
dari tumpukan-tumpukan, maka setiap usaha hez'us Leh dilaku ­
kan pertolongan alat-alat berat yang mampu rnengeluarkan ba­
han-bahan tersebut pada bermacam-macam tingkatan tumpukan
.dan juga daerah-daerah tumpukan. Contoh-contoh yang terpi
sah akan diambil dari tempat-teinpat atau daerah-daerah tum­
pukan tersebut, sehingga dapat mewakili: bahan yang ada pada
bagian tersebut. Hasil-hasil pengujian masing-masing contoh
akan menyatakan sampai dimana pemi.sehan iyanq terjadi pada
tumprikan~tumpukan tersebut. Dalam pengambilan contoh pasir
daritumpukan-tumpukannya, maka lapisan terluar yang mung ­
kin telah menj adi kering dan meriyebabkari pemf.aahan-pemiseh­
an haruslah dipisahkan sehingga contoh yang mewakili pasir
yanglembabnya dapatdipilih.

11. DAFTAR:
Sebagai tambahan daripada inform~si umum yang menyertai semua
contoh-contoh, maka informasi-informasi berikut akan menyertai
contoh-contoh hasil produksi dipinggir jalan:
a. Nama daripada pemilik atau penjual.
b. Tempat cadangan tersebut.
.'

132

c. J~~lah k1rn-kirayang ada atau dapat diperoleh,


d. Jumlah dansifat daripada bahan-bahan yang terlampau terbe ­
bani, (overburden) " .
e.l2anjang perjalanan pengangkutan sarnpai tempat kerja yang di.;..
"'rencanakano
f. Sifat-sifat daripada pengangkutan (jenis ji3.1an, tanjakan'
maksimum, dan sebaqatriyal 0

g. Beberapa daftar terperinci daripada tempat dan perluasan s~


pai dimana bahan-bahan tersebut berada yang diwakili oleh rna
sing-masing contoh.

PASIR, KERIKIL, BATU, DAN TERAK


, '

12. PENGAMBILAN CONTOH UNTUK PENENTUAN KWALITAS:

a. Biladapat dilakUkan, contoh-contoh dari sumber-sumber per ­


dagangan yang akan diuji kwalitasnya haruslah diperoleh daxi
bahan yang telah jadi (selesai diproduksil. Kalau tidak, con
toh diambil menurut prosedur yang dikernukakan pada butir 4,
7, atau 10.
b o Contoh-contoh yang akan diuji untuk kehilangan terhadap kea­
usan (abrasi) harus diperoleh furi bahan-bahan yang telah j~

di tanpa dilakukan penumbukan atau pengecilan ukuran parti ­


kel secara biasa untuk persiapan sebagai contoh uji keausan.

13,. PENGAMBILAN CONTOH PADA TEMPAT PEMBUATAN:

Suatu penelitian umum datipada tempat pembuatan dan juga pendaf


taran daripada .fasilitas-fasilitas penyaringan, haruslah diL:i.­
"kuk an, Disarankan, lebih baik untuk mengambil contoh-contoh pa­
dabeberapatempat yang sesuai, yang dapat menj amin 'pengambilan
contoh yang mewakili, seperti pada gerobak-gerobakpengangkut,'
tongkang-tongkang, atau truck-truck pengangkut dirnana bahan-ba­
' . '

hannya diangkut dari timbunan-timbunan atau tempat-tempat ang ­


kut berjalan. Untuk menentukan perbedaan-perbedaan dalam hal p~

'nentuan tingkatan daripada bahan, maka contoh-contoh yang


133

terpisah. harns diperoleh. pada saat yang ber beda-sbada pad.a waktu
bahan-bahan dimuat untuk di.angkute Bila contoh diambil dari tern
pat angkut berjalan, maka contoh harus diambil dart keseluruhan
penampang melintang aliran bahanpadasaat dikeluarkan.
Pada s'aat; permulaan pengeluaran dari tempat-ternpat angkut be,r ­
j alan tersebut, maka j.umlah yang cukup daripada bahan haruslah
d~iarkan untuk mengalir agar menjamin adanya keseragaman yang
normal sebelum conto~ dipilih,

14. PENGAMBILAN CONTOa PAOA PENGIRfMAN:


a, Eila pada tempat pembuatan tidak. dapat dtlakukan, con ton e­

contoh. yang akan ditentukan kwalitas"maupunukurannya dapat­


lah diperoleh pada tempat tujuan dan cont.oh, diambil seb.elum
bahan-bahan dft.uzunkan , Uji gradast har us-Lah dilakukan lang­
sung untuk menentukan dapat diteri.manya atau tidak bahan ter
sebut dalamhal ukuran .. aila uji kwalitas ters'ebut 'merupak~

suatu hal yang rutin, maka bahan tersebut dapatiah diturun ­


kan dan digunakan sebelum uji-uji tersebut seles-at, tetapi
bila keputusan dapat atau ti.dak. diter:imanya sumber ters-ebut
tergantung pada uji kwalitas tersebut, maka bah.an.,..ba,li.a.n tar­
sebut tidaklah. boLeh digunakan senelum keput.usan dapat di<;Ju­
nakannya, berdasarkan semua pertimbangan-perti:mbangan o
Contoh-contoh yang terpisah. haruslah diamOil dari tempat....tem
. -.
pat sebanyak mungkin pada setiap. sa~uan pengiriman Bila pez>
Iu untuk mewakili bahan tersebut, karena diketahui adanya'ke
mungkinan pemisahan-pemisahan bahan pada saat pem:uatan,
Contoh-conton terpis'ah tersebut umumnya dtkombinasi untuk
menghasilkan suatu contoh campuran dan contoh ini hila perlu
akan dikurangi meialui pembagian-pembagian, tetapi ella in ­
formasi-informasi mengenai pembedaan diperlukan maka masLng­
masing contoh yang terpisah. te'rsebut haruslah. diuj.L
b. Conto~-contoh dar! truck-truck, kereta-kereta angkut, ata,u
tongkang-tongkang haruslah dlambil dengan carayang sarna se­
perti dikemukakan untuk tempat angkut oerjalan, kecuali
~.

.. 134

daLam .hal banyaknya j umLah lobang-lobang yang harus di.sesu­

aikan menurut ukurari dar ipad a satuan pengangkutnya dan ba ­


nyaknya ton yang·teIlibat.
c. Agregat halus dapat diambil contahnya seperti yang dikemu
kakan diatas atau dengan cara menggunakan tabung pengambil­
an con tah yang ukur annya k Lz a-ekdzna 1 ~ inch (3 ern) garis te­
rigahnya dan panjang 6ft (2m)., yang dengan sedikit latihan
atau pengalaman ternyata dapat memegang atau menahan pasir
lemhab yang dipaksakan kedalamnyabHa d Lmasukkan pada agr~
.. gat ha Lus yang akan diambil cantohnya. Lima sampai delapan
pemasukan-pemasukan daripada tabung t.er sebut; kedalam satu~
satuah yang akan diambil contahnya dapat menghasilkan kira­
kira 10 lb (4,5 kg) dar ipada agreg at halus •
d. BHa pengujian akan dilakukan h anya untuk penentuan ukuzan
saja; maka disarankan agar pengu] ian-penguj ian dilakukan dl
lapangan agar tidak menunda pengambilan keputusan dalam hal
penggunaan bahan tersebut. Cantoh-cantoh a1<an dikirimkan j~

ga ke labaratarium untuk uji-uji pengecekan •

. 15. J UMLAH DAN UKURAN CONTOH:

0. 0 Banyaknya contoh-contoh yang diperlukan tergantung pada mak


. sui penggunaan daripada contoh tersebut, kwantitas daripada
. bahan yang bersangkutan danperbedaan dalam hal kwalitas
dan ukuran daripadaagregatnya. Jumlah yang cukup daripada
contoh-contoh haruslah diperoleh agar dapatmenutupi semua
perbedaan-eperbedaan dalam bahan tersebut. Sangatlah disar~

.kanbahwa setiap con t.oh daripada batu-batu yangtelah ditum


buk, kerikil, -terak, atau pasir mewakili kira:-kira 50 ton
'bahan,
b. Ukuran-ukuran dan berat-berat contoh dapatlah. dicoba-coba.
Kwantitas-kwantitas haruslah diperkirakan berdasarkan jenis
dan jumlah daripada uji-uji dimana bahan tersebut akan di ­
kenakan. Semua standar-standar uji dapat diterimanya dan
kontrol d.i.t.ent.ukan olet. car a-icar a AASHTO, dan ASTM, .,
135

demikian juga penentuan kwantitas: da~ipada contoh yang di ­


per1~~an untuk setiap uji tertentu o
Co Ukuran daripada contoh-contoh, tergantung pada jum1ah peng­
uj ian yang diper 1ukan 0 Pada umurimya, jwn1ah~j um1ah yang di­
tentukan pada daftar berikut akan memberikan jum1ah yang cu
kup daripaca bahan untuk analisa gradasi rutin.

Ukuran maksimum partike1, Ber at minimum


bahan lewat saringan contoh lapangan
rom . no lb kg
Agregat halus
2,00 10 10 5
4,75 4 10 5
Agregat kasar
9,5 3/B.in 10 5
12,5 1/2 in 20 10
19,0 3/4 in 30 15
25,0 1 in 50 25
37,5 1~ in 70 30
50,0 2 in 90 40
63 2~ in 100 45
75 3 in 125 60
90 3~ in 150 65

BAHAN-BI\HAN LAIN
16. PENGAMB I. LAN CONTOH:
Contoh-contoh pasir terak, batu, pasir, bahan-bahan tersaring,.
hasil-hasil sampingan dari tambang., dan semua bahan-bahan lain
yang serupa akan diambil contohnya me1a1ui cara yang sarna se ­
perti yang dikemukakan untuk bahan-bahan yang ukuran dan k1a ­
sifikasinnya sarna.

BALOK BATU

170 TEMPAT PENGAMBILAN CONTOH:


..

.' 136

Contoh-contoh balok batu diawbil pada temp at penggalian atau


pada tempattujuan yang ditentukan oleh pemakai, Balok-balok
yang ditolak sesudah penelitian dengan mata, tidak diikut ser~

takan dalam contoh.

180 UKURAN CONTOH:

Contoh harus terdiri.dari paling sedikit enam balok dan bidang


berdirinya ditandai paling sedikit pada dua balok dari contoh
t.ezsebut ,

PEMBER IAN TANDADAN PENGIRIMAN CONTOH-CONTOH


19 0 PEM~ERIAN TANOA:
Setiap contoh atau setlap kaleng (container) disertai dengan

sebuah kartu atau formulir yang lazim, dan memberikan informa­

si-informasi sebagai berikut:

a, Oleh siapa diambilnya, dan instansi atau jabatan pengarnbil

contoh.
b 0 Oleh siapa dimasukkan 0

c. SUIIiber cadanqan, dan bila berasal dari sumber-sumber pe.rde.­


qanqan , maka produksi hariannya bez apa ,
do Penggunaan yang diusulkan daripada bahan tiez s ebut; ,
e. Lokasi secara geografis, dan juga fasilitas-fasilitas pengi
riman (nama daripada sistim pengangkutan) 0

.20 0 PENG IRI. MAN CONTOH-CONTOH:


a •.Agregat kasar
,
dikirim didalam suatukaleng!bungkusan
. . .
yang
aman (tertutuprapih) atau kantong cont.oh yang bebas cari
·pengotoran-pengotoran o
b" Agregat halusatau contoh-contoh yang terdiri dari bahan­

.bahan yang ukurannya halus, dikirim dalam tempat yangtert.::::


:..'..:..
tup kuat atau karitong~kantong yang terajut dengan rapat, b~

bas dari pengotoran-pengotoran, sehingga tidak akan terj adi


kehilangan-kehilangan partikel yanglebih halus •.
c, Balok-balok batu dikirim dengan dipak secara aman •

. .
~
137

Pemeriksaan

BAHAN lEWAT SARINGAN NO. 200

p" - 020X - 76
(AASHTO or - 11 . 74')
(AS,M C· 177 ·69·)

t. MAKSUO:

Perneriksaan ini dirnaksudkan untuk menentukan jurnlah bahan yang terdapat


, dalam aqreqat lewat saringan No. 200 dengan cara pencueian. '

a. Sarinqan no. 16 dan no. 200.


b. Wadah r'!.IIl:uci benda uji berkapasitas cukup besar sehinqqa pada waktu
diquncanq-quncanqkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah.
c. Oven, yang dilenqkapi dengan pengatur suhu untuk mernanasi sarnpai
(110:!. 5)OC.
d. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
e. Talam berkapasitas cukup besar untuk menqerinqkan contoh agregat.

3. BENDA UJI :

a. Berat contoh agregat kering minimum tergantung pada ukuran agregat rnak­
simum sesuai Daftar No. 1.

,Oaftar No.1:
Ukuran aqregat maksimum Berat contoh aqreqat kerinq minimum
--------­ --­ --­ .. _---­ -­ - ------------------~-------_
, ... ­
mm ' inci gram

2,36 No. 8 100


1,18 No. 4 500
9,5 ' 3/8 2000
19,1 3/4 2500
38,1 lYz 5000
_4_°____..
........ -..-..:----: ... _._._-_.
. ...-..... .._----­

138

b. Persiapan banda up.


i. Masukkan contoh a:;'L"agatlebih kuranq 1,25 kali berat benda uji kedalam
talarn, keringkan dalarn oven dang-an suhu (110 :!:. SO)C sampai berat tetap, ·
li, Slapkan benda ujl denqan berat (W 1) .!lelUal OaHu No.1.

.4. CARA MELAKUKAN :

a. Masukkan banda uji kedaIarn wadah, dan diberi air pencuc:i secukupnya se­
hingga benda uji terendarn,
b. Guncanq-quncan9kan wadah dan tuanqkan air cudan kedalarn IUJUIWl aariIlQaI1
no. 16 dan no. 200. Pada waktu manuanq air cucian, usahakan agar bahan
bahan yanqkasar' tidak Brut tertuang.
c. lv'..asukkan· air pencuci baru, dan ulanglah pekerjaan (b) sarnpai air cucian
menjadi [ernlh,
d.Semua bahan yang tertahan sarinqan no. 16 dan no. 200 karnbalikan kedalam
wadah ; kernudian masukkan seluruh bahan tersebut kadalam talarn yang telsh
diketahui beratnya {Wi dan karingkan dalam oven, dengan suhu (llO :t. 5) °c
sarnpaiberat tetap, . ,
. e. Setelah kering timbanq dan catatlah beratnya (W y.

. f.mt~ng~h berat bahan kering tersebut (W 4 == W3 - W2 ): .

S. PERHLTUNGAN :
Wf-W 4
Jurnlahbahan]ewat sarinqanno. 200= ------x-I00%

Wf

W, =beratbenda uji semula (gram).

W4 == 'berat bahan tertahan saringan no. 200 (gram").

. 6. PELAPORAN:

Laporkan jumlah bahan yang lewat wing-an no. 200 dalam prosen,

7... CATATAN:
139

Pemeriksaan

ANA LISA SARINGAN

AGREGAT HALUS nAN KASAR

PB-Ol0l-76
(AASHTO T· 27 ·74)
(ASTM C· 136 ·46)

1. MAKSUD:

. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk. rnenentukan pembagian butir (gradasi) agregat


halus dan agregat kasar dengan menggunakan sarinqan, .

2. PERALATAN:

a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dad berat banda uji,
b. Satu set saringan ; 76,2 mm (3") ; 63,5 mm (2W') ; 50,8 mm (2") ; 37,5 mm
(Ph") ; 25 mm (1") ; 19,1 mrn (W') ; 12,5 mm (~") ; 9,5 mm (3/8") ;
noA ; no.8 ; no.16 ; no.30 ; no.50 ; no.IOO ; no.200 (Standar ASTM).
c. Oven, yang dilenqkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 ±. S)Oe.
d. Mat pernisah contoh,
e. Mesin pengguncang saringan.

f~ Talam-talam.

g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya..

3. BENDA UJl :

a. Benda uji diperoleh dari a1at pernlsah contoh atau cara perempat sebanyak ;
i. Agregat halus ;

Ukuran maksimum no. 4 ; berat.minirnum 500 gram

Ukuran maksimum no. 8 ; berat ~nimum 100 gram

ii. Agregat kasar ;


Ukuran maksimum 3,5". berat minimum 35 kg
.Ukuran maksirnurn 3" berat minimum 30 kg
t"

140

Ukuran n1ilksimum 2,5" bi:l cit minimum 25 ki,J


Ukuran maksirnurn 2" berat minimum 20 kg
Ukuran rnaksimurn 1,5" I berat minimum ·15"kq
lJk'lr;HI rndy.::irnlllli l" hpJ. 1, mill i lIlli/II 10 kq
tn I/I.tll 11l"k::iJlIIIIII \1" 111.'1,11 nu ui n uuu ~J Itll
Ukuran rrraksirnum lh," berat minimum 2,5 kg
Ukuran rnaksimurn 3/8/1 bera t minimum 1 kg

Bib aqreuat berupa carnpuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan sarinqan no. 4. Selanjutnya
"aqregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum
"diatas, "
Benda Iljl disiapkan sesudi denqan PB . 0208 - 76 kecuali apabila butiran yang
rnelalui saringan no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat
syarat ke telitian tidak menghendaki pencucian.

. -to CA/V\ i\tELAKUKAN

a. Benda uii di'zerinqkan didalam oven dengan suhu (HO ±. 5)OC, sarnpai berat
tetap.
b." Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
diternpatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin peng­
guncang selama 15 menit.

5. PEIUI1TLINGAN

Hitunqlah prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan
terhadap berat totalbenda uji,

6. PELAPORAN:."

Laporan meliputi:
a. Jumlahprosentase melalui rnasinq-rnasinq saringan, atau
jurnlah prosentase diatas masinq-rnasinq sarinqan dalarn bilangan bulat.
b. Crafik akurnulatif.

7. CATATAN
141

P/~Atrn·",-(
, •••• t
'+<1If.~(r(.I,·.taJr ,{Jit.akr.h ~, .A,...
p"".: ••••••.••••••••••••••••••••••••••••
t ••• O ••••••
'1'1a...
... ...

(Nama In$t1nsll Jawatan'

Lampiran Surat/Laporan no .. Dikerjakan . .


Nornor Contoh . Dihitunq
Pi'"Hnh,H

I >iplJl'ik:':'1 ,

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR


PH -0201 -16
.(J. QOO
A. FRAKS[ KASAR Berattanah ke~ing ..................; gram.

Sarinl}an
tertahan
sarmqan ium~h
efta an Eers~
erta n
~ersen
ewat

76,2 (3") 100 'JOO 1, 4­ ...:J8,b


C-' ­
----------­ 1-----------­ --------_._-­ -----------_. --,------­ --­
50,8 (2")
------------­ - -
1------------- --'----------­
I-'------..,..---~ ~--:--------:---
- -
38/1 (1W') .t...t. :>'0 ..1..·95'0 5'/ '3 gf- ' /
, -----------"-­ -----------­ -------..,..---­ r------------­ -----------­
25,4 0")
.. -------­ -----_-:._---­ - - -
------------­
~

---.~
19,1 (W') J5'5"O
1-----------­
eoo 1/,0
--'----------­
f9/o
F)
!----, - - - ' ­ _.--'-­ ~------------ 1-------,._- -,-_. _ ... _.- -­ -_.- --_ .. _ .. _-_.~._- ..----­ .
12,7 (W')
-----------­ -
~----------- -----------­1------------­
- - .
-----------­
9,52 (3/8") 1.:5.'," C> ,-3600 , K.LJ I~ 7, r

B. FRAKSI HALUS Berat tanah kerinq gram.

tertahan jumlah re;csen re;rsen persen lewat


Saringan sarinqan tertahan ertahan ewat thd. seluhuh
conto
No.4 goo ..:17 S
1---------____ ----­ ----­
.JlO60
--------­
.
6
---------­
.l ,S'
-----_._­
1

..3.3,
---------­
No.8 - -
------------­ 1--------­ --------­ ---------­
-
1--------­ ---------­
.
No. 16 - - -
1--------,...---- ---------­ --------­ ---------­ ~-------- ---------­
- -
1-------­
No. 30
_____ --------­ --------­ ---------­ --,----_._­ ---------­
No. 50 - ~ . .
------------­
No. 100
1---------­
.22 s:
--------­
..L5"6S
---------­
J­ .
1---:------­
4..1, s
-------,--­
~5"b
/-/- 4 J ,
------------­
No. 200
'--_.:..-----­
14 ,.­
--------­
.l'!'..J
1---------­
7J o
/)
-------"-­
..27.
---------­
-..9,0
oJ I 0
f
142

Pemetiksaan

ANAL'! SA MEKAN /.5 AGREGAT YANG 0 I EKSTRAKS I

(AASHTO T-30-74)

1. fviAKSUD:

Pengujianini me1iputi prosedur untuk penentuan penyebaran ukuran


. . . . . .
partike1 halus dan agregat-agregat kasar yang diekstraksi dari
, ,cam.Puran-campuran be.rb.Ltiumen , menggunakan penyaring~penyaring

,dengan,bulCaan'persegi empat.

2 0 PERALATAN:

a. Timbangan, :¥,ang mememlhi ketentuan AASHTO M 231, ke1as D untuk


contoh~c~ntoh yang 1ebih kecil dari 5000 g, ke1as E,untuk con­
.. ' . '
toh-contoh yang lebih besar dari 5000 g.
. . ,'.

b. Sarihgan, dengan bukaan persegi empat, dipasang pada rangka ­


, '

rangkanya yang diran,cang sedemikian rupa sehingga akan terce­


gah hilangnya bahan-bahan pada saat penyaringan. Ukuran-ukuran
penyaring yang sesuai dipilih agar dapat dipero1eh informasi
yangdiper1ukan oleh spesifikasi-spesifikasi yang mencakup ba­
han yang diuji. Saringan dari ten un an kawat haruslah mengikuti
ketent'uan AASHTO M 92 mengenai saringan untiuk kegunaan-keguna­
an penguj ian. '

3. CONTOH:,

Contohmerupakan keselu nrhan tumpukan contohagregat y~g diten '::


, tukan menurutAASHTO T 164 mengenai uji ekstraksi kwantitatif bi­
tumen' d ar.L perkerasan pez-aspa.L, dimana bahan-bahan yang berbitu ­
" men t.eLan, diekstraksi.

4. CAM MELAKUKAN:

a. Contoh dipanaskan sampai keadaan dimana pemanasan lebih lanjut


pada 110 ~ 5~~ (230 ~ 90FJ tidaklah 1agi rneruhah berat contoh
tersebut .sebes ar 0, 1 %.
$, '
143

Jumlah kase.Luruban agregat dalam campuran ber bi.cumen yang di­


uj i ada,lah jumlah daripada bezat,....l:erat a~ega't yang telah. di­
keriro.gkan dan juga. babarr-bahan mineral yang terkandung d.Id aLam
bi~en yang dtekstraksi. Banan'mineral yang terkandung dida ­
lam bitumen yang diekstraksi akan diamoil s'emgai jumlafi. berat
daripada abu didalam ekstrak, dan penamtahan berat elemen-ele­
men saringan seperti dit.entukan. pada T' 164 •
. b. Contoh yang akan, diuji. se.sudah, dikeringkan dan ditimbang akan
dit6apatkan dalam sebuah. penampung dan ditUtupL dengan air a ­
tau pelarut. Hila air digunakan dalaro. hal ini, -maka tamf::al1kan
se.jUDILl.ah cukup bahan pembasah. agar :menjam.i:n pemisaflanmenyelu.,.
ruh daripada bahan-cbahan yang lebin he Lu s dari penyaring 0,Q75
rom, dari partikel-partikel kasaznya, Isi: penaropung tersebut di
kocok secara ka saz dan air cuc.Lannya langsung d:Ltuangkan kea
tas saringan yang terd1ri dari dua saringan, d~ana saringan
yang satunya (2,00 atau 1,18 rom) dile.takkan pada saringan yang
kedua (O,075 mm l , Penggunaan sendok be sar memutar dan .menqocok
agregat dalam air cue ian telah terbukti cukup memuaskan.
c. Penqadnkan haruslah cUkup kuat agar dapat terjadi pemisahan
yang sempurna partikel-partikel kasar dari sennia partikel-par­
tike!. yang lebih hat.us dari. saringan 0,075 1J;lIl). dan agar t.er sus­
,..
pens.:i.kan sehingga dapat dipisahkan melalui penuangan daripada
air cucian tersebut. Keoerhati~hati'an haruslah dijaga 'agar ti­
dak texjadi pembuangan parti'kel-partikel kasa.r daripada ccrrtoh ,
Perlakuan haruslah d1ulang-ulang sampai air eucian -menj 13.0.1 jeE..
nih ...
d. Semua bahan-bahan yang tertahan pada saringan dikem~likan ke­
dalam, penampung. Agregat' yang telah tercucL didalam penampung
tersebut dikeringkan sampai suatu berat yang konstan pada tem­
ratur 110 + SaC (230:t 90Fl dan ditimbang s ampa L keteli ti.an
0, HI, yang terdekat.
e. Agregat kemudian disaring diatas- saringan-saringan dengan ~E.

mac~~macam ukuran yang dibituhkan oleh persyaratan mengenai


campur:an tersebut, t.ezmasuk aar Lnqan yang ukurannya 0,075" rom.
..

144

. ~
.Berat darivada. baban yan~~elalut setiap saringan dan yang
te,rtaha.n pada saringan ya,ng.I::e,rikutnyaf dan juga jurnlah. yang
. , melalui saringan 0,075 mm harus-l afi dicantumkan pada daftar .
Penjumlahan dar Lpada Eerat-eerat yang termacam-roacam terse ­
but haruslafi~engecekherat kerings~sudah: pencucian sampai
I:a,tas-f:atas 0,2% furat ~eseluruhan.· Rerat darLpada bahan-ba­
han. kering yang lewat saring:~ 0,075 rmnmelalui penyaringan
kering akan ditamBahkan kepada Eerat bafian-bafianmineral pa­
da bitumen dan I:erat yang terpisahkan lIlelalui pencucian agar
diperoleh jumlah total yang 'melalui saringan 0,075 -.mro •.
Bi.la diinginkan untuk lIlengecek bezat; daripada. bahan yang ter
~cimelalui saring ansaringano, 07 5 :rnm, .maka air cuciannya
dapatlahdiuapkan sampat kering atau disaring dengan kertas
saring bebas abu dan ditimbang, ya,ng kemudian dikeringkan
dan ditimbang. Berat-berat daripada fraksi-fraksi yang tert~,

'han pada f:e.rmacam-macam sarLnqan tersel:ut dan juga jurolah.'k.§.


se Luruhan yang melalui saringan 0,075' mm diu:E:a.h kedaleuu peE.
sentase-persentase dengan carainemlagimasing-masingnya oleh
beratkeseluruhan daripadaagregat dalam campuran-campuran
yang berbitumen dari butir 4.a dd.at.as ,

5. . PELAPORAN:

Hasil daripada anaLLsa saringan Clilaporkan se,tagai berikut:


a. Persentase...p ersentase total yang melewati masing-masi:ng sa
ringan, atau
b.Persentase-persentase total'yangtertahan pada setiap penya­
ring, atau'
c .Persentase-:persentase yang tertahankan antara. penya;r ing -pe ,­
, .
nyaringyang digunakanrtergan.tungpada jenis CbentukI spesi
£ikasi atau ketentuan-ketentuan daripada penggunaan bahan­
bahan yang diuji.
Persentase-persentase'dilaporkan dengan pendekatan-pendekatan
kepada anglca-angRa satuan yang terdekat, kecuali untuk persenta­
se-persantase lewat saringan 0,075 rom dengan angka 0,1 ~atuan
yang terdekat.
145

Peme.):; iksaan

ANALrSA SARfNGAN SERAT MtNERAL

(AASHTO T -37 -70)

1. MAKSUD:

Pengujianini meliputi analisa 'saringan daripada mineral £iller


yang digunakan pada bahan-bahan pembaat; jalan dan perkerasan.

2. PERALATAN; ..

a. Timbangan, yang mengikuti ketentuan yang diperlukan untuk ke ­


las' B, timbangan-timlJangan jenis 1 atau 2 dari AASHrO M23L
b. Saringan, yang berlutang petak, terajut, dengari benang kawat
0,075 mm (no. 200) , 0,300 mm (no. 50} , dan 0,600 -mm Cno.30} yang
mengikuti ketentuan-ketentuan AASHTO M 90 mengenai saringan-s~

ringan yang berI:enang ka \'at untuk kegunaan -kegunaan penguj ian.

3. CONTOH:

Contoh. untuk anal.Lsa saringan diperoleh melalui pembaq.Lan , at au ,


melalui penggunaan pemisah contoh dari suatu contoh yang mewakili
yang telah dipilih dari bahan yang akan diuji. Suatu berat mini ­
mum sebesar 100 g daripada tahan kering diperlukan untuk setiap
pengujian.

4. CARA MELAKUKAN;

a g Keringkan contoh yang akandiuji sampai suatu berat konstan pa


da temperatur no + 5~C (230 + gOp) dan timnang sampai 0,05 g

terdekat.
b. Sesu:iah pengeringan dan, penimbangan, letakkan contoh yang akan
diuji pada saringan 0,600 rom (no.30) yang ditempatkan diatas
saringan-saringan 0,300mm 010.50), dan 0,075 mm Cno.200).
Bahan-bahan tersebut dicuci dengan menggunakan aliran air dari
sebuah keran air. Pericuc Lan I:erlangsung terus sampai air yang
lewat saringan telah jernih.
146

Sisa padaset~p saringan dikeringkan sampai pada suatu berat


o · 0
yang tetap pada temperatur 110 2::.5 C (230 +. 9 Fl. Berat dari ­
pada bahan-bahan yang tertahan pada setiap saringan diperhi
tungkan se baq a i, suatu persentase daripada cont.oh yang asli.

5. PELAPORAN;
Laporan mengenai hasil-hasil daripada analisa saringan akan me.ru>
pakan pezserrtase total yang lewat setiapsaringan, yang' dinyata ­
kan dalam 0,5% yang terdekat •

..
'
147

Pemeriksaan

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

PB·0203 ·76
(AASHTO T· 84 . 74)
(ASTM C· 128 - 68)

1. MAKSVD:·

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk rnenentukan berat [enis (bulk), berat [enis
karinq-perrnukaan jenuh (saturated surface dry =
SSD), berat [enis semu (apparent)
dan penyerapan dad agreg!lt halus,
a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kerinq
dan berat air sulinq yang isinya sama dengan isi agregat dalarn keadaan jenuh
pada suhu tertentu,
b. Berat jenis kerinq-permukaan jenuh (SSO) yaitu perbandingan antara berat
agregat kerinq-perrnukaan jenuh danberat air suling yang isinya sarna dengan
isi agregat dalam keadaan [enuh pada suhu tertentu.
c. Berat [enis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara
berat agregat kerinq dan berat air suling yang isinya sarna denqan isi aqreqat
dalam keadaan kerinq pada suhu tertentu.
d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agreqa t kering.

2. PERALATAN:

a. Tirnbangan •kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.


b. Piknorneter dengan kapasitasSOO ml.
c. Kerucut terpancung (cone), diameter baqian atas (40 ±. 3) mrn, diameter
baqiaan bawah (90 '!-. 3) nun dan ting<p (75 ±. 3)nun dibuat dari logam tebal
minimum 0/8 mm.
d. Batang penumbuk yang mempunyai bidanq penumbuk rata, berat (340 t.
15) grm. diameter permukaan penumbuk (25 :t. 3) mm.
e. Sarinqan no. 4.
f. Oven/ yang dilenqkapi denqan penqatur suhu untuk memanasi sampai
(110 :!:. 5)OC.
--_ ~ ~'_ . -------­ ,
i.~._ . . . . .

. '

148

q. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan.i C.


h. Talam.
i. Bejana ternpat air.
j. Pompa hamro udara (Vacuum pump) atau tung)-,·l.'

,k. PJr suling

1. Desikator.

, ,

3. BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang lewat sarinqan no. 4 diperoleh dan alat pemisah
contoh atau cara perempat sebanyak 1000 gram.

4. CAR-A MELAKUKAN :

a. Ketingkan benda ujidalam oven pad a suhu (110 ±. 5)OC, sampai berat tetap.
Yang dirnaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selarna
:3 kali proses penimbangan dan pernanasan dalam oven dengan selang waktu 2
jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar dan
pada 0,1 %.Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama
(24 ±. 4) jam.

b. Buanq, airperendamhati-hati, jangan ada butiran yang hilanq, tebarkan agregat


diatas tala~, keringkandiudara panas denqan cara mernbalik-balikkan benda
uji.lakukan pengeringansampaitercapai keadaan kering-permukaan jenuh;

c. Periksa keadaan kerinq permukaanjenuh dengan mengisikan benda ujl kedalam


, kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali,
anqkat kerucut terpancung. Keadaan kering-permukaan jenuh tercapai bila
benda.uji.runtuh
. akan tetapi
. .
rnasih dalam keadaan
. .
tercetak.
d. ,~gera setelah tercapai keadaan kering-permukaan jenuh masukkan 500 gram
benda uji kedalam piknometer. Masukkan air suling sarnpai mencapai 90% isi
piknomstar, putar sarnbil diguncang sarnpai tidak terlihat qelernbunq udara
clidalamnya.' Untuk mernpercepat prosesIni dapat dipergunakan pornpa
hampa udara, tetapi hams diperhatikan jangan sarnpai ada air yang ikut terisap,
dapat juaa dilakukan dengan merebus piknometer.
e. 'Rendam piknometer' dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian per­
hitungan kepada suhu standar 25°C. '
f. Tarnbahkanair sarnpai rnenoapai tanda batas,
g. Timbanq piknometsr berlSiairdanbenda uji sarnpai ketelitian 0,1 gram (B ).
t
149

h. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 !. 5)OC sampai
berat tstap, kemudian dinginkan berida uji dalarn desikator,
i. Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (B k).
j. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuai­
sn diil1!JAll suhu standar ,25°C (8). .

5. PBRHITUNGAN

Bk
a. Berat jenis (bulk specific gravity) = ----------­
( B + 500 - Bt )

b. Berat [enlakerinq-perrnukaan jenuh


500
(saturated surface dry) =
rrrtsr:»t I-:­
c. Berat jenis semu (apparent specific Bk
gravity) = ------------
. .
( e + Bk
,"

- Bt )

d. Penyerapan =
( 500 - B
--------- x
k) 100%
Bk .

Bk = berat bendauji kering oven, (gram).

B = berat piknometer Berisi air, (gram)..

Bt ::. berat piknorneter berisi ber..da uji dan air, (gram)

500 = berat benda ujidalarn keadaan kerlnq-perrnukaan

jenuh, (gram).

6. PEL\PORAN:

Hasil dilaporkan dalarn bilangan desimal sampai dua angka dibelakang korna.

7. CATATAN:
hh
.. IlL . _ .• - " - ' - " - - •

150

r}t,~.~lRtc.r,...~f;'f.~n'~r:f.:l·.r;t. .... ~:~::-;:..~ .... l~'~.~Y\l..,Io(rt

(N~nu. IruuQ$1 f j.Wa~lin)

Larnnlran Surat/Laporan no,


Nornor Contoh
·
,
· ··..··· ..·,.·
,
gi~rtj~~n "':::.::::::::::::~::::::::.~: . :::::::::: ::.:: :..:...... '
OiCj<41nbd! ,
, lJil~tlr jaan . .. .. Diperiksa ' ;; c ,.

PEMERlKSAAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS


PH -0203·76

A B Rata-rata
"

Berat benda \Jli kerinq-permukaan ienuh '


(SSG), 500 .?~!.~ ... ...?~,,~ . .................... , .......... .......;).r:......
&rai: benda uji kering oven - - ' Bk ..f.1.l!..L ..t.~~!.~.. .......... , .................... ......'{ft......
Berat plkncmster dllsi air (2S oC)_ 8 .. ~..~.~!.~ .. IS '70, 0
.................... .................. _............ ......iJ-r:'. .....
Berat piknometer-r benda ujl (SSD)
+- air (2S°C) E!t .!!.~l!.~._. ..~!.~.h1.. I ......................... ......j.::..:....
i

-...
A B Rata-rata
8k
;l.,?'4 .2. J '1'i'
Berat janis (Bulk) ..~.l'-'.L. ....................
..................................
.....................

(B+flX)-BJ

F../ datjenis kerinq-perrnukaan jenuh


sxi I ..:.J..~~ ... .:z ,5:'5" .:L • «c
..............................
................... ..

(B + !1XJ-.B~
"
.! .................
~

I
Berat jenis"'semu (Apparent) I

Bk I
I .................

;2.,S"6 1, JS~
.........................

~J?,7
...............................
........ - ...........

( 8+8k-8 t (
I
(!iXJ-B~ I
Penyerapan xllXJ%
i
0,4-<;'
..................

0, J'­
......................
a,4-t
............. %

I
.. .............................

Bk

I
151

Pemeriksaen

RERAT Jr:NfS nAN rENYFRAPAN AGREGAT KASAn

PB - 0202·76
(AAS' 'TO T - 8S ·14)
(ASTM C' 127 ·68)

1. MAKSUD:

Perneriksaan ini dimaksudkan untuk rnenentukan berat jenis (bulk), berat jenis
kerinq·permukaan [enuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis semu(apparent)
dad agregat kasar.
t. Bsrat janis (bulk specific gravity) ialah perbandinqan antara berat aqregat
kerinq dan berat air sulinq yanq isinya sarna denqan isi aqregat dalarn keadaan
[enuh pada ,~uhu tertentu.
b. Berat jenis kerinq-perrnukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat
a9Tegat kerinq-perrnukaan [enuh dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu. .
c. Berat jenis semu (apparent specific <jravity) . ialah perbandingan antara
berat aqregat kering dan berat air suling yang isinya sarna dengan isi agregat
dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agreqat kering.

2. PERALATAN:

a. Keranjanq kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8)


dengan kapasitas kira-kira 5 kg.
b. Tempat air denqan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.
Tempat. ini hams dilengkapi denqan pipa sehinqga permukaan air selalu tetap.
c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 % dad berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantunq keranjang.
d. Oven, yang dilengkapi denqan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(11 0 ±. S)oe.
e.Alat pernisah contoh,
152

3.' BENDA U]I :

'. Benda .u]i adalah aqreqat yang tertahan sarinqan no. 4 diperoleh dari alatpemlsah
contoh atau cara perempat,sebanyak kira-kira 5 kg.

.a. Cucibenda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang me­
lekat pada permukaan.
b. Keringkan benda 'uji dalam oven pada suhu 105°C sarnpai berat tetap.
c. Dinqinkau-benda uji pada suhu karnar selarna 1 3 jarn, kernudian timbanq
denqan ketelitian 0,5 gram (Sk)'
d. Rendaril b~nda ujidalam air pada suhu karnar selama 24 ±. 4 jam.
e. Keluarkan b'enda uji dati air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air
pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengenng;"li harus
satu persatu.,
f. Timbanq benda uji kering-permukaan jenuh fal
g. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluar­
l
kan udara yang tersekap clan tentukan beratnya didalam air (8e Ukur suhu
air untukpeny.esuaian perhitunqan kepada suhu standar (2S0C)

5. PERHITUNGAN:
Bk
a. Berat jenis (bulk specific gravity) = ------­
Bj-Sa

b. Berat jenis kering-permukaan jenuh Sj


(saturated surface dry)- -------­
"t : Ba
c.BerJt [enis semu (apparent specific Bk
gravity) = -------­
Sk- Sa'

B·- Bk
d. Psnyerapan -= -~----
8
x 100% .'
.
k

= berat benda uji kering oven, ;(gram).


=ber~t benda uji kering-permukaan jenuh, (gram)
=: beratbenda uji kerinq-permukaan [enuh didalarn
air, (gram).
153

Hasil dilaporkan dalam bilanqan desirnal sampai dua angka dibelakanq korna.

7. C..\IAI:\N:

Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton dirnana
agregatnya digunakanpada keadaan kadar dir aslinya rnaka tidak perlu dilakukan
pcnqorinqan dcnqan oven.
Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan ringan.
Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap walaupun
pemeriksaan dilakukan denqan sangat hati-hati. Dalam hal ini beberapa pemeriksaan
ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.
.:. .... _."""'.----. ......... _-..---­ ---,~

~.

154

'(N am a il\s~ansilia W Il.tlLn) .

I.1mpiranSuratfLaporan no ~ . Dikerjakan :
Dihilunq : . ~.........
.
.Nomor Contoh . Diqlrnbar :
'Pekerjaan : ~ . Diperik~

PEJ\tERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT 10\SAR


PB-'0202-76

B -Rara-rata

O'
f Beratbenda ujikering oven Bk .................. ......................
1.L1~>l.. 1/ 10~~,
...................................... ...................
Ber~tbenda. uji karing-peI;mukaan ,,,
. januh : '. Ii·
J
.......................
~ ';'J.L,
.I~'/ ';'-<..0
....................... ............................... ...................
Eerat banda uji didalarn air 8a .. .!.!:.~~.!~ ...?t~:..~. ............ ...... .... ........ ..................
~

A B Rata-rata

Bk ,;;..,.~ ol.,S'.tr .2.,r!>


Berat janis (Bulk) ..........................- ..........................
................................ ..................
B·-8
J a ..
B·I Jo,~ .:..sr .J. ,~ .
Be~at jeni, kerinq-permukaan .................
.........................
.............................. ..................
[enuh ../ . Bj-Ba

8k
~,·"'I .:l: ","." ;2 ,.4 I­
Beratjenissernu (Apparent) .. ........................... i·..•••••..••• ..•..•· ..• ..................................... ................
Bk-Ba
I
Bj-Bk ,~ .JJ;­ 1-.3.2­
Penyerapan ( Absorption) X 100% .. .....................

1,39
...........................
.. .......................... . ..................
8k
155

Pemer Lksaan

. EKSTRAKSr. l(1;,/ANTITATt.F BI-TUMEN DARt CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

(AASHTO T-164-74J
(ASTM D 21721

.1. MAKSUD:

Cara ini maliputi prosedur untuk penentuan kwantitatif bitumen di


dalam campuran perkerasan I:eraspal yang dicarnpur pana s (hot mix},
dan contoh perkerasan.

2. R r NG KA SAN UMUM CARA r~ELA KU KAN :

Campuran perkerasan I:eraspal diekstraksi dengan trichloroethylene

..
(1,1,1 - trichloroethane atau bsnzene I menggunakan alat-alat eks­
traksi yang dapat digunakan terhadap cara yang dimaksud •
. Kandungan bitumen dihitung melalui perbedaan berat' i3.gregat yang
diekstraksi, kandungan air, dan debu dari bagian c~ir ~kstrak.

3. PERALATAN:

a. Tanur (oven), yang mampu mempertahankan temperatur pada 110 +


SoC (230 + 90F1.
b. Panci, datar dan panjangnya 12 in (300 mml, lebar 8 in (200 mm}
dan dalanmya 1 in (25 nm l ,
c. Timb<IDgan.-timbangan, yang memenuhi ketentuan-ketentuan AASHI'O.
M 231, kelas D dan kalas E {kapasitas 15 kg atau lebihL
. d. Plat pemanas (hot plate), yang menggunakan listrik dengan ke­
capatan pemanasan yang dapat diatur-atur.
e. Galas ukur, kapasitas 1000ml atau 2000 ml.
f. Cawan pembakar, kapasitas 125 mI.
g. Desikator.
h. Timbangan analitis, yang mengikuti ketentuan-ketentuan AASHTO
M 231, kelas B.
i. Oven pembakar atau pembakar gas, yang mampu mempertahankan
o 0
temperatur antara 500 C dan 600 C.
..

156

·4, 8AHAN PEREAKS I. i .

a. Amoniumcarbonat, larut~ jen~h, d~ri~ada tingkatan pereaksi


emontum carbonat r (NH
4
}2c03 J.
b. T~ichloioethylene~
c. Benzen, mengikuti spesifikasi untuk penggunaan dalam industri
(ASTM D 836T.

d. 1,1,1-Trichloroethane

5, PERS I'APAN CONTOH:

a. ~ila c~puran tidak cukup lunak -untuk dLp~sah d~ngan spatula


atau sendok .lainnya r -maka tempatkan campueran ters-ebut kedalam
panci datar yangbesar dan hangatkan sampai dapat ditangani
d~ngan teinperatur maksimum. 110 + SoC (230 1:. 90FT •
b •. Contoh untuk diuji biasanya .mezrupakan hasfL akhi;r: dar-Lpada p~

mecahan atau pembagian daripaQa contoh yang lebih besar, ·meng:


ikuti ketentuan-ketentuanyang dikemukakan melalui AASHTO T~

168. Ukuran daripada contoh untuk diuji ditentukan oleh ukur­


an maksimum daripada agregat didalam campuran tersebut dan
mengikuti ketentuan kebutuhan massa yang dikemukakan pada ta­
bel berikut:

Ukuran agregat maksimum dari Mas 5 aminimuIIJ. dari


contoh standar yang -mewaki1i coritoh
4,75 mm (No.4) 0,5 kg
9,5 mm 3/8 in 1 kg
12,5 rom 1/2 in l,5 k9
19,0 rom 3/4 in 2 :kg
25,0 rom 1 in 3 kg
'1
37;5 rom 1 - in 4 leg
2

c .• Penimbangan peraLat.an ekstraksiuntuk peng-qjian dan atau con­


toh~contoh dilakukan pada timbangankelas D hila jum1ahnyase
suai, bila tidak, timbangan kelas E, digunakan.

6. PENENTUAN KADAR AfR:


157

q, ~enentu~ KRqqh ~~~ Q~~i~~dq P'qg~AA-bqg~~ X~pg ~ew~k~l~ da~~

c~purqn tersebut dtlqK~k~n.~enu~t·ca~a~SHTO T-110.


b. Hitunglah massa pix didqlam contoh tersebUt, W dengan meng~
2'
l±kan kandungan air dengan massa contoh.

CARA· A

7. PERALATAN :

a , Pera,lata,n; eks·tl'aks-t, terdiri ds,:~i sebuah-rnanqkok yang bentuk­


nya kira-kira sepertiga:rnbar
.
N.o ~ .
l dan '
j·uga
.
sebuah peralatan ~

yang dapat memutarkan ~angkok tersebut pada kecepatan yang da


pat diatur-atur sampai 3600 rpm~ Peralatan dilengkapi sebuah
tempatuntuk mena,ngkap pelarut Yang terlemparkan dari cawan
. ..' -".' .

tersebut dan sebuah aliran pembuanqan untruk ·menge.lllarkan pe ­


1arutnya, Alat sebaiknya dilengkapi sifat anti leda,kan dan d±
pasang sehingga, diperoleh aliran ~dara yang :memadai,

! :;
I : ;

io:'7.,..;-------t--;-'----..,..-.;,.",..,,;
....
,..~~ COVEll "t.""t
..
.'" .I:~. c"j,'I' "'..:"...... flOtU'Oi
~:s.-cA.LLOvCA

FIG. l.-Extractio'! ('/lit Bowl,


~.

158

b, Kertas sa~ing,'y~g Oer.at, nq~us, vutin da.n Ku~t den~~ garis


tengan st~qq~~tida~nya s.qma dengan q~pmeter ~ua~ dari permu­
kaan penutup caw~n tersebut dan secara'mendalam'melebihi Ie­
barpermukaan .penutup'
, . '..
cawan tersebut dengan ke1ebihan setidak
tida~nya sebesar 25 I 4 nun C 1 in J.

8! CAPA MELAKUKAN~

a. Tentukan kandungan air dari contoh·roenurut ketentuan pada bu..­


.tir 6.
b. Timbanglah contoh sebesar 1000 sampai 2500 gram kedalam cawan
t~rsebut.

c. Tutuplah contoh dldalam cawan menggunakan trichloroethylene,


1,1,1-trichloroethane, atau benien dan biarkan untuk beberapa
. saat yangcukup agar pelarut dapat meresap kedalam ~ontoh Ct~
tapi tidak lebih dari 1 jam). Letakkan cawan yang mengandung
contoh dan pelarutnya kedalam peralatan ekstraksi. Keringkan
dan timbang kertas saring dan tempatkan sekeliling pinggiI'c~

wan tersebut. Tutup dan jepit tutup cawan erat-erat dan tem ­
patkan sebuah gelas piala dibawah tempat pengeluaran pelarut
. :untuk menampung ekstrak.
d. Mulailah peinutaran serrtr Lf uqa.L perlahan-lahan dan s·ecara ber­
tahap mempercepat kecepatan sampai pada satu kecepatan 'maks'i­
mumsebesar 3600 rpm atau sampai pelarut telah berhenti meng­
aliI' dari tempat pengeluaranpelarut.Hentikan mesin tersebut
dan tambahkan 200 mlpelarut danpenambahanini dilakukanti­
dak kurang dari tiga kali,:;;ehingga' ekstraknya je:rnih dan ti­
dak lebih gelap dariwarna kun.tnq rmuda , Kumpulkan eks t rak dan
.pencuci-pencucinya didalam suatu gelas ukur yang sesuaL
,
e. Lepaskanpenyaring. daricawannya dan keringkan diudara .bebas,'
.keringkanpenyaring tersebut sampai pada su.atu massayang te­
tap pada 110 + SoC (230·+ gap). Keringkan isi cawan sebagai
berikut:bilabenzen digunakan, makakeringkan pada pemanas
. uap atau pemanas airselama ~O menit, kemudian keringkan sam­
pal dicapainya maSSa yang konstan pada 110 + SoC (230 + 90F)
159.

d~dAIRm pye~ AtAij ~~qt V~~A~qS ~~s~~k, ~ilA ~h~chJo~o~thylene


RtA4 1,1,1~tr~chloroe.th~p~ digunakqn. dalam h~l tni,.%aka ke _
rtngkan Sampat tercapainxa suat.umasea yang konst.an dida1am o­
ven pada 110 ~ SoC (230 ~ 90FJ atau diata~ plat pemanas listrik.
f. Catatlah volume ekstrak total yang berada dida1am gelas ·ukur.
Cocokkan ekstrak secara menyeluruh dan langsung tuangkan kira­
kira 100 'm1 kedalarn sebuah cawan pembakar yang sudah ~itimbang

sebelumnya. Uapkan sampai kering pada sebuah pemana~'uap atau


pemanes air. Kemudian bakar s t sa penyaringan tersabut d Latiae­
0
bara apimerah (500 aampaf 600 ct , dinginkan dan tambahkan 5
ml larutan amonium karbonat (J'lH4)2C03' jenuh 'untuk setiap graD).
abu. Giling (aduk) pada temperatur kamar k±ra~kira ~ jam.
Keringkan didalam oven (t.anur I pada temperatur :1.l0 .~ SoC C~30
~ gOp) sampai tercapainya ma,ssa yang konstan, dinginkan dida ­
lam sebuah desikator dan timbang.

PERHITUNGAN:
. . .

a •. Hitunglah -mass-a bahan mineral d;idalam yol\.lIl;le total eks·tra,k. se-.


bagai berikut:
VI
Total bahan mineral = G(v -v r.
I .2

G 7 bahan mineral.dalam gram

VI = volume total dalam mi·

V
2
= 'volume
sesudah memindahkan cairan da~am '~l

b. Hitunglah prosentase daripada bitumen didalam contoh sebaga,±


berikut:
Prosentase kandungan bitumen contohkering
(Wl":'W2)~' (W3+W4+W5~
= W. _W X 100
I 2

w1
= massa contoh

W = massa air didalam contoh

W = massa bahan mineral yang diekstraksi

W = massa bahan mineral did~lam ekstrak

W penambahan massa kertas penyaring

s
160

a, Peralatan ekstraksi, sepert± gambar No~2. Peralatan yangber­


beda dalam"hcil 'ukurannya dapat juga digttnakan t Kondensor-kon­
densor atau. rancangan yang lain dapat digunakan dengan syarat
bahwa bahan-bahan pelapis [penyambungY tidak 'menjadi berhu
bungan (mengotori) uap pelarut yang terkondensasi.
161

b , ~~by geJ,~s, YR;ng ),Qn,jQlI9", l;l~,'7t,?\f\ Pi3, wi1h, ,ll}~.l?).}AYA~ 9f\;r;*s t~,ngan,
6 ~,r\ (],5~, IllIIJl I1i'\A t,ti\ggtpya ;1,8 t;n, r~5J IlJI9.L ypp,g te.l;'Puqtda;ri
gelas-. tahan panas, Labu. gelas, ini haz-usLah bebalJ' dart ret.ak­
retak, goresan-goresan, atau tanda~tandq lain dart kerusakan
karena dapat mengak±ba~kan pecah pada saat pemanasan,
c. Rangka logam berbentuk silinder, dna buah mas~ng~mas±ng berdi
ameter iingkaran luar 5 :tn (127 I111I;lJ dan t1ngg;i. 6,75 in (1.71,
~1~ Rangka yang lebih bawah mempunyai kaki-kaki yang tinggi­
nyal,875 in (48 mm) untuk menyokong kerangka yang berada di­
atas dataran pelarut. Kerangka yang lebih atasmempunyai po ­
tongan kaki yang dapa~ cocok dengan leluasa pada tempat-tempat
Yang tersedia, diruas atas rangka yang lebih bawah. Kedua rang­
ka' tersebut mempunyai kerucut-kerucut logam dengan lubang 2 mm
1,7 mm (10 sampai 12 I dengan dasar berdiameter 4,5 in (114 mm]
dan panjang sisi sebesar 6, 75 in (l7l'mm) yang dipasang dide','·
lam ruas paling atas dari setiap kerangka.
d. Kondensor-kondensor dengan garis tengah 6,25 in (159.mm) dan
radius daripada bola yang lehernya 2,5 in (64 mm) sebagai per­
mukaan kondensasi pelarut dan ujung atasnya berleher dan ber­
bentuk kerUcut, diperlengkapi dengan tabung aliran air pendi­
ngin bergaris-tengah-dalam 4 in (6,4 mm), dengan aliran masuk
serta keluarnya dipasang sedemikian rupa sehingga sambungan­
sambungannya berhubungan langsung dengan uap pelarut yang ber­
kondensasi.
e. Kertas saring, jenis medium untuk penyaringan cepat dan berga­
ris tengah 330 rom.
f. Kawat berlapis asbes yang tebalnya 0,125 ih (3,2 rom), atau la­
pisan insulator yang serupa.

11. CARA .ME LAKUKAN :

a. Tentukan kandungan air dari contoh menurut ketentuan pada bu­


tir 6.
b. Keringkan dan timbang dua buah ke.r:tas saring. Lipatlah masing­
mastng kertas saring secara terpisah pada garis tengahnya dan
162

.. sesudah itul,ipp,t Laq i, dua kaJ..i r d.imana sqtli Lf.pa t.an dibuat di­
atqs yang 'satunyaagarmembentuk tiga bagian, .Ke~udian buka fr ~
gar membentuksebuah lubang yang t.e rbuat; dart tiga lipatan de ­
ngan .satu lipatan sambungan, kemudian letakkan pada kerucut-ke­
rucut kawat daripada rangka-rangka ekstraktor.
c. Timbang masing~masing kerangka dengan kertas saringnya terpa ~

sang pada. kerucut kawat; t.e r sebut; dengan ketelitian sampai 0,5 g
yang terdekat. Catatlah massa tersebut, dan diberi nomor setiap
rangka.
d. Letakkanlah cont.oh kira-kira' 500 g pada masing-masing kertas sa
ring yang ditempatkan-pada kerucut kawatnya dan timbanglah ma­
sing-masing kerueut yang telah berisi contoh sampai ketelitian
0,5 9 yang terdekat,
e, Tuangkanlah 500 ml trichloroethYlene, l,l,l-trichl,oroethane a ­
ta~ benzen kedaiam labu gelas dan tempatk~ kerangka dengan 'ka~

ki-kaki penyokongnya didalam gelas terseput. Tinggi pelarut ha~

ruslah berada dibawah ujungkerucut yang: terbawah daripada ke' ­


rangka. Letakkan kerangka paling ata& pada kerangka paling ba, - '
wah dengan kaki penyokong tepat pada lubang ruas paling atas· da
·ri. kerangka paling bawah.
f. Letakkan gel,as (Labu) yang telah diisi pada plat pell).ana,s lis·trik

.dan tutuplah labu tersebut dengan'kondensornya. ~lirkanlah aii~

an yang tenang dan teratur dari air dingin meial~i kondensor'


tersebut.Aturlah panas dariplat pemanas'lis·trik yang digu.na, ­
kan agar kezucut.-kez-ucut; penyaring tida,k -me l.uap, Lanjutkan eks...
traksi sampai keadaan dimana pelarut yangkeluar dari ujungpi9.­
lingbawah 'terlihat1::Jerwarna kuning :muda bila d±iinat pada la .­
tarbelakang yangberwarna putih. Bila haltersebut teiah ter­
jam, maka matikanlah pemanasan,tetapi aliran air pendinginte
tap dipertahankan C9-ibiarkanJ mengalir, dan biarkan bebezapa sa
at sampai cukup dingin untuk ditanganL Kontiak langsung antara
labu gelas tersebut dengan plat pemanas· haruslah dih±ndar~an.
Sebuah l.empengan asbestos seteba1 0,125 in .(3,2 rom), kawatkasa
yang df.Lapf.s L asbestos, atau insulator..ins·ul.ator yang serupa
163

haruslah ditempatkan antara labu gelas dengan plat pemanas ter­


sebut.
g. Sesudah cukup dingin,untuk. ditangani, lepaskanlah rangka-rangka
yang berkertas saring dan juga agregat-agregat yang terekstrak­
si dari labu gelasnya. Keringkan diudara bebas, kemudian kering
kan pada oven sampai terdapat massa yang konstan pada tempera ­
tur 110 + SoC (230 + 90F) •
h. Pindahkan ekstrak kedalam labu ukur 1000 mI. Cucu{bilas) labu
gelasnya dengan pelarut sampai bersih dan tambahkart pelarut un­
tuk mengekstraksi. Catatlah volume total. Tentukan total abu di
da1am ekstrak seperti yang dikemukakan pada butir 8.f.

12. PERHITUNGAN:

a. Hitunglah massa total abu seperti yang dikemukakan pada butir


9.a.
b. Bitung1ah prosentase bitumen seperti yang dikemukakan pada bu ­
tir 9.b. tetapi dengan tidak mengikutsertakan W
S'

CARA C

13~ PERAlAT/\N:

a. Pera1atan ekstraksi, seperti gambar No.3 dan No.4, terdiri dari


penfu~pung dari logam, kondensor dan tempat kedudukan.
b. Kantong unt.uk contoh, seperti yang diperlihatkan pada gambar
No.3. Sebuah saringan berukuran 4,75 rom diletakkan pada kantong
tersebut untu~ menyokong contoh.
c. Kain saring, kira-kira 185 lubang, diternpatkan pada saringan
4,75 mm tersebut dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menutupi
bagian dalam kantong secara keseluruhan.

14. CARA MELAKUKAN:

a. Tentukan kadar air contoh seperti yang dikemukakan pada butir 6.


b. Timbanglah3500 sampai 11000 g contoh pada kantong yang telah
dipasang sampai ketelitian 1 g dan ternpatkan pada ekstraktor.
Tuangkan 1150 sampai 1250'ml trichloroethylene, l,l,l-trichlo~

ethane, atau benzen diatas contoh.


164

,.

Tempatkantutup ekstraktor secara kuat paca t~mpatnya dan jala~


kan sirkulasi air pendingin diatasnya secara bebas. Gunakanlah
pemanasan dari sebuah pe~~akar gas atau plat pemanas listrik.
c. Lebur (reflux) cantoh tersebut selama 1,5 sampai 3 jam, hingga
semua bitumen telah terekstraksi dari agregatnya •. Matikan pema­
nasan sesudahl,5 jam dan teliti cantoh tersebut. Campurkan c0.!2..
tohtersebut dengan sebuah kulir (trower) dan lanjutkan ekstrak.
si sampai selesai.

CONsrRl/:- ; "
Itf:TT~ c •. z l «o 8AS'cT "a 8<
OF JC.!· s-.«, 10 CAU~£ ST. ST!',L
FIG. 3.-E:xt~..ctcrr Unit.
165

d. Keluarkan 2kstrak dari ekstraktorr.ya dan cuci (bilas) sampai


bersih dengan pelarut segar. Kumpulkan ekstrak dan pelarut eu _
ciannya kedalam labu ukur 2000 ml. Keluarkan kantong conton, k~
ringkan pada udara bebas dan tetapkan massanya pada sebuah plat
o . 0
pemanas pada temperatur 110 ~ 5 C (230 ~ 9 F). Tentukan Kadar
abunya pada bitumen yang didapat, seperti dikemukakan pada bu ­
tir 8.f.

15.· PERH I TUNGA~J:

a. Hitunqlah massa total abu seperti yang dikemukakan pada butir


9.a •.
b. Hitunglah prosentase bitumen seperti yang dikemukakan pada bu ­
tir 9.b. tetapi dengan tidak mengikutsertakan W
S'

CARA 0
16. PERALATAN:
a. Peralatan ekstraksi, seperti gambar No~S, terdiri dari tempat
tempa·t ekstraksi yang terbuat dari logam atau gelas borosilikat,
yangdipasang dengan kantong berperforasi dan bagian atas ber­
kondensor. Bagian dalam bawah kondensor diliputi dengan bola­
bola yang banyak agar dapat menyebarkan pelarut yang terkonden­
sasi secara merata diatas permukaan contoh. penyokong kantong
. tersebut disusun sedemikian rupa agar dapat menyokong setinggi
O,S in (12,1 mml diatas dasar tempat pemanas, untuk merendam
contoh didalam pelarutnya, dan berada 4 in (102 rom) diatas da ­
sar tempat pemanas untuk peleburan (refl~xing).

b. Kantong penyaring darikain, dengan sebuah leher yang elastis


untuk meratakan dan menutup kantong tersebut.

17. CARA MELAKUKAN:


a. Tentukan Kadar air contoh seperti yang dikemukakan pada butir 6.
b. Masukkan sebuah kantong penyaring didalam kantong ekstraksi dan
tL~ang dengan pencinya untuk menentu~an berat keseluruhannya.
Timbanglah kedalam kantong penyaringtersebut 500 9 bagian yang
..

166

.e Xrf7;4Cr,lON J(frn.f"
'';1. GAU=~ SrA'H:'£"SS J'!'~El OR

HEAVr 8~ROS't:CA';'E Ct....$"!

Fia. 5.-Ertra..etar Unit.

mewakili daripada campuran perkerasan bila ukuran maksimum ag ­


regat lebih kecil dari 0,5 in (12,5 rom). Unt~~ ukuran-ukuran a~
regat yang lebih besar g~~akan contoh sebanyak 1000 g.
c. Sambungkan pipa-pipa penyokong pada kantong yang telah terisi ­
kan dan letakkan semuanya pada tempat penampung untuk ekstraksi.
Tuangkan kira-kira 600 ml trichloroethylene, l,l,l-trichloroe
thane atau benzen diatas contoh tersebut. Tempatkan tutup .kon
dens or pada tempatnya diatas tempat penampung untuk pemanasan.
Sediakansuatu aliran air dingin melalui mulut kondensor.
Naikkan kantong tersebut sampai batas perendaman misalnya 0,5
in diatas tempat.penampunglli,tukpemanasan ketel tersebut, de
ngan cara memasukkan jarum penyokong melalui lubang teratas pi­
.pa penyokong. Tempatkan ekstraktortersebut diatas plat pem~~as

dan aturl~h kecepatan pemanasan sehinggapelarut dapat memper


tahankan suatudidihan yangpelan dan menghindari pendidihan
yang kasar (keras)karena dapat melemparkan bahan-bahan yang
halus keluar dari pinggir-pinggir kantong yang digunakan.
d. Lanj ut.k an pemanasan dengan keadaan contoh berada pada posisi
terendam 15 sampai 30 menit kemudian naikkan kantong tersebut
sampai ketinggian peleburan (reflux). Tingkatkan pemanasan dan
pertahankan pendidihan kuat~ sampai keadaan dimana pelarut yang
l i::'
u, : i

raerie t.e s dari kantong bervarria kur .nq muda b; ';, d i.Li hat. .','~dci la-
tar be Lak anq y:mg be rwarna put i h . 3ila. ketel (tempat pf,:':a,:J~pung

yang df.panask ,J terbuat dari s t ai n Le s s steel (logam), angkat


k e Lua r t k a r r t . o n u n y a dan juga k o n d e n sornya u n t r u k P "litian p e L ;

rutnya.
e. Pindahkan eks::aktor dari plat pemane s yar­ xan dan biar. '
kan ding in s empeL beberapa men Lt . Angkat,
rangkaian kondensor, tutup ketel " 'ot, p fnda; .an "::mto;,',] penya
ring, sebarkan isinya pada panci daraan.r co: ::oh '.:.2rs" ')ut mula
mula di timbang. Tempa ti:,':l. kantong sa.r : ..; an dan kan tong ':smp.
nya diatas agregat. Ke,1kan diatas 3anas uap kem:dian ke
ringkan lebih lanjut d , .Larn t anur-so .1 pacta 100 4- SaC (230"
gap) sampai terdapat mas sa yang tetap pada penimbangan. ,: :.ndah
kan ekstrak kedalam labu ukur 1000 ml , Cuei ekstraktor denqan
pelarut yang df.qunakan dan tambahkan pelarut p,::;r;~;uci tersebut
pada eks t.ra.. , Tentukan bahan-bahan mineral dd da Lam ekstrak me ­
lalui cara-cara yang ditentukan pada 8.f.

l8. PERHITUNGAN:
a. Hitunglah massa total bahan miner~l seperti yang dikemukakan pa
da butir g.a.
b. Hitunglah prosentase bitumen seperti yang dikemukakan pada bu ­
tir 9.b. tetapi dengan tidak mengikutsertakan WS'
.'

168

Pemeriksaan

8EFU\T ~J EN I S (BUU<) Cf\'~"1PUPAN PERKERASAN BERJI,SPAL YANG D IPADt\Tfv\N

(~SHTO T-166-74l

1• iv1AKSUD:

Cara ini meliputi penentuan berat jenis keseluruhan contoh campuran


berbitumen yang telah dipadatkan.

2. P;:RAliHAN:

a. Timbfu~gan, yang mengikuti ketentuan-ketentuan AASHTO M 231, ke ­


las C atau D, dilengkapi peralatan suspensi yang sesuai, dan te~

pat-tempat pegangan, untuk memungkinkan penirnbangancontoh pada


saat tersuspensikan dari tengah panci skala timbangan.
b. Pemanas air, untuk perendaman contoh dalam air pada saat disus­
pensikan dibawah timbangan" dan dilengkapi dengan tempat keluar
luapan air sehinggadapat dipertahankannya,ketinggian air yang
kOrlstan.

'0. BE~JDAUJ ~ :

a. Contoh-contoh untuk pengujian dapat diperoleh dari campuran ber"


, , '

aspal yang dicetak dilaboratorium atau dari perkerasan beraspal.


Campuran-campuran tersebut dapat berupa lapispermukaan atau la­
pis, aus I lapis pengikat atau lapis pendatar [leveling course},
atau campuran parias (hot mix).
h. Uktiran contoh disarankan:
diametercetakan silinder ataucore I atau contoh panj ang hasil
-potongan,merupakan ukuran setidak-tidaknya 4kali lipat ukur­
an ma~s~~um agregatnya.
- ketebalan contoh setidak-tidaknya 1 ataul,5 kali ukuran rnak ­
simum agregat~"

c. Conton perkerasan diambil dari perkerasan dengan bor (core drillL


atau pemotong dari intan atau karborundum, atau meLaLuf cara-ca-·
ra lain yang sesuai.
d , K.eberhati-ha,tian hazus d i.j . agar tiG.'lk terjadi keru::;a!<: 'I, :.:.,~
bengkokan a cau peretakan con cch pada aaa t dan sesudah df.;:..oil
dart perkerasan atau ce t akan , Contoh haxuax.Ls tmpan pada .empat;
yang sejuk dan terlindung.
e. Contoh harus bebas dari baharr-bahan !.;.lr sep'·:.·':: eL' is, ~.ere­

kat, bahan pondasi, tar;ah,' key' is atau Lemb ..·.::-~:· . l i.ndunq ,


f. Btla diinginkan, contoh dapat ~ipisahkan ~ari l~pi~~n perk. ,3'

an lainnya dengan mengq';"akan ger-gaj i atau melalui ca:.'c~-ca::::·:::,

yang lainnya.

CARA A

4. CARA MELAKUKAN:
a. Massa contoh yang tidak dilapi's'i; timbanglah contoh sesudah di­
keringkan sampai suatu mas-sa yang konstan. Tandai massa yang d1
peroleh sebagai massa A.
b. Massa contoh yang dilapisi diudara; lapis contoh yang akan diu­
ji pada semua permukaannya dengan paratfin yang telah diencer ~
kan dengan tebal yang cukup unt~~ menutupi semua permukaan yang
tidak rata. Biarkan pelapis mendingin pada temperatur kamar dan
udara bebas selama 30 menit, kernudian timbanglah contoh terse ­
but. Tandai massa ini sebagai rnassa D.
c. Massa contoh yang dilapisi diair: t~~anglah contoh yang dila ­
pisi tersebut didalam air pada ternperatur 25 + 1°C (77 + 2°F).
Tandai massa ini sebagai massa E.
d. Berat jenis paraffin, tentukan berat jenis paraffin yang digu
nakan pada 25 + IOC (77 + 2°F) dan nyatakan ini sebagai F.

5. PERHtTUNGAN:
Berat jenis (bulk)

A = massa contoh kering diudara (g)

D ::: rnassa (contoh kering +. paraffinldiudara (g) ,

E ::: massa 0ontoh kering + paraffinldiair (gl


F berat jenis paraffin pada 25 + laC (77 + 2°F)
j,

170

CARA 8

6. CARl'. !:lELAKtJKA.N:

Keringkan contoh'sampai'suatu berat yang konstan. Keringkan contoh


, a C a
pada temperatur kamar 25 :!:. 1 C 77:!:. 2 FI dan .cat.ac massa kering
tersebut sehagai A. Celupkan .contoh terse\~,.,t daLam air pada 2S ~
o
1°C (77 :. 2 ! ) se Lafna .sat~ ir::eni t dan cat.a! . ah .mas sa yangterendam
tersebut sebagai massa C. Pindahkan contoh dari air, keringkan pe£
mukaanny a dengan menempel-nempelkan handuk lembab, dan t en cukan
massa per.IDukaan keringnya sebagai massa S.

7., PERH 1TU~JGAN:


A
Berat jenis (bulk) = a-c
A ='massa contoh kering diudara (g)

B = massa contoh kering permukaan (g)

C = massa contoh dlair (g)

171

Pemeriksaan

PENGAiV!BI'l.,d,N CONTOH CAivlPUR,AN PERKERASAN BER,A,SPAL

(MSHTO T-l68-55/74)
(ASTM D-979-Sl!68}

1• r-1AKSUO:

Cara ini rneliputi proseduruntuk pengambilan contoh campuran bahan


yang berbi turnen yang mengandung agrega·t mineral seperti yang digun~
kan dalam perkerasan •.Contoh tersebut dapat digunakan untuk dua hal
sebagai berikut:
a. Untuk menyat&~an suatu rata-rata dari campuran berbitumen.
b. Untuk me~astikan variasi periodik dalam karakteristik campuran
guna mengontrol keseragaman.

2. PEMILIHAN CONTOH:

a. Pengambilancontoh adalah s&~a pentingnya dengan pengujian itu


sendiri, dan pengambilan contoh tersebut haruslah menggunakan
dan memperhatikan setd.ap keberhati-hatian dalammemperoleh con ­
toh yangbenar-benar mewakili campuran yang berbitumen tersebut.
b. Keberhati-hatian harus dilakukan dalam pengambilan contoh untuk
menghindari pemisahan agregat kasar dengan b~han-bahan yang ber­
bitumennya. Juga harus diperhatikan agar dapat tercegah kontami­
nasi (pengotoran) oleh abu atau bahan-bahan luar lainnya.
c. Contoh-contoh campuran berbitumen yang mendasari keputusan dite­
rima atau ditolaknya bahan tersebut, dipilih oleh penguji menu ­
rut prosedur yang digunakan disini. Contoh-contoh untuk peneri ­
maan pendahuluan dapat dimas~~kan oleh kontraktor yang bersang~

kutan bila diperlukart.

3. UKURAN CONTOH:

~Kuran contoh ditentukan oleh ukuran maksimlli~ agregat mineral dida­


lam campurannya. Ukuran minimum ~cntoh mengikuti ketentuan-ketentu­
an yang dikem~~akan pada daftar berikut:
.'.

172

1 • .
Uk'IJ~a,n maxs imun Nassa ill Ln irnum dari Luas. mi ndmum dari
partikel-parti:" pada campuran yang !;Jada ca:mpuran yang
ke_1 yang mela ­ tidak dipadatkan. dipadatkan.
lui saringan.
2 2
mm kg Ib m in

2,36 (No.8! 1,8 4 0,023 36


4,75 (No.4).: 1,8 4 0,023 36 ,:­

9,5 0/8 in) 3,6 8 0,023 36


12,5 (1/2 in~ . 5,4 12 0,041 64·
19,0 (3/4 in) 7,3 16 0,065 100
25,0 .c 1 in) 9,1 20 0,093 144
. 37,5 (1,5 inl. . 11,3 25 0,093 144
50 ( 2 in) 15,9 35 0,145 2"~
L.:)

4 ~ . PENGAMB t LAN CONTOH CAivlPURf>,N BERB t TupJ1EN 0 I TEMP/I T PENCAr-1PURAN:

a. ·.Suatu tumpukan yang baru dikeluarkan da.r i; tempa,t pencampuran,di


ambi1contohnya melalui penggunaan sodok ata'll sekop yang disodok
dari bawah sampai,atas tumpukannya pada dua titik yang berada
0
180 satu sarna lainnya, dan u~urannya dikurangi melalui pencfu~ ­
.puran kemba1i dan pembagian~pembagian. ~ila contoh tersebut akan
mewakili lebih dari aa t.u t.umpukan campuran , maka contoh diarnbil
. pada suatu interval (se Lanq ) yang bertahap dari tumpuJean-tl.ll11puk­
an awa1 menurut ketentuan-ketentuan pada prosedur diatas dan di­
maaukkan kedalampenarnpung-penampung yang sesuaL Bila jumlah
yang dibut1.ihkan dari tumpukantelah diambil corrcohnya, makakese
luruhan jumla,h, yang ada akan dikurangi CdiperkecilI ukuzarmya s.::,.
s'llai dengan keb'lltuhan melalui pencamp'llran danpembagian yang di­
lakukan pada permuJeaan yang hal'lls (licin) dan bersih. Sebuah con
toh akan mewakil1 suat'll proses yangtidak lebih dari sehari.
Bila perlu campuran tersebut dapat dipanaskan untuk membantru da­
lam hal pencampuran ulang, tetapi keberhati-hatian haruslah di__=­
jaga dalam pemanasan Ini agar dapat dihindarkan pemanasan yang
berlebihan pada bagian manapun dari contoh tersebut, dan hanya
pemanasan yang benar-benar menc~~upi akan digunakan. untuk
173

memb~ntu terjadinya pencqmpuran yang memuaskan.


Bila contoh-ccntoh diambil dengan maksud untlli< penentuan kerag~
an dari hasil ternpat pencampuran tersebut,maka contoh-contoh ti
dak boleh dicampur tetapi ditangani secara terpisah.
b, Contoh dari tumpukan bahan-bahan diperoleh dengan mengumpulkan
jurnlah-jurnlah yang sarna banyak dari lubang-lubang yang digali k~
dalam titik-titik dekat puncak, pertengahan danbawah dari tum ­
pukan bahan-bahan tersebut, Pengecilan ukuran contoh sampai ke ­
pada ukuran-ukurannya yang dibutuhkan dilakukan seperti 4.a.
c. Contoh dari kereta angkut diambil dari paling sedikit 6 (enam)
tempat yang berada kira-kira 300 rom (12 in) dibawah perml.L~aan,

tersebar pada kereta angkut tersebut. Bagian-bagian tersebut di­


campur dan ukurannya ·dikurangi sampai pada ukuran-ukuran yang di
perlukan melalui pembagian~pembagian.

5. PENGAMB I LAN CONTOH CAMPURAN BERB tTUMEN (PLANT ~jIIXED) D t J ALAN:

a. Contoh campuran perkerasan beraspal yang diambil dari perkerasan


yang telah selesai l.L~tuk penentuan sifat-sifatpencampurannya,
tidak lebih kecil dari luas permukaan perkerasan yang diperliha!
kan pada daftar butir 3 diatas, dengan kedalaman sampai campuran
berbitumen yang sedang diletakkan tersebut, Minimal satu contoh
diambil dari pekerjaan sehari, Contoh dipotong sedemikian rupa
sehingga mengurangi gangguan sekecil mungkin terhadap kepadatan
contoh tersebut dan dikirim secara terbungkus kuat serta diberi
penyokong-penyokong agar dapat dipertahankan bentuknya untuk pe­
nentuan kepadatan yang akan dilakukan.

6. PENGP\/VlB I LAN CONTOH CA1'-1PURAN BERB t TUIV1EN (ROAD MI XED) DI J A L.A.N ;

a. Contoh diambil dari campuran berbitumen yang dicampur ditempat


untl.L~ kegunaanpenentuan sifat-sifat fisik dari campuran terse ­
but, dan kandungan bitumen dari massa tersebut serta kerag~uan

dari kan.dungan biturnennya.


b. Bila ca~puran berada pada der~tan jalur-jalur, maka sebuah can ­
toh yang me~akili jalur tersebut akan di~~il pada selang yang
·

'

174

tidak melebihi 150 ill csqo ft) d~n diuji secara terpisah.
Contah dari deret.an j alur t.e r se.cut; diambil pada lapisan denqan
tebal kira-kira 0,3 ill (1 ft) pada t.iga atau lebih titik-titik
yang tersebar mer'at.a agar diperoleh uku.ran contoh seperti yang
tertera pada daftar butir 3 diatas.
c. BUa indikasi lebih lanjut mengenai adanya ketidakragaman pada
carnpuran diperlukan, maka contoh~contoh tambahan pada interval
150 m (500 ft) tersebut diper01eh pada titik-titik kira-kira 0,6
m(2 ft) dari tepi perkerasan tersebut. Keberhati-hatian harus -:
lah dibiasakan untuk menghindari ikut sertanya bahan lapisan ba­
wah atau dasar perkerasan tersebut.

7. IDENTtFIKASt CONTOH:

Setiap contoh disertai dengan sebuah garnbaran atau pernyataan yang


memberikan keterangan-keterangan sebagaiberikut:
a. Peke r j aan tempat bahan tersebut digunakan, dengan member ikan no­
morproyek,nomor link, jalan, daerah dan identifikasi-identifi ­
kasi geografis 1ainnnya yang jelas dan tetap.
b. Sumbe r; contoh, t.ezraa suk con toh yang d t campuz di t.empat; pencarnpur­
an, nama pemilik atau operator tempat penc~llpuran, lokasi tempat
pencampuran, identifikasi bitumen atau agregat yang digQ~akan dd
1am'campuran tersebut.
c. Titik dimana dilakukan pengambi1an contoh, untuk contoh-contoh
yang diambil dijalan, denganpencantuman nomertempatnya dan 10:"
kasipada perkerasan, danjugapernyataan yangmenyatakan apakah
pengambilan c~ntoh dilakukan pada perkerasan yangtelah selesai,
deretan-deretan jalur dan sebagainya.
d. Kwantitas contoh.
e. Yang melakukan pen'gambllan contoh, dan vtns t.ans Inya,
L Tanggal pencampuren yang paling akhir, bila dicampur dijalan.
g. Tanggal dilakukan pengambilan con t oh.,
h. Oleh siapa dimasukkannya serta alamatnya.

LMaksud pengambilan can toh tersebut.

j. Kepada siapa laporan akan diberikan.


175

Pemeriksaa,n

P.ARTfKEL Hi\LUS DaJGAN PENGUJ IAN EKIYALEN PASIR

(AASHTO T-176-73)

1. MAKSUD:

Pengujian ini meliputi suatu penguj:Lan lapangan yang cepat, dan di­
maksudkan untuk menyatakan perbandingan rel~tif dari abu halus atau
bahan-bahan seperti tanah liat, didalam tanah atau agregat bergra ­
dasi.

2. PERALATAN:

a. TabUng plastik yang berukuran, tutup karet, tabung (selang) iri­


gasi, rangkaian kaki yang telah diperberat, dan rangkaian siphon,
yang kesemuanya mengikuti spesifikasi dan ketentuan masing-ma
sing serta dirnensi-dimensinya seperti yang diper-lihatkan pada
gambar No.1.
Pasanglah rangkaian siphon ke botol 1 gal (4 liter) yang berisi­
kan larutan c;:lcium chloride, dan diletakkan diatas tempat yang
berada 36 .i" 1 in (915 ~ 25 mm) diatas permukaan tempat kerja.
Selain botal yang berukuran 1 gal (4 liter), sebuah tempat dari
gelas atau plastik yang mempunyai kapasitas lebih besar dapat
digunakan dengan syarat ketinggian cairan larutan kerja diperta­
hankan antara 36 dan 46 inchi (915 sampai 1170 mm) diatas permu­
kaan tempat kerja. Lihat gambar No.2.
b. Kotak seng 3 az (85 ml), yang diameternya kira-kira 2,25 in (57
rom), dengan tutup model insang (gill) dan mempunyai kapasitas
85 + 5 ml.
c. Corong dengan mulut lebar, diameter pada mulut kira-kira 4 in
(100 mm) •

d. Sebuah jam (tangan) yang mempunyai reenit dan detik.


e. Sebuah pengocok mekanis seperti yang terlihat pada gambar No.3,
dan mempunyai lemparan sebesar 8 ~ 0,04 in (203,2 ~ 1,02 rom) dan
bekerja pada frekwensi 175 + 2 cycle per menit (2,92 ~ 0,03 Hz).
'rn·-'"
~,~..

t--181
,.,anlblj b.t':'llplJoa. 'IC··xkSI.. UNI
U"'.tko,
-~--_·--·-'-Ir~~~-v-- ---.----.~--~---
Trt4I~I'

_. '$' ~ _ !1".. .U AltI~11


'..LL':.oattf

~ ..
~;:t;:.~ rl":::::::::::::::::::.:::::::: ~ t.'o.\':.
·:'~:'IT~~~~I;'~:~~:;~:::;:::::;::::::»}t: ~l ~:t;2: ::~~
~~r.,:,;;~ T~t:

"'I e
t~:;~r ~. ~~'.: :;::::::::::::::::.:: J11~.~~~~f~:'~~~ ~~n~.:~t~I~:;.T~Jle
O,-,,,,,UUATI:1 AU&MItLY--'

~=.::=:::::::::::;::::::::_:::::::tfxo4 uX~ u r~::~ ~:;:~ r~::~


~~~~~t I c -- wiiOititi;-plMJT AS3ftM8LY
\1· .>1.-. )(';t

J
~~. iII
:i_ltd Mo.... ln. IIMlI~tl'lof••• , •••••.••• ,~ t.lJ'I.C\ 101 Tn.. '4,AftMioW
"I l ~':~·I;'~·:: ::::~::::::::::::::::::::: L~':"lzL:~" ~:R~ SH.
" I,· Ilil. )(, H 1i1~..I.
(Jb Ill.... ·:¢-r e-, I. Mooll rl",
r.C;:~·j;;I;'~;::::·:·:~:::':::::::::::~r:.\'''· X H :·:I~~..,t
<t>-/ . ~!
~~
~
~
If: ... .'--"'.1>

I]I
L ·II \~ (0~
IU'
1 .
-,.,
1,,_/1
I,IST 01' M....n!IIIAL
t·....·

i
LtY:~~
!:!

1
.~~ J
~
'" I I - ,.....

~; ~
~
;'.":

~'.
!
J!";··..~·l"..
.

I<T;l~:-';'i:.-1.
t.""I.c.., r..,.rCIf
~~!-~~~~
.J<U!rtA>,

. ~i
' \.'

:.
"L.'<!lC'
' ; " - ." .• oJ .
I
'1

. " '.., .
·-",•..,..r I [.;.3 ...1.1..[
.........
Ont.lCrlU .('1;:.'111:11
r"",.h.
.IollJ.

lI.l'~
, ...... 1.1 lIOn
1
\I~
1. ' '",• .J . ~ L::.':_._~:::.'''_:':~~~~
I
.• "I'·
I
"""'MJ tl' 1.1\
I . "1<4 fOOT

IT' .fJc:.
11""" -.,._.;'...., '-I """J .."',....
hAl II" '1 ..... "

o ,l
, 'lI"liol If 1.\.1'

eli'f:I!lII •.,tl"l~I' .rJif~'rh.H.. ..w.r AIt.. t.ot ...." .. -. _ ..... ~


ASUMBLY A

~ ~",':l.II~. ~" ! .1J'!':\f::U "'~"tPI ,I
~--:..-: ...,.. . . ('_.""" .

J..!JrUd 4t'U .......... ~.·r'~,."""'jII.U ... IIIll'QtII"


/
i.h"""l.""""""'", , , .. . . . . . . . _..
ur4'i:. ', .J:mt ...· ult!l.
, JI) \ 1 ltt(W~'''_lJl
,....~-
~ ()
T ' - -4 <,- ~lfloo{JI,I..!4JQ.JUJ:
. . . . ..L.
.r
~,~~yt!tIYCJJALI
'MUW-.<'II
i
~O.ll.J
! ~~ T

A~SE"'BLY e ::!' IRnl.Q~!ERTU!l£ " ~


I1U~!.L.
LJ NOTEStASSEMaL..!.Jt
1. "c" MOlUlted Foot AHsembly Co weillh 1000 ± 5 II. I ~

i
2. Graduation.. on llrsdllece to be t"nth.. of an
"'Ili' r., .. _1" "­ tnch, inch marks to b. nlln'''1'J''Ally ,1';"1/1,,,11.<1 ne
LA
.-+)­
Y
" / ff • ...
..huwu t 'l·h.. I nl:h unl1 h.l t' .....'" 111Y I... h,u II rH...
••• J 8"

. -1·../
bh""ld he, e.'prn •.I'"al·uly JIll-tn. 101111. All "1'/.e1'
<I.1vlsJull Ll ueu shuur.d b.. "pp1'o><1,0.. C"ly //32-111.'
Loug , !Japth to be 0.015-1n. Wldeh to he O.OH-in.
I
~WEIG!!! -10 SAND nEAUING
ect-oau t1J6 tap.
3. Aeeuruey of a caLe Co be + .0.• 010 inch pe r centh
il ., q
.1
.. ,
:!i_ Q.l::.TAll. 1nch. Error 01: ony l'0inC on-seal e 1:0 be ± 0.030­
-'-1ttQ!~!i!Q!l -
In ch of true <the'"nee 1:0 "lira. -u n9!.>
1)'1lI. 1. l:3u.lid l~qllIVll.I(Jllt '1',,"t Appllmt,lIll

f~

-.J
Oi
177

FIC. 3.-Mecita1lu«i Sh4ker.

FIG. 2.--!Traduated C¥linder, Irriaator

Tube, Weighted Foot All8~lfl and

SipTwtt.

',:
~(.':, I:' :~':'

- .'..

FIC. 4.-MIJ7lually Opero,ted SMke-r.


178

Sebel~~ penggunaan,pasangl~hpengocok mekanis tersebutsecara


kua t , sehingga diperoleh pemasangan yang kuat dan datar.
f. Seb1lah pengocok yang bekerja secara manual seperti yang diper ­
1ihatkan pada gambar No,4, yang mampumenghasilkan suatu perge­
rakan osilasi pada kecepatan 100 putaran sempurna dalarn 45 + 5
detik, dengan menggunakan tangan·pada setengah sentakan sepan ­
jang 5,0 . .:!:. 0,2 in (l27,00 :!:. 5,09 mm) , Pengocok Ln i, dipasang se­

cara kuat-aman .dan mendatar dengan menggunakan klem-klem atau


baut-baut, j ika suatu .jumLah yang besar dari penentuan-penentu­
anakan ·dilak~~fu!.

g. Larutan utama calcium chloride! dipersiapkan dengan menggunakan


bahan-bahan.sebagai berikut:
- 454. 9 .(lIb) ca Lc.Lura chloride anhydrous teknis
- 2,050 9 (1~640·ml ) ~liserin USP
- 47g (45 ml) formaldehyde (40 % daripada volume larutan2.
Larutkart calcium. chloride dalam ~ gal (1,89 1) air sUling atau
air yang telah dihilangkan mineral-mineralnya. Dinginkan larut­
an tersebut! kemudian saringlah dengan kertas saring Whatman No.
12 atau kertas-kertas saring yang serupa. Tambahkan gliserin
dan formaldehyde kedalarn larutan hasil saringan, aduk dengan
baik dan encerkanlah sampai 1 gal. (3,79 1) dengan mengguIlakan
air suling atau air yang telah bebas mineral.
h •. Lazut.an kerja calcium chloride! dibuat dengan menqen ce rkan satu
kaleng ukur penuh (85 ~ 5 ml) larutan utama calcium chloride
sampai menjadi 1 gal (3,79 1) dengan ad,r , Gunakanl3.hair .suLi.nq
atau airbebas mineral dalam pembuatan secaranorrnal dari larut
an kerja t.e.rsebut, Jika t.eLsh ditentukan banwa air ledeng lokal
adalah sedemikian rupamurninya sehingga tidak mempengaruhi
hasil-hasil pengujian, maka diperbolehkan menggunakan air le
deng tersebut tanpa mengg'~~akan air suling atau air bebas mine­
ralkecuali ada perbedaan pendapatdalamhal ini.
i. Sebuah sendok berujung lurus atau spatula, ya~g sesuai unt~~

mengeluarkan t.anah yang berlebih dari yang diukur dalarn kaleng


periqukur ,
179

j. Oven pengering yang dikontrol danqan termostat yang mampu rnern _


pertahankan temperatur sebesar 110 + sOe (230 ~ gOp) •

3. KCNTROL:

Temperatur larutan kerja haruslah dipertahankan pada 22 .:t. 30 e (72


.:t. 5°P) pada saat dilakukannya percobaan ini. Sila kondisi lapangan
mempengaruhi temperatur, contoh-contoh pegangan haruslah dimasuk ~

kan kedalam laboratcrilim dimana kontrol temperatur yang henar adai


lah mungkin. Adalah mungkin untuk membuat kurva-kurva koreksi te~'
peratur dalam hal ini, untuk setiap bahan yang sedang diuji, dima­
r
na kontrol temperatur yang benar tidak memungkinkan. Tetapi, tidak
boleh ada suatu kurva koreksi temperatur ¥ang umumyang digunakan
untuk beberapa bahan-b~~an sekaligus, walaupun berada pada daerah
(range) yang sempit daripada harga-harga ekivalen pasir. Contoh ­
contoh yang mengikuti ketentuan-ketentuan minimum dan ekivalen pa­
da suatu temper3.tur larutan kerja dibawah daerah (range) yang di ­
sarankan, tidaklah perlu pengujian-pengujian perierrcu •

4. PERSIAPAN CONTOH:
a. Ujiekivalenpasir dilakuka~ pada tanah-tanah atau'bahan-bahan
golongan agregat yang lewat saringan 4,75 mm <No.4). Semua pen:!
agregatan (penggumpalan) dari bahan tanah yang halus akan dipeE
kecil ~~urannya agar dapat melewati saringan 4,75mm, dan semua
bahan-bahan halusnya dibersihkan dari bahan-bahan yang tertahan
oleh saringan 4,75 rom tersebut, dan diikutsertakan kepada baha~

bahan yang .lewat saringan 4,75 mID pada penyaringan tersebut.


b. Pisah~pisahkan atau bagi-bagikan contoh yang asli (mula-mula)
agar dapat dihasilkan lebih dari empat kaleng seng pengukur pe­
nuh ukuzan 3 02 (85 ml) bahan-bahan lewat saringan 4,75 nun.
Gunakanlah keberhati-hatian agar diperoleh bag ian yang mewakili
daripada contoh asalnya.
c. persiapkan j umlah contoh-contoh lrang diinginkan melalui salah
satu cara dibawah ini, sebagai berikut;
c.l. Cara pengeringan diudara.
180

Pisahkan dan baq Lken bahan-bqhaIl yang Lewat; saringan 4,75


mm dengan cukup agar dapat memenuhi kaleng seng penquku r

3 oz (85' l!lIIl) sehingga bahan-bahan tersebut ag,:;,k mencuat ke


luar.?ada saat pengisian kaleng pengukur tersebut,maka
sekali:-sekali ketoklah bagian,bawah daripada kaleng terse­
, '

, ,

but terhadap meja kerja'atau permukaan-permukaan keras dan


kokoh 1ainnya, agar bahan terkonsolidasi kedala~ ka1eng
seng pengukur tersebut, sehingga didapat jumlah yang maks~
mum yang dapat dd.raaaukkan ke da Lernnya , Sesudah itu re t akan
bagian atas ka1eng seng pengukur tersebut dengan menyapu
bahan-bahan sampai lurus permukaannya pada keadaan ka1eng
yang penuh dengan pertolongan sebuah spatula atau sendol<:
be ruj urig 1 urus •
c.2. cara pembasahan pe rmu.Laan ,
1.Contoh harus berada dalam keadaan kelembaban yang normal
dan benar agar diperoleh hasil-hasil yang dapat diterima
dan dipercaya. Kondisi ini ditentukan dengan cara meme ­
ras secara ketat sebagian kecil cantoh yang secara meny~

luruh dicampur pada telapak tangan. Bila hasi1 cetakan


yang terbentuk dapat ditangani tanpa terjadinya retakan­
retakan atau pecahan-pecahan daripada hasil cetakan ter­
sebut, maka daerah kelembaban yang sesuai dan benar te ­
lah'diperoleh. Bila bahannya terlampau kering, maka ha ­
sil cetakan akanpecah dan hancur, dan bila hal lni ter­
jadimaka ada.Lah penting unt.uk melakukanpenambahan air
dan tkemudf.an diaduk (dicampur kembali) dan diperiksa
u'Lanq.; Bila bahantersebut memperlihatkan tanda-tanda
air yang .bebas, maka bahan tersebut berada dalam ~eadaan

terlampau basah, dan bila hal ini terjadi maka perlu un­
tuk dikurangi kandungan airnya karena terlampau basah un

tuk dilak~~an pengujian.


Bila kandungan air daripada contoh awalnya yang diper
siapkan dalam 4.b~ berada pada 'batas-batas seperti yang
dikemukakan diatas, maka contoh ~~tuk pengujian dapat
181

diperoleh langsung, Bila k~,dungan ai~ dari bahan terse­


but diub3.h agar dapat memenuhi bat.:3.s-batas tersebut, ma­
ka cantoh yang telah diubah haruslah ditempatkan pada se
buah panei, kemudian ditutup dengan penutup atau kain
yang lembab yang tidak menyentuh bahannya, dan kemudian
dibiarkan setidak-tidaknya selama 15 menit.
2.Sesudah batas waktu minimum 1S menit di1ampaui sebagai
perioda penyesuaian, maka 1etakkanlah contoh tersebut di
atas kain pemisah dan campur1ah dengan cara mengangkat
masing-masing sudut kain dan menariknya keatas menuju s~

dut yang berhadapan secara diagonal, sehingga ballan da ­


pat digu1ung. Bila bahan sudah terlihat homogen, maka se
lesaikanlah pencampuran terhadap tumpukan contoh yang
berada pada daerah dekat tengah~tengah kain tersebut.
3. Isi1ah ka1eng seng pengukur J oz (85 ml) dengan cara me!:!:.
dorongnya melalui bagian bawah tumpukan dengan menekan
memakai tangan tumpukan pada bagian lainnya (b~gian yang
bertolak be1akangl. Pada saat kaleng tersebut diger~kkan

me1alui tumpukan maka pertahankanlah tekanan yang cukup


dengan tangan ~gar dapat menyebabkan bahan tersebut men~

isi ka1eng secara berlebihan. Tekanlah secara kuat deng­


an menggunakan te1apak tangan, mengkompakk~~ bahan yang
mengakibatkan jumlah maksimum darl bahan dapat ditempat­
kan dalarn kaleng seng pengukur tersebut. Sesudah itu ra­
takanlah bagian atas kaleng seng pengukur tersebut deng­
an menyapu bahan-bahan sampai lurus permukaannya dengan
menggunakan spatula atau sendok yang berujung lurus.
c.3. Carapenentuan pengocok mekanis.
. ' .
. Dapatkanlah bahan didalam ka1eng seng pengukur 3 oz (85 ml.)
melalui salah satu cara c.l atau c.2, kemudian keringkanlah
contofryang akan diuji sampai tercapainya massa yang kons ­
tan pada 110 ~ 5°C (230 ~ 90F), dan dinginkan pada tempera­
tur kamar sebelum dilakukan pengujifu~.
182

.~.;.~~.::f~·~;t~~~:jjt·tl~.~~~.~yv:~~-~~.: r:.. :.':~;'T'*, . ~


,\ .. ',. ~ ... ' :.k";~.:::':.'\'
,'.f

. ;'.-'. ~ ,~~

. " ....

FIG. G.-U8il 0/ Ma1t:L,u Shaker.

FIG.5.-;-Trar1.8/er of Sa.mple from


111easuriir.g Ti.~ to Cyli.'lder.

.?

Flu. ".-Using Hand Method of Shakin{l.


183

::....

.~.~-.

Ftc. 8.-lrrigaticm.

5. CARA ~/1ELAKUKl\N:

a. Alirkanlah 4 ~ 0,1 in (101,6 ~ 25 ml) larutan kerja calciQ~

chloride kedalam tabung plastik.Tuangkan contoh pengujian yang


telah tersedia dari kaleng seng pengukur kedalam tabung plastik
tersebut, dengan menggunakan corong untuk menghindari terjadi ­
nya tumpahan-tumpahan (lihat gambar No.5). Ketoklah dasar ta ­
bung tersebut dengan sentakan pada tang an beberapa kali untuk
melepaskan gelembung-gelembung udara dan juga agar terjadi pem­
basahan yang menyeluruh daripada contoh.
. b. Biarkan contoh yang terbasahi diam tanpa adanya gangguan-gangg~

an selama 10 + lmenit. Pada akhir dari perioda 10 menit peren­


daman t.e r sabut; , tutup tabung silinder, kemudian longgarkan ba ­
han-bahan dari dasar dengan sedikit memiringkan sambil mengoco~

nya.
·

184
..

c. Sesudah ;nelcnc;qar,kan ba,r:an-bahan da.!;"i dasar tabunq silinder ter


sebut, kocoklah silinder dan isinya dengan menqqun akan sa lah sa'
tu cara dibawah ini:
c.l. Cara penencuan pengocok mekanis.
'. Tempatkantabung silinder yang te1ah ditutup diatas pengo­
cok ekivalen pas tr mekanis ,. atur wakt.u , dan biarkan mesin
'kocok tersebut mengocok tabung silinder beserta isinya se­
lama 4S + 1 detik.
c.2. Cara pengocok manual.
Pasanglah secara kuat batang silinder tertutup pada rang ­
kaian tiga klem per daripada tempat pengocok ekivalen pa ­
sir, dan aturlah pencatat pUkula~ ke nolo Berilah tekanan
pada penunjuk menuju tanda batas penepakan yang tertera
pada papan belakangnya, dengan cara memberikan dorongan ­
dorongan mendatar pada bagian atas lempengan besl per yang
berada disebelah Kanan. Kemudian lepaskan tangan dari 1em­
pengan dan biarkan aksi per lempengan tersebut menggerak ­
kan tempat dan tabung silindernya kearah yang bertolak be­
lakang tanpa pertolongan atau penahanan-penahanan. Gunakan
lab tekanan'cukup kuat terhadap lempengan besi per yang
berada disebelah Kanan tersebut pada setiap bagian pendo ­
rongan, agar dapat menggerakkan penunjuk sa~pai kedaerah
batas pemukulan (pendorongan), dengan cara mendorong lem ­
pengan tersebut menggunakan ujung-ujung jari agar dapat di
pertahankahnya suatu pergerakan osilasiyang ha1us (lihat
gambar No.. 6)" Tengah-tengah daerahpenepakan ditentukan
agar ,·tersedia panjang penepakan yang memadai ·dan lebarnya
mernperlihatkan batas-batas rnaksimum yang diperbolehkan da­
lam hal variasi-variasinya.•
c~3,. Cara tangan.
Peganglahtaburig silinder ,tersebut pada posisi mendatar
seperti yang diperlihatkan pada gambar No.7 dan kocoklah
tabung tersebut secara kuat dengan gerakan-gerakan menda ­
tar dan·lurus dari satu ujung ke ujung lainnya.
185

Kocoklah tablIDg silinde~ te~sebut sebanyak 90 putaran da­


l~ sel~ng waktu kira-kira 30 detik menggunakan lemparan­
1emparan sebesar 9 ~ 1 in (229 ~ 25 rom). Sebuah putaran
dide!inisikan sebagai suatu gerakan kebela~ang dan kede ­
pan yang semourna. Agar dapat mengocok secara baik tabung
silinder paQa kecepatan tersebut, maka perlu bagi opera ­
tor untuk mengocok tabung hanya dengan kekuatan tangan,
dengan melemaskan badan serta bahu-bahu.
d. Sesudah dilakukan pengocokan, maka tempatkan tablillg tersebut

berdiri pada meja kerja dan buka tutupnya.

e. Prosedur irigasi.
MasuJckan tabung irigator (t.abunq untuk pengaliran air) kedala,m
tabung silinder dan cuc i Lah bahan-bahan dari din ding silinder
pada saat irigator tersebut diturunkan. Desaklah irigator me ­
lalui bahan-bahan sampai kedasar tabung dengan tusukan yang l~

nak dan gerakan memutar pada saat 1arutan kerja mengalir dari
ujung irigator tersebut, Hal ini akan mendorong bahan-bahan ha
Ius menjadi suatu suspensi diatas partike1-partikel pasir yang
1ebih kasar Clihat gambar No.8). Lanjutkan penuaukan dan gera~

an memutar .disertai pendorongan dengan aliraD. air partikel-pa~

tikel yang halus kearah atas sampai tabung silinder tersebut


terisi hingga batas 15 in (381 mm). Kemudian cucilah irigator
tersebut pelan-pelan tanpa menutup aliran, sehingga tinggi ca­
iran dapat dipertahankan pada ketinggian kira-kira 15 in (381
rom). Aturlah penga1iran air tersebut pada saat irigator hampir
seluruhnya dike1uarkan dan aturlah ketinggian cairan yang ter­
akhir kali yaitu pada ketinggian 15 in (381 rom) •
f. Biarkan tabung dan isinya diam tanpa ada gangguan selama 20 me
nit + 15 detik. Mulailah perhitungan waktu 1angsung sesudah p~

narikan tabung irigator.


g. Pada akhir perioda 20menit se~agai perioda sectimentasi, baca
dan catat1ahtinggi pacta ujung atas daripada suspensi tanah I!
atnya. Hal ini dinyatakan sebagai pembacaan atau harga tanah
1iat. Bila tidak ada garis pembagian y~g je1as dari perioda
..-; .

186
'i:.
:".'...

sedimentasi, biarkan canton tanpa digapggu sampai suatu harg~

pembaeaan tanah liat dipe~oleh, kemudian langsung bac?< dan ca­


tat ketinggian ujung atas suspensi tanah liat yang terjadi,j~

ga wakt.u ke se Luruhan se ddraen t as I t.e r sebut , Blla wakt.u sedimerl­


ta.si kese.luruhan rnelebini 30menit, maka Id,kukan lagi penguji-:,
an rnenggunakan tiga contoh yang terpisah dari bahan yang sarna.
Baea dan catat ketinggian kolorn tanah liat yang diperoleh dari
cantoh yangmemerlukan waktu paling pendek perioda sedimenta ­
sinya.
h. Sesudah pembaeaan tanah liat diperoleh, maka pembacaan pasir

akan diperoleh melalui salah satu cara sebagai berikut;

h c L, ~ila menggunakan rangkaian kaki (penyokonq ) diperberat

yang mempunyai indikator paslr pada batang rangkaian ter~

sebut, maka letakkanlah rangkaian diatas tabung silinder


dan perlahan-lahanturunk~~rnenuju pasirnYa, Janganlah d~

biarkan indikator memukul muluttabung silinder pada saat


rangkaian diturunkan. ~ada saat k~~i yang diperberatnYa
berada pada pasir, aturlah agar rangkaia~ tersebut berge­
rak kearah. ukuran-ukuran yang ada pada tabung silinder ;
sampai indikatornya menyentuh bagian dala~ dari silinder.
Kurangi 10 in (254 mml darl tinggi yang diperoleh berda ­
sarkan penunjukan pada ujung paling atas dari indikator
dan catatlah harga Lni, sebagai pembacaan pasir (Li.hat, g~

bar No.9).
h.2.Bila menggunakan .ranqka i an kaki (penyokonq] diperberat
yang mempunyai sekrup-sekrup untuk menengahkan, maka jag~

lah agar salah satll .sekrup unttik menengahkan teta.!?berko~

tak (be rhubunqanl dengan din ding silinder dekat ukuran ­


ukur en," sehingga dapat dilihat setiap saat pada saat ran£
kaian diturunkan. Eila kaki yang diperberat telah herada
pada pasir, maka baealah tinggi dari sekrup yang rnenenga~

kan dan catat harga pembaeaan tersebut sebagai pern15acaan


akh.i.r.,
L, Bila pembacaan tanah liat atau pasir j atuh pada daerah ukuran
187

antar~O,l in (2,5 rom), maka catatlah tingginya sebagai ting­


gi yang berada lebih.atas daripada pembacaan tersebut. Misal­
nya suatu pembacaan tanah liat sebesar 7,95 akan dicatat se
bagai 8,0 dan sebuah pembacaan pasir sebesar 3,22 akan dica
tatsebagai 3,3.

." .: ~:. ~

FIG. 9.-Sand Rtading.

6. PERH I TUNGAN,;

a. Hitunglah ekivalen pasir 9amp~i 0,1 yang terdekat dengan ru ­


mus sebagai berikut:

e mba c aan pasir x 100

SE = Ppembacaa~ ­tanah liat


b. aila ekivalen pasir dihitung bukan merupakan sebuah bilangan
188

bulat, maka laporkar-lah bilangan tersebut sebagai bilangan bu­

lat yang berikutnya, misalnya :

SE = 3,3 x8 100
" = ~l I
5 dilaporkan sebaga~ 42

...

7, KEBERHAT t -HAT tAN,:

a. Lakukanlah pengujian pada tempat-tempat yang bebas gonca~gan

atau getaran ,karena goncangan atau getaran dapat menye babkan


bahan-bahan menuju kebawah dengan suatu kecepatan yang lebih
cepat dari nozma l., .
b. Jangan sampai tabung silinder plastik kena sinar matahari lan~

sung yang berlebihan.


c. Bersihkanlah bahan-bahan orgaIlik yang tumbuh dari penampung l~

rutan kerja calcium chloride dan dari dalam selang-selang yang


lunak serta tabung irigator. Bahan-bahan organikini dapat de­
ngan mudah terlihat sebagai bahan-bahan yang bersilinder atau
kubus-kubus didalarn larutan. Untuk membersihkan bahan-bahan
yang tumbuh tersebut, maka siapkanlah suatu pelarut pembersih
dengan mengencerkan sodium hypochlorite dengan sejumlah air
yang sarna banyaknya. Isilah pelarnpung larutan dengan pelarut
pembersih tersebut, biarkanlah kira-kira satu liter dari larut
an pembersih untuk mengalir melalui rangkaian siphon dan ta ­
bung irigator, kemudian tempatkanpenjepit paCia ujung se.Lanq­
untukmeIDberhentikan aliranpelarut dan juga menahanpe~arut

(larutan pembersih)tersebut tetap berada didalaro .seLanqnya.,


lsi lagiper;aropung tersebut dan biarkan sema'l.am, Setelah pere~

daman satu malambiarkan pela~~t pembersih kelUar dahulu mela­


luirangkaian siphon dan selang irigator~ Pisahkan rangkaian
siphon dari penampung larutan dan bilas kedua-duanya dengan
air~ Selang irigator dan rangkaian siphon dapat dibilas secara
mudah dengan menempatkan selang pada ujung selang irigasi, dan
menyambung selang 'tersebut pada bagian lainnya· dengankeran
air, dan meIDbilas dengan air secara terbalik malalui tabung
tersebut.
189

d. Bi~sanya lubang-Iubang pada ujung tabung irigasi dapat menjadi


tel,"sumb~t ole~ partikel-partikel pasir. Bila penghalangan ter­
sebut tidak bisa dibebaskan, maka gunakanlah sebuah jarum atau
benda-benda tajam lainnya untuk memaksakan partikel-partikel
tersebut keluar, namun dengan hati-hati agar tidak memperbesar
ukuran daripada lubang-Iubang.

8. PERSYARATAN OPERATOR:
a. SebelUll1 seorang operator diperbolehkan melal<..ukan uji ekivalen
melalui cara manual atau cara tangan, harus dipenuhi beberapa
persyaratan atau kwalifikasi untuk cara-cara tersebut.
Walaupun persyaratannya adalah mirip untuk kedua cara tersebut,
seorang operator hanya diperbolehkan untuk. melakukansalah sa­
tu cara saja yang telah dipenuhi pezsyazat.annya,
a.l. Operator haruslah mampu memperoleh hasil-hasil uji ekiva­
len pasir yang dapat dipertanggung jawabkan pada contoh­
contoh yang mewakili bahan yang dtberikan, hila uji ter ­
sebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang dikemukakan
untuk cara tersebut. Hasil pengujian seorang operator di­
anggap dapat dipertanggungjawabkan bila hasil masing-ma­
sing pengujian pada tiga contoh yang mewakili daripadaba
han yang diberikan kepadanya, tidak berbeda lebih,dari +
4 unit dari rata-rata pengujian tersebut.
a.2. Rata-rata dari tiga pengujian yang dilakukan seorang ope­
rator pada bahan yang diberikan kepadanya, haruslah bera­
da pada daerah ~ 4 unit rata-rata dari tiga kali penguji­
an terhadap bahan yang sama, bila diuji dengan cara peng~

cok mekanis.
b. Bila seorang operator tidak mampumemperoleh hasil-hasil yang
dapat dipertanggung jawabkan dengan cara pengocok manual, atau
hasil-hasilnya tidak memenuhi hasil-hastl yang diperoleh mela­
lui cara pengocok mekanis, roaka operator ttdak boleh melakukan
uji ekivalen pasir menggunakan pengocok manual sebelum telah
dikuasai dan disempurnakan teknik-tekniknya secara cukup,
..

190

seh~ngga dapat diperoleh hasil-hasil yang berada dalambatas ­


batas.yang disyarat~an, tanpa menyesuaikan jumlah putaran-pu ­
taran yang diperlukan.
c. Bila seorang operator mampu memperoleh hasil-hasil yang dapat
dipertan9gung jawabkan pada saat meLakukan kwali£ikasi unt.uk ..
cara tangan, tetapi rata-rata.hasilnya tidak dapat diterima,
karena tidak berada dalam batas-batas yang dibutuhkan untukr~

ta-rata dari tiga hasil menggunakan pengocok mekanis, maka OP!


rator tersebut harus meriyesuaikan jumlah putaran p~ngocokan se
cukupnya agar hasil-hasilnya dapat diterima dan sama dengan ca
ra pengocok mekanf.s , Tentukan jumlah yang dibutuhkan untuk me­
nyesuaikan banyaknya putaran melalui cara sebagai berikut:
- Perkirakan jumlah yang disesuaikan dari jumlah putaran yang
dibu~uhkan. Tingkatkan jumlah putaran untuk memperoleh hasil
uji ekivalen pasir yang rendah, atau kurangi jumlah putaran
untuk memperoleh hasii uji ekiyalen pasir yang tinggi.
Lakukanlahtiga kali pengujian pada jumlah putarati yang te ­
lah disesuaikan •. Usahakan Untuk dapat mempertahankan kecepa!
an pengocokan sebesar 180 putaran per menit. Bandingkan rat~

rata.hasil tiga penguj;i.an menggunakan jumlah sentakan yang


telah disesuaikan, dengan rata-rata yang diperoleh melalui
cara pengocok mekanf.s , Bilaperlu, sesuaikan lagijumlah pu­
tax:an pengocokan, sampai diperoleh hasil rata-rata tiga pen,,[
ujian pada jumlahputaran yang da.se suatkan tersebut, dalam
batas-batas+4 unit dari rata-rata yang diperoleh melalui
cara pengocokmekanis.
d. 'Setiap operator harusberusaha menyempurnakan teknik-tekniknya
agar dapat diperoleh hasil-hasil yang ekivalen dengan hasil-ha
sil menggunakan carapengocok mekaru.s.,
. .
e. Operator haruslah dapat melakukan uji kwali£ikasi bila hasil ­
hasilnya cenderung berbeda secara jelas dari hasil-hasil yang
menggunakan cara pengocok mekanis.Uji kwalifikasi dllakukan
pada interVal yang teratur untuk da~at menjamin suatu derajat
ketepatan, dan untuk standarisasi hasil-hasil.pengujian.
191

APPENDIX D.

CARA MENCAMPUR AGREGAT DENGAN MENCOBA - COBA

( TRIAL AND ERROR )

D.1. CONTOH - MISALKAN SEBAGAI BERlKUT

Plantmempunyai 4 hot bin ( perhitungan untuk plant yang mempunyai

bin Lebf h atau kurang dad 4 adalah sama ).

Gradasi yang dipilih untuk aspal beton yang tercantum dalam spesifi

kasi proyek adalah sebagai berikut ;

Saringan %. melalui (berat)

1" ( 2~,4 mm ) 100


3/4" ( 19,00 mm ) 90 - 100 .
3/8" ( 9,5~mm ) 60 - 80
no. 4 35­ 65
no. 8 20 - 50
no. 50 3 - 20
no.200 2 - 8
% Aspal 4,0 - 9,0 berat dari
total mix

Kontraktor telah memperaleh material yang memenuhi semua syaratmutu


spesifikasi untuk stock pile bin dingin. Filler telahdidapat bila
diperlukan. Ahalisa saringan material menunJukkan gradasi material
tersebut seperti terlihat pada gambar D - 1 " Agregate materials "
~.

192

Mengikuti Job Mix Formula ( jugaterlihat pada gambar D - 1 )

dibuat dengan pemeriksaan ( test) lab.

Ukuransaringan per sen melalui (berat )

lIT 100
3/4 . 11
97,0
31St' 6.8,0
no . 4 48,0
no ; S 37,0
no. 50 1,5
no. 200 5,0
Kadar aspal
AC20 5,5

Variasiyang diijinkan adalah sebagai berikut

Ukuran Variasi yang diijinkan

no. 4 dan lebih besar .:!:. 7,0


no. :8 sampai no. 100 .:!:. 4,0
me.Lal.ui no .200 .:: 2,0
Aspa1 .:: 0,4

D.• 2 KQlI1BINA,SI MATE.RIAL DINGIN.

Pada analisa akhir, gradasi dan perbandingan prosentase) numerik


filler dan bahan-bahan hot bin akan menentukan gradasi campuran. K!:!;.
rena itu bin panas perlu mengandung bagian ukuran butir yang tepat,
Kontraktor harusmenentukan jumlah material yang ditimbun untuk di .­
isikan kepada pengering ( dryer ) mengimbangi bin panas dan yang me­
193

menuhi gradasi job mix formula.

Job mix formula ( resep campuran ) biasanya akan ditentukan di lab.Q.

ratorium dengan menggunakan agregat yang akan digunakanuntuk proyek·

tersebut.

Ini akan terdiri dari satu garis gradasi kombinasi agregat tersebut,

yang adadida1am batas-batas gradasi dan spesifikasi.

Prosentase dan jenis aspa1 dan variasi yang diijinkan job mix formula

akan ditentukan/disyaratkan. Untuk contoh inimisa1kan :

Ukuran saringan 1" 3/4 11 3/8" no.4 no.8 no.50 no.200


Spesifikasi %me1alui 100 90-100 60-80 35-65 20~50 3-20 2-8
Job mix formula 100,0 97,0 68,0 48,0 37,0 11,5 5,0

Material agregat
Agregat kasar -AK 100 96,0 45,0 12,5 6,1 0 0
Agregat ha1us -AH 100 100 100 98,2 85,6 20,4 .. 3,3
Mineral Filler -MF 100 100 100 100 100 96,2 76,2

Percobaan No.1· COBA 61 % AK, 34 % AH, dan 5 %MF


AK x 0,61 61,0 58,6 27,4 7,6 3,7 0 0
Ali x 0,34 34,0 34,0 34,0· 33,4 29,1 6,9 1,1
MFx 0,05 5,0 5,0 .5,0 5,0 .5,0 4,8 3,8

100 97,6 66,4 46,0 37,8 11,7 4,9

GAMBAR D - 1
Mencari perbandingan bahan d~ngin ( cold material )
·
'

194

..
'Mengikuti job mix formula ( juga diperlihatkan pada gambarD-l) de
ngan pemeriksaan,laboratorium ; diketahui.

Ukuran saringan %melalui saringan

III, ( 25,4 mm ) 100


3/4" ,,( 19,0 mm ).
,
97,0
3/8" ( 9,52 mm ) 68,0
no. 4 48,0
no'. a 37,0
no. 50 11,5
no. 200 5,0
Aspal
AC-20

Variasiyangdiperkenankan adalah seperti berikut

Ukuran saringan Variasi yang diijinkan


% berat total mix",

no, ,4 dan lebih besar :!::. 7,0


no , 8' - no. 110 2:. 4,0
melalui no. 200 2:. 2,0
Aspal, + 0,9

D.,2. MENCARI, PERBANDINGAN BAHAN DINGIN ( COLD MATERIAL )

Pada analisa terakhir, gradapi dan bagian dari filler dan material da
ri bin pana s menentukan gradasi campuran akhir ..
Karena bin panasperlumengandung ukuran butir dengan perbandingan
yang baik, kontraktor harus menentukan banyaknya stock masing-masing
bahan yang akan dimasukkan ke dryer untuk mengimbangi bin panas dan
195

memenuhi gradasijob mix formula tersebut. Mencari perbandingan bahan


bahan biasanya dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error) tiaE.
tiap material sebagai berikut
Periksa prosentase material yang melalui saringan no. 8 dan no. 200.
Agregat ukuran kasar tidak akan memberi bahan lebih kecil dari no.
200 dan hanya sedikit sekali bahan lewat saringan no. 8
Agregat halus akan mensupply sebagian material minus no. 200 dan se
bagian besar bahanminus no. 8. Karena itujelas filler mineral
akan diperlukan untuk melengkapi sejumlah bahan minus no. 200 yang
diperlukan. Dengan dasar 100% agregat dan filler mineral, dan de
ngan menggunakan prosentase melalui no. 8 dan no. 200 •
Taksir bagian dari masing-masing agregat yang akan dicampur.

a = bag ian agregat kasar


b = bagian agregat halus
c = bagian filler mineral
p = prosentase total melalui saringan ( jo-b mix formula )
B = " agregat halus melalui saringan
C = " filler mineral melalui saringan.

P-B 37,0 - 85,6

( no. 8) = a = -- = = 0,61

A-B 6,1 - 85,6

(no.200)= P = Aa + Bb + Cc,a +b + c = 1,00

5 = 0(0,61) + 3,3b + 76,2c. b + c = 1- 0,61 = 0,39

5 = 3,3(0,39 - c) + 76,2 c

c = 3,71 = 0,05
72,9

b = 0,39 - 0,05 = 0,34.

Gambar D-l memperlihatkan gradasi agregat tersebut sebagai hasil per


cobaan cara meilcari perbandingan. Dalam hal ini percobaan pertama ,
kombinasi agregat masuk didalam variasi yang diijinkan untuk semua sa
ringan. Kombinasi agregat ini akan digunakan pada permulaan operasi
. '. ,: ~.
.:

196
",.,,'"

plant, sehingga'kombinasi agregat bin panas dapatdicek terhadap


job mix formula .. Bila gradasi bin panas tidak dapat dikombinasi da
lambatas-batas job mix formula, maka pembagian bahan dingin harus di
rubahuntuk msmasukkan jumlah dan ukur an yang tepat.

D.3. Mencari perbandingan bahan panas., Plant dihidupkan, setelah operasi


nya .Lancar tentukan analisa saringan dari masing-masing bin panas .
(terlihat seperti pada D - 2 "Gr-adas i bin panas " ) .
. :~"" ,:

Saringan 1 11 3/4" 3/8" No. 4 no. 8 no. 50 no, 200


Spesifikasi 100 90-100 60-8b 35-65 20-50 3"':20 2 - 8
Job Mix 100 97,0 68,0 48,0 37,0 11,5 5,0

Gradasi hot bin


Bin no.l - Bl 100 100 100. 100 99,2 25,0 3,2
Bin no.2 B2 100 100. 98,5 51,0 8,7 , 0,5 0,3
Bin no.3 - B3 100 98~4 11,7 4,3 2,0 0,3 0,2
Bin no.4 - B4 100 60,0 5,9 1,1 0,5 0,2 0,1
Filler - F 100 100 ,0. 100,0 . '100 ,0 100 . 96,2 76,2

Percobaan no.1 Coba 35%'Bl, 20% .B2, 20% B3., 20% B4, dan 5% F.

Blx .a ,.35 .35,0 35.~0 35,0 35,0 .34,7 8,8 l,l


-.
132 x 0,20 20,,0 20,0 19,7 10,,2 1,7 o.r . O,l
B3 x 0,20 20,0 19,7 2,3 0,9 0,4 0,1
B4 x 20 20,0 '12,0 1,2 . 0,2 0;1
°
a
F x 0,05 5,0 5,0
°4,8 ..
3:,8
5·,0 5,0 5,0

Jumlah 100,0 91,7 63,2 51,3 41,9 13,8 5,0


197

Percobaan no.2 Coba 29% Bl, 29% B2, 28% B3, 9% B4 dan 5% F

Bl x 0,29 29,0 29,0 29,0 29,0 28,8 7,2 0,9·


B2 x 6,29 29,0 29,0 28,6 19,8 2,6 0,1 0,1
B3 x 0,28 28,0 27,6 3,3 1,2 0,6 0,1
B4 x 0,09 9,0 5,4 0,5 0,1 0 °
F x 0,05 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0
°4,8 °3,8
Jumlah 100,0 96,0 66,4 50,1 37,0 12,2 4'.8
1.- ,.' . ' ','"'
\.

Gambar D - 2

Membagi~bagi material panas.

Bahan bin panas ini dan filler.'mineral harus dibagi-bagi sehingga


gradasi. gabupgan akan mendekati gradasi job mix formula.
Kombinasi agregat ini biasanya didapat dengan cara mencoba-cob~.

Pembagian agregat ditaksir denganpercobaan ke 1.

(1) Taksir bin no. l}


Job mix formula membutuhkan 37;0% melalui saringan no. 8.
Bin 1- bin untuk. agregat 'ha.Lus , akan memenuhi sebagian besar
bahan minus no. 8, tetapi bin, 2, 3 dan 4 akan memberikan se
dikit saja. Karena itu ditaksir bin no. 1 40%, dengan koreksi
penamba~an filler.

(2) Taksir Filler mineral.


Filler mineral telah ditaksir dari perhitungan bahan dingin 5%.
Ini harus dihitung kembali dengan gradasi dasar bin panas.
Dari ke empat bin, Bin no. 1 memikul sebagian besar agregat mi
nus 200, dalam hal ini 3,2%.
Bila 40% menggunakan bin no. 1, maka 0,40 x 3,2% = 1,3% materi
al minus no. 200 masuk kedalam kombinasi oleh bin no. 1 •
Karena job mix formula memerlukan 5,0% material minus no. 200 ,
maka filler akan memberi kira-kira 5,0 - 1,3 = 3,7%.
·

'
198

Tambahan bahan min 200, jadi filler yang harus ditambahkan =


3,7 - 0,76 = 4,8% atau bila dibulatkan = 5%.
Taksir kembali Bin no. 1 = Karena filler yang ditambahkan akan
melalui .sar-i ngan no. 8 Taksiran yang sudah dikoreksi dari bin
no.l = 40% -,5% = 35%.

Dengan melihat gradasi Bin 2,3 dan 4 dan saringan yang didasarkan
kepada job mix dati ukliran diatas no. 8; taksir perbandingan bin ­
bin tersebut. Jumlah Bin no.l dan filler = 35% + 5% = 40%.
lni ti~ggal 60% untuk bin 2, 3 dan 4. .Ambil taksiran 20% untuk ma
sing-masing bin.

Lihat percobaan 1, Gambar D '- 2

Catatan bahwa

, Deviasi kombinasi gradasi job mix formula untuk saringan no, 200
memuaskan. Karena itu prosentase Filler tidak akan berubah.
Deviasi job mix formula untuk saringan no.8berlebihan, sedangkan
deviasi semua saringan diatas no.8 ada dalam batas-batas variasi
yang diijinkan, tolerensi variasi ini cukup besar.
Karena material lewat no.4 dan no.8 terlalu banyak, prosentase bin
'no.l harus dikurangi , dan karena kurangnya material yang lewat di
atas sari.ngan no. 4 prosentase bin 2 dan 3 harus di tambah dan
no.-4 dikurarigL

Pembagianagrega~ ditaksir kembali dan 'dibuat percobaanke 2 lihat


.D- 2,Percobaan no. 2 ..
Gradasikonibinasi agregat untukyang ke 2 ini memuaskan, dekat kepa­
da job mix formula untuk memulai operasL
Stabilitas, kepadatandan lain-lain campuran telah di~entukan dan ka
dar aspal optimumnya telah dipilih. Pada contoh ini kita akan mengan£
gap kadar aspal ditetapkanpada 3,5% dari jumlahcampuran (total ­
mix) .
199

Untuk plant Continuous : setel pintu feed bin panas dan pompa aspal
seperti ditentukan dari grafik kalibrasi ( lihat Appendix E ) untuk
mengisi jumlah yang sebanding setiap ukuran dan aspal yang cukupke
dalam. mixer.

Dengan "batch plant", misal 400 lbs ( 1814 kg/batch harus diaduk, hi
tung penyetelan timbangan tersebut.

4.000 x 0,055 = 220,0 lbs aspal tiap batch.


4.000 - 220,0 = 3.780,0 lbs agregat dan filler mineral

Bin no. % Feed

1 29% x 3,,780,0 = 1.096,2 Ibs *)


2 29% x 3.780,0 = 1.096,2 lbs
3 28% x 3.780,0 = 1.058,4 lbs
4 9% x 3.780,0 = 340,2 lbs
Filler 5% x 3.780,0 = 189,0 lbs

3.780,0 lbs (jumlah agregat


dan filler ).

Karena t{dak praktis menimbang pound dalam pecahan-pecahan ini dapat

dihilangkan dengan me nambahkan atau mengurangkan pecahan menjadi an£

ka bilangan bulat. Seringkali angka akan disetel pada 5 lbs terde

kat untuk memudahkan penimbangan.

Harus diingat bah~a jumlah berat agregat, Filler dan aspal harus sarna

dengan berat batch yang akan dibuat / dicampur.

Penyetelan timbangan dapat·dilakukan oleh operator Plant.

Bin no.1 1.096 lbs 1.095 lbs

Bin no.2 1.096 lbs 1.095 lbs

Bin no.3 1,059 lbs 1.060

Bin no.4 340 lbs 340

Filler 189 lbs 190

Aspal 4,220 lbs 220

Jumlah 4.000 1bs 4.000 1bs

*} Dntuk merubah 1bs ke kg kalikan dengan 0,4535924.


*.
200
-'

Bila dikehendaki untuk menyatakan kadar aspal sebagai prosentase be­


rat kering agregat maka untuk menghindari harus merubah penyetelan
dmbangan Bila yang dirubah kadar aspal untuk 4.000 Ibs (1.814 kg
batch ).
220 Ibs aspal ber batch
- - - - - - - - - - - - - x 100% = 5,82 %dari berat
3.780 Ibs agregat + Filler
kering agregat

ataumisal kadar aspal disetel pads..5 ,82 s. 'hitung berat aspal tiap
4,000 Ibs (1.814 kg) batch sebagai berikut:

4,000 5,82
x 105,82
= 220,0 Ibs aspal tiap batch

4.000 - 220,0 = 3.780,0 Ibs agregat + Filler tiap batch

Penyetelah timbangan ditentlli~an seperti diterangkan dalam paragraf


yang lalu.

Setelah plant beroperasi secara normal dan penyampuran sudah dimulai,


Campuran harus diperhatikan dan test-test yang diperlukan untuk ba­
han-bahan yang digunakan harus dilakukan guna melihat apakah campuran
ada dalam batas-batas .spesifikasi. Bila campuran ternyata diluar b~.

tas, harus dilakukan penyesuaian perbandingan feeding dan job mix for
mula.
201

APPENDIX E.

KALIBRASI DAN PENYETELAN PLANT CONTINUOUS

E .1. CONTOH.

Misalkan

(l)~ Plant akan distel untuk memproduksi 200 ton campuran per jam.

(2). Job mix formula mensyaratkan bahwa campuran akan mengandung ka


dar aspal 5,5 % berat dari jumlah campuran ( total mix l. Aspa:l
mempunyai ED 0,9950 danakan dimasukkan kedalam mixer pada tern
peratur 280°F ( 138°C ). '

(3). Gradasi bin panas dan Filler dan ~erbandingan untuk mendapatkan
gradasi yang memuaskan adalah seperti terlihat pada D-2 Appen ­
dix D.

E.2. KALIBRASI FEEDER BIN PAllAS.

Pintu feeder untuk masing-masing bin harus dikalibrasi dengan melaku


kan pemeriksaan ( test·) pada bermacam-macam pembukaan pintu.
Sebelum memulai kalibrasi, dryer dan unit-unit saringan harus dija ­
iankan sehingga bin panas akan penuh dengan agregat'yang kering dan
panas .
Karena mekanisme feeder menarik material dari semua bin pada saat
yang sama,kaleng-kaleng terpisah harus disediakan untuk mengambil
material dari tiap-tiap bin panas. Masing-masing emberpemeriksaan
atau kaleng harus ditandai dan diberi nomor yang sesuai dengan bin
yang,diambilnya.

Setelah penyetelan tiap-tiap pintu feeder bin, pada pembukaan yang


sama, jalankan plant dan ambil contoh bahan dari masing-masing bin,
catat pembacaan penghitung putaran pada permulaan dan pada akhir
pengambilan contoh. Timbang tiap-tiap container, berat gros, dan
berat netto agregat seperti terlihat pada E-l ( kalibrasi Gate Hot
bin feeder ).
-.{.. , .. . ;;':-~"'.' . •...... ....
!'~ ·-:·?JJ·F

' .. '
, , . ..:._..
'

.. ".' '. ,:.,:<",,::.


:
>d. ~ .....
ro . 'Ill .'

".
berat -berat ,', berat putar.an a.lur 'jWUlah . S lil ..

ember
penuh
ember
kcsong .
agregat
mas uk
-
permu1af3,n
·m,8.SUk
tia.p<putaran . l:~···· . .·
Ill· III
minus sama dgn . : dibagi dgn , ::S' '. p. ..
., "d .• tc','

Test # 1 Bin # 1 210,88 - (1) 39,30 = (1)171,68 . ahiy '1592,85 (1') 29,6 ~i,
~tJ'
pembukaan pintu Bin # 2 190,99 - (2) 38,45 = (2)152,5 4 · (2) 26,3 -, ,-..~
2" Bin # 3 .164,68 - (3) 36,50 = (3)128,18 · .awal. . l5B.1.05
5,80' = (3) 22,1 Q
1>\
III

Bin # 4 151,13 - (4) 40,95 = (4)110,78 '. (4) 19,1 III


c+ P o'

..
ro '0
III
Test # 2 Bin # 1 242,72 - (1) 39,20 = (1)203,52 abir .. 1597,30 . (1) 63,6 o
.'d
ro
c..
.III
pembukaan pintu Bin # 2 225,01 - (2) 38,45 = (2)186,56 (2) 58,3
6 11 Bin # 3 187;86 - (3) 36,50 = (3)151,36
· awaL
1594;10 ::: (3) 47,3
::s
tc'.
oq
'i
3,20 ::s III
Bin # 4172,15 - (4) 40,95 = (4)131,20 (4 ) 41,0 oq H,

tc'.

?i'

. Test # 3 Bin # 1 251;94 - (1)212,74 39,20 . = (1)212,74 abir 1601,75 (1) 96,7
pembukaan pintu Bin # 2 226,33 - (2)187,88 . 38,45 = (2)187,88 (2) 85,4
6" Bin # 3 184,78 - (3)148,78 36,50 = (3)148,28
· awa1 1599,55 = (3) . 67,4
'. Bin # 4 169,43 - (4)128,48 40,95 = (4) 128, 1~8
· 2,20 (4) 58,4

Test. # 4 Bin # 1 247,84 - (1) 39,20 = (:\.) 208 ,64 abir 1605,11 (1) 130,4
pembukaan pintu Bin # 2 208,21 - (2) 38,45 = (2)169,76 · 1603,51
( 2) 106,1
811 Bin # 3 169;62 - (3) 36,50 (3)133,12 awal = (3) 83,2
Bin If 4 158;39 - (4) 40,95
=
= (4)117,44'
· 1 , 60 (4 ) 73,4

GAMBAR E "- 1 ': KALIBRASI FEEDER GATE BIN PANAS.


203

PEMBUKAAN PINTU FEEDER DALAM CENTIMETER

2 l~ 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
., I I , I , I I' 11 1 1 , ,

140 t---t---r--t---t-....:.--t--t---+-+--+--l--l- 65
BIN INO.1
130

110 I-.:.+---+-~l ~_- If;- BiN-$O'-.2+-·-----{55


50

~.. ~l-l4--+-~'----'~---I~

~
i
H
8
90 45
- 40
I
I .I / ~~ / BIN NO.::

I -71
80
!/ -: BIN NO.4
70

60
;~i~i: / {
J-----il---+--+i-" '~"I;-/~-"'~'l--.----+---­
- 30

i t : ::
; i t : :
50
I VI / A ! ~.
-
__t-_-+-_I";'~"(~VY /1 / ~. __;.-I'_-:~__ ~_-+_-+-_-I 20 .~
40

30
jlijf
'~~7/'
r I !
--t'''-·i·~··l---. t-·
-1---1
- 15 ~
~.
.....

V j
i i '
: I

20

10
I I - 5
I
I
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12EMBUKAAN PINTU FEEDER DALAM INCH

CAMBAR E - 2: Grafik Kalibrasi,. gradasi

Pintu Feeder filler;

~ ....

204

Ulangiprosedur ini sampai sekurang-kurangnya 4 kali untuk 4 macam


. pembukaan pintu ( Gate Opening ).
Beratnettoagregat sebagai perbedaan pembacaan pencatat putaran p~
dapermulaan dan akhirtest merupakan jumlah agr egat (lbs , kg) yang
keluardari tiap feederuntuk.'satu putaran mekamisme feeder.
Dengan pengertian bahwa kg agregat , Filler dan aspal yang ke Luar U£
tuk tiap putaran =1 batch, maka perhitungan jadi sama seperti untuk
batcllplant.

E.3. KALIiIRASI . PEMASUKAN FILLER MINERAL :

.' Pema~ukan . filler mineral dikalibrasi dengan cara yang sama seperti
.pemasukan . agregat. Karena feeder ini mempunyai tungkai kontrol yang'
dapaf distel, maka bermacam-macam stelan tungkai akan digunakan da­
la.J;ii. k~ligrasi.

Bin panas harus kosong waktu pintu pemasukan filler dikalibrasi.


nopper filler harus berisi sekurang-kurangnya 300 pond ( 136 kg )
bukaan filler dan mekanismenya harus siap untuk memasukkan bahan
kedalam container kalibrasi segers. setelah plant mulai berjalan.
Pada stelan tungkai yang diketahui, baca penghit.ung putaran. Kemudi
an jalankan plant sampai jumlah contoh yang dikehendaki tercapai.
Hentikanplant, ambil pembacaan lainnya dari penghitung putaran.
Kemudian timbang bahan yang terkumpul dalam container.
l~angi pekerjaan ini sampai didapat 3 setting tungkai yang telah di
kalibrasi.
Data- data test dicatat dan perhitungan dibuat seperti terlihat pada
:E-3. Hasilnya ~iplot pada gambar .E-4 '.

E.4. KALIBRA.SI POMPA ASPAL

Prosedur kalibrasi pompa aspalyang digariskan oleh pabrik pembuat


plant harus diikuti. Bila informasilni tidakdidapat, berikut ini
'disarankan untuk digunakan sebagai pedoman.
Sebeltimmemulai kalibrasi,"hidupkan plant dan pompa aspal sampai di
205

capaitekanan yang normal pada saluran-saluran aspal.

Catat tekanan dan hentikan plant. Catat hitungan putaran dan putar

klep by pass ke saluran kalibrasi. Saluran kalibrasi harus dileng ­

kapi dengan pengukur tekanan dan klep.

50 30 10

- Berat ember dan fille·r 96,82 99,10 97,06


- Berat ember ko song - 28,56 - 28,56 - 28,56
- Berat filler keluar 68,26 70,44 68,50

- Pemb.acaan penghitung putaran 09,62 15,76 36,58


pada akhir pereabaan .
- Pembacaan awal putaran . - 06,76 -.10,58 - 16,45
2,86 5,18 20,13

- Berat filler masuk 68,26 JO,44 68,50


- Putaran + .2,86 + ·5,18 .+.20,13
Jumlah Ibs masuk perputaran 23,90 18,6 3,4

Catatan : untuk merubah Ibs ke kg kalikan dengan 0,4535924.

GAMBAR E-3 KALIBRASI FEEDER FILLER MINERAL

Pompa aspal kira-kira 50 gallon ( 190 1 ) pada tekanan yang telah di


catat kedalam container pengambilan contoh. Ambil pembacaan penghi­
tung putaran ( Revolution counter) dan tentukan berat aspal setepat
nya. Angka ini harus mencek kalibrasi pabrik pembuat untuk kombinasi
gigitersebut. Buat test pertama d~ngan gigi yang akan ( menurut pab
rik pembuat ) memasukkan aspal paling dekat ke jumlah perkiraan yang
dibutuhkan.
Buat test berulang-ulang untuk tiap-tiap kombinasi gigi untuk menjamin
206

penentuan yang tepat keluarnya aspal melalui pompa.


. ' ' . ' .

F21ibrasi ini ·harus diulangi pada interval-interval tertentu untuk


menjamin kontrol jumlah aspa1 yang terkandung dalam campuran.
Eila digunakan.pomp~ a~pal dengan remote controle, buat kalibrasi p~

da beberapa setell:\.n:dia.tas dan dibawah perkiraan jumlah·aspal yang


akan di gunak an dan siapkan grafiknya. Betel gauge pompa untuk mema­
sukkan aspal seperti terlihat pada grafik. Buat beberapa kalibrasi
untukmenjamin tep~tnya jumlah aspal yang masuk kedalani. campuran.
Jtimlah aspal, pada 5,5%dari jumlah campuran ( total mix) unt.uk
200· t.on 'campur'an tiap· jam :

. .200 x ..O,055 . = 11 ton .aspal. tiap jam..

( 181 mg x 0,055 = 10 mg .) aspa1 tiap jam

atau ;

11 x 2.000
11 ton (10mg) tiap jam =
60
= 366,7 pOlmd tiap menit.

10 x 1.000

( .60 ) = 166 ,7 kg / menit

Karena a.spa.L akan ditambahkan. keda1am campuran dalam basis volume


terhadap suhu.
207

26 :=;:;
"~
24
.."
11
E-t

i 1/ ::>
Po.

10
::> 22 I·

~.
p....
E-t
~.
20 -­ 9

E-t

~. 18
/
1/
- 8
i

8
§ 16
V .~
H

-
7
H A

7.
r;a CJ
H
A 14 _. ~
?-i
6
e:J
I2i
.a:.
?-i 12 /.
/ _.
~
5 ~

~
p...
10
1/
/
-. 4
.;3
.~
J
~
H
8
7
H
A
H 6 I .­ 3
H
r:.:.
H

/ ~
eX

~
H 4 /
2
~
~
:2:
-
;
/-;J
2
.
- 1 ~

/-;J

o. 5 ao 15 20 25 ·30 35 ·40 45 50
°

PENYETELAN TANGKAI

GAMBAR E­ 4 Grafik Kalibrasi Pintu


Feeder Filler
...

.. .

Contoh : Misalkan ED aspal =0,·9950 pada 60°F ( 15,5° c ). Aspal di


.. .... 0··0
~, '

IDasukkan kedalammixer pada 280 F ( 138 c ).

HtlbUngkan kepada, Appendix A, , Daftar A -1 ( Daftar A -1. a unt·uk satu

.: " ,

anmetrik ) .faktor koreksi suhu ==·0,925. . Dat't.ar A-2 menunj ukkan bah.
wa aspal dengan ED 0,995 mempunyaf beratB,2.866 Ib/gal. (992,9534 kg!
m})"'~ .. Untukmerubahdari massa ke vo.Lume vdal.am kondisi operasi, maka :
. . . ... "'.. . . . . . ... .' .: .. . 3 .
. :,8.,2866 x 0.,925 = '7,Gllb/gal. ( 918,48 kg! m ).
36:6~,71bs/men : 7,67 Ib's/gal == 47,81 gal/men. '
. .. ., . ( 0,181 m3/ menit ) .

,,;:
,.,\,'

. ·.,~:~it7~:}r:g1:7:B~::= m:::b~~:~ :~~Q:O~;2 ~~~e


.. '~spaltlap .1!ienit .

48,28 x T~;6T; 370,311~S!lllm ( 167,9 kg/men )aspal'.

D9;ta::pa;b:f:~'k,pemhua;tlIlemberikan 26,84 putaran tiap menituntuk memasuk


,'~,48;28E?;allon.,(182,71) .at au 370,31:pounds ( 167,9 kg ) aspal tiap
inenitJ~ kaX:einaitu:
"", "\,,,

·:370,3{:2684
.... )
=13 ;80
.
Ib 6,26 kg ) aspal tiap putaran

Setel~hme~eriksa
.:':> ,', : .', ,( clieking ) sete Lan ini pada pompa aspal, dikete
'•. 'r,
Iiitika1;l bahva hanya 48,26 gallon ( 182, 711iter ). ( 370,15 pounds )
.. ,(167,89 kg ") .aspal 'yang masuk tiap menit ; sebab ada perbedaan da
"·1?-ill· pema.sukkan ( feeding ) :

37d,l5 : 26,84 =13,79 pounds ( 6,25 ,kg


asp~ masuk -tiap putarari

E.'5. ·P.:E:N.YETELAN UNIT FEEDER


• :Y.-,

.. .. \. .
" '.. .' .
;~' , '
Karena.aspal sejumlah 5,5 % dari jumlah campuran , perhitungan berikut
dib~~t untuk menenttikan berat jumlah campuran dan berat agregat dan
Filler tiap putaran

13,79: 0,055 = 250,73 Ib ( 113,73 kg ) dari jumlah campuran


t.Lap putaran.
209

250',73 -13,79 == 236,94 1b ( 107",47 kg ) agregat dan Filler


.t i ap putaran.

BfLa kadar' aspa1 dinyatakan da1am prosentase berat kering agregat ,


berat agr egat.. dan Fi1ier tiapputarandihitung, se'baga.L ' berikut

Misa1kan jumlah aspa1 5,82 %dad berat kering agregat.


Maka :

13,79 0,0582=:=,236,941b (107,47 kg ) agregat dan Fii1er


tiapputarall

Dari intormasi ini, tentukan jumlah materia1yangdiper1~anke.em


pat bin panas dan Filler untuk. tiappiitaranas feeder,.

Bin % Feed POl,Ulds tiap putaran

I' 29 %x 236,94 -­ 68,7 Ib ( 38,7 kg )


2 ' 29 % x 236 ,94 == 68,71b ( 30,1 kg )
3 28 %x 236,94 = 66,4 Ib ( 21,5 kg )
4 9 % x 236,94 == 21,3 Ib ( 12,9 ,kg )
Filler 5 % x 2,36,94 = 11,8 Ib ( 4,3 kg )
100 % 236,9 Ib (107,5 kg ) tiap
putaran

Kembali ke grafik kalibrasi untuk feeder bin panas dan Filler mineral,
tentukan besarnya pembukaan untuk tiap pintu feeder menurut berat ma- ,
terial Y13:ng masuk tiap putaran as feeder. "Pembukaan ( Opening ) dan
tiller terlihat sebagaf, setelan tungkai" bukan dalam inci (min
seperti untuk material lain.
.. .' ,L·. .

Pembukaan pintu feeder, inci

Bin no.l Bin no.2 Bin no.3 Bin no.4

4,3 in, (109 mm) 4?T in (119 rmn) 5,9 in (150 mm) 2,2 in ( 56 rom )
210

setelan tungkai arm)

26,5

;U'?fg:r'i3,d:a,si. d,isetel pada pembukaan ini i,pemeriksaan harus


¥elihat apt;Lkah pembukaan.pintu tersebut memberikan
",", .

":d:ip~rhitungkan ) yang dikehendakL Carayang sama di­


;padakalibrasi aslinya pintu feeder, walaupun demi- .~
til'ip-tiap pintu disetel pada satu setelanyang
.,",. .'
masing~masing feeder. Ella berat bahanyang diberikan
,:If:i..,~~sam.a seperti diperhitungkan, harus dfbuat penyesu

'. J;;adJus~m~ni; . )'.

'.:: .

:.:r·.'

. :'1,

",..'
... ....
~
,

\;; ..

Anda mungkin juga menyukai