Puskesmas Badau
Uraian Tanggapan
1. Latar Belakang Setelah Penyedia Jasa mempelajari dengan seksama bagian
pendahuluan dan latar belakang yang terdapat pada Kerangka Acuan
Kerja (KAK) untuk pekerjaan Penyusunan Dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup (DPLH) Puskesmas Badau pada prinsipnya
kerangka acuan untuk pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
sudah jelas dan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Landasan Hukum Menurut pemahaman Penyedia Jasa, landasan hukum yang terdapat
di dalam Kerangka Acuan Kerja sudah cukup untuk dijadikan sebagai
landasan dalam pekerjaan ini, adapun landasannya yaitu :
1) Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan;
3) Permen LHK Nomor : P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
13. Rujukan/Referensi Penyedia jasa memahami di dalam penyusunan dokumen ini perlu
Pelaksanaan Pekerjaan adanya rujukan atau referensi yang digunakan untuk
menyempurnakan dokumen yang disusun adapun rujukan/referensi
pelaksanaan pekerjaan yang digunakan di antaranya adalah :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.102/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2016 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan
Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup Lampiran II;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 68
Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
wajib dibuat oleh suatu rencana usaha atau kegiatan disebut proses penapisan yang merujuk
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Sedangkan untuk kegiatan atau usaha yang telah berjalan tetapi belum memiliki dokumen
lingkungan, pemerintah telah mengeluarkan PermenLH No. 14 Tahun 2010 pada tanggal 7 Mei
2010, tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan / atau Kegiatan yang Telah Memiliki
Izin Usaha dan / atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa untuk kegiatan yang telah memiliki izin usaha
atau telah melakukan kegiatan konstruksi sebelum diundangkannya UU No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (3 Oktober 2009), maka wajib untuk
membuat Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) bagi kegiatan yang wajib AMDAL atau
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) bagi kegiatan yang wajib UKL UPL. Selain itu,
untuk kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan tetapi tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, maka wajib untuk menyusun DELH atau DPLH.
Penyusunan dalam 1 (satu) DPLH dimaksudkan agar terwujud efisiensi dan efektivitas
dalam pemeriksaan DPLH dan dampak kumulatif yang mungkin timbul akibat keterkaitan antar
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dapat diidentifikasi dengan jelas. Dalam
penyusunan studi DPLH akan dianalisis secara lebih komprehensif potensi dan kemungkinan
terjadinya dampak terhadap komponen lingkungan hidup (fisik-kimia, biologi, sosial dan
ekonomi dan kesehatan masyarakat) yang diakibatkan oleh kegiatan operasional usaha
dan/atau kegiatan. Dari dampak-dampak yang telah diidentifikasi selanjutnya dirumuskan upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan tujuan untuk mengembangkan dampak
positif dan meminimalkan dampak negatif. Studi ini dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.102/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2016 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah
Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Manfaat yang diharapkan dari tersusunnya Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
antara lain:
a. Bagi Pemrakarsa
- Untuk turut serta dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan
- Terwujudnya pedoman yang sistematis tentang berbagai bentuk manajemen
pengelolaan lingkungan hidup yang dapat dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan
kegiatan dan pemantauannya.
- Merupakan wujud komitmen pemrakarsa kegiatan dalam turut andil untuk
mempertahankan, mengendalikan dan melestarikan lingkungan hidup dari dampak
kegiatan pembangunan yang dilakukan
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) diberlakukan bagi kegiatan yang wajib
AMDAL, sedangkan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) bagi kegiatan yang wajib
UKL-UPL.
Kegiatan wajib AMDAL telah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, di mana bila kegiatan
dan/atau usaha tersebut tercantum dalam daftar usaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL maka
kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan AMDAL sedangkan jika tidak maka wajib UKL-UPL.
Selain itu jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal dapat ditetapkan
menjadi rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak wajib memiliki Amdal, apabila dampak
dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut dapat ditanggulangi berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau berdasarkan pertimbangan ilmiah,
tidak menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup. Jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut wajib memiliki UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
Puskesmas Badau adalah fasilitas kesehatan yang telah berdiri dan beroperasi serta bukan
termasuk kegiatan yang wajib AMDAL, maka Puskesmas Badau wajib untuk memiliki Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) agar dapat memberikan perlindungan terhadap
lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan, meningkatkan upaya pengendalian Usaha
dan/atau Kegiatan yang berdampak negatif pada lingkungan hidup, memberikan kejelasan
prosedur, mekanisme dan koordinasi antar instansi dalam penyelenggaraan perizinan untuk
Usaha dan/atau Kegiatan, dan memberikan kepastian hukum dalam Usaha dan/atau Kegiatan.
Pedoman penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.102/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi
Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup. Pedoman penyusunan Dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup (DPLH) berfungsi sebagai:
1. Acuan dalam penyusunan Pedoman Teknis Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DPLH) bagi departemen terkait
2. Acuan penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)bagi pemrakarsa di
lapangan
3. Instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
Dengan adanya pedoman ini, maka pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan baik, lebih
terarah, efektif dan efisien. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) perlu disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. Langsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana usaha atau kegiatan yang
merupakan sifat khas kegiatan tersebut dan dapat menimbulkan dampak potensial terhadap
lingkungannya
2. Informasi komponen lingkungan yang terkena dampak.
3. Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh
pemrakarsa
4) Perkiraan Dampak.
Prakiraan dampak dilakukan dengan menginteraksikan rencana kegiatan dengan komponen
lingkungan. Dengan melakukan interaksi tersebut, selanjutnya dianalisis apakah kegiatan
berdampak signifikan terhadap lingkungan hidup atau tidak.
5) Penyusunan DPLH.
Penyusunan DPLH dirumuskan berdasarkan hasil analisis dalam prakiraan dampak. Kalau
hasil analisis menunjukkan perubahan lingkungan yang akan terjadi signifikan maka perlu
dilakukan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL)
dalam bentuk Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).
Dalam penyusunan DPLH, hal-hal yang perlu diuraikan secara lebih detail adalah:
(1) Sumber Dampak.
(2) Jenis Dampak.
(3) Indikator Dampak.
(4) Pengelolaan yang Dilakukan.
(5) Lokasi Pengelolaan.
(6) Waktu Pengelolaan.
(7) Pelaksana dan Pengawas.
6) Presentasi DPLH.
Konsultan akan mempresentasikan DPLH di Lingkungan Intern dan Ekstern (Instansi terkait)
pada waktu yang telah ditentukan.
7) Persetujuan DPLH.
Persetujuan DPLH dikeluarkan oleh Kepala Daerah terhadap Dokumen DPLH yang telah
dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan masukan tanggapan pada saat
presentasi. Konsultan akan memonitor perihal persetujuan dokumen tersebut.
Muatan informasi meliputi jenis izin, lembaga penerbit izin, lingkup izin, masa berlaku izin,
dan persyaratan yang tersurat dalam izin (apabila ada).
c. Usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan, di antaranya:
1. Nama usaha dan/atau kegiatan
2. Lokasi usaha dan/atau kegiatan
3. Mulai beroperasi
4. Deskripsi usaha dan/atau kegiatan
a) Kegiatan utama dan kegiatan pendukung (fasilitas utama dan fasilitas penunjang)
yang telah berjalan beserta skala besaran kegiatannya;
b) Informasi kegiatan dan kondisi lingkungan di sekitar;
c) Kegiatan yang menjadi sumber dampak dan besaran dampak lingkungan yang telah
terjadi.
Catatan:
- Tuliskan ukuran luasan, panjang, volume, kapasitas, dan/atau besaran lain yang dapat
digunakan untuk memberikan gambaran tentang skala besaran kegiatan
- Berbagai informasi pendukung deskripsi kegiatan dapat disampaikan, baik berupa
peta, gambar, foto, sketsa, tata letak, dll.
5. Uraian mengenai komponen kegiatan yang telah berjalan dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
Uraian usaha dan/atau kegiatan yang diketahui dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Selain itu disampaikan pengelolaan atau pemantauan lingkungan yang telah
dilaksanakan melalui SOP (Standard Operation Procedure) yang dimiliki atau mengacu
pada Baku Mutu Lingkungan yang berlaku dan izin PPLH yang dimiliki.
Bagi usaha dan/atau kegiatan yang belum pernah melakukan pengelolaan atau
pemantauan lingkungan agar mengacu pada SOP (Standard Operation Procedure) atau
Praktik terbaik (Best practice) usaha dan/atau kegiatan sejenis yang menjadi dasar bagi
upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
Dalam hal terdapat izin PPLH yang diperlukan, maka dalam bagian ini, penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan menuliskan daftar jumlah dan jenis izin PPLH yang
diperlukan berdasarkan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
d. Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Pada bagian ini diuraikan melalui tabel/matriks, yang merangkum mengenai:
1. Sumber, jenis, dan besaran dampak lingkungan usaha dan/atau kegiatan:
a. kegiatan yang menjadi sumber dampak, yang diisi dengan informasi mengenai jenis
kegiatan penghasil dampak;
b. jenis dampak, yang diisi dengan informasi tentang seluruh dampak lingkungan yang
timbul dari sumber dampak; dan
c. besaran dampak, yang diisi dengan informasi besaran parameter dampak
lingkungan yang terjadi, besaran dampak sedapat mungkin dinyatakan secara
kuantitatif.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan, memuat:
e. Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan
f. Pernyataan komitmen penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melaksanakan
ketentuan yang tercantum dalam DPLH.
Bagian ini berisi pernyataan/komitmen penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk
melaksanakan DPLH yang ditandatangani di atas kertas bermeterai.
g. Daftar pustaka
Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam penyusunan
DPLH baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun laporan hasil-hasil
penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata cara
penulisan pustaka.
h. Lampiran
Formulir DPLH juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang dianggap perlu atau
relevan, antara lain:
a. izin usaha dan/atau kegiatan;
b. bukti formal bahwa lokasi usaha dan/atau kegiatan telah sesuai dengan rencana tata
ruang (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya surat dari Badan Koordinasi
Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau instansi lain yang bertanggung jawab
di bidang penataan ruang);
c. informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
d. peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala yang
memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan lokasi
pemantauan lingkungan hidup; dan
e. data dan informasi lain yang dianggap perlu.
Berdasarkan penjelasan di atas Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dalam hal ini Dinas
Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu perlu melakukan penyusunan DPLH bagi usaha dan/atau
kegiatan yang telah berjalan salah satunya adalah Puskesmas Kecamatan Badau.
1.3. Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dari kegiatan Puskesmas Badau.
1.7. Keluaran
Hasil/produk yang akan dihasilkan dari Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup Puskesmas Badau adalah berupa Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Puskesmas Badau yang memenuhi aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan lingkungan puskesmas.
2. Uraian Pendekatan
2.1. Pendekatan Studi
Metodologi studi yang akan digunakan merupakan pendekatan pelaksanaan kegiatan studi
yang komprehensif, tepat dan efisien dengan cara memanfaatkan seluruh potensi informasi
yang ada. Dengan metode tersebut diharapkan hasil dari studi akan lebih berimbang,
menyeluruh dan bisa mengakomodasi semua kepentingan terkait, serta pada akhirnya output
studi akan lebih sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tahapan penyusunan
Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPLH) Puskesmas Badau ini dimulai
dari pengumpulan data dan informasi, review dokumen perencanaan terdahulu, pengumpulan
data, pengkajian standar atau aturan yang berlaku, analisis dokumen.
- Biaya yang dibutuhkan sedapat mungkin bisa terjangkau, serta menghindari pembiayaan
yang berkesinambungan.
- Pendekatan teknologi untuk udara ambient (debu dan gas) dan kebisingan dilakukan
dengan melakukan penanaman buffer zone (tanaman penyangga) sepanjang jalan yang
dilewati alat-alat angkutan dan operasional.
- Untuk iklim (suhu dan kelembaban udara), perubahan kualitas tanah dan erosi dilakukan
dengan melakukan perhitungan dampak yang akan terjadi dari kegiatan operasional
puskemas, sehingga peruntukan lahan tidak akan terganggu dan segera mungkin
melakukan upaya pengelolaan lingkungan bila terjadi dampak yang timbul dari kegiatan
tersebut.
- Pendekatan teknologi untuk pengelolaan kualitas air sungai yaitu dengan melakukan
upaya pengelolaan terhadap proses erosi tanah baik dari lahan yang terbuka
c. Pendekatan Institusi
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan institusi, adalah upaya pengelolaan
dengan memanfaatkan mekanisme kelembagaan yang ada, alternatif yang dilakukan antara
lain :
- Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam hal penanganan dampak negatif.
- Menjalin kerja sama dengan instansi teknis, berkaitan dengan pemberian penyuluhan
secara berkala tentang menjaga kelestarian lingkungan.
- Memberi kewenangan pengawasan yang penuh terhadap hasil unjuk kerja pengelolaan
lingkungan hidup, kepada instansi yang berwewenang.
Dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan, maka berdasarkan ketiga proses dasar
tersebut disusun suatu tahapan pekerjaan yang secara garis besar meliputi :
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Analisis data
d. Penyusunan DPLH
e. Pelaporan/Pembahasan
dipilih bila metode empiris dan metode analogi tidak dapat secara tepat memberi makna atau
interpretasi atas fenomena dampak lingkungan yang terjadi.
4. Program Kerja
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan dari Penyedia
Jasa dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan,
konsep penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana
maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga
dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
Keselarasan dan keterpaduan secara teknis dilakukan dengan pengamatan parameter yang
mempengaruhi, sedangkan keterpaduan dalam pengambilan keputusan adalah proses
penyusunan yang melibatkan stakeholder. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
kegiatan ini, meliputi :
(1) Menghimpun berbagai data yang sudah dibuat berdasarkan penelitian/studi maupun
berdasarkan beberapa penelitian/studi terdahulu, agar dapat diketahui gambaran
mengenai pola rona lingkungan awal (kondisi lingkungan hidup) Kabupaten Kapuas Hulu.
(2) Melakukan survei lapangan bersama instansi terkait di wilayah studi.
(3) Melakukan identifikasi daya dukung, potensi dan permasalahan serta melakukan analisis
secara kuantitatif dan kualitatif terhadap hasil-hasil pengamatan lapangan (survei) dan
literatur.
(4) Menyusun Dokumen Lingkungan (DPLH) Puskesmas Badau secara komprehensif
berdasarkan hasil identifikasi dan analisis yang akan digunakan sebagai materi
pembahasan.
(5) Melakukan Pembahasan secara intensif di Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman Kabupaten Kapuas Hulu dan/atau dinas terkait
(6) Perumusan Dokumen Lingkungan (DPLH) Puskesmas Badau Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
Dokumen Lingkungan Hidup dan sesuai peraturan terkait yang berlaku dan hasil konsultasi
publik.
Secara garis besar, ada 5 (lima) kegiatan utama yang akan dilakukan oleh konsultan dalam
melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultan Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (DPLH)
Puskesmas Badau ini yakni: persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
penyusunan DPLH, serta pembahasan DPLH. Rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan
sebagai berikut :
A. Tahap Pendahuluan/Persiapan
Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah; melakukan konsolidasi dan
pengorganisasian tim, pemahaman dan pendalaman materi pekerjaan, koordinasi dengan
pemberi tugas dan instansi-instansi terkait lainnya dan menyiapkan rencana survey dan
pengukuran lapangan. Dalam tahap ini juga mencakup kegiatan penyusunan laporan
pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan
pendekatan serta pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup (DPLH) Puskesmas Badau. Secara rinci langkah-langkah yang dilakukan dalam Tahap
Pendahuluan adalah :
1) Pemahaman KAK
Pemahaman KAK bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup dan output pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan pemberi pekerjaan. Pemahaman KAK merupakan dasar
pertimbangan untuk membuat rencana kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan.
2) Persiapan dan mobilisasi personil
Persiapan awal dan mobilisasi personil merupakan tahapan yang perlu dilakukan pada awal
pekerjaan yang bertujuan untuk brainstorming awal sekaligus menyamakan persepsi antar
personil dalam hal pekerjaan. Tahapan ini melibatkan seluruh personil sesuai dengan yang
diuraikan pada KAK.
3) Penyiapan referensi pekerjaan dan studi literatur
Referensi pekerjaan dan studi literatur diperlukan sebagai pertimbangan tentang beberapa
dasar hukum terkait pekerjaan dan studi sejenis untuk memperkaya metodologi pelaksanaan
pekerjaan.
4) Pemantapan metodologi
Pemantapan metodologi diperlukan untuk menyempurnakan metodologi yang diusulkan
pada usulan teknis dan secara lebih jelas diuraikan secara diagram.
5) Penyusunan rencana kerja
Penyusunan rencana kerja dilakukan dengan menyempurnakan rencana kerja yang diusulkan
pada usulan teknis yang disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan
tahapan-tahapan pada pelaksanaan pekerjaan.
6) Koordinasi dengan pemberi kerja
Koordinasi dengan pemberi kerja dilakukan dengan bentuk konsultasi substansi kepada tim
teknis untuk mencapai kesepakatan, terutama mengenai metodologi dan rencana kerja
konsultan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup (DPLH) Puskesmas Badau.
7) Pengumpulan data awal
Pengumpulan data awal lebih bertujuan pada pengenalan wilayah pengamatan, terutama
dalam hal geografis, kondisi fisik alam, kependudukan, sarana dan prasarana, perekonomian
dan sosial budaya masyarakat.
8) Orientasi & observasi lapangan (awal)
Orientasi dan observasi lapangan awal bermanfaat untuk observasi awal tentang kondisi
sarana dan prasarana sanitasi pada wilayah pengamatan.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data terdiri atas persiapan
survei dan pelaksanaan survei. Persiapan survei meliputi :
Persiapan dasar, berupa pengkajian data/informasi dan literatur yang telah ada, yang
berkaitan dengan pedoman yang hasilnya dapat berupa kebutuhan data yang akan
digunakan untuk analisis.
Mempersiapkan instrumen survei berupa :
- Peta dasar lokasi puskesmas
- Menyusun daftar kebutuhan data dan informasi.
- Alat-alat ukur dan instrumen pelengkap lainnya.
Sedangkan pelaksanaan survei meliputi :
Survei data instansional, berupa pengumpulan data dari instansi pemerintah terkait.
Hasil yang diharapkan berupa uraian, data angka, atau peta mengenai keadaan
wilayah, keadaan wilayah di sekitarnya
Survei lapangan, untuk menguji data instansional dan untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya.
Hasilnya berupa peta-peta yang mencakup :
- Data wilayah yang menggambarkan kondisi bentang alam, ekosistem, pusat-
pusat permukiman dan lain sebagainya, serta program dan proyek yang sudah
berjalan yang dipandang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kawasan
- Data lingkup wilayah pengamatan, mencakup data yang perlu dipetakan
meliputi: penggunaan lahan, kondisi bangunan dan lingkungan, topografi dan
kemiringan lahan, geologi atau daya dukung tanah, hidrologi, sumber air,
kegiatan penduduk.
- Diperlukan pula tambahan data mengenai keanekaragaman hayati
Observasi dan interview untuk melengkapi survei tersebut di atas dan untuk
memperoleh data/ informasi yang lebih rinci.
Setelah teridentifikasi kebutuhan data, selanjutnya melakukan proses pengumpulan
data. Pengumpulan data merupakan proses awal yang menentukan bagi proses
selanjutnya. Kelengkapan suatu data adalah salah satu prasyarat keberhasilan analisis
dan rencana yang nantinya akan dihasilkan. Metode pengumpulan data yang akan
digunakan dalam studi ini meliputi metode pengumpulan data primer dan metode
pengumpulan data sekunder.
2) Pengumpulan Data Primer
Metode pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data secara langsung dari
subjek/objeknya. Cara memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik observasi lapangan dan wawancara. Kegiatan pengumpulan data
sekunder dimaksudkan untuk mendapatkan data-data pendukung yang diperlukan
untuk penyusunan DPLH. Pengumpulan data primer terdiri dari kegiatan-kegiatan:
Tinjauan Lapangan: dimaksudkan untuk mengetahui kondisi lingkungan di wilayah
studi secara visual di lapangan dan melihat lokasi Kawasan Kolong Keramik .
Pembahasan DPLH bersama tim teknis dilakukan di depan tim pengarah DPLH/UKL-UPL
Kabupaten Kapuas Hulu. Pembahasan ini dimaksudkan untuk menerima
koreksian/masukan-masukan dari tim pengarah DPLH/UKL-UPL Kabupaten Kapuas
Hulu. Dengan adanya koreksian dan masukan, diharapkan dokumen DPLH akan lebih
sempurna lagi.
3) Persetujuan DPLH
Penyempurnaan DPLH dan sudah mendapatkan persetujuan dari tim pembahas dari
serangkaian diskusi/seminar.
Pengumpulan Data
INTERAKSI
Rona Lingkungan
Pendekatan Teknologi
Penyusunan DPLH
Pendekatan Sosekbud
Pembahasan DPLH
Persetujuan DPLH
Pengguna Jasa
Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu
Tim Teknis
Penyedia Jasa
DW KONSULTAN
Surveyor
...................................
..
Administrasi
...................................
..
Operator Komputer
...................................
..
Gambar 2. Struktur Organisasi Pekerjaan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DPLH) Puskesmas Badau Kabupaten Kapuas Hulu
6.2. Personil
Komposisi personil yang akan dilibatkan dan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab
masing-masing untuk penanganan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu serta
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Sesuai dengan jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam KAK, Penyedia
Jasa telah mencermati secara sungguh-sungguh ragam kegiatan dan waktu pelaksanaannya,
sehingga perhitungan man-month personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan harus mampu ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang efisien dan
terkendali oleh sebuah jalur aktivitas yang mantap. Pekerjaan akan dibagi menjadi dua bagian
yaitu pekerjaan lapangan dan pekerjaan kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 45 (empat puluh lima) hari kalender. Semua
kerangka berpikir dalam program kerja ini dituangkan ke dalam bentuk jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan bagan alir pelaksanaan pekerjaan. Secara teknis administrasi, jadwal pelaksanaan
pekerjaan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara Penyedia Jasa dengan
pihak pemberi tugas diselesaikan.
2. Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam 1,5 bulan kalender atau 45 (empat
puluh lima) hari kalender sesuai dengan berita acara rapat penjelasan umum terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
3. Rencana kerja yang diusulkan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan KAK berkaitan dengan
tugas-tugas Penyedia Jasa, maka untuk lebih jelasnya secara umum jadwal terinci dapat di
lihat dalam tabel yang terdapat pada tabel berikut.