Anda di halaman 1dari 24

RUMAH SAKIT

NAWACITA
DATAH DAVE

PROPOSAL
PENYUSUNAN DELH

Kerjasama Unit Layanan Strategis Stakeholder Center (ULS2C)


Universitas Mulawarman dengan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sektor kesehatan merupakan sektor yang dipandang penting dalam proses kehidupan
di lingkungan masyarakat sejak beberapa tahun terakhir, dan hal ini telah mendapatkan
perhatian yang serius dari Pemerintah tanpa mengabaikan sektor lainnya. Salah satu
keberhasilan dalam mendukung sektor kesehatan yaitu dengan mendirikan dan
mengoperasionalkan rumah sakit di lokasi-lokasi terpencil.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dinyatakan
bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang tinggi.
Untuk mendukung implementasi Undang-Undang serta memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka Pemerintah dalam hal
ini Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu memiliki tanggung jawab dalam penyediaan fasilitas
kesehatan di wilayahnya dan saat ini telah mengoperasikan Rumah Sakit Nawacita Datah Dave
Datah Dawai di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu.
Saat ini Rumah Sakit Nawacita Datah Dave telah beroperasi dan melayani kebutuhan
masyarakat yang ada di Kampung Long Lunuk dan kampung – kampung sekitar wilayah Hulu
Mahakam. Tetapi saat ini RS Nawacita Datah Dave belum memiliki dokumen lingkungan yang
menjadi dasar diterbitkannya Izin Lingkungan. Untuk itu proses izin lingkungan menjadi
kewajiban dan sebagai syarat bagi suatu kegiatan/usaha yang harus dimiliki untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan operasional Rumah Sakit tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi
Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup, maka Rumah Sakit Nawacita Datah Dave wajib
menyusun Dokumen Lingkungan dalam bentuk DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup),
dimana dokumen DELH tersebut adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari evaluasi proses pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen Amdal

1.2. Dasar Hukum Pelaksanaan


Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Rumah Sakit
Nawacita Datah Dave di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai Kabupaten
Mahakam Ulu Tahun 2021 mengacu pada ketentuan yang berlaku, yaitu:
1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
2 . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3 . Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
4 . Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau
Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
5 . Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam kegiatan penyusunan DELH Rumah Sakit Nawacita Datah Dave Datah
Kecamatan Long Pahangai ini dikemukakan sebagai berikut :
1. Apakah sudah terpenuhi prosedur perizinannya di bidang lingkungan?
2. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan menyikapi permasalahan perizinan bidang lingkungan
yang belum didapatkan?

2
1.4. Maksud, Tujuan dan Manfaat.
Pelaksanaan kegiatan ini bermaksud untuk melakukan penyusunan Dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup (DELH) Rumah Sakit Nawacita Datah Dave Kampung Long Lunuk Kecamatan
Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu sehingga dalam dokumen DELH tersebut memuat
hasil evaluasi dari kegiatan operasional Rumah Sakit Nawacita Datah Dave yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan dan memuat arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Mengidentifikasi kegiatan operasional Rumah Sakit Nawacita Datah Dave Kampung Long
Lunuk Kecamatan Long Pahangai Kabupaten Mahakam Ulu yang berdampak terhadap
lingkungan hidup dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup terutama pada aspek yang
diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup dan
sosial;
2. Melakukan kajian rona awal lingkungan dan sosial kemasyarakatan, baik di tapak proyek
maupun di sekitar lokasi proyek;
3. Melakukan evaluasi dampak penting hipotetik kegiatan Rumah Sakit Nawacita Datah
Dave di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai.
4. Menyusun a r a h a n rencana pengelolaan l i n g k u n g a n dan rencana pemantauan
lingkungan untuk implementasi pada tahap operasional.

Manfaat kegiatan ini adalah:


1. Pemenuhan kewajiban bagi setiap pelaku usaha untuk melengkapi
perizinannya (dalam hal ini adalah izin lingkungan)
2. Sebagai data atau informasi bagi Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu untuk
mengidentifikasi kegiatan apa saja yang sudah memiliki izin lingkungan atau belum

3
BAB II
METODE SURVEI

2.1. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Lingkup Wilayah/Lokasi (Locus)


Lokasi yang akan menjadi lokasi kegiatan adalah di Kampung Long Lunuk Kecamatan Long
Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu

2. Lingkup Kegiatan/Substansi (Focus)


Substansi atau focus dari kegiatan ini adalah bagaimana mendapatkan izin lingkungan dengan
melakukan penyusunan dokumen lingkungan yang meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :
1) Mereview dokumen-dokumen terkait, termasuk studi-studi yang sudah dilakukan dan
sedang berlangsung;
2) Menentukan metodologi serta survey lingkungan dan sosial yang diperlukan;
3) Menentukan data-data yang diperlukan untuk menyusun dokumen DELH;
4) Mempersiapkan rencana kerja detail untuk penyusunan DELH.
5) Menyusun dokumen DELH sesuai d e n g a n Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016
6) Melakukan presentasi DELH dan melakukan asistensi dan perbaikan dokumen DELH
sesuai dengan hasil penilaian tim teknis
7) Setelah dokumen DELH dinyatakan final, maka selanjutnya DLH Kabupaten Mahakam
Ulu menerbitkan rekomendasi keputusan kelayakan lingkungan hidup dan izin
lingkungan

2.2. Proses dan Pelaksanaan


Tahapan dan proses pelaksanaan penyusunan dokumen DELH Rumah Sakit Nawacita Datah
Dave Kampung Long Lunuk Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu dilaksanakan
melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah ; 1) Perencanaan ; 2)
Pengambilan data ; 3) Penyusunan dokumen sesuai sistematika penyusunan dokumen yang
ditetapkan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016; dan 4) Presentasi dokumen DELH pada sidang Komisi
AMDAL Kabupaten Mahakam Ulu (jika diperlukan)
1. PERENCANAAN
Di dalam perencanaan, hal yang paling mendasar diperhatikan adalah sebagai berikut
a. Kebutuhan Tim Penyusun, Tenaga Ahli, dan Tenaga Pendukung
Tim Penyusun
Kebutuhan tim penyusun Dokumen DELH ini disusun dengan mengacu kepada standar
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu pada Lampiran I dan Lampiran II PermenLH
No. 7 Tahun 2010 Tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup Dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Adapun persyaratan mendasar
yang harus dimiliki oleh tim penyusun DELH ini adalah sebagai berikut :
- Ketua Tim Penyusun DELH
Kategori Ketua Tim Penyusun DELH wajib memiliki : 1) Sertifikat Pelatihan Amdal; 2)
Sertifikat Audit Lingkungan; dan 3) Sertifikat Kompetensi Ketua Tim Penyusun Amdal
(KTPA) yang masih berlaku;

- Anggota Tim Penyusun DEL H


Kategori Anggota Tim Penyusun DELH wajib memiliki memiliki sertifikat minimal
Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang masih berlaku
Tenaga Ahli
Sedangkan Tenaga ahli diperlukan dalam hal melengkapi kebutuhan tenaga professional
yang sesuai di bidangnya dikaitkan dengan spesifikasi pekerjaan yang diberikan.
Tenaga Pendukung
Untuk tenaga pendukung diperlukan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya mendukung
pelaksanaan kegiatan di lapangan dan di kantor berkaitan dengan penyelesaian
penyusunan dokumen DELH ini

b. Pembagian Tugas Tim Penyusun DELH


Untuk mendukung terselesaikannya dokumen DELH dengan tepat waktu, maka terlebih
dahulu harus dilakukan pembagian tugas yang dikoordinir oleh ketua Tim Penyusun
Dokumen DELH dengan masing-masing tenaga ahli sesuai dengan bidang keilmuannya.

2. PENGAMBILAN DATA
1) Data Primer
Pengambilan data primer untuk paramater lingkungan dilakukan di lapangan secara

5
insitu dan merujuk hanya pada pada komponen-komponen lingkungan yang terkena
dampak saja pada kegiatan tersebut. Adapun komponen lingkungan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan diantaranya adalah : 1) komponen geo fisik kimia ; 2)
komponen sosial ; dan 3) komponen kesehatan masyarakat.
Berkaitan dengan pengambilan sampel untuk mengkaji dampak lingkungan yang terjadi
dengan beroperasinya Rumah Sakit Nawacita Datah Dave maka parameter lingkungan
yang diambil datanya secara langsung di lapangan adalah :
a. Komponen Lingkungan Geo Fisik Kimia, diantaranya adalah mengambil sampel
kualitas udara, sampel kebisingan, dan sampel kualitas air untuk selanjutnya di
analisis di laboratorium yang terakreditasi.
b. Komponen Sosial diantaranya adalah melakukan survey sosial untuk mengetahui
kondisi sosial kemasyarakatan yang berada di sekitar Rumah Sakit Nawacita Datah
Dave yaitu di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten
Mahakam Ulu. Adapun data sosial yang diambil meliputi : a) Data Monografi ; b)
Data Sarana dan Prasarana ; c) Data Pendidikan ; d) Data Sarana Ibadah ; f) Data
Sarana Perekonomian ; g) Data Sarana Kamtibmas ; h) Persepsi Masyarakat
terhadap Rumah Sakit Nawacita Datah Dave Datah Dawai
c. Komponen Kesehatan Masyarakat diantaranya adalah melakukan survey kesehatan
masyarakat untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat yang berada di sekitar
Rumah Sakit Nawacita Datah Dave yaitu di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long
Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu. Adapun data kesehatan masyarakat yang
diambil meliputi : a) 10 penyakit terbesar ; b) Status Gizi Masyarakat ; c) Vektor
Penyakit ; dan d) Sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Kampung Long
Lunuk
2). Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder digunakan untuk mendukung informasi dari data primer
yang telah diperoleh yang didapatkan dari bahan pustaka, literatur, buku, dan lain
sebagainya. Data sekunder juga bisa didapatkan dari data-data yang tersedia di
kantor dinas terkait dan data kepala kampung dan pusat kesehatan setempat

6
3. PENYUSUNAN DOKUMEN

Penyusunan dokumen DELH harus sesuai den gan sis temati ka penyusunan
d o k u m e n D E L H y a n g a d a p a d a Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016, yaitu sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pada bab ini berisikan :
A. Pendahuluan, yang berisikan latar belakang kegiatan berisi tentang alasan
ditetapkannya DELH, surat ketetapan DELH, dan jangka waktu pengenaan sanksi
administrasi.
B. Identitas Perusahaan
Bagian ini berisi nama usaha dan/atau kegiatan, alamat usaha dan/atau kegiatan,
nomor telepon/faks, alamat email, nama penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan, jabatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, serta instansi teknis
yang membina usaha dan/atau kegiatan.
C. Perizinan yang dimiliki
Bagian ini berisi daftar izin usaha dan/atau kegiatan serta izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang telah dimiliki disertai dengan muatan informasi
meliputi jenis izin, lembaga penerbit izin, lingkup izin, masa berlaku izin, dan
persyaratan yang tersurat dalam izin (apabila ada).

2 . Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berjalan


Pada Bab ini diinformasikan deskripsi kegiatan utama dan kegiatan pendukung
yang meliputi:
A. Kegiatan utama dan kegiatan pendukung (fasilitas utama dan fasilitas
penunjang) yang telah berjalan beserta skala besaran kegiatannya dengan
lingkup uraian sekurang-kurangnya sebagai berikut:
1. Lokasi, koordinat geografik tapak.
2. Peruntukan lahan berdasarkan RTRW.
3. Akses dan jalan di sekitarnya.
4. Luas tapak.
5. Penggunaan tapak saat ini.
6. Penggunaan tapak sebelumnya.
7. Rona lingkungan hidup

7
8. Uraian tentang berbagai jenis bangunan yang ada, letak, luas dan
penggunaannya.
9. Uraian kegiatan utama, kegiatan pendukung, proses, bahan baku dan bahan
penolong.
10. Penggunaan dan sumber air bersih.
11. Penggunaan dan sumber bahan baku.
12. Penggunaan dan sumber energi.
13. Timbulan limbah, sumber, jenis dan jumlahnya; serta
14. Data lainnya yang relevan.
B. Kegiatan konstruksi/operasional yang menjadi sumber dampak dan besaran
dampak lingkungan yang telah terjadi.
C. Identifikasi dampak yang telah/sedang terjadi selama kegiatan berjalan.
D. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilakukan dalam
menanggulangi dampak lingkungan yang terjadi

3. Evaluasi Dampak
Dalam melakukan evaluasi perlu memerhatikan kegiatan yang sedang berjalan dapat
berupa usaha dan atau kegiatan yang sudah berada pada tahap operasi dan berlangsung
bertahun-tahun, namun dapat juga kegiatan yang baru mulai tahap pembangunan
prasarana dan atau sarana (konstruksi). Hasil kajian dampak ditentukan berdasarkan
tahapan kegiatan mulai dari tahap kegiatan yang sudah atau sedang berjalan ketika
DELH tersebut disusun :
A. Keterkaitan antara komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak,
dampak atau limbah yang dihasilkan sumber dampak, rona lingkungan terkena
dampak, baku mutu / peraturan / izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang relevan dengan sumber dampak dan dampak yang dihasilkan, efektifitas
upaya pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukan, serta informasi kegiatan
dan kondisi lingkungan di sekitar.
B. Hasil kajian evaluasi dampak harus dapat menyimpulkan mengenai dampak yang
terjadi, efektivitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah
dilakukan, serta usulan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang seharusnya
dilakukan.
C. Kajian evaluasi dampak dilakukan dalam rangka menentukan (kuantifikasi)

8
seberapa jauh/besar langkah-langkah pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
harus dilakukan untuk setiap dampak yang terjadi.
D. Hasil kajian evaluasi merumuskan arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL, meliputi :
1. Arahan atas tindakan perbaikan dan penanggulangan yang paling tepat atas
dampak yang telah terjadi terhadap lingkungan dan pemantauan hasilnya.
2. Arahan atas upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan bagi aspek
lingkungan lain yang penting serta dapat menimbulkan dampak lingkungan.

4. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


Dalam RKL-RPL harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak. Untuk beberapa dampak dari hasil
evaluasi yang disimpulkan sebagai bukan dampak penting, namun tetap memerlukan dan
direncanakan untuk dikelola dan dipantau (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap
perlu disertakan rencana pengelolaan dan pemantauannya dalam RKL-RPL.
A. RKL
Pada RKL diuraikan dan dilengkapi matrik atau tabel yang berisi pengelolaan
terhadap dampak yang ditimbulkan:
1. Dampak lingkungan yang dikelola.
2. Sumber dampak.
3. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup (untuk mengukur
komponen yang terkena dampak berdasarkan baku mutu/standar).
4. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup.
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH), yang memuat:
a. Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan lingkungan;
dan
b. Pengawas pengelolaan lingkungan.
B. RPL
Pada bagian ini diuraikan secara singkat dan jelas rencana pemantauan dalam
bentuk matrik atau tabel untuk dampak yang ditimbulkan. Matrik atau tabel ini

9
berisi pemantauan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan. Matrik atau tabel
tersebut disusun dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai berikut:
1. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang
terjadi,komponen lingkungan yang terkena dampak, dan
indikator/parameter yang dipantau dan sumber dampak.
2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan
dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan,
pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.

2.3. Metodologi
Metode pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data untuk masing-masing komponen
lingkungan diuraikan pada uraian di bawah ini :
1. Komponen Fisik Kimia
a) Kualitas Udara
Metode pengumpulan data kualitas udara ambien yang akan diteliti sesuai dengan
Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Parameter yang akan dikumpulkan meliputi SO2, CO, Nox, Pb, Ox, HC, dan debu.
Penentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan kecepatan
angin yang dihubungkan dengan rencana tapak proyek dan kegiatan yang sudah
berlangsung saat ini. Pengambilan sampel kualitas udara ambien menggunakan alat
impinger yang berisi larutan perangkap dan debu dengan alat dust collector.
Analisis kualitas udara akan dilakukan dengan metode yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Parameter kualitas udara lainnya seperti SO 2,CO dan NOx dianalisis dengan
menggunakan peralatan dan dianalisis di laboratorium (metode Pararosanilin, metode
NDIR dan metode Salztman).

Sedangkan kandungan debu dianalisis dengan rumus :

(W2 − W1) − (B2 − B1)


C = mg/l
V

10
Dimana :
C = Kadar debu total (mg/l)
W2 = Berat filter contoh setelah pengambilan contoh (mg)
W1 = Berat filter contoh sebelum pengambilan contoh (mg)
B2 = Berat filter blanko setelah pengambilan contoh (mg)
B1 = Berat filter blanko sebelum pengambilan contoh (mg)
V = Volume udara pada waktu pengambilan contoh (l)

Untuk menentukan besar kecilnya dampak yang akan terjadi terhadap dispersi debu di udara
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus empirik dari Midwest Research Institute, USA,
sebagai berikut :

Eu = 5,9 ( s 12 ) (S 30 ) ( W 4 ) 0,7 ( w 4 ) 0,5 (d 365 )


Dimana :
Eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)
s = Silt content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan

b) Kebisingan
Kebisingan diukur secara langsung di lapangan menggunakan alat sound level meter.
Lokasi pengambilan sampel kebisingan sama dengan lokasi pengambilan sampel kualitas
udara ambien. Baku Mutu Tingkat Kebisingan mengacu kepada KepmenLH No.KEP-
48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Parameter kebisingan untuk di
wilayah pemukiman dianalisis dengan dibandingkan dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor. Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan yaitu
untuk kawasan pemukiman sebesar 55 dBA,

Tabel 2.1. Kriteria Tingkat Kebisingan

Sangat Sangat
No Peruntukan Buruk Sedang Baik
Buruk Baik
1. Tingkat Kebisingan >60 56-60 51-55 46-50 <46
Pemukiman (dBA)
Sumber : Kepmen LH No. Kep-48/MENLH/1996

11
Pada tabel di bawah ini disajikan rangkuman metode pengumpulan data, dan analisis data
untuk parameter kualitas udara dan kebisingan
Tabel 2.2. Rekapitulasi Metode Pengumpulan Data, Analisis Data dan Parameter
Sub.Komponen Kualitas Udara, dan Kebisingan
Metode
No. Parameter Satuan Pengumpulan Peralatan
Analisis Data
Data
A Kualitas udara
1. Sulfur Dioksida ppm Pengambilan Pararosanilin Spektrofotometer
(SO2) sampel, analisis lab
2. Karbon Monoksida ppm Pengambilan NDIR NDIR Analyzer
(CO) sampel, analisis lab
3. Oksida Nitrogen ppm Pengambilan Saltzman Spektrofotometer
(Nox) sampel, analisis lab
4. Timah hitam (Pb) µg/m3 Pengambilan Gravimetric AAS
sampel, analisis lab Hi-Vol
5. Oksidan Ox µg/m3 Pengambilan Chemiluminescent Spektrofotometer
sampel, analisis lab
6. Hidrokarbon (HC) µg/m3 Pengambilan Flame Ionization Gas Chromatografi
sampel, analisis lab
7. Debu µg/m3 Pengambilan Gravimetrik Hi-Vol
sampel, analisis lab
B Kebisingan dB (A) Pengukuran Pembacaan skala Sound level meter
langsung
Sumber : Data diolah

c) Kualitas Air
Pengambilan sampel kualitas air dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi
kualitas air saat penelitian dengan memperhatikan keterwakilan semua kegiatan dan
kondisi lingkungan kegiatan.
Tujuan pengambilan sampel kualitas air adalah untuk mengetahui data kualitas air yang
tersedia. Sehingga dengan data tersebut, dapat ditentukan kualitas lingkungan yaitu
data kualitas air yang ada di lokasi kegiatan.
Untuk menganalisis data penurunan kualitas air digunakan metode yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011. Model
matematik yang digunakan untuk menganalisis pencemaran, dengan asumsi bahwa air
sungai dan limbah cair bercampur merata adalah :
n n
B =  B dp i −  B ptp i
i =1 i =1

Dimana :
B = Beban Pencemaran
Bdp = Beban pencemaran dengan proyek

12
Bptp = Beban pencemaran tanpa proyek
i = Jenis sumber dampak

Kandungan bahan pencemar di badan air (sungai) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut (asumsi air dan limbah tercampur merata) :
n n
Qs x Cs  (Cw)i x  (Cw)i
i =1 i =1
C= n
Qs +  (Qw)i
i =1

Dimana :
C = kadar bahan pencemar dalam sungai di hilir proyek (mg/l)
Qs = debit sungai (m3/det)
Cs = kadar bahan pencemar dalam sungai di hulu proyek (mg/l)
Qw = debit aliran limbah (m3/det)
Cw = kadar bahan pencemar dalam air limbah (mg/l)
i = jenis sumber dampak

Besarnya dampak kegiatan proyek terhadap kadar bahan pencemar di dalam sungai dapat
dihitung dengan rumus :
Cp = Cdp – Ctp
Dimana :
Cp = kadar bahan pencemar (mg/l)
Cdp = kadar bahan pencemar dengan adanya proyek
Ctp = kadar bahan pencemar tanpa proyek

Untuk mengetahui beban pencemaran maksimum yang terjadi pada suatu perairan dapat
dihitung dengan rumus :
BPM = (CM)j x DM x f
Dimana :
BPM = beban pencemaran maksimum, (kg/satuan produk)
(CM)j = kadar maksimum unsur pencemaran j, (mg/l)
DM = debit maksimum (m3/hari)
f = faktor konversi

Sedangkan untuk menghitung beban pencemaran sebenarnya di dalam sungai dapat


dihitung dengan menggunakan rumus :
BPA = (CA)j x DA x f
Dimana
BPA = Beban pencemaran sebenarnya, kg produksi/ton
(CA)j = Kadar sebenarnya unsur pencemaran j, mg/lt
DA = Debit limbah cair sebenarnya m3/hari
f = Faktor konversi

13
Pada tabel di bawah ini disajikan rangkuman untuk Metode Pengumpulan Data, Analisis Data
Untuk Komponen Hidrologi (kualitas air)
Tabel 2.3. Rekapitulasi Metode Pengumpulan Data, Analisis Data Untuk Komponen
Hidrologi
Parameter Satuan Metode Analisis SNI
FISIKA
Pengukuran dan
Debit Sungai M3/detik
perhitungan
0
Temperatur C Termometri SNI 06-6989.23-2005
Residu Terlarut (TDS) mg/I Gravimetri SNI 06-6989.27-2005
Residu Tersuspensi (TSS) mg/I Gravimetri SNI 06-6989.3-2004
KIMIA ANORGANIK
pH satuan pH Elektrimetri SNI 06-6989.11-2004
BOD mg/I Inkubasi SNI 06-6989.15-2004
COD mg/I Refluks SNI 06-6989.28-2005
DO mg/I Titrimetri SNI 06-6989.14-2004
Total fosfat sebagai P mg/I Spektrofotometri SNI 06-6989.31-2005
NO2 sebagai N mg/I Spektrofotometri SNI 06-6989.9-2004
Kadmium mg/I Spektrofotometri SNI 06-6989.16-2004
Tembaga mg/I SSA SNI 06-6989.6-2004
Besi mg/I SSA SNI 06-6989.4-2004
Timbal mg/I SSA SNI 06-6989.8-2004
Mangan mg/I SSA SNI 06-6989.5-2004
Seng mg/I Kalorimetri SNI 06-6989.7-2004
Klorida mg/I Titrimetri SNI 06-6989.19-2004
Fluorida mg/I Kolorimetri SNI 06-6989.29-2005
Nitrit sebagai N mg/I Spektrofotometri SNI 06-6989.9-2004
Sulfat mg/I Turbidimetri SNI 06-6989.20-2004
Belerang sebagai H2S mg/I Kolorimetri -
KIMIA ORGANIK
Amonia mg/I Spektrofotometri SNI 06-6989.30-2005
Minyak dan Lemak µg/I Gravimetri SNI 06-6989.10-2004
Senyawa Fenol sebagai Fenol µg/I Spektrofotometri SNI 06-6989.21-2004
Amonia mg/I Kromatografi Gas SNI 06-6982.01-2004
MIKROBIOLOGI
Fecal Coliform jml/100 ml Fermentasi -
Total Coliform jml/100 ml Fermentasi -
Sumber : Parameter Kualitas Air Mengacu Pada Perda Prov. Kaltim No. 02 Tahun 2011

2. Komponen Sosial
Pengumpulan data sosial dilakukan melalui teknik simultan (triangulasi), yakni wawancara
dengan kuesioner dan pengamatan lapangan/observasi guna mengumpulkan data primer,
serta pengumpulan data sekunder. Dengan menggunakan teknik ini diharapkan dapat
diperoleh informasi dan data yang sahih. Jenis data yang diperlukan selanjutnya akan
dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer akan dikumpulkan
melalui: (1) wawancara dengan menggunakan kuesioner atau pedoman wawancara kepada

14
penduduk dan tokoh masyarakat sebagai responden baik tokoh formal maupun tokoh
informal (kepala adat, tokoh agama, tokoh pemuda), (2) observasi atau pengamatan
lapangan terhadap parameter sosial yang dapat diamati secara langsung. Daftar pertanyaan
yang akan digunakan bersifat semi terbuka dengan maksud untuk menjaring infromasi yang
lebih banyak dan lebih mendalam dari responden, karena dengan daftar pertanyaan ini
mereka dapat memberikan alternatif jawaban. Sedangkan pengamatan langsung terutama
akan dilakukan terhadap obyek-obyek fisik, misalnya: (1) kegiatan sektor informal, (2)
fasilitas umum dan fasilitas sosial, (3) aksesibilitas wilayah, (4) sumberdaya alam milik
umum, dan lain-lain.
Data sekunder akan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait di tingkat Pemerintah
Kampung, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten.
Berikut rangkuman metode pengumpulan dan analisis data komponen social :

Tabel 2.4. Rekapitulasi Metode Pengumpulan dan Analisis Data Komponen Sosial

Sub Metode Metode


Parameter Indikator
Komponen Pengumpulan Data Analisis Data
Demografi Struktur penduduk Komposisi penduduk Data sekunder Deskriptif
menurut kelompok umur,
jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan,
dan agama.
Kepadatan penduduk Data sekunder Komparatif
Proses penduduk Pertumbuhan penduduk Data sekunder Kuantitatif
Mobilitas penduduk Data sekunder Kategorisasi
Wawancara Deskriptif
Interpretatif
Tenaga kerja TPAK Data sekunder tingkat Kategorisasi
kabupaten Interpretatif
Wawancara/survei
sampel Kategorisasi
Tingkat pengangguran Data sekunder tingkat Interpretatif
kabupaten
Wawancara/survei
sampel
Ekonomi Ekonomi Rumah Tingkat pendapatan per Wawancara Komparatif
Tangga kapita.
Pola nafkah ganda Wawancara Kategorisasi
Interpretatif
Ekonomi SDA Pola pemilikan dan pe- Wawancara Deskriptif
nguasaan lahan

Pola pemanfaatan lahan Wawancara Deskriptif


Observasi

Nilai tanah Wawancara Interpretatif


Komparatif
SDA milik umum Wawancara Deskriptif
Observasi

15
Sub Metode Metode
Parameter Indikator
Komponen Pengumpulan Data Analisis Data
Perekonomian lokal Kesempatan kerja Data sekunder Kuantitatif
dan regional Survei sampel Kategorisasi
(wawancara) Interpretatif

Kesempatan berusaha Data sekunder Kuantitatif


Survei sampel Kategorisasi
(wawancara) Interpretatif
Jenis dan jumlah kegiatan Data sekunder Kuantitatif
ekonomi non formal Survei sampel Kategorisasi
(wawancara dan Interpretatif
pengamatan)

PDRB Data sekunder Kuantitatif


Kategorisasi
Interpretatif

Pendapatan Daerah Data sekunder Kuantitatif


Kategorisasi
Interpretatif

Fasilitas umum dan fasilitas Data sekunder Kuantitatif


sosial Survei sampel Kategorisasi
(wawancara dan Interpretatif
pengamatan)

Aksesibilitas wilayah Data sekunder Deskriptif


Pengamatan Kategorisasi
Sumber : Data Diolah

3. Komponen Kesehatan Masyarakat

Data kesehatan masyarakat seperti vektor penyakit, gangguan kesehatan masyarakat,


sanitasi lingkungan, sumberdaya kesehatan, pola penyakit dan perilaku kesehatan
masyarakat dapat diperoleh melalui wawancara dan kuisioner dengan masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan. Pengumpulan data akan dilakukan melalui :
a. Observasi/pengamatan lapangan
b. Wawancara dengan menggunakan kuesioner
c. Wawancara mendalam (indepth interview)
d. Penelusuran data dan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat setempat
e. Pengumpulan data sekunder.

Berikut disajikan rangkuman metode pengumpulan data dan analisis data untuk komponen
kesehatan masyarakat

16
Tabel 2.5. Rekapitulasi Metode Pengumpulan Data, Analisis Data dan Parameter
Komponen Kesehatan Masyarakat
Metode
No Parameter Satuan Peralatan
Pengumpulan Data Analisis Data
1. Sanitasi lingkungan Observasi/pengamatan Metode analisis Kuisioner , alat
lapangan, wawancara, dampak kesehatan perekam, daftar isian
- pengumpulan data lingkungan,
sekunder metode
epidemiologi
2. Vektor penyakit - Observasi/pengamatan Metode analisis sda
lapangan, survey dampak kesehatan
kerapatan vektor lingkungan,
metode
epidemiologi
3. Gangguan kesehatan - Observasi/pengamatan Metode analisis sda
lapangan, wawancara, dampak kesehatan
pengumpulan data lingkungan,
sekunder metode
epidemiologi
4. Perilaku kesehatan - Observasi/pengamatan Metode analisis sda
masyarakat lapangan, wawancara, dampak kesehatan
pengumpulan data lingkungan,
sekunder metode
epidemiologi
5. Sumberdaya - Observasi/pengamatan Metode analisis sda
kesehatan lapangan, wawancara, dampak kesehatan
pengumpulan data lingkungan,
sekunder metode
epidemiologi
6. Pola penyakit Wawancara, Metode analisis sda
penelusuran data dan dampak kesehatan
- informasi, pengumpulan lingkungan,
data sekunder metode
epidemiologi

17
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) ini dilaksanakan
selama 6 (enam) bulan terhitung sejak bulan (Juni – November ) tahun 2021
3.2. Tempat Pelaksanaan
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Rumah Sakit Nawacita Datah Dave
di Kampung Long Lunuk Kecamatan Long Pahangai Kabupaten Mahakam Ulu Tahun 2021.
3.3. Tenaga Ahli
a. Tim Penyusun berkualifikasi Sertifikat Kompetensi KTPA dan ATPA :
1 Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA) : Fachruddin Azwari ST., M.Si
2 Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) : I Kadek Semara Artha, SKM

b. Tenaga Ahli.
1 Tenaga Ahli Fisika Kimia : Dr. dr. Nataniel Tandirogang, M.Si
2 Tenaga Ahli Sosial, Ekonomi dan Budaya : Prof. Eny Rochaida, M.Si.
3 Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat : Subirman, SKM., M.Kes
4 Tenaga Ahli Fisika Kimia : Prof. Dr Daniel, M.Si

c. Tenaga Pendukung.
1. Rusli Wahyuni, A.Md
2. Lulur Arief Prastya, S.T
3. Adi Supriadi, M.Si
4. Ismail, M.Si
5. Yessy Aprianti, SE., M.Si
6. Auliansyah, S.Kel., M.Si
Time Schedule Penyusunan Dokumen (DELH) Rumah Sakit Nawacita
Datah Dave Kecamatan Long Pahangai
Kabupaten Mahakam Ulu

TAHUN 2021
NO TAHAPAN PELAKSANAAN
Juni Juli Agts Sept Okt Nov
I Persiapan

1 Penyusunan rencana kerja


Pembuatan dan Presentasi
2
KAK
3 Presentasi Proposal
II Survei Utama dan Analisis
Data
1 Inventarisasi dan
Pengambilan Data Lapangan
2 Kompilasi dan Konfirmasi
Data
3 Analisis Data
III Pelaporan dan Presentasi
1 Penyusunan Laporan Awal
2 Penyusunan Laporan Akhir
3 Presentasi Laporan Akhir
4 Penyusunan Rekomendasi
5 Laporan Akhir Administrasi
Kegiatan

19
RENCANA ANGGARAN BIAYA
KEGIATAN PENYUSUNAN DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP (DELH) RUMAH SAKIT NAWACITA DATAH DAVE
PADA DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK, DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MAHAKAM ULU

HARGA
NO. URAIAN RINCIAN PERHITUNGAN VOLUME JUMLAH (RP)
SATUAN (RP)
BIAYA PERSONIL
Belanja Gaji dan Tunjangan (525111)
1 Tenaga ahli (Ketua) 1 Orang 5 Bulan 5 OB 14.500.000 72.500.000
2 Tenaga ahli (Anggota) 5 Orang 5 Bulan 25 OB 12.500.000 312.500.000
3 Tenaga pendukung 6 Orang 5 Bulan 30 OB 5.900.000 177.000.000
BIAYA NON PERSONIL
Belanja Barang (525112)
1 Kertas 10 Rim 10 Rim 45.000 450.000
2 Tinta 5 Buah 5 Buah 150.000 750.000
3 Penggandaan dan penjilidan 20 Jilid 1 Paket 20 Jilid 157.200 3.144.000
Belanja Perjalanan (525115)
1 Uang harian 6 Orang 6 Hari 1 Keg 36 OH 430.000 15.480.000
2 Transportasi samarinda-mahakam ulu PP 6 Orang 2 Kali 1 Keg 12 OK 1.500.000 18.000.000
3 Penginapan 6 Orang 5 Hari 1 Keg 30 OH 241.200 7.236.000
Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya (525119)
1 Konsumsi makan 8 Orang 2 Kali 16 OK 40.000 640.000
2 Konsumsi snack 8 Orang 2 Kali 16 OK 20.000 320.000
3 Pengujian laboratorium 1 Paket 1 Kali 1 Paket 30.000.000 30.000.000
4 Penyediaan sarana dan prasarana Unmul 1 Kali 1 Paket 1 Paket 33.580.000 33.580.000
TOTAL 671.600.000

Samarinda, 29 Juni 2021


Kepala Unit Layanan Strategis Stakeholder Center
(ULS2C) Universitas Mulawarman,

Sonny Sudiar, S.I.P., M.A.


NIP 197503312005011002

20
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan Rumah Sakit Nawacita Datah
Dave Kampung Long Lunuk Kecamatan Long Pahangai Kabupaten Mahakam Ulu ini dibuat
mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup Rumah Sakit Nawacita Datah Dave Kecamatan Long Pahangai Kabupaten Mahakam
Ulu.

Samarinda, Agustus 2021


DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan


Pengendalian Dampak Lingkungan Era Otonomi Daerah. Kementerian Lingkungan Hidup.
Jakarta.

Canter, L. W. 1979. Enviromental Impacts Assesment. McGraw-Hill Book Company.New York.

Fandeli, C. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Prinsip Dasar dan Penetapan Dalam
Pembangunan. Edisi Revisi.Liberty . Yogyakarta.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Jakarta.

Mac Kinnon, Kerly, Gusti Hatta, Hakimah Halim dan Arthur Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan.
Prenhalindo.Jakarta.

Sajogyo dan Sajogyo P.1983. Sosiologi Pedesaan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Sarief, E. S. 1988. Konservasi Tanah dan Air.Cetakan Ketiga. Pustaka Buana.

Soemarwoto, O. 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.UGM-Press. Yogyakarta.

Suratmo, F. G. 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

Samingan, T. 1990. Dasar-Dasar Ekologi. Buku II Cetakan Ketiga. Lab.Ekologi. FMIPA-IPB.


Bogor
Kerjasama Unit Layanan Strategis Stakeholder Center (ULS2C)
Universitas Mulawarman dengan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu
2021

Anda mungkin juga menyukai