Anda di halaman 1dari 81

2.

MENGOPERASIKAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)


E.370000.007.01
&
3. MELAKUKAN PERAWATAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
E.370000.009.01

ISKANDAR FAROUK
2. MENGOPERASIKAN IPAL
KODE UNIT : E.370000.001.01
JUDUL UNIT : Mengoperasikan IPAL
DESKRIPSI UNIT : Unit Kompetensi ini berkaitan dg pengetahuan, keterampilan & sikap
kerja yang dibutuhkan dlm mengoperasikan IPAL

ELEMEN KOMPETENSI KUK


• Besaran beban operasi IPAL ditentukan berdasarkan debit dan kadar bahan pencemar
Menyusun rencana • Jumlah bahan yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan beban pencemaran yang
diterima IPAL
pengoperasian IPAL • Perakatan teknis diperiksa fungsinya sesuai prosedur
• Rencana pemantauan operasional peralatan IPAL disusun sesuai prosedur

• Pengolahan air limbah dikalsanakan sesuai prosedur


• Pengukuran parameter operasional pada peralatan IPAL dilaksanakan
Melakukan pengoperasian sesuai prosedur
IPAL • Formulir pengoperasian IPAL diisi sesuai prosedur
• Formulir hasil pengoeprasian IPAL dikomunikasikan sesuai prosedur

Melakukan optimasi • Efisiensi IPAL dievaluasi sesuai prosedur


pengoperasian IPAL sesuai • Rekomendasi optimasi IPAL disusun berdasarkan teknologi
kebutuhan alternative mutakhir
3. MELAKUKAN PERAWATAN IPAL
KODE UNIT : E.370000.009.01
JUDUL UNIT : Melakukan Perawatan IPAL
DESKRIPSI UNIT : Unit Kompetensi ini berhubungan dg pengetahuan, keterampilan &
sikap kerja yang dibutuhkan dlm melakukan perawatan IPAL
KUK
ELEMEN KOMPETENSI
• Frekuensi perawatan IPAL ditentukan berdasarkan beban kerja.
• Jadwal perawatan IPAL disusun sesuai kebutuhan.
Menyusun perencanaaan • Indikator kinerja IPAL ditentukan berdasarkan efisiensi pengolahan yang
perawatan IPAL dihasilkan.
• Log book perawatan IPAL dibuat sesuai kebutuhan.

• Kinerja unit IPAL di bawah kriteria diperbaiki sesuai prosedur.


• Perbaikan dilaksanakan terhadap unitunit yang mengalami kerusakan
Melaksanakan perawatan kecil.
IPAL • Log book perawatan IPAL diisi sesuai prosedur.
• Data hasil perawatan IPAL dilaporkan sesuai prosedur.

• Hasil kegiatan perawatan IPAL disusun sesuai prosedur.


Melaporkan hasil kegiatan
• Laporan hasil kegiatan perawatan IPAL dikomunikasikan sesuai
perawatan IPAL prosedur.
Komitment management
Unit pengolahan air limbah
(IPAL) kadang menjadi
kendala yang sulit di Design W W T system

selesaikan. Ada berbagai


faktor penentu keberhasilan Chemical pendukung
unit WWT agar tercipta
keberlanjutan bisnis Operasional parameter
perusahaan jangka panjang
dan juga lingkungan yang Kemampuan Personal
aman….
Regulator

3
PRINSIP DASAR OPERASIONAL
INSTALASI PENGOLAHAN AIRLIMBAH

Mapping

Baku Mutu Effluent

Basic Engineering Design

System IPAL
4
WASTE WATER TREATMENT MAPPING
PROSES MAPPING
❖ Identifikasi Sumber Air Limbah
❖ Identifikasi Karakteristik Air Limbah
❖ Identifikasi Kapasitas Air Limbah dan Fluktuasinya
❖ Identifikasi Kemungkinan adanya material inhibitor
❖ chemical yang digunakan - kemampuan operator (
Sertifikasi EPCM)
❖ - Identifikasi Unit Proses IPAL/STP
❖ Pemahaman Diagram Alir, PFD/P&ID, Layout IPAL
❖ Pemahaman Prosedur Operasional (SOP)

5
MANFAAT MAPPING
• Memudahkan identifikasi air limbah yang dihasilkan
• Memudahkan menentukan pengolahan air limbah yang
sesuai karakteristiknya
• Memudahkan mengantisipasi/mencegah material toxic
masuk ke sistem WWTP
• Memudahkan operasional sistem WWTP
• Memudahkan penanganan terhadap masalah proses (Trouble
Shooting)
• Membantu Proses Penerapan Teknologi Bersih

6
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH

a. Senyawa/material An-solube
▪ Unit Proses = Proses Kimia-Fisika
▪ Efisiensi = 20 – 50 % atau lebih (tergantung karakteristik)
▪ Karakteristik Lumpur = Flok Relatif/sedang, dengan DAF

b. Senyawa/material Solube
▪ Unit Proses = Proses Biologi
▪ Efisiensi Anaerob = 60-90%
▪ Efisiensi Aerobic = 80-95% Resiko Fluktuasi = Relatif Tinggi, dengan
Anaerob CSTR & Extended Aeration
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI SUMBER AIR SUMBER AIR
LIMBAH INDUSTRI LIMBAH
TEXTILE
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AIR LIMBAH INDUSTRI TEXTILE

SUMBER LIMBAH
a.Sizing & Desizing
b.Scouring IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
Karakteristik Limbah Cair Industri Tekstil Dari Beberapa Proses Produksi
c.Bleaching
d.Mercerizing
PROSES KARAKTERISTIK LIMBAH
e.Dyeing
1. Proses basah serat buatan BOD, COD
f. Printing 2. Penghilangankanji(desizing) BOD, COD
g.Finishing 3. Pencelupan (dyeing) Warna, BOD, COD, temperatur, pH, logam berat
4. Pencapan (printing) BOD , COD, SS, Cu, temperatur, pH
5. Penyempurnaan (finishing) BOD, COD, SS
Jartest

+ NaOH
Aduk ±1menit

Limbah Awal Jartest Variasi Jenis Koagulan Jartest Variasi Dosis


(Equalisasi)

Flokulan
Aduk lambat
+ PAC/Fe2Cl3
±2menit
Aduk Cepat
±1menit

Hasil
Koagulasi Flokulasi Sedimentasi 10
IDENTIFIKASI SUMBER AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
MAPPING SUMBER LIMBAH DOMESTIK
TYPICAL KARAKTERISTIK AIR LIMBAH PENGOLAHAN IKAN
• IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
a. Air Cucian Ikan, resiko mengandung garam
• SUMBER LIMBAH b. Darah Ikan, mengandung COD cukup tinggi
a. Deheading & c. Sisa sisa daging dan kulit ikan ukuran relatif
Grading besar
b. RM Preparation d. Typical Data Parameter
✓ COD = 4.000 - 15.000 mg/lt
c. Sanitation
✓ BOD = 2500 – 7500 mg/lt
✓ TSS = 1000 – 2000 mg/lt
✓ Minyak lemak = 10-20 mg/lt
✓ Amoniak = 5 – 20 mg/lt
✓ pH = 3-6 mg/lt
• Jartest Sampel Air Limbah Cold Storage Srim/ikan (industri Typical)

✓ COD= ±8.000 mg/lt ✓ COD= ±5.600 mg/lt

Hasil Internal Jartest & Analisa


IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK

WW source Flow COD (ppm) COD load


(m3/day) (kg/day)
Area-1 500 4000 2000
Area-2 1000 6000 6000
Area-3 50 20000 1000
Utility 20 200 40
Total 1570 9040

15
IDENTIFIKASI DEBIT AIR LIMBAH

❑ Debit Maksimum
❑ Debit Rata-rata Volume Equalization Tank
❑ Debit Minimum

❑ Pengaturan BOD/COD Load


❑ Pengaturan/dosing Mempertahankan
parameter inhibitor Proses
IDENTIFIKASI PARAMETER INHIBITOR
❑ Material Dis Infectan
❑ Phenol
❑ High Temperatur
❑ High Amoniak
❑ High Oil & Grease Pre-Treatmen atau
❑ Heavy Metal (Cu, Cr) Lokalisir/Sistem Dosing
❑ Salt
❑ Sulfida
❑ Kitin
17
Kemampuan Operator
Pemahaman Proses
Pemahaman SOP Training
Pemahaman
Troubleshooting

Kemampuan Kepala WWTP


❑ Pemahaman Proses
❑ Pemahaman SOP EPCM
❑ Pemahaman (Environment Pollution
18
tro ublesho o ting Control Manager)
Unit Proses
Volumetrik, Waktu Tinggal
Sistem Operasional
Equipment Support

PBD/PFD/P&ID/Layout

Pemahaman Alur Proses


Pemahaman Posisi Unit Proses &
Equipment
Baku Mutu Effluent Air Limbah

Regulasi Target Effluent


Estetika
PermenLHK No. 68
PermenLH No. 05/ 2014 Tahun 2016
TENTANG BAKU MUTU AIR
TENTANG BAKU MUTU
LIMBAH
AIR LIMBAH DOMESTIK

20
21
22
PRINSIP DASAR OPERASIONAL IPAL

Basic Engineering Design (BED)


Start Up & Monitoring Process
Maintenance
Troubleshooting

23
PERSYARATAN TEKNIS IPAL

• Dasar
a. PermenLH 68 tahun 2016

• Syarat Teknis
a. Saluran harus terpisah dari air hujan
b. Bangunan IPAL harus kedap air
c. Memasang Alat ukur debit inlet & outlet
d. Tidak melakukan pengenceran
e. Menentukan titik penaatan
f. Pemantauan minimal 1 bulan sekali
g. Mencatat debit dan pH Harian
BASIC ENGINEERING DESIGN

BED merupakan dasar dalam Operasional IPAL, dimana kapasitas


dan karakteristik influent yang boleh masuk dan target effluent
yang akan dicapai
Contoh BED

NO PARAMTER UNIT INFLUENT EFFLUENT


Q = 1000 m3 /day
1 pH mg/L 4–5 6- 9
2 COD mg/L < 12.000 ≤ 100
3 BOD mg/L < 6.000 ≤ 50
4 TSS mg/L < 12.000 ≤ 200
5 Minyak dan lemak mg/L < 250 ≤5

25
PROCESS BLOCK DIAGRAM WWTP TYPICAL – HIGH COD

Influent
Biogas Flare
Treatm en t

Anaerobic
Sum Pit
SHT
Tank
Clarifier
Grease Trap

Clarifier
Beltpre ss
Equalization Buffer Tank 2
Tank
Cake
Buffer Tank 1
Filter Tank
DAF
Aeration 1000 m3 /day
(Exten d ed ) Control Tank Eff lu e n t
Feeder Tank
PROCESS BLOCK DIAGRAM WWTP TYPICAL – TEXTILE

Influent

SHT
Sum Pit

Clarifier
Grease Trap
Clarifier
Beltpre ss
Equalization Buffer Tank 2
Tank
Aeration Cake
(Exten d ed ) Filter Tank
1000 m3/day

Control Tank Eff lu e n t


PROCESS BLOCK DIAGRAMWWTP TYPICAL – DOMESTIK

Influent

SHT
Sum Pit Anaerobic
Tank
Clarifier
Grease Trap

Equalization
Desinfectan
Tank
IPLT
Anoxic Filter Tank

10 m3/day
Aeration
Attach Growth Control Tank Eff lu e n t
MAINTENANCE WWTP

Maintenance (Equipment)
Maintenance (Process)
❖ Pembersihan Screening &Cleaning
Area ❖Operasional Equipment sesuai SOP
❖ Kalibrasi Sensor/Probe ❖Monitoring Process Kimia – kimia Fisika
❖ Ganti oli atauGreasing ❖Monitoring Process Biologi
❖ Painting Material /Equipment ❖Troubleshooting
❖ Setting Pump &Dosing
Note : Parameter Control sesuai SOP
❖ Overhole
Note : dilakukan sesuai Manual Book
Start Up & Process Monitoring

START UP
(Commissioning Process)

START UP
(Commissioning Process)

31
TEST COM. EQUIPMENT
• Beberapa hal yang dilakukan ada saatEquipment
Commissioning
• Pengecheckan kelengkapan Equipmentdan
Aksesorisnya
• Pengecheckan kapasitas
• Pengecheckan Temperatur Mesin/motor
• Pengecheckan getaran pada mesin/motor
• Pengechekan kestabilan Arus / Amper Motor
• Pengecheckan putaran (rpm)

32
START UP
PROSES KIMIA-FISIKA
✓Persiapan
• Check Equipment sudah sesuai dengan SOP
• Jartest untuk menentukan dosis chemical yang sesuai

✓Start Up
• Operasional sesuai kapasitas air limbah dandosis
sesuai hasil jartest.
• Check hasil olahan baik secara visual maupun
laboratories.
33
START UP
PROSES BIOLOGI
• Persiapan Reaktor
Pengecekan kelengkapan dan sistem operasional reaktor sesuai dengan SOP

• Persiapan Proses / Initial Seeding


❑ Aktivasi Bakteri (jika denganinnokulan)
❑ Aktivasi dalam Reactor
❑ Tahapan Initial Seeding
➢ Memasukkan Air bersih sesuai SOP, contoh 25% Volume
➢ Memasukkan Air Limbah sesuai SOP, contoh 15% Volume
➢ Memasukkan Lumpur Aktif sesuai SOP, contoh 10% Volume
➢ Memasukkan Macronutrient sesuai SOP
➢ Proses Aerasi selama 2-5 hari, dan dilakukan pemantauan secara
fisik atau secara proses secara berkala
TANDA-TANDA PROSES INITIAL SEEDING BERHASIL
✓ Sisa DO normal ( 2-4 mg/L)
✓ Lumpur aktif telah membentuk flok-flok
✓ Warna coklat cerah/keemasan (tergantung karakteristik air
limbah)
✓ Secara mikroskopis bakteri Cilliata &
Freeswiming dominan serta telah muncul Rotifera

35
T UP
No. Point of Work Remark
1 Persiapkan media untuk seeding 20 m3 terdiri dari: ± 60 % volume An Aerob Tank
a. fresh water sebanyak 15 m3 ± 40 % volume An Aerob Tank
b. Activated Sludge sebanyak
c. Air Limbah sebanyak 5 m3 ± 15 % volume An Aerob Tank

2 Jalankan Pompa Mixing Aerob Running Pompa Mixing Aerob pada kondisi switch
manual
3 Jalankan Turbo Jet Aerator Running Turbo Jet Aerator switch manual
3 Penambahan Innokulan/Bakteri *) ditambahkan pada hari pertama, dibiarkan selama
2-4 hari
4 Penambahan Nutrisi
5 Check pH Aerob Tank sebanyak 2 titik sampel dan dibuat rata-rata
6 Cek warna visual secara berkala pada Aerob Tank Pengamatan visual berdasar warna air limbah dan
mikroorganisme
7 Cek SV30 per hari pada Aerob Tank Pengamatan SV30 menggunakan Beaker plastik
1000 ml
8 Cek COD Pengamatan menggunakan Spectrofotometer
9 J alankan initial seeding selama 3-4 hari jika belum terjadi perubahan sesuai dengan yang
diharapkan 36
RT UP
START UP / AKLIMATISASI
TAHAPAN PROSES AKLIMATISASI
✓ Memasukkan Air Limbah secara bertahap dimulai dari
10% atau 20% kapasitas WWTP atau disesuaikan
dengan Rasio F/M

✓ Memasukkan Macronutrinet sesuai kebutuhan /


SOP

✓ Peningkatan kapasitas air limbah secara


bertahap dengan rentang maksimal 10% atau sesuai
dengan SOP, sampai kapasitas air limbah mencapai 100%
37
RT UP

PEMANTAUAN TERHADAP PARAMETER CONTROL


SECARA RUTIN/BERKALA

✓ Check DO
✓ Check SV30
✓ Check pH
✓ Check Visual Bakteri (mikroskopis)

38
T UP
No. Point of Work Remark
1 Operasional Turbo Jet Aerator pada Aerobic Aerator dalam kondisi switch ON
Tank
2 Penambahan Air Limbah ke Aerobic Tank Mengalirkan secara gravitasi dari An aerob Tank atau
by pass dari Grease Trap
3 Pengaturan debit air limbah masuk ke
Aerob Tank
a. Tahap I 15 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ±3,6 m3/hari
b. Tahap II 20 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ± 4,8 m3/hari
c. Tahap III 30 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ± 7,2 m3/hari
d. Tahap IV 40 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ± 9,6 m3/hari
e. Tahap V 50 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ± 12 m3/hari
f. Tahap VI 60 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ± 14,4 m3/hari
g. Tahap VII 70 % Selama 3 hari, 24 jam operasi, debit ± 16,8 m3/hari
h. Tahap VIII 80 % Selama 5 hari, 24 jam operasi, debit ± 19,2 m3/hari
i. Tahap VIII 85 % Selama 5 hari, 24 jam operasi, debit ± 20,4 m3/hari
j. Tahap VIII 93 % Selama 5 hari, 24 jam operasi, debit ± 21,6 m3/hari
k . Tahap IX 100 % Selama 5 hari, 24 jam operasi, debit ± 22,8 m3/hari
39
RT UP
4 Penambahan Nutrisi Selama 10 hari, 24 jam operasi, debit ± 24
m3/hari
5 Pengecekan suhu secara berkala (optimal 25-35oC) sebanyak 4 titik sampel dan dibuat rata-rata
6 Pengecekan pH secara berkala (standard 6-9) sebanyak 4 titik sampel dan dibuat rata-rata
7 Pengecekan warna visual secara berkala sebanyak 4 titik sampel dan dibuat rata-rata
8 Pengecekan SV30 per hari (berkisar antara 30-60 %) sebanyak 4 titik sampel dan dibuat rata-rata
9 Pengecekan TSS per Shift Titik Sampling pada influent, Proses Biologi
dan Effluent Pengolahan
10 Pengecekan COD berkala Titik Sampling pada influent dan Effluent
Pengolahan
11 Pengechekan pemakaian dan Stock Chemical Pengecheckan dilakukan per hari
12 Operasional Pompa RAS Clarifier II Pompa dioperasikan setelah Clarifier II setelah
terisi air sampai air menyentuh Central Drum
13 Menjalankan proses aklimatisasi dengan kisaran
waktu 1-2 bulan.
40
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Parameter Kontrol Kimia-Fisika (Utama)
- Material Kasar/sampah

Sampah Screening

kerikil /pasir Grith Chamber

- Inhibitor
Minyak lemak Grease Trap / DAF

Garam Chemical / BRS( Brain Recovery


System)

4
Parameter Kontrol Kimia-Fisika (Utama)
pH, disesuaikan dengan jenis koagulan yang digunakan

Ferro Cloride/sulfat pH 9 – 12

PAC pH 6,5 - 8

Jenis Koagulan
Jartes Koagulan
Base Alum / Ferro Optimum

Dosis Chemical ( pH Adjuster, Koagulan & Flokulan)

Jartest Dosis
Jartest

+ NaOH
Aduk ±1menit

Limbah Awal
Jartest Variasi Jenis Koagulan
(Equalisasi)
Jartest Variasi Dosis
Flokulan
Aduk lambat
+ PAC/Fe2Cl3
±2menit
Aduk Cepat
±1menit

Flokulasi
Koagulasi Hasil Sedimentasi
PARAMETER KONTROL PROSES BIOLOGI (UTAMA)

- pH Reaktor 6,5 – 8,5

- SV30 WWTP 40 – 80%


STP 5 – 20%
- DO 1– 4 mg/lt
- MLSS 3000 – 5000 mg/lt
- SVI 50 – 150
0,05 –0,2
- Rasio F/M Extended Aeartion
- RAS 75 -150%

- Keb. Nutrint BOD : N : P = 100 : 5 : 1


KUALITAS ACTIVATED SLUDGE

OR

1. Good settling sludge 2. Bulking Sludge 3. Clumping / Rising Sludge (denitrification)

OR

4. Cloudy Effluent 5. Ash On Surface 6. Pin Point Floc & Stragglers


46
KONTROL PROSES BIOLOGI DENGAN MIKROSKOP
Micro Organism Chart
Low MCRT
Lumpur MIKROBA High F/M Good Settling High MCRT
dengan dominasi Low F/M
BAKTERI Rotifiers
Straggler Pin Floc
PENGGUMPAL atas
Rotifiers
BAKTERI FILAMEN Nematodes
Stalked
Cilliates Rotifiers
Stalked

Predominance
Cilliates

Relative
Stalked Nematodes
Free Swim
ROTIFERA Free Swim
Cilliates Cilliates

Cilliates Free Swim Rotifiers


• Menandai lumpur tua Cilliates
Free Swim
• Pemburu bakteri bebas Flagellates Flagellates Cilliates Stalked
Free Swim
• Perekat flok Flagellates
Flagellates Flagellates
Amoeba Amoeba
Amoeba Amoeba Amoeba

1 2 3 4 5

47
EQUIPMENT KONTROL PROSES BIOLOGI

Spectrofometer
DO meter Mikroskop

pH paper pH meter

SV-30
48
PENILAIAN KINERJA IPAL
Penilaian kinerja bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengolahan dari
suatu IPAL terhadap pengurangan dari kelompok pencemar dominan yang
dikandung air limbah influen.
SEDIIIIIMENTASIIIIIII

CIN

BOD influen
((((PO
BOD influen ITKOPAGEUNLLLLLLLLGNE)N T A L
L U M P U R KERING

IPAL sebagai suatu UNIIT


UNIIII EKU K

kesatuan LLLL SIIIIIIII


Unit Ekualisasi UnitUNIIT
SEDIIIIIIII
MENTASII
IIIIII Pengendapan CEF
C IN Unit Lumpurr Aktif
Kiimiia

suatu unit
pengolahan tertentu
CEF

CIN - CEF
efisiensi pengolahan (%) = x 100 %
CIN
dimana,
CIN = konsentrasi pencemar di influen,
CEF = konsentrasi pencemar di efluen.
PEMANTAUAN IPAL

❑ Pemantauan operasi IPAL akan memastikan bahwa operasi IPAL masih


dalam batas aman untuk beroperasi

❑ Komponen operasi IPAL yang perlu dipantau antara lain adalah:


• parameter karakteristik di aliran influen dan efluen,
• parameter operasi di tiap unit pengolahan,
• pengoperasian alat mekanis,
• penggunaan bahan kimia,
• permasalahan yang terjadi, titik
• potensi pencemaran. pantau
hilir
titik
❑ Pemantauan terhadap potensi pantau
hulu
pencemaran berguna untuk pipa
mencegah sedini mungkin efluen
berbagai hal yang dapat
menjadi sumber pencemaran
pada badan air penerima.
TROUBLESHOOTING INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Kendala Proses Fis-Kim
Indikasi :
• Tidak Jernih / Hasil masih berwarna
• Flok Halus
• Sludge Carry Over
• pH < 7 atau pH > 7
• Efisiensi Proses tidak tercapai ( Heavy
Metal Removal)
52
TIDAK JERNIH / MASIH BERWARNA
• Indikasi
• Tindakan :
-effluent masih berwarna sesuai dengan
-Check pH
warna inlet
-Check Jenis Chemical
-effluent berwarna jernih kekuningan
-Lakukan Jar Test
• Penyebab :
• Pengobatan
-Koagulan yang kurang sesuai
-Penggantian jenis koagulan
-Dosis pH Adjuster / koagulan kurang
sesuai -Setting Dosis chemical sesuai
-Warna Organik ( Nitrat) dengan hasil Jar Test
-Reduksi Nitrat secara proses biologi -Reduksi Nitrat secara proses
biologi

53
FLOK HALUS/ SLUDGE CARRY OVER
• Tindakan :
• Indikasi
-Check pH
-Flok Lembut / halus
-Check Jenis Chemical
-Susah Mengendap
-Lakukan Jar Test
-Terjadi Sludge Carry Over
-Check Karakteristik Flok yang
terbentuk ( ringan atau mudah
• Penyebab :
mengendap)
-Koagulan yang kurang sesuai
-Dosis pH Adjuster / koagulan / • Pengobatan
Flokulan yang kurang sesuai
-Penggantian jenis koagulan
-Sistem Separasi yang kurang -Setting Dosis chemical sesuai dengan
sesuai ( Pengendapan /Flotasi) hasil Jar Test
-Modifikasi / penggantian Unit
Separasi
54
pH < 6 atau pH > 9
Tindakan
• Indikasi ▪ Cek pH
-Effluent pH < 6 atau pH > 9 ▪ Cek Minyak Lemak & COD/BOD
▪ Lakukan Jar Test
• Penyebab :
-Dosis pH Adjuster yang Pengobatan
kurang sesuai ▪ Penambahan pH Adjuster / Reducer
▪ Setting Dosis chemical sesuai
-Efek proses Biologi (
dengan hasil Jar Test
Nitrifikasi, Acidifikasi) ▪ Modifikasi / penggantian Unit
Separasi

55
Heavy Metal
• Indikasi
-Effluent masih mengandung Heavy Metal (Cr, Pb, Ni, etc.)

• Penyebab :
-Proses Presipitasi kurang Optimal

• Tindakan :
-Check pH
-Check Parameter yang tidak masuk baku mutu
-Check Grafik Proses Presipitasi

• Pengobatan
-Penambahan pH Adjuster / Reducer 56
DAF SYSTEM
• Effluent Keruh
✓ Penyebab proses flokulasi gagal
✓ Penganan, perlu dilakukan setting ulang , jika perlu
dilakukan jartest
• Busa putih, lumpur tidak terangkat
✓ Penyebab setting saturation kurang sesuai atau dosing
chemical yang kurang sesuai
✓ Penganan, setting ulang, check rotameter dan tekanan
saturation tank
• Tekanan tidak stabil
✓ Penyebab : setting saturation kurang sesuai
✓ Penanganan: setting ulang, check rotameter dan tekanan
saturation tank
57
Kendala Proses Biologi Aerob
Indikasi Kegagalan Proses Biologi:
• Shockloading
• Sludge Bulking
• Sludge Rising
• Foaming
• Penurunan pH (pH > 6)
• Effluent Kekuningan
• COD/BOD / Amoniak > Baku Mutu
58
SHOCKLOADING
• Definisi :
• Tindakan :
Merupakan kondisi dimana
BOD/COD Load lebih tinggi dari - Check pH, SV30, MLSS,
biasanya, toleransi 10- 15% DO
rerata dalam 5 hari. Sebagai
Indikasi: - Check RAS Pump
- Secara Visual pertumbuhan - Check COD/BOD ,
bakteri bergeser ke arah kiri Kebutuhan nutrient
(berdasarkan tabel
mikroorganisme)
- Terjadi Busa Putih • Pengobatan
- Terjadi Sludge Bulking - Kurangi debit jika BOD
Loading berlebih
- Perbesar RAS, 100 – 150%
• Penyebab : debit influent
- Kelebihan Debit/Kenaikan nilai - Tambahkan Nutrient jika
COD/BOD diperlukan
- RAS kurang efektif
SLUDGE BULKING
Definisi : • Tindakan :
Merupakan kondisi dimana Sludge sulit - Check pH, SV30, MLSS, DO tiap
mengendap, sebagai Indikasi: titik, Temperatur
- Terjadi Sludge Carry Over di Clarifier - Check RAS Pump
- Effluent tidak jernih/keruh - Check COD/BOD , F/M, Kebutuhan
- Banyak Filamentous (check mikroskop) nutrient

• Pengobatan
• Penyebab :
- Kurangi debit jika BOD Loading
- BOD loading tidak stabil, terlalu fluktuatif
berlebih, maksimal 20% rerata 5
- DO terlalu tinggi atau terlalu rendah hari
- Kekurangan nutrient sehingga muncul - Perbesar RAS, mendekati150%
filamentous bulking debit influent
- Fluktuasi pH yang besar atau pH aerasi - Tambahkan Nutrient jika
kurang dari 6,5 diperlukan

60
• Pengobatan
- Pastikan DO 1,5 – 4 mg/lt, pastikan DO meter normal
- Hilangkan Filamen dengan penambahan Chlorin, 2 mg/day/1000 mg MLVSS. Hati-
hati dalam melakukan action ini
- Tambahkan Flocculant ke Secondary Clarifier untuk membantu pengendapan
- Penambahan aerasi pada titik titik DO rendah
- Tambahkan pH Adjuster jika diperlukan

Bulking Sludge 61
SLUDGE RISING
• Definisi :
Merupakan kondisi dimana muncul gumpalan – gumpalan lumpur di secondary
Clarifier, sebagai Indikasi:
- Gumpalan Sludge relatif besar
- Berwarna coklat tua atau abu - abu
- Terjadi gelembung di Secondary Clarifier
- Jika dilakukan test SV30 cukup jernih, namun setelah 2 jam lumpur naik ke atas

• Penyebab :
- Terjadi proses Denitrifikasi
- Lumpur yang tertahan di dasar Clarifier

• Tindakan :
- Check pH, SV30, MLSS, DO tiap titik
- Check Kadar Amoniak Influent
- Check Kadar Nitrat di influent & effluent Clarifier
- Check Scrapper Clarifier
- Check RAS Pump
• Pengobatan
-Tingkatkan Wasting untuk
mempercepat
pengurangan nitrat
berlebih

-Penambahan aerasi pada


titik titik DO rendah

-Tambahkan pH Adjuster
jika diperlukan Bulking Rising
63
64
FOAMING
• Definisi :
Merupakan kondisi dimana muncul busa di proses aerasi, sebagai Indikasi:
- Busa putih, banyak, tidak stabil, sampai meluap
High F/M, tidak ada filamen
- Busa coklat, stabil, terdapat lumpur/MLSS
Low F/M, ada filamen
- Busa gelap, pekat, stabil, tebal seperti coklat
Terjadi gumpalan, dengan rotifer banyak, low F/M

• Penyebab :
- Banyak material yang tidak terdegradasi, high F/M, MLSS tidak segera
tercapai
→ foaming putih.
- Keberadaan bakteri filament memproduksi extracellular polymer (ECP)
sehingga menimbulkan busa ini
- Long sludge age system sehingga timbul denitrifikasi → foaming coklat.
- Adanya Deterjen
65
66
67
• Pengobatan :
- Pastikan tidak ada deterjen
- Foaming Putih
Kurangi F/M dengan menurunkan COD/BOD Load
Tambahkan air bersih untuk flashing
Perbesar RAS Pump

- Foaming Coklat
Tambahkan Unit Anoxic Tank Wasting
ditingkatkan

- Pertolongan pertama dapat ditambahkan Antifoam


Jika bakteri filamen banyak lakukan chlorinasi 2 mg/day/1000 mg
MLVSS.
Hati-hati dalam melakukan action ini. 68
Secondary Treatment

Kendala Proses Biologi


An-aerob

69
• Definisi :
SHOCKLOADING
Merupakan kondisi dimana COD Load lebih tinggi dari biasanya, toleransi 10-15%
rerata dalam 5 hari. Sebagai Indikasi:
- Sludge Carry Over
- Effluent agak keputihan, lumpur cenderung abu-abu
- Penurunan produksi gas, warna api kemerahan
- pH turun
• Penyebab :
- Kelebihan Debit/Kenaikan nilai COD
atau perubahan karakteristik air limbah
- RAS kurang efektif
- kekurangan nutrient

• Tindakan :
- Check pH, VFA,
- Check RAS Pump
- Check COD/BOD , Kebutuhan nutrient
• Pengobatan
- Kurangi debit jika COD Loading berlebih
- Perbesar RAS, 100 – 150% debit influent
- Tambahkan Nutrient jika diperlukan 70
PENURUNAN pH
• Tindakan :
• Definisi : - Check pH (pastikan probe tidak
Merupakan kondisi dimana pH error, check dg pH paper),
mengalami penurunan sampai
dibawah batas toleransi (pH <6). - Check kadar minyak masuk dan
Sebagai Indikasi: VFA
- Trend pH turun - Check RAS Pump
- 5.5 – 6.5 <pH< 7.8 - 9.0 dapat terjadi - Check COD/BOD , Kebutuhan
kerusakan proses (aktivitas bakteri nutrient
mati)
- 5.5 <pH > 9.0 activitas bakteri mati • Pengobatan
secara drastis - Kurangi debit jika COD Loading
berlebih
• Penyebab : - Perbesar RAS, 100 – 150% debit
- Terjadi Shockloading influent
- Kemasukan minyak lemak atau air - Tambahkan pH adjuster
limbah asam - Hilangkan minyak lemak yang
71 masuk
35oC >Temperatur > 42oC
• Definisi :
Merupakan kondisi dimana temperatur diluar batas ideal ( 35-37oC).
Sebagai Indikasi:
- Temperatur kurang dari 35oC, bakteri dorman
- Temperatur 42oC selama 12 jam bakteri sebagian akan mati, jika
temperatur > 42oC bakteri akan langsung mati.

• Penyebab :
- Masuknya limbah panas atau dingin

• Tindakan :
- Check temperatur air masuk
- Check peningkatan pencampuran temperatur di reaktor

• Pengobatan
- Kurangi debit kurangi debit air yang masuk
- Masukkan air bersih dg suhu normal
72
TOXICITY
• Definisi :
Merupakan kondisi dimana terjadi keracunan yang diakibatkan material
inhibitor masuk. Beberapa contoh materialinhibitor:
- Kadar Amoniak tinggi
- Kadar minyak-lemak tinggi
- Kadar sulfida tinggi
- Adanya logamberat

• Indikasi :
- Penurunan pH, pemakain pH adjustermeningkat
- Terjadi sludge carry over
- COD effluent miningkat
- Sulfida effluent meningkat

• Penyebab :
- Adanya proses reduksi sulfat oleh bakteri pereduksi sulfat
(sulfate reducing bacteria, SRB)
- Proses Pre-treatment yang gagal
Toxicity
• Tindakan :
-Check karakteristik limbah yang
masuk
-Check Fungsi Proses
Pretreatment
-Check Volume Bak Equalisasi

• Pengobatan
-Perbaiki proses pre-treatment
-Pisahkan karakteristik yang menyimpang/toxic, kemudian di
dosing
-Kurangi atau hentikan debit air limbah yang masuk
-tambahkan air bersih untuk mempercepat pengurangan
material toxic 74
SLUDGE CARRY OVER
• Definisi : • Tindakan :
Merupakan kondisi dimana terjadi - Check pH (pastikan probe tidak
lumpur yang terbawa di effluent
anerob. Sebagai Indikasi: error, check dg pH paper),
- Sludge carry over > 3ml/lt - Check parameter inhibitor
- Diikuti penurunan parameter - Check COD/BOD , Kebutuhan
yang lain nutrient

• Penyebab : • Pengobatan
- Terjadi Shockloading - Kurangi debit jika COD Loading
- Toxicity berlebih
- Tambahkan pH adjuster
- Hilangkan material inhibitor
Secondary Treatment

Kendala Umum IPAL

76
MINYAK LEMAK
• Sumber : Deheading/preparing, Kantin / Restourant, dapur

• Indikasi :
- Penumpukan minyak lemak di grease trap / collecting pit
- Penyumbatan Pipa / saluran
- Bau pada grease trap / collecting pit

• Pengobatan
- Pemasangan Grease Trap / Optimalisasi grease trap existing
- Peningkatan frekuensi pengambilan grease
- Pemakaian Bakteri untuk digester Grease dalam pipa atau
collecting pit
77
AMONIAK
• Tindakan :
• Sumber : Kamar-mandi - Check pH (pastikan probe tidak error,
check dg pH paper),
• Indikasi : - Cek DO
-jika kadarnya tinggi cukup - Check Amoniak di influent
menimbulkan bau - Check COD/BOD , check sebagai
-amoniak efluent masih diatas baku source carbon (BOD:N=100:5)
mutu
-Efek pada proses Biologi • Pengobatan
- Penambahan Blower & Volumemetrik
✓ penurunan pH
Aeration Tank
✓ Kerusakan proses biologi
- Penambahan pH Adjuster, jika
aerob diperlukan
- Pengaturan DO, Kesetimbangan
nitrifikasi-denitrifikasi
- Pemakaian Baktery Enzime 78
PHOSPAT
• Sumber : Kamar-mandi / Loundry
• Pengobatan
• Indikasi : - Penggantian jenis deterjen low
- jika kadarnya tinggi cukup timbul phospat
kerak pada dinging - Pemisahan loundry, dilakukan pre
- Phospat efluent masih diatas baku treatment
mutu - Modifikasi Unit Proses
- Pemakaian Baktery Enzime untuk
• Tindakan : mengoptimalkan proses biologi
- Check phospat di influent - Pengolahan Alternatif :
- Check Reduksi COD/BOD , check a.Chemical ( Iron Salt & Lime)
sebagai source carbon ( Rasio BOD : b.Hybrid ( membrane)
P = 100 : 1)
- Evaluasi Sistem Proses
BAU
• Sumber : • Tindakan :
- Check Minyak lemak, material busuk
-Pembusukan Minyak lemak,
lainnya
daging - Check karakteristik / parameter Influent
-kegagalan proses biologi , terjadi & Effluent Unit Proses
proses septik - Evaluasi Sistem Proses
-bakteri mati
• Pengobatan
- Pengambilan minyak lemak (Cleaning),
• Indikasi : frekuensi ditingkatkan
-Bau - Optimalisasi Proses Biologi / modifikasi
-Proses septik / hitam proses
- Pemakaian Baktery Enzime
untuk mengoptimalkan proses
biologi atau menghilangkan bau
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai