ABSTRAK
Dalam penelitian ini telah dilakukan penentuantimbulan, komposisi, karakteristik fisika seperti faktor
pemadatan alamiah dan berat jenis, dan karakteristik kimia seperti kelembapan, kadar volatil, dan kadar abu
dari sampah Kota Padang Panjang. Penentuan timbulan sampah dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner
dan pengambilan sampel sampah pada sumbernya dengan mengacu kepada metode SNI 19-3962-1994yang
dilakukan selama delapan hari berturut-turut. Dari hasil penelitian diperoleh timbulan sampah Kota Padang
Panjang sebesar 2,34 liter/org/hari atau 0,44 kg/org/hari dengan timbulan untuk daerah domestik 1,29
liter/org/hari, timbulan daerah komersil 0,287 liter/org/hari, timbulan institusi 0,68 liter/org/hari, timbulan
terminal 0,011 liter/org/hari, timbulan penyapuan jalan 0,0076 liter/org/hari, dan timbulan industri 0,074
liter/org/hari. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik sekitar 92,29% yang terdiri atas 46,98%
sampah makanan, 12,09% kertas, 16,40% plastik, 0,49% tekstil, 1,16% karet, dan 15,15% kayu/sampah
halaman, sedangkan sisanya sampah anorganik hanya 7,71% yang terdiri atas 2,51% kaca/gelas, 1,69% logam,
dan 3,5% sampah lain-lain. Faktor pemadatan sampah berkisar antara 1,25-1,33, sedangkan berat jenis
sampah berkisar antara 0,158-0,221 kg/l. Kadar air berkisar antara 53,86%-67,51%, kadar volatil antara
18,34%-30,82%,, dan kadar abu antara 8,28%-15,95%. Tingginya kelembapan dan komposisi sampah organik
menyebabkan sampah mudah membusuk dan menimbulkan bau, sehingga diperlukan wadah yang tertutup dan
tidak mudah berkarat. Pengolahan sampah yang dapat diusulkan adalah metoda komposting untuk
memanfaatkan sampah makanan dan sampah halaman, serta daur ulang untuk memanfatkan sampah plastik dan
kertas.
Kata kunci: Timbulan sampah, komposisi sampah, karakteristik sampah, pengolahan sampah.
1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI
Kota Padang Panjang merupakan daerah Tingkat II 1. Pengumpulan Data Sekunder
terkecil di wilayah Propinsi Sumatera Barat dengan Pengumpulan data sekunder berupa gambaran
luas 23.000 Ha. Seperti kota-kota yang ada di umum Kota Padang Panjang yang mencakup
Indonesialainnya, salah satu permasalahan utama luas dan batasan wilayah, tata guna lahan,
yang dihadapi Kota Padang Panjang adalah masalah kondisi fisik regional, topografi, jumlah
persampahan.Sebagai Kota yang pernah berhasil penduduk, serta peta-peta wilayah Kota Padang
meraih penghargaan Adipura, Kota Padang Panjang Panjang. Sistem pengelolahan persampahan
perlu meningkatkan dan mengembangkan sistem Kota Padang Panjang yang telah ada berupa:
pengelolaan persampahan yang yang telah ada. pewadahan di sumber, pengumpulan, sistem
Dalam merancang sistem pengelolaan persampahan transfer dan transpor, serta TPA.
suatu daerah, diperlukan data awal yang meliputi 2. Penyebaran kuisioner
timbulan sampah, komposisi, dan karakteristik Untuk mendapatkan informasi seperti tingkat
sampah yang dihasilkan di daerah yang pendapatan, jumlah penghuni, luas bangunan,
direncanakan (Damanhuri, 2004). Untuk frekuensi pengumpulan sampah dan lain-lain
mendapatkan gambaran karakteristik sampah yang dilakukan penyebaran kuesioner.
lebih mendalam, dalam penelitian ini akan dikaji
3. Pengambilan sampel sampah
lebih jauh timbulan sampah kota Padang Panjang
Untuk mendapatkan data timbulan sampah,
serta karakteristik lainnya yang mendukung
komposisi sampah, faktor pemadatan, dan berat
pengelolaan persampahan seperti faktor pemadatan
jenis sampah. Pengambilan dan pengukuran
dan berat jenis dan karakteristik kimia berupa kadar
sampel berdasarkan metode SNI-19-3964-1994.
air, kadar volatil, dan kadar abu.Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada Jumlah jiwa yang disampling (S) :
instansi terkait untuk pengelolaan sampah Kota 𝑆 = 𝐶𝑑 𝑃𝑆 …………………..(1)
Padang Panjang selanjutnya.
TeknikA 23
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
TeknikA 24
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
Tabel 2. Jumlah dan Lokasi Sampel Kategori Non rumah makan dan hotel yaitu 0,78 dan 0,42
Domestik L/m2/hari. Hal ini dikarenakan aktivitas sehari-hari
Sumber Jumlah Lokasi
masyarakat untuk berinteraksi jual-beli secara rutin
sampah (unit) dilakukan di pasar dan toko. Sementara itu di
Pasar 1 Pasar induk rumah makan dan hotel, merupakan tempat yang
Toko 7 5 di Jalan Sukarno Hatta, digunakan oleh seseorang sewaktu-waktu dan tidak
1 di Jalan A.Yani, kontinu setiap hari. Dibandingkan dengan fasilitas
1 diJalan St.Syahrir
Hotel 1 Hotel Hasiba Jalan KH.Ahmad komersial, timbulan sampah institusi jumlahnya
Dahlan relatif lebih rendah.
Rumah 2 rumah makan Sate Saiyo
Makan rumah makan Gumarang Tabel 4. Timbulan Sampah Domestik Kota Padang
Sekolah 9 SDN 1, SDN 3, SDN 9, SDN 18, Panjang dan Kota-Kota Lainnya
SMPN 1, SMPN 2, SMAN 1,
SMAN 2, dan Akper Nabila Kota Timbulan Volume
Kantor 7 Kantor BPS (l/o/h)
Kantor Camat Padang Panjang HI MI LI
Timur Padang Panjang 1,53 1,44 0,88
Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Pendapatan Daerah Bukittinggi a) 1,81 1,49 1,12
PLN b)
Badan Arsip Padang 2,36 2,18 1,87
Kelurahan Ekor Lubuk c)
Solok 1,86 1,74 1,54
Rumah 1 RSUD Padang Panjang a)
Sakit Sumber: Laylani, 2005
b)
Efriani, 2005
Penyapuan 3 Jalan Sukarno Hatta, c)
Novalita, 2003
Jalan KH. Ahmad Dahlan,
Jalan St.Syahrir Tabel 5. Timbulan Sampah Non Domestik
Terminal 1 Terminal Kantin Kota Padang Panjang
Industri 1 Industri kapur di kelurahan Koto
Panjang Klasifikasi Satuan Timbulan Sampah
Timbulan Timbulan
Tabel 3. Timbulan Sampah DomestikKota Padang
Volume Berat (kg)
Panjang (L)
No Kategori Timbulan Timbulan Komersil
Volume Berat Pasar /m2/hari 0,78 0,49
(L/o/h) (Kg/o/h) Toko /org/hari 4,06 0,46
1 High income (HI) 1,53 0,33 Rumah Makan /org/hari 0,20 0,05
2 Medium income 1,44 0,26 Hotel /TT/hari 0,69 0,097
(MI) Institusi
3 Low income (LI) 0,88 0,14 Kantor /org/hari 1,78 0,13
Rata-rata 1,29 0,24 Sekolah /org/hari 0,17 0,026
Rumah Sakit /TT/hari 0,43 0,08
Penyapuan Jalan /m/hari 0,01 0,003
Dibandingkan dengan Kota Padang dengan
timbulan 1,87-2,36L/org/hari, dan Kota Bukittinggi Terminal /m2/hari 0,09 0,018
(1,12-1,81 L/org/hari), timbulan sampah domestik Industri /m2/hari 0,19 0,024
masyarakat Kota Padang Panjang (0,88-1,53
L/org/hari)lebih kecil untuk setiap tingkat Timbulan sampah institusi terbesar berasal dari
pendapatan (Tabel 4). Hal ini disebabkan klasifikasi kantor yaitu 0,13 L/m2/hari dilanjutkan oleh rumah
kota yang berbeda antara Kota Padang Panjang sakit 0,08 L/m2/hari, sekolah 0,026 L/m2/hari,
denganKota Padang dan Kota Bukittinggi, dari segi industri 0,024 L/m2/hari dan terminal 0,018
jumlah penduduknya.Kota Padang termasuk L/m2/hari. Aktivitas kantor dan rumah sakit yang
kategori kota besar, kota Bukittinggi termasuk periode waktunya cukup panjang setiap harinya
kategori kota sedang, sedangkan Kota Padang menyebabkan sampah yang dihasilkannya pun
Panjang termasuk kategori kota kecil. relatif tinggi. Sebaliknya aktivitas yang lebih
singkat dan tidak kontinu seperti di sekolah,
Timbulan rata-rata sampah non domestik dari terminal dan industri menjadikan timbulan sampah
sumber komersil, institusi, terminal, penyapuan yang dihasilkan lebih kecil. Selain itu timbulan
jalan, dan industri dalam satuan volume dan berat sampah di terminal relatif kecil, karena terminal
ditampilkan pada Tabel 5. Timbulan sampah yang yang ada bukan terminal kota besar, sehingga
berasal dari pasar dan toko merupakan timbulan aktivitas kendaraan pun tidak terlalu tinggi.
sampah komersial yang paling tinggi dibandingkan
TeknikA 25
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
Ditinjau dari satuan berat timbulan sampah terbesar komponen-komponen yang terbuat dari plastik
berasal dari fasilitas komersil yaitu pasar dan toko (74%) serta penggunaan kertas dalam jumlah yang
sebesar0,49 kg/m2/hari dan 0,46 kg/m2/hari. cukup besar dan memiliki berat yang signifikan.
Meskipun satuan timbulan berat sampah rumah Sampah dari terminal memiliki komposisi sampah
makan dan hotel lebih kecil dari sampah pasar dan yang mirip dengan toko, yang mencakup sampah
hotel yaitu 0,05 kg/org/hari dan 0,097 kg/TT/hari, makanan, kertas dan plastik (44%, 11% dan 8%).
kecuali dengan kantor sampah fasilitas komersil Seperti karakteristik sampah toko, dengan
relatif lebih besar dibandingkan dengan timbulan kandungan kertas dan plastik yang cukup besar
berat sampah dari fasilitas institusi. Besarnya nilai berat timbulan sampahnya juga tidak terlalu tinggi.
timbulan sampah fasilitas komersil seperti sampah Sementara itu berat timbulan sampah dari
pasar, antara lain disebabkan karena komposisi penyapuan jalan adalah yang terrendah, karena
sampah organik yang berasal dari sampah makanan sebagian besar sampah hanya berasal dari sampah
merupakan komponen yang terbesar. Sampah tanaman yang beratnya juga tidak signifikan.
makanan memilikikelembapan yang tinggi sehingga Jika dibandingkan timbulan sampah komersil dan
beratnyapun menjadi lebih besar. institusi Kota Padang Panjang dengan kota Padang
Sementara itu sampah toko komposisinya lebih dan Bukittinggi(Laylani, 2005), maka timbulan
beragam mencakup sampah makanan (63%), kertas sampah komersil dan institusi Kota Padang Panjang
(14%) dan plastik (14%). Meskipun volume lebih kecil dibandingkan dengan kota-kota
timbulannnya yang terbesar, namun dibandingkan lainnya.Perbedaan timbulan sampah ini
sampah pasar beratnya lebih kecil. Plastik dan dikarenakan perbedaan klasifikasi kota. Kota
kertas meskipun mempunyai volume besar namun Padang merupakan ibu kota Propinsi Sumatera
beratnya relatif ringan. Timbulan sampah rumah Barat, sebagai pusat seluruh aktifitas baik bisnis,
makan dalam satuan berat terhadap volume pendidikan, pelayanan publik dan pemerintahan di
perbandingannya sekitar 25% yaitu 0,05 Propinsi Sumatera Barat. Begitu juga kota
kg/org/hari. Akan tetapi karena timbulan sampah Bukittinggi(Laylani, 2005), merupakan salah satu
dari rumah makan tidak terlalu tinggi, maka pusat bisnis, dan pusat pendidikan dan kota tujuan
beratnya pun relatif kecil, meskipun kandungan wisata di Propinsi Sumatera Barat.Perbandingan
sampah makanannya tinggi (91%). Timbulan timbulan sampah non domestik Kota Padang
sampah hotel dalam satuan berat dibandingkan Panjang dengankota-kota lainnyadapat dilihat pada
dengan satuan volumenya relatif kecil. Seperti pada pada Tabel 6.
timbulan berat pada toko komposisi sampah hotel
Tabel 6.Timbulan Sampah Komersil dan Institusi
terdistribusi pada sampah makanan, kertas dan
Kota Padang Panjangdan Penelitian Lainnya
plastik, sehingga satuan beratnya tidak terlalu
signifikan yaitu 0,097 kg/TT/hari. Klasifikasi Satuan Kota
Padang Padang Bukittinggi
a) b)
Panjang
Berat timbulan sampah institusi terbesar berasal Komersil
dari kantor yaitu 0,13 kg/org/hari diikuti oleh Pasar L/m2/hari 0,78 2,90 1,93
rumah sakit yaitu 0,08 kg/TT/hari. Meskipun Toko L/m2/hari 0,42 1,06 0,37
sampah rumah sakit mempunyai komponen sampah Rumah L/orghari 0,20 2,54 1,10
makanan yang cukup besar (61%), namun karena Makan
nilai timbulannya kecil, maka volumenya pun turut Hotel L/TT/hari 0,69 2,51 3,51
kecil. Sementara itu timbulan sampah kantor Institusi
beratnya relatif lebih besar, sehingga ditinjau dari Kantor L/orghari 1,78 1,51c) 1,51
nilai berat timbulan sampah menjadi lebih besar Sekolah L/orghari 0,17 0,35 c) 0,35
meskipun terhadap satuan volume persentasenya Rumah L/orghari 0,14 1,54 c) 1,54
relatif kecil. Berat timbulan sampah yang berasal Sakit
a)
Sumber: Pangerani, 2006
dari industri relatif masih lebih besar b)
Mailisa, 2005
(0,024kg/m2/hari) dibandingkan dengan berat
timbulan sampah dari terminal (0,018kg/m2/hari)dan Melalui persamaan 3 dapat dihitung masing-masing
penyapuan jalan (0,003kg/m/hari). timbulan equivalen komersil, institusi, terminal,
Hanya terminal yang memiliki kandungan sampah Industri dan sapuan jalan dalam satuan L/org/hari
makanan yang terbesar (44%), sedangkan kg/org/hari seperti yang ditampilkan pada Tabel7.
penyapuan jalan masih terdapat sisa sampah Persentase timbulan sampah non domestik Kota
makanan (6%) bahkan sampah industri terpilih Padang Panjang yaitu 45%lebih kecil daripada
tidak mengandung sampah makanan sama sekali. sampah domestik yaitu 55%. Dari hasil ini terlihat
Lebih besarnya berat timbulan sampah dari industri bahwa, sebagian besar sampah yang dihasilkan di di
dibandingkan yang lainnya, karena adanya kota ini berasal dari rumah tangga. Hal ini
TeknikA 26
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
menunjukkan bahwa, Kota Padang Panjang pun jumlahnya cukup signifikan di setiap kategori
termasuk kategori kota kecil, dimana aktivitas rumah tangga yaitu pada kisaran 7,46 - 15,14 %.
perekonomian belum berkembang pesat dan pusat Dibandingkan dengan komponen organik,
perekonomian masyarakat masih bertumpu di pasar komponen anorganik yang terdiri dari kaca, gelas,
induk Kota Padang Panjang. logam dll jumlahnya tidak terlalu signifikan yaitu
antara 0 -7,74%.
Tabel 7.Timbulan Equivalen Sampah Non
Domestik Kota Padang Panjang Ditinjau dari segi tingkat pendapatan, terdapat
perbedaan komposisi dominan dari masing-masing
Klasifikasi Timbulan Equivalen
sampah yang dihasilkannya. Sampah dengan
L/org/hari kg/org/hari komposisi organik tertinggi berasal dari golongan
Komersil 0,287 0,08 LI (97,99%), sedangkansampah dengan komposisi
Institusi 0,68 0,11
anorganik yang tertinggi dihasilkan dari golongan
Industri 0,074 0,0096 MI (10,19%).
Jalan 0,0076 0,0024 Secara keseluruhan terlihat pada Tabel 9, ada
Terminal 0,011 0,0027 kesamaan pola kecenderungan yang sama pada
TOTAL 1,050 0,205 komposisi sampah domestik Kota Padang Panjang,
Kota Padang (Efriani, 2005) dan Kota Bukittinggi
Timbulan sampah Kota Padang Panjang secara (Laylani, 2005). Semakin tinggi tingkat pendapatan,
keseluruhan (qt) diperoleh dengan menjumlahkan semakin sedikit komposisi sampah organik yang
timbulan sampah domestik (qd) dan timbulan dihasilkan, terutama pada sampah makanan.
sampah non domestik (qnd). Dari hasil perhitungan Sebaliknya semakin tinggi tingkat pendapatan,
didapatkan timbulan sampah Kota Padang Panjang semakin besarkomposisi sampah kertas dan plastik
sebesar 2,34 liter/orang/hari (0,44 kg/orang/hari). yang dihasilkan.
Komposisi Sampah Seperti komposisi sampah domestik, pada sampah
non domestik juga diperoleh komposisi sampah
Hasil analisis komposisi sampah domestik Kota
terbesar adalah komposisi organik yaitu 91,99 %,
Padang Panjangmenunjukkan bahwa komposisi
sedangkan komposisi anorganik hanya 8,01 %.
sampah terbesar adalah komponen organik yaitu
Komposisi organik sebagian besar terdiri dari
92,59 %, dan sisanya komponen anorganik
sampah makanan yaitu 33,01 %,sedangkan
sebesar7,41 % (Tabel 8). Dari komponen organik
komposisi anorganik terdiri dari kaca/gelas 1,79 %,
tersebut sampah makanan merupakan komponen
logam 2,30 %, dan lain-lain 3,92 %. Secara
terbesar dengan kisaran 54,94 sampai 71,23 %
keseluruhan komposisi sampah non domestik Kota
diikuti oleh kertas (4,44-17,52%) dan plastik (7,18
Padang Panjang dapat dilihat pada Tabel 10.
- 11,56%). Selain itu komposisi sampah halaman
Tabel 8. Komposisi Sampah Domestik Kota Padang PanjangDan Penelitian Lainnya.
Jenis Sampah Kota/Komposisi Sampah (%)
Padang Panjang Padang Bukittinggi
HI MI LI HI MI LI HI MI LI
Organik
SampahMakanan 54,94 56,71 71,23 61,73 66,59 70,98 42,57 48,13 61,62
Kertas 17,52 10,41 4,44 7,16 7,63 7,14 14,28 18,07 12,34
Plastik 9,71 11,56 7,18 11,58 12,13 11,51 21,83 15,57 12,64
Tekstil 0,25 0,48 0,00 1,98 1,17 0,64 0,82 1,71 0,14
Karet 0,10 0,44 0,00 1,03 0,3 0,13 0,56 2,07 0,10
Kayu/Sampah 7,46 10,21 15,14 10 6,04 3,74 10,20 7,05 7,11
Halaman
Total Organik 89,98 89,81 97,99 93,85 93,96 94,93 90,26 92,60 93,96
Anorganik
Kaca/Gelas 1,94 7,74 0,00 3,01 1,66 0,63 6,10 3,31 3,97
Logam 1,00 1,76 0,51 1,5 1,74 0,99 3,64 3,85 2,08
Lain-lain 7,09 0,69 1,50 1,64 2,63 3,46 0,00 0,24 0,00
Total Anorganik 10,02 10,19 2,01 7,14 4,01 6,11 9,74 7,40 6,04
Ket: HI = high income; MI =Medium income; LI = low income
TeknikA 27
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
Tabel 10. Komposisi Sampah Kota Padang Panjang Padang Panjang seperti juga di kota-kota di
dan Penelitian Lainnya Indonesia umumnya oleh yang berwenang,
sehingga peningkatan jumlah plastik dan kertas
Komposisi Sampah (%)
Komponen Sampah
tidak dapat dibendung.
Padang Negara
Panjang Berkembanga)
Organik Faktor Pemadatan
Sampah Makanan 46,98 40 - 85 Besarnya faktor pemadatan atau rasio volume
Kertas 12,09 1 – 10 sampah awal dibandingkan dengan volume sampah
Plastik 16,40 1–5 setelah terjadinya kompaksi, bervariasi antara satu
Tekstil 0,49 1–5 sumber dengan sumber lainnya tergantung pada
Karet 1,16 1–5 jenis sampah dan lamanya sampah tertimbun.
Kayu/Sampah Halaman 15,15 1–5 Dengan diketahuinya faktor pemadatan ini, maka
Total Organik 92,29 dapat diketahui besarnya reduksi volume sampah
Anorganik secara alami.
Kaca/Gelas 2,51 1 – 10
Logam 1,69 1 – 10 Dari hasil percobaan diperoleh faktor pemadatan
Lain-lain 3,50 1 – 40 sampah Kota Padang Panjang berkisar antara 1,20 –
Total Anorganik 7,71 1,49 dengan rata-rata sebesar 1,29 (Tabel 11).Pada
Sumber: a)Tchobanoglous, 1993 sampah domestik, faktor pemadatan sampah
golongan HI, MI dan LI sedikit berbeda, dimana
Jika komposisi domestik dan non domestik dirata- fakor pemadatan untuk HI (1,33) lebih tinggi
ratakan, maka didapatkan komposisi sampah Kota dibanding MI (1,32) dan LI (1,25). Perbedaan ini
Padang Panjang keseluruhan. Dari komposisi dapat dikarenakan perbedaan komposisi sampah
sampah kota Padang Panjang keseluruhan, dari LI, MI dan HI. Pada sampah golongan HI lebih
diperoleh komponen sampah organik dari bahan banyak komponen kertas dan plastik dari pada
makanan sebesar 45,98% kertas12,09%, plastik golongan MI dan LI, sehingga volume setelah
16,40%, dan sampah halaman 15,15% secara terjadinya kompaksi jauh lebih kecil dibandingkan
berurutan merupakan komponen sampah yang awalnya. Sementara itu pada golongan LI lebih
terbesar. Dibandingkan dengan literatur banyak komponen sampah makanan dari pada
(Tchobanoglous, 1993) komposisi sampah Kota golongan MI dan HI, sehingga dari awalnyapun
Padang Panjang berada pada rentang komposisi sampah sudah lebih terkompaksi.
sampah negara berkembang, kecuali untuk sampah
plastik dan kertas. Menurut Tchobanoglous Besarnya faktor pemadatan sampah non domestik
komposisipada negara berkembang untuk kertas Kota Padang Panjang berkisar 1,20 –1,49. Sampah
adalah 1-10% dan plastik 1-5%.Lebih besarnya Industri memiliki faktor pemadatan yang lebih
persentase komposisi sampah plastik dan kertas di tinggi dibandingkan dengan sumber sampah lainnya
Kota Padang Panjang dibandingkan dengan rentang yaitu 1,49. Besarnya faktor pemadatan pada sampah
Tchobanoglous dapat disebabkan oleh tidak adanya industri karena sampah industri didominasi
pembatasan penggunaan plastik dan kertas di Kota komponen plastik dan kertas. Faktor pemadatan
TeknikA 28
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
Hasil penelitian sampah domestik yang dilakukan Pada sampah domestik berat jenis masing-masing
di Kota Solok (Novalita, 2003) didapat faktor golongan HI, MI dan LI berbeda, dimana berat
pemadatan sekitar 1,32-1,37, rentang yang tidak jenis HI (0,221 kg/L) lebih tinggi dibanding MI
jauh berbeda dengan faktor pemadatan sampah (0,20 kg/L) dan LI (0,158 kg/L). Perbedaan ini
domestik Kota Padang Panjang yaitu 1,25-1,33, dikarenakan perbedaan komposisi di dalam
sedangkan sampah non domestik faktor pemadatan sampah. Tidak jauh berbeda dengan sampah
sampah rata-rata Kota Padang Panjang adalah 1,29 domestik, berat jenis sampah non domestik Kota
lebih kecil dari Kota Bukittinggi 1,45(Laylani, Padang Panjang mempunyai kisaran yang tidak
2005). Hal ini karena komposisi sampah organik jauh berbeda yaitu antara 0,107 – 0,629 kg/L. Berat
Kota Solok (93,20%) dan Bukittinggi (94,46%) jenis rata-rata sampah komersil adalah 0,292 kg/L,
lebih besar dari Padang Panjang (92,29%). sedangkan berat jenis rata-rata sampah institusi
adalah 0,162 kg/L. Pada sampah institusi dan
Besarnya faktor pemadatan sampah akan komersil, berat jenis paling tinggi berasal dari
berpengaruh terhadap nilai dari berat jenis sampah rumah sakit dan pasar. Besarnya berat jenis pada
tersebut. Seperti pada sampah domestik, masing- sampah rumah sakit dan pasar disebabkan karena
masing tingkat pendapatan memiliki faktor sampah banyak mengandung sisa makanan
pemadatan yang berbeda. Faktor pemadatan dengankandungan kadar air yang tinggi yang dapat
golongan HI (1,33) lebih besar dari golongan MI menambah berat sampah.
(1,32), dan golongan MI lebih besar dari golongan
LI (1,25), sedangkan berat jenis golongan HI (0,221 Dibandingkan dengan berat jenis sampah kota
kg/L) lebih besar dari MI (0,2 kg/L), dan golongan lainnya, berat jenis sampah Kota Padang Panjang
MI berat jenisnya lebih besar dari golongan LI nilainya tidak berbeda jauh. Berat jenis sampah
(0,158 kg/L). Dapat disimpulkan bahwa, semakin sangat dipengaruhi oleh komposisi sampah dan
tinggi faktor pemadatan semakin besar nilai berat kompaksi sampah. Semakin besar sampah dapat
jenisnya. berkompaksi, maka semakin besar berat jenis
sampah.
TeknikA 29
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
TeknikA 30
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
TeknikA 31
Vol. 20 No. 1 April 2013 ISSN : 0854-8471
REFERENSI
1. Badan Pusat Statistik, “Padang Panjang
Dalam Angka 2004”, Padang.2004.
2. Damanhuri, E.,”Diktat Kuliah
Statistika”,ITB.Bandung. 1995.
3. Damanhuri, E dan Padmi, T.,”Diktat Kuliah
Pengelolaan Sampah”, ITB. Bandung.2004.
4. Departemen Pekerjaan Umum,”Metode
Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan Sampah PerkotaanSK SNI 19-3964-
1994”.1994.
5. Laylany, W.,”Studi Timbulan, Komposisi, dan
Karakteristik Sampah Domestik Kota
Bukittinggi”, Tugas AkhirS1. Teknik
Lingkungan Universitas Andalas,
Padang.2005.
6. Mailisa, T.,”Studi Timbulan, Komposisi, dan
Karakteristik Sampah Non Domestik Kota
Bukittinggi”, Tugas AkhirS1, Teknik
Lingkungan Universitas Andalas,
Padang.2005.
7. Novalita,”Studi Karakteristik, Komposisi, dan
Timbulan Sampah Kota Solok”. Tugas Akhir
S1. Teknik Lingkungan Universitas Andalas,
Padang. 2003.
8. Pangerani, M,. “Satuan Timbulan dan
Komposisi Sampah Komersil Kota Padang
Pada Musim Kemarau Tahun 2005”. Tugas
AkhirS1. Teknik Lingkungan Universitas
Andalas, Padang. 2006.
9. Tchobanoglous, G., “Integrated Solid Waste
Management”. McGraw-Hill. New York.
1993.
TeknikA 32