PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan dari pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun
Anggaran 2023 ini adalah:
1. Memperbaiki sarana sanitasi masyarakat yang tinggal di perkampungan
kumuh/miskin di perkotaan dengan pendekatan Pogram (DAK) Masyarakat/SBM
2. Memberikan bantuan septik tank kepada masyarakat kurang mampu yang membuang
tinja disungai atau bahkan dipekarangan rumah.
1.3 METODE PELAKSANAAN
Skema pendekatan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun
Anggaran2023 mengedepankan prinsip Demand Responsive Approach (DRA) yaitu
pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan. Hanya lingkungan yang tertarik, berminat dan
siap berkontribusi terhadap program ini yang akan ditindaklanjuti,sehingga diharapkan rasa
memiliki dan bertanggung jawab atas keberlanjutan sarana bisa tetap dijaga.
Partisipasi masyarakat juga menjadi hal yang ditekankan pada program ini, tidak saja
pada saat konstruksi tapi pada saat perencanaan dan juga operasional dan pemeliharaan
sarana sanitasi yang dipilih. Masyarakat di fasilitasi untuk membentuk Tim Pelaksana
Swakelola -Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM)) yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan ini.
Opsi pilihan teknologi pada saat perencanaan didiskusikan dan dimusyawarahkan
dengan masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-
masing teknologi dan konsekuensioperasional dan pemeliharaan sarana yang terbangun.
Pemilihan Desa/lingkungan melalui suatu mekanisme yang disebut Proses Seleksi
Masyarakat (Self-selection Process). Adapun langkah-langkahnya adalah sbb:
• Pengumpulan data sekunder 3-6 lingkungan kumuh / miskin perkotaan dan peninjauan
kelayakan teknis kampung secara cepat
• Presentasi kepada stakeholder dusun/lingkungan yang memenuhi syarat teknis di tempat
diadakannya pertemuan.
• Surat Undangan dari masyarakat/ dusun/ lingkungan/desa/ Desadikirimkan kepada
Pelaksana untuk melaksanakan Rapid Participatory Assessment (RPA)
• Pelaksanaan RPA di masing-masing dusun/lingkungan dilanjutkan dengan Proses Seleksi
Kampung oleh Masyarakat (Self-selection Stakeholders Meeting)
• Penandatanganan Nota kesepahaman (MoU) antara Masyarakat, dusun/lingkungan,
Pemerintah Kota/Kabupatendan Pelaksana Program.
2
• Implementasi Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2023 juga
dilakukan melalui kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat melalui:
Pengarahan teknis konstruksi kepada tukang dan panitia Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2023.
Pelatihan Manajemen Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS KSM) dan pengelolaan keuangan Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS KSM).
Kampanye kesehatan masyarakat kepada seluruh calon pengguna.
Pelatihan teknis pengoperasian dan perawatan kepada operator.
3
BAB II
PROSES SELEKSI LOKASI PARTISIPATIF
4
BAB III
PROFIL LOKASI
1. ADMINISTRASI
Desa Kilang Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur. Secara
administratif memiliki batas wilayah adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Lendang Belo
Sebelah Selatan : Desa Sukadana
Sebelah Timur : Desa Montong Betok
Sebelah Barat : Desa Lando
Secara topografi, Desa Kilang merupakan desa yang berada di tengah kota Kecamatan
Montong Gading. Hal ini ditandai dengan adanya pasar besar yang aktif setiap hari dan
banyak kios-kios untuk berdagang, pendidikan, fasilitas umum dan lain – lain yang berada
diwilayah Montong Gading. Desa Kilang terdiri dari 9 Kawil yakni : Kawil Kilang Selatan,
Kilang Utara, Mekar Jaya, Gunung Malang, Lengkok, Bendung Selatan, Bendung Utara,
Otak Dese, Pulesari. Posisi orbitasi Desa Kilang ke pusat pemerintahan yang lebih kurang
memiliki jarak ± 1 km dan waktu tempuh ± 5 menit dengan alat transportasi darat.
Berdasarkan data penduduk, jumlah penduduk di Desa Kilang Kecamatan Montong
Gading, Kabupaten Lombok Timur sebesar 2.253 KK, dengan jumlah jiwa 6.505 orang,
terdiri dari 3.293 jiwa laki-laki dan 3.212 jiwa perempuan. secara umum didapatkan bahwa
penyebaran penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut petani sejumlah 902
orang, buruh tani sejumlah 374 orang, Buruh Migran 122 Orang, PNS/TNI Polri sejumlah 12
5
orang, Montir/Sopir sejumlah 10 orang, Peternak 117 Orang, Purnawirawan/ Pensiunan 12
Orang, Pedagang Keliling 51 Orang, Karyawan Perusahaan Swasta sejumlah 237 Orang,
Jasa Penyewaan Peralatan Pesta Sejumlah 9 Orang, Hnorer sejumlah 63 Orang, Perangkat
Desa Sejumlah 12 Orang dan Pengrajin Industri rumah tangga 70 Orang.
Kondisi sanitasi di lokasi ini tergolong cukup baik karena sebagian besar masyarakat
sudah mempnyai WC sendiri, akan tetapi semuanya tidak memenuhi standar, karena setiap
rumah sudah mempunyai WC sendiri akan tetapi tidak memenuhi standar akan
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Untuk kebutuhan sehari-hari seperti cuci dan mandi masyarakat menggunakan air yang
bersumber dari sumur gali, sumur pompa dan PAM perpipaan. Sedangkan untuk kebutuhan
buang air besar (BAB) masyarakat yang belum memiliki jamban biasanya numpang di WC
keluarga.
Limbah yang dihasilkan masyarakat sebagian besar dibuang langsung ke sungai sehingga
kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan sehingga dapat menurunkan kualitas air baku dan
berdampak terhadap tingkat kesahatan masyarakat. Adapun sarana kesehatan masyarakat
terdekat yang dimanfaatkan masyarakat adalah berupa 11 Posyandu, 1 Pustu, 1 Apotik, 1
Rumah Bersalin dan 1 Balai Kesehatan Ibu dan Anak.
Dengan adanya kondisi tersebut maka, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur bermaksud
untuk mengurangi tingkat pencemaran air limbah dengan membangun Tangki Septik Skala
Individual melalui Program Dana DAK Bidang Sanitasi. Effluent pengolahan air limbah
yang bersumber dari MCK/ limbah rumah tangga yang sudah diolah dengan Tangki Septik
Individual diharapkan dapat memenuhi standar baku mutu yang mengacu pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 112 tahun 2003.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka masyarakat di desa Kilang sangat antusias untuk
mengikuti Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya pernyataan surat minat dari masyarakat kepada pihak Kabupaten Lombok Timur.
Keminatan dari masyarakat terhadap Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi juga
ditunjukkan dengan adanya kesediaan masyarakat untuk berkontribusi serta bersedia
membayar biaya perawatan dan operator sesuai kesepakatan yang dibuat bersama.
6
BAB IV
KETERSEDIAAN LAHAN
Lahan untuk tempat pengolahan limbah adalah syarat mutlak dalam Program Dana
Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi T.A 2023. Luas lahan yang dibutuhkan minimal 1.2
x 1.2 meter. Letak lahan tersebut berada di kawasan rumah pemanfaat itu sendiri, yakni jelas
status kepemilikannya, tidak dalam sengketa, serta tidak ada keberatan dari rumah tangga
sekitarnya. Ketersediaan lahan tersebut dibuktikan pada saat pelaksanaan seleksi lingkungan.
Sesuai persyaratan di atas, setiap lokasi program rata-rata pengguna/pemanfaat berjumlah
minimal 50 kepala keluarga (KK) dan lahan yang ada luasnya adalah 1.5 meter persegi:
panjang 1,2 meter, lebar 1,2 meter.
7
BAB V
ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN KSM
5.1 KEPANITIAAN
8
Pengontrak Sebelah-Menyebelah (penyanding). Surat Keputusan Kepala Desa Kilang,
Daftar Calon Pengguna dan Surat Pernyataan Penyanding terlampir.
Pengurus dan anggota TPS KSM NGIRING HIDUP SEHAT Desa Kilang adalah
sebagai berikut:
Ketua : Lalu Heri Susandra
Sekretaris : Hasbullah, S.Pd
Bendahara : Evi Ayu Wulandari
A. SEKSI PERENCANAAN :
Anwar
Lalu Budi
B. SEKSI PELAKSANAAN :
H. Lalu Zakaria
Beni Juliasgar
C. SEKSI PENGAWASAN:
Sukardi
Saharudin
D. SEKSI PENGADAAN BARANG
L. Budi Araputra
Munggah
Wira
(SK TPS KSM Terlampir)
10
C. Tim Pengawasan
Tim pengawasan mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi
pekerjaan swakelola secara rinci tugas tim pengawas adalah
1. Pengawasan kepada pekerja dengan di dampingi oleh TFL;
2. Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan keuangan;
3. Di damping oleh TFL bertanggungjawab / menilaiataskualitasdan progress
pekerjaanfisik;
4. Berkoordinasi dengan TFL menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan dan/atau
ditindaklanjuti ke KPA;
D. Panitia Pengadaan :
Berdasarkan perpres No. 54 tahun 2010 (dan perubahannya sesuai perpres No 70
tahun 2012 tentang mekanisme pengadaan barang dan jasa), panitia/ pejabat pengadaan
diangkat oleh penanggung jawab kelompok masyarakat (TPS KSM) untuk melakukan
pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola dan panitia /
pejabat pengadaan barang diperbolehkan bukan PNS
1. Bertanggung jawab dalam melaksanakan survei dan mengundang suplier dan/atau
kontraktor untuk pengadaan material;
2. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan barang atau pekerjaan kontruksi;
E. O/M
1. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi yang telah dibangun
2. Mengumpulkan iuran warga
3. Melestarikan sarana sanitasi yang telah dibangun
4. Bekerjasama dengan tim perencana bila ada pengembangan sarana sanitasi
11
BAB VI
PENETAPAN CALON PENGGUNA PROGRAM DAK INFRASTRUKTUR
BIDANG SANITASI TAHUN ANGGARAN 2023
6.1 PROSES
Untuk menentukan calon pengguna sarana Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi Tahun Anggaran 2023 digunakan pendekatan partisipatif, dimana masyarakat
sendiri yang harus menentukan siapa saja calon pengguna atau penerima manfaat program.
Untuk menentukan hal tersebut harus berdasarkan kriteria tertentu, dan kriteria itu harus
disusun bersama oleh masyarakat sendiri. Apabila kriteria telah ditentukan dan perkiraan
jumlah calon penerima manfaat sudah diputuskan, kemudian harus diidentifikasi nama-nama
dan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk menentukan tingkat
aksesibilitas kepada sarana sanitasi yang akan dibangun. Alat yang digunakan Klasifikasi
Kesejahteraan (Wealth Classification) dan Pemetaan oleh Masyarakat (Community
Mapping).
Secara singkat penggunaan alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi Kesejahteraan (Wealth Classification)
Klasifikasi Kesejahteraan digunakan untuk mengidentifikasi jumlah calon pengguna
dari kelompok sosial masyarakat miskin, menengah atau kaya, sesuai kriteria
masyarakat sendiri. Alat ini penting untuk menghindarkan program dimanfaatkan
oleh segelintir golongan yang dekat dengan elit desa dan dimanfaatkan untuk
kepentingan politik.
Caranya adalah pertama-tama masyarakat diajak untuk membuat klasifikasi sosial
berdasarkan klasifikasi kaya-menengah-miskin. Kemudian mereka diminta untuk
menentukan ciri-ciri (indikator) dari setiap klasifikasi sosial tersebut.
Selanjutnya, mereka diminta untuk menentukan jumlah/persentase dari masing-
masing kelompok sosial tersebut berdasarkan keadaan riil.
Terakhir, mereka diminta untuk menentukan kelompok sosial masyarakat yang mana
yang akan menjadi prioritas calon penerima manfaat program.
6.2 HASIL
1. Kriteria calon pengguna:
Tinggal di Desa Kilang
Diutamakan warga yang sudah memiliki jamban sendiri.
Golongan ekonomi miskin, sedang dan kaya
13
BAB VII
PEMILIHAN TEKNOLOGI SANITASI
7.1 PROSES
Pemilihan teknologi sarana sanitasi yang akan dibangun sesuai kesepakatan
masyarakat calon pengguna dilakukan dengan menyajikan dan membahas Pilihan Teknologi
yang ada.
Pertama, fasilitator lapangan terlebih dahulu menjelaskan kelebihan dan kekurangan
masing-masing pilihan yang sesuai dengan kondisi Lingkungan Pekandelan. Berbagai
alternatif pilihan teknologi sanitasi, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis
teknologi, serta konsekuensi kebutuhan biaya masing-masing jenis teknologi. Untuk
melengkapi perencanaan yang memadai, survey teknis dilakukan bersama-sama antara
konsultan teknis dengan masyarakat.
Adapun model-model pilihan yang disampaikan yang kemungkinan menjadi
alternative dan sesuai dengan kondisi di Desa Kilang antara lain:
a. Septictank Individual
b. Septictank dengan Peripaan sederhana
Setelah masyarakat merasa puas dan cukup mendapat informasi, maka pilihan jatuh pada
Septictank Individual. Dengan beberapa pertimbangan:
Masing-masing rumah sudah memiliki kamar mandi dan WC atau jamban sendiri.
Selama ini banyak masyarakat buang air besar di sembarang tempat dengan cara
memanfaatkan sungai sebagai alternatif terdekat.
Ada lahan yang cukup memadai untuk menempatkan/membangun Septictank di masing-
masing lahan/rumah. Dan menjaga sumber mata air yang sangat di butuhkan oleh
masyarakat di Lingkungan tersebut.
DED atau Detail Enginering Design dibuat setelah dilakukan seleksi atau pemilihan jenis
teknologi yang akan digunakan oleh masyarakat.
7.2 HASIL
Setelah melalui proses diskusi yang cukup panjang sekaligus mempertimbangkan
saran dan masukan dari Tenaga Fasilitator Lapangan DAK (Dana Alokasi Khusus),
masyarakat kemudian memutuskan untuk menggunakan fasilitas Septictank Individual
dengan pertimbangan antara lain:
14
Hampir 60% masyarakat sudah mempunyai fasilitas jamban/WC di rumah sendiri,
sisanya menggunakan WC/KM bersama yang umumnya terdapat di lokasi secara
sembarang yang tidak memiliki jamban.
Untuk limbah dapur/cuci langsung menuju ke saluran drainase di depan rumah.
Kondisi lahan memungkinkan untuk pembangunan Septictank Individual.
Pembuangan efluen air limbah dari Pengembangan menuju drainase terdekat/sungai.
Komponen-komponen sistem Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun
Anggaran2023 di Desa Kilang ini terdiri atas.
Tangki Septik
Satu Unit Jamban
Pipa PVCD 4” cm maksimal 6 meter Pipa Inlet
Pipa PVCD 1” maksimal 6 meter pipa outlet menuju draisnase atau resapan
Spesifikasi Konstruksi Septictank ini adalah sebagai berikut:
Pasir Urung sebagai dasar lantai kerja setebal 10cm.
PipaPVC 4”
Semen Satusak
7.3 LAMPIRAN
Detail Engineering Design (DED)-Lampiran 7.1
Rencana Anggaran Biaya (RAB)-Lampiran 7.2
15
BAB VIII
MEKANISME PENCAIRAN, PENGELOLAAN,
DAN PELAPORAN KEUANGAN
16
Alur mekanisme pencairan dana ditunjukkan pada diagram berikut:
MEKANISME PENCAIRAN DANA PROGRAM DAK(DANA ALOKASI KHUSUS)
INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI
KABUPATEN LOMBOK TIMUR T.A 2023
SP2D
BPD CABANG (surat permintaan
PANCOR pencairan dana)
TPS
Rekening
KSM
Pemanfaatan
BLM
CATATAN :
- Dana dari PEMKAB BEBAS PAJAK
- Pencairan dana 3x dengan tahapan 25%,45%, dan 30%, karena
merupakan DANA BANTUAN LANGSUNG PADA MASYARAKAT
17
KONTRIBUSI MASYARAKAT
MASYARAKAT
Inkaind: Incash:
Tanah Uang
Tenaga
TPS KSM
Pengelola
18
8.3 Pencairan Dana dari Pemerintah Pusat Ke Rekening TPS KSM
Penyaluran dana kepada TPS KSM pelaksana swakelola dilakukan secara bertahap
dengan ketentuan sebagai berikut :
Penyaluran dana kepada TPS KSM pelaksana swakelola, dilakukan secara bertahap
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pencairan Tahap Pertama, sebesar 25 % (dua puluh lima perseratus) dari keseluruhan
dana swakelola akan ditransfer ke rekening TPS KSM Rp. 490.000.000,- (Empat
Ratus Sembillan Puuh Juta Rupiah) dengan 25% sebesar Rp. 122.500.000- (Seratus
Dua Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupah)) dilaksanakan setelah
Pihak Kedua mengajukan permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi Tahap Pertama dengan dilampiri Dokumen RKM yang telah
disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Bidang Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur dengan dilampiri
Rincian Rencana Penggunaan Dana (RPD-1) Tahap Pertama 25% dan melampiri
poto copy Rekening TPS Tahap Kedua, sebesar 45% (empat puluh lima perseratus)
dari keseluruhan dana swakelola akan di transper ke rekening TPS KSM apabila :
Pekerjaan Fisik telah mencapai minimal 30%, LPJ Dana tahap I sebesar 25% telah
dilaporkan, 45% dari total dana Oprasional dan pemeliharaan yang disepakati oleh
masyarakat telah disetorkan ke Rekening TPS KSM.
2. Pencairan Tahap Kedua, sebesar 45% (Empat Puluh Lima Perseratus) dari
keseluruhan dana swakelola akan di transper ke rekening TPS KSM Rp.
490.000.000,- (Empat Ratus Sembillan Puuh Juta Rupiah) dengan 45% sebesar
Rp.220.500.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
Dilaksanakan setelah Pihak Kedua mengajukan permohonan pencairan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Kedua kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lombok Timur dengan melampirkan Rencana Penggunaan Dana (RPD-
2)serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-1) penggunaan dana yang dicairkan pada
Tahap Pertama dan progress fisik telah mencapai minimal 20% dan
3. Pencairan Tahap Ketiga sebesar 30% (Tiga Puluh Perseratus) dari keseluruhan dana
swakelola akan di transper ke rekening TPS KSM Rp. 490.000.000,- (Empat Ratus
Sembillan Puuh Juta Rupiah) dengan 30% sebesar Rp. 147.000.000,- (Seratus Empat
Puluh Tujuh Juta Rupiah) dilaksanakan setelah Pihak Kedua mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap
19
Ketiga Kedua kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Bidang Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur dengan melampirkan
Rencana Penggunaan Dana (RPD-3) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-2)
penggunaan dana yang dicairkan pada Tahap Kedua dan progress fisik telah
mencapai minimal 60% serta telah dilakukan Addendum Kontrak antara KPA Bidang
Sanitasi dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM).
8.4 Proses Pencairan Dana dari TPS KSM Untuk Pelaksanaan Kostruksi
Untuk mencairkan dana dari rekening bersama, TPS KSM harus menyiapkan
dokumen pencairan yang disesuaikan dengan ketentuan persyaratan dalam
pencairannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pertama adalah RPDB 25 % (RPDB 25 % ini Bisa dipecah menjadi dua
atau tiga RPDB sesuai rencana kegiatan).
2. Tahap Kedua adalah RPDB 45% (RPDB 45 % ini Bisa dipecah menjadi dua
atau tiga RPDB sesuai rencana kegiatan).
3. Tahap Kedua adalah RPDB 30 % (RPDB 30 % ini Bisa dipecah menjadi dua
atau tiga RPDB sesuai rencana kegiatan).
20
8.6 Laporan Keuangan BLM
Untuk tetap mengawasi pengelolaan keuangan maka akan dilakukan
pelaporan keuangan secara berkala oleh bendahara. Adapun item yang harus
disiapkan oleh TPS KSM dalam proses pengelolaan keuangan dana BLM dan sistim
pelaporan adalah sebagai berikut :
1. Rencana Penggunaan Dana (RPD)
2. Laporan Penggunaan Dana (LPD)
3. Buku Bank TPS KSM
4. Buku Kas TPS KSM
5. Buku Material
6. Buku Upah
7. Buku Operasional TPS KSM
8. Buku Swadaya
9. Laporan Keuangan (Pembukuan) TPS KSM
Format pelaporan keuangan tersebut diatas sesuai dengan format yang
ditentukan oleh DAK Sanitasi Penugasan tahun anggaran 2023.
Untuk pengelolaan keuangan, panitia pembangunan program DAK akan
menggunakan pembukuan dengan system pembukuan standar agar bisa diaudit dan
dilakukan secara transparan/terbuka. Adapun contoh pembukuan yang disiapkan
adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan
21
TPS KSM-DAK 2023 DESA KILANG
Tanggal :
TOTAL : Rp.
NO ITEM TOTAL
TOTAL
22
BUKU BANK
Nama Bank/Cabang : NTB Syariah KCP Masbagik
No. Rekening : 501.02.04655.06-4
Diperiksa Oleh:
M. ABDUL PASAH, SE
TFL Pemberdayaan
23
BUKU PEMASUKAN KAS
KSM-DAK 2023 DESA KILANG
Jumlah
Diperiksa Oleh:
M. ABDUL PASAH, SE
TFL Pemberdayaan
24
BUKU PENGELUARAN KAS
TPS KSM-DAK 2023 DESA KILANG
Jumlah
Dibuat oleh :
Diperiksa Oleh:
M. ABDUL PASAH, SE
TFL Pemberdayaan
25
REKAPITULASI
TPS KSM-DAK 2023 DESA KILANG
Tanggal : …… s/d …… Bulan :……………… 2023
26
Saldo Kas (7) = (4) – (5)
Total Saldo = (6) + (7)
Lombok Timur, ………2023
Dibuat oleh :
27
8.7 Laporan Fisik
Agar pengelolaan dana bantuan sesuai dengan peruntukan Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2023 selain Laporan keuangan maka
dibutuhkan pula pelaporan progres fisik untuk mengetahui kemajuan pekerjaan
dilapangan sehingga kegiatan dilapangaan dapat diketahui oleh pihak-pihak terkait,
untuk melaporkan kegiatan fisik tersebut maka Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Suwadaya Masyarakat (TPS KSM) membuat laporan fisik berupa :
1. Laporan Prestasi Fisik Mingguan
2. Laporan Prestasi Fisik Bulanan
3. Rekap Prestasi Fisik Minguan
4. Rekap Prestasi Fisik Bulanan
5. TS
Format pelaporan fisik tersebut diatas sesuai dengan format yang ditentukan
oleh Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2023.
28
BAB IX
RENCANA KEGIATAN MASYARAKAT
9.1 PROSES
Rencana Kerja Masyarakat ini terdiri dari Rencana Kontruksi, Rencana
Kontribusi Masyarakat, Rencana Pelatihan, Rencana Pengoperasian dan Perawatan
Operating and Maintenance. Dalam penyusunan RKM ini dibantu oleh Program
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air LimbahSetempat SPALD-S Tahun
Anggaran 2023 dengan menggunakan pendekatan Community Participatory
Approach (CPA) agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sendiri.
Untuk menyusun Rencana Kontribusi Masyarakat menggunakan alat-alat sebagai
berikut:
Klasifikasi Kesejahteraan (Wealth Clasification) untuk melihat sebaran calon
penerima manfaat;
Ladder II untuk menyusun rencana kontribusi masyarakat;
Identifikasi kebutuhan pelatihan untuk menyusun rencana pelatihan;
“Siapa melakukan Apa” untuk menyusun perencanaan pelaksanaan konstruksi.
Hasil dari penyusunan rencana tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rencana Konstruksi
Total kebutuhan waktu untuk konstruksi adalah 150 hari (5 bulan). Sesuai
dengan kesepakatan antara tim DAK (Dana Alokasi Khusus), Panitia
Pembangunan dan Tenaga Fasilitator Lapangan/TFL Pemerintah Kabupaten
pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan mulai Juni 2023. Pelaksanaan konstruksi
mencakup :
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Penggalian
3. Pekerjaan Kontruksi
2. Rencana Kontribusi Masyarakat
Total kontribusi masyarakat adalah sebesar Rp 3.000,-. Kontribusi masyarakat
diberikan dalam bentuk tunai dan swadaya. Total kontribusi swadaya akan berupa
pengerahan tenaga kerja saat pengangkutan galian tanah dan biaya lain-lain .
29
3. Rencana Pelatihan
DAK (Dana Alokasi Khusus) akan memberikan 3 jenis pelatihan kepada
masyarakat yaitu:
a) Pelatihan/pengarahan teknis untuk tukang, tenaga kerja kontruksi, dan
operator,
b) Pelatihan pengelolaan Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat/TPS KSM Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun
Anggaran 2023
c) Pelatihan Kesehatan Masyarakat.
Adapun topik pelatihan sudah disusun sesuai dengan kebutuhan warga sendiri.
4. Rencana Pengoperasian & Perawatan
Untuk menjamin berfungsinya seluruh system dalam Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2023 maka sekaligus direncanakan juga untuk
pekerjaan pengoperasian dan perawatan pada tahap pasca konstruksi. Perawatan
ditanggung sendiri oleh pemanfaat itu sendiri.
30
BAB X
31