Anda di halaman 1dari 31

SOSIALISASI PROGRAM

SANITASI LINGKUNGAN
BERBASIS MASYARAKAT
(SLBM)
TAHUN 2017
KABUPATEN MERANGIN
SOSIALISASI SLBM

Sosialisasi Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat ?


Sanitasi Lingkungan Berbasis Masayarakat adalah :
Program Pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesehatan lingkungan masyarakat
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan
hidup bersih dengan maksud mencegah manusia
bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia..
POTRET SANITASI INDONESIA
Limbah Industri
yang tak tertangani BAB
sembarangan Jamban
Kolam

Sampah di saluran
drainase Pembuangan
lumpur tinja
ilegal

Kegiatan mandi-cuci di
sungai
1. MANDI
2. CUCI
a. Pakaian
Kegiatan RT b. Alat-alat rumah tangga
yang berisiko c. Lantai / pel
d. Mobil / motor
terhadap 3. PEMBUANGAN
perubahan KOTORAN
kualitas air 4. MEMASAK
5. PEMBUANGAN
SAMPAH
Cara seperti ini  pencemaran yang tinggi terhadap sumur
resapan di sekitarnya
x
x

 Yang terbaik adalah jamban keluarga yang


buangannya menggunakan tangki septic dilengkapi
dengan bidang peresapan
MASALAH YANG DIHADAPI
WC tidak berfungsi karena tiadanya sistem
resapan
Septiktank berlantai tanah sehingga mencemari
sumur sekitarnya
Saluran drainase/Irigasi kotor dan berbau berasal
dari septiktank yang sudah penuh
Kesulitan untuk memenuhi standar teknis septik
tank yang aman.
TUJUAN
Tujuan Program SLBM adalah:
Meningkatnya kesadaran sanitasi dan promosi praktik
hidup bersih dan sehat masyarakat.
Meningkatnya kapasitas masyarakat dan lembaga
masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan
layanan sanitasi yang berkelanjutan.
Tersedianya sistem sanitasi komunal yang berkualitas,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat.
SASARAN
Sasaran Program SLBM adalah:
Meningkatnya kesadaran sanitasi dan promosi praktik hidup
bersih dan sehat
Tersedianya sarana dan prasarana penyehatan lingkungan
permukiman (sanitasi komunal) yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat, berkualitas,
berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan;
Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam penyelenggaraan
prasarana/sarana penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi
komunal) secara partisipatif, transparan, dapat
dipertanggungjawabkan dan berkelanjutan;
Meningkatnya kemampuan perangkat pemerintah daerah
sebagai fasilitator pembangunan khususnya di sektor
penyehatan lingkungan permukiman;
PRINSIP
Prinsip dasar Program SLBM adalah:
 Dapat diterima, pilihan kegiatan berdasarkan musyawarah sehingga
memperoleh dukungan dan diterima masyarakat.
 Transparan, pengelolaan kegiatan dilakukan secara terbuka dan
diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan aparatur sehingga
dapat diawasi dan dievaluasi oleh semua pihak.
 Dapat dipertanggungjawabkan, pengelolaan kegiatan harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat.
 Berkelanjutan, pengelolaan kegiatan dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat secara berkelanjutan, yaitu ditandai dengan
adanya manfaat bagi pengguna serta pemeliharaan dan pengelolaan
sarana dilakukan secara mandiri oleh masyarakat pengguna.
PRINSIP PENYELENGGARAAN
1. Program ini bersifat tanggap kebutuhan,
2. Pengambilan keputusan berada sepenuhnya di tangan
masyarakat,
3. Masyarakat menentukan, merencanakan,
membangun dan mengelola sistem yang mereka pilih
sendiri, dengan difasilitasi oleh TFL atau konsultan
pendamping yang bergerak secara profesional dalam
bidang teknologi pengolahan limbah maupun bidang
sosial dan pemberdayaan.
4. Pemerintah daerah tidak sebagai pengelola sarana,
hanya memfasilitasi inisiatif kelompok masyarakat.
PENDEKATAN PROGRAM
Program SLBM merupakan program pembangunan prasarana dan sarana
sanitasi, dengan pendekatan:
 Pemberdayaan Masyarakat, artinya seluruh proses implementasi kegiatan
(tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan)
melibatkan partisipasi aktif masyarakat berdasarkan kesamaan kepentingan
dan kebutuhan;
 Keberpihakan kepada penduduk miskin, kaum perempuan dan
kelompok rentan/marjinal, artinya orientasi kegiatan baik dalam proses
maupun pemanfaatan hasil kegiatan ditujukan kepada kaum perempuan,
kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin/masyarakat berpenghasilan
rendah;
 Otonomi dan desentralisasi, artinya pemerintah daerah dan masyarakat
bertanggungjawab penuh pada penyelenggaraan program dan keberlanjutan
prasarana/sarana terbangun;
 Partisipatif, artinya masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dan
pemanfaatan, dengan memberikan kesempatan secara luas partisipasi aktif dari
perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin;
Lanjutan.....
 Keswadayaan, artinya masyarakat menjadi faktor utama dalam
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, melalui keterlibatan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan serta
pemeliharaan hasil kegiatan;
 Keterpaduan program pembangunan, artinya program yang
dilaksanakan memiliki sinergi dengan program pembangunan yang
lain.
 Penguatan Kapasitas Kelembagaan, artinya pelaksanaan kegiatan
diupayakan dapat meningkatkan kapasitas pemerintah, lembaga
masyarakat dan stakeholder lainnya dalam pelaksanaan pembangunan
penyehatan lingkungan permukiman.
 Kesetaraan dan keadilan gender, artinya terdapat kesetaraan antara
kaum pria dan dan perempuan dalam setiap tahap pembangunan dan
dalam pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan secara adil.
SISTEM IPAL KOMUNAL
KAMAR
MANDI

DAPUR

WC

Sungai
LI2
IPAL Komunal
HI
LI 1
KEUNTUNGAN
1. Memberikan pelayanan lebih aman, nyaman dan menyeluruh
2. Menampung semua air buangan rumah tangga sehingga
pencemaran dapat dihindari
3. Tahan lama dikarenakan sistem ini dibuat dengan periode
perencanaan tertentu
4. Tidak memerlukan lahan (permukaan) yang luas sebab
jaringan pipa ditanam di dalam tanah
KERUGIAN
1. Biaya investasi pembangunan jaringan sangat tinggi
2. Memerlukan teknologi yang memadai untuk
membangun dan memelihara sistem
3. Instalasi lebih rumit sehingga memerlukan
perencanaan yang tepat
4. Keuntungan baru bisa dicapai seluruhnya setelah
sistem ini dapat dimanfaatkan/digunakan oleh seluruh
penduduk di daerah pelayanan
APA YANG TERJADI DALAM IPAL ?

Air Limbah pengurangan penguraian pencemar Air


keluar
padatan oleh bakteri sesuai
baku mutu

4 – 12 jam BOD eff 10 mg/l


Kakus, mandi
pengendapan Banyak yg bisa
Dapur, cuci 24 – 36 jam
Tahapan Kegiatan
1. Tahap Persiapan
LONGLIST/
1 DAFTAR PANJANG 2 SHORTLIST/DAFTAR
LOKASI PENDEK LOKASI

3 Sosialisasi

4 RPA/PENILAIAN CEPAT
CALON LOKASI

PENENTUAN CALON
5
LOKASI

Tahap Perencanaan
2. Tahap Perencanaan

1 PENENTUAN CALON
PENGGUNA 2 Pembentukan KSM
Penyusunan RKM dan
pembuatan DED, RAB

Penentuan kontribusi
3 masyarakat untuk
pembangunan
operasional dan
perawatan
4
Legalisasi
dokumen
RKM
Sumber Dana
Pembiayaan kegiatan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat (SLBM) ini berasal dari berbagai sumber, yaitu:
Pemerintah Pusat (APBN),
Pemerintah Kabupaten/Kota (DAK dan APBD)
dan swadaya masyarakat
KRITERIA KAMPUNG TERPILIH
Terdaftar dalam administrasi pemerintahan kabupaten atau
kota dan cakupan 50-100 KK, RT/RW/lingkungan/Kampung.
Memiliki masalah fisik sanitasi yang sama.
Tersedia lahan sedikitnya 100 m2
Sanggup untuk mengimplementasikan kegiatan SLBM
Bila dimungkinkan, lokasi memiliki kedalaman air tanah >2 m
Ada permasalah sanitasi
Ada perbedaan elevasi > 2%
Tersedia sumber air (PDAM, Sumur gali , Mata air) dan saluran
pembuangan air limbah (saluran drainase atau sungai)
Bersedia untuk berkontribusi
PERNYATAAN KESIAPAN MASYARAKAT
BERISI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT:
1. Menerima Bantuan Dana Program Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat (SLBM) dan sanggup melaksanakannya
sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan, serta tidak melakukan
Pemotongan Dana BLM yang disalurkan kepada masyarakat.
2. Sepakat untuk tidak memberi atas pungutan apapun kepada
pihak siapa pun.
3. Bilamana ditemukan Penyalahgunaan Dana berdasarkan Hasil
Pemeriksaan / Audit Tim Pemeriksa maka masyarakat desa
secara menyeluruh harus menyelesaikan temuan dan
mengoptimalkan manfaat BLM bagi masyarakat
ATURAN BAGI PENGGUNA

Jangan memasukkan Jangan membuang Jangan membuang Jangan menanam pohon


limbah padat minyak bekas bahan kimia dekat perpipaan

Gunakan secukupnya Ambil kotoran mengapung Periksa bak kontrol di rumah


sabun cuci dari bak penangkap lemak

26
ATURAN BAGI PENGELOLA/OPERATOR
1 KALI PER MINGGU

Periksa bak kontrol pada sistem Perbaiki pemipaan yang Buang kotoran mengapung
perpipaan dan buang limbah padat rusak & tersumbat dari bak inlet

1 KALI PER 2 MINGGU

Buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah manhole
27
PENGELOLAAN Bagi Pengelola/Operator
1 KALI PER 6 BULAN

Test Kualitas Air Limbah


1 KALI PER 6 BULAN

Menguras lumpur di unit Instalasi Pengolahan Limbah


28
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai