Anda di halaman 1dari 9

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259

Desember 2014, Vol. 7 No. 2, hal. 219 - 228

EVALUASI MANFAAT PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN


BERBASIS MASYARAKAT (SLBM)
DI KABUPATEN BANGKALAN

Andi Setiawan
Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstrak

Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) adalah salah satu program yang
dilaksanakan di daerah dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Target Program Sanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat (SLBM) adalah mengembangkan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah serta
mempersiapkan mereka dalam menjalankan peran dan wewenang baru yang dilimpahkan kepada daerah,
sehubungan dengan desentralisasi pemerintah melalui pembangunan prasarana dasar. Program Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) telah dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan pada tahun 2010.
Dengan berakhirnya program ini perlu dilakukan evaluasi sejauhmana manfaat Program SLBM di dalam
pelaksanaannya membawa hasil sesuai tolok ukur yang telah ditentukan. Jenis penelitian Evaluasi Manfaat
Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Bangkalan adalah bersifat
evaluatif dengan pengambilan sampel penelitian yang dilaksanakan pada penerima Program Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga
variabel: keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa, kesadaran masyarakan untuk menghilangkan
kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS), dan Pengelolaan air limbah permukiman
melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki hubungan yang
kuat dan signifikan terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di
Kabupaten Bangkalan dimana masing-masing nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari r tabel = 0,254.

Kata kunci: Kesejahteraan, Kesehatan, Kelembagaan SDM

I. PENDAHULUAN Tahun 2010. Dengan telah dilak-


sanakannya program ini perlu dilakukan
1.1 Latar Belakang evaluasi manfaat dan dampak yang timbul
Pembangunan prasarana dan sarana bagi masyarakat khususnya pemberdayaan
air limbah permukiman di Indonesia pada dalam proses perenca-naan, pelaksanaan,
saat ini belum mencapai kondisi yang monitoring serta evaluasi dalam
diinginkan terutama bagi masyarakat pemeliharaan dan manfaat hasil
berpenghasilan rendah di lingkungan pembangunan. Karena itulah perlu diadakan
permukiman padat penduduk, kumuh dan kajian ini agar dapat mengevaluasi
rawan sanitasi di perkotaan dan perde-saan sejauhmana pelaksanaan-nya membawa
Pemerintah melalui Peraturan Mentri hasil seperti yang diharap-kan pasca
Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M2008 Program Program Sanitasi Lingkungan
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Berbasis Masyarakat (SLBM).
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) 1.2 Rumusan Masalah
menyediakan Program Sanitasi Lingkungan 1. Apakah keikutsertaan masyarakat dalam
Berbasis Masya-rakat (SLBM). pembangunan desa pada Program
Program Sanitasi Lingkungan Sanitasi Lingkungan Berbasis
Berbasis Masyarakat (SLBM) telah Masyarakat (SLBM) terwujud ?
dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan pada

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 219


2. Apakah kegiatan pengembangan sarana dengan desentralisasi pemerintahan melalui
dan prasarana air limbah pada Program pembangunan prasarana dasar.
Sanitasi Lingkungan Berbasis Untuk meningkatkan akses sanitasi
Masyarakat (SLBM) dalam rangka terutama bagi masyarakat berpenghasilan
menghilangkan kebiasaan masyarakat rendah (MBR) yaitu dengan menyediakan
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sistem layanan sanitasi, baik berupa sistem
terwujud ? pelayanan air limbah, persampahan dan
3. Apakah pengelolaan air limbah drainase. Sistem tersebut diharapkan dapat
permukiman melalui pengembangan dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat
kapasitas kelembagaan dan Sumber melalui proses pemberdayaan masyarakat
Daya Manusia (SDM) terwujud ? serta menggunakan teknologi tepat guna
1.3 Tujuan Penelitian dan dapat dikelola secara mandiri oleh
1. Menganalisa keikutsertaan masyarakat masyarakat, sehingga dibentuklah Program
dalam pembangunan desa dalam Pro- Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
gram Sanitasi Lingkungan Berbasis (SLBM) pada tingkat kabupaten.
Masyarakat (SLBM)\ Komponen Program Sanitasi Lingkungan
2. Menganalisa manfaat Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SLBM) dilakukan
Lingkungan Berbasis Masyarakat dengan 3 (tiga) tahap yaitu :
(SLBM) dalam rangka menghilangkan - Tahap Pertama
kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Kampanye penyadaran, penyiapan
Sembarangan (BABS) masyarakat dan pengembangan kapasitas
3. Menganalisa peran masyarakat dalam masyarakat dan stakeholder;
pengelolaan air limbah permukiman me- - Tahap Kedua
lalui pengembangan kapasitas kelemba- Perencanaan, desain infrastruktur,
gaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksanaan fisik dan supervisi
- Tahap Ketiga
Pengembangan dan penetapan mekanis-
II. TINJAUAN PUSTAKA me operasional dan pemeliharaan
Sedangkan Tujuan Program Sanitasi
2.1 Landasan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)
Lingkungan Berbasis Masya-rakat memiliki tujuan jangka panjang dan jangka
( SLBM ) menengah yaitu :
Pemerintah melalui Peraturan Mentri 1. Tujuan jangka panjang adalah untuk
Pekerjaan Umum Nomor:21/PRT/M2008 meningkatkan kesejahteraan dan
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional kesehatan masyarakat desa.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air 2. Tujuan jangka menengah adalah untuk
Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) Memberdayakan masyarakat Desa untuk
menyediakan Program Sanitasi Ling- berperan aktif dalam pembangunan
kungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yaitu daerah.
salah satu program yang dilaksana-kan di Sasaran Program ini adalah :
daerah dengan bantuan dari Pemerintah 1. Mengikutsertakan masyarakat dalam
Pusat. Target Program Sanitasi Lingkungan pembangunan desa;
Berbasis Masya-rakat (SLBM) adalah 2. Meningkatkan keterlibatan masyara-kat
mengembangkan kemampuan masyarakat dalam Program Sanitasi Ling-kungan
dan Pemerintah Daerah untuk Berbasis Masyarakat (SLBM) yang
mempersiapkan mereka dalam menjalankan bertujuan untuk menghilangkan
peran dan wewenang baru yang kebiasaan masyarakat Buang Air Besar
dilimpahkan kepada daerah, sehubungan Sembarangan (BABS);

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 220


3. Meningkatkan keterlibatan masyara-kat Pelaksanaan pembangunan fisik infrastruk-
dalam pengelolaan air limbah permukim- tur perdesaan perlu memperhatikan hal-hal
an melalui pengembangan kapasitas sebagai berikut :
kelembagaan dan Sumber Daya Manusia 1. Musyawarah desa (Penentuan mekanis-
(SDM) me pelaksanaan dan pembentukan KSM)
Selain prinsip-prinsip tersebut diatas Pro- 2. Pelaksanaan fisik infrastruktur harus
gram Sanitasi Lingkungan Berbasis Masya- selesai tidak lebih dari 3 (tiga) bulan
rakat (SLBM) ini merupakan program pem- 3. Infrastruktur yang dibangun harus sesuai
bangunan yang berbasis kepada masya- dengan spesifikasi teknis
rakat, dengan pendekatan melalui : 4. Masyarakat desa setempat mendapat
1. Pemberdayaan Masyarakat prioritas untuk turut bekerja dalam
Dengan menekankan partisipasi aktif pelaksanaan kegiatan terutama bagi
masyarakat dalam seluruh aspek penduduk miskin
implementasi kegiatan (tahap persiapan, 5. Pennyediaan bahan material, alat angkut
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan tenaga (tukang) diupayakan berasal
dan pemeliharaan) berdasarkan dari daerah/desa setempat, kecuali bila
kesamaan kepentingan dan kebutuhan; tidak tersedia, dapat mengambil dari
2. Keberpihakan Kepada yang Miskin tempat lain
Artinya orientasi kegiatan baik dalam 6. Dokumen pendukung pelaksanaan fisik
proses maupun pemanfaatan, hasil dan keuangan diadministrasikan oleh
ditujukan kepada penduduk miskin; KSM dengan baik, dan diserahklan
3. Otonomi dan Desentralisasi kepada Kepala Desa pada saat pekerjaan
Masyarakat memperoleh kepercayaan selesai
dan kesempatan yang luas dalam Evaluasi kegiatan yang dilakukan untuk
kegiatan baik dalam proses perencanaan, mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan
pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan Program secara keseluruhan berdasar
maupun pemanfaatan hasilnya; penilaian indikator-indikatornya adalah :
4. Partisipatif 1. Ketepatan Sasaran
Masyarakat terlibat secara aktif dalam Indikator yang dievaluasi diantaranya
kegiatan mulai dari proses perencanaan, adalah penentuan lokasi, pengadaan
pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan konsultan pendamping, target sosialisasi,
maupun pemanfaatan dengan pemilihan/penetapan KSM.
memberikan kesempatan secara luas 2. Manajemen Program
partisipasi aktif; Indikator yang dievaluasi diantaranya
5. Keswadayaan adalah kesesuaian biaya, kualitas,
Masyarakat menjadi faktor utama dalam tahapan pelaksanaan, kinerja pelak-
keberhasilan pembangunan, baik melalui sanaan dan waktu
keterlibatan dalam perencanaan, 3. Partisipasi Masyarakat
pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan Indikator yang dievaluasi diantaranya
kegiatan; adalah keterlibatan masyarakat dalam
6. Keterpaduan Program Pembangunan kegiatan serta peran masyarakat dalam
Artinya program yang dilaksanakan pengelolaan air limbah permukiman.
memiliki sinergi dengan program Indikator pencapaian hasil (juga disebut
pembangunan yang lain; indikator kinerja) menentukan :
7. Penguatan Kapasitas Kelembagaan a. Apakah kegiatan dan masukan proyek
Dalam rangka mendorong sinergi antara menghasilkan keluaran/output yang
pemerintah daerah, masyarakat dan diharapkan?
stakeholder lainnya dalam penanganan b. Apakah keluaran atau hasil kegiatan
permasalahan kemiskinan mencapai maksud/manfaat?

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 221


c. Apakah maksud/manfaat kegiatan ini program, Matrik Identifikasi Variabel, dan
memberikan sumbangan kepada Indikator Kinerja
keseluruhan tujuan kegiatan?
Variabel (X1) Ikut sertanya masyarakat desa
di dalam pembangunan dengan 4 (empat)
III. METODE PENELITIAN indikator yaitu :
1. Menguatnya partisipasi perempuan dan
3.1 Tahapan Kegiatan Penelitian warga miskin di dalam proses
Tahapan penelitian menurut Arikunto Pengambilan keputusan
(1989), dikelompokkan menjadi 5 (lima) 2. Meningkatnya kapasitas untuk
bagian : memformulasikan dan mengadvokasikan
(1) Tahap Pra-persiapan adalah bagaimana kebutuhan dan keinginan mereka
peneliti harus mengelola kegiatan- 3. Perempuan dan warga miskin
kegiatannya dalam menyusun proposal diberdayakan untuk mengemukakan
dan menetapkan penelitian dengan cara keinginan dan kepentingan mereka
menyelenggarakan seminar atau 4. Usaha-usaha Pemerintah daerah yang
meminta saran kepada orang lain yang tepat, sesuai, dan efektif untuk
tahu dan memahami permasalahan. pengentasan kemiskinan meningkat.
(2) Tahap Persiapan adalah melengkapi Variabel (X2) Menghilangkan kebiasaan
personalia penelitian/pembantu mengu- masyarakat Buang Air Besar Sembarangan
rus perijinan, penyusunan serta mene- (BABS); dengan 4 (empat) indikator yang
tapkan instrumen pengumpulan data. terdiri dari :
(3) Tahap Pelaksanaan antara lain adalah 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat
dengan ada dan bagaimana melaks- untuk melaksanakan pola hidup sehat
anakan berbagai teknik pengumpulan 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
data. akan pencemaran lingkungan
(4) Tahap Pengolahan antara lain adalah 3. Menghapus kebiasaan masyarakat dalam
bagaimana memantapkan peneliti dalam Buang Air Besar Sembarangan
menulis teknik analisa data, persiapan 4. Meningkatkan kesehatan masyarakat
pengolahan, melaksanakan pengolahan, Variabel (X3) Pengelolaan air limbah
pembahasan terhadap hasil analisa, permukiman melalui pengembangan
menarik kesimpulan. kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya
(5) Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Manusia (SDM); dengan 4 (empat)
indikator yang terdiri dari :
Variabel penelitian yang akan diteliti 1. Tumbuhnya rasa kepemilikan warga
adalah: Semakin berdayanya masyarakat desa terhadap prasarana yang dibangun.
desa di dalam pembangunan desa sebagai 2. Dioperasikan dan dipeliharanya dengan
variabel (Y), dan variabel (x), terdiri dari : baik infrastruktur perdesaan yang telah
 Ikut sertanya masyarakat dalam dibangun.
pembangunan (X1) 3. Sosialisasi tentang SLBM
 Menghilangkan kebiasaan masyarakat 4. Monitoring, evaluasi dan pemeliharaan
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) infrastruktur perdesaan yang sudah
(X2) dibangun dengan swadaya sendiri
 Pengelolaan air limbah permukiman
melalui pengembangan kapasitas 3.2 Teknik Analisa Data
kelembagaan dan Sumber Daya a. Teknik Korelasi Spearman Rank.
Manusia ( SDM ) (X3). Teknik ini digunakan untuk melihat
Sedangkan indikator kinerja yang apakah ada hubungan antar variabel,
merupakan tolak ukur keberhasilan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 222


dan melihat berapa besar pengaruh didalamnya untuk secara bersama–sama
variabel X terhadap Variabel Y. membicarakan tentang kebutuhan dan
b. Teknik Korelasi Product Moment kepentingan warga.
c. Uji Signifikan dan Uji Hipotesa - Tidak adanya pemberdayaan bagi
Dengan ketentuan sebagai berikut : masyarakat untuk berperan aktif dalam
Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima kegiatan pembangunan yang terarah
dan H1 ditolak sebagai prinsip dari, oleh dan untuk
Jika r hitung > r tabel, maka Ho ditolak dan masyarakat tidak terjadi.
H1 diterima - Kapasitas lembaga desa yang ada pada
d. Uji Validitas Item Kuesioner umumnya hanya sebatas simbol dengan
Untuk menentukan suatu item sudah kata lain pemberdayaan masyarakat desa
dianggap valid apabila koefisien di dalam pembangunan desa sangat
korelasi pada item tersebut positif dan minim.
lebih besar dari korelasi. Dari hasil - Masih banyaknya masyarakat biasa
perhitungan komputer dengan Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
menggunakan bantuan program SPSS, - Belum adanya pengelolaan air limbah
di dapat nilai koefisien korelasi skor permukiman secara kelembagaan
butir item dengan skor total butir item.
4.2 Tinjauan Setelah Pelaksanaan
Program
IV. ANALISIS DATA DAN Untuk mengukur kecenderungan dan
PEMBAHASAN variasi tanggapan yang diberikan oleh
responden dalam penelitian ini didasarkan
4.1 Keadaan Umum Sebelum Program pada distribusi frekuensi dengan terlebih
Pada waktu sebelum Program Sanitasi dahulu menentukan nilai interval mengingat
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) skor nilai untuk masing–masing alternatif
dilakukan, kehadiran dan partisipasi jawaban pada masing–masing variabel
masyarakat pedesaan di daerah penelitian dalam penelitian ini adalah minimal 1 dan
hanya bersifat pasif. Hal ini disebabkan maksimal 5, sedangkan variasi indikator
sistem perencanaan pembangunan yang untuk tiap variabel juga berbeda, maka
dianut yaitu : dapat dihitung interval sesuai interval yang
- Perencanaan pembangunan yang bersifat tercantum dalam perhitungan dengan
top down (dari atas); hingga masyarakat menggunakan SPSS sebagai berikut :
tidak dilibatkan dari awal mempunyai
aspirasi dan kebutuhan masyarakat. 4.3 Distribusi Frekwensi
- Pelaksanaan Teknik Proyek tidak Ikut Sertanya Masyarakat Dalam
melibatkan masyarakat setempat karena Pembangunan Desa (X1)
bersifat proyek kontraktual. indikator yang terdiri dari :
- Usulan kegiatan dari desa pada X11. Menguatnya partisipasi perempuan
umumnya ditentukan oleh kepala dan warga miskin di dalam proses
desa/aparat desa, hingga tidak Pengambilan keputusan
mengikutsertakan warga miskin. X12. Meningkatnya kapasitas untuk
- Pembangunan fisik yang dilakukan memformulasikan dan
kurang menyentuh kepentingan dan mengadvokasikan kebutuhan dan
kebutuhan warga desa. keinginan mereka
- Belum adanya wadah kegiatan atau X13. Perempuan dan warga miskin
forum musyawarah pembangunan desa diberdayakan untuk mengemukakan
bagi warga dimana komponen– keinginan dan kepentingan mereka
komponen masyarakat terwakili

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 223


X14. Usaha-usaha Pemerintah daerah yang Dari tabel diatas menandakan bahwa
tepat, sesuai, dan efektif untuk indikator variabel kesadaran masyarakat
pengentasan kemiskinan meningkat. dalam pembangunan desa adalah
merupakan bahan pertimbangan yang
Tabel 1. Rekapitulasi Mean X1 sangat mendukung “Manfaat Program
No Variabel Mean Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
1 X11 4,13 (SLBM) di Kabupaten Bangkalan, sehingga
2 X12 4,16 kecenderungan pemerintah dan
3 X13 4,32 implementor dalam melibatkan masyarakat
4 X14 4,16
secara aktif dalam setiap kegiatan
Jumlah 16,77
Rata-Rata 4,19
pemberdayaan mulai dari kesadaran akan
kesehatan lingkungan dengan harapan tidak
Dari tabel diatas menandakan bahwa buang air besar sembarangan (BABS), hal
indikator variabel ikut sertanya masyarakat ini didukung oleh skor rata-rata (mean) 4,25
dalam pembangunan desa adalah merupa- atau keberadaan pada limit 3,50 ≤ sd ≤ 4,50
kan bahan pertimbangan yang sangat atau pada kategori setuju/baik
mendukung “Manfaat Program Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Pengelolaan air limbah permukiman
di Kabupaten Bangkalan, sehingga melalui pengembangan kapasitas
kecende-rungan pemerintah dan kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
implementor dalam melibatkan masyarakat ( SDM )
secara aktif dalam setiap kegiatan pember- indikator yang terdiri dari :
dayaan mulai dari partisipasi, pengendalian/ X31. Tumbuhnya rasa kepemilikan warga
pemantauan serta pelestarian dan pengem- desa terhadap prasarana yang
bangan kegiatan dengan melibatkan dibangun.
masyarakat miskin dan keterlibatan X32. Dioperasikan dan dipeliharanya
perempuan telah baik, hal ini didukung oleh dengan baik infrastruktur perdesaan
skor rata-rata (mean) 4,19 atau keberadaan yang telah dibangun.
pada limit 3,50 ≤ sd ≤ 4,50 atau pada X33. Sosialisasi tentang SLBM
kategori setuju/baik X34. Monitoring, evaluasi dan
pemeliharaan infrastruktur perdesaan
Menghilangkan kebiasaan masyarakat yang sudah dibangun dengan swadaya
Buang Air Besar Sembarangan (X2) sendiri
indikator yang terdiri dari :
X21. Meningkatnya kesadaran masyarakat Tabel 3. Rekapitulasi Mean X3
untuk melaksanakan pola hidup sehat No Variabel Mean
X22. Meningkatnya kesadaran masyarakat 1 X31 4,13
akan pencemaran lingkungan 2 X32 4,15
X23. Menghapus kebiasaan masyarakat 3 X33 4,25
dalam Buang Air Besar Sembarangan 4 X34 4,08
X24. Meningkatkan kesehatan masyarakat Jumlah 16,61
Rata-Rata 4,15
Tabel 2. Rekapitulasi Mean X2 Dari tabel diatas menandakan bahwa
No Variabel Mean indikator variabel peran masyarakat dalam
1 X21 4,52 pengelolaan air limbah permukiman
2 X22 4,43 melalui pengembangan kapasitas
3 X23 4,19 kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
4 X24 3,87 (SDM) adalah merupakan bahan
Jumlah 17,01
Rata-rata 4,25
pertimbangan yang sangat mendukung

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 224


“Manfaat Program Sanitasi Lingkungan signifikan, karena 0, 364 > 0,254.
Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Karena r hit > r tabel, maka dapat
Bangkalan, hal ini didukung oleh skor rata- disimpulkan bahwa ada hubungan positif
rata (mean) 4,15 atau keberadaan pada limit dan signifikan antara Menghilangkan
3,50 ≤ sd ≤ 4,50 atau pada kategori kebiasaan masyarakat Buang Air Besar
setuju/baik Sembarangan (BABS) dengan Manfaat
Program Sanitasi Lingkungan Berbasis
4.4 Uji Korelasi Masyarakat di Kabupaten Bangkalan.
Melihat keeratan hubungan antara c. Korelasi antara variabel X3 dan variabel
variabel X dengan variabel Y, hipotesa Y adalah sebesar 0, 883 (r hit = 0, 883).
yang diajukan dapat secara langsung diuji Dari tabel didapatkan bahwa N= 91, α =
dengan ketentuan apabila: 1% dan r tabel = 0,254; maka dapat
 r hit < r tab, maka Ho diterima dan H1 dikatakan bahwa nilai r diatas adalah
ditolak signifikan, karena 0, 883 > 0,254.
 r hit > r tab, maka Ho ditolak dan H1 Karena r hit > r tabel, maka dapat
diterima disimpulkan bahwa ada hubungan positif
Dari hasil perhitungan (lampiran dan signifikan antara Pengelolaan air
correlations) dengan menggunakan bantuan limbah permukiman melalui
program SPSS didapat hasil–hasil sebagai pengembangan kapasitas kelembagaan
berikut: dan Sumber Daya Manusia ( SDM )
dengan Manfaat Program Program
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Sanitasi Lingkungan Berbasis
Variabel Variabel Dependent Masyarakat di Kabupaten Bangkalan.
Independent r hitung α
X1 0,621 0,000
X2 0,270 0,000 V. KESIMPULAN DAN SARAN
X3 0,883 0,000
Dari tabel hasil uji korelasi tersebut 5.1. Kesimpulan
diatas, dapat dijelaskan hubungan antara 1. Berdasarkan distribusi tanggapan yang
variabel independen dan variabel dependen diberikan oleh responden dalam pene-
sebagai berikut: litian ini menghasilkan skor rata-rata
a. Korelasi antara variabel X1 dan Variabel (mean) hasil tanggapan responden
Y adalah sebesar 0,621 (r hit = 0,621). sebesar 4,19 berada pada interval 3,50 -
Dari tabel didapatkan bahwa N= 91, α = 4,50 atau pada kategori baik/setuju,
1% dan r tabel = 0,254; maka dapat maka keikutsertaan masyarakat dalam
dikatakan bahwa nilai r diatas adalah pembangunan desa dalam Program
signifikan, karena 0,621 > 0, 254. Sanitasi Lingkungan Berbasis Masya-
Karena r hit > r tab maka dapat rakat (SLBM) dapat dikategorikan
disimpulkan bahwa ada hubungan positif terwujud, pada distribusi tanggapan X1
dan signifikan antara Ikut Sertanya (Ikut sertanya masyarakat dalam pem-
Masyarakat Dalam Pembangunan Desa bangunan desa) indikator yang paling
dengan “Manfaat Program Sanitasi dominan adalah X13 (perempuan dan
Lingkungan Berbasis Masyarakat” di warga miskin diberdayakan untuk
Kabupaten Bangkalan. mengemukakan keinginan dan kepen-
b. Korelasi antara variabel X2 dan variabel tingan mereka) dengan skor sebesar
Y adalah sebesar 0,270 (r hit = 0,270). 4,32.
Dari tabel didapatkan bahwa N= 91, α = 2. Berdasarkan distribusi tanggapan yang
1% dan r tabel = 0,254; maka dapat diberikan oleh responden dalam
dikatakan bahwa nilai r diatas adalah penelitian ini menghasilkan skor rata-

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 225


rata (mean) hasil tanggapan responden 2. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan
4,25 atau berada pada interval 3,50-4,50 untuk menambah faktor-faktor yang
atau pada kategori baik/setuju, maka mempengaruhi pelaksanaan Program
kesadaran masyarakan untuk meng- Sanitasi Lingkungan Berbasis
hilangkan kebiasaan masyarakat Buang Masyarakat (SLBM)
Air Besar Sembarangan (BABS) setelah 3. Program Sanitasi Lingkungan Berbasis
pelaksanaan Program Sanitasi Ling- Masyarakat (SLBM) dapat diteruskan
kungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dan dikembangkan karena memberikan
semakin menguat, pada distribusi manfaat dan dampak yang positif bagi
tanggapan X2 (menghilangkan kebiasaan masyarakat, khususnya dalam
masyarakat buang air besar semba- Menghilangkan kebiasaan masyarakat
rangan) indikator yang paling dominan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) .
adalah X21 (program SLBM dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pola hidup sehat) dengan skor VI. DAFTAR PUSTAKA
sebesar 4,52.
3. Berdasarkan distribusi tanggapan yang Arikunto. S., 1989, Manajemen Penelitian,
diberikan oleh responden dalam Proyek Pengembangan Lembaga
penelitian ini menghasilkan skor rata- Pendidikan Tenaga Kependidikan
rata (mean) hasil tanggapan responden Jakarta
4,15 atau berada pada interval 3,50 - Arikunto. S., 1993, Manajemen Penelitian,
4,50 atau pada kategori baik/setuju, Reneka Cipta, Jakarta
maka Pengelolaan air limbah permu-
kiman melalui pengembangan kapasitas Arikunto. S., 1998, Prosedur Penelitian :
kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Praktek, Reneka
(SDM) setelah Program Sanitasi Cipta, Jakarta.
Lingkungan Berbasis Masyarakat Cochran,W.G.,1991, Teknik Penarikan
(SLBM) dapat dikategorikan terwujud, Sampel, Universitas Indonesia
pada distribusi tanggapan X3 (penge- Press, Jakarta
lolaan air limbah permukiman melalui
pengembangan kapasitas kelembagaan Djarwanto P,. 1996, Mengenal Beberapa
dan sumber daya manusia) indikator Uji Statistik Dalam Penelitian,
yang paling dominan adalah X33 (masih Liberty, Yogyakarta
perlu adanya sosialisasi tentang SLBM) Gouri K, Richard A Jhonson, 1977,
dengan skor sebesar 4,25. Statistical Concepts ad Methods,
John Willey&Son, Inc
5.2. Saran
1. Guna meningkatkan pemberdayaan Kerlinger,F.N,.1995, Asas-asas Penelitian
masyarakat di dalam mengikutsertaan Behavioral, Gadjah Mada
masyarakat dalam pembangunan desa University Press, Yogyakarta
melalui Program Sanitasi Lingkungan Lucey, T., -, Quantitative Techniques : An
Berbasis Masyarakat (SLBM) Instructional Manual, Ed. II
diharapkan untuk meningkatkan faktor
Muhajir, N., 1996, Metodologi Penelitian
Menguatnya Kapasitas/Kemampuan
Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta
Masyarakat Dalam Perencanaan dan
Pelaksanaan Pembangunan karena faktor Nawawi, H., 1995, Metode Penelitian
ini memberikan nilai korelasi yang Bidang Sosial, Gadjah Mada
tertinggi dibandingkan dengan kedua University Press, Yogyakarta
faktor lainnya.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 226


Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta
Karya, 2010, Pedoman Pelaksanaan Karya, 2010, Pedoman Petunjuk
Dana Alokasi Khusus (DAK) Pelaksanaan SubBidang Sanitasi
Bidang Infrastruktur, Jakarta Lingkungan Berbasis Masyarakat
(SLBM), Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta
Karya, 2010, Pedoman Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur,
Jakarta

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 227

Anda mungkin juga menyukai