Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum


1.1.1 Latar Belakang

Kegiatan pembangunan oleh Program KOTAKU dilaksanakan dengan


mengikuti prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk
pertimbangan lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, sebagaimana telah
diatur dalam undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Pelibatan berbagai pihak secara kolaboratif dalam penyelenggaraan


pelayanan infrastruktur permukiman di perkotaan sejak tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan diharapkan
memberikan berbagai dampak positif, dalam meningkatkan komitmen
pemerintah daerah untuk terus membangun kolaborasi dalam kerangka
percepatan penanganan permukiman kumuh; meningkatkan rasa memiliki
masyarakat terhadap program serta hasil pembangunan sarana dan
prasarana yang ikut dilaksanakan di wilayahnya.

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan


dan Kawasan Permukiman, penyelenggaraan kawasan permungkiman
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Daerah, dan/atau setiap orang untuk
menjamin hak setiap warga Negara untuk menempati, dan/atau memiliki
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.
Permungkiman yang berkelanjutan pada hakekatnya adalah merupakan visi
yang perlu diupayakan dan dijaga serta dipupuk secara bersama.

Dengan sasaran pokok dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional (RPJPN) 2005-2025, yaitu terwujudnya pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan, yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan
hunian beserta prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh
masyarakat, untuk mewujudkan kota tampa permungkiman kumuh.

Untuk menjawab tantangan bidang Cipta Karya tersebut, Pemerintah


merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
III periode 2015-2021, mengamanatkan bahwa pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya ditujukan untuk mewujudkan peningkatan akses
penduduk terhadap lingkungan permungkiman yang berkualitas, dan juga
mewujudkan kota tanpa kumuh di Indonesia pada tahun 2021.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencanangkan


‘Program Prakarsa Permukiman 100-0-100 yaitu program pengembangan
permukiman berkelanjutan, dengan mencapai 100% akses air minum,
mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan 100% akses sanitasi untuk
masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2021.
Laporan Bulanan Fasilitator Teknik Kota
Tanjungpinang I-
Maret 2023 1
1.1.1 Tujuan Program
Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan
pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung
terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.
Tujuan tersebut dicapai melalui tujuan antara sebagai berikut:
1. Menurunnya luas permukiman kumuh;
2. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Pokja PKP) di tingkat kabupaten/kota dalam penanganan permukiman
kumuh yang berfungsi dengan baik;
3. Tersusunnya rencana penanganan permukiman kumuh tingkat
kabupaten/kota dan tingkat masyarakat yang terintegrasi dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
4. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan
masyarakat untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh; dan
5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat dan pencegahan kumuh. Pencapaian tujuan
program dan tujuan antara diukur dengan merumuskan indikator kinerja
keberhasilan dan target capaian program yang akan berkontribusi
terhadap tercapainya sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman kumuh
perkotaan menjadi 0 persen. Secara garis besar pencapaian tujuan diukur
dengan indikator “outcome” sebagai berikut (lihat Format 3):
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan
pelayanan perkotaan pada permukiman kumuh sesuai dengan kriteria
permukiman kumuh yang ditetapkan (a.l drainase; air bersih/minum;
pengelolaan persampahan; pengelolaan air limbah; pengamanan
kebakaran; Ruang Terbuka Publik);
2. Menurunnya luasan permukiman kumuh karena akses infrastruktur
dan pelayanan perkotaan yang lebih baik;
3. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat
kabupaten/kota untuk mendukung program KOTAKU;
4. Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan
perkotaan di permukiman kumuh; dan
5. Meningkatknya kesejahteraan masyarakat dengan mendorong
penghidupan berkelanjutan di wilayah kumuh.

1.1.2 Komponen Program


Program KOTAKU terdiri dari komponen-komponen berikut dalam rangka
pencapaian tujuannya :
1. Pengembangan kelembagaan, strategi dan kebijakan;
2. Pengembangan kapasitas untuk pemerintah daerah dan masyarakat
termasuk dukungan untuk perencanaan penanganan permukiman kumuh
yang terintegrasi;
3. Pendanaan Investasi untuk infrastruktur dan pelayanan perkotaan, yang
terdiri dari:

Laporan Bulanan Fasilitator Teknik Kota


Tanjungpinang I-
Maret 2023 2
a. Infrastruktur skala kawasan dan skala kab/kota, termasuk dukungan
pusat pengembangan usaha di kabupaten/kota terpilih.
b. Pembangunan Kawasan Permukiman Baru untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)
c. Infrastruktur skala lingkungan, termasuk dukungan pengembangan
penghidupan berkelanjutan.
4. Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis; dan
5. Dukungan program/kegiatan lainnya, termasuk dukungan untuk kondisi
darurat bencana.

1.2 Pelaksanaan KOTAKU Kota Tanjungpinang


1.2.1 Lokasi KOTAKU
Korkot Tanjungpinang merupakan salah satu Korkot yang berada di bawah
naungan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Riau melalui PPK
PKP kepulauan Riau. Cakupan wilayah dampingannya terdiri dari 18
Kelurahan untuk Kota Tanjungpinang.

1.2.1 Komposisi Tim Pendamping


Komposisi personil Korkot Tanjungpinang sesuai Surat Keputusan PPK PKP
provinsi Kepulauan Riau Nomor : 14/KPTS/PPP-KEPRI/2023 tanggal 28
Februari 2023 jumlah total personil sebanyak 8 orang, maka rinciannya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tim Korkot 5 meliputi ; 1 Korkot, 1 Askot Infrastruktur, 1 Askot Urban
Planner, 1 Askot CD, Kelembagaan dan Kolaborasu dan 1 Askot
Safeguard.
2. Tim Faskel Kota Tanjungpiang berisi 3 orang. Komposisi Tim Faskel Kota
Tanjungpinang meliputi Senior Fasilitator, Fasilitator Urban Planner, dan
Fasilitator Teknik.

Adapun komposisi personil Tim Faskel 02 (Dua) Kota Tanjungpinang, dengan


status Maret 2023 mencakup 3 orang dengan rincian sebagai berikut :

No Nama Jabatan
1 Elsa Asmora Senior Fasilitator
2 Urai Kharisma Hardaya Fasilitator Urban Planner
3 Suci Iryanti Fasilittator Teknik

Laporan Bulanan Fasilitator Teknik Kota


Tanjungpinang I-
Maret 2023 3
1.3 Target Program Tahun 2023

1.3.1 Pendampingan Implementasi National Slum Upgrading


Dalam rangka fokus pendampingan implementasi National Slum Upgrading
Project (NSUP) - Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dengan orientasi
pada:
1. Pendampingan Pemda untuk keberlanjutan kegiatan penanganan kumuh
untuk mendukung pencapaian target RPJMN seluas 10.000 hektar pada
tahun 2024 sampai dengan 30 Juni 2023
2. Memfasilitasi kolaborasi dalam pencapaian seluruh Key Performance
Indicators (KPI) NSUP pada akhir Juni 2023
3. Mengoptimalkan upaya untuk mendukung pengurangan kumuh pada
kegiatan Skala Kawasan existing dan untuk mendukung program
kemiskinan ekstrem di lokasi NSUP
4. Pelaksanaan Exit Strategy dan Pengakhiran Loan NSUP pada 30 Juni
2023

Laporan Bulanan Fasilitator Teknik Kota


Tanjungpinang I-
Maret 2023 4

Anda mungkin juga menyukai