BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak
di sebuah hunian dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang
di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian kota.
yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh tanpa menggusur. Mengingat sifat
swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Pelibatan berbagai pihak secara
tingkat masyarakat, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah, sistem
3
kumuh tingkat kota/kab karena peran pemda menjadi sangat penting dalam
infrastruktur tingkat kota (primer atau sekunder) yang terkait langsung dengan
menjadi program yang sangat penting untuk diteliti , terutama bentuk program
adalah salah salah satu Kabupaten di Sulawesi Barat yang juga memiliki
Kecamatan Banggae yang disusun secara partisipatif yang dilengkapi dengan skenario
penanganan (road map), program-program dan kegiatan yang lebih terukur dalam
pencapaian 0 Hektar kawasan kumuh pada tahun 2019. Dan salah- satu wilayah sasaran
di Kecamatan Banggae
Dari beberapa wilayah kelurahan yang menjadi fokus Kota tanpa Kumuh,
kekumuhan di kelurahan Banggae dimulai dari Tahun 2016 dan telah banyak
Jalan setapak, dan bedah rumah dibeberapa rumah warga masyarakat di kelurahan
Banggae dan fokus di Lingkungan Copala, perencanaan program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) di kelurahan Banggae ini akan dilaksanakan mulai tahun 2016 sampai
Karena itulah, fokus penelitian ini berada di lokasi Kabupaten Majene yang
B. Rumusan Masalah
adalah sebagaiberikut :
1. Tujuan Penelitian
5
Majene.
2. Kegunaan Penelitian
(KOTAKU).
D. Kerangka Konseptual
penelitian.
Keberadaan Kota Tanpa Kumuh tidak lepas dari agenda pemerintah sebagai
kekuatan struktural birokrasi mulai dari tingkat pusat sampai pada tinkat
penelitian ini akan banyak bersentuhan kepada pengelolah program Kota Tanpa
7
Pemerintah /Stakeholder
Kebijakan dan Pengawasan
Masyarakat
Aspirasi dan dukungan Program
8
E. Definisi operasional
Setelah beberapa konsep dan gambaran umum telah diuraikan dalam hal
nyata dalam perencanaan program yang akan dilakukan Kota Tanpa Kumuh
2. Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dalam penelitian ini adalah salah satu
tata ruang kota agar lingkungan dan socialnya teratur dengan baik.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah yang mendasari
Bab ini berisi uraian tentang Disain Penelitian, Operasional Variabel dan
Teknik Analisis Data yang digunakan, Rancangan Uji Hipotesis serta Jadual
Penelitian.
MAJENE
Dalam bab ini diuraikan tentang Hasil Penelitian yang meliputi deskripsi
BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Implementasi
dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang
dilaksanakan.
memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output yang jelas
dan dapat diukur. Dengan demikian tugas implementasi kebijakan sebagai suatu
adalah:
implementasi dapat dimulai dari kondisi abstrak dan sebuah pertanyaan tentang
Edwards III ada empat variabel dalam kebijakan publik yaitu Komunikasi
satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang erat. Tujuan kita adalah
proses dinamik yang mana meliputi interaksi banyak faktor. Sub kategori dari
13
terhadap implementasi.
a. Komunikasi
proses yang amat kompleks dan rumit. Seseorang bisa menahannya hanya
diterima oleh semua personel dan harus mengerti secara jelas dan akurat
mengenahi maksud dan tujuan kebijakan. Jika para aktor pembuat kebijakan
bingung dengan apa yang akan mereka lakukan sehingga jika dipaksakan
kebijakan.
b. Sumberdaya
keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk
mereka tidak bisa melakukan pengawasan dengan baik. Jika jumlah staf
kebijakan konservasi energi merupakan hal yang baru bagi mereka dimana
tindakan apa yang harus dilakukan dan informasi tentang data pendukung
dilapangan bahwa tingkat pusat tidak tahu kebutuhan yang diperlukan para
supervisor.
dari kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati tetapi
sasaran program.
dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Wujud dari dukungan
cukup guna memberikan insentif bagi para pelaksana program agar mereka
d. Struktur Birokrasi
apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan. Van Horn dan Van
luar organisasi;
birokrasi.
pemikiran dasar. Proses ini adalah aplikasi mode pengembangan dari analisis
implementasi.
mengarahkan analisis keputusan, dan hal yang sama berlaku untuk rencana
yang sama, merekan umumnya lebih sedikit dan didefenisikan dalam cara
dibuat, tugas yang harus dijalankan, tindakan yang harus dilakukan, hal-hal
Sebuah rencana tak lain adlah peta jalan yang menjelaskan apa yang
situasi adalah :
- Mengembangkan
- Panduan umum
21
- Analisis Keputusan
- Tugas-tugas
- Tindakan-tindakan
- Jendela waktu
- Hubungan dependen
- Penambahan Waktu
- Analisis keputusan
- Subrencana
- Sub-subrencana
- Model lain
- Masterplan ?
- Dapatkah terpenuhi ?
- Memecahkan konflik
22
- update berkala
berbagai sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat,
yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak
kepadatan tinggi;
c. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang
1. Keteraturan bangunan
2. Jalan Lingkungan;
3. Drainase Lingkungan,
5. Pengelolaan Persampahan;
indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh
dan permukiman kumuh. Selain karakteristik fisik, karakteristik non fisik pun
perlu diidentifikasi guna melengkapi penyebab kumuh dari aspek non fisik
perkotaan pada kawasan kumuh sesuai dengan kriteria kumuh yang ditetapkan
di kawasan kumuh.
26
4. Partisipatif.
kota juga harus mampu meningkatkan kapasitas dan daya dukung lingkungan.
28
dan masyarakat.
5. Pola Penanganan
sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru. Cakupan
kualitas permukiman yang ada dapat dibedakan menjadi tiga pola penanganan,
1. Pencegahan
berlaku dalam pembangunan hunian (mis. tata ruang, IMB, garis sempadan
untuk masyarakat.
2. Peningkatan Kualitas
3. Pengelolaan
pendanaan.
gejala dan penyebabkumuh, baik dari aspek sosial, ekonomi, fisik lingkungan,
maupun aspek legal yang bertujuan untuk pencapaian visi kota tanpa kumuh.
sebagai berikut:
1
31
Berikut adalah Kerangka pikir yang akan saat penelitian Berdasarkan Teori
Komunikasi
Sumber Daya
Implementasi Program
KOTAKU
Disposisi atau Sikap
Struktur Birokrasi
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang relevan dengan penelitian ini,
Sehingga, data dan informasi yang diperoleh dapat lebih akurat dengan
a. Jenis Penelitian
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti haus
berbekal teori. Dalam penelitian kualitatif, teori yang digunakan harus sudah
jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk merumuskan hipotesis, dan
landasan teori dalam proposal penelitian kualitatif harus sudah jelas teori apa
Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat
jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif jauh lebih
penelitian yang baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai
bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.
Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan
partisipan/sumber data.
35
Oleh karena itu peneliti kualitatif jauh lebuh sulit dari penelitian
kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga
mampu menjadi “human instrumen” yang baik. Dalam hal ini Borg and Gall
well than quantitative research because the data collected are usually
subjective and the main measurement tool for collecting data is the
dan instrumen sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.
dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun
wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai
budaya, keyakinan, hukum, adat, dan istiadat tang terjadi dan berkembang
pada konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas,
maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit
karena untuk bertanya pada bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan.
tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu, landasan teori yang
sosial.
d. Informan Penelitian
adalah subjek penelitian yang menjadi kunci dari pencarian data dan
yang akan membuka dan mengantarkan peneliti kepada objek penelitian yang
dikaji. Peneliti bisa melakukan refleski dari informasi yang disampaikan oleh
penelitian.
a. Informan Kunci
yang dikaji oleh peneliti. Informan Kunci adalah informan yang terlibat
diperoleh dari informan kunci adalah data primer atau utama yaitu empat
informan..
b. Informan Madiya
sebagai informan ricek terhadap informan kunci. Data yang diperoleh dari
informan madya adalah data yang bersifat skunder atau pelengkap dari
data yang diperoleh dari informan kunci yaitu berjumlah dua informan .
c. Informan Biasa
objek penelitian yang dikaji oleh peneliti. Informan biasa adalah informan
diperoleh dari informan biasa adalah data skunder yang berjumlah enam
informan
.
38
berikut :
milyar sesuai dengan Surat edaran dari Kementerian Pekerjaan Umum . Pada
Kabupaten Kota pendanaan Kota tanpa kumuh dimasukkan dalam Dana Alokasi
titik lokasi perumahan Kumuh yang akan dicarikan solusi wilayah tanpa Kumuh
melalui adanya relasi antara struktur Organisasi Program Kota Tanpa Kumuh dari
tingkat kelurahan. Ditingkat Kabupaten disebut Satker PPK Kabupaten yang akan
berembuk dengan Tim Korkot dan Fasilitator dalam perencanan RPJM Daerah/
data yaitu:
ada relevansinya dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini. Data
langsung di lapangan.
tujuan penelitian.
3. Instrumen Penelitian
1. Matriks Wawancara
f. Analisis Data
Dilihat dari tujuan analisis maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam
suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap
proses tersebut dan yang kedua, menganilisis makna yang ada dibalik
Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis studi kasus
yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis.
domain ganda. Ketiga, apabila domai tungal maka studi kasus dapat dilakukan
42
pada orang-orang dalam studi kasus, dan keempat, menjelaskan domain ganda
Penelitian ini fokus pada metode analisis studi kasus situasional yang
BERAKHIR MEMULAI
VI I
Membangun atau Melakukan pengamatan, identifikasi
menjelaskan teori dan re-chek terhadap data
V II
Menarik Kesimpulan- Melakukan Kategorisasai terhadap
kesimpulan Umum informasi yang diperoleh
IV
Menjelaskan hubungan- III
hubungan Kategorisasi Menelusuri dan menjelaska
kategorisasi
oleh tabel frekuensi dan hasil tabulasi silang beberapa variabel yang relevan