Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

Perencanaan Pembangunan
Penyediaan Sarana Sanitasi Di
Pedesaan Dalam Perspektif Social
Engeneering

Mata Kuliah : Perencanaan

Dosen : Dr.Taufiqurokhman,M.Si

Nama : Devryani Dwi Safitri

Kelas : Administrasi Publik – AP HL 4

NIM : 202021044

Makalah Tugas Perencanaan 1


ABSTRAK

Salah satu tujuan pembangunan desa adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Oleh karena itu pembangunan pedesaan diarahkan untuk
penguatan desa dan masyarakatnya, serta pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan di pedesaan untuk mendorong pengembangan pedesaan
berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi serta
mendorong keterkaitan desa-kota. Kebijakan pembangunan pedesaan
dilakukan dengan strategi diantaranya pengolahan air limbah baru
dilakukan untuk air buangan dari WC sehingga diharapkan kondisi sanitasi
masyarakat di pedesaan juga meningkat.

Kata kunci : pembangunan desa, kondisi sanitasi masyarakat

Makalah Tugas Perencanaan 2


DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………………….. 2

BAB I................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan Makalah......................................................................7
BAB II..............................................................................................................................8
BAB III..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16

Makalah Tugas Perencanaan 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia khususnya di wilayah
pedesaan adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang
terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke
badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan
higienis lainnya. Buruknya kondisi sanitasi baik di wilayah perkotaan
maupun di perdesaan merupakan salah satu penyebab kematian anak
di bawah 3 tahun yaitu sebesar 19 % atau sekitar 100.000 anak
meninggal karena diare setiap tahunnya dan kerugian ekonomi
diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto (studi World
Bank, 2007). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, penanganan masalah sanitasi
merupakan kewenangan daerah, tetapi sampai saat ini belum
memperlihatkan perkembangan yang memadai. Oleh sebab itu,
pemerintah daerah perlu memperlihatkan dukungannya melalui
kebijakan dan penganggarannya dalam menyediakan sarana sanitasi
khususnya di wilayah pedesaan.

Perencanaan penyediaan sarana sanitasi merupakan satu kebijakan


publik menyangkut masyarakat pedesaan, implementasi dari Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut diatas. Taufiqurokhman
(2014:4) menyebutkan bahwa kebijakan publik merupakan
“Serangkaian keputusan kebijaksanan yang diambil seorang atau
sekelompok orang untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu di dalam
masyarakat”

Masalah pembangunan dan perencanaan dalam bidang sanitasi di


pedesaan adalah masalah yang sudah sejak lama dipikirkan dan
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Indonesia termasuk Pemerintah
Daerah. Sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam bentuk
pedesaan dan beberapa kota yang sudah menjalankan fungsinya
sebagai wilayah perkotaan. Bahkan di wilayah perkotaan yang telah
terbangun tersendiri kadang ditemui adanya kampung-kampung yang
merupakan ciri khas dari pedesaan yaitu adanya kampung-kampung
di dalamnya dengan kondisi sanitasi khususnya pengelolaan air
limbah yang sangat minim. Oleh karena itu perencanaan

Makalah Tugas Perencanaan 4


pembangunan dalam bidang sanitasi di wilayah pedesaan menjadi hal
yang perlu untuk dilakukan kajian agar konsep-konsep pembangunan
bagi wilayah di pedesaan dapat diakomodir sesuai dengan harapan.
Apabila pembangunan pedesaan dengan salah satunya pengelolaan
sarana sanitasi di lingkungan masyarakat di Indonesia dapat
berkembang maka dipastikan bahwa Indonesia akan mengalami
kemajuan pembangunan secara signifikan.

Namun terkadang rencana dan aksi pengelolaan sarana sanitasi di


lingkungan masyarakat pedesaan terhambat dengan pemahaman dan
kesadaran masyarakat yang belum memperhatikan pentingnya
sanitasi termasuk adanya kepercayaan adat dan budaya yang melekat
di lingkungan masyarakat pedesaan khususnya dalam bidang
pengelolaan air limbah domestik. Untuk itu pentingnya perencanaan
sosial dalam mengintervensi antara kebijakan pembangunan sarana
sanitasi di lingkungan pedesaan dengan kondisi sosial dan budaya
yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi penolakan/resistensi
yang pada akhirnya kebijakan pembangunan di wilayah pedesaan
menjadi tidak terarah. Pengalaman penyediaan sarana sanitasi yang
tidak melibatkan peran serta masyarakat melalui proses perencanaan
sosial yang mengakibatkan kurang optimalnya fungsi dari sarana
sanitasi tersebut harus menjadi landasan agar proses perencanaan
sosial dengan melalui pendekatan berbasis masyarakat maka
masyarakat akan ditempatkan sebagai subjek dan objek utama dari
manfaat pembangunan menjadi paradigma baru yang harus
diperhatikan. Dengan paradigma tersebut diharapkan masyarakat
akan merasa memiliki dan bertanggung jawab dalam pemeliharaan
sarana sanitasi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara
keberlanjutan.

Menurut Taufiqurokhman (2008:2). Perencanaan adalah juga cara


berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama
yang berorientasi pada masa mendatang, berkembang dengan
hubungan antara tujuan dan keputusan–keputusan kolektif dan
mengusahakan kebijakan dan program.

Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen


dengan pokok perhatian yaitu diantaranya berupa Perencanaan Sosial
yang bertujuan untuk melakukan modifikasi, menghilangkan atau
membuat kebijakan-kebijakan ataupun program-program sosial dalam
suatu organisasi atau di lingkungan masyarakat, dimana pada
makalah ini membahas mengenai kebijakan program penyediaan
sarana sanitasi bagi masyarakat pedesaan.

Makalah Tugas Perencanaan 5


Perencanaan sosial umumnya mempunyai peran utama:

1. Mengembangkan perundang-undangan.
2. Mengevaluasi dan menyampaikan program-program
kemasyarakatan.

3. Menciptakan/ mendisain model-model pelayanan.

4. Mengembangkan komite dewan penasehat/ badan kebijakan yang


bertugas memberikan masukan kepada pengembang program-
program pada organisasi pelayanan.

Pada tingkat masyarakat (community level) biasanya perencana social


bekerja pada agen-agen yang berada di bawah pemerintah ataupun
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Adapun peran yang biasa
dilakukan perencana sosial tingkat masyarakat adalah:
1. Perencanaan yang bersifat sektoral yang jangkauannya lebih pada
sektor pelayanan atau populasi yang spesifik seperti masyarakat
pedesaan.
2. Peranannya lebih pada memberikan masukan pada sistem
perundang-undangan atau kebijakan di bidang pelayanan
kesehatan/sanitasi, kesehatan mental atau pelayanan pada anak-
anak muda.

3. Pelayanan yang bersifat pelayanan langsung (direct service)

1.2 Rumusan Masalah


Dalam menerapkan kebijakan pembangunan di wilayah pedesaan
khususnya dalam bidang sanitasi berupa pengolahan air limbah
domestik terdapat beberapa hambatan dan permasalahan yang
mungkin muncul saat rencana kebijakan diaplikasikan di lapangan,
adapun beberapa kemungkinan masalah yang timbul terkait dengan
rencana kebijakan tersebut, yaitu sebagai berikut :

 masih kuatnya tradisi yang melekat pada masyarakat desa dalam


mengabaikan sarana pengelolaan air limbah domestik;
 belum memahaminya pentingnya sarana santasi terhadap kondisi
kemasyarakatan pedesaan;

 belum optimalnya partisipasi masyarakat pedesaan dalam


mendukung program pemerintah

Makalah Tugas Perencanaan 6


1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memasukkan faktor sosial
dalam perencanaan pembangunan pedesaan dalam bidang sanitasi
serta membuat strategi tahapan agar terjadinya perubahan sosial
(seperti perubahan sikap dan kebiasaan masyarakat) untuk mengelola
air limbah domestik secara baik guna meningkatkan kesehatan
masyarakat. Selain dari hal tersebut, diharapkan dari penulisan
makalah ini yaitu mengingatkan kepada para pemangku kepentingan
(stakeholder) bahwa keberhasilan program sarana sanitasi di pedesaan
tidak hanya berdasar pada telah terbangunnya sarana tersebut,
namun juga bagaimana fungsi sarana sanitasi air limbah dapat
berjalan optimal secara berkelanjutan dengan memaksimalkan peran
serta masyarakat melalui tahap awal perencanaan sosial yang baik.

Gambar 1. Contoh Kondisi Sanitasi Air Limbah

Makalah Tugas Perencanaan 7


BAB II

PEMBAHASAN LANGKAH PERENCANAAN SOSIAL

Permasalahan dari sanitasi lingkungan yang buruk adalah rendahnya


kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Masih banyak penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan
tentu menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia terutama pada
sumber-sumber air yang seharusnya menjadi sumber penghidupan warga.
Dengan tingkat populasi yang tinggi, namun kesadaran akan lingkungan
yang rendah semakin memperparah kondisi tersebut. Masyarakat Indonesia
masih sering membuang limbah rumah tangga dan sampah di sungai-
sungai. Padahal sungai-sungai itulah yang menjadi sumber penghidupan
mereka. (Trias, 2011). Masalah lainnya, adalah rendahnya alokasi APBD
tiap daerah yang digunakan untuk memperbaiki sarana sanitasi.
Berdasarkan data dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian
Dalam Negeri, pada tahun 2010 yang lalu, rata-rata alokasi belanja sanitasi
seluruh kota dan kabupaten di Indonesia masih di angka 1,5% dari total
belanja APBD. Dibandingkan pada saat tahun 2006 yang alokasi rata-
ratanya hanya 0,5 %, hal itu tentu mengalami kenaikan yang signifikan.
Namun, berkaca dari kondisi Indonesia saat ini, hal itu tentu jauh dari kata
layak, karena kondisi sanitasi di Indonesia telah mencapai taraf yang
sangat memprihatinkan. Masalah sanitasi merupakan masalah yang
melibatkan beberapa faktor antara lain: masyarakat sebagai pelaku
penghasil, teknologi dan manajemen pengelolaan sanitasi yang masing-
masing saling mempengaruhi.

Dalam paradigma demokrasi, cara untuk mengurangi konflik dan


ketergantungan tersebut adalah dengan memperkuat partisipasi
masyarakat (modal sosial). Di Indonesia, proses perencanaan partisipatif
mulai digunakan seiring dengan dimulainya proses desentralisasi. Sistem
perencanaan pembangunan yang pada awalnya bersifat top-down, berubah
lambat laun menjadi bottom-up. Dalam perencanaan pembangunan di
wilayah pedesaan terkadang menyebabkan konflik di masyarakat akibat
berbenturan dengan pola sosial dan budaya yang dianut oleh masyarakat.
Selain itu pandangan dari tokoh adat, tokoh masyarakat sangat berperan
dalam menentukan adanya resistensi di kalangan masyarakat. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah oleh seorang perencana sosial agar
perencanaan pembangunan khususnya penyediaan sarana sanitasi di
wilayah pedesaan melalui pengelolaan air limbah domestik dapat berjalan
sesuai rencana.

Makalah Tugas Perencanaan 8


Dalam melaksanakan perencanaan sosial baik sebelum maupun dalam
prosesnya diperlukan stategi dalam hal ini manajemen strategik sektor
publik/masyarakat agar berhasil dalam mencapai tujuan tersebut.
Taufiqurokhman (2016:59-60), tujuan dari manajemen strategik untuk
sektor publik adalah :

1. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif


dan efisien
2. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta
melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat
penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi
3. Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai
dengan perkembangan lingkungan eksternal
4. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman bisnis yang ada
5. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan
selera konsumen
Keberhasilan suatu program sanitasi yang berbasis kemasyarakatan
melalui proses perencanaan sosial menjadi salah satu langkah agar
program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Langkah-langkah
dalam memasukan faktor perencanaan sosial dalam pembangunan di
wilayah pedesaan khususnya dalam bidang sanitasi, antara lain :

1) Melakukan Assessment dan Pemetaan


Pada aktivitas manapun, assesment (penjajakan dan pemetaan terhadap
kondisi lapangan selalu menjadi hal yang penting. Pemetaan kondisi di
lapangan akan menentukan langkah dan strategi advokasi apa yang
akan ditempuh dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat.
Langkah penjajakan dapat dilakukan melalui observasi, silaturrahim,
wawancara, hingga ikut terlibat dalam pertemuan-pertemuan warga.
Setelah tahap assesment dilakukan, maka tim perlu melakukan
pemetaan. Hal yang paling penting yang perlu dipetakan adalah politik
desa, tokoh-tokoh berpengaruh, latar belakang budaya; dan institusi-
institusi yang berada di pedesaan baik yang bersifat formal maupun non
formal.

Makalah Tugas Perencanaan 9


Gambar 2. Contoh Kegiatan Penjajakan Kepada Masyarakat
2) Mendekati Tokoh Kunci
Setelah tokoh-tokoh kunci dipetakan, maka perlu adanya pendekatan
informal kepada tokoh-tokoh kunci tersebut baik sebagai pemangku
adat maupun tokoh agama. Mendekati tokoh-tokoh kunci tersebut
bisa dengan silahturahim informal (cara yang paling biasa dilakukan)
atau pada forum-forum formal maupun infromal. mendekati tokoh
kunci akan memudahkan perencana sosial untuk membangun
komitmen dan kepercayaan serta menjadi modal untuk melakukan
lobby dan negosiasi.

3) Kampanye Mengenai Pentingnya Sanitasi


Saat ini kampanye sanitasi dilakukan dengan cara menarik dan
efektif, salah satunya dengan menggunakan sosial media seperti
facebook. Keunggulan kampanye tentang pentingnya sanitasi adalah
biaya yang dikeluarkan ralatif jauh lebih murah dari pada
menggunakan media lain sebagai bentuk kampanye. Untuk itu perlu
dibuat wacana di media sosial tentang pentingnya sanitasi bagi
peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah pedesaan. Mengubah
perilaku tidak semudah membalikkan telapak tangan karena
merupakan sebuah proses yang harus dilalui secara bertahap
memberikan pengertian kepada masyarakat pedesaan betapa
pentingnya kesehatan dan sanitasi lingkungan. Kampanye
menggunakan media sosial sangat signifikan ditambah dengan
pendidikan mengenai sanitasi sehingga diharapkan masyarakat
pedesaan dapat hidup di lingkungan yang lebih sehat. Pelaksanaan
kampanye publik tersebut, harus direncanakan secara
berkesinambungan agar proses perubahan masyarakat tersebut
dapat berlangsung hingga terwujudnya partisipasi (action)
masyarakat secara luas dalam mendukung terwujudnya sistem
pengelolaan air limbah yang efektif dan efisien.

4) Strategi Pelibatan Peran Serta Masyarakat.


Masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan baik sebagai
penghasil, pengguna teknologi maupun pelaksana manajemen
sanitasi, maka keterlibatan warga masyarakat dalam pengelolaan air
bersih dan sanitasi merupakan titik sentral dalam pekerjan
pemberdayaan ini. Pemerintah sebenarnya telah berusaha
melaksanakan program-program yang menggunakan pendekatan
partisipasi masyarakat. Namun kenyataannya, sampai saat ini belum

Makalah Tugas Perencanaan 10


memperlihatkan hasil yang optimal, terutama dalam hal pengawasan
sarana dan prasarana yang sudah terbangun. Kapasitas masyarakat
dan sumber daya alam dalam pengelolaan prasarana masih cukup
rendah untuk mendukung keberlanjutan pengelolaan prasarana yang
dibangun (Mustofa, 2010). Masyarakat masih beranggapan bahwa
yang bertugas melakukan pengawasan dan pemeliharaan adalah
pihak pemerintah atau lembaga yang dibentuk, sehingga ada
kecenderungan masyarakat untuk tidak melakukan pengawasan dan
pemeliharaan. Akibatnya proyek-proyek yang dibangun pemerintah
seperti prasarana sanitasi menjadi mubazir, karena tidak dikelola dan
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, dan hanya menjadi
proyek ’monumental’ saja. Masyarakat tidak merasa memiliki dan
ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana yang telah
dibangun, karena merasa tidak punya andil didalamnya. Akhirnya
masyarakat menjadi apatis dan kembali kepada kebiasaan lama
dalam bersanitasi, seperti membuang limbah padat (sampah) dan
limbah cair (kotoran manusia, bekas cucian) secara sembarangan di
pekarangan, sungai dan pantai. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya kondisi kesehatan lingkungan masyarakat setempat.
Apalagi kondisi ini didukung pula oleh prasarana sanitasi keluarga
yang buruk. Untuk mengantisipasi penurunan derajat kesehatan
lingkungan masyarakat akibat kondisi prasarana sanitasi yang
buruk, maka pemerintah pusat telah melaksanakan sejumlah
program tentang sanitasi dan kesehatan masyarakat yang
berkelanjutan, seperti program penyediaan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat (PAMSIMAS). Penyediaan air minum dan
sanitasi air limbah berbasis masyarakat merupakan salah satu
program yang dilaksanakan pemerintah untuk membantu
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam penyediaan air minum
serta mengatasi masalah sanitasi.

Sebagaimana diketahui bersama, debit air limbah berasal dari


aktifitas setiap individu penduduk. Oleh karena itu, efektifitas sistem
pengelolaan air limbah sangat terkait dengan perilaku masyarakat
dalam bersikap dan bertindak terhadap air limbah yang dihasilkan.
Perubahan perilaku masyarakat yang diharapkan untuk mendukung
sistem pengelolaan air limbah yang efektif berkaitan dengan perilaku
sebagai berikut :
a) Bersedia tidak membuang air limbah secara sembarang pada
lingkungan.
b) Bersedia menyediakan tangki septik sesuai standar pada
masing-masing bangunan

Makalah Tugas Perencanaan 11


c) Bersedia mengelola tangki septik secara benar dengan
melakukan pengurasan lumpur tangki septik secara rutin.
d) Bersedia membayar retribusi air limbah khususnya bagi
penduduk yang daerahnya telah dilayani oleh jaringan perpipaan
air limbah.

Upaya mempengaruhi perilaku masyarakat untuk mendukung sistem


pengelolaan air limbah, memerlukan suatu perencanaan rekayasa
sosial (Social Engineering). adalah upaya untuk mempengaruhi
(merubah perilaku) masyarakat agar: Tertarik, Tergerak, Terajak
untuk bertindak ke arah yang ditunjukkan sesuai dengan perbaikan
sistem sanitasi yang direncanakan.

Secara umum proses perubahan masyarakat yang diharapkan dari


suatu kampanye publik dengan proses perencanaan sosial adalah
sebagai berikut :

a) Meningkatnya kesadaran (Awareness)


b) Meningkatnya minat (Interest)
c) Tumbuhnya kebutuhan (Demand)
d) Adanya partisipasi dan tindakan (Action)

5) Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah proses identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perencanaan (Rangkuti, 2003).
Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Oportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

No Faktor Bobot Tingkat Jumlah


Pengaruh
Lingkungan Internal
Kekuatan (Strength)
A Teknis & Operasional 30 % 2
B Kelembagaan 10 % 1
C Keuangan 30 % 2
D Komunikasi 10 % 1
E SDM 20 % 2
Jumlah 100 % 8 8
Kelemahan (Weakness)
A Teknis & Operasional 30 % 1
B Kelembagaan 10 % 2

Makalah Tugas Perencanaan 12


C Keuangan 30 % 1
D Komunikasi 10 % 2
E SDM 20 % 1
Jumlah 100 % 7 7
Selisih Kekuatan-Kelemahan 1

No Faktor Bobot Tingkat Jumlah


Pengaruh
Lingkungan Eksternal
Peluang (Oppotunity)
A Teknis & Operasional 20 % 1
B Kelembagaan 10 % 1
C Keuangan 20 % 1
D Komunikasi 10 % 1
E Pemberdayaan 40 % 1
Masyarakat dan
Kemiskinan
Jumlah 100 % 5 5
Ancaman (Threats)
A Teknis & Operasional 30 % 3
B Kelembagaan 20 % 1
C Keuangan 20 % 2
D Komunikasi 10 % 1
E Pemberdayaan 20 % 1
Masyarakat dan
Kemiskinan
Jumlah 100 % 5 8
Selisih Peluang – Ancaman -3

Contoh langkah-langkah dalam melakukan analisa SWOT dapat


dijelaskan sebagai berikut :
a) Tentukan faktor - faktor peluang eksternal dan identifikasi strategi
yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang serta
identifikasi strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang eksternal tersebut.
b) Tentukan faktor - faktor ancaman eksternal dan identifikasi strategi
yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman-ancaman
serta identifikasi strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman .
c) Melakukan pembobotan yaitu dengan memberikan nilai dalam
presentasi dari sisi prioritas, dimana urutan yang paling atas adalah
prosentase yang terbesar dengan jumlah total 100 %.

Makalah Tugas Perencanaan 13


d) Menentukan tingkat pengaruh dari tiap faktor yaitu sebagai berikut :
 Urutkan isu-isu strategis ke dalam prioritas permasalahan.
 Berilah nilai tingkat pengaruh berdasarkan tingkat
kepentingannya.
 Rentang nilai tingkat pengaruh adalah 1 s.d 4.
 Indikator nilai nya adalah sbb: 1 = tingkat pengaruh sangat kecil
2 = tingkat pengaruh kecil 3 = tingkat pengaruh sedang 4 =
tingkat pengaruh besar

e) Sebagai contoh dari hasil analisis perhitungan matrik SWOT,


didapat nilai dari tiap komponen SWOT yaitu sebagai berikut:
• Skor Total Kekuatan 8

• Skor Total Kelemahan 7

• Skor Total Peluang 5

• Skor Total Ancaman 8

Dari analisis SWOT tersebut di atas sebagai contoh bahwasanya


faktor kekuatan lebih kecil dari faktor kelemahan dan pengaruh dari
faktor peluang lebih kecil dari faktor ancaman. Oleh karena itu
rencana penyediaan sarana sanitasi di wilayah pedesaan dapat
ditinjau ulang atau ditunda sementara dengan memperbaiki konsep
yang akan dibangun dari sisi teknis dan penyempurnaan proses
perencana sosial atau rekayasa sosial dari aspek sosial budaya
sehingga masyarakat di pedesaan dapat memahami terhadap
rencana penyediaan sarana sanitasi secara bertahap serta
meningkatkan faktor-faktor kekuatan dan peluang serta sebaliknya
mengurangi faktor kelemahan dan ancaman.

Makalah Tugas Perencanaan 14


BAB III

KESIMPULAN
 

Kesimpulan
Perencanaan sosial dalam bidang sanitasi merupakan sebuah transformasi
atau perubahan ekonomi, sosial dan budaya yang digerakkan atas tujuan
atau strategi yang diinginkan dan berguna untuk peningkatan kualitas
manusia dalam memperbaiki kualitas hidupnya melalui proses
pembangunan sarana sanitasi. Di dalam melakukan pembangunan, setiap
program pemerintah memerlukan perencanaan yang akurat serta
diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya. Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan lebih memprioritaskan
bagi kepentingan masyarakat. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang
tepat dan sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak
dilakukannya usaha pembangunan. Pembangunan melalui tahap
perencanaan sosial merupakan suatu upaya terencana yang dilakukan
untuk membangun suatu infrastruktur atau kebijakan/program melalui
proses perencanaan sosial yang baik dalam rangka menunjang
kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial tanpa
merusak lingkungan atau kehidupan sosial budaya di lingkungan
masyarakat pedesaan. Dan dalam perencanaan sosail dalam hal
pembangunan di wilayah pedesaan khususnya di bidang sanitasi agar tidak
terjadi konflik di lingkungan masyarakat akibat berbenturan dengan pola
sosial dan budaya yang telah masyarakat anut maka harus
mempertimbangkan kondisi sosial budaya dan masyarakat setempat agar
tidak menimbulkan resistensi yang akhirnya tidak bermanfaat bagi
masyarakat. Selain itu pandangan dari tokoh adat, tokoh masyarakat
sangat berpengaruh dan sangat berperan dalam menentukan adanya
resistensi di kalangan masyarakat pedesaan.

Makalah Tugas Perencanaan 15


DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti. (2003). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Indonesia, Lampiran Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.
Indonesia, Buku I Lampiran Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2010 – 2014.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional,
Pembangunan Sarana Air Bersih Berbasis Masyarakat, Deputi Bidang
Sarana dan Prasarana BAPPENAS
Taufiqurokhman, D. R., Sos, S., & Si, M. (2014). Konsep dan Kajian Ilmu
Perencanaan . Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Moestopo Beragama.
Taufiqurokhman, D. R., Sos, S., & Si, M. (2014). Kebijakan Publik. Jakarta:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama
(Pers).
Taufiqurokhman, T. (2016). Manajemen Strategik. Jakarta: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Makalah Tugas Perencanaan 16

Anda mungkin juga menyukai