STRATIGRAFI
Formasi Camba (Tmc) yang tebalnya mencapai 4250 m dan menindih tak
selaras batuan-batuan yang lebih tua. Formasi ini disusun oleh batuan
53
54
sangat luas.
gunungapi, dan batubara; warna beraneka dari putih, coklat, merah, kelabu
tebal antara 4 cm dan 100 cm. Tufa berbutir halus hingga lapili, tufa
dan breksinya terutama berkomponen andesit dan basal dengan ukuran antara
batulempung kelabu tua dan napal mengandung fosil foram kecil dan sisipan
tertulis, 1974, 1975) dan Purnamaningsih, pada contoh batuan La.3, La.24,
foraminifera jenis yang lain, ostrakoda dan moluska dalam formasi ini.
Gambar 3.1Peta Geologi Lembar Ujungpandang, Benteng dan Sinjai (Sukamto dan
Supriatna, 1982).
4250 m tebalnya diterobos oleh retas basal piroksin setebal antara ½-30 m,
cm) dengan sisipan batupasir tufa (1-2 cm) dan konglomerat berkomponen
satuan Tmc.
konglomerat dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan batuan sedimen
56
breksi gunungapi dan lava yang berkomposisi andesit dan basal, konglomerat
juga berkomponen andesit dan basal dengan ukuran 3-50 cm, tufa berlapis
baik, terdiri tufa litik, tufa kristal dan tufa vitrik. Bagian atasnya mengandung
ignimbrit bersifat trakit dan tefrit leusit ignimbrite berstruktur kekar maniang,
berwarna kelabu kecoklatan dan coklat tua, tefrit leusit berstruktur aliran
dengan permukaan berkerak roti, berwarna hitam. Satuan Tmcv ini termasuk
yang dipetakan oleh T.M. Van Leeuwen sebagai Batuan Gunungapi Soppo,
basal piroksin dan andesit (0,5-30 cm), bermasa dasar tufa yang mengandung
contoh ignimbrit menghasilkan umur 13± 2 juta tahun dan K-Ar dari contoh
lava menghasilkan umur 6,2 juta tahun. Data paleontologi dan radiometri
tersebut menunjukkan umur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir. Satuan ini
mengandung kuarsa; tufanya berkisar dari tufa breksi, tufa lapili dan tufa
muka laut; tebal formasi ini sekitar 2500 m. Di Pulau Selayar formasi ini
(hubungan tertulis, 1975) pada contoh batuan La.457 dan La.468, terdiri dari:
dari Miosen Akhir sampai Pliosen (N18-N20). Lagi pula ditemukan jenis
terlihat batugamping ini relatif lebih muda dari pada batupasir Formasi
contoh batuan La.437, La.438 dan La.479, terdiri dari: Globigerina nephentes
umur berkisar dari Miosen Akhir sampai Pliosen Awal (N16-N19). Tebal
perbukitan rendah dengan ketinggian rata-rata 150 m, dan yang paling tinggi
didasarkan pada litostratigrafi tidak resmi, yang bersendikan pada ciri litologi,
batuan yang satu dengan batuan yang lain, serta hubungan tektonik batuan,
61
sehingga dapat disebandingkan baik secara vertikal maupun lateral dan dapat
pada daerah penelitian dijumpai empat satuan batuan yang diurutkan dari
1. Satuan aluvial
2. Satuan batugamping
3. Satuan tufa
tersusun oleh breksi gunungapi, lava, konglomerat dan tufa berbutir halus
basal piroksin dan andesit (0,5-30 cm), bermassa dasar tufa yang
mengandung biotit dan piroksin. Berdasarkan kesamaan ciri fisik dan posisi
stratigrafinya, serta letak geografis yang relatif dekat dengan lokasi tipe,
Penamaan satuan batuan ini terbagi atas dua yaitu penamaan batuan
dapat diamati secara langsung dilapangan dan dapat dilihat dari ukuran butir
batuan piroklastik.
Satuan ini terletak di bagian tenggara memanjang dari utara ke selatan daerah
penelitian.
ukuran butir pasir hingga bongkah, sortasi buruk, struktur tidak berlapis,
komposisi material yaitu fragmen basal, andesit dan tufa kasar, bentuk
terdiri dari batuan beku, bentuk angular – subrounded dengan ukuran 1,2 mm
– 3 mm serta semen berupa debu vulkanik, kemas terbuka, sortasi buruk dan
Singkapan ini dijumpai dalam keadaan segar pada daerah sebelah timur
Piroksin dan Mineral opak, Massa dasar terdiri dari mikrolit plagioklas dan
1955).
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
65
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
tersusun atas fenokris dan massa dasar dimana fenokris terdiri dari mineral
Plagioklas, Hornblende, piroksin dan Mineral opak, Massa dasar terdiri dari
mikrolit plagioklas dan massa dasar gelas, struktur massive dengan range
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
piroklastik halus, ukuran butir 0.02 – 1,4 mm, bentuk mineral subangular -
analisis diatas, maka nama batuan adalah Crystal vitric tuff ( Pettijohn,
1975 ).
A B C D E F G H I J K L M N
67
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
ukuran butir pasir hingga bongkah, sortasi sedang, struktur tidak berlapis,
komposisi material yaitu fragmen basal, andesit dan tufa kasar, bentuk
terdiri dari batuan beku, bentuk angular – subrounded dengan ukuran 1,2 mm
– 2 mm serta semen berupa debu vulkanik, kemas terbuka, sortasi buruk dan
struktur berlapis. Singkapan ini dijumpai dalam keadaan segar pada daerah
dan massa dasar dimana fenokris terdiri dari mineral Plagioklas, Hornblende,
Piroksin dan Mineral opak, Massa dasar terdiri dari mikrolit plagioklas dan
massa dasar gelas, struktur massive dengan range ukuran mineral 0,02 mm –
2,2 mm. Berdasarkan analisis diatas, maka nama batuan adalah Porfiri Basalt
( Travis, 1955 ).
A B C D E F G H I J K L M N
69
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
kuning kecoklatan pada nikol sejajar, abu – abu kehitaman pada nikol silang,
tekstur piroklastik halus, ukuran butir 0.02 – 2,4 mm, bentuk mineral
Rock Fragmen, Piroksin, Biotit, Ortoklas, Kuarsa, Mineral opak dan gelas
vulkanik. Berdasarkan analisis diatas, maka nama batuan adalah Lithic tuff
( Heinrich, 1956 ).
A B C D E F G H I J K L M N
70
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
Gambar 3.9 Kenampakan Fotomikrograf Lithic tuffdengan komposisimineral Rock
fragmen (5F), Piroksin (3M), Biotit (2C), Ortoklas (10B), Kuarsa (6H),
Mineral opak (4C), Gelas vulkanik (1N). Difoto dengan perbesaran 50X
pada nikol silang.
geografis yang relatif dekat dengan lokasi tipe, maka satuan breksi gunungapi
Gunungapi Formasi Camba (Tmcv) yang dicirikan oleh breksi gunungapi dan
tempat dijumpai karbonat (bereaksi dengan HCl), dan bentuk fragmen yang
laut dangkal.
dalm kondisi segar dan dalam kondisi lapuk berwarna abu-abu kehitaman,
tekstur piroklastik kasar, ukuran butir pasir hingga bongkah, sortasi buruk,
basal, andesit, dan tufa kasar, bentuk fragmen angular hingga subangular
batuan yang lebih tua yaitu tidak diketahui. Sedangkan hubungan stratigrafi
dengan satuan batuan yang lebih muda yaitu satuan tufa merupakan kontak
ketidakselarasan.
dasar penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang meliputi
daerah penelitian.
3.2.2.1Dasar Penamaan
gejala litologi dan ukuran butir, komposisi mineral, dan batuan yang
Untuk penamaan litologi anggota satuan ini terbagi atas dua cara yaitu
terhadap sifat fisik dan komposisi mineral yang dapat diamati secara langsung
dan dilihat ukuran butir pada batuan dengan menggunakan klasifikasi ukuran
umum kedudukan batuan berarah relatif selatan barat daya – utara timur laut
dengan kemiringan relatif kearah barat – barat laut dengan besarnya dip
antara 60- 350. Satuan tufa ini tersingkap dengan baik dalam kondisi yang
segar pada daerah Sungai Utama yaitu Sungai Tulang dan Sungai Tamanroya,
dan anak Sungai Tulang serta disepanjang jalan pada daerah penelitian.
adalah 1250m.
Litologi yang menyusun satuan ini terdiri dari tufa kasar dan tufa
halus. Kenampkan secara megaskopis tufa halus stasiun 10 yaitu warna segar
abu – abu, warna lapuk coklat kehitaman, tekstur piroklastik halus, ukuran
butir pasir halus, sortasi sedang, struktur berlapis, komposisi kimia karbonat.
Berdasarkan ciri fisiknya nama batuan ini adalah Fine tuff/ tufa
pada nikol sejajar, abu – abu kehitaman pada nikol silang, tekstur piroklastik
halus, ukuran butir 0.02 – 0.7 mm, bentuk mineral subrounded - subangular,
massa dasar berupa gelas vulkanik. Berdasarkan analisis tersebut, maka nama
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
75
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
segar abu – abu kecoklatan, warna lapuk coklat kehitaman, tekstur piroklastik
halus, ukuran butir pasir halus, sortasi sedang, struktur berlapis, komposisi
Singkapan ini dijumpai dalam keadaan segar pada daerah Tambera ( Gambar
3.12).
76
warna interferensicokelat kehitaman pada nikol silang, ukuran butir 0,02– 0,2
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
77
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
segar abu – abu kecoklatan, warna lapuk coklat kehitaman, tekstur piroklastik
halus, ukuran butir pasir halus, sortasi sedang, struktur berlapis, komposisi
Gambar 3.14).
78
warna interferensicokelat kehitaman pada nikol silang, ukuran butir 0,02– 0,2
petrografi diatas, maka nama batuan ini adalahCrystal vitric tuff (Pettijohn,
1975).
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
79
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
lapisan atas, tengah, dan bawah dari satuan tufa. Analisis ini dilakukan pada
Stasiun
Kandungan fosil
10 15 17
Fosil Planktonik
80
Tabel 3.2 Kandungan fosil foraminifera kecil berupa fosil bentonik pada satuan tufa,
hasil analisis mikropaleontologi pada tufa halus stasiun 10, 15 dan 17
Stasiun
Kandungan fosil
10 15 17
Fosil Bentonik
81
Stasiun
Tabel 3.3 Kandungan fosil foraminifera kecil pada satuan tufa, hasil analisis
Kandungan fosil
mikropaleontologi pada tufa kasar stasiun 23 dan 46.
23 46
Fosil Planktonik
Globorotalia tumida (BRADY)
Orbulina bilobata (D'ORBIGNY)
Globorotalia menardii (D'ORBIGNY)
Globoquadrina dehiscens (CHAPMAN,PARR and
COLLINS)
Sphaeroidinella subdehiscens BLOW
Orbulina bilobata (D'ORBIGNY)
Orbulina universa D'ORBIGNY
Globorotalia ampliapertura BOLLI
Globorotalia miocenica PALMER
Globigerina nepenthes TODD
Globigerinoides conglobatus (BRADY)
Globorotalia siakensis (LEROY)
Hastigerina aequilateralis (BRADY)
Globigerinoides immaturus LEROY
Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS)
Fosil Bentonik
Astrorhiza granulose N.B.Brady
Nonion soldanii (d’Orbigny)
Uvigerina maoensis Bermudez
umur relatif yaitu berdasarkan posisi stratigrafi dan kandungn fosil mikro
didasarkan pada kisaran hidup dari foraminifera kecil yang dijumpai tufa
BLOW, 1969 dalam Postuma 1971. Penentuan umur ini dilakukan pada
stasiun 10, 15 dan 17 yang memperlihatkan posisi stratigrafi dari satuan tufa
83
Globorotalia menardii
(D’ORBIGNY)
Globorotalia tumida
(BRADY) Orbulina universa
(D’ORBIGNY)
Hastigerina aequilateralis
(BRADY)
penarikan umur relatif dari stasiun 10, 15 dan 17. Penarikan umur tersebut
Tabel 3.4Penentuan umur relatif satuan tufa menggunakan kisaran hidup spesies
foraminifera planktonikpada stasiun 10, berdasarkan Zonasi BLOW
(1969) dalam Postuma (1971).
Tabel 3.5Penentuan umur relatif satuan tufa menggunakan kisaran hidup spesies
foraminifera planktonikpada stasiun 15, berdasarkan Zonasi BLOW
(1969) dalam Postuma (1971).
86
Tabel 3.6Penentuan umur relatif satuan tufa menggunakan kisaran hidup spesies
foraminifera planktonik pada stasiun 17, berdasarkan Zonasi BLOW
(1969) dalam Postuma (1971).
(1971) maka dapat diinterpretasikan bahwa umur satuan tufa yaitu Miosen
Atas bagian atas - Pliosen Bawah yang ditandai dengan pemunculan awal dan
disebandingkan dengan Zonasi BLOW (1969), yaitu pada zonasi N.17 –N.19
and Edwards.
Gambar 3.17Kandungan fosil foraminifera planktonik satuan tufa yang dijumpai pada
tufa halus antara lain (a) Amphistegina floridana Cushman and
Ponton, (b) Chrysalogonium dickersoni Cushman and Bermudez, (c)
Cornuspira planorbis Schultze, (d) Dentalina cooperensis Cushman,
(e) Dentalina pauperata d’Orbigny, (f,g) Lagena marginata (Walker
and Boys) (h) Lagena spiralis H. B. Brady, (i) Nodosarella hologlypta
Bermudez,(j) Nodosaria spinicosta d’Orbigny, (k) Uvigerina rustica
Cushman and Edwards.
88
Hubungan stratigrafi satuan tufa dengan satuan yang lebih tua yaitu
dengan satuan batuan yang berada diatasnya yaitu satuan batugamping adalah
mengenai dasar penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang
3.2.3.1Dasar Penamaan
litologi dan penyebaran yang mendominasi pada satuan batuan batuan ini
secara lateral serta dapat terpetakan dalam sekala peta 1 : 25.000. Litologi
Untuk penamaan litologi anggota satuan ini terbagi atas dua cara yaitu
Endarto (2005).
polarisasi untuk pengamatan sifat fisik dan optik mineral serta pemerian
daerah penelitian yaitu dengan luas sekitar 20,26km2. Penyebaran satuan ini
Tulang dan Pajalaia. Secara umum kedudukan batuan berarah relatif selatan
barat daya – utara timur laut dengan kemiringan relatif kearah barat – barat
laut dengan besarnya dip antara 60- 200. Satuan batugamping ini tersingkap
dengan baik dalam kondisi yang segar pada daerah sebelah barat daerah
penelitian.
Ketebalan dari satuan ini pada lokasi penelitian berdasarkan hasil dari
segar berwarna putih keabu – abuan dan dalam keadaan lapuk berwarna
Barugaia(Gambar 3.18).
material terdiri dari grain (skeletel grain), dan mud. Grain terdiriskeletal grain
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
A B C D E F G H I J K L M N
segar berwarna putih keabu – abuan dan dalam keadaan lapuk berwarna
Polebungin(Gambar 3.20).
struktur berlapis, komposisi material terdiri dari grain (skeletel grain), dan
94
A B C D E F G H I J K L M N
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
1 1
0 0
A B C D E F G H I J K L M N
fosil mikro dan fosil makro yang terdapat dalam batuan. Pada pengamatan
95
Postuma 1971. Penentuan umur ini dilakukan pada stasiun 25 dan 28 yang
Hastigerina Sphaeroidinella
aequilateralis (BRADY) subdehiscens BLOW
Tabel 3.9 Penentuan umur relatif satuan batugamping menggunakan kisaran hidup
spesies foraminifera planktonik pada stasiun 25, berdasarkan Zonasi
BLOW (1969) dalam Postuma (1971).
Tabel 3.10 Penentuan umur relatif satuan batugamping menggunakan kisaran hidup
spesies foraminifera planktonik pada stasiun 28, berdasarkan Zonasi
BLOW (1969) dalam Postuma (1971).
Pada daerah penelitian juga dijumpai adanya fosil makro yang dapat
dickersoni.
Heterostegina depressa
(d’Orbigny )
Alveolina boscii ( Defrance )
Massilina sp
Lepidocyclina sp
Heterostegina multifida(Beida)
Miliola sp
Sulcoperculina dickersoni
PLIOSEN
RESENT
EOSE
TO
N
OLIGOSEN MIOSEN UMUR
Early
early
late
late
Recent
Tb
Td
Tg
Th
Ta
Tc
LETTER STAGES
e 4-5
e1–
f 1-2
f3
3
Massilina sp
Heterostegina multifida(Beida)
Lepidocyclina sp
Miliola sp
Sulcoperculina dickersoni
atas - Pliosen Atas yang ditandai dengan pemunculan awal dan akhir fosil
dengan Zonasi BLOW (1969), yaitu pada zonasi N.18 –N.20 yang ditandai
lebih tua yaitu satuan tufa adalah kontak keselaran menjemari. Sedangkan
hubungan stratigrafi dengan satuan batuan yang lebih muda yaitu satuan
penelitian. Penamaan satuan ini berdasarkan ciri litologi yang dijumpai pada
lempung dan pecahan koral. Penyebaran satuan ini menempati 1,5 % dari luas
pedataran. Pada daerah ini dijadikan sebagai areal pemukiman dan areal
tambak. Material penyusun dari satuan ini terdiri dari pasir kasir sampai
dari sungai tulang dan sungai tamanroya. Satuan ini tebentuk pada Kala
satuan batuan yang lebih tua yaitu satuan batugamping adalah hubungan
ketidakselarasan.
102