Anda di halaman 1dari 4

(REUSS), Pulleniatina Primalis Banner & Blow, Sphareodinellopsiss subdheischens Blow,

Hastigerina aequilaralis brady, Orbulina universa Dorbigny, Florilus sp., Bulimina sp., dan
uvigerina sp., fosil tersebut menunjukan kisaran dari zona N16-N21 atau Miosen Akhir
Pliosen (purnamaningsih, 1985, hubungnan tertulis).
Formasi lansilowo terendapkan di dalam lingkkungan laut dangkal, tebal formasi ini
diduga lebih dari 1000 m. Sebaranya meliputi bagian timur P. Wawoni di sekitar S.
Lansilowo, S. Ladianta dan sekitar S. Polora.
Formasi lansilowo berhubungan secara menjemari dengan bagian atas dari formasi
lampeapi dan tertindih secaa takselaras oleh batu gamping koral.
Lokal tipe formasi ini terdapt di S.lansilowo, P.wawoni. formasi ini dapat
disebandingkan dengan formasi Eemoiko dilembar kolaka, sulawesi tenggara
(Simanjudjutak., drr., 1993)
Tmpa FORMASI AMBEUA : napal dengan sisipan batgamping klastik
Napal, berwarna putih kekuningan, kurang kompak : berlapis baik dengan tebal
lapisan 10-50 cm. Setempat memperlihatkan lapisan sejajar dan umumnya telah terlipat
lemah dengan besar kemiringan lapisan antara 150 dan 300 Dalam napal yang merupakan
penyusun utama formasi Ambeua banyak mengandung fosil Globigerina
Batugamping klastika jenis kalkarenit dan kalsilutit, berwarna putih kecoklatan:
berlapis baik denga tebal lapisan 10-30cm, dan mengandung fosil foraminfera kecil.
Batugamping kalsilutit, mengandung oksida besi. Umumnya terhablur ulang menjadi kalsit.
Peneliti terdahulu menamakanya batugamping Globigerina (Hetzel, 1930)karena banyak
sekali fosil Globigerina. Batugamping klastika terdapat sebagai sisispan dalam napal.
Kandungan fosil yang terdapat dalam dan batugamping tersebut adalah :
Globigerinoides immaturs LEORY, globigerinoides trilobus (REUSS), Globigerina
venezuelana BLOW & BANNER, Globigerina Penthes TODD, Globorotalia menardii
(DORBIGNY), Globoratalia crassaformis GOLLOWAY & WISSLER globaquadrina
altispira (CUSHMAN & JARVIS), Globaquadrina dehischens (CHAPMAN, PARR &
COLLINS), orbulina universa DORBIGNY, Gyroidina sp., Uvigeina sp., Nodosaria sp.,
Orbulina sp., dan celanthus sp., yang menunjukan kisaran zona N17-N21 atau umur miosen
akhir pliosen, dalam formasi ambeua terendapkan dalam lingkungan laut dangkal sampai
dalam.
Hubungan dengan formasi lampeapi dan formasi Lansilowo tidak diketahui dengan
pasti.
Formasi Ambeuwa tersebar disekirtar P. Wngi-wangi, P. Kaledupa, P. Tomia, P.Kapota
dan P. Binongko dengan ketebalan mencapai 2.500 m. Lokasi tipe tersingkap sekitar
kampung Ambeua di P.Kaledupa.
Qpl BATUGAMPING : batugamping terumbu, batugamping klastika dan napal.

Batugamping terumbu Berwarna putih keabuan dengan warna dipermukaan


kehitaman, padat dan berongga. Di beberapa tempat terdapat batugamping klastika berbutir
kasar tersusun oleh kepingan koral,, cangkang moluska, kuarsa, plagioklas dan kepingan
batuan malihan dan batuan beku. Kepingan batuan tersebut mengisi rongga-rongga koral.
Batugamping klastika umumnya bercampur aduk yang didalamnya banyak terkumpul
cangkang moluska dan sering menunjukan lapisan seperti silang-siur.
Napal, berwarna kelabu terang, agak padat dan berlapis dengan tebal lapisan antar 5
dan 10 cm. Napal umumnya merupakan bagian bawah dari batugamping koral. Fosil yang
terdapat didalam napal dan batu gamping koral adalah : Koral, Echinoid, algae (genus
Halimeda), moluksa, cacarian Spenglerei GMELIN dan Globigerinoides sp., yang diduga
berumur plistosen resen, terendapkan dalam lingkungan laut dangkal. Secara takselaras
batugamping koral tersebut menindih formasi lansilowo, formasi ambeuwa. Setempat secara
takselaras tertindih oleh aluviu. Batugamping koral tersingkap beupa undak dan tersebar
disekitar bagian utara dan timur P.Wowoni, P. Wangi-wangi, P. Kapota, P. Kaledupa, P.
Binongko dan Berupa pulau kecillanya.
BATUAN GUNUNGAPI
PTrv BATUAN GUNUNGAPI : riolit dan dasit.
Riolit, berwarna keabuan, hablur penuh dengan tekstur porfiritik, tersusun oleh ortoklos,
plagioklas, biotit, kuarsa dan piroksen; yang tertanam dalam massadasar tansatmata. Mineral
ubahan yang hadir terdiri atas klorit dan oksida besi yang mengisi rekahan.
Dasit, berwarna kemerahan, hablur sebagian, beragam dengan bentuk kurang
sempurna-tidak sempurna; tekstur porfiritik, poiklitik; tersusun oleh kuarsa, plagioklas,
ortoklas, amfibol dan bijih yang tertanam dalam massadasar kristal halus felspar dan
gunungapi.
Batuan gunungapi ini belum diketahui umurnya; berdasarkan kesebandingan dengan
batuan gunungapi di Kep. Sula (Surono, drr., 1985) diduga berumur permo-Trias. Batuan
gunungapi ini dijumpai hanya berupa bongkahan pada daerah tinggian di P. Runduma. Satuan
ini diduga merupakan alas dari batugamping koral.
BATUAN BEKU
Ku KOMPLEKS ULTAMAFIK DAN MAFIK : dunit, harsburgit, wehrlit, serpentinit, gabro
dan rijang.
Dunit, berwarna kehijauan, hablur penuh dengan bentuk tidak sempurna, tersusun oleh
mineral olivin dan piroksen yang sebagian telah terubah menjadi serpentin.
Harsburgit, berwarna kehitaman, tekstur hablur penuh dengan bentuk tidak sempurna,
berukuran halus sampai kasar. Tersusun terutama oleh piroksen (klino) dan olivin. Serpentin
hadir dalam batuan ini berupa hasil ubahan dari piroksen dan menempati bagian retakan
olivin.

Serpentinit, berwarna kelabu tua sampai hijau kehitaman, tekstur hablur penuh dengan
bentuk tidak sempurna,berukuran halus sampai sedang; mengandung sedikit mineral ubahan
berupa mineral lempung dan magnetik. Batuan ultramafik ini pada umumnya telah
terkekarkan dan tersesarkan.
Gabro, kelabu kehitaman, tekstur hablur penuh dengan bentuk tidak sempurna hingga
kurang sempurna, berukuran sedang hingga kasar; tersusun terutama oleh plagioklas
(labradorit) dan piroksen dengan sedikit olivin dan bijih. Mineral ubahan yang dijumpai
berupa serisit, mineral lempung. Batuan ini dijumpai berupa retas kecil dalam batuan
ultramafik.
Rijang, berwarna berwarna merah kecoklatan hingga coklat kemerahan, kompak,dan
tidak berlapis. Dijumpai hanya berupa bongkahan besar yang berukuan hingga lebih dari 5 m.
Rijang ini dijumpai di bagian hulu S. Lansiwolo di P. Wawoni.
Berdasarkan kesebandingan dengan batuan ultramafik di daeah lengan timur dan
tenggara Sulawesi, batuan ultramafik ini diduga beumur Kapur Awal (Simandjutak, drr.,
1993).
Sebarannya dijumpai di P.Wawoni di sekitar Peg. Waworete. Satuan ini bersentuhan
secara tektonik dengan Formasi Meluhu; dan tertindih selaas oleh Formasi Lampeapi dan
Formasi Lansiwolo.
STRUKTUR DAN TEKTONIKA
Struktur penting yang ditemukan di P. Wowoni diantaranya sesar, lipatan dan kekar.
Sesar berupa sesar geser dan sesar normal. Sesar geser yang dijumpai merupakan sesar utama
di daerah ini, dan diduga merupakan kelanjutan dari sesar geser Lasolo (Lawanopo fault) di
Lembar Kendari. Sesar ini merupakan sesar geser mandiri, diduga masih aktif hingga
sekarang dan merupakan batas pemisah dari Formasi Meluhu dan Kompleks ultramafik dan
mafik.
Sesar normal adalah sesar ikutan tingkat pertama dan selanjutnya selama sesar geser
aktif. Sesar ini berkembang dalam batuan Mesozoik dan Tersier.
Struktur lipatan yang terdapat di daerah ini berupa lipatan lemah dan lipatan tertutup.
Lipatan lemah mempunyai kemiringan lapisan kurang dari 30o, dan berkembang dalam
batuan sedimen berumur Miosen Tengah Pliosen, yaitu dalam Formasi Lansilowo di P.
Wowoni, dan dalam Formasi Ambeua di Kep. Tukangbesi. Lipatan tertutup mempunyai
kemiringan lapisan lebih dari 50o hingga lapisan yang telah mengalami pembalikan. Lipatan
ini umumnya membentuk lipatan rebah, dan hanya dijumpai dalam batuan sedimen
Mesozoikum dari Formasi Meluhu. Kekar dijumpai dalam semua jenis batuan dan terjadi
dalam beberapa tahapan. Dalam batuan berumur Mezosoikum kekar lebih berkembang dari
yang dijumpai dalam batuan Tersier. Arah kekar pada umumnya memotong secara tegak dan
diagonal lapisan. Dalam kompleks batuan ultramafik dan mafik, kekar umumnya sangat tak
beraturan.

Tektonik yang dapat diamati di daeah ini mulai dari Paleozoikum sampai
Mesozoikum. Tektonik tersebut dapat ditafsirkan dari sifat litologi dan struktur batuan dalam
Kompleks ultramafik, Formasi Meluhu dan batuan gunung api Kep. Langkesi.
Kep. Langkesi dan bagian barat P. Wowoni diduga merupakan bagian dari lempeng
benua. Pencenanggaan yang terjadi sesudah Trias Akhir

Anda mungkin juga menyukai