Oleh :
ARICA NEFIA
211.190.004
Satuan perbukitan berelief sedang sampai kuat, yakni daerah mulai dari sekitar Imogiri
di bagian barat, memanjang ke utara hingga Prambanan, membelok ke timur
(Pegunungan Baturagung) dan terus ke arah timur melewati Perbukitan Panggung,
Plopoh, Kambengan hingga di kawasan yang terpotong oleh jalan raya antara Pacitan-
Slahung, daerah ini didominasi oleh keberadaan litologi batupasir, breksi vulkanik dan
batuan beku dari Formasi Semilir, Nglanggran atau Wuni dan Besole.
Satuan dataran tinggi terdapat di daerah Gading, Wonosari, Playen hingga Semanu.
Memiliki ketinggian 400 m di atas muka laut, dengan topografi yang hampir rata dan
pada umumnya ditempati oleh batugamping. Daerah ini tersusun oleh bukit-bukit kecil
maupun berbentuk kerucut, tersusun oleh batugamping klastik maupun jenis
batugamping yang lain.
Satuan dataran rendah, berada pada daerah mulai dari Wonogiri di utara hingga
Giritrontro-Pracimantoro di selatan. Dataran rendah ini terdiri oleh batugamping
Formasi Kepek yang tertutup oleh endapan Kuarter. Dataran rendah ini disebut sebagai
Depresi Wonogiri-Baturetno, yang saat ini sebagian besar merupakan daerah genangan
Waduk Gajahmungkur.
Daerah Bayat, Kabupaten Klaten, yang merupakan suatu daerah yang terletak pada kaki
perbukitan rendah yakni Perbukitan Jiwo, perbukitan Jiwo terdiri dari Jiwo Barat dan Jiwo
Timur yang dipisahkan oleh Sungai Dengkeng. Prebukitan ini tersusun oleh batuan Pra Tersier
dan Tersier, dikelilingi oleh dataran yang tersusun oleh endapan Kuarter. Perbukitan Jiwo
tersusun oleh batuan yang kompleks yakni batuan beku: khususnya diorit dan gabbro , batuan
sedimen: batugamping , dan batuan metamorf: sekis, filit, dan marmer .
3. HASIL PENGAMATAN
Pada lokasi pengamatan ini tersingkap batuan beku dan sedimen. Batuan beku
berupa Gabro tersebut diduga mengintrusi batupasir kuarsa formasi batuan Wungkal
Gamping batupasir kuarsa Formasi Wungkal Gamping yang berumur Eosen. Disekitar
lokasi pengamatan banyak dijumpai boulder batuan Gabro yang sudah mengalami
proses spheroidal weathering diakibatkan kekar dan terdapat xenolite pada bongkah
batuan beku gabro
1 2
Gambar 1: batuan beku mengintrusi batupasir Gambar 2: bongkah yang menunjukan proses
Formasi Wungal-Gamping spheroidal weathering diakibatkan kekar
3 4
Gambar 3: Singkapan batupasir Formasi Wungkal Gambar 4: Singkapan batuan beku yang terdapat
Xenolit
3.2 Lokasi 2 Desa Sekarbolo
Pada lokasi pengamatan ini tersingkap batuan sedimen, dengan dimensi tinggi ± 2m
dan lebar ± 10m. Batuan sedimen yaitu batugamping yang termasuk sebagai Formasi
Wungkal-Gamping. Batugamping ini didindikasikan memiliki lingkungan
pengendapan sekuen transgresif. Dari basement batuan metamorf terangkat kemudian
mengalami pasang surut air laut menuju ke lingkungan sedimen sungai (formasi
Wungkal Gamping).
3
3.3 Lokasi 3
Pada lokasi pengamatan ini dijumpai singkapan konglomerat alas dengan fragmen
polemic yang merupakan basement yang telah mengalami erosi dan telah mengalami
transportasi. Konglomerat alas merupakan indikasi sebagai batas kontak antara batuan
metamorf pra-tersier dan Formasi Wungkal Gamping dan berada pada lingkungan
pengendapan fluviatil / darat.
1
Gambar : Singkapan Konglomerat alas frgmen
polemik
2 3
Gambar 2: Singkapan Batugamping numulites Gambar 3: Singkapan Batugamping terumbu
zoomin
4 5
3.5 Lokasi 5
Pada lokasi pengamatan ini tersingkap batuan sedimen dan batuan beku, singkapan
ini berdimensi tinggi ±3m dan lebar ±15m. Batuan sedimen yang tersingkap berupa
batupasir dan batuan beku yang sangat lapuk. Batupasir pada singkapan ini termasuk
kedalam Formasi Oyo. Struktur kekar ini telah terisi oleh mineral kalsit dan mineral
lempung. Dijumpai juga kontak batas antara batuan beku lapuk dengan Formasi Oyo.
1 2
Gambar 1: Sinkapan Batupasir dan batuan beku Gambar 2: kontak ketidakselarasan antara
batuan antara batuan beku dan batupasir
Formasi Oyo
Tersingkap Batuan pra-tersier atau basement berupa batuan metamorf, kemudian diatas
batuan pra-tersier diendapakan Formasi Wungkal-Gamping yang berumur Eosen Tengah,
Formasi Wungkal-Gamping tersusun dari konglomerat, batupasir kuarsa, batugamping
numulites dan batulempung (lokasi pengamatan 2 dan 3). Pada lokasi pengamatan 4 tersingkap
kontak ketidak selarasan antara Formasi Wungkal-Gamping dan batuan Pra-Tersier. Formasi
Wungkal-Gamping terdapat juga kontak tidaksearasan berupa intusi, penyatan ini diperkuat
karna ditemukanya xenolith(lokasi pengamatan 1).
Di Bukit Temas Tersingkap Formasi batuan berumur Eosen tertutup secara tidak selaras
(nonconformlfy) oleh batugamping berlapis dan batupasir yang dikenal dengan Formasi Oyo.
Batupasir Formasi Oyo di intrusi oleh batuan beku yang dikenal intrusi pendul dan ditemukan
kontak antara batupasi dan batuan intrusi, batuan intrusi terkekarkan dan kekar tersebut terisi
oleh mineral lempung pada lokasi pengamatan 5.