Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GEOKONSEP

LAPANGAN BAYAT

Oleh :
YULIN PODUNGGE
NIM 211190009

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
YOGYAKARTA
2019
LAPANGAN BAYAT

LP 1, LP 2, LP 3

LP 4, LP 5
LOKASI PENGAMATAN 1 : Dusun Bendungan (Rowo Jombor)

Gambar disamping
merupakan singkapan
batupasir yang di intrusi
oleh batuan beku.

Pada lokasi pengamatan ini terlihat singkapan batuan sedimen batupasir


kuarsa Formasi Wungkal Gamping yang berumur Eosen dan batuan beku. Batuan
beku berupa Gabbro tersebut diduga mengintrusi batupasir kuarsa formasi batuan
Wungkal Gamping. Disekitar lokasi pengamatan banyak dijumpai boulder batuan
Gabbro yang sudah mengalami proses spheroidal weathering diakibatkan kekar.

Bukti hasil intrusi yang menerobos Dijumpai adanya urat kuarsa pada
singkapan batupasir kuarsa pada batuan beku basa Gabbro akibat
formasi Wungkal Gamping proses aplit pada lokasi pengamatan.
mengakibatkan terjadi metamorfisme
kontak yang mengubah batupasir
hornfels dengan karaktersitik batuan
berwarna hijau.
LOKASI PENGAMATAN 2 : Dusun Sekarbolo
Pada lokasi pengamatan ini didindikasikan memiliki lingkungan pengendapan
sekuen transgresif. Dari basement batuan metamorf terangkat kemudian mengalami
pasang surut air laut menuju ke lingkungan sedimen sungai (formasi Wungkal
Gamping).

1 3

2 4

Gambar 1 dan 2. Dijumpai singkapan Gambar 3 dan 4. Dijumpai singkapan


batuan yang merupakan bagian dari batuan yang merupakan bagian dari
formasi batuan Wungkal Gamping formasi batuan Wungkal Gamping
berupa batugamping mengandung fosil berupa batugampng berfosil dengan
numulites (berbentuk involute). ukuran fosil yang lebih besar berupa
assilina (berbentuk evolute dan pipih)
yang dienterpretasikan terendapkan.
LOKASI PENGAMATAN 3 : Di sebelah bawah Bukit Cakaran
Pada lokasi pengamatan ini dijumpai singkapan konglomerat alas dengan
fragmen batuan metamorf berupa kuarsit dan filit yang merupakan basement yang
telah mengalami erosi dan telah mengalami transportasi. Konglomerat alas
merupakan indikasi kuat sebagai batas kontak antara batuan metamorf pra-tersier dan
formasi Wungkal Gamping dan berada pada lingkungan pengendapan fluviatil / darat.

Gambar menunjukan singkapan konglomerat alas dengan fragmen batuan metamorf


berupa kuarsit dan filit.
LOKASI PENGAMATAN 4 : Daerah Watuprau
Di sebelah utara Watuprau dijumpai singkapan batu gamping nummulites,
berwarna abu-abu dan sangat kompak. Penyebaran batugamping nummulites
dijumpai secara setempat-setempat. Selain itu juga dijumpai batugamping terumbu
yang menandai bahwa lokasi pengendapan batuan tersebut pada laut dangkal. Ke arah
barat Watuprau ± 200 m dipinggir jalan dijumpai batuan metamorf yang memiliki
struktur foliasi,dikarenakan dapat di lihat adanya pensejajaran mineral – mineral
penyusun batuan tersebut, yaitu mineral mika, kuarsa,klorit dan mineral karbonatan.

1 2

Gambar 1. Di sebelah utara Watuprau Gambar 2. Menunjukan batugamping


di Gunung Semangu dijumpai berfosil dan batugamping terumbu ini
singkapan batuan Formasi Wungkal dahulu berupa daerah pengendapan laut
Gamping yang terdiri dari dangkal.
batugamping berfosil dan batugamping
terumbu.

Gambar 3 Lokasi ini berada di desa Gunung Gajah di sebelah barat Watuprau
sekitar ± 200 m lereng Gunung Semangu dijumpai singkapan batuan yang
merupakan bagian dari batuan metamorf pra-tersier berupa filit memperlihatkan
struktur foliasi.
Kemudian ± 500 m kearah barat daya desa Gunung Gajah dijumpai kontak
sesar antara batuan metamorf pre-tersier berupa filit yang memiliki urat kuarsa
menyisip pada bidang foliasi dan formasi batuan Wungkal Gamping.

4 5
(B)

(A)

Gambar 4 dan 5. Di sebelah barat Watuprau sekitar ± 500 m pada dijumpai kontak
ketidakselarasan antara batuan metamorf pra-tersier (A) dan formasi batuan Wungkal
Gamping (B).

Gambar 6 dan 7. Dijumpai kontak sesar antara batuan metamorf pre-tersier berupa
filit yang memiliki urat kuarsa menyisip pada bidang foliasi dan formasi batuan
Wungkal Gamping.
LOKASI PENGAMATAN 5 : Daerah Gunung Temas
Pada lokasi pengamatan ini dijumpai singkapan batuan beku yang sangat
lapuk akibat struktur kekar sehingga telah berubah menjadi batuan sedimen batupasir.
Struktur kekar ini telah terisi oleh mineral kalsit. Dijumpai juga kontak batas antara
batuan beku lapuk dengan Formasi Oyo.

1 Gambar 1. Dijumpai batuan beku yang


telah mengalami pelapukan dan
mengalami rekahan akibat aktifitas
tektonik. Rekahan tersebut telah terisi
mineral lempung.

2 3

Gambar 2 dan 3. Di Gunung Temas dijumpai batas kontak antara batuan beku dan
batupasir yang diinterpretasikan sebagai formasi Oyo. Batas kontak tersebut berupa
batupasir alas yang memiliki fragmen berupa batuan beku yang telah mengalami
pelapukan.
URAIAN PERBUKITAN JIWO

 Formasi Gamping - Wungkal terdiri dari konglomerat polemik, batupasir


kwarsa, batulempung dan batugamping foramminifera (Asslina) yang
menunjukkan umur Eosen Awal (Ta). Di perbukitan Jiwo Barat, satuan ini
tersingkap di Bukit Wungkal, desa Sekarbolo (LOKASI PENGAMATAN 2).
 Selain itu singkapan yang penting terdapat di puncak Bukit Jabalkat hingga
lereng baratnya, puncak Bukit Merak menerus ke puncak Bukit Cakaran
hingga lereng baratnya, dan desa Bendungan (LOKASI PENGAMATAN 1).
Pada singkapan terakhir ini formasi Wungkal sebagian besar terubah menjadi
hornfels yang disebabkan oleh intrusi gabro.
 Singkapan batas dengan batuan pre-tersier tidak dijumpai, tetapi bisa
dipastikan bahwa Formasi Wungkal ini terletak secara nonconformity
terhadap satuan batuan di bawahnya.
 Sedangkan di Perbukitan Jiwo Timur Formasi Gamping - Wungkal terdiri dari
batugamping foraminifera berumur Eosen Akhir (Tb) (LOKASI
PENGAMATAN 4), batupasir dan batulempung, terletak nonconformity di
atas batuan filit, tersingkap di sekitar Watuprahu, dan di sebelah barat daya
Watuprau (LOKASI PENGAMATAN 4),.
 Di Bukit Temas formasi batuan berumur Eosen ini tertutup secara tidak
selaras (nonconformlfy) oleh batugamping berlapis yang dikenal dengan
Formasi Oyo (LOKASI PENGAMATAN 5).

Anda mungkin juga menyukai