JUDUL
IDENTIFIKASI MATERIAL DAN PROSES
B. TUJUAN (minimal 3)
1. Mahasiswa mampu mengenali dan memahami cara membuat peta batuan dan formasi
batuan
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi formasi, jenis batuan, dan struktur yang ada pada
peta yang dibuat.
3. Mahasiswa dapat menganalisis formasi, jenis batuan, dan struktur yang ada pada
peta.
C. LANGKAH KERJA (minimal 10)
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum.
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum terkait materi praktikum.
3. Mahasiswa…
4. Mahasiswa…
5. Mahasiswa…
6. Mahasiswa…
7. Mahasiswa…
8. Mahasiswa…
9. Mahasiswa…
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.
D. PEMBAHASAN
Analisis geologi dari wilayah kajian menunjukkan keberagaman formasi batuan yang
menggambarkan sejarah geologis yang kompleks. Formasi aluvial, seperti yang teramati,
terdiri dari endapan pantai, sungai, dan danau yang mengandung berbagai jenis material
seperti lempung, pasir, dan kerikil, yang dihasilkan oleh proses erosi dan transportasi oleh
aliran air. Sebaliknya, formasi vulkanik seperti Kaligetas dan Damar menunjukkan pengaruh
kuat dari aktivitas vulkanik masa lalu, terdiri dari breksi vulkanik, tuf, dan batu lempung.
Formasi Kerek dan Kalibeng menampilkan kombinasi yang kompleks dari batuan endapan
dan vulkanik, dengan kandungan batuan seperti batugamping, batupasir tufan, dan breksi
vulkanik yang menunjukkan perubahan lingkungan selama sejarah geologis wilayah tersebut.
Selain itu, struktur geologi seperti patahan juga menjadi elemen penting dalam pemahaman
geologi wilayah. Daerah Trangkil, sebagai contoh, memiliki kelurusan geologi yang
dipengaruhi oleh patahan, yang mengindikasikan potensi risiko geologis seperti pergeseran
tanah atau tanah geser. Patahan adalah hasil dari gaya tektonik di kerak bumi yang
menyebabkan pergeseran batuan, dan pemahaman tentang lokasi dan karakteristik patahan
sangat penting dalam mitigasi bencana dan perencanaan pembangunan.
Keseluruhan, analisis geologi dari wilayah kajian membantu dalam memahami sejarah
geologis dan proses pembentukan landscape yang kompleks. Dari endapan aluvial hingga
batuan vulkanik, setiap formasi menawarkan informasi berharga tentang kondisi geologis
masa lalu dan potensi risiko di masa depan. Selain itu, pemahaman tentang struktur geologi
seperti patahan membantu dalam mengidentifikasi potensi bahaya geologi yang mungkin
memengaruhi wilayah tersebut, yang dapat menjadi dasar untuk pengelolaan bencana dan
pembangunan yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung. (2019). “Sesar/Patahan/Fault”.
https://esdm.lampungprov.go.id/detail-post/sesar-patahan-fault. (Diakses pada Rabu, 27
Maret 2024 pukul 20.43 WIB)
Murwanto, H., Sutarto, S., Rodhi, A., & Rianto, A. (2008). KAJIAN GEOLOGI UNTUK
IDENTIFIKASI BENCANA DJ WlLAYAH KOTA SEMARANG. Jurnal Kebencanaan
Indonesia, 1(4), 240-258.
Wardhana, D. D., Harjono, H., & Sudaryanto, S. (2014). Struktur bawah permukaan Kota
Semarang berdasarkan data gayaberat. Riset Geologi dan Pertambangan-Geology and
Mining Research, 24(1), 53-64.