TINJAUAN PUSTAKA
Jika ditinjau dari sisi morfologi, area Pegunungan Selatan dapat dibagi
menjadi 6 macam zona, yaitu (Bronto & Hartono, 2001):
1. Morfologi Fluvial
Morfologi Fluvial merupakan morfologi yang mendominasi pada
daerah Pegunungan Selatan kenampakan yang dapat ditemui dapat
berupa bar, dataran banjir, dan lembah sungai dengan stadium erosi
pada sungai dewasa-tua, seperti Sungai Opak dan Sungai Oyo.
2. Morfologi Vulkanik
Morfologi Vulkanik yaitu morfologi yang mempengaruhi daerah
Sungai Opak-Parangtritis adalah berasal dari Gunung Merapi,
sehingga daerah kawasan Sungai Opak tertutup oleh endapan Gunung
Merapi.
3. Morfologi Struktural
Morfologi Struktural yang berada di sekitar Sungai Opak adalah
perbukitan bergelombang yang mendominasi di bagian Barat Bantul,
dengan kondisi telah mengalami perlipatan dan tersesarkan, struktur
yang paling mencolok dari kawasan ini adalah terdapatnya perlipatan,
dan sesar utama adalah sesar opak yang sejajar dan melalui Sungai
Opak.
4. Morfologi Denudasional/Aluvial Dataran
Morfologi Denudasional/Aluvial Dataran banyak mengandung pasir,
karena merupkan kelanjutan foot plain yang bersifat andesitis yang
berasal dari Gunung Merapi, sedangkan pada daerah selatan/muara
sungai Opak menuju Parangtritis lebih bersifat lempung, karena
terpengaruh material alluvial yang berasal dari pegunungan sebelah
timur yang diendapkan banjir, lembah sungai
5. Morfologi Karst
Morfologi Karst yang terdapat pada kawasan Sungai Opak adalah
Karst Gunung Sewu, Pegunungan Sewu merupakan hasil proses
pengikisan dan pengangkatan, ditandai dengan adanya diaklas-diaklas
pada lapisan batuan kapur, air hujan yang jatuh dipermukaan bumi
menghilang dalam lubang ponor ( penghujung sungai bawah tanah
menuju laut ), dan meresap melalui diaklas-diaklas yang kemudian
melarutkan dinding kapur. Wilayah Karst juga terdapat di tepian
Pantai Parangtritis ditandai dengan perbukitan batugamping yang
berjejer sepanjang pantai di arah timur.
6. Morfologi Eolian
Morfologi Eolian terbentuk karena dua faktor utama yaitu adanya
kekuatan tiupan angin dan adanya endapan material pasir yang
membentuk dune. Bukit pasir di parangtritis membujur kearah barat
pantai selatan Jawa Tengah sampai daerah Cilacap. Sifat materialnya
hampir homogen dengan bahan dasarnya dari batuan andesitis.
7. Morfologi Pantai
Morfologi Pantai daerah Pantai parangtritis sebenarnya tergolong
pantai emergence (pantai terangkat), kemudian tenggelam
sebagian,namun masih tergolong pantai emergence (khususnya bagian
timur) sedang bagian barat lebih mencirikan sub emergence yang telah
terendapi oleh hasil erosi berupa dataran alluvial serta gumuk-gumuk
pasir.
Gambar 2.2 Peta Geologi Daerah Prambanan dan Sekitarnya (Indrawan, 2018)
𝐹 = 𝑚. 𝑔………………………………………………………….
…………………………. (3.2)
Keterangan:
g adalah percepatan gaya tarik bumi (m/s2)
M adalah massa bumi (kg)
m adalah massa benda (kg)
F adalah gaya berat (N)
r adalah jari – jari bumi (6,371×106 m) (Telford et al., 1990).
3.3 Faktor yang Mempengaruhi Gravitasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai gravitasi yaitu:
1. Elevasi (ketinggian titik pengamatan)
2. Keadaan topografi pada titik pengukuran
3. Posisi garis lintang
4. Variasi rapat massa di bawah permukaan
3.4 Konversi dan Koreksi Metode Gravity
3.4.1. Konversi Skala Pembacaan
Nilai pembacaan alat gravitymeter yang diperoleh dari suatu pengukuran
adalah dalam besaran skalar yang harus dikonversi ke dalam satuan
percepatan gravitasi (dalam satuan m Gal) (Sunaryo, 1997). Hal ini
dilakukan dengan menggunakan tabel konversi dari alat gravitymeter yang
digunakan dalam penelitian. Perumusan yang digunakan dalam melakukan
konversi skala pembacaan tersebut sebagai berikut (Wachidah, 2018) :
mGal=V ∈mGal +¿
Dengan,
DC (a) : Koreksi drift di titik amat a
t1 : pembacaan dititik awal t 1
g’n : pembacaaan di titik awal saat t n
t1 : waktu pengamatan di titik awal
tn : waktu pengamatan saat menutup loop
ta : waktu pengamatan di titik a
M
g0 =G ………………………………………………. ……...….(3.7)
r2
Gambar 3.1 Koreksi Udara Bebas Terhadap Gayaberat (Kearey dan Brooks,1991)
dengan:
ρ = rapat massa rata-rata daerah penelitian (gr/cm3)
h = ketinggian titik amat (m)
Anomali Gayaberat setelah diaplikasikan koreksi udara bebas dan koreksi
Bouguer yaitu:
dengan:
SBA = Simple Bouguer Anomaly (mGal)
FAA = Free Air Anomaly (mGal)
BC = Bouguer Correction (mGal)