Anda di halaman 1dari 4

DATA GEOLOGI STRUKTUR, HAZARD

DAN PETROLIUM

ANALISA DATA GEOLOGI

Oleh :
YULIN PODUNGGE
211 190 009

MAGISTER TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “Veteran” YOGYAKARTA
2019
A. DATA GEOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRUKTUR DAN
HAZARD

Dari data geologi yang berhunungan dengan struktur dan Hazard, saya
mengambil papper tentang “Penelitian Geologi Struktur Untuk Identifikasi
Kebolehjadian Sistem Panas Bumi Di Gunung Lumpur Siduarjo, Jawa Timur”

Metode dan Data :

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode survei di lapangan,


dan pengujian laboratorium. Survei lapangan adalah survei geologi untuk
mendeskripsi data-data geologi permukaan, dan kondisi gunung lumpur di
permukaan. Pengujian di laboratorium dilakukan terhadap sampel yang diambil
dari lokasi pusat semburan gunung lumpur, dan sampel yang diambil dari lokasi
survei di Sidoarjo dan sekitarnya. Pengujian laboratarium terhadap sampel untuk
mengidentifikasi unsur-unsur kimia air dan lumpur, yang terdiri dari pengujian
unsur-unsur jarang tanah (REE), isotop air, dan unsur-unsur fisika dan kimia air.
Pengujian REE dilakukan di laboratorium Batan menggunajan metode LUM-IK-
03-01 Elements Analysis by Neutron Activation (NAA). Pengujian isototp air
juga dilakukan di laboratorium Batan menggunajan metode Mass spectrometry.

Data Yang diperoleh :

Tabel 1. Unsur-unsur kimia terlarut dalam air [1].

Hasil pengujian isotop air dari semburan yang diambil pada bulan April
2013 menunjukan nilai nilai simpangan isotop, yaitu sekitar +2 sampai +7 untuk
isotop oksigen-16 dan simpangan -2 sampai dengan - 20 untuk isotop hidrogen
(deuterium) (Tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa air berasal dari formasi
batuan yang mempunyai suhu yang cukup tinggi, dan biasanya adalah formasi
batuan beku panas (Gambar 3). Nilai-nilai simpangan tersebut sejalan dengan
hasil pengunkuran oleh Zainudin dkk [1], yaitu kandungan isostop air (oksigen
dan hidrogen) mempunyaI simpangan -2 per seribu sampai -20 per seribu untuk
isotop hidrogen, dan simpangan +5 per seribu sampai dengan +10 per seribu
untuk isotop oksigen.

Gambar 3. Grafik isotop air.

Untuk pengujian gas, Zainudin dkk [1] melaporkan bahwa gas yang keluar
di banyak retakan yang terjadi di sekitar gunung lumpur Lusi juga mengindikasi
keadaan yang sama. Isostop gas sebagai geotermometer dilaporkan mempunyai
indikasi suhu dalam kisaran 500-6900 C, atau rata-rata 5500 C. hal ini
mengindkasikan gas kering dengan entalphi tinggi.

Berdasarkan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat


portable [10] diketahui kandungan gas adalah metan CH4 (LEL 20% atau sekitar
10.000 ppm) dan H2S (35 ppm). Berdasarkan pengujian laboratorium kendungan
gas metan adalah 83%, CO2 adalah 9,9%, dan kandungan CO2 dalam uap adalah
74,3%. Untuk kandungan radioisotop δ13 untuk CO2 adalah -14,3 0/00 – 18,4
0
/00, dan untuk CH4 adalah 48,6 0/00– 51,8 0/00.
Kesimpulan :

Semburan lumpur panas di Sidoarjo adalah sebuah fenomena unik dari


fenomena geologi. Fenomena unik ini terutama adalah didapatinya lumpur panas
yang meluap di permukaan. Fenomena ini belum pernah terjadi di daerah lain
yang serupa, terutama karena suhu tinggi yang relatif konstan pada lumpur dan air
yang keluar dari pusat semburan. Suhu yang relatif tinggi mengindikasikan asal
suhu dari sebuah sistem panas bumi. Fakta ini didukung oleh analisis geokimia.
Data isotop air dan gas memberikan indikasi adanya jejak panas dari formasi
batuan yang mungkin mempunyai entalphy tinggi. Fenomena unik lainnya yang
dijumpai di gunung lumpur Lusi adalah adanya deformasi geologi yang intensif di
sekitar pusat semburan. Deformasi ini bisa diyakini berasal dari formasi batuan
yang cukup dalam. Jika ini terjadi bisa menyebabkan berubahnya pola geologi
struktur setempat, sehingga kobelehjadian sebuah sistem panas bumi di Porong,
Kabupaten Sidoarjo harus betul-betul diteliti secara mendalam. Deformasi geologi
akan menyebabkan terkendalanya kebolehjadian sistem panas bumi di gunung
lumpur Lusi di Sidoarjo.

B. DATA GEOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PETROLIUM

Dari data geologi yang berhunungan dengan petrolium, saya mengambil


papper dengan judul ” SEJARAH GEOLOGI PEMBENTUKAN CEKUNGAN
BANYUMAS SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM MINYAK DAN
GAS BUMI”

Metode dan Data :

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pemetaan geologi


permukaan yang dikombinasikan dengan data-data bawah permukaan dari data
sekunder publikasi sebelumnya.

Kesimpulan :

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Cekungan Banyumas merupakan Island Arc Flexure Basin atau Vulcanic


Arc Flexure Basin dimana cekungannya terbentuk karena dibatasi oleh
pulau-pulau vulkanik di tengah laut, dengan basement berupa lempeng
samudra yang melengkung (flexure) karena proses orogenik dari
Pegunungan Selatan.
2. Berdasar analisis elemen dari sistem minyak dan gas bumi, Cekungan
Banyumas berpotensi untuk mendapatkan cadangan minyak dan atau gas
bumi yang ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai