Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 MEASURING SECTION FORMASI MALLAWA

Pada measuring section daerah penelitian stasiun satu, dengan arah N 194°

E dan slope 4° ditemui batu lanau dan kedudukan N195°E/32°. Stasiun dua

memiliki arah N186° dan slope 5° ditemui batu pasir dengan struktur pararel

laminasi dan kedudukan N196°E/56°, stasiun tiga dengan arah N186°E, slope 10°

ditemui batu lanau dengan kedudukan N214°E/72°, stasiun empat memiliki arah

N164°E, slope 22° ditemui batu lanau dengan struktur pararel laminasi dan

kedudukan batuan N203°E/44°, stasiun lima memiliki arah N176°E memiliki

slope 11° ditemui batu lanau dengan struktur geologi berupa kekar dan kedudukan

batuan N218°E/63°, stasiun enam memiliki arah N135° dan slope 11° ditemui

batugamping dengan kedudukan N224°E/9, stasiun tujuh dengan arah N137°E

dan slope 12°, ditemui batu lanau dengan kedudukan N245°E/10°.

Pada formasi Mallawa, ditemui batupasir kuarsa, dengan warna segar

berupa cokelat kekuningan, warna lapuk cokelat gelap, permeabilitas baik,

porositas buruk, kemas tertutup, dan sortasi baik. Memiliki ukuran butir very fine

sand (1/8-1/16mm). Komposisi kimia yaitu CaCO3 (karbonatan).

Ditemui batugamping dengan warna segar cokelat keputihan, warna lapuk

hitam kecoklatan, permeabilitas buruk, dan porossitas baik. Kemas tertutup,

sortasi baik. Memiliki ukuran butir 1/16mm. Komposisi kimia yaitu CaCO 3

(karbonatan)
Ditemui batulanau dengan warna segar abu-abu tua, warna lapuk abu-abu muda,

permeabilitas buruk, porositas baik, kemas terbuka dan sortasi baik. Memiliki

ukuran butir very fine sand (1/8-1/16mm) dengan komposisi kimia CaCO3.

4.1.2 Litologi Formasi Balangbaru

Pada formasi balangbaru ditemui litologi batulempung dengan warna segar

abu-abu tua, warna lapuk cokelat, permeabilitas baik, porositas buruk, kemas

tertutup, sortasi baik, ukuran butir silt (1/256-1/16) dengan komposisi kimia SiO2.

Batulanau dengan warna segar abu-abu tua, warna lapuk abu-abu muda,

permeabilitas buruk, porositas baik, kemas terbuka dan sortasi baik. Memiliki

ukuran butir very fine sand (1/8-1/16mm). Komposisi kimia CaCO3 karbonatan.

4.1.3 Struktur Sedimen Formasi Mallawa

Pada daerah penelitian dengan formasi Mallawa, ditemui struktur sedimen

berupa primer berupa cross laminasi, pararel laminasi, dan struktur trail and track.

Gambar 4.5 Struktur Trail and Track


Gambar 4.5 Struktur Pararel laminasi
4.2 Pembahasan

4.2.1 Interpretasi Lingkungan Pengendapan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa pada daerah

penelitian pertama, lingkungan pengendapannya yaitu laut dangkah, hal ini karena

ditemui litologi batu gamping, serta batulanau, batupasir dan batulempung yang

bereaksi ketika ditetesi HCL.

Lingkungan pengendapan formasi mallawa bagian atas atau bagian

pascapengendapan batubara adalah laut dangkal, sekat pantai, dengan kegaraman

tinggi (terutama laguna) dekat tetumbuhan bakau (mangrove). (Hasibuan, 1997

dalam Kusnama & S. Andi Mangga, 2007).


Gambar 4.5 Stasiun 1
Keberadaan serbuk sari dan spora tetumbuhan darat hadie di lingkungan

ini karena terbawa air atau sungai, dengan demikian, pengendapan formasi

mallawa yang diawali dengan pengendapan di darat (batupasir kuarsa) diikuti

dengan pengendapan di laut dangkal. Himpunan batuan ini memperlihatkan

lingkungan pengendapan fluviatil – paralik yang semakin ke atas menjadi

sublitoral. Formasi batuan ini dikenal dengan formasi batuan pembawa batubara

yang menunjukkan umur Eosen tengah. (Kusnama & S. Andi Mangga, 2007).

Ditemui pula aliran purba berupa Paloecurrent pada daerah penelitian

formasi Mallawa. Paleocurrent merupakan studi struktur sedimen yang terdeposisi

oleh aliran arus purba. Indikator seperti cross bedding, ripple marks dan

penjajaran grain yang menyatakan suatu arah, kecepatan dan kedalam. (Sangrey,

W.F & Gildner R.F, 1989)

Adapun pada stasiun dua ditemui formasi Balangbaru dengan interpretasi

lingkungan pengendapan yaitu laut dalam. Hubungan stratigrafi dengan formasi

yang ada di bawahnya tidak diketahui kemungkinan kontak tidak selaras dengan

batuan tertua di Sulawesi Selatan dan hubungan stratigrafi dengan di atasnya


kontak selaras dengan Formasi Mallawa, bila dianalisa litologi dan strukturnya

maka lingkungan pengendapan formasi ini berada di laut dalam.

Gambar 4.5 Litologi stasiun 2

Pada foto di atas dapat dilihat litologi penyusun pada daerah penelitian stasiun 2

bagian A yaitu batulanau dan bagian B yaitu batulempung.

Anda mungkin juga menyukai