Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS POTENSI, KLASIFIKASI DAN KUALITAS

DEPOSIT NIKEL LATERIT DENGAN MENGGUNAKAN


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PROPOSAL TESIS

Oleh :

Nama : Safitri Dwi Wulandari


No. Mahasiswa : 211090002

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2010
ANALISIS POTENSI, KLASIFIKASI DAN KUALITAS
DEPOSIT NIKEL LATERIT DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Bidang Kajian : Mineral Deposit


Nama Mahasiswa : Safitri Dwi Wulandari
NIM : 211.090.002
Program Studi : Magister Teknik Geologi
Program : Pasca Sarjana
Universitas : Pembangunan Nasional ” Veteran ” Yogyakarta
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Heru Sigit Purwanto, MT
2. Dr. Ir. Sutanto, DEA

Yogyakarta, 12 April 2010


Mengetahui,
Pembimbing II Pembimbing I

Dr. Ir. Sutanto, DEA Dr. Ir. Heru Sigit Purwanto, MT


NIP. 030.168.171 NIP . 030.217.239

Menyetujui,
Ketua Program Studi

Dr. Ir. Heru Sigit Purwanto, MT


NIP . 030.217.239
Abstrak
Analisa potensi, klasifikasi dan kualitas nikel daerah penelitian secara administrasi
berada di Desa Sangaji, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Propinsi Maluku
Utara. Daerah Penelitian merupakan salah satu daerah yang berada pada wilayah pertemuan
dari beberapa lempeng, yang menghasilkan batuan volkanik berupa batuan beku ultrabasa.
Secara regional, daerah penelitian (Peta Geologi Regional Lembar Ternate, Maluku Utara)
termasuk dalam Komplek Batuan Ultrabasa, dimana komplek batuan ini terdiri dari batuan
serpentinit, piroksenit, dan dunit. Dimana batuan beku ultrabasa tersebut diperkirakan banyak
terdapat mineral nikel.

Peta merupakan gambaran secara grafis dari kenampakan geografi maupun sifat-sifat
keruangan lainnya (Suharto, 1989). Dari peta tersebut didapatkan data alokasi dan keterangan-
keterangan lain dari daerah-daerah tertentu. Dalam kaitannya dengan sistem informasi
geografis, menurut Star dan Ester (1990), peta merupakan suatu sistem informasi yang
mengumpulkan dan analisa data untuk kemudian menjadi dasar dalam mengambil keputusan.
Selain itu, peta juga telah dikenal sebagai alat yang efektif dan efisien untuk menangani dan
mengelola data dan informasi geografik. Peta telah lama digunakan sebagai media untuk
menyimpan, menyusun gagasan, menganalisa konsep, meramal serta menyusun keputusan
yang berhubungan dengan geografi, dan mengkomunikasikan konsep keruangan dengan orang
lain (Dangermond, 1982; Vide Alamudi, 1989).

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ......................................................................................... 1
Halaman Pengesahan .............................................................................. 2
Abstrak ......................................................................................... 3
Daftar Isi ......................................................................................... 4
Daftar Gambar ......................................................................................... 5

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 6
1.1. Latar Belakang ................................................................... 6
1.2. Perumusan Masalah ........................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4. Lokasi dan Kesampaian Daerah ........................................... 8
1.5. Hasil Penelitian ................................................................... 8
1.6. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11
2.1. Geologi Regional ................................................................... 11
2.2. Geologi Daerah Maba ................................................................... 11
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 14
3.1. Tahap Pendahuluan ........................................................ 14
3.1.1. Penyusunan Proposal Penelitian ............................................ 14
3.1.2. Studi Pustaka .................................................................... 14
3.2. Tahap Pengumpulan Data dan Penelitian Lapangan .................... 16
3.2.1. Data Primer ................................................................................ 16
3.2.2. Data Sekunder ................................................................................ 16
3.3. Tahap Pengolahan Data .................................................................... 17
3.4. Rincian Isi Laporan Thesis ........................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
Lampiran ........................................................................................................ 21

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian 10
Gambar 2. Fisiografi Maluku Utara oleh Van Bemmelen,1977 12
Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian 19

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Nikel merupakan salah satu barang tambang penting di dunia. Manfaatnya yang begitu
besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran dalam
pembuatan stainless steel, baterai Nickel-metal hybride, dan berbagai jenis barang lainnya.
Keserbagunaan ini pula yang menjadikan nikel sangat berharga dan memiliki nilai jual tinggi
di pasaran dunia. Setidaknya sejak 1950 permintaan akan nikel rata-rata mengalami kenaikan
4% tiap tahun, dan diperkirakan sepuluh tahun mendatang terus mengalami peningkatan
(Dalvi et al., 2004).

Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan batuan
ultramafik yang mengandung nikel 0.2 - 0.4 % (Golightly, 1981). Jenis-jenis batuan tersebut
antara lain olivine, piroksin, dan amphibole (Rajesh, 2004). Nikel laterit umumnya ditemukan
pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi,
drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur geologi (Elias, 2001).

Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng kerak bumi yang besar (Hall & Bludell,
1996 dan Pri Utami, 1998), yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pertemuan ke
tiga lempeng ini membentuk busur gunungapi yang memanjang dari arah Barat sampai Timur.
Aktivitas gunungapi identik dengan pembentukan batuan beku yang umumnya membawa
mineral-mineral yang bernilai ekonomis.

Dengan kondisi geologi Indonesia yang sangat berpotensi untuk menghasilkan nikel dan
didukung pentingnya nilai nikel bagi negara, maka banyak upaya dilakukan untuk
mengeksplorasi bahan galian tersebut.

Daerah Halmahera merupakan salah satu daerah yang berada pada wilayah pertemuan
dari beberapa lempeng, yang menghasilkan batuan volkanik berupa batuan beku ultrabasa –
basa. Dimana batuan beku ultrabasa – basa tersebut diperkirakan banyak terdapat mineral
nikel. Sektor pertambangan terutama tambang nikel di Pulau Halmahera cukup potensial dan
menjadi perhatian investor nasional maupun asing yang bergerak dibidang pertambangan
nikel.

Kemajuan teknologi di zaman sekarang sangat pesat, banyak teknologi baru yang
diterapkan pada industria pertambangan dalam upaya meningkatkan produksi. Salah satu
kemajuan teknologi yang digunakan untuk industria pertambangan adalah teknologi
pengolahan data penelitian dilapangan, sehingga hasilnya dapat diproses lebih cepat.

Berdasarkan kemajuan teknologi untuk pengolahan data dan kebutuhan akan nikel yang
sangat besar tersebut, maka penelitian ini bisa dijadikan Proposal Thesis sebagai jawaban
atau acuan untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut akan keberadaan endapan bijih di
daerah penelitian. Selain itu, informasi ini diharapkan juga bisa menjadi informasi tambahan
yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu geologi dibidang pertambangan.

1.2. Perumusan Masalah

Eksplorasi mineral merupakan salah satu kegiatan penting untuk mendapatkan informasi
dimana lokasi mineral berada. Eksplorasi menjadi titik sentral sebagai awal kegiatan dalam
alur penambangan, dimana informasi yang terkumpul dalam kegiatan ini menentukan langkah
kerja proses selanjutnyayang akan dilakukan. Analisa data eskplorasi yang baik sangat penting
untuk menentukan kondisi sebaran potensi, klasifikasi nikel, topografi dan rekomendasi
eksplorasi lebih lanjut dari hasil analisa data pengeboran spasi 200 x 400 m.
Sesuai dengan judul yang diajukan sebagai tpik penelitian yaitu “Analisis Potensi, Klasifikasi
Dan Kualitas Deposit Nikel Laterit Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Daerah Maba
Kabupaten Halmahera Timur Propinsi Maluku Utara” dan kondisi yang disebutkan diatas, maka
masalah yang akan dibahas dalam thesis ini adalah sebagai berikut :
1. Langkah dan kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengumpulan data lapangan
2. Menjelaskan cara pengolahan data yang dilakukan, menganalisa dan penyimpanan data
eksplorasi nikel yang mempunyai prospek dan pengaruh control geologi terhadap kualitas
nikel secara cepat dan akurat.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami analisa data dari
hasil penelitian lapangan secara baik sehingga data yang dianalisa tersebut dapat memberikan
informasi yang penting untuk penentuan kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Mengolah, menganalisa dan menyimpan data eksplorasi nikel
2. Menentukan potensi sumberdaya nikel yang prospek
3. Pengaruh kontrol geologi terhadap kualitas nikel secara cepat dan akurat
Tujuan keilmuan (murni) adalah penguasaan teknologi sebagai alat bantu yang handal
bagi para ahli dalam mengelola sumberdaya data informasi aspek kebumian, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kinerja serta daya saing dari pakar.

Tujuan ekonomi (terapan) adalah kerjasama antar individu dan antar perusahaan tidak
hanya terjadi pada skala local, tetapi akan terbentuk kerjasama pada skala global, oleh karena
itu diperlukan pengolahan dan analisa data yang andal, cepat dan akurat.

1.4. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi daerah penelitian secara administrasi berada di Desa Sangaji, Kecamatan Maba,
Kabupaten Halmahera Timur, Propinsi Maluku Utara.
Kesampaian lokasi kajian dapat dicapai dari Jakarta menuju Ternate ditempuh dengan
pesawat terbang selama ± 4 jam dengan transit di Makasar atau ± 3 jam langsung dari jakarta
ke Ternate. Dari Ternate perjalanan dapat dilanjutkan melalui 2 alternatif. Alternatif pertama
melalui jalan udara dari Ternate ke Buli ditempuh ±40 menit, kemudian dari Buli dilanjutkan
melalui jalan darat dengan mobil menuju ke kecamatan Maba sekitar 4 jam dan dilanjutkan
dengan ketinting sekitar 4 jam. Alternatif kedua dari Ternate dilanjutkan dengan speedboat
selama 2 jam menuju Sofifi, kemudian dari Sofifi dilanjutkan dengan mobil ke kecamatan
Maba sekitar 6 jam dan dilanjutkan lagi dengan ketinting sekitar 4 jam.

1.5. Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang diharapkan berupa :
1. Peta Lokasi Pengeboran
2. Peta Topografi
3. Peta Geologi
4. Peta Sebaran Laterit Nikel
5. Peta Klasifikasi Nikel Daerah Maba

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis daninstitusi lain yang meliputi
pihak perusahaan pertambangan mineral dan institusi Jurusan Teknik Geologi.
Manfaat bagi penulis :
 Menambah keterampilan ilmu geologi dalam penerapan di bidang pertambangan
 Dapat mengetahui dan memahami sebaran endapan nikel laterit berdasarkan
pengamatan lapangan dan laboratorium. Menambah pengetahuan tentang metoda
pengolahan data lapangan. Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam memulai suatu
eksplorasi endapan nikel laterit.

Manfaat bagi Institusi :


 Terbinanya hubungan yang lebih baik antara Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta dengan Perusahaan Tambang Mineral. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan bahan pertimbangan serta diskusi untuk penelitian lebih lanjut guna
melaksanakan tahap eksplorasi dan eksploitasi.
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Geologi Regional

Secara Fisiografi, daerah penelitian termasuk kedalam Mandala Fisiografi Halmahera


Timur. Mandala Fisiografi Halmahera Timur sebagian besar terdiri dari pegunungan berlereng
curam dengan torehan sungai yang dalam, dan sebagian bermorfologi karst. Morfologi
pegunungan berlereng curam merupakan cerminan batuan ultrabasa, batuan sedimen tua.
Morfologi karst terdapat pada daerah batugamping yang berumur Paleosen-Eosen, Oligo-
Miosen dan Miosen-Paleosen. Batuan sedimen Miosen-Pliosen membentuk morfologi dengan
perbukitan yang relative lebih rendah dan lerengnya lebih landai daripada batuan yang lebih
tua

Geologi daerah penelitian termasuk kedalam Mandala Geologi Halmahera Timur.


Mandala Geologi Halmahera Timur terutama dibentuk oleh satuan batuan ultrabasa yang
sebarannya cukup luas. Batuan sedimen berumur Kapur (Formasi Dodaga) dan berumur
Paleosen – Eosen (Satuan Batugamping, Formasi Dorosagu, dan Satuan Konglomerat) yang
diendapkan secara tidak selaras di atas batuan ultrabasa.

Setelah rumpang pengendapan sejak Eosen Akhir hingga Oligosen Awal, kegiatan
gunungapi terjadi selama Oligosen Atas-Miosen Bawah, dan membentuk rempah-rempah
yang disatukan sebagai Formasi Bacan (Tomb). Batuan gunungapi Formasi Bacan ini
terhampar cukup luas pada Mandala Halmahera Timur. Bersamaan dengan itu terbentuk
batuan karbonat, yaitu batuan batugamping Formasi Tutuli (Tomt).
Setelah terjadi rumpang dalam pengendapan selama Miosen Bawah bagian aras,
terbentuk cekungan luas yang berkembang sejak Miosen Atas sampai Pliosen. Di dalam
cekungan tersebut diendapkan batupasir berselingan dengan napal, tuf, konglomerat yang
membentuk Formasi Weda (Tmpw), batuan konglomerat yang membentuk Satuan
Konglomerat (Tmpc), dan batuan karbonat yang membentuk Formasi Tingteng (Tmpt).
Pengangkatan terjadi pada zaman Kuarter sebagaimana ditunjukkan oleh batugamping
terumbu di pantai daerah lengan timur Halmahera.
Gambar 2. Fisiografi Maluku Utara oleh Van Bemmelen, 1977

Mandala tektonik Mandala Halmahera Timur dicirikan oleh batuan ultrabasa. Zona
perbatasan anatara mandala tektonik Halmahera Timur dan Halmahera adalah batuan
Formasi Weda yang terlipat dan tersesarkan, zona ini disebut garis median. Struktu lipatan
berupa sinklin dan antiklin berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal dengan sumbu lipatan
berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya, dan baratlaut-tenggara. Struktur sesar berupa sesar
normal dan sesar naik yang umumnya berarah utara-selatan dan baratlaut-tenggara.
Kegiatan tektonik kemungkinan dimulai pada Kapur Akhir-Awal Tersier, yang ditandai
dengan adanya batulempung berumur Kapur, dan batuan ultrabasa didalam konglomerat yang
membentuk Formasi Dorosagu (Tped). Ketidakselarasan antara batuan berumur Paleosen-
Eosen, yaitu Formasi Dorosagu (Tped) dengan batuan lebih muda yang terjadi kira-kira pada
kala Eosen Akhir sampai Oligosen Awal, mencerminkan kegiatan tektonik yang kemudian
diikuti kegiatan gunungapi yang membentuk Formasi Bacan (Tomb). Peristiwa tektonik
terakhir (Holosen) berupa pengangkatan seperti ditunjukkan oleh terumbu terangkat dan
sesar normal yang memotong batugamping terumbu (Ql).

2.2. Geologi Daerah Maba

Menurut T. Apandi dan D. Sudana (1980) bahwa daerah Maba terdapat 3 satuan batuan,
yaitu Satuan Batugamping (Tpel), Satuan Aluvium (Qa),dan Komplek Batuan Ultrabasa (Ub).

Satuan Batugamping (Tpel) terdiri dari batugamping yang berwarna putih kotor dan
kelabu, umunya pejalm setemoat berlapis baik. Mengandung fosil Discocyclina sp.,
Amphistegina sp.dan koral yang menunjukkan batuan tersebut berumur Paleosen-eosen
(Kadar, 1976 dalam T. Apandi dan D. Sudana, 1980). Batugamping ini dipisahkan dari batuan
yang lebih tua (Ub) oleh ketidakselarasan, dari batuan yang lebih muda (Tmps) oleh sesar.
Tebal satuan batuan ini kurang lebih 400 m.

Satuan Aluvium (Qa) terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil; terdapat dilembah
sungai-sungai besar. Didaerah penelitian berada disepanjang sungai Sangaji. Kompleks
Batuan Ultrabasa (Ub) terdiri dari batuan ultrabasa dan basa. Batuan ultrabasa berupa
serpentinit, piroksenit, dan dunit. Umumnya berwarna hitam, getas, kebanyakan terpecah,
terbreksikan, setempat mengandung asbes dan garnierite. Basal berwarna kelabu kehitaman,
getas, kebanyakan terbreksikan dan terpecah.
III. METODE PENELITIAN

Pembahasan mengenai metode penelitian tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai,
yaitu mengolah, menganalisa dan menyimpan data eksplorasi nikel dalam rangka untuk
menentukan potensi sumberdaya nikel yang mempunyai prospek dan pengaruh kontrol
geologi terhadap kualitas nikel secara cepat dan akurat yang dikaitkan dengan :
 Tujuan keilmuan (murni) adalah penguasaan teknologi sebagai alat bantu yang
handal bagi para ahli dalam mengelola sumberdaya data informasi aspek kebumian,
yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja serta daya saing dari pakar.
 Tujuan ekonomi (terapan) adalah kerjasama antar individu dan antar perusahaan
tidak hanya terjadi pada skala local, tetapi akan terbentuk kerjasama pada skala
global, oleh karena itu diperlukan pengolahan dan analisa data yang andal, cepat
dan akurat.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini dilakukan beberapa
tahapan pendekatan, yaitu tahapan pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan
data, tahap analisis, tahap penyelesaian dan penyajian data, serta tahap penulisan laporan.

3.1. Tahap Pendahuluan


Pada tahap ini dilakukan persiapan berupa kelengkapan administrasi, studi pustaka,
pemilihan judul dan diskusi dengan dosen pembimbing. Tahap ini dilakukan di Magister
Teknik Geologi, Program Pasca Sarjana, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

3.1.1. Penyusunan Proposal Penelitian


Tahap ini dilakukan sebelum melakukan penelitian lapangan, dan telah disetujui oleh
dosen pembimbing Magister Teknik Geologi, Program Pasca Sarjana, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

3.1.2. Studi Pustaka


Studi Pustaka dilakukan guna menunjang penelitian mengenai geologi daerah penelitian
dan Regional Halmahera Timur. Studi pustaka bertujuan untuk mempelajari hasil penelitian
yang pernah dilakukan oleh para ahli geologi terdahulu di daerah Halmahera Timur Propinsi
Maluku Utara, serta untuk mengetahui dimana terdapat suatu batuan induk dari suatu bijih
mineral serta mempelajari karakteristik suatu endapan mineral bijih di daerah yang akan
diteliti.
Kegiatan eskplorasi nikel dimulai dengan kegiatan prospeksi atau eksplorasi
pendahuluan yang meliputi kegiatan persiapan di kantor (peta-peta yang sudah ada, atau
laporan yang tersedia) sampai pada survey geologi awal yang terdiri dari peninjauan lapangan,
pemetaan geologi regional, pengambilan contoh serta memetakan mineralisasi endapan guna
mengetahui apakah kegiatan dapat dilanjutkan atau tidak.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci) yang meliputi pemetaan
geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relatif rapat sesuai dengan sifat
bahan galian termaksud. Melakukan analisa laboratorium yaitu analisis X-Ray yang kemudian
dibuat peta zona alterasi dan peta isopach.
Peta merupakan gambaran secara grafis dari kenampakan geografi maupun sifat-sifat
keruangan lainnya (Suharto, 1989). Dari peta tersebut didapatkan data alokasi dan keterangan-
keterangan lain dari daerah-daerah tertentu.
Dalam kaitannya dengan sistem informasi geografis, menurut Star dan Ester (1990), peta
merupakan suatu sistem informasi yang mengumpulkan dan analisa data untuk kemudian
menjadi dasar dalam mengambil keputusan. Selain itu, peta juga telah dikenal sebagai alat
yang efektif dan efisien untuk menangani dan mengelola data dan informasi geografik. Peta
telah lama digunakan sebagai media untuk menyimpan, menyusun gagasan, menganalisa
konsep, meramal serta menyusun keputusan yang berhubungan dengan geografi, dan
mengkomunikasikan konsep keruangan dengan orang lain (Dangermond, 1982; Vide
Alamudi, 1989)
Sistem Informasi dalam berbagai hal dapat dianggap sebagai sistem pengolahan data.
Berbagai peta dapat disimpan dan kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu. Peta-peta
tersebut dapat dianalisis dan dimanipulasikan didalam sistem dan peta baru akan disajikan
agar dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan kajian pustaka, disimpulkan bahwa :
1. Data hasil kegiatan eksplorasi endapan nikel dimulai dari eksplorasi rinci, selanjutnya
digambarkan secara grafis dalam bentuk peta.
2. SIG dapat dianggap sebagai sistem pengolah peta, yaitu dapat menyimpan,
menganalisis, dan memanipulasi di dalam sistem.
3. SIG dapat diaplikasikan dalam menunjang kegiatan eksplorasi nikel
3.2. Tahap Pengumpulan Data dan Penelitian Lapangan
Karena beragamnya, parameter dan data yang terkait pada kegiatan eksplorasi nikel
maka dalam mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan berupa mengumpulkan data,
menginterpretasi kemudian mendigitasi peta geologi, mentabulasi data pemboran dan analisis
kimia nikel. Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data primer dan data
sekunder.

3.2.1. Data Primer


Pengumpulan data primer (pengamatan langsung), pengamatan ini meliputi kegiatan :
 Observasi lapangan berupa pencatatan dan pengamatan langsung dengan
mengamati proses yang dilakukan pada setiap kegiatan yang dilakukan meliputi
kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan geologi, pengeboran. Pemetaan
geologi meliputi plotting koordinat pengeboran, pengamatan titik pengeboran,
pengamatan singkapan dan pengambilan sampel.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian :

1. Peta dasar geologi lokal


2. Peta Pemboran
3. Data analisis kimia nikel
4. Data geologi permukaan

 Dokumentasi dan sampling, kegiatan pendokumentasian secara visual berupa foto


kegiatan serta pengambilan sampel batuan pada kegiatan pengeboran.

3.2.2. Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder (Tak langsung), berupa studi literatur pada laporan yang
sudah ada maupun literatur penunjang yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi nikel, baik
dalam bentuk laporan maupun penjelajahan dari internet. Kegiatan studi literatur dilakukan
sebelum dan sesudah kegiatan lapangan, pengumpulan peta topografi, peta geologi dilakukan
sebelum kegiatan lapangan dilakukan.
Data sekunder dan peta pendukung lainnya didapat dari :
 Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar Ternate, Maluku Utara 2616 skala
1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, tahun 1980.
3.3. Tahap Pengolahan Data
Karena beragamnya, parameter dan data yang terkait pada kegiatan eksplorasi nikel
maka dalam mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam mengumpulkan data,
menginterpretasi kemudian mendigitasi peta geologi, mentabulasi data pemboran dan analisis
kimia nikel yang kemudian dikelola dan dihimpun dalam suatu layer. Setiap lapisan berisi
data sejenis baik berupa informasi tematik atau obyek polygon, garis, titik yang diikat dengan
sistem koordinat yang sama. Masing-masing obyek dalam setiap layer dapat diikat dengan
data atribut yang disimpan dan dikelola dengan menggunakan DBMS (DataBase
Management System). Hubungan antara data atribut dan atribut inilah yang membentuk
Sistem Informasi Geografis. Dengan memanfaatkan modul/ program ArcGIS dapat dilakukan
analisis untuk mengetahui kualitas dan potensi nikel.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian :

1. Peta dasar geologi lokal


2. Peta Pemboran
3. Data analisis kimia nikel
4. Data geologi permukaan
5. Kajian pustaka

3.4. Rincian Isi Laporan Thesis


BAB 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Lokasi
BAB 2 Metodologi Penelitian
2.1. Kajian Pustaka
2.2. Pendekatan
2.3. Jenis Data dan Metode Penelitian

BAB 3 Geologi Nikel Halmahera Timur


2.1. Fisografi
2.2. Geologi Regional
2.3. Tektonik
2.4. Geologi Nikel Daerah Penelitian
BAB 4 Sistem Informasi Geografis (SIG)
4.1. Konsep Dasar SIG
4.2. Sumber Data
4.3. Manajemen Data
4.3.1. Komponen Informasi Geografis
4.3.2. Model Data Keruangan
4.3.3. Analisis Data SIG
4.4. Implementasi SIG
BAB 5 Pembahasan
5.1. Data Pemboran dan Kualitas Nikel
5.2. Basis Data Analisis dan Kualitas Nikel
5.3. Kontrol Geologi dan Potensi Nikel
BAB 5 Penutup
Kesimpulan
Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
1. Bemmelem, R.W. van, 1977, The Geology of Indonesia Vol.IA; General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagos, The Hague: Martinus Nijhoff, hal. 47- 48.
2. Lili Sadeli, dkk, 2007. General Geological Survey Report in Maba Block Concession
Area, Bandung : PT. Position.
3. P. Paryono, 1994, Sistem Informasi Geografis, Yogyakarta : Andi Offset
4. T. Apandi dan D. Sudana,1980, Peta Geologi Lembar Ternate, Maluku Utara Skala 1:
250.000. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

LAMPIRAN
Waktu Penelitian
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Pustaka
Pengumpulan Data Lapangan
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Evaluasi
Laporan
Presentasi

Anda mungkin juga menyukai